Anda di halaman 1dari 14

MPK Agama - Dimensi Sosial dan Budaya Islam III

I. Keluarga Islam

Secara Etimologi
Keluarga dalam Bahasa Arab berarti Ahl atau Ahila, mencakup Kakek, Nenek, Bibi, dan,
Keponakan.

Secara Istilah
Keluarga Islam adalah keluarga yang rumah tangganya ditegakkan adab-adab Islam,
baik menyangkut individu maupun keseluruhan anggota rumah tangga.

A. Poin Penting Keluarga Islam


• Didirikan karena Allah SWT
• Berdiri atas landasan Ibadah
• Menasihati dalam kebenaran dan Kesabaran
• Menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah yang mungkar
• Teladan, Panutan, dan Dambaan Umat
• Betah karena kesejukan iman dan kekayaan rohani
• Khidmat kepada Allah dalam suka dan duka.

B. Definisi Sakinah, Mawaddah, dan Rahmah

Keluarga Islam adalah keluarga yang rumah tangganya sakinah, mawaddah, dan
warahmah (perasaan tenang, cinta dan kasih sayang.) Perasaan itu melingkupi
suasana rumah tangga setiap harinya, sehingga seluruh anggota keluarga
merasakan surga di dalamnya.

Sakinah berarti tenang atau ketenangan. Menurut Istilah Sakinah merupakan


ketentraman jiwa dan ketenangan batin menghadapi gejolak dalam rumah tangga.

Mawaddah berarti kelapangan dada atau cinta. Menurut Istilah Mawaddah artinya
adalah cinta sejati, cinta yang memenuhi unsur perhatian, tanggung jawab,
penghormatan, serta pengetahuan.

Rahmah adalah kasih saying. Menurut istilah Rahmah artinya kondisi psikologis yang
muncul di dalam hati karena ketidakberdayaan, mendorong yang bersangkutan
untuk memberdayakan.

C. Karakteristik Keluarga Islam

AWAS DIKTAT SESAT, BELAJAR REFERENSI LAIN JUGA, DAN BERDOA PADA TUHAN –
1
RAFI NATAPRADJA FAKULTAS HUKUM UI 2018
MPK Agama - Dimensi Sosial dan Budaya Islam III

Rasulullah SAW mengajarkan untuk membina rumah tangga yang harmonis,


keluarga bahagia yang dipenuhi dengan ketenangan dan cinta kasih.

Rasulullah SAW bersabda bahwa ada tiga kebahagiaan


• Memiliki Istri yang Shalihah, bila memandangnya menyenangkanmu, dan bila
engkau pergi hatimu mempercayai bahwa ia dapat menjaga dirinya dan
menjaga hartamu.
• Kendaraan yang layak
• Rumah yang luas dan banyak didatangi tamu.

D. Ketentuan Pembentukan Keluarga Islam


1. Calon Suami atau Istri sama-sama orang beriman. Al-Baqarah 2:221
Rasulullah SAW bersabda wanita dinikahi karena:
a. Kecantikan
b. Harta
c. Nasab (Keturunan)
d. Agama (Pilihlah karena agamanya, maka engkau akan beruntung)
2. Calon Suami bukan mahram (tidak ada halangan untuk menikah.)
3. Calon Suami dan Istri ridha atau setuju untuk menikah
4. Untuk poligami, memenuhi ketentuan khusus
5. Calon Istri tidak sedang dalam masa iddah* selama 4 bulan 10 hari (QS 2:234)
atau dalam piangan orang lain.
Masa di mana seorang perempuan yang telah diceraikan oleh suaminya, baik diceraikan
karena suaminya mati atau karena dicerai ketika suaminya hidup, untuk menunggu dan
menahan diri dari menikahi laki-laki lain.
6. Calon Istri Tidak terikat dengan pernikahan pria lain
7. Calon suami menyiapkan mahar atau mas kawin, apabila pada waktu akad tidak
memiliki mahar, boleh dihutang dan dibayar setelah akad sesuai kesepakatan
dengan calon istri.
8. Melakukan pencatatan nikah oleh Pegawai Pencatat Nikah
9. Prosesi akad memenuhi rukun nikah.

E. Rukun Nikah
1. Ada calon suami dan calon istri
2. Ada dua orang saksi
3. Ada wali nikah
4. Ada akad nikah, yaitu ijab dan qabul.

F. Tanggung Jawab Kehidupan Keluarga


1. Mendidik keluarga secara Islam
Mendidik keluarga dan anak-anak agar menjadi penerus yang saleh (Q.S. At-
Tahrim: 6)

AWAS DIKTAT SESAT, BELAJAR REFERENSI LAIN JUGA, DAN BERDOA PADA TUHAN –
2
RAFI NATAPRADJA FAKULTAS HUKUM UI 2018
MPK Agama - Dimensi Sosial dan Budaya Islam III

2. Berbakti kepada orangtua


Kewajiban berbakti dan berterimakasih karena orangtua telah melahirkan,
menyusui, merawat, membimbing, dan memberi nafkah. Kedudukan orang tua
terdapat dalam Q.S. Al-Luqman: 14 dan Al-Ahqaf: 15.

II. Masyarakat Islam


Menurut Muhammad Quthb, Masyarakat Islam adalah suatu masyarakat yang segala
sesuatunya bertitik tolak dari Islam dan tunduk pada sistematika Islam.

A. Perbedaan Masyarakat Islam dan Masyarakat lain.


1. Peraturan bersifat Khusus
2. Undang-undang bersifat Qur’ani
3. Anggotanya beraqidah satu, Aqidah Islamiyah
Aqidah yang mengikat masyarakat Islam, bukan ikatan ras, warna kulit, bangsa,
maupun Bahasa.
4. Berkiblat satu.

B. Karakteristik Masyarakat Islam


1. Tauhid atau mengesakan Allah yang senantiasa bertoleransi terhadap sesama.
2. Pengakuan terhadap kesatuan umat dan cita-cita
3. Terpadu dan Integratif, dimana aspek keagamaan menjadi perekat aspek
kehidupan lainnya. (non-sekular)
4. Dinamis dan Progresif.
5. Demokratis
6. Berkeadilan dan Bermoral
7. Berwawasan Ilmiah
8. Disiplin dalam beribadah maupun bermuamalah
9. Memiliki tujuan Jelas, dan merencanakan sesuatu secara rasional dan efektif.
10. Membentuk Persaudaraan yang Tangguh, Mengajak kepada kebaikan dan
mencegah kemungkaran, dan menasihati dalam kebenaran dan kesabaran.
11. Sederhana dan tidak berorientasi pada duniawi.

C. Ketentuan Pembentukan Masyarakat Islam


1. Berorientasi pada pondasi Tauhid
a. Menaati perintah Allah SWT.
b. Bersyukur terhadap rahmat dan nikmat Allah SWT.
c. Rasa dekat yang dicerminkan dalam perasaan takut pada larangannya,
sehingga menolak kejahatan dalam masyarakat.
2. Mampu menegakkan kebenaran, keadilan dan kasih sayang dan menerapkan
sanksi
3. Berlandaskan asas daan prisip dasar etika kemuliaan manusia.
4. Menghargai dan menghormati orang lain
5. Memisahkan antara yang hak dan batil.
AWAS DIKTAT SESAT, BELAJAR REFERENSI LAIN JUGA, DAN BERDOA PADA TUHAN –
3
RAFI NATAPRADJA FAKULTAS HUKUM UI 2018
MPK Agama - Dimensi Sosial dan Budaya Islam III

III. Pranata Sosial


A. Masjid
Secara etimologi
Masjid berasal dari kata sajada atau yasjudu atau sujudan yang artinya tempat sujud
dalam rangka beribadah kepada Allah.

Secara sosiologis
Masjid merupakan tempat atau bangunan yang diperuntukan bagi orang muslim
untuk mengerjakan shalat, baik secara perorangan maupun berjamaah.

Masjid dipakai untuk shalat sehari-hari dan Shalat Jumat sehingga disebut masjid
Masjid Jami’.

B. Mushalla
Secara etimologi
Mushalla berasal dari kata Shalla atau yushalli atau shlatan yang berarti tempat
shalat.

Secara sosiologis
Mushalla merupakan tempat yang dipakai shalat sehari-hari tetapi tidak dipakai
untuk shalat jumat. Mushalla dikenal juga dengan sebutan lain seperti tajug, langar,
surau, dsb.

C. Fungsi Masjid
1. Tempat melaksanakan Ibadah Mahdah seperti shalat wajib, shalat sunnah,
sujud, I’tikaf, dan shalat sunnah incidental seperti shalat Eid, dan shalat gerhana.
2. Pusat Pendidikan dan pengajaran Islam
3. Pusat Informasi Islam
4. Tempat menyelesaikan perkara dan pertikaian dalam masyarakat
5. Pusat melahirkan ide kegiatan ekonomi
6. Pusat kegiatan social dan politik

D. Perkembangan dan Penyimpangan


Dewasa ini masjid mengalami berabgai macam perubatan dari positif dan negative.
Oleh karena itu masjid dapat dikategorikan menjadi dua bagian yaitu:
1. Masjid sesuai dengan konsep ajaran Islam
Fungsi Mencontoh kepada Rasulullah SAW.
2. Masjid yang tidak sesuai dengan Ajaran yang dikhendaki Agama Islam

AWAS DIKTAT SESAT, BELAJAR REFERENSI LAIN JUGA, DAN BERDOA PADA TUHAN –
4
RAFI NATAPRADJA FAKULTAS HUKUM UI 2018
MPK Agama - Dimensi Sosial dan Budaya Islam III

IV. Lembaga Pendidikan Islam


Lembaga Pendidikan Islam adalah suatu wadah berlangsungnya proses Pendidikan
Islam. Bersifat konkrit berupa sarana dan prasarana dan bersifat abstrak dengan adanya
norma, peraturan, serta penanggung jawab Pendidikan itu sendiri.

A. Macam Lembaga Pendidikan Islam


1. Pesantren
Lembaga Pendidikan Islam tertua. Pondok Pesantren berasal dari dua kata yaitu
Funduq yang dalam Bahasa arab berarti asrama dan Pe-Santri-an atau Santri
yang dalam Bahasa Tamil berarti para penuntut ilmu. Ciri khas pondok
pesantren diantaranya:
a. Pondok
b. Masjid
c. Pengajian Kitab-Kitab Klasik (Kitab Kuning)
d. Santri
e. Kiyai atau Guru Ngaji

2. Madrasah
Lembaga Pendidikan Islam pada abad 20. Madrasah merupakan tempat belajar.
Berasal dari Bahasa arab “Darasa” yang berarti belajar. Tujuan pendirian
madrasah adalah:
a. Manifestasi dan realisasi cita-cita pembaharuan Pendidikan Islam
b. Penyempurnaan system Pendidikan pesantren
c. Kecenderungan umat islam mengikuti system Pendidikan model barat.

3. Sekolah Islam
Merupakan Lembaga Pendidikan yang dipengaruhi ajaran barat, dengan
kurikulum sama dengan sekolah umum, tetapi mendapat Pendidikan agama
yang khusus dan intensif.

B. Fungsi Lembaga Pendidikan Islam


1. Memberi pedoman bertingkah laku dan sikap pada anggota masyarakat muslim
2. Memberi pegangan kepada masyarakat dalam melakukan pengendalian social
3. Menjaga keutuhan masyarakat
4. Menjadi wadah pertukaran ilmu pengetahuan dan nilai antara pendidik dan
peserta didik
5. Mempersiapkan sumber daya muslim yang berkualitas, kaya akan pengetahuan
6. Mewujudkan komunitas Islam yang kuat

V. Lembaga Ekonomi Isam


Lembaga Ekonomi Islam adalah instrument yang digunakan untuk mengatur kegiatan
ekonomi Islam.
AWAS DIKTAT SESAT, BELAJAR REFERENSI LAIN JUGA, DAN BERDOA PADA TUHAN –
5
RAFI NATAPRADJA FAKULTAS HUKUM UI 2018
MPK Agama - Dimensi Sosial dan Budaya Islam III

A. Macam-macam Lembaga Ekonomi Islam

1. ZISWAF
a) Zakat
Zakat adalah pembayaran sejumlah harta tertentu kepada mustahik (orang atau
badan khusus yang berhak menerima zakat).

• Zakat Fitrah: pembayaran sejumlah harta berupa makanan pokok kepada


mustahik pada Hari Raya Idul Fitr. Merupakan bentuk pensucian jiwa dari
sifat buruk, wujud syukur, dan solidaritas social.
• Zakat Mal: pembayaran sejumlah harta kepada mustahik atas nikmat harta
yang dikarunikana oleh Allah yang telah mencapai nishab.

b) Infak
Infak adalah mempergunakan harta yang dikarunikana Allah menurut ketentuan
islam. Sebagian harta dipergunakan untuk kepentingan Islam.
c) Shadaqah
Shadaqah adalah Mempergunakan sebagian harta untuk membantu umat islam
yang membutuhkan seperti fakir dan miskin.
d) Wakaf
Wakaf adalah menyerahkan harta untuk diambil manfaatnya bagi kepentingan
umat islam dengan mempertahankan kelestarian harta wakaf.

2. Bank Perkreditan Rakyat Syariah


Menurut UU Perbankan No.10 Tahun 1998, BPR adalah Lembaga keuangan bank
yang melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional atau berdasarkan
prinsip Syariah.

3. Bank Syariah
Bank Syariah merupakan Lembaga keuangan yang berdasarkan hukum Islam. Bank
Syariah menggunakan prinsip bagi hasil (berbeda dengan beban bunga) dan tidak
mengenakan beban kepada mereka yang menikmati jasanya.

4. Asuransi Syariah
Asuransi Syariah adalah usaha saling melindungi dan tolong menolong antara
orang atau pihak melalui investasi dalam bentuk aset atau tabarru, memberikan
pola pengembalian risiko tertentu melalui akad yang sesuai syariat.

5. Pegadaian Syariah
Pegadaian Syariah dalam hukum islam berjalan di atas dua akad transaksi Syariah.
a. Akad Rahn: Menjadikan barang berharga jaminan hutang dengan dasar bias
diambil orang yang berhutang setelah mampu menebusnya.

AWAS DIKTAT SESAT, BELAJAR REFERENSI LAIN JUGA, DAN BERDOA PADA TUHAN –
6
RAFI NATAPRADJA FAKULTAS HUKUM UI 2018
MPK Agama - Dimensi Sosial dan Budaya Islam III

b. Akad Ijarah: Pemindahan hak guna atas barang atau jasa melalui pembayaran
upah sewa.

6. Baitul Mal wa Tamwil


BMT terdiri dari dua istilah:
a. Baitul Maal: Mengarah pada usaha pengumpulan dan penyaluran dana non-
profit, seperti zakat, infak, dan shadaqah.
b. Baitul Tamwil: Usaha pengumpulan dana dan penyaluran dana komersial.

BMT adalah Lembaga keuangan mikro yang dioperasikan dengan prinsip bagi
hasil, menumbuh kembangkan usaha mikro dalam rangka mengangkat derajat
dan membela kepentingan fakir miskin.

B. Fungsi Lembaga Perekonomian Islam


1. Memberikan pedoman kepada umat muslim bagaimana menghadapi masalah
pemenuhan kebutuhan pokok
2. MEmberikan pegangan dalam melakukan pengendalian social
3. Menjaga keutuhan masyarakat yang terkonsentrasi dalam kegiatan
perekonomian.

VI. Kehidupan Berbangsa dan Bernegara


A. Persatuan
Persatuan adalah gabungan beberapa bagian yang sudah menyatu. Al Quran
memerintahkan pesatuan dan kesatuan karena pada hakikatnya manusia adalah umat
yang satu.

“Sesungguhnya agama Tauhid ini adalah agama kamu semua, agama yang satu dan
aku adalah Tuhanmu, maka sembahlah Aku.” Q.S Al Anbiya 21:92

Allah SWT menghendaki adanya bangsa-bangsa untuk berproses saling mengenal dan
menjadi satu kesatuan.

B. Kerukunan
Keragaman suku, agama, ras dan antargolongan merupakan tanda kekuasaan Allah.
Pengelompokan tidak boleh menyebabkan fanatisme buta, superioritas, dan
diskriminasi. Oleh karena itu kerukunan dan harmoni social akan terwujud apabila
masing-masing masyarakat saling menghargai dan menghormati.

“Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi


danberlai-lainan bahasamu dan warna kulitmu Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui.” Q.S. Ar Rum
30:22

AWAS DIKTAT SESAT, BELAJAR REFERENSI LAIN JUGA, DAN BERDOA PADA TUHAN –
7
RAFI NATAPRADJA FAKULTAS HUKUM UI 2018
MPK Agama - Dimensi Sosial dan Budaya Islam III

Islam adalah agama yang damai, oleh karena itu seorang umat islam harus senantiasa
menjaga perdamaian.

C. Toleransi
Toleransi dalam Bahasa arab adalah kata tasamuh. Tasamuh berarti saling mengizinkan
dan saling memudahkan. Dengan demikian perbedaan diantara masyarakat juga diikuti
dengan sikap saling memberikan tempat dalam berpendapat.

Toleransi adalah suatu sikap menenggang rasa dengan menghargai, membiarkan atau
memperbolehkan pendirian, pandangan, dan pendapat orang lain yang berbeda
dengan pendirian diri sendiri.

1. Anjuran bertoleransi dan dalilnya:


a) Saling mengenal satu sama lain Q.S. Al Hujurat 49:13
b) Larangan mengolok-olok satu dengan lain Q.S. Al Hujurat 49:11
c) Larangan memaksa dalam menganut agama Q.S Al Baqarah 2:256
d) Kebebasan sebagai pertanggung jawaban pribadi untuk beriman atau kufur
Q.S. Al-Kahfi 18:29

2. Meneladani Toleransi Rasulullah SAW dan Sahabat


a) Rasulullah SAW melihat adanya pluralitas di kota Madinah dan berinisiatif
membangun kebersamaan dan kebangsaan berbeda melalui Piagam Madinah
yang didalamnya memuat kebebasan beragama dan Bergama dengan
berdasar penghormatan dan penghargaan terhadap satu sama lain.
b) Perjanjian antara penduduk Jerusalem. Umar bin Khattab menjamin keamanan
jiwa dan harta, dan kehidupan beragama secara keseluruhan.

Kebijakan Politik baik Rasulullah maupun Umar didasari pada firman Allah

“Tidak ada paksaan untuk memasuki agama Islam. Sesungguhnya telah jelas
jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar
kepada Thagut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah
berpegang pada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah
Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”

Q.S. Al Baqarah 2:256

3. Toleransi Vs. Kompromisme

Toleransi: Menerima apa yang dikatakan orang lain asal bias menciptakan
kedamaian dan kerukunan, atau saling memberi dan menerima demi tercapai
kebersaaan.

Kompromisme: Melahirkan corak keagamaan yang sinkretik atau perpaduan.


AWAS DIKTAT SESAT, BELAJAR REFERENSI LAIN JUGA, DAN BERDOA PADA TUHAN –
8
RAFI NATAPRADJA FAKULTAS HUKUM UI 2018
MPK Agama - Dimensi Sosial dan Budaya Islam III

Nabi Muhammad SAW pernah diminta kaum musyrik mekkah untuk bergiliran
menyembah berhala, kemudian menghadapi ajakan kaum musyrik Allah
menurunkan Surat Al Kafirun 109:1 s.d. 6.
D. Kerukunan Umat Beragama dengan Pemerintah
Pemerintah adalah orang yang diberikan amanah, kepercayaan untuk memimpin agar
tercipta kehidupan yang harmonis, aman, dan sejahtera yang dilindungi oleh Allah.

Allah SWT berfirman bahwasannya kaum Saba harus bersyukur karena Negeri mereka
adalah Negeri yang baik. Q.S. Saba 34:15

Program pemerintah tidak dapat berjalan tanpa dukungan rakyat, dan rakyat
keinginannya tidak dapat terpenuhi tanpa dukungan pemerintah. Oleh karena itu
sinergi antara pemerintah dan rakyat dibutuhkan untuk mewujudkan kehidupan yang
aman, makmur, dan senantiasa di ridhai Allah SWT.

VII. Pengembangan Budaya Islam


A. Budaya Islam
Budaya atau Kebudayaan menurut Sir Edward Taylor adalah Keseluruhan Kompleks
yang terbentuk di dalam sejarah dan diteruskan dari angkatan ke angkatan melalui
tradisi yang mencakup organisasi social ekonomi, agama, kepercayaan, kebiasaan,
hukum, seni, Teknik dan ilmu.

Islam menghargai budaya sebagai kekayaan peradaban yang dapat menciptakan


kemajuan dan mendorong manusia untuk berlomba-lomba menjadi yang terbaik
selama tidak bertentangan dengan Al-Quran dan Sunnah.

B. Ruang Lingkup Budaya Islam


Agama Islam yang dibawa Rasulullah SAW berkembang di Jazirah Arab. Kemudian
Bahasa, cara berpakaian, makanan, cara makan dan minum, dan tata cara
kehidupan di Jazirah Arab berkembang ke berbagai belahan dunia seiring
menyebarnya ajaran yang dibawa Rasulullah SAW.

Meneladani cara Rasulullah SAW memakai jubah, memakai surban, dan memelihara
janggut diperbolehkan selama berkaitan dengan agama. Rasulullah SAW bersabda
“Anda lebih tahu tentang dunia Anda.” Islam menghendaki kemudahan dan tidak
mau membelenggu umat yang memiliki sifat berkembang.

C. Ayat Al Quran tentang Budaya Islam


1. Al Quran mengandung keindahan sastra. Dalam Surah Al-Zumar ayat 28 Allah
SWT berfirman Al Quran dalam Bahasa Arab yang tidak ada kebengkokan di
dalamnya supaya mereka bertakwa. Q.S 39:28

AWAS DIKTAT SESAT, BELAJAR REFERENSI LAIN JUGA, DAN BERDOA PADA TUHAN –
9
RAFI NATAPRADJA FAKULTAS HUKUM UI 2018
MPK Agama - Dimensi Sosial dan Budaya Islam III

2. Amal Salih. Berbudaya, berkreasi, mencipta yang bermanfaat bagi diri sendiri
dan orang lain.
3. Kasab atau perbuatan budaya yang dapat berupa baik dan berupa buruk. Q.S.
Al Rum 30:41
4. Musta’mir atau beramal dan berbuat hal yang dapat memakmurkan bumi. Q.S.
Hud 11:61

D. Meneladani Budaya dan Kebiasaan Rasulullah SAW


1. Allah menyenangi pekerja yang melakukan pekerjaan dengan baik. H.R. TIrmidzi
2. Memberi salam kepada kepada yang lebih tua, yang berjalan kepada yang
duduk, dan yang sedikit kepada yang banyak. H.R. Muttafaq alaih
3. Berbuat segala sesuatu dengan tangan kanan. H.R. Al Hasan bin Saifan
4. Tolong menolong antara satu sama lain

E. Tujuan pengembangan Budaya Islam


1. Mewujudkan SIstem Pergaulan yang baik dalam masyarakat
2. Menghapus dan membebaskan umat dari prilaku syirik
3. Melenyapkan budaya yang dilarang dan bertentangan dengan agama Islam

F. Ketentuan dalam Pengembangan Budaya Islam


1. Menerima hasil karya manusia yang sejalan dengan ajaran Islam dengan penuh
kehati-hatian
2. Memerintahkan perbuatan ma’ruf (kebaikan yang dikenal banyak orang) dan
mencegah yang mungkar (dikenal berlawanan dengan kebaikan)
3. Memelihara hasil seni budaya masyarakat yang bermanfaat
4. Sejalan dengan fitrah kesucian jiwa manusia.

G. Kegunaan Budaya Islam


Kebudayaan Islam berguna karena merupakan identitas umat. Islam secara luas dan
lengkap mengatur bagaimana pemeluknya berhubungan dengan Tuhannya
(hablun minallah) dan tampil berwibawa di dunia dalam pergaulan umat manusia
(hablun minannas).

Seorang muslim hendaknya menjadi orang yang berbudaya mulia, terpuji, toleransi,
ramah, dan pelopor kebaikan.

Berperilaku yang tidak sejalan dengan ajaran Islam ibarat memiliki sepatu yang
bagus tetapi tidak dipakai untuk melangkah.

VIII. Pengembangan Seni Islam


Menurut Seyyed Hossein Nasr, Seni Islam merupakan hasil dari perwujudan keesaan
pada bidang keanekaragaman yang merefleksikan kandungan prinsip keesaan ilahi,

AWAS DIKTAT SESAT, BELAJAR REFERENSI LAIN JUGA, DAN BERDOA PADA TUHAN –
10
RAFI NATAPRADJA FAKULTAS HUKUM UI 2018
MPK Agama - Dimensi Sosial dan Budaya Islam III

kebergantungan kepada yang Esa, kesementaraan dunia, dan kualitas positif dari
kosmos atau mahluk sebagaimana difirmankan Allah SWT di dalam Surat 3:191.

A. Perspektif Al-Quran tentang Seni


Menurut Penilaian Hukum Islam kesenianhukumnya mubah, jaizah, boleh. Karya
seni harus bercirikan ikhlas karena Allah sebagai titik tolak, mardhatillah (menggapai
ridha allah) sebagai titik tuju, dan amal saleh sebagai jalan hidup.

Norma dalam berkesenian menurut Islam


1. DIlarang melukis lukisan yang bersifat pornografi serta melukis hal yang
bernyawa
2. Dilarang menciptakan hikayat yang menceritakan dewa-dewa, kebiasaan
pengarang mengkritik tuhan
3. Dilarang menyanyikan lagu-lagu berisi kata-kata tidak sopan
4. Dilarang memainkan music yang merangsang kepada gerakan seksual
5. Dilarang berpelukan antara laki-laki dan perempuan atas nama tarian
6. Dilarang menampilkan drama dan film yang melukiskan kekerasan, kebencian,
dan kekejaman
7. DIlarang memakai pakaian yang memamerkan aurat.

B. Kriteria Pengembangan Seni Islam


1. Mengandung pesan kebijakan dan ajaran kebaikan
2. Menjaga dan menghormati nilai-nilai Susila Islam
3. Terjaga aurat dan menghindari erotisme
4. Menghindari semua syair, teknik, metode, sarana, dan instrumen yang
diharamkan syariat terutama yang meniru gaya khas ritual agama lain.
5. Menjauhi kata-kata, gerakan, gambaran yang tidak mendidik
6. Menjaga disiplin dan prinsip hijab
7. Menghindari perilaku kebancian
8. Menghindarifitnah dan praktik kemaksiatan
9. Dilakukan sebatas keperluan dan menghindari berlebihan sehingga melalaikan
kewajiban Allah.

Seni Islam harus memiliki Risalah Dakwah melalui sajian seninya, yaitu melalui tiga
pesan.

1. Ketauhidan dengan mengungkap kekuasaan Allah dalam segalanya, ekspresi


dan penghayatan terhadap keindahan alam, dan ketergantungan pada Allah.
2. Kemanusiaan dan penyelamatan HAM serta memelihara lingkungan
3. Akhlak dan kepribadian Islam

AWAS DIKTAT SESAT, BELAJAR REFERENSI LAIN JUGA, DAN BERDOA PADA TUHAN –
11
RAFI NATAPRADJA FAKULTAS HUKUM UI 2018
MPK Agama - Dimensi Sosial dan Budaya Islam III

C. Perkembangan Bentuk Seni


1. Pada masa awal seni berbentuk Puisi atau Syair seperti karya Hasan bin Tsabit
dan Masjid seperti Masjid Al-Nabawi, Masjid Al-Umawi, dan Masjid QUbbat al-
Sakhra.
2. Pada masa Kebangkitan Seni Islam Abad Pertengahan berbentuk Seni Sastra
seperti Al Masnawi karya Jalaluddin Rumi, Seni Kaligrafi, dan Seni Arsitektur
seperti Masjid Sulaiman, Salim, dan Muhammad Al-Fatih.

IX. Pengembangan IPTEK dalam Islam

IPTEK adalah gabungan kata dari Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.

Ilmu adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut
metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu di
bidang pengetahuan itu. Ilmu dari segi Bahasa berarti kejelasan.

Pengetahuan akan menjadi suatu ilmu setelah disusun dan dirumuskan secara
sistematis.

Teknologi adalah kemampuan Teknik yang utuh dan menyeluruh, bertopang pada
pengetahuan ilmu-ilmu alam yang bersandar pada proses teknis tertentu.

Sains dan hasilnya harus selalu mengingatkan manusia terhadap kehadiran dan
kemahakuasaan Allah SWT dan harus memberi manfaat bagi kemanusiaan. Teknologi
dan hasil-hasilnya harus mengingatkan bahwa manusia adalah khalifah yang kepada
nya tunduk segala yang berada di alam raya ini.

A. Ayat Al Quran tentang IPTEK


1. Teknologi Transportasi
“Dan dia telah menciptakan kuda, bighal,dan keledai, agar kamu
menungganginya dan menjadikannya perhiasan. Dan Allah menciptakan apa
yang kamu tidak mengetahuinya.” Q.S An-Nahl 16:8

2. Teknologi Informasi
“Dan dia mengajar manusia dengan perantara kalam. Dia mengajar manusia
apa yang tidak diketahuinya.” Q.S. Al-Alaq 96: 4 s.d. 5

3. Teknologi Antariksa
“Hai jama’ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru
langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali
dengan kekuatan.” Q.S. Ar-Rahman 55:33

AWAS DIKTAT SESAT, BELAJAR REFERENSI LAIN JUGA, DAN BERDOA PADA TUHAN –
12
RAFI NATAPRADJA FAKULTAS HUKUM UI 2018
MPK Agama - Dimensi Sosial dan Budaya Islam III

B. Sunnah Rasulullah tentang IPTEK


1. Dalam Hadits Muslim No.1631 dikatakan bahwa Ilmu yang bermanfaat
merupakan salah satu dari tiga amalan keturunan adam yang tidak terputus.
2. Orang yang menuntut ilmu berarti menuntut rahmat, orang yang menuntut
ilmu menjalankan rukun islam dan diberikan pahala yang sama dengan pahala
para nabi.
3. Rasulullah SAW menghargai orang yang berilmu. (H.R. Abu Dawud)
4. Matinya satu kabilah lebih ringan daripada matinya seorang alim. (H.R.
Thabrani)
5. Seorang alim lebih tinggi dari ahli ibadah yang sewaktu-waktu bias tersesat
karena kurangnya ilmu. (H.R. Tirmidzi)
6. Menuntut ilmu wajib bagi muslimin dan muslimin, dan tuntutlah ilmu dari lahir
hingga sampai liang lahat.
7. Barangsiapa merintis jalan mencari ilmu maka Allah akan memudahkan baginya
jalan menuju surga. (H.R. Muslim)

C. Konsep Pengembangan IPTEK


1. Niat Karena Allah
2. Mengintegrasikan pengetahuan yang disediakan oleh Allah dalam bentuk ayat-
ayat kauniah (pengetahuan yang terhampar di alam kehidupan) dan ayat-ayat
tanziliah (wahyu allah diturunkan kepada Rasulullah SAW)
3. Berorientasi pada kemaslahatan umat manusia
4. Menjaga keseimbangan alam
5. Menyadari bahwa iptek adalah hasil kerja manusia tidak menghasilkan
kebenaran mutlak.
6. Berorientasi pada keridhaan Allah.

D. Tujuan Pengembangan IPTEK


1. Menyadari kebesaran Allah SWT
2. Memperoleh segala sesuatu yang dimungkinkan di dunia dan menggunakan
demi mencukupi kebutuhan hidup.
3. Menyelidiki dan menggunakan segala sesuatu yang terkandung di dunia
4. Menjelajahi jarak-jarak yang jauh dan sulit di tempuh

AWAS DIKTAT SESAT, BELAJAR REFERENSI LAIN JUGA, DAN BERDOA PADA TUHAN –
13
RAFI NATAPRADJA FAKULTAS HUKUM UI 2018
MPK Agama - Dimensi Sosial dan Budaya Islam III

E. Kegunaan IPTEK
Dalam memanfaatkan IPTEK motivasi dan tujuan akhirnya adalah karena Allah
semata. Dalam sejarah IPTEK terdapat cendekiawan muslim yang berkontribusi
dalam berbagai bidang diantaranya:

1. Naskah keterangan mengenai Mesiu dan Mikroskop oleh Ali Al Hasan ibn
Haitam
2. 92 Buku Ilmiah dan Al-Asrar (Rahasia-rahasia) oleh Abu Bakr Muhammad bin
Zakaria Ar-Razi
3. Metode Pembedahan oleh dr. Abul Qasim Az-Zahrawi
4. Ilmu Tumbuh-Tumbuhan oleh Abu Mihammad Dhiyauddin Al Baithar
5. Penemuan dan Penggunaan Senjata Api oleh Amir Ya’qub
6. Penggunaan Meriam oleh Sultan Abu Yusuf
7. Kitab Kedokteran Qanun fi Thib oleh Ibnu Sina
8. Literatur Kimia Al-Kimya, Al-Rahmah oleh Jabir Ibn Hayan
9. Konsep Al Jabr dan Algoritma oleh Al Khawarizimi
10. Teori Pembuluh Darah Kapiler oleh Ibnu Al Nafis
11. Bapak pendiri Ilmu Historiografi, Sosiologi, Ekonomi, dan Demografi dan Buku
“Muqaddimah” oleh Ibnu Khaldun

X. Sumber

Drs.Mujilan, M.Ag. 2018. Buku Ajar Matakuliah Pengembang Kepribadian Agama Islam
(Membangun Pribadi Muslim Moderat). Jakarta: Midada Rahma Press.

Wikipedia, Muqaddimah, https://en.wikipedia.org/wiki/Muqaddimah

Wikipedia, Category: Sunni Muslim Scholars,


https://en.wikipedia.org/wiki/Category:Sunni_Muslim_scholars

AWAS DIKTAT SESAT, BELAJAR REFERENSI LAIN JUGA, DAN BERDOA PADA TUHAN –
14
RAFI NATAPRADJA FAKULTAS HUKUM UI 2018

Anda mungkin juga menyukai