Anda di halaman 1dari 21

Fungsi Homogen dan Harga Ekstrim Fungsi Dua Variabel

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah :


Kalkulus Peubah Banyak
Dosen Pengampu :
Ali Shodikin, S.Pd., M.Pd

Disusun oleh kelompok 5 :


Lia Violita Zera (18031005)
Nazilatun Ni’mah (18031010)

PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS ISLAM DARUL ULUM LAMONGAN

TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT. Yang maha pengasih lagi maha
penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur kehadirat illahi robbi yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehinga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Fungsi Homogen dan Harga Ekstrim Fungsi Dua Variabel“ tepat
pada waktunya. Penulisan makalah ini dimaksud untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah. Dalam penyusunan makalah, kami sudah menyusun dengan
maksimal dan kami memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak. Karena itu
kami mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada:
1. Kedua orang tua yang selalu mendo’akan
2. Bapak Ali Shodikin, S.Pd., M.Pd
3. Pihak- pihak yang membantu hingga makalah ini selesai.
Dari sanalah semua kesuksesan ini berasal. Semoga semua ini bisa
memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntut pada langkah yang baik lagi.
Meskipun kami berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan
kesalahan, dan selalu ada yang kurang. Kami menyadari bahwa makalah ini jauh
dari sempurna. Hal ini semata-mata karena keterbatasan kemampuan kami
sendiri. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang positif
dan membangun dari semua pihak agar makalah ini menjadi lebih baik dan
berdaya guna di masa yang akan datang.

Lamongan, 26 Februari 2020


Penyusun

Kelompok V

ii
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang..............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Fungsi Homogen..........................................................................................2
2.2 Harga Ekstrim Fungsi Dua Variabel............................................................4
BAB II PENUTUP
3.1 Kesimpulan...................................................................................................17
3.2 Saran............................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................18

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang
Persamaan diferensial adalah persamaan fungsi matematika untuk fungsi satu
variabel atau lebih, yang menghubungkan nilai fungsi itu sendiri dan
turunannya dalam berbagai orde. Persamaan diferensial memegang peranan
penting dalam rekayasa, fisika, ilmu ekonomi, dan berbagai macam disiplin
ilmu. Persamaan diferensial muncul dalam berbagai bidang sains dan
teknologi, bilamana hubungan deterministik yang melibatkan besaran yang
berubah secara kontinu dimodelkan oleh fungsi matematika dan laju
perubahannya dinyatakan sebagai turunan diketahui atau dipostulatkan. Ini
terlihat misalnya pada mekanika klasik dimana gerakan sebuah benda
diberikan oleh posisi dan kecepatannya terhadap waktu. Hokum newton
memungkinkan kita mengetahui hubungan posisi, kecepatan, percepatan dan
berbagai gaya yang bertindak terhadap benda tersebut dan menyatakannya
sebagai persamaan diferensial posisi sebagai fungsi waktu. Dalam banyak
kasus persamaan diferensial ini dapat dipecahkan sebagai eksplisit dan
menghasilkan hukum gerak.
Contoh pemodelan dunia nyata menggunakan persamaan diferensial adalah
penentuan kecepatan bola yang jatuh bebas diudara, hanya dengan
memperhitungkan gravitasi dan tahanan udara. Percepatan bola tersebut
kearah tanah adalah percepatan karena gravitasi dikurangi dengan
perlambatan karena gerakan udara. Mencari kecepatan sebagai fungsi waktu
mensyaratkan sebuah persamaan diferensial.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu fungsi homogen?
2. Bagaimana nilai ekstrim fungsi dua variabel?

1.3 Tujuan Penulisan


1 Untuk mengetahui definisi fungsi homogen?
2 Untuk mengetahui nilai ekstrim fungsi dua variabel?

1
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Fungsi Homogen
A. Definisi Fungsi Homogen
Fungsi F ( x , y ) disebut fungsi homogen bila terdapat n ∈ R sehingga
berlaku F ( kx , ky )=k n ( x , y ), dengan n disebut orde dari fungsi
homogen F ( x , y ) . Ciri umum persamaan diferensial homogen adalah
tiap suku derajatnya sama.
Contoh :
1. F ( x , y ) =x+ √ x 2 + y 2

F ( tx , ty ) =tx + √ t 2 x 2+t 2 y2
¿ tx+t √ x 2 + y 2
¿ t ( x + √ x 2+ y 2)
¿ t ∙ F ( x , y ) → homogen derajat satu
2. F ( x , y ) =3 x2 + 4 xy−7 y 2
F ( tx , ty ) =3 t 2 x2 + 4 t 2 xy−7 t 2 y 2
F ( tx , ty ) =t 2 ( 3 x 2+ 4 xy−7 y 2 )
¿ t 2 F ( x , y ) → homogeny derajat dua
B. Bentuk Persamaan Fungsi Homogen
M ( x , y ) dx+ N ( x , y ) dy=0
Atau
−M ( x , y ) 0
f ( x , y )= =t f ( x , y )
N (x, y)
Disebut persamaan diferensial homogen orde satu, jika M dan N adalah
fungsi homogen yang berderajat sama, atau f fungsi homogeny berderajat
nol.
C. Metode Penyelesaian Fungsi Homogen
y x
Gunakan substitusi Z= atau Z= dengan substitusi ini, persamaan
x y
diferensialnya akan menjadi suatu persamaan diferensial peubah terpisah.
Dari y 1=f ( x , y ), dengan fungsi f homogeny derajat nol.

2
1 y
Dengan mengambil t= , x ≠ 0 , dan z= , diperoleh :
x x

( xy )=f ( 1 , z )
f ( x , y )=f 1 , dan dengan penerapan aturan rantai pada

dy dy dz dy
y=zx , = + akan diperoleh :
dx dz dx dx
dy dz
=x + z
dx dx
Selanjutnya substitusikan ke persamaan diferensialnya akan diperoleh

dz dz dx dz dx
x =f ( 1 , z )−z atau = jadi ∫ =∫
dx f ( 1 , z )−z x f ( 1 , z ) −z x

Contoh soal:
Hitunglah ( x + y ) dx+ x d y=0 !
Penyelesaian:
M ( x , y )=x + y
M (tx ,ty )=tx+ty
¿t (x+ y)
¿ t ∙ M ( x , y ) →homogen derajat 1
N ( x )=x
N ( tx )=tx
¿ t ∙ N ( x ) → homogen derajat 1 → PD. Homogen
y
z= → y=xz
x
dy =x dz + z dx
( x + xz ) dx + x ( z dx + x dz ) =0
( 1+ z ) x dx+ xz dx + x 2 dz=0
[ ( 1+ z ) x + ( xz ) ] dx+ x 2 dz=0
x [ 1+ z + z ] dx + x 2 dz =0
x dx dz 1
+ =∫ 0→ ln x + ln ( 1+ 2 z )=ln c
x 2
1+2 z 2
2 ln x+ ln (1+ 2 z )=2 ln c
ln x 2+ ln ( 1+ 2 z )=ln c 2

3
ln x 2 ( 1+2 z )=ln c
x 2 ( 1+2 z )=c
y x
(
x 2 1+2∙
x)=c → x 2 +2 xy=c (Bisa juga pemisalan z= )
y

2.2 Harga Ekstrim Fungsi Dua Variabel


a. Nilai ekstrim
Bagian ini dimulai dengan pengertian nilai ekstrim suatu fungsi yang
mencakup nilai ekstrim maksimum dan nilai ekstrim minimum.
Definisi 3.
Diberikan fungsi 𝑓: 𝐼 → ℝ, 𝐼 ⊆ ℝ, dan 𝑀 = 𝑓(𝑐) untuk suatu 𝑐 ∈ 𝐼.
(a) merupakan nilai maksimum (mutlak) 𝑓 apabila 𝑀 ≥ 𝑓(𝑥) ∀𝑥 ∈ 𝐼.
(b) merupakan nilai minimum (mutlak) 𝑓 apabila 𝑀 ≤ 𝑓(𝑥) ∀𝑥 ∈ 𝐼..
(c) Nilai maksimum dan minimum suatu fungsi disebut nilai ekstrim
(mutlak) fungsi tersebut.

Contoh 13.
Dipunyai fungsi 𝑓: ℝ → ℝ, 𝑓(𝑥) = (𝑥 − 1)2.
Sketsa grafik dapat dilihat pada gambar berikut.

𝑌
𝑓

𝑋
O (1,0)

Gambar 3. Grafik 𝑓(𝑥) = (𝑥 − 1)2.


Intuisi: 𝑓(1) = 0 merupakan nilai minimum 𝑓(𝑥).
Bukti:
Ambil sembarang 𝑥 ∈ ℝ. Jelas (𝑥 − 1)2 ≥ 0 ⇔ 𝑓(𝑥) ≥ 𝑓(1).
Jadi 𝑓(1) ≤ 𝑓(𝑥) ∀𝑥 ∈ ℝ. Jadi 𝑓(1) = 0 merupakan nilai minimum f.

Contoh 14.

4
Dipunyai fungsi 𝑓: ℝ → ℝ, 𝑓(𝑥) = −(𝑥 − 2)2 + 1.
Sketsa grafik dapat dilihat pada gambar berikut.
𝑌
(2,1)
(1,0) (3,0)
𝑋
O

(0, −3)
𝑓

Gambar 4. Grafik 𝑓(𝑥) = −(𝑥 − 2)2 + 1.


Intuisi: 𝑓(2) = 1 merupakan nilai maksimum .
Bukti:
Ambil sembarang 𝑥 ∈ ℝ.
Jelas (𝑥 − 2)2 ≥ 0 ⇔ −(𝑥 − 2)2 + 1 ≤ 1 ⇔ 𝑓(𝑥) ≤ 𝑓(2).
Jadi 𝑓(2) ≥ 𝑓(𝑥) ∀𝑥 ∈ ℝ.
Jadi 𝑓(2) = 1 merupakan nilai maksimum f.

Sekarang perhatikan fungsi .


Sketsa grafik dapat dilihat pada gambar berikut.
Y

1
X
O 1 2

f
2
Gambar 5 . Grafik 𝑓 dengan 𝑓(𝑥) = { 𝑥 , 𝑥 ≤ 1 .
2 − 𝑥, 𝑥 > 1

Pada Gambar 5 terlihat bahwa terdapat suatu selang sehingga 𝑓(0) = 0


merupakan nilai minimum akan tetapi masih ada nilai 𝑓(𝑥) yang kurang
dari 0. Demikian juga terdapat suatu selang sehingga nilai 𝑓(1) = 1
merupakan nilai maksimum akan tetapi masih ada nilai 𝑓(𝑥) yang lebih
dari 1. Nilai 𝑓(0) = 0 disebut nilai minimum relatif dan nilai 𝑓(1) = 1
disebut nilai maksimum relatif . Berdasarkan kenyataan ini dapat

5
didefinisikan konsep tentang nilai ekstrim relatif suatu fungsi sebagai
berikut.

Definisi 4.
Dipunyai fungsi : 𝐼 → ℝ, 𝐼 ⊆ ℝ .
(a) Jika terdapat suatu selang buka 𝐷 ⊂ 𝐼 yang memuat sehingga
berlaku 𝑓(𝑐) ≥ 𝑓(𝑥) ∀𝑥 ∈ 𝐷, maka 𝑓(𝑐) disebut nilai maksimum
relatif .
(b) Jika terdapat suatu selang buka 𝐷 ⊂ 𝐼 yang memuat sehingga
berlaku 𝑓(𝑐) ≤ 𝑓(𝑥) ∀𝑥 ∈ 𝐷, maka 𝑓(𝑐) disebut nilai minimum
relatif .

Contoh 15.
Dari fungsi pada Gambar 5, tunjukkan bahwa
(a) 𝑓(0) = 0 merupakan nilai minimum relatif dan (b)
𝑓(1) = 1 merupakan nilai maksimum relatif .
Bukti:

Dipunyai .

(a) Pilih . Bangun .

Ambil sembarang 𝑥 ∈ 𝐷. Jelas .

Kasus :

Jelas .

Kasus :

Jelas .
Jadi terdapat selang buka ⊂ ℝ sehingga (0) ≤ 𝑓(𝑥) ∀𝑥 ∈ 𝐷.
Jadi 𝑓(0) = 0 merupakan nilai minimum relatif .

(b) Pilih . Bangun .

Ambil sembarang 𝑥 ∈ 𝐷. Jelas .

6
Kasus :

Jelas .

Kasus :

Jelas .
Jadi terdapat selang buka ⊂ ℝ sehingga 𝑓(1) ≥ 𝑓(𝑥) ∀𝑥 ∈ 𝐷.
Jadi 𝑓(1) = 1 merupakan nilai maksimum relatif .
Catatan:
Nilai ekstrim mutlak suatu fungsi juga merupakan nilai ekstrim relatif.

Berikut ini disajikan suatu bilangan yang penting untuk menentukan nilai
ekstrim relatif. Bilangan tersebut disebut bilangan kritis yang merupakan
calon kuat nilai ekstrim.
Definisi 5.
Dipunyai fungsi 𝑓: 𝐼 → ℝ, 𝐼 ⊆ ℝ, dan 𝑐 ∈ 𝐼.
Jika 𝑓′(𝑐) = 0 atau 𝑓′(𝑐) tidak ada maka disebut bilangan kritis .

Contoh 16.
Dipunyai 𝑓: ℝ → ℝ, 𝑓(𝑥) = 𝑥2 − 4𝑥 + 8. Periksa apakah mempunyai nilai
ekstrim.
Penyelesaian:

.
Jelas 𝑥 = 2 merupakan bilangan kritis dan Jelas 𝑓(2) = Ambil
sembarang 𝑥 ∈ ℝ.
Jelas (2) − 𝑓(𝑥) = 4 − 𝑥2 + 4𝑥 − 8 = −(𝑥 − 2)2 ≤ 0.
Jadi 𝑓(2) ≤ 𝑓(𝑥) ∀𝑥 ∈ ℝ.
Jadi (2) = 4 suatu nilai minimum mutlak .
Contoh 17.
Dipunyai 𝑓: ℝ → ℝ, 𝑓(𝑥) = |𝑥|. Periksa apakah mempunyai nilai ekstrim.
Penyelesaian:

7
Jelas 𝑓′(𝑥) ≠ 0∀𝑥 ∈ ℝ. Jelas 𝑓

(0) tidak ada.
Jelas 𝑓(𝑥) = |𝑥| ≥ 0 = |0| = 𝑓(0)∀𝑥 ∈ ℝ.
Jadi 𝑓(0) = 0 merupakan nilai minimum mutlak .

Berikut ini disajikan suatu teorema eksistensi nilai ekstrim suatu fungsi.
Teorema 12.
Jika fungsi kontinu pada selang tutup [𝑎, 𝑏] maka fungsi memiliki
nilai minimum dan maksimum mutlak.

Dari Definisi 5 dan Teorema 12 dapat dirumuskan Teorema terkait dengan


bilangan kritis sebagai berikut.
Teorema 13.
Jika terdefinisi pada suatu selang yang memuat titik . Jika 𝑓(𝑐)
adalah suatu nilai ekstrim maka haruslah merupakan bilangan kritis
fungsi dan memenuhi salah satu dari berikut ini.
(a) merupakan titik ujung ,
(b) merupakan titik stationer (𝑓′(𝑐) = 0),
(c) merupakan titik singular (𝑓′(𝑐) tidak ada).

Teorema Rolle merupakan teorema tentang eksistensi suatu titik di domain


suatu fungsi yang turunan fungsi di titik itu sama dengan nol.
Berikut disajikan Teorema Rolle.
Teorema 14. (Teorema Rolle)
Dipunyai fungsi 𝑓: [𝑎, 𝑏] → ℝ.
Jika (1) kontinu pada [𝑎, 𝑏],
(2) mempunyai turunan pada (𝑎, 𝑏),
dan
(3) 𝑓(𝑎) = 𝑓(𝑏) maka terdapat titik 𝑐 ∈
(𝑎, 𝑏) sehingga 𝑓′(𝑐) = 0.

8
Berikut ini disajikan teorema yang lebih umum dari Teorema Rolle yang
disebut dengan teorema nilai rata-rata (TNR).
Teorema 15. (Teorema Nilai Rata-rata)
Dipunyai fungsi 𝑓: [𝑎, 𝑏] → ℝ.
Jika kontinu pada [𝑎, 𝑏] dan mempunyai turunan pada (𝑎, 𝑏)
maka

terdapat titik 𝑐 ∈ (𝑎, 𝑏) sehingga .


(a) Nilai merupakan talibusur 𝐴𝐵 dengan 𝐴(𝑎, 𝑓(𝑎)) dan
𝐵(𝑏, 𝑓(𝑏))
(b) Jika memenuhi kondisi teorema ini maka terdapat suatu garis
singgung yang memiliki gradien sama dengan gradien talibusur 𝐴𝐵.

Interpretasi geometri tersebut dapat dilihat pada gambar berikut ini.


𝑌
𝑠
𝐵
𝑓(𝑏)
f

𝑓(𝑎) A
𝑋
O 𝑎 𝑏
Gambar 6 . Interpretasi teorema nilai rata -rata

b. Kemonotonan grafik fungsi


Pada bagian ini akan disajikan konsep tentang naik atau turunnya fungsi
kaitannya dengan turunan fungsi itu dan uji turunan pertama untuk eksrim
relatif suatu fungsi. Berikut diberikan definisi naik turunnya grafik fungsi.
Definisi 6.
Dipunyai fungsi 𝑓: 𝐼 → ℝ, 𝐼 ⊆ ℝ.
(a) Grafik fungsi dikatakan naik pada apabila
∀𝑥1, 𝑥2 ∈ 𝐼, 𝑥1 < 𝑥2 ⇒ 𝑓(𝑥1) < 𝑓(𝑥2). (b)
Grafik fungsi dikatakan turun pada apabila
∀𝑥1, 𝑥2 ∈ 𝐼, 𝑥1 < 𝑥2 ⇒ 𝑓(𝑥1) > 𝑓(𝑥2).

9
Kaitan antara naik-turunnya fungsi dengan turunan fungsi diberikan pada
Teorema berikut.
Teorema 16.
Dipunyai 𝑓: 𝐼 → ℝ, 𝐼 ⊆ ℝ, dan 𝑓′(𝑥) ada untuk setiap 𝑥 ∈ 𝐼 kecuali
mungkin di titik-titik ujungnya.
(i) Jika 𝑓′(𝑥) > 0 untuk setiap 𝑥 ∈ 𝐼 yang bukan di titik ujung maka
grafik naik pada .
(ii) Jika 𝑓′(𝑥) < 0 untuk setiap 𝑥 ∈ 𝐼 yang bukan di titik ujung maka
grafik turun pada .

Berikut ini disajikan langkah-langkah untuk menentukan selang terbesar di


mana grafik naik atau turun: (1) tentukan bilangan kritis untuk ,
(2) tentukan selang-selang dalam domain f berdasarkan bilanganbilangan
kritis dan nilai-nilai sehingga 𝑓 tak terdefinisi, dan
(3) manfaatkan Teorema 16.
Contoh 18.

Dipunyai fungsi 𝑓: ℝ − {1} → ℝ dengan . Tentukan di mana


grafik naik dan turun.
Penyelesaian:

Jelas tak terdefinisi di .

Jelas ′(1) tidak ada dan .


Karena tak terdefinisi di 𝑥 = 1, maka bilangan kritis hanya 0 dan 2.
Bangun selang-selang (−∞, 0), (0,1), (1,2), dan (2, +∞).
Kasus 𝑥 ∈ (−∞, 0):
Jelas 𝑥 < 0, (𝑥 − 2) < 0, dan (𝑥 − 2)2 > 0.

Jadi .
Jadi grafik naik pada (−∞, 0).
Kasus 𝑥 ∈ (0, 1):
Jelas 0 < 𝑥 < 1 ⇔ −2 < 𝑥 − 2 < −1 dan (𝑥 − 1)2 > 0.
Jadi 𝑓′(𝑥) < 0.

10
Jadi grafik 𝑓 turun pada (0, 1).
Kasus 𝑥 ∈ (1, 2):
Jelas 1 < 𝑥 < 2 ⇔ −1 < 𝑥 − 2 < 0 dan (𝑥 − 1)2 > 0.
Jadi 𝑓′(𝑥) < 0.
Jadi grafik 𝑓 turun pada (1, 2).
Kasus 𝑥 ∈ (2, +∞):
Jelas 𝑥 > 2. Jadi (𝑥 − 2) > 0 dan (𝑥 − 1)2 > 0.
Jadi 𝑓′(𝑥) > 0.
Jadi grafik 𝑓 naik pada (2, +∞).
Berikut ini disajikan suatu teorema untuk menguji nilai ekstrim relatif suatu
fungsi yang dikenal dengan Uji Turunan Pertama.
Teorema 17. (Uji Turunan Pertama)
Dipunyai fungsi 𝑓: 𝐼 → ℝ, 𝐼 ⊆ ℝ, dan 𝑐 ∈ 𝐼 suatu bilangan kritis untuk
𝑓. Jika 𝑓′(𝑥) ada pada selang (𝑐 − ℎ, 𝑐 + ℎ) untuk suatu ℎ > 0 kecuali
mungkin di titik sendiri maka 𝑓(𝑐) ekstrim relatif jika dan hanya jika
tanda 𝑓′(𝑥) berganti tanda di 𝑥 = 𝑐. Secara khusus dinyatakan sebagai
berikut:
(1) Jika 𝑓′(𝑥) > 0 untuk 𝑥 < 𝑐 dan 𝑓′(𝑥) < 0 untuk 𝑥 > 𝑐 maka 𝑓(𝑐)
suatu maksimum relatif.
(2) Jika 𝑓′(𝑥) < 0 untuk 𝑥 < 𝑐 dan 𝑓′(𝑥) > 0 untuk 𝑥 > 𝑐 maka 𝑓(𝑐)
suatu minimum relatif.
(3) Jika 𝑓′(𝑥) tidak berganti tanda di 𝑥 = 𝑐 maka 𝑓(𝑐) bukan suatu
maksimum ataupun minimum relatif.

11
c. Kecekungan grafik fungsi
Setelah mempelajari naik turunnya grafik fungsi, selanjutnya akan
disajikan materi terkait kecekungan grafik fungsi. Gambar-gambar berikut
memberikan beberapa gambaran kecekungan pada beberapa nilai ekstrim.

B f

A C
𝐵
Gambar 8. Fungsi mempunyai maksimum di dan minimum di A dan
C. Akan tetapi cekung ke atas di kiri A dan di kanan C.
Y

X
g

A C

Gambar 9. Fungsi g mempunyai maksimum di B dan minimum di A dan C.


Akan tetapi cekung ke atas di antara A dan B dan di antara B dan C.
Definisi kecekungan grafik fungsi diberikan berikut ini.
Definisi 7.
Dipunyai fungsi 𝑓: 𝐼 → ℝ, 𝐼 ⊆ ℝ, kontinu pada , dan 𝑓′(𝑥) ada pada
kecuali mungkin di titik-titik ujungnya.
(a) Grafik fungsi dikatakan cekung ke atas pada apabila 𝑓′
merupakan fungsi naik pada .
(b) Grafik fungsi dikatakan cekung ke bawah pada apabila 𝑓′
merupakan fungsi turun pada .

Berikut ini disajikan teorema yang mengaitkan kecekungan grafik suatu


fungsi dengan nilai turunan kedua fungsi tersebut.

12
Teorema 18.
Dipunyai fungsi 𝑓: 𝐼 → ℝ, 𝐼 ⊆ ℝ, kontinu pada , dan 𝑓′(𝑥) ada pada
kecuali mungkin di titik-titik ujungnya.
(a) Grafik cekung ke atas pada apabila 𝑓′′(𝑥) > 0 untuk setiap 𝑥 ∈
yang bukan titik ujung .
(b) Grafik cekung ke bawah pada apabila 𝑓′′(𝑥) < 0 untuk setiap 𝑥
∈ 𝐼 yang bukan titik ujung .

Apabila fungsi mempunyai turunan dan 𝑓′ kontinu, Teorema 17


mengisyaratkan langkah-langkah untuk menentukan selang di mana grafik
fungsi cekung ke atas atau ke bawah. Langkah-langkah tersebut yaitu:

(1) Tentukan bilangan sehingga 𝑓′′(𝑐) = 0 atau 𝑓′′(𝑐) tidak ada.


(2) Bangun selang berdasarkan temuan titik pada butir (1).
(3) Periksa tanda 𝑓′′(𝑥) pada selang-selang itu.
Seperti dalam mencari selang-selang di mana naik atau turun, juga
diperhatikan bilangan dengan 𝑓′(𝑐) = 0 atau 𝑓′(𝑐) tidak ada. Titiktitik
pada grafik yang memisahkan kurva dengan kecekungan berbeda disebut
titik infleksi. Berikut teorema yang mengaitkan turunan kedua suatu
fungsi dengan nilai ekstrim relatif fungsi tersebut.
Teorema 19. (Uji Turunan Kedua)
Dipunyai fungsi 𝑓: 𝐼 → ℝ, 𝐼 ⊆ ℝ, dan 𝑎 ∈ 𝐼. Jika 𝑓′(𝑥) dan 𝑓′′(𝑥) ada
pada maka:
a. 𝑓′′(𝑎) < 0 ⇒ 𝑓(𝑎) suatu maksimum relatif ,
b. 𝑓′′(𝑎) > 0 ⇒ 𝑓(𝑎) suatu minimum relatif , dan
c. 𝑓′′(𝑎) = 0 ⇒ tidak ada kesimpulan

Contoh 20.
Dipunyai fungsi 𝑓: ℝ → ℝ yang diberikan oleh 𝑓(𝑥) = 4𝑥2 − 4𝑥4. Pada

Contoh 13 telah ditunjukkan bahwa merupakan


maksimum relatif , dan 𝑓(0) = 0 merupakan suatu minimum relatif .
Pada contoh kali ini akan digunakan uji turunan kedua.

13
Jelas , berakibat
merupakan maksimum relatif .
Jelas 𝑓′′(0) > 0 berakibat 𝑓(0) = 0 merupakan minimum relatif .

d. Masalah maksimum minimum


Berdasarkan teori-teori yang telah dipelajari sebelumnya, diberikan
langkah-langkah dalam menyelesaikan masalah-masalah yang berkaitan
dengan turunan terutama masalah maksimum dan minimum.
Langkahlangkah ini dapat dikembangkan sesuai dengan karakteristik
permasalah yang hendak diselesaikan. Adapun langkah-langkah yang
dimaksud adalah sebagai berikut:
Langkah 1. Buatlah gambaran umum dari persoalan dan identifikasi
variabel-variabel penting beserta satuan/besarannya.
Langkah 2. Tuliskan rumus dari fungsi tujuannya apakah
meminimumkan atau memaksimumkan.
Langkah 3. Gunakan kondisi dalam masalah untuk mengeliminasi variabel
sehingga fungsi tujuan menjadi fungsi dengan satu variabel.
Langkah 4. Tentukan bilangan kritis (titik ujung selang, titik stationer, titik
singular).
Langkah 5. Substitusikan bilangan kritis ke fungsi tujuan atau gunakan uji
turunan pertama atau uji turunan kedua untuk menentukan
maksimum dan minimum dari fungsi tujuan tersebut.
Contoh 21.
Temukan suatu persegi panjang yang ukuran luas daerahnya 64𝑐𝑚2 dan
ukuran kelilingnya minimum.
Penyelesaian:
Tulis : ukuran panjang persegipanjang (𝑐𝑚),

14
: ukuran lebar persegipanjang (𝑐𝑚), : ukuran luas
daerah persegipanjang (𝑐𝑚2), dan : ukuran keliling
persegipanjang (𝑐𝑚).
Karena dan menyatakan ukuran panjang dan lebar maka 𝑥 ≥ 0 dan 𝑦 ≥
0.

Dari soal diperoleh .

Jelas . Jelas 𝑥 ≠ 0.

Jelas .
Jadi titik kritis adalah 𝑥 = 8.
Uji turunan pertama di 𝑥 = 8:
𝑥 (8) − 8 (8) +

𝑓 ′ (𝑥) − 0 +
𝑓(𝑥) Min. Rel.

Jadi Persegipanjang yang ukuran luasnya 64𝑐𝑚2 dan ukuran kelilingnya


minimum merupakan persegi dengan ukuran 8𝑐𝑚.

Contoh 22.
Tentukan bilangan bulat yang akar kuadrat utamanya melebihi secara
maksimum delapan kali bilangan tersebut.
Penyelesaian:
Cara 1:
Tulis : bilangan tersebut dan 𝑝 = 𝑥2 dengan 𝑥 ≥ 0.

Tulis .
Jelas 𝐷𝑓 = [0, +∞).

Jelas .

Jelas .

15
Uji Turunan Pertama pada :
− +
𝑥 1 1 1
16 16 16
𝑓′(𝑥) + 0 −
𝑓(𝑥) Max 𝑓(𝑥)
2
Jelas .

Jadi bilangan yang dimaksud adalah .


Cara 2:
Tulis : bilangan tersebut dan 𝑥 ≥ 0.
Tulis .
Jelas 𝐷𝑓 = [0, +∞).

Jelas .

Jelas

.
Uji Turunan Pertama pada :
− +
𝑥 1 1 1
256 256 256
𝑓′(𝑥) + 0 −
𝑓(𝑥) Max 𝑓(𝑥)
1
Jadi bilangan yang dimaksud adalah .
256

16
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari uraian pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa turunan
memiliki banyak penerapan. Diantaranya untuk menentukan nilai
maksimum dan nilai minimum suatu fungsi, menentukan nilai maksimum
dan nilai minimum local, menentukan kemonotoran dan kecekungan
grafik fungsi, menentukan nilai limit tak hingga.

3.2 Saran
Demikianlah makalah tentang fungsi homogen dan nilai ekstrim fungsi
dua variabel ini kami buat, ini tentunya sangat jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, penulis besar harapan apabila dalam penulisan makalah
ini terdapat kekurangan atau kesalahan-kesalahan, dan kami juga sangat
mengharapkan saran maupun kritikan yang sifatnya membangun demi
kebaikan dan kesempurnaan makalah yang kami buat ini di masa
mendatang.

17
DAFTAR PUSTAKA

 https://id.scribd.com/document/367242612/Pengertian-Dan-Contoh-Soal-PD-
Homogen
 https://id.scribd.com/document/403418876/04-APLIKASI-TURUNAN

18

Anda mungkin juga menyukai