TAHUN 2020
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT. Yang maha pengasih lagi maha
penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur kehadirat illahi robbi yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehinga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Fungsi Homogen dan Harga Ekstrim Fungsi Dua Variabel“ tepat
pada waktunya. Penulisan makalah ini dimaksud untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah. Dalam penyusunan makalah, kami sudah menyusun dengan
maksimal dan kami memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak. Karena itu
kami mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada:
1. Kedua orang tua yang selalu mendo’akan
2. Bapak Ali Shodikin, S.Pd., M.Pd
3. Pihak- pihak yang membantu hingga makalah ini selesai.
Dari sanalah semua kesuksesan ini berasal. Semoga semua ini bisa
memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntut pada langkah yang baik lagi.
Meskipun kami berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan
kesalahan, dan selalu ada yang kurang. Kami menyadari bahwa makalah ini jauh
dari sempurna. Hal ini semata-mata karena keterbatasan kemampuan kami
sendiri. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang positif
dan membangun dari semua pihak agar makalah ini menjadi lebih baik dan
berdaya guna di masa yang akan datang.
Kelompok V
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang..............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Fungsi Homogen..........................................................................................2
2.2 Harga Ekstrim Fungsi Dua Variabel............................................................4
BAB II PENUTUP
3.1 Kesimpulan...................................................................................................17
3.2 Saran............................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................18
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Persamaan diferensial adalah persamaan fungsi matematika untuk fungsi satu
variabel atau lebih, yang menghubungkan nilai fungsi itu sendiri dan
turunannya dalam berbagai orde. Persamaan diferensial memegang peranan
penting dalam rekayasa, fisika, ilmu ekonomi, dan berbagai macam disiplin
ilmu. Persamaan diferensial muncul dalam berbagai bidang sains dan
teknologi, bilamana hubungan deterministik yang melibatkan besaran yang
berubah secara kontinu dimodelkan oleh fungsi matematika dan laju
perubahannya dinyatakan sebagai turunan diketahui atau dipostulatkan. Ini
terlihat misalnya pada mekanika klasik dimana gerakan sebuah benda
diberikan oleh posisi dan kecepatannya terhadap waktu. Hokum newton
memungkinkan kita mengetahui hubungan posisi, kecepatan, percepatan dan
berbagai gaya yang bertindak terhadap benda tersebut dan menyatakannya
sebagai persamaan diferensial posisi sebagai fungsi waktu. Dalam banyak
kasus persamaan diferensial ini dapat dipecahkan sebagai eksplisit dan
menghasilkan hukum gerak.
Contoh pemodelan dunia nyata menggunakan persamaan diferensial adalah
penentuan kecepatan bola yang jatuh bebas diudara, hanya dengan
memperhitungkan gravitasi dan tahanan udara. Percepatan bola tersebut
kearah tanah adalah percepatan karena gravitasi dikurangi dengan
perlambatan karena gerakan udara. Mencari kecepatan sebagai fungsi waktu
mensyaratkan sebuah persamaan diferensial.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Fungsi Homogen
A. Definisi Fungsi Homogen
Fungsi F ( x , y ) disebut fungsi homogen bila terdapat n ∈ R sehingga
berlaku F ( kx , ky )=k n ( x , y ), dengan n disebut orde dari fungsi
homogen F ( x , y ) . Ciri umum persamaan diferensial homogen adalah
tiap suku derajatnya sama.
Contoh :
1. F ( x , y ) =x+ √ x 2 + y 2
F ( tx , ty ) =tx + √ t 2 x 2+t 2 y2
¿ tx+t √ x 2 + y 2
¿ t ( x + √ x 2+ y 2)
¿ t ∙ F ( x , y ) → homogen derajat satu
2. F ( x , y ) =3 x2 + 4 xy−7 y 2
F ( tx , ty ) =3 t 2 x2 + 4 t 2 xy−7 t 2 y 2
F ( tx , ty ) =t 2 ( 3 x 2+ 4 xy−7 y 2 )
¿ t 2 F ( x , y ) → homogeny derajat dua
B. Bentuk Persamaan Fungsi Homogen
M ( x , y ) dx+ N ( x , y ) dy=0
Atau
−M ( x , y ) 0
f ( x , y )= =t f ( x , y )
N (x, y)
Disebut persamaan diferensial homogen orde satu, jika M dan N adalah
fungsi homogen yang berderajat sama, atau f fungsi homogeny berderajat
nol.
C. Metode Penyelesaian Fungsi Homogen
y x
Gunakan substitusi Z= atau Z= dengan substitusi ini, persamaan
x y
diferensialnya akan menjadi suatu persamaan diferensial peubah terpisah.
Dari y 1=f ( x , y ), dengan fungsi f homogeny derajat nol.
2
1 y
Dengan mengambil t= , x ≠ 0 , dan z= , diperoleh :
x x
( xy )=f ( 1 , z )
f ( x , y )=f 1 , dan dengan penerapan aturan rantai pada
dy dy dz dy
y=zx , = + akan diperoleh :
dx dz dx dx
dy dz
=x + z
dx dx
Selanjutnya substitusikan ke persamaan diferensialnya akan diperoleh
dz dz dx dz dx
x =f ( 1 , z )−z atau = jadi ∫ =∫
dx f ( 1 , z )−z x f ( 1 , z ) −z x
Contoh soal:
Hitunglah ( x + y ) dx+ x d y=0 !
Penyelesaian:
M ( x , y )=x + y
M (tx ,ty )=tx+ty
¿t (x+ y)
¿ t ∙ M ( x , y ) →homogen derajat 1
N ( x )=x
N ( tx )=tx
¿ t ∙ N ( x ) → homogen derajat 1 → PD. Homogen
y
z= → y=xz
x
dy =x dz + z dx
( x + xz ) dx + x ( z dx + x dz ) =0
( 1+ z ) x dx+ xz dx + x 2 dz=0
[ ( 1+ z ) x + ( xz ) ] dx+ x 2 dz=0
x [ 1+ z + z ] dx + x 2 dz =0
x dx dz 1
+ =∫ 0→ ln x + ln ( 1+ 2 z )=ln c
x 2
1+2 z 2
2 ln x+ ln (1+ 2 z )=2 ln c
ln x 2+ ln ( 1+ 2 z )=ln c 2
3
ln x 2 ( 1+2 z )=ln c
x 2 ( 1+2 z )=c
y x
(
x 2 1+2∙
x)=c → x 2 +2 xy=c (Bisa juga pemisalan z= )
y
Contoh 13.
Dipunyai fungsi 𝑓: ℝ → ℝ, 𝑓(𝑥) = (𝑥 − 1)2.
Sketsa grafik dapat dilihat pada gambar berikut.
𝑌
𝑓
𝑋
O (1,0)
Contoh 14.
4
Dipunyai fungsi 𝑓: ℝ → ℝ, 𝑓(𝑥) = −(𝑥 − 2)2 + 1.
Sketsa grafik dapat dilihat pada gambar berikut.
𝑌
(2,1)
(1,0) (3,0)
𝑋
O
(0, −3)
𝑓
1
X
O 1 2
f
2
Gambar 5 . Grafik 𝑓 dengan 𝑓(𝑥) = { 𝑥 , 𝑥 ≤ 1 .
2 − 𝑥, 𝑥 > 1
5
didefinisikan konsep tentang nilai ekstrim relatif suatu fungsi sebagai
berikut.
Definisi 4.
Dipunyai fungsi : 𝐼 → ℝ, 𝐼 ⊆ ℝ .
(a) Jika terdapat suatu selang buka 𝐷 ⊂ 𝐼 yang memuat sehingga
berlaku 𝑓(𝑐) ≥ 𝑓(𝑥) ∀𝑥 ∈ 𝐷, maka 𝑓(𝑐) disebut nilai maksimum
relatif .
(b) Jika terdapat suatu selang buka 𝐷 ⊂ 𝐼 yang memuat sehingga
berlaku 𝑓(𝑐) ≤ 𝑓(𝑥) ∀𝑥 ∈ 𝐷, maka 𝑓(𝑐) disebut nilai minimum
relatif .
Contoh 15.
Dari fungsi pada Gambar 5, tunjukkan bahwa
(a) 𝑓(0) = 0 merupakan nilai minimum relatif dan (b)
𝑓(1) = 1 merupakan nilai maksimum relatif .
Bukti:
Dipunyai .
Kasus :
Jelas .
Kasus :
Jelas .
Jadi terdapat selang buka ⊂ ℝ sehingga (0) ≤ 𝑓(𝑥) ∀𝑥 ∈ 𝐷.
Jadi 𝑓(0) = 0 merupakan nilai minimum relatif .
6
Kasus :
Jelas .
Kasus :
Jelas .
Jadi terdapat selang buka ⊂ ℝ sehingga 𝑓(1) ≥ 𝑓(𝑥) ∀𝑥 ∈ 𝐷.
Jadi 𝑓(1) = 1 merupakan nilai maksimum relatif .
Catatan:
Nilai ekstrim mutlak suatu fungsi juga merupakan nilai ekstrim relatif.
Berikut ini disajikan suatu bilangan yang penting untuk menentukan nilai
ekstrim relatif. Bilangan tersebut disebut bilangan kritis yang merupakan
calon kuat nilai ekstrim.
Definisi 5.
Dipunyai fungsi 𝑓: 𝐼 → ℝ, 𝐼 ⊆ ℝ, dan 𝑐 ∈ 𝐼.
Jika 𝑓′(𝑐) = 0 atau 𝑓′(𝑐) tidak ada maka disebut bilangan kritis .
Contoh 16.
Dipunyai 𝑓: ℝ → ℝ, 𝑓(𝑥) = 𝑥2 − 4𝑥 + 8. Periksa apakah mempunyai nilai
ekstrim.
Penyelesaian:
.
Jelas 𝑥 = 2 merupakan bilangan kritis dan Jelas 𝑓(2) = Ambil
sembarang 𝑥 ∈ ℝ.
Jelas (2) − 𝑓(𝑥) = 4 − 𝑥2 + 4𝑥 − 8 = −(𝑥 − 2)2 ≤ 0.
Jadi 𝑓(2) ≤ 𝑓(𝑥) ∀𝑥 ∈ ℝ.
Jadi (2) = 4 suatu nilai minimum mutlak .
Contoh 17.
Dipunyai 𝑓: ℝ → ℝ, 𝑓(𝑥) = |𝑥|. Periksa apakah mempunyai nilai ekstrim.
Penyelesaian:
7
Jelas 𝑓′(𝑥) ≠ 0∀𝑥 ∈ ℝ. Jelas 𝑓
′
(0) tidak ada.
Jelas 𝑓(𝑥) = |𝑥| ≥ 0 = |0| = 𝑓(0)∀𝑥 ∈ ℝ.
Jadi 𝑓(0) = 0 merupakan nilai minimum mutlak .
Berikut ini disajikan suatu teorema eksistensi nilai ekstrim suatu fungsi.
Teorema 12.
Jika fungsi kontinu pada selang tutup [𝑎, 𝑏] maka fungsi memiliki
nilai minimum dan maksimum mutlak.
8
Berikut ini disajikan teorema yang lebih umum dari Teorema Rolle yang
disebut dengan teorema nilai rata-rata (TNR).
Teorema 15. (Teorema Nilai Rata-rata)
Dipunyai fungsi 𝑓: [𝑎, 𝑏] → ℝ.
Jika kontinu pada [𝑎, 𝑏] dan mempunyai turunan pada (𝑎, 𝑏)
maka
𝑓(𝑎) A
𝑋
O 𝑎 𝑏
Gambar 6 . Interpretasi teorema nilai rata -rata
9
Kaitan antara naik-turunnya fungsi dengan turunan fungsi diberikan pada
Teorema berikut.
Teorema 16.
Dipunyai 𝑓: 𝐼 → ℝ, 𝐼 ⊆ ℝ, dan 𝑓′(𝑥) ada untuk setiap 𝑥 ∈ 𝐼 kecuali
mungkin di titik-titik ujungnya.
(i) Jika 𝑓′(𝑥) > 0 untuk setiap 𝑥 ∈ 𝐼 yang bukan di titik ujung maka
grafik naik pada .
(ii) Jika 𝑓′(𝑥) < 0 untuk setiap 𝑥 ∈ 𝐼 yang bukan di titik ujung maka
grafik turun pada .
Jadi .
Jadi grafik naik pada (−∞, 0).
Kasus 𝑥 ∈ (0, 1):
Jelas 0 < 𝑥 < 1 ⇔ −2 < 𝑥 − 2 < −1 dan (𝑥 − 1)2 > 0.
Jadi 𝑓′(𝑥) < 0.
10
Jadi grafik 𝑓 turun pada (0, 1).
Kasus 𝑥 ∈ (1, 2):
Jelas 1 < 𝑥 < 2 ⇔ −1 < 𝑥 − 2 < 0 dan (𝑥 − 1)2 > 0.
Jadi 𝑓′(𝑥) < 0.
Jadi grafik 𝑓 turun pada (1, 2).
Kasus 𝑥 ∈ (2, +∞):
Jelas 𝑥 > 2. Jadi (𝑥 − 2) > 0 dan (𝑥 − 1)2 > 0.
Jadi 𝑓′(𝑥) > 0.
Jadi grafik 𝑓 naik pada (2, +∞).
Berikut ini disajikan suatu teorema untuk menguji nilai ekstrim relatif suatu
fungsi yang dikenal dengan Uji Turunan Pertama.
Teorema 17. (Uji Turunan Pertama)
Dipunyai fungsi 𝑓: 𝐼 → ℝ, 𝐼 ⊆ ℝ, dan 𝑐 ∈ 𝐼 suatu bilangan kritis untuk
𝑓. Jika 𝑓′(𝑥) ada pada selang (𝑐 − ℎ, 𝑐 + ℎ) untuk suatu ℎ > 0 kecuali
mungkin di titik sendiri maka 𝑓(𝑐) ekstrim relatif jika dan hanya jika
tanda 𝑓′(𝑥) berganti tanda di 𝑥 = 𝑐. Secara khusus dinyatakan sebagai
berikut:
(1) Jika 𝑓′(𝑥) > 0 untuk 𝑥 < 𝑐 dan 𝑓′(𝑥) < 0 untuk 𝑥 > 𝑐 maka 𝑓(𝑐)
suatu maksimum relatif.
(2) Jika 𝑓′(𝑥) < 0 untuk 𝑥 < 𝑐 dan 𝑓′(𝑥) > 0 untuk 𝑥 > 𝑐 maka 𝑓(𝑐)
suatu minimum relatif.
(3) Jika 𝑓′(𝑥) tidak berganti tanda di 𝑥 = 𝑐 maka 𝑓(𝑐) bukan suatu
maksimum ataupun minimum relatif.
11
c. Kecekungan grafik fungsi
Setelah mempelajari naik turunnya grafik fungsi, selanjutnya akan
disajikan materi terkait kecekungan grafik fungsi. Gambar-gambar berikut
memberikan beberapa gambaran kecekungan pada beberapa nilai ekstrim.
B f
A C
𝐵
Gambar 8. Fungsi mempunyai maksimum di dan minimum di A dan
C. Akan tetapi cekung ke atas di kiri A dan di kanan C.
Y
X
g
A C
12
Teorema 18.
Dipunyai fungsi 𝑓: 𝐼 → ℝ, 𝐼 ⊆ ℝ, kontinu pada , dan 𝑓′(𝑥) ada pada
kecuali mungkin di titik-titik ujungnya.
(a) Grafik cekung ke atas pada apabila 𝑓′′(𝑥) > 0 untuk setiap 𝑥 ∈
yang bukan titik ujung .
(b) Grafik cekung ke bawah pada apabila 𝑓′′(𝑥) < 0 untuk setiap 𝑥
∈ 𝐼 yang bukan titik ujung .
Contoh 20.
Dipunyai fungsi 𝑓: ℝ → ℝ yang diberikan oleh 𝑓(𝑥) = 4𝑥2 − 4𝑥4. Pada
13
Jelas , berakibat
merupakan maksimum relatif .
Jelas 𝑓′′(0) > 0 berakibat 𝑓(0) = 0 merupakan minimum relatif .
14
: ukuran lebar persegipanjang (𝑐𝑚), : ukuran luas
daerah persegipanjang (𝑐𝑚2), dan : ukuran keliling
persegipanjang (𝑐𝑚).
Karena dan menyatakan ukuran panjang dan lebar maka 𝑥 ≥ 0 dan 𝑦 ≥
0.
Jelas . Jelas 𝑥 ≠ 0.
Jelas .
Jadi titik kritis adalah 𝑥 = 8.
Uji turunan pertama di 𝑥 = 8:
𝑥 (8) − 8 (8) +
𝑓 ′ (𝑥) − 0 +
𝑓(𝑥) Min. Rel.
Contoh 22.
Tentukan bilangan bulat yang akar kuadrat utamanya melebihi secara
maksimum delapan kali bilangan tersebut.
Penyelesaian:
Cara 1:
Tulis : bilangan tersebut dan 𝑝 = 𝑥2 dengan 𝑥 ≥ 0.
Tulis .
Jelas 𝐷𝑓 = [0, +∞).
Jelas .
Jelas .
15
Uji Turunan Pertama pada :
− +
𝑥 1 1 1
16 16 16
𝑓′(𝑥) + 0 −
𝑓(𝑥) Max 𝑓(𝑥)
2
Jelas .
Jelas .
Jelas
.
Uji Turunan Pertama pada :
− +
𝑥 1 1 1
256 256 256
𝑓′(𝑥) + 0 −
𝑓(𝑥) Max 𝑓(𝑥)
1
Jadi bilangan yang dimaksud adalah .
256
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari uraian pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa turunan
memiliki banyak penerapan. Diantaranya untuk menentukan nilai
maksimum dan nilai minimum suatu fungsi, menentukan nilai maksimum
dan nilai minimum local, menentukan kemonotoran dan kecekungan
grafik fungsi, menentukan nilai limit tak hingga.
3.2 Saran
Demikianlah makalah tentang fungsi homogen dan nilai ekstrim fungsi
dua variabel ini kami buat, ini tentunya sangat jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, penulis besar harapan apabila dalam penulisan makalah
ini terdapat kekurangan atau kesalahan-kesalahan, dan kami juga sangat
mengharapkan saran maupun kritikan yang sifatnya membangun demi
kebaikan dan kesempurnaan makalah yang kami buat ini di masa
mendatang.
17
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/document/367242612/Pengertian-Dan-Contoh-Soal-PD-
Homogen
https://id.scribd.com/document/403418876/04-APLIKASI-TURUNAN
18