BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Siapa yang tidak kenal dengan Pancasila dan Soekarno sebagai
penggalinya ? Pada tanggal 1 Juni 1945 untuk pertama kalinya Bung Karno
mengucapkan pidatonya didepan sidang rapat Badan Penyelidik Usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI ).
Pancasila merupakan pandangan hidup, dasar Negara, dan pemersatu
bangsa Indonesia yang majemuk. Mengapa begitu besar pengaruh Pancasila
terhadap bangsa dan Negara Indonesia ? Kondisi ini dapat terjadi karena
perjalanan sejarah dan kompleksitas keberadaan bangsa Indonesia seperti
keragaman suku, agama, bahasa daerah, pulau, adat istiadat, kebiasaan budaya
serta warna kulit jauh berbeda satu sama lain tetapi mutlak harus dipersatukan.
Pancasila adalah bagian dari sejarah inti Negara Indonesia. Sehingga
tidak heran bagi sebagian rakyat Indonesia, Pancasila dianggap sebagai
sesuatu yang sakral yang harus kita hafalkan dan mematuhi apa yang diatur
dalamnya. Ada pula sebagian pihak yang sudah hampir tidak memperhatikan
lagi semua aturan – aturan yang dimiliki oleh Pancasila. Namun, di lain pihak
muncul orang – orang yang tidak sepihak atau menolak akan adanya Pancasila
sebagai dasar Negara Indonesia.
Sebagai dasar Negara Indonesia, tentu Pancasila ada yang
merumuskannya. Pancasila memang merupakan karunia terbesar dari Tuhan
YME dan ternyata merupakan light-star bagi segenap bangsa Indonesia di
masa – masa selanjutnya, baik sebagai pedoman dalam memperjuangkan
kemerdekaan, juga sebagai alat pemersatu dalam hidup kerukunan berbangsa.
Sejarah Indonesia telah mencatat bahwa diantara tokoh perumus
Pancasila itu ialah, Mr. Mohammad Yamin, Prof. Mr. Soepomo, dan Ir.
Soekarno. Dapat dikemukakan mengapa Pancasila itu sakti dan selalu dapat
bertahan dari gumcangan kisruh politik di negera ini, yaitu pertama ialah
karena secara intrinsik dalam pancasila itu mengandung toleransi, dan siapa
yang menantang Pancasila berarti dia menentang toleransi. Kedua, Pancasila
merupakan wadah yang cukup fleksibel, yang dapat mencakup paham –
2
paham positif yang dianut oleh bangsa Indonesia, dan paham lain yang positif
tersebut mempunyai keleluasaan yang cukup untuk memperkembangkan diri.
Yang ketiga, karena sila – sila dari Pancasila itu terdiri dari nilai – nilai dan
norma- norma yang positif sesuai dengan pandangan hidup bangsa Indonesia.1
1.2 Rumusan Masalah
1. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
2. Proses Kemerdekaan Indonesia.
3. Pentingnya Proklamasi Kemerdekaan.
4. Pancasila Sebagai Konstitusi Tertinggi.
5. Hubungan Proklamasi dan Pancasila dalam Batang Tubuh UUD 1945.
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah umum Pancasila.
2. Untuk menambah pengetahuan tentang Makna Proklamasi dan Pancasila
dalam Batang Tubuh UUD 1945.
3. Untuk mengetahui tahapan proklamasi kemerdekaan Indonesia.
4. Untuk mengamalkan nilai – nilai proklamasi dan pancasila.
5. Untuk mengingatkan kita agar tidak pernah melupakan sejarah.
1
Lukman Surya Saputra, Pendidikan Kewarnegaraan, (Jakarta: Dindin Supratman, 2009), hlm. 2
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
2.1.1 Pengertian Proklamasi
Proklamasi ialah suatu pengumuman kepada seluruh rakyat akan
adanya kemerdekaan. Pengumuman akan adanya kemerdekaan tersebut
sebenarnya tidak hanya ditujukan kepada rakyat dari Negara yang
bersangkutan namun juga kepada rakyat yang ada di seluruh dunia dan
kepada semua bangsa yang ada di muka bumi ini.
Dengan Proklamasi Kemerdekaan, telah lahir sebuah Negara baru
yang memiliki kedudukan yang sama dengan Negara – Negara lain
yang telah ada sebelumnya. Proklamasi menjadi tonggak awal
munculnya Negara dengan tatanan kenegaraannya yang harus dihormati
Negara lain. Proklamasi Kemerdekaan bagi suatu bangsa juga dapat
merupakan puncak revolusi, tonggak sejarah perjuangan bangsa
Indonesia
2.1.2 Makna dan Nilai dari Proklamasi
Makna proklamasi kemerdekaan dapat dilihat dari segi :
a. Politik
Bahwa dengan proklamasi kemerdekaan menandakan bahwa
bangsa Indonesia telah berhasil melepaskan diri dari belenggu
penjajahan.
b. Hukum
Bahwa dengan proklamasi kemerdekaan menandai
berakhirnya tertib hukum kolonial dan mulai berlakunya tertib
hukum nasional.
c. Tujuan
Bahwa dengan proklamasi kemerdekaan, merupakan
jembatan emas bagi bangsa Indonesia untuk dapat melaksanakan
pembangunan.
d. Perjuangan
4
2
Ibid, hlm: 52
5
3
Ibid, hlm. 44
7
pukul 22.00 WIB didesak oleh kelompok pemuda yang dipimpin oleh
Wikana dan Darwis yang mewakili kelompok muda untuk segera
memproklamasikan negara Indonesia, tetapi Bung Karno dan Bung
Hatta(Golongan Tua)belum bersedia karena akan mencari kebenaran
resmi berita tersebut dan membicarakan pelaksanaan proklamasi
dalam rapat PPKI.
Perbedaan pendapat antara golongan tua dan golongan muda
tersebut menjadi penyebab terjadinya peristiwa Rengasdengklok. Para
pemuda pada pukul 04.00 tanggal 16 Agustus 1945 segera menculik
atau mengamankan Bung Karno dan Bung Hatta ke Rengasdengklok ,
sebuah kota kecil yang terletak diutara karawang, Jawa Barat. Tokoh
tokoh pemuda yang menculik diantaranya Soekarni, Yusuf Kunto, dan
Syudanco Singgih. Tujuannya adalah untuk menjauhkan Bung Karno
dan Bung Hatta dari segala pengaruh jepang. Daerah Rengaadengklok
ini sudah dikuasai sepenuhnya oleh pasukan PETA yang dipimpin
oleh Syudanco Subeno.
2.2.5 Detik – detik Proklamasi
Malam harinya, Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta. Mayor
Jenderal Moichiro Yamamoto, Kepala Staf Tentara ke XVI (Angkatan
Darat) yang menjadi Kepala pemerintahan militer Jepang (Gunseikan)
di Hindia Belanda tidak mau menerima Sukarno-Hatta yang diantar
oleh Maeda Tadashi dan memerintahkan agar Mayor Jenderal Otoshi
Nishimura, Kepala Departemen Urusan Umum pemerintahan
militerJepang, untuk menerima kedatangan rombongan tersebut.
Nishimura mengemukakan bahwa sejak siang hari tanggal 16 Agustus
1945 telah diterima perintah dari Tokyo bahwa Jepang harus menjaga
status quo, tidak dapat memberi ijin untuk mempersiapkan proklamasi
Kemerdekaan Indonesia sebagaimana telah dijanjikan oleh Marsekal
Terauchi di Dalat, Vietnam. Soekarno dan Hatta menyesali keputusan
itu dan menyindir Nishimura apakah itu sikap seorang perwira yang
bersemangat Bushido, ingkar janji agar dikasihani oleh Sekutu.
Akhirnya Sukarno-Hatta meminta agar Nishimura jangan
9
4
Sugeng Priyanto, Pendidikan Kewarnegaraan, (Jakarta : Anang Priyanto, 2008), hlm. 26
10
5
Aa Nurdiaman, Pendidikan Kewarnegaraan, (Jakarta : Betty Susilawati,2009), hlm. 33
11
6
Dasim Budimansyah, Pendidikan Kewarnegaraan, (Jakarta : Mia Siti Aminah, 2009), hlm. 67
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pernyataan diatas bahwa proklamasi ialah suatu
pengumuman kepada seluruh rakyat akan adanya kemerdekaan. Pengumuman
akan adanya kemerdekaan tersebut sebenarnya tidak hanya ditujukan kepada
rakyat dari Negara yang bersangkutan namun juga kepada rakyat yang ada di
seluruh dunia dan kepada semua bangsa yang ada di muka bumi ini. Proses
proklamasi ada 8 :
1. Sidang BPUPKI I
2. Jakarta Charter
3. Sidang BPUPKI II
4. Peristiwa Rengasdengklok
5. Detik – detik Proklamasi
6. Sidang PPKI I
7. Sidang PPKI II
8. Sidang PPKI III
9
Ibid, hlm: 37.
16
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
https://yuanfachrulamanda.wordpress.com/2012/04/19/lahirnya-pancasila/
https://lasonearth.wordpress.com/makalah/makalah-pancasila-pancasila-vs-agama/
Jurnal :
17