PENDAHULUAN
sehat dan lingkungan sehat, serta berperan aktif dalam upaya mewujudkan
berperan penting dalam mengubah perilaku manusia, karena saat ini banyak
optimal tanpa adanya kesadaran diri pasien itu sendiri, bahkan dapat
yang sangat merugikan dan pada akhirnya akan berakibat fatal dalam proses
ditemukan adalah kebanyakan pasien tidak mau datang berobat atau kontrol
dideritanya. Data dilihat dari kunjungan pasien hipertensi bulan januari tahun
2016 sebanyak 34 orang yaitu yang berobat rutin sebanyak 24 orang dan yang
tidak berobat rutin sebanyak 10 orang dengan alasan mereka dalam keadaan
1
2
sesuai dosis dan aturan pakai yang dianjurkan sebanyak 4 pasien (40%) dan
tidak patuh minum obat hipertensi karena obat tidak habis diminum sesuai
Puskesmas Pendahara.
obat, yakni tidak merasakan gejala atau keluhan, efek samping obat dan obat
sulit diperoleh. Selain bosan, pasien juga takut akan efek samping akibat
pemakaian obat kimia yang terus menerus, padahal hal itu sangat berpengaruh
pada keberhasilan terapi bukan karena saat ada gejala hipertensi datang baru
mau minum obat, tetapi pasien memang harus dituntut patuh terus menerus
mengkonsumsi obat hipertensi biarpun tidak ada gejala yang datang sampai
hipertensi tanpa menunggu adanya gejala dan keluhan hipertensi. Hal ini
kepatuhan pasien untuk minum obat yang sangat penting dalam pengobatan
manusia, karena saat ini banyak terjadinya perubahan gaya hidup di dalam
sesuai dosis dan aturan pakai yang dianjurkan sebanyak 4 pasien (40%) dan
tidak patuh minum obat hipertensi karena obat tidak habis diminum sesuai
jadwal sebanyak 6 pasien (60%). Dampak negatif karena tidak patuh dalam
pendahara.
Pendahara.
Diharapkan hasil penelitian ini sebagai data dasar dalam penerapan riset di
bidang penyuluhan kesehatan dan memberikan input positif untuk masyarakat agar
dapat mengetahui penyakit hipertensi dan patuh dalam mengkonsumsi obat hipertensi
secara rutin.
hipertensi agar selalu berguna dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber atau acuan pembelajaran
Hasil penelitian ini dapat dijadikan literatur dan informasi untuk memberikan
hipertensi.
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi, evaluasi dan memberi
yang luas dari tenaga kesehatan dalam hal ini bisa diselenggarakan adanya agenda
rutin untuk penyuluhan kesehatan dengan sistem 1 kali dalam sebulan dalam hal ini
bisa melakukan koordinasi dengan petugas kesehatan dari pustu-pustu yang sudah
7
ada untuk mengoptimalkan pelayanan kesehatan yang ada biar merata ke seluruh
desa-desa yang ada di wilayah kerja UPTD Puskesmas Pendahara hal ini sangat
8
9
2.1.3 Proses
Penyuluhan Kesehatan
2.1.5.1 Persiapan
1) Menentukan tujuan.
2) Menemukan Sasaran.
3) Mempersiapkan Materi.
sasaran.
2.1.5.2 Pelaksanaan
11
lain.
1) Perkenalan diri.
4) Menyampaikan materi ceramah dengan suara yang jelas dan bahasa yang
mudah dimengerti.
sasaran.
kurang jelas.
ceramahnya.
2.1.5.3 Penilaian/Evaluasi
Pada tahapan ini perawat diminta untuk turut menilai seberapa jauh
program atau usaha itu telah mencapai hasil sesuai dengan yang
tepat.
seluruh pendengar.
2.1.6.1 Wawancara, cara ini merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhan.
perilaku yang sudah atau akan diadopsi itu akan mempunyai dasar
2.1.6.3 Metode Diskusi Kelompok Kecil, cara yang dipersiapkan untuk 5-20
peserta ( sasaran ) yang akan membahas suatu topik yang telah disiapkan
Digunakan
Digunakan
dalam menyampaikan informasi. Alat bantu ini sering disebut alat peraga karena
(Notoatmodjo, 2007:26).
Alat ini berguna dalam membantu menstimulasi indera mata pada waktu
terjadinya penyuluhan. Alat ini ada 2 bentuk yaitu alat yang diproyeksikan
misalnya slide, film dan video, flipt chart (lembar balik), transparan OHP,
papan tulis dan alat yang tidak diproyeksikan misalnya dua dimensi, tiga
2007:38).
1) Media Cetak
gambaran sejumlah kata, gambar atau foto dalam tata warna. Yang
termasuk dalam media ini adalah booklet, leaflet, flyer (selebaran), flip
chart (lembar balik), rubric atau tulisan pada surat kabar atau majalah,
2) Media Elektonik
Media ini merupakan media yang bergerak dinamis, dapat dilihat dan
termasuk dalam media ini adalah televisi, radio, video film, cassette, Layar
LCD, VCD.
1) Tingkat Pendidikan
3) Adat Istiadat
4) Kepercayaan Masyarakat
penyuluhan.
kesehatan dapat dipengaruhi oleh faktor penyuluh, sasaran dan proses penyuluhan.
yang digunakan kurang dapat dimengerti oleh sasaran, suara terlalu kecil,
2.1.9.2 Faktor sasaran, misalnya tingkat pendidikan terlalu rendah sehingga sulit
mengubahnya.
Menurut (Efendy, 2003: 16), menentukan cara menilai, alat penilaian, dan
memberikan kuesioner sebagai alat ukur yang berisi 25 item pertanyaan tentang
penyuluhan kesehatan tentang hipertensi yang mau diukur dari subjek penelitian
kecil.
9) Data yang diperoleh dari hasil penelitian diuji dengan Uji Wilcoxon
dengan skor yang diharapkan (tertinggi) kemudian dikalikan 100% dan hasilnya
Rumus :
Sp
N= x 100 %
Sm
1) Baik : 76-100%
2) Cukup : 56-75%
18
berasal dari kata dasar patuh yang berarti taat. Kepatuhan adalah tingkat
(2010:4) adalah:
19
sepanjang bahwa pendidikan itu masih aktif seperti membaca buku oleh
pengobatan.
Kepatuhan
1) Patuh
tanggung jawab secara mandiri tanpa ada dorongan atau paksaan dari luar
2) Kurang patuh
yang berlaku.
3) Tidak patuh
lembar observasi sebagai alat ukur yang berisi 4 item pernyataan tentang
penyuluhan kesehatan yang mau diukur dari subjek penelitian responden dengan
x
P= x 100 %
N
1. Patuh : 80-100 %
jadwal yang telah ditetapkan dan melihat kembali terapi obat yang
digunakan oleh dokter dan memberikan kembali obat yang akan diminum
dilakukan dan berkurangnya daya ingat juga sebagai pemicu lupa minum
obat seperti yang terjadi pada pasien lanjut usia. Hal ini dapat diatasi salah
teman terdekat mengingatkan waktu minum obat agar teratur dalam terapi
Hal ini sangat penting untuk menilai terapi lanjutan yang akan digunakan
kali, namun dalam catatan rekam medik ternyata waktu kontrolnya tidak
sesuai.
mmHg.
Untuk melihat toksisitas dari terapi, efek samping dan interaksi obat harus
dinilai secara teratur. Efek samping biasanya muncul kalau obat yang
penurunan dosis atau substitusi dengan obat anti hipertensi yang lain yang
lebih aman.
terhadap terapi agar obat yang sudah diberikan diminum habis sesuai
jadwal yang ditunjukkan dengan tidak ada datangnya keluhan dan gejala
menerus tanpa berhenti, kalau obat tersebut habis kontrol lagi ke petugas
kesehatan agar bisa diberikan obat lanjutan agar mencapai target yang
diharapkan.
24
Efek samping dari obat yang diminum memberikan dampak yang besar
diinginkan.
pengobatan.
1) Hambatan fisik
rumah sakit.
3) Pelayanan kesehatan
mengalami tekanan darah diatas normal dalam hal ini pasien sudah bosan
dan stres karena sudah tidak mau tahu dengan pengobatan yang
Pasien cenderung tidak patuh dan tidak percaya lagi pengobatan yang
obat yang meliputi penggunan obat, dosis obat, dan manfaat untuk
cara menunjukan obat aslinya agar tidak terjadi kesalahan sehingga pasien
patuh minum obat dan selalu membaca petunjuk penggunaan obat yang
respon klinik pasien, menghitung jumlah pil obat, dan menghitung tingkat
2) Dukungan sosial
3) Perilaku sehat
Modifikasi gaya hidup dan kontrol secara teratur atau minum obat anti
4) Pemberian informasi
peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu yang lama)
hipertensi terjadi dalam jangka waktu yang lama dan terus menerus bisa
adalah keadaan dimana tekanan darah berada diatas normal atau optimal
yaitu 120 mmHg untuk sistolik dan 80 mmHg untuk diastolik. Penyakit ini
“Silent Killer” karena penderita sering kali tidak menyadari dan tidak
merasakan suatu gangguan atau gejala. Selain itu jika tekanan darah tidak
mmHg). Sistolik yaitu tekanan darah pada saat jantung memompa darah
Tabel 2.1 Klasifikasi Berdasarkan Tekanan Darah untuk yang berumur 18 Tahun
Keatas (Syafrudin, 2011:167)
Klasifikasi Tekanan Darah Sistolik Tekanan Darah
Tekanan Darah (mmHg) Diastolik (mmHg)
Normal Dibawah 130 Dibawah 85
Normal mmHg mmHg
Tinggi Dibawah 130- 85-89 mmHg
Stadium I 139 90-99 mmHg
(Hipertensi 140-159
Ringan) mmHg 100-109
Stadium II mmHg
(Hipertensi 160-179
Sedang) mmHg 110-119
Stadium III mmHg
(Hipertensi 180-209
Berat) mmHg 120 mmHg
Stadium IV atau lebih
(Hipertensi 210 mmHg
Maligna) atau lebih
kelainan klinis ditandai dengan tekanan darah yang sangat tinggi yaitu
tekanan sistolik >180 mmHg atau tekanan distolik >120 mmHg yang
organ lebih lanjut. Hipertensi urgensi yaitu tingginya tekanan darah tanpa
dalam waktu beberapa jam hingga hari pada nilai tekanan darah tingkat I
unsur penyebabnya.
konsumsi garam, obesitas dan gaya hidup yang tidak sehat serta konsumsi
yang kurang, dan konsumsi garam dalam jumlah besar dianggap sebagai
2006:38).
Penyakit Obat
Penyakit ginjal kronis Kortikosteroid, ACTH
Hiperaldosteronisme Kadar Estrogen tinggi biasanya pil KB
primer NSAID, Cox-2 inhibitor
Penyakit renovaskular Fenilpropanolamin dan analog
Sindroma cushing Siklosforin dan takromilus
31
Phaeochromocytoma Eritropoietin
Koarktasi aorta Sibutramin Antidepresan
Penyakit tiroid atau
paratiroid
berat lagi jika semakin banyak faktor risiko yang menyertai. Hampir 90%
faktor risiko yang tidak dapat dikontrol dan faktor resiko yang dapat
dikontrol.
2. Jenis Kelamin, wanita penderita hipertensi diakui lebih banyak dari pada laki-
laki. Tetapi wanita lebih tahan dari pada laki-laki tanpa kerusakan jantung
menderita hipertensi dari pada wanita. Pada pria hipertensi lebih banyak
3. Umur, pada umumnya hipertensi menyerang pria pada usia diatas 31 tahun.
2004:26).
obesitas, tetapi terbukti bahwa daya pompa jantung dan sirkulasi volume
mengakibatkan tekanan darah naik untuk sementara waktu, jika stres telah
tekanan darah melalui dua aksi utama. Aksi pertama adalah meningkatkan
34
aorta dan arteri kecil, jantung, ginjal, retina dan susunan saraf pusat.
Progresifitas hipertensi dimulai dari pre hipertensi pada pasien umur 10-
hipertensi dini pada pasien umur 20-40 tahun (dimana tahanan perifer
darah yang tinggi, tetapi dapat pula ditemukan perubahan pada retina,
darah, dan pada kasus berat, edema pupil (edema pada diskus optikus).
1. Sakit kepala
2. Jantung berdebar-debar
4. Mudah lelah
5. Penglihatan kabur
6. Wajah memerah
7. Hidung berdarah
9. Telinga berdarah
mengalir di dinding pembuluh darah yang keluar dari jantung (pembuluh balik).
Karena itu, dokter akan memeriksa tekanan darah dari dua bacaan. Bacaan yang
36
pertama, berapa angka yang lebih tinggi, adalah tekanan sistolik, tekanan yang
terjadi bila otot jantung berdenyut memompa untuk mendorong darah keluar
melalui arteri. Angka itu menunjukkan seberapa kuat jantung memompa untuk
mendorong darah melalui pembuluh darah. Sedangkan bacaan yang kedua, berupa
angka yang lebih rendah atau distolik, saat otot jantung beristirahat membiarkan
darah kembali masuk ke jantung. Angka itu menunjukkan berapa besar hambatan
gaya hidup. Bila penurunan tekanan darah tidak tercapai maka terapi non
kehamilan.
5. Bila tekanan darah target tidak dapat dicapai baik melalui modifikasi gaya
kerja atau pompa jantung. Dengan demikian tekanan darah akan menurun
pembuluh darah.
2.3.7.1 Stroke
39
Stroke dapat timbul akibat pendarahan tekanan tinggi di otak, atau akibat
darah tinggi. Stroke dapat terjadi pada hipertensi kronik apabila arteri–
Dapat terjadi gagal ginjal karena kerusakan progresif akibat tekanan tinggi
mengandung potensi yang besar untuk masalah yang lebih besar. Hipertensi
adalah awal untuk proses lanjut mencapai target organ untuk memberi kerusakan
Mansjoer, (2011: 51). Dibawah ini adalah beberapa gaya hidup untuk pencegahan
hipertensi:
1) Turunkan berat badan jika berat badan mengalami kelebihan (IMT > 27,3
bagi perempuan dan > 27,8 bagi laki-laki). Dengan mengurangi kalori diet
dan berolahraga.
4) Rutin minum obat hipertensi tanpa menunggu adanya gejala yang timbul
(90 mmol/hari). Lebih bagus yang berasal dari buah-buahan segar dan
sayuran.
6) Berhenti merokok dan kurangi konsumsi lemak jenuh dan kolesterol untuk
Populasi target pada Peneliti dilakukan dengan cara Hasil penelitian menunjukan Penelitian ini adalah menggunakan
penelitian ini adalah mengedarkan suatu daftar pertanyaan bahwa Hasil pengukuran deskriptif observasional dengan
semua pasien yang yang berupa kuesioner, diajukan dengan kuesioner diperoleh pengambilan sampel menggunakan
minum obat hipertensi di secara tertulis kepada sejumlah subjek persentase tingkat kepatuhan metode Purposive sampling.
Instalasi Rawat Jalan untuk mendapatkan tanggapan, dari 42 pasien yaitu
RSUD Kraton Kabupaten informasi jawaban, dan sebagainya, kepatuhan tinggi sebesar
Pekalongan Tahun 2013. dimana melalui pendekatan untuk 26,20%, kepatuhan sedang
mendapatkan persetujuan dari calon sebesar 52,40% dan
untuk menjadi responden. kepatuhan rendah sebesar
21,40%.
42 41
Pengarang : Putu Kenny Rani Eva dewi (Tahun 2013).s
Judul : Kepatuhan Mengonsumsi Obat Pasien Hipertensi Di Denpasar Ditinjau Dari Kepribadian Tipe A Dan Tipe B.
Tabel 2.5 Penelitian Terkait
Populasi Uji statistik yang
Tindakan yang diberikan Hasil penelitian
Penelitian digunakan
Populasi target pada penelitian Penelitian dilakukan dengan Hasil penelitian bahwa didapatkan Metode analisis data
ini adalah pasien hipertensi di cara mengedarkan suatu daftar Secara keseluruhan lebih didominasi yang digunakan adalah
Denpasar dengan jumlah pertanyaan yang berupa subjek yang memiliki kepatuhan independent sampel t
responden 267 subjek. Jumlah kuesioner, diajukan secara mengonsumsi obat buruk (189 test (p < 0,05).
sampel dengan kepribadian tertulis kepada sejumlah subjek orang) dibandingkan dengan subjek
tipe A adalah 135 subjek dan untuk mendapatkan tanggapan, yang memiliki kepatuhan
kepribadian tipe B sebanyak informasi jawaban, dan mengkonsumsi obat baik (78 orang).
132 subjek. sebagainya, dimana melalui
pendekatan untuk mendapatkan
persetujuan dari calon untuk
menjadi responden.
42
43
44
1) Pre masalah.
Test pengetahuan 2) Penyuluhan Kesehatan 3) Post Test pengetahuan
responden tentang responden tentang
hipertensi : hipertensi :
1. Pengertian Hipertensi 1. Pengertian Hipertensi
2. Etiologi dan Faktor 2. Etiologi dan Faktor
Resiko Hipertensi Resiko Hipertensi
3. Penatalaksanaan 3. Penatalaksanaan
Hipertensi Hipertensi
4. Pencegahan 4. Pencegahan
Hipertensi Hipertensi
Kategori Kepatuhan:
1. Patuh : 80-100%
2. Kurang Patuh : 65-79%
3.Tidak Patuh : < 65%
Keterangan : : Diteliti
: Berpengaruh
45
berdasarkan fakta atau data empiris yang sudah dikumpulkan dalam penelitian
atau dengan kata lain hipotesis merupakan sebuah pernyataan tentang hubungan
yang diharapkan antara dua variabel atau lebih yang dapat dibagi secara empiris.
Pada umumnya hipotesis terdiri dari pernyataan terhadap ada atau tidak adanya
hubungan antara dua variabel, yakni variabel bebas atau variabel independen dan
variabel terkait atau variabel dependent (Hidayat, 2011: 26). Hipotesis kerja atau
biasa disebut juga dengan Hipotesis Alternatif (Ha). Hipotesis kerja menyatakan
adanya pengaruh antara variabel x dan y, atau adanya perbedaan antara dua
kelompok. Hipotesis Nol (Null Hipotesis) sering juga disebut hipotesa statistik,
karena biasanya dipakai dalam penelitian yang bersifat statistik yaitu diuji dengan
METODE PENELITIAN
yang berbentuk kerangka atau alur penelitian, mulai dari design hingga analisis
yaitu Pre test-post test Design, peneliti mencari pengaruh tingkat pengetahuan
46
47
Sampel
Pasien dengan hipertensi di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Pendahara
berjumlah 32 orang.
Sampling
Teknik sampling Purposive Sampling
Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah desain penelitian Pra-
eksperimental dengan Rancangan One-group Pre test Post test Design
Informed Consent
(lembar persetujuan responden)
Penyuluhan Kesehatan
Penyajian Hasil
Penarikan Kesimpulan
48
yang melekat pada objek penelitian baik bersifat fisik (nyata) maupun fisik
akibat karena variabel bebas. Variabel ini tergantung dari variabel bebas terhadap
perubahan. Variabel ini juga disebut sebagai variabel efek, hasil outcome atau
penyuluhan kesehatan.
melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau
49
50
51
Tabel 3.2 Definisi Operasioal Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Terhadap Tingkat Kepatuhan Mengkonsumsi Obat Hipertensi Pada
Pasien Dengan Hipertensi Kronis Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Pendahara.
Variabel Definisi Parameter Alat Ukur Skala Skor
Dependen Melaksanakan II. II. Kepatuhan Mengkonsumsi Obat Hipertensi : Lembar Ordinal a. Rentang Nilai:
Kepatuhan perintah sesuai 1) Melihat hasil terapi secara berkala (No 1-5) : Observasi Ya : 1
pasien aturan dan 1. Memberikan layanan kefarmasiaan. Tidak : 0
mengkonsumsi berdisiplin 2. Tekanan darah menjadi normal.
obat hipertensi melaksanakan 3. Jumlah obat yang diminum. b. Penilaian :
sebelum cara 4. Pasien lupa minum obat. X
diberikan pengobatan P= x 100%
5. Pasien datang ke pelayanan kesehatan sesuai jadwal N
penyuluhan dalam Keterangan:
kesehatan mencapai 2) Monitor pasien datang kembali untuk kontrol
kesehatan/mengambil obat hipertensi untuk periode P : Nilai Kepatuhan
tujuan terapi X : X : Jumlah nilai yang diperoleh
selanjutnya setelah obat itu habis (No 6-10) :
1. Pemeriksaan ulang (check up). N : N : Jumlah nilai maksimum
2. Catatan rekam medik.
3. Monitoring tekanan darah. c. Kategori kepatuhan:
4. Monitoring interaksi obat dan efek samping obat. 1. Patuh : 80-100 %
5. Monitoring kepatuhan dan konseling ke pasien 2. Kurang Patuh : 65-79%
3. Tidak Patuh : < 65 %
3) Melihat jumlah sisa obat (No 11-12) :
1. Dosis dan jadwal pemakaian obat.
2. Munculnya efek merugikan dan efek samping obat.
4) Langsung bertanya kepada pasien mengenai kepatuhannya
terhadap pengobatan (No 13-20) :
1. Hambatan fisik.
2. Kemudahan mendapatkan obat.
3. Pelayanan kesehatan.
4. Keterbatasan biaya pengobatan.
5. Sikap apatis pasien.
6. Ketidakpercayaan pasien akan efektifitas obat.
7. Ketidaktahuan akan petunjuk pengobatan.
8. kesalahan dalam pembacaan etiket.
52
50
49
1.1 5
1
3.5.1 Populasi
yang akan diteliti. Bukan hanya objek dan subjek yang dipelajari saja tetapi seluruh
karakteristik atau sifat yang dimiliki subjek atau objek tersebut (Aziz, 2007 : 32).
Sedangkan menurut (Nursalam, 2009: 89) populasi dalam penelitian adalah subjek
(misalnya manusia; klien) yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan dengan
1) Populasi Target
penelitian ini adalah semua pasien penyakit hipertensi kronis di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Pendahara.
2) Populasi Terjangkau
dan biasanya dapat dijangkau oleh peneliti dan kelompoknya (Nursalam, 2011:67).
Populasi pada penelitian klinis dibatasi oleh karakteristik tempat dan waktu. Populasi
terjangkau dalam penelitian ini adalah semua pasien penyakit hipertensi di wilayah
kerja UPTD Puskesmas Pendahara. Adapun jumlah populasi dalam penelitian ini
berjumlah 32 orang.
3.5.2 Sampel
Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah
dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Aziz, 2007 : 32). Jumlah sampel yang
69
54
Puskesmas Pendahara.
1) Inklusi
sesuai jadwal dan aturan pemakaian obat di wilayah kerja UPTD puskesmas
pendahara.
puskesmas pendahara.
2) Eksklusi
(Notoatmodjo, 2010:86).
puskesmas pendahara.
3. Pasien yang tidak rutin mengkonsumsi obat hipertensi sesuai jadwal dan
dengan cara memilih sampel di antara populasi sesuai dengan yang dikehendaki
sebanyak 32 responden.
pengumpulan data sebaiknya dilihat alat ukur pengumpulan data tersebut (Hidayat,
2007:78). Setelah mendapatkan ijin dari Ketua Stikes Eka Harap Palangka Raya,
berada di wilayah kerja UPTD Puskesmas Pendahara, dengan alat bantu kuesioner
yang akan di isi dan disesuaikan dengan jumlah dari masyarakat yang datang
persetujuan menjadi responden yang ditanda tangani oleh responden dan tidak boleh
pertama diberikan kepada responden untuk melihat pre test, setelah peneliti
memberikan penyuluhan kesehatan lalu diberikan lagi kuesioner yang kedua untuk
melihat post test sesudah dilakukan penyuluhan kesehatan. Kemudian untuk tingkat
kepatuhan mengkonsumsi obat hipertensi penulis melakukan hal yang sama dengan
Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari
berbagai sumber yang telah ada. Data sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber
pelayanan kesehatan, dan data lain yang telah ada di instansi terkait, jurnal, dan lain-
lain. Data pendukung diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Katingan, UPTD
penelitian yang akan dipakai adalah Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Pendahara.
3.6.1.4 Editing
Hasil kuesioner yang sudah terkumpul perlu di edit terlebih dahulu. Bila
ternyata masih ada data yang tidak lengkap dikembalikan ke responden untuk
dilengkapi.
57
3.6.1.5 Coding
kekurangan yang ada di dalam daftar pertanyaan yang sudah diselesaikan sejauh
1) Umur :
26-40 Tahun : 2
41-50 Tahun : 3
>50 Tahun : 4
2) Tingkat Pendidikan :
Kode : SD : 1
SLTP : 2
SLTA : 3
Perguruan Tinggi : 4
3) Pekerjaan :
Swasta : 2
PNS/POLRI : 3
Kode : 1 Tahun : 1
2 Tahun : 2
3 Tahun : 3
58
>5 Tahun : 4
Hipertensi : 2
Hipertensi : 3
Kode : Baik : 1
Cukup : 2
Kurang : 3
Kode : Patuh : 1
Kurang Patuh : 2
Tidak Patuh : 3
3.6.1.6 Scoring
semua item yang telah diisi oleh responden. Kegiatan pemberian skor dilakukan pada
setiap kuesioner dan lembar observasi, sesuai dengan skor pada definisi operasional.
jawaban yang benar dan salah dengan rincian kriteria sebagai berikut :
59
1) Kategori baik : bila diperoleh skor 76-100% dari tabel nilai jawaban yang benar.
2) Kategori cukup : bila diperoleh skor 56-75% dari tabel nilai jawaban yang benar.
3) Kategori kurang : bila diperoleh skor <56% dari tabel nilai jawaban yang benar.
1) Benar: 1
2) Salah: 0
1) Kategori Patuh : bila diperoleh skor 80-100% dari tabel nilai jawaban yang benar.
2) Kategori Cukup Patuh : bila diperoleh skor 65-79% dari tabel nilai jawaban yang
benar.
3) Kategori Kurang Patuh : bila diperoleh skor <65% dari tabel nilai jawaban yang
benar.
1) Ya :1
2) Tidak : 0
3.6.1.7 Tabulasi
konfirmasi dalam bentuk presentase dan narasi dengan rumus presentasi. Untuk
60
f
X = x 100 %
n
Dengan keterangan:
X : Hasil presentase
Instrumen atau alat ukur adalah alat guna mengumpulkan data penelitian.
Instrumen dibuat dalam suatu penelitian bila peneliti telah menentukan kerangka
Instrumen atau alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa
kuesioner dan lembar observasi kepatuhan. Dalam penelitian ini digunakan kuesioner
atau tidak dan lembar observasi untuk kepatuhan berjumlah 20 pernyataan dengan
3.6.2.1 Pre-Test
memberikan kuesioner yang pertama langsung diberikan dan di isi kepada responden
responden tinggal memberikan tanda silang (X) atau menceklis (√) pertanyaan yang
sesuai dengan diketahuinya atau yang menurutnya paling benar dengan jumlah
untuk kuesioner penyuluhan kesehatan tentang hipertensi dengan rentang nilai Benar
3.6.2.2 Post-Test
memberikan kuesioner kembali yang kedua langsung diberikan dan di isi kepada
dimana responden tinggal memberikan tanda silang (X) atau menceklis (√)
pertanyaan yang sesuai dengan diketahuinya atau yang menurutnya paling benar
3.6.3.1 Validitas
atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai
validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas
62
yang rendah (Budiman, 2013:22). Uji validitas dilakukan pada tanggal 21 April 2016
di Pustu Desa Tarusan Danum pada sejumlah pasien yang menderita hipertensi
dibagikan secara langsung kepada masyarakat dengan jumlah butir pertanyaan yaitu
dilakukan uji validitas dengan program komputer didapat hasil 5 butir pertanyaan
yang tidak valid, untuk kuesioner pengetahuan tentang hipertensi yang tidak valid
adalah nomor 3,5,6,7 dan nomor 16. Jadi kuesioner untuk penelitian menjadi 25
pertanyaan untuk pengetahuan tentang hipertensi dengan nilai r tabel pada uji
3.6.3.2 Reliabilitas
atau kenyataan hidup tadi diukur atau diamati berkali-kali dalam waktu yang
reliabel atau tidaknya suatu instrumen penelitian umumnya adalah jika koefisien
cronbach’s alpha lebih besar atau sama dengan (r ≥0,31). Sementara uji reliabilitas
sebesar 0,952. Uji reliabilitas menggunakan alat bantu program SPSS (statistical
Tabel 3.3 Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha (α) Budi, Prawira Triton
(2006:47)
Alpha Tingkat Reliabilitas
0,00 s.d 0,20 Kurang Reliabel
> 0,20 s.d 0,40 Agak Reliabel
> 0,40 s.d 0,60 Reliabel
> 0,60 s.d 0,80 Cukup Reliabel
> 0,80 s.d 1,00 Sangat Reliabel
didapatkan yaitu nilai alpha cronbach pada kuesioner pengetahuan tentang hipertensi
adalah 0,952 artinya nilai yang didapatkan sangat Reliabel dan layak untuk
Analisa data yang digunakan adalah analisa bivariat yang mencakup analisis
univariat dan analisis bivariat itu sendiri. Setelah data terkumpul dari hasil
penelitian pengolahan data merupakan suatu langkah yang penting, adapun langkah-
dari semua variabel yang diteliti baik variabel dependen maupun independen.
berobat secara teratur) dari hasil penelitian. Pada umumnya analisa ini hanya
Solution) dan uji statistik Uji Wilcoxon serta hasil sebelum dan sesudah
64
obat hipertensi pada pasien dengan hipertensi kronis di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Pendahara.
Analisa bivariat yang dilakukan pada dua variabel yang diduga saling
tingkat kepatuhan mengkonsumsi obat hipertensi pre test dan post test atau
SPSS (statistical product and service solution) for window versi 20.
tingkat kemaknaan 95% dan nilai alpha 0,05 (5%) dimana kriteria pengujian
1) Bila p value ≤ alpha (0,05%) maka hubungan tersebut secara statistik ada
2) Bila p value ≥ alpha (0,05%) maka hubungan tersebut secara statistik tidak
SPPSS (statistical product and service solution) for window versi 20 didapatkan
P value 0,00 ≤ 0,05% yang artinya hasil penelitian ini didapatkan adanya
Salah satu program yang digunakan untuk entry data penelitian adalah SPSS
(statistical product and service solution) for window versi 20. Langkah-langkah
2) Isikan data dalam kolom 1 tulis sebelum dan kolom 2 tulislah sesudah.
6) Pada bagian test pairs (s) list atau variabel yang akan diuji.
7) Klik mouse pada variabel sebelum kemudian tekan tombol kontrol pada
keybord sambil klik mouse pada tanda panah → untuk memasukkan kedua
8) Kemudian test type atau tipe uji, lalu diuji menggunakan uji wilcoxon.
9) Klik OK
12) Kesimpulan, nilai Sign atau P Value sebesar > 0,05 maka nilai P value tidak
ada perbedaan bermakna antara dua kelompok atau yang berarti Ha diterima,
tetapi apabila nilai p value < batas kritis 0,05 maka terdapat perbedaan
6. ∑b1 2
ρ=1−
n(n2 −1)
66
1. Bila p value ≤ alpha (0,05%) maka hubungan tersebut secara statistik ada
2. Bila p value ≥ alpha (0,05%) maka hubungan tersebut secara statistik tidak
Data yang terkumpul kemudian ditabulasi dalam bentuk tabel sesuai dengan
variabel yang diukur. Setelah proses tabulasi, dilakukan uji statistik untuk
mengetahui hubungan antara variabel. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan uji
statistik Uji Wilcoxon dengan P value nilai signifikan (2-tailed) dan derajat α = 0,05.
Jika P < 0,05 artinya tidak ada pengaruh maka Ha ditolak Ho diterima, jika P > 0,05
Ketua Stikes Eka Harap untuk mendapat persetujuan. Karena penelitian ini
Pasien sebagai responden tidak perlu mencantumkan nama pada lembar untuk
terbatas pada kelompok data tertentu yang terkait dengan masalah peneliti.
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini peneliti akan menyajikan hasil dari pengumpulan data yang
Mei 2016. Data diperoleh dengan memberikan kuesioner untuk mengetahui tingkat
sebanyak 32 responden yang memenuhi kriteria inklusi. Dalam bab ini data yang
disajikan terdiri dari dua macam data yaitu data umum dan data khusus. Adapun data
umum yang merupakan karakteristik dari subjek penelitian yaitu data demografi
hipertensi dan apakah berobat secara teratur. Sedangkan yang termasuk dalam data
khusus adalah Pre Test-Post Test Pengetahuan Tentang Hipertensi dan Pre Test-Post
4
4.1 Hasil Penelitian
2013, dimana Puskesmas ini sudah termasuk ke dalam tipe Puskesmas Perkotaan
terjangkau
kesehatan lingkungan.
Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Pendahara dibantu oleh 10 Pustu yang ada di
5. Pustu Hampalam
8. Pustu Bangkuang
UPTD Puskesmas Pendahara juga didukung oleh 7 Puskesdes yang ada di wilayah
daerah Kecamatan Tewang Sangalang Garing 568 Km2 dengan jumlah penduduk ±
12.114 jiwa. Luas areal UPTD Puskesmas Pendahara adalah 10x30 meter bangunan
yang meliputi ruangan seperti ruang IGD (Instalasi Gawat Darurat), laboratorium,
poli gigi, ruang KIA/KB, Catatan Medik, Apotik, ruang periksa, ruang Tata
Sangalang Garing dan Sebelah Utara Berbatasan dengan Jalan Temanggung Hatzin.
71
Data umum merupakan penyajian data demografi yang didapat oleh peneliti
selama dalam penelitian. Adapun data dalam penelitian adalah sebagai berikut:
28% 13%
19%
18-25 Tahun
26-40 Tahun
41-50 Tahun
>50 Tahun
41%
Berdasarkan diagram pie 4.5 diatas dapat diketahui bahwa dari 32 responden,
Kelompok Umur 18-25 tahun sebanyak 4 responden (12%), umur 26-40 tahun
sebanyak 6 responden (19%), umur 41-50 tahun sebanyak 13 responden (41%) dan
16% 25%
SD
22% SLTP
SLTA
Perguruan Tinggi
38%
Berdasarkan diagram pie 4.6 diatas dapat diketahui bahwa dari 32 responden,
22%
35%
Tidak Bekerja
Swasta
PNS/POLRI
43%
Berdasarkan diagram pie 4.7 diatas dapat diketahui bahwa dari 32 responden,
Kelompok Pekerjaan yang Tidak Bekerja sebanyak 11 responden (35%), Swasta
sebanyak 14 responden (43%) dan PNS/POLRI sebanyak 7 responden (22%).
76
28% 9%
1 Tahun
31%
2 Tahun
3 Tahun
> 5 Tahun
31%
Berdasarkan diagram pie 4.8 diatas dapat diketahui bahwa dari 32 responden,
4.1.2.5 Karakteristik Responden Apakah Berobat Secara Teratur dengan Alasan Mau
Sembuh, Agar tidak ada keluhan dan gejala HT, Tidak ada keluhan dan gejala
HT dan Efek Samping Obat.
Hasil identifikasi karakteristik alasan responden yang berada di wilayah kerja
UPTD Puskesmas Pendahara disajikan dalam diagram pie 4.9 di bawah ini:
22%
6%
Mau Sembuh
Berdasarkan diagram pie 4.9 diatas dapat diketahui bahwa dari 32 responden,
Alasan Mau Sembuh sebanyak 7 responden (22%), Alasan Agar tidak ada keluhan
dan gejala HT sebanyak 8 responden (25%), Alasan Tidak ada keluhan dan gejala
responden (6%).
78
9%
47%
Baik
Cukup
Kurang
44%
9%
50% Baik
Cukup
41% Kurang
Berdasarkan diagram pie 4.11 diatas dapat diketahui bahwa dari 32 responden,
responden (9%).
80
28% 16%
Patuh
Kurang Patuh
Tidak Patuh
56%
sebanyak 18 responden (41%) dan kategori tidak patuh sebanyak 9 responden (28%).
81
3%
44% Patuh
53% Kurang Patuh
Tidak Patuh
sebanyak 13 responden (44%) dan kategori tidak patuh sebanyak 2 responden (3%).
82
menggunakan uji wilcoxon disebut bermakna jika nilai P Value ≤ 0,05 dan tidak
Obat Hipertensi pada Pasien dengan Hipertensi Kronis di wilayah Kerja UPTD
Puskesmas Pendahara.
dapat diketahui bahwa dari 32 responden (100%), yang paling banyak pengetahuan
Berdasarkan tabel 4.1 diatas dari hasil tabulasi Sesudah dilakukan Penyuluhan
dapat diketahui bahwa dari 32 responden (100%), yang paling banyak pengetahuan
Berdasarkan tabel 4.2 diatas hasil dari uji statistik wilcoxon diperoleh nilai P
Value sebesar 0,00 lebih kecil dari 0,05 yang menunjukkan adanya Pengaruh
dapat diketahui bahwa dari 32 responden (100%), yang paling banyak kurang patuh
sebanyak 18 responden (56%), tidak patuh sebanyak 9 responden (28%) dan patuh
Berdasarkan tabel 4.3 diatas dari hasil tabulasi Sesudah dilakukan Penyuluhan
dapat diketahui bahwa dari 32 responden (100%), yang paling banyak patuh
sebanyak 17 responden (53%), kurang patuh sebanyak 13 responden (44%) dan tidak
Test Statisticsa
VAR00001 - VAR00002
Pre Test-Post Test -4.134b -3.750b
Asymp. Sign. (2-tailed) .000
Berdasarkan tabel 4.4 diatas hasil dari uji statistik wilcoxon diperoleh nilai P
Value sebesar 0,00 lebih kecil dari 0,05 yang menunjukkan adanya Pengaruh
4.2 Pembahasan
Setelah dilakukan analisis data dan melihat hasil yang diperoleh, maka
disini akan dibahas beberapa hal yaitu tentang penyuluhan kesehatan, tentang
4.2.1 Hasil tingkat pengetahuan sebelum penyuluhan kesehatan pada pasien dengan
(47%).
seseorang melalui teknik praktek belajar atau instruksi dengan tujuan mengubah atau
untuk dapat lebih mandiri dalam mencapai tujuan hidup sehat (Depkes, 2002:52).
hipertensi. Semakin baik tingkat pengetahuan pasien maka akan berdampak positif
dan semakin tahu tentang penyakit hipertensi. Jika individu mengalami stres,
maladaptif yang di munculkan individu pada proses pengobatan jangka panjang atau
yang telah dianjurkan (Handaya, 2009; Haryati, 2010). Pada data demografi umur
berusia 26-40 tahun, 13 responden (41%) berusia 41-50 tahun dan 9 responden
(28%) berusia >50 tahun. Pengetahuan juga dapat mengubah sikap seseorang
terhadap kesehatan, jadi jika pasien tidak pernah mendapat informasi melalui
yang baik dan benar. Diketahui dari alasan mau sembuh sebanyak 7 responden
(22%), alasan agar tidak ada gejala HT sebanyak 8 responden (25%) alasan tidak ada
keluhan dan gejala HT sebanyak 15 responden (47%) dan alasan efek samping obat
bahwa pasien yang telah mengalami hipertensi selama satu hingga lima tahun
cenderung lebih mematuhi proses dalam mengkonsumsi obat karena adanya rasa
ingin tahu yang besar dan keinginan untuk sembuh besar, sedangkan pasien yang
memiliki kepatuhan mengonsumsi obat yang lebih buruk. Hal ini dikarenakan
pengalaman pasien yang lebih banyak, dimana pasien yang telah mematuhi proses
mengetahui tentang hipertensi, karena ada berbagai faktor yang menjadi penghambat
kurang memperhatikan saat diadakan penyuluhan kesehatan, tidak hadir saat ada
kunjungan dari petugas kesehatan, lingkungan disekitar individu yang kurang baik,
baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial dan kurangnya informasi tentang
Menurut peneliti terdapat kesenjangan antara fakta dan teori karena mayoritas
cenderung tidak mengetahui dalam proses pengobatan karena individu yang memiliki
kepribadian dengan karakteristik mudah stres serta takut akan pemakaian obat kimia
dan efek samping obat dan pada kehidupan sosial lebih memusatkan pada diri
sendiri. Pasien hipertensi yang lupa dalam pemakaian (minum) obat dapat
4.2.4 Hasil tingkat pengetahuan sesudah penyuluhan kesehatan pada pasien dengan
(9%).
peran pasien selama sakit, serta membantu pasien dan keluarga untuk mengatasi
(22%) dan Perguruan Tinggi. Dengan adanya penyuluhan kesehatan maka akan
kuesioner tentang hipertensi yang telah diajukan oleh dengan baik, hal ini dibuktikan
dengan hasil analisis diketahui bahwa dominan memiliki pengetahuan yang baik
materi tentang hipertensi dan responden masih mengingat tentang materi tersebut,
pengetahuan yang cukup juga sudah mendapatkan materi tentang hipertensi dan
responden tersebut mampu mempelajari tentang hipertensi tidak hanya pada saat
materi tersebut diberikan tetapi mampu dipelajari secara terus menerus, serta
mempelajari materi hipertensi pada saat materi diberikan namun tidak dipelajari
89
informasi pasien tentang hipertensi yang baik dan benar, karena pengetahuan ada
mentaati semua nasihat dan petunjuk yang dianjurkan oleh tenaga medis, seperti
dokter dan apoteker mengenai segala sesuatu yang harus dilakukan untuk mencapai
diberikan penyuluhan kesehatan secara keseluruhan sudah baik dan cukup untuk
kepatuhan pasien hipertensi dalam pengobatan. Salah satu cara untuk meningkatkan
kepatuhan dalam pengobatan dengan dukungan keluarga atau teman dekat dalam
mengingatkan waktu minum obat agar teratur dalam pemakaian obat demi
keberhasilan pengobatan.
(50%). Karena ada inisiatif ingin merubah kebiasaan dari responden dan ingin belajar
diberikan seperti belajar teori tentang hipertensi atau adanya keinginan untuk
saat diadakan penyuluhan kesehatan, hadir saat ada kunjungan dari petugas
kegiatan yang tidak baik, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial serta
berusaha mencari informasi tentang cara dan pencegahan hipertensi dari petugas
oleh dokter atau orang lain. Tingkat kepatuhan pasien sangat berpengaruh
obat kembali setelah obat minum habis. Hal ini dapat berdampak negatif
terhadap kesehatannya, jadi jika masyarakat tidak mau atau tidak pernah ke
obat hipertensi maka akan dapat mengubah gaya hidup seseorang dalam
dapat dilihat dari yang menjawab akan berhenti minum obat antihipertensi
jika sudah merasa sehat atau enak. Padahal, penghentian pemakaian obat
penyuluhan kesehatan responden secara keseluruhan masih kurang patuh dan tidak
patuh dalam mengkonsumsi obat hipertensi dan jarang untuk berobat ulang untuk
meminta obat kembali kalau obat sudah habis, disini dukungan keluarga sangat
berpengaruh kepada kepatuhan pasien hipertensi dalam pengobatan. Salah satu cara
atau teman dekat dalam mengingatkan waktu minum obat agar teratur dalam
pemakaian obat demi keberhasilan pengobatan dan mengajak atau mengantar pasien
ke tempat pelayanan kesehatan juga berguna agar pasien semangat dan termotivasi
mengkonsumsi obat hipertensi sampai habis sesuai dengan anjuran yang telah
92
diresepkan, namun tidak semua apa yang disuruh oleh petugas kesehatan dilakukan
yang benar, sehingga responden dituntut untuk mempunyai kepatuhan yang cukup
baik untuk mendapat hasil yang baik pula dalam proses agar gejala dan gangguan
hipertensi tidak datang lagi. Penelitian ini responden yang mendominasi kurang
patuh dan tidak patuh dalam lembar observasi mengkonsumsi obat hipertensi.
tingkat kepatuhan dapat dikontrol dengan pelaksanaan program kegiatan yang telah
pekerjaan. Pasien yang pada awalnya takut akan akibat pemakaian obat kimia yang
terus menerus sudah mulai mengerti dan paham dengan maksud dari penyuluhan
kesehatan oleh petugas kesehatan sehingga dari materi yang disampaikan sehingga
pasien berkunjung ke pelayanan kesehatan serta rutin minum obat hepertensi tanpa
menunggu datangnya keluhan dan gejala hipertensi. Berdasarkan data berobat secara
93
teratur dengan alasan mau sembuh sebanyak 7 responden (22%), agar tidak datang
keluhan dan gejala hipertensi sebanyak 8 responden (25%), tidak ada keluhan dan
gejala hipertensi sebanyak 15 responden (47%) dan efek samping obat sebanyak 2
kesehatan, hal ini dapat berdampak positif terhadap kesehatannya jika masyarakat
mengkonsumsi obat hipertensi secara rutin. Kepatuhan pasien hipertensi juga terlihat
pada saat dilakukannya anjuran dokter dalam melakukan perubahan gaya hidup
berlebihan, olahraga serta mengkonsumsi obat secara rutin. Salah satunya dengan
olahraga secara teratur yaitu 3- 4 kali dalam seminggu dapat membantu menurunkan
tekanan darah sebesar 8-10 mmHg untuk tekanan sistolik dan 6-10 mmHg untuk
dan angka sign. (2-tailed) 0,952 yang artinya adanya pengaruh yang terjadi antara
p (p value) 0,00 artinya nilai yang diperoleh lebih kecil α 0,05 dari batas kritis,
berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara kedua variabel ada pengaruh
mengkonsumsi obat hipertensi pada pasien hipertensi kronis di wilayah kerja UPTD
mengkonsumsi obat hipertensi menunjukkan pengaruh yang kuat dan berpola positif.
94
Hasil uji statistik didapatkan ada pengaruh yang signifikan antara pengaruh sebelum
statistik wilcoxon menunjukkan bahwa ada pengaruh antara kedua variabel, yaitu
diberikan penyuluhan kesehatan secara keseluruhan sudah patuh karena pasien sudah
dalam mengkonsumsi obat hipertensi secara rutin dan selalu datang ke pelayanan
kesehatan untuk kontrol kembali meminta obat hipertensi, selain itu sudah ada
diberikan seperti belajar teori tentang pengendalian makanan yang di konsumsi atau
memperhatikan saat diadakan penyuluhan kesehatan, hadir saat ada kunjungan dari
petugas kesehatan, lingkungan di sekitar individu yang baik, baik lingkungan fisik,
biologis, maupun sosial dan mendapatkan informasi dari berbagai bentuk media masa
seperti : televisi, surat kabar, majalah dan lainnya tentang hipertensi yang responden
perintah dan mengkonsumsi obat hipertensi sampai habis sesuai dengan anjuran yang
dengan anjuran atau perintah tersebut responden harus terlebih dahulu mengerti
tentang apa yang akan dia lakukan selama proses itu berlangsung, dalam penelitian
ini responden sudah memahami dan mengerti tentang apa saja yang termasuk dalam
pre test-post test dan mengapa kepatuhan mengkonsumsi obat hipertensi tersebut
harus dilakukan, supaya selama responden bisa terhindar dari gangguan dan gejala
yang bisa datang kembali, dalam hal ini responden sudah mempunyai tingkat
pengetahuan dan kepatuhan yang baik tentang hipertensi dan menerapkan kehidupan
sehat jasmani rohani dalam setiap aktivitas yang dilakukan sehari-hari seperti
olahraga, makan-makanan bergizi, minum obat hipertensi secara rutin dan sesuai
anjuran dari petugas kesehatan dengan begitu responden dapat mengurangi angka
penyakit hipertensi karena sudah mendapatkan materi, informasi dan aplikasi tentang
hipertensi dari pendidikan kesehatan maupun dari media cetak, dan elektronik.
Dalam penelitian ini keterbatasan yang akan di hadapi oleh peneliti sangat
BAB 5
5.1 Kesimpulan
pengumpulan data diambil pada tanggal 21 April-08 Mei 2016, maka peneliti dapat
tingkat pengetahuan pasien tentang hipertensi, hal ini dibuktikan dengan hasil
(44%) dan responden dengan pengetahuan baik sebanyak 3 responden (9%) karena
sudah mendapatkan informasi materi mengenai hipertensi. Selain itu semakin tinggi
ilmu seseorang, semakin baik pula tingkat pengetahuannya ini dibuktikan dengan
tingkat pengetahuan pasien tentang hipertensi, hal ini dibuktikan dengan hasil
(41%) dan responden dengan pengetahuan kurang sebanyak 3 responden (9%) karena
sudah mendapatkan informasi materi mengenai hipertensi. Selain itu menurut teori
dipengaruhi oleh pengalaman dibuktikan dengan umur pasien 40-50 tahun sebanyak
13 responden sebanyak (41%). Selain itu berapa lama menderita penyakit hipertensi
juga mempengaruhi karena pasien yang sudah lama menderita hipertensi sudah
mengetahui informasi dan materi tentang hipertensi dan pasien sudah terbiasa dengan
penyakit hipertensi dalam kehidupan sehari-hari hal ini dibuktikan dengan menderita
Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Pendahara. Hal ini karena terlihat pada
Berdasarkan fakta yang telah diperoleh dan pemaparan dari teori, maka
setelah obat minum habis. Hal ini dapat berdampak negatif terhadap
kesehatannya, jadi jika masyarakat tidak mau atau tidak pernah ke pelayanan
Pendahara. Hal ini karena terlihat pada tingkat kepatuhan pasien sesudah
Berdasarkan fakta yang telah diperoleh dan pemaparan dari teori, maka
pekerjaan. Pasien yang pada awalnya takut akan akibat pemakaian obat kimia yang
terus menerus sudah mulai mengerti dan paham dengan maksud dari penyuluhan
kesehatan oleh petugas kesehatan sehingga dari materi yang disampaikan sehingga
pasien berkunjung ke pelayanan kesehatan serta rutin minum obat hepertensi tanpa
menunggu datangnya keluhan dan gejala hipertensi. Berdasarkan data berobat secara
teratur dengan alasan mau sembuh sebanyak 7 responden (22%), agar tidak datang
100
keluhan dan gejala hipertensi sebanyak 8 responden (25%), tidak ada keluhan dan
gejala hipertensi sebanyak 15 responden (47%) dan efek samping obat sebanyak 2
kesehatan, hal ini dapat berdampak positif terhadap kesehatannya jika masyarakat
dan angka sign.(2-tailed) menunjukan nilai p (p value) 0,00 artinya nilai yang
diperoleh lebih kecil α 0,05 dari batas kritis, berarti terdapat pengaruh yang
signifikan antara kedua variable ada pengaruh sebelum dan sesudah diberikan
menunjukkan pengaruh yang kuat dan berpola positif. Hasil uji statistik didapatkan
ada pengaruh yang signifikan antara pengaruh sebelum dan sesudah diberikan
statistik wilcoxon menunjukkan bahwa ada pengaruh antara kedua variabel, yaitu
5.2 Saran
101
hipertensi agar selalu berguna dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber atau acuan pembelajaran
Hasil penelitian ini dapat dijadikan literatur dan informasi untuk memberikan
hipertensi.
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi, evaluasi dan memberi
yang luas dari tenaga kesehatan dalam hal ini bisa diselenggarakan adanya agenda
rutin untuk penyuluhan kesehatan dengan sistem 1 kali dalam sebulan dalam hal ini
102
bisa melakukan koordinasi dengan petugas kesehatan dari pustu-pustu yang sudah
ada untuk mengoptimalkan pelayanan kesehatan yang ada biar merata ke seluruh
desa-desa yang ada di wilayah kerja UPTD Puskesmas Pendahara hal ini sangat