Anda di halaman 1dari 11

A.

   Neisseria gonorrhoeae
Neisseria gonorrhoeae, juga dikenal sebagai gonokokus (jamak),
atau gonokokus (tunggal), adalah spesies Gram-negatif biji
kopi berbentuk diplococci bakteri bertanggung jawab atas infeksi menular
seksual gonore . Bakteri ini menyebabkan penyakit gonorrhoe atau kencing nanah.
Penyakit ini merupakan penyakit kelamin yang sering terjadi dan manusia merupakan
satu-satunya hospes alamiah.
Istilah gonorrhoe mula-mula diperkenalkan oleh Galen pada 130 tahun sebelum
masehi. Penyakit ini sudah dikenal orang  sejak zaman tiongkok purba dan mesir purba.
Pada tahun 1874, Neisser menemukan penyebab penyakit ini dari secret purulen dari
urethra seorang yang menderita urethritis akut, vaginitas dan pada secret mata
penderita konjungtivitas akut. Pada tahun 1885, Bumm berhasil membiakan kultur
murni kuman ini dan berhasil menularkan penyakit ini dengan jalan
menginokulasikannya pada sukarelawan.
1.  Morfologi dan pewarnaan.

Dari secret urethra yang purulen (ecoulemnet) yang dibuat apusan, tampak
bakteri Neiserria gonorrhoeae  berbentuk oval dengan ukuran 0,8 µm x 0,6 µm,
berpasangan (kadang-kadang breupa single coccus) dan berhadapan menurut sumbu
panjangnya menyerupai biji kopi. Dari biakan murni, 25% tampak dalam betuk
berpasangan / diplococcus, 75% tampak single coccus, tetras 8 atau lebih.
Letak bakteri didalam specimen bisa terletak dalam sel PMN pada stadium akut,
atau diluar sel pada stadium yang lanjut. Neiserria gonorrhoeae  tidak bergerak dan
tidak membentuk spora. Bakteri ini tidak berkapsul, kecuali pada varians yang mukkoid
terdapat kapsul yang dapat dilihat dengan pewarnaan negative atau tes Quellung..
Pada pewarnaan Gram, bersifat Gram negative. Dapat diwarnai baik dengan
metilen blue +  eosin. Hasil pewaranaan terbaik adalah dengan pewarnaan polikromasi,
misalnya dengan pewarnaan Pappheim saashoff dengan bahan methyl green-pyronine.
Deteksi terhadap  Neiserria gonorrhoeae  dapat pula dengan fluorescent antibody
staining.
2.  Perbenihan dan reaksi biokimia.
Neisseria yang kokus Gram-negatif yang membutuhkan suplemen nutrisi untuk
tumbuh di dalam kultur laboratorium. Khususnya, mereka tumbuh pada agar-agar
cokelat dengan karbon dioksida . Coccus ini adalah fakultatif intraseluler dan biasanya
muncul secara berpasangan (diplococci), dalam bentuk biji kopi.. N. Dari sebelas
spesies Neisseria yang mengkolonisasi manusia, hanya dua yang
patogen. gonorrhoeae adalah agen penyebab gonore (juga disebut "The Clap," yang
berasal dari kata Perancis "clapier," yang berarti "bordil") dan ditularkan melalui kontak
seksual .
Pada media sederhana sukar tumbuh dan diperlukan medium yang diperkaya.
Bersifat aerob, suhu optimal yang dibutuhkan adalah 34°-37°C dengann pH 7,2-7,6.
Pertumbuhan terhenti pada suhu 30°C atau ± 38,5°C. untuk pertumbuhannya juga
memerlukan Co2 2-10%(sungkup lilin).

Koloni yang tumbuh pada agar coklat (CAP) yang diinkubasikan 48 jam,
berbentuk bulat, konveks, halus, berwarna putih keabuan dengan diameter 0.5-1 mm.
pada inkubasi lebih lanjut koloni menjadi besar, kasar permukaannya, konsistensinya
lunak. Media selektif yang biasa digunakan adalah Thayer Martin yang terdiri atas agar
coklat yang mengandung:

  Vankomisin untuk menghambat bakteri Gram positif.


  Kolistimetat untuk menghambat bakteri Gram negative.
  Nistatin untuk menghambat jamur.

Pada medium ini, setelah inkubasi 48 jam akan tampak koloni yang transparan.
Sedikit cembung, halus mukoid dan kecil-kecil sperti ujung jarum. Neiserria non
pathogen (Neiserria sicca, Neiserria catarrhalis) tidak tumbuh pada media ini. Media
yang digunakan unutk media transport adalah sedium Muller Hinton dan Transgrow.

Koloni genus Neiserria  menghasilkan indofenol oksidase sehingga memberikan


tes oksidase positif. Tes oksidase dilakukan dengan meneteskan reagens 1% tetrametil
parafenilen diamin monohidrokhlorid pada koloni maka koloni akan berubah menjadi
merah jambu dan makin lama menjadi hitam. Dalam tes ini, reagens tersebtu
membunuh mikroorganisme tetapi tidak merubah morfologi dan sifat pewarnaan. Tes
oksidase terganggu oleh adanya asam yang dihasilkan pada proses peragian terhadap
karbohidrat, tetapi dapat diatasi dengan penambahan Natrium bicarbonate. Perlu
diingat bahwa tes oksidase positif juga diberikan oleh beberapa koloni dari genus lain,
misalnya:

  Pseudomonas
  Aeromonas
  Acinotobacter
  Bordetella
  Haemophillus
  Pasteurella
  Golongan ragi ( yeast)
Neiserria gonorrhoeae  meragikan glukosa dengan membentuk asam tanpa gas dan
tidak meragikan gula-gula lainnya.
3.  Daya tahan tubuh.
Dalam keadaan kering, bakteri mati dalam 1-2 jam, dan dengan pemanasan
basah suhu 55°C bakteri mati dalam 5 menit. Pada pemberian argentum nitrat (AgNo 3)
1/4000 bakteri mati dalam 2 menit dan biakan pada suhu kamar mati dalam 1-2 hari,
sedangkan biakan pada 37°C mati dalam 406 hari.
Gonococcus sangat peka terhadap sulfonamide dan penisilin, tetapi galur yang
panas cepat resisten terhadap sulfonamide. Gonococcus dapat mengandung plasmid
yang menurunkan sifat genetic dengan menghasilkan beta-laktamase yang
menyebabkan resisten terhadap penisilin.

4.  Variabilitas.
Ada 5 macam tipe koloni berdasarkan perbedaan pada antigen permukaan. Tipe 1
dan 2 virulen untuk manusia, sedangkan tipe 3, 4, 5 avirulen. Tipe yang virulen relative
resisten terhadap fagositosis oleh sel PMN (polimorfonukleur) dan tipe ini mempunyai
pili.
5.  Struktur antigen.
Antigen gonococcus adalah kompleks, tersusun dari lipid-karbohidrat nukleo-
protein. Bila fraksi glikolipid disuntikkan pada kelinci akan memberikan titer presipitin
yang tinggi, tetapi titer aglutinin rendah. Fraksi nukleo protein dari Neiserria
gonorrhoeae  idebntik dengan Neiserria meningitides dan pneumococcus  tipe tertentu.
Antigen lainnya, yaitu berupa antigen pili.
Meskipun terdapat antibody mucosal Ig A, dan Ig M juga Ig G serum yang
bersifat bakterisidal in vitro, tetapi tidak ada imunitas pada manusia. Pada simpanse
pernah diadakan percobaan vaksinasi dan menimbulkan kekebalan, tetapi pada
manusia belum berhabsil.

6.  Metabolit bacterial.
Gonococcus menghasilkan metabolit yang pada dasarnya dapat dikelompokan
menjadi 2 yaitu metabolit toksin dan toksin.
a)    Metabolit non toksin
 Polisakarida spesifik
 Enzim katalase
 Enzim endofenol oksidase
a)    Toksin
Sel bakteri mengandung endotoksin yang mampu membunuh hewan percobaan bila
disuntikan dalam jumlah besar. Endotoksin ini mirip dengan endotoksin meningococcus.

b)  Bentuk klinis.
Masa inkubasi penyakit bervariasi antara 1-32 hari, biasanya sekitar 4 hari atau 2-8
hari.
Gejala pada laki-laki:
1.    Urethritis anterior acuta.
Keluhan mula-mula terasa gatal dan panasa seperti terbakar dibagian distal
urethra. Kadang-kadang terdapat pula ereksi-erksi yang nyeri, demam dan leukositas.
Tetapi pada 10% penderita terjadi tanpa gejala sama sekali, disebut urethtritis
gonorrhoeica yang asimptomatik. Kemudian dari mulut urethra, akan keluar secret yang
mukopurlen berwarna kuning.
Neiserria gonorrhoeae  tidak bisa menyerang epitel squamus bertatah tetapi
menyerang epitel stratifiedcollumnar.  Penetrasi bakteri ke dinding urethra laki-laki lewat
ruang intraseluler dan mencapai jaringan bawah epitel pada hari ke 3-4. Sel PMN,
limfosit, sel plasma dan sel mast, segera muncul ditempat tersebut terutama didaerah
kelenjar littre dan salurannya, serta Lacuna morgagni.  Sejumlah besar leukosit dan
serum yang mengandung gonococcus masuk ke lumen urethra menimbulkan secret
yang khas disebut ecoulement. Sasluran kelenjar littre dapat tersumbat sehingga
terbentuk retensi kista dan terjadi abses. Penyebaran bakteri selanjutnya melalui
jaringan bawah epitel dan secara limfogen, menimbulkan prostatitis dan epididimitis.
Keluhan prostatitis misalnya anyang-anyangan (dull pain) di daerah perineum dan
dengan rectal touching (mesase prostat) dadpat dikeluarkan secret. Pada pemeriksaan
klinis osteum urethraeksterna tampak merah bengkak dan ekteropion. 

2.    Urethritis posterior
Biasanya, terjadi 2 minggu sesudah urethritis akut. Keluhan yangtimbul sama
dengan urethritis anterior, hanya tempat yang sakit di bagian proksimal urethra.
Terdapat keluhan-keluhan miksi, seperti disuria, polakisuria, misuria bahkan hematuria.

3.    Pan urethritis yang menahun


Di sini gejala hanya ringan saja, berupa tetesan-tetesan nanah atau bercak
padad celana pada pagi hari, yang disebut bonjour drops, la goutte millitaire  atau good
morning drops.
Penyembuhan diurethra menimbulkan striktura dimana epitel bertatah
menggantikan epitel kolumnar yang rusak. Dalam hal ini pengobatan harus membuka
saluran urethra yang tertutup itu  dengan alat-alat khusus.
Gejala pada wanita:
Sekitar 20-80%, gonorrhoe pada wanita bersifat asimptomatik. Pada wanita
infeksinya bisa dibagi meurut letak organ, yaitu sebagai berikut:

a.  Gonorrhoe bagian bawah.


Gejala tampak pada serviks dan organ bawahnya, yaitu pada:
 Kelenjar serviks terdapat secret mukoporeulen.
 Kelenjar skene.
 Kelenjar bartholini, terjadi bartolinitis yang biasanya unilateral.
 Rectum, timbul proktitis.
 Vulva – vagina, terjadi vulvovaginitis.

b.  Gonorrhoe bagian tengah


Akan menyebabkan endometritis.

c.   Gonorrhoe bagian atas

Menyebabkan Pelvic inflammatory Disease (P.I.D), juga salpingitis (pada tuba


falopii) yang biasanya bilateral dan bila kedua tuba sampai tertutup dapat
menyebabakan sterilitas pada wanita. Sekitar 40%, gonorrhoe pada wanita
disertai proctitis gonorrhoe-ica, karena hubungan seks melalui anus, sedang pada laki-
laki proktitis terjadi pada homoseksual.
Selain gejala-gejala diatas, baik pada laki-laki maupun wanita, sering didapati
adanya ekstragenital gonorrhoe pada farings. Hal itu dapat terjadi karena hubungan
seks yang tidak wajar (fellatio, cunnilingus). Juga pada bayi baru lahir, gonococcus
dapat menyerang mata karena mata berhubungan dengan vulva dan vagina ibu yang
menderita gonorrhoe. Pencegahan dilakukan dengan tindakan crede yaitu dengan
meneteskan 1% AgNo3 atau sekarang bisa pula dengan salep teramisin atau salep
antibiotika yang lain, namun demikian sering gagal pada kondisi premature dan PRM.
Gejala pada mata disebut conjunctivitis gonorrhoica  atau gonoblenorrhoe dan bisa
menimbulakan kebutaan.

Pada anak perempuan umur 2-8 tahun dapat terjadi vulvivaginitas karena epitel
anak perempuan adalah kolumnar. Juga dapat disebabkan karena pH vagina yang
alkalis.

c)  Komplikasi

1.    Septisemia (bakterimia), dengan gejala menggigil dan timbulnya lesi-lesi pada kulit
berupa papula hemoragik atau pustule.
2.    Arthritis
Dapat terjadi oleh karena penyebaran secara hematogen. Bentuk ini sangat ganas dan
infeksius, bisa menyerang satu atau dua sendi, biasanya ssendi lutut, pergelangan
tangan dan siku. Namun demikian, pemeriksaan biakan dari cairan sendi seringkali
negative.
3.    Osteomielitis
4.    Ondokarditis sub akut
5.    Meningitis
6.    Perihepatitis
7.    Peritonitis umum

d)  Penularan
Penularan infeksi Neiserria gonorrhoeae  biasanya melalui hubungan seksual,
tetapi dapat pula melalui benda yang baru saja terkontaminasi, misalnya handuk, sapu
tangan, dan bantal.
e)  Diagnosis laboratorium
Untuk pengambiln bahan pemeriksaan, diperlukan prasarana sebagai berikut:
1.  Kapas steril.
2.  Lidi kapas (kapas yang diberi tangkai dengan panjang 10-20 cm) steril.
3.  Speculum vagina, khususn untuk pengambilan bahan pada wanita dari vagina dan
serviks uteri.
4.  Tabung steril untuk mengirimkan bahan ke laboraturium atau lebih baik specimen
dimasukkan kedalam medium transport.
Untuk specimen pada penderita laki-laki:
1.    berupa nanah yang keluar dari urethra.
2.    Bila terjadi urethritis posterior, bahan pemeriksaan diambil dengan cara memasukan lidi
kapas steril yang dibasahi aquadest kedalam urethra.
3.    Dapat berupa hasil sentrifugasi dari urin.
4.    Pada prostatitis, specimen diperoleh dari endapan urin setelah pemijatan kelenjar
prostat.
Selain itu, specimen pada wanita dan laki-laki juga bisa diambil dari rectum
(prokitis), sendi (arthritis), mata (gonoblenorrhoe), darah (gonokoksemia), faring
(faringitis), kulit (lesi kutaneus).
          Beberapa keadaan yang dapat merupakan rangsangan untuk maksud
pengambilan specimen adalah:
1.      Rangsangan alamiah, misalnya menstruasi.
2.      Rangsangan fisiologis, misalnya koitu menggunakan kondom.
3.      Rangsangan artificial:
  Mekanik, masasse urethra laki-laki dan masasse vesikuloprostat.
  Khemis.
  Minum alcohol.
Selanjutnya terhadap specimen dilakukan:
1.    Pemeriksaan langsung dengan pewarnaan Gram.
2.    Pembiakan pada medium selktif.
3.    Fermentasi gula.
4.    IFA (Imunne Flouresence Antibody) technique.

Pada diagnosis laboraturium, perlu diingat adanya bakteri atau organisme lain
yang terdapat didaerah system urogenital eksterna yang sering ikut terambil oleh lidi
kapas steril yang digunakan sehingga harus berhati-hati dalam menegakkan diagnosis
gonorrhoe.

f)   Pengobatan
Untuk pengobatan, penisilin merupakan obat pilihan, tetapi sekarang diperlukan
dosis yang sangat besar karena mekanisme resistensi bakteri.
1.    Procaine peniciline G (injeksi) atau ampicilin (per oral), yang dikombinasi dengan
probenisid.
2.    Obat lainnya tetrasiklin, spektinomisin, kanamisin, dan golongan kuinolon.
Terdapat kesulitan untuk melakukan control terhadap penyakit gonorrhoe oleh
karena beberapa hal berikut ini:
  Masa inkubasi yang sangat pendek.
  Adanya gonorrhoe asimptomatik.
  Aktivitas seksual dengan partner seks yang banyak.
  Kadar hambat minimal penisilin terhadap Neiserria gonorrhoeae  yang makin meningkat.

g)  Pencegahan
1)  Profilaksis mekanis dengan kondom.
2)  Pendidikan kesehatan (helath education).
3)  Pencegahan dengan obat antimokroba tidak dianjurkan karena cenderung
meningkatkan resistensi bakteri.
4)  Tindakan crede pada bayi baru lahir.

B.   Neisseria menigitidis
Neisseria menigitidis (meningokokus) merupakan bakteri kokus gram negatif yang
secara alami hidup di dalam tubuh manusia. Meningokokus hanya menginfeksi manusia
dan tidak pernah diisolasi dari hewan karena bakteri tidak bisa mendapatkan zat besi
dari sumber lain selain manusia ( transferin dan laktoferin ).  Meningokokus bisa
menyebabkan infeksi pada selaput yang menyelimuti otak dan sumsum tulang belakang
(meningitis), infeksi darah dan infeksi berat lainnya pada dewasa dan anak-anak.
Neisseria gonorhoeae, juga merupakan kokus gram negatif alami pada manusia, yang
menyebabkan gonore, suatu penyakit menular seksual yang bisa mengenai uretra,
vagina dan anus dan bisa menjalar ke sendi. Banyak spesies Neisseria yang secara
normal hidup di tenggorokan dan mulut, vagina dan usus, tetapi mereka
jarang menyebabkan infeksi.
   

                                          
         Neisseria menigitidis

1.     MORFOLOGI
Berbentuk diplococcus dan masing – masing coccus memiliki diameter 0,8 ,tidak
bergerak, tidak berspora dan gram (-). Bentuk coccusnya menyerupai biji kopi. Pada
koloni yang sudah tua atau yang sudah kontak dengan antibiotika, kuman
menggelembung.

2.     Penyebarannya
pada daerah – daerah yang penduduknya padat penyakit yang disebabkan
neisseria intra cellularis dapat terjadi secara epidemis. Penyakit dapat tersebar melalui
cairan hidung atau mulut.

3.     Patogenitas
infeksi oleh neisseria intracellularis pada umumnya adalah anak – anak. Penyakit
yang ditimbulkan berupa peradangan lokal yang selanjutnya kuman menyebar ke
kelenjar getah bening lalu kesirkulasi darah untuk menuju ke meningen. Melalui proses
perkontinutatum dari proses peradangan yang dekat dengan otak, misalnya : otitis
media, mastoiditis, dan sinusitis.

4.     Sifat Biakan


Neisseria intaselullaris tumbuh baik di media yang mengandung serum atau darah
dan suhu untuk tumbuh diantara 25 -43 c. suhu optimum :37 c, dan pH 7,4 – 7,6. pada
serum agar koloni transparan, kecil lebih besar dari diplococcus pneumonia, bulat
tepinya meninggi dan berwarna putih abu-abu. Permukaan seperti berembun koloni
cepat mengadakan otolisis.  pada media cair tumbuh dekat permukaan dan
menyebabkan kekeruhan seperti embun dan membentuk endapan pada dasar tabung
dan membutuhkan O2 untuk pertumbuhan maksimal.

5.     Diagnosis
Standar emas diagnosis adalah isolasi N. meningitidis from sterile body
fluid. Meningitidis dari cairan tubuh yang steril. Sebuah CSF spesimen dikirim ke laboratorium
segera untuk identifikasi organisme. Diagnosis bergantung pada kultur organisme pada agar-
agar cokelat piring. Pengujian lebih lanjut untuk membedakan spesies mencakup pengujian
untuk oksidase , katalase (semua Neisseria klinis yang relevan menunjukkan reaksi positif)
dan karbohidrat maltosa , sukrosa , dan glukosa tes di mana N. Meningitidis akan
memfermentasi (yaitu, memanfaatkan) glukosa dan
maltosa. Serologi menentukan subkelompok organisme.
Jika bakteri mencapai sirkulasi, maka kultur darah harus ditarik dan diproses sesuai.
Uji klinis yang digunakan saat ini untuk diagnosis penyakit meningokokus memakan
waktu antara 2 dan 48 jam dan sering bergantung pada kultur bakteri baik dari darah atau
cairan serebrospinal (CSF) sampel. Namun, reaksi rantai polimerase tes dapat digunakan untuk
mengidentifikasi organisme bahkan setelah antibiotik telah mulai mengurangi infeksi. Sebagai
penyakit memiliki risiko kematian mendekati 15% dalam waktu 12 jam infeksi, sangat penting
untuk memulai pengujian secepat mungkin tapi tidak untuk menunggu hasil sebelum memulai
terapi antibiotik.

6.     Pengobatan
Infeksi meningitidis harus dirawat di rumah sakit segera untuk pengobatan dengan
antibiotik. generasi ketiga sefalosporin (misalnya sefotaksim, ceftriaxone, dll) harus digunakan
untuk mengobati infeksi meningokokus yang dicurigai atau terbukti budaya sebelum hasil
kerentanan. Empiris pengobatan harus diusahakan jika LP tidak dapat dilakukan dalam waktu
30 menit masuk ke ED!. Sementara pengobatan antibiotik dapat mempengaruhi hasil dari
sebuah LP (budaya / sensi), diagnosis dapat didirikan atas dasar darah-budaya dan ujian klinis.
7.     Pencegahan
Semua kontak terbaru dari pasien yang terinfeksi selama 7 hari sebelum timbulnya harus
menerima obat untuk mencegah mereka dari tertular infeksi Hal ini terutama mencakup anak-
anak dan pengasuh anak mereka atau nursery-sekolah kontak, serta siapa saja yang telah
kontak langsung dengan pasien melalui ciuman, berbagi peralatan, atau intervensi medis
seperti mulut-ke mulut resusitasi . Siapapun yang sering makan, tidur atau tinggal di rumah
pasien selama 7 hari sebelum timbulnya gejala, atau mereka yang duduk di samping pasien
pada penerbangan pesawat dari 8 jam atau lebih, juga harus menerima kemoprofilaksis .
Saat ini ada tiga vaksin ini tersedia di AS untuk mencegah penyakit meningokokus.
Semua tiga vaksin yang efektif terhadap serogrup yang sama: A, C, Y, dan W-135. Dua vaksin
konjugat meningokokus (MCV4) diizinkan untuk penggunaan di AS vaksin konjugasi pertama
berlisensi pada tahun 2005, kedua pada 2010. Vaksin konjugasi adalah vaksin yang lebih
disukai untuk orang 2 sampai 55 tahun. Sebuah vaksin polisakarida meningokokus (MPSV4)
telah tersedia sejak 1970-an dan adalah vaksin meningokokus hanya dilisensikan untuk orang
tua dari 55. MPSV4 dapat digunakan pada orang usia 2 - 55 tahun jika MCV4 vaksin tidak
tersedia atau kontraindikasi. Informasi tentang siapa yang harus menerima vaksin
meningokokus tersedia dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) .

Anda mungkin juga menyukai