Di Susun Oleh :
(SAP)
Diabetes Melitus
Sumber Alokasi
NO Tahap Kegiatan Belajar Metode Media
belajar Waktu
1 Pendahuluan Pembukaan : Ceramah Power PB 5 Menit
1. Mengucapkan dan Point PERKENI.
salam Tanya Konsensus
2. Memperkenalka Jawab pengelolaa
n diri n dan
3. Menjelasakan pencegaha
tujuan n diabetes
penyuluhan melitus
tipe 2 di
Indonesia.
Jakarta;
2019.
2 Penyajian Penyajian : Ceramah Power Misnadiarl 20
1. Menjelaskan Point y. (2016). Menit
pengertian Ulkus atau Diabetes
kaki diabetic Poster Mellitus,
2. Menjelaskan Mengenali
klasifikasi Ulkus Gejala,
kaki diabetik Menanggu
3. Menjelaskan langi,
penyebab Ulkus Mencegah
kaki diabetik Komplikas
4. Menyebutkan i. Jakarta:
gejala Ulkus kaki Pustaka
diabetic Populer
5. Menyebutkan Obor
faktor resiko Heryati,
Ulkus kaki G.S.,
diabetic 2016.
6. Menyebutkan Faktor-
komplikasi Ulkus Faktor
kaki diabetik yang
7. Menjelaskan cara Berhubung
pencegahan an dengan
Ulkus kaki Kepatuhan
diabetik Diet
8. Menjelaskan Diabetes
pengkajian Ulkus Mellitus
kaki diabetik pada
Pasien
DM.
Jurnal
Keperawat
an, 1
3 Penutup Penutup : Ceramah Leaflet Hastuti, 5 Menit
1. Membuat dan Rini Tri.
kesimpulan Tanya Faktor-
2. Memberi sesi Jawab faktor
tanya jawab Risiko
3. Memberi pujian Ulkus
atas jawaban Diabetika
yang telah di Pada
sampaikan Penderita
4. Mengucapkan Diabetes
salam Melitus
Studi
Kasus di
RSUD Dr.
Moewardi
Surakarta
[dissertatio
n].
Universita
s
Diponegor
o
(Semarang
). 2018.
Materi : Terlampir
Evaluasi :
a. Standar Persiapan :
a) Peserta hadir ditempat penyuluhan.
b) Penyelenggaraan penyuluhan di Aula Poltekkes Palangka Raya
c) Penyelenggaran, penyuluhan dilakukan terstruktur sesuai
dengan rincian kegiatan yang telah di tetapkan.
b. Standar Proses:
a) Peserta antusias terhadap materi penyuluhan.
b) Peserta mengikuti jalannya penyuluhan sampai selesai
c) Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan
secara benar
c. Standar Hasil :
a) Peserta mengetahui tentang ulkus kaki diabetik mulai dari
pengertian, penyebab, dan gejalanya.
b) Peserta mengetahui faktor resiko dari ulkus kaki diabetik dan
termotivasi untuk menghindarinya.
c) Peserta mengetahui tentang tujuan dan manfaat pencegahan
dan penatalaksanaan ulkus kaki diabetik serta termotivasi
untuk melakukan langkah-langkah pencegahan untuk
menghindari ulkus kaki diabetik.
Buku sumber :
1. Misnadiarly. (2016). Diabetes Mellitus, Mengenali Gejala,
Menanggulangi, Mencegah Komplikasi. Jakarta: Pustaka
Populer Obor
2. Kemenkes RI. (2016). Profil Kesehatan Indonesia 2016.
Jakarta: Kemenkes RI
3. Heryati, G.S., 2016. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan
Kepatuhan Diet Diabetes Mellitus pada Pasien DM. Jurnal
Keperawatan, 1
4. Febriani, D. and Sulistyarini, T. (2017). Pentingnya Sikap
Pasien yang Positif dalam Pengelolaan Diabetes Mellitus.
Jurnal Stikes RS Baptis Kediri
5. DiMatteo, M.R. (2017). Variations in Patient’s Adherence to
Medical Recommendation: A Quantitative Review of 50
Years of Research. Medical Care
6. Hastuti, Rini Tri. Faktor-faktor Risiko Ulkus Diabetika Pada
Penderita Diabetes Melitus Studi Kasus di RSUD Dr.
Moewardi Surakarta [dissertation]. Universitas Diponegoro
(Semarang). 2018.
7. PB PERKENI. Konsensus pengelolaan dan pencegahan
diabetes melitus tipe 2 di Indonesia. Jakarta; 2019.
LAMPIRAN MATERI PENDIDIKAN KESEHATAN
A. PENGERTIAN
Ulkus kaki diabetik adalah luka yang dialami oleh penderita diabetes pada area
kaki dengan kondisi luka mulai dari luka superficial, nekrosis kulit, sampai luka dengan
ketebalan penuh (full thickness), yang dapat meluas kejaringan lain seperti tendon, tulang
dan persendian, jika ulkus dibiarkan tanpa penatalaksanaan yang baik akan
mengakibatkan infeksi atau gangrene. Ulkus kaki diabetik disebabkan oleh berbagai
faktor diantaranya kadar glukosa darah yang tinggi dan tidak terkontrol, neuropati perifer
atau penyakit arteri perifer. Ulkus kaki diabetik merupakan salah satu komplikasi utama
yang paling merugikan dan paling serius dari diabetes melitus, 10% sampai 25% dari
pasien diabetes berkembang menjadi ulkus kaki diabetik dalam hidup mereka
( Kemenkes RI , 2016).
B. KLASIFIKASI
Klasifikasi ulkus diabetikum berdasarkan University of Texas (University of Texas
diabetic wound classification system ) pada tahun 2016 meliputi :
1. Grade 0 : preulseratif atau area luka yang akan sembuh
2. Grade 1: Ulkus superfisisal tanpa terlibat jaringan di bawah kulit
3. Grade 2: Ulkus dalam tanpa terlibat tulang atau pembentukan abses
4. Grade 3 : Ulkus dalam dengan selulitis atau abses atau osteomyelitis
5. Grade 4 : Tukak dengan gangrene lokal
6. Grade 5 : Tukak dengan gangrene luas atau melibatkan keseluruhan kaki
Gambar 1.1 Klasifikasi ulkus kaki diabetik
C. PENYEBAB
Penyebab ulkus diabetikum antara lain adalah sirkulasi darah yang buruk,
sehingga aliran darah tidak mengalir ke kaki secara efisien. Selain itu, kadar glukosa
yang tinggi juga dapat menyebabkan kaki mati rasa akibat adanya kerusakan saraf pada
kaki, yang merupakan salah satu komplikasi jangka panjang dari diabetes.
Keseluruhannya itu memudahkan terbentuknya luka pada kaki, serta menyulitkan proses
penyembuhan luka tersebut menurut (ADA , 2017).
F. KOMPLIKASI
Menurut jurnal yang di tulis oleh (Misnadiarly, 2016) salah satu dari sekian
banyak komplikasi dari penyakit diabetes mellitus yang tidak terkontrol adalah
kerusakkan jaringan saraf perifer (neuropati) . Yang mengakibatkan kaki dari pasien
dengan diabetes mellitus menjadi sering kesemutan , nyeri bahkan mati rasa terhadap
rangsang apapun. Dalam keadaan seperti inilah yang menyebabkan pasien dengan
diabetes mellitus tidak menyadari apabila kakinya bisa mengalami perlukaan , luka pada
kaki yang terabaikan tersebut lambat laun akan mudah terinfeksi oleh bakteri sehingga
mengalami infeksi sampai kematian jaringan yang menyebabkan jaringan mati (nekrotik /
gangrene ) harus di buang atau di bersihkan.
Terkadang pasien dengan diabetes mellitus enggan untuk memeriksakan kakinya
yang terluka ke puskesmas atau rumah sakit karena tidak tahan dengan prosedur
pengobatan yang cukup menyakitkan dan perlu kesabaran serta ketelatenan . Banyak dari
pasien dengan diabetes mellitus yang sudah mengalami komplikasi ulkus kaki diabetik
memilih untuk merawat lukanya menggunakan obat-obatan tradisional yang belum teruji
secara pasti kebenarannya , bahkan tidak jarang hal seperti ini dapat memperparah
keadaan luka pada kaki sehingga menjadi infeksi . Maka dari itu sebenarnya ulkus kaki
diabetik yang di alami oleh pasien dengan komplikasi dari diabetes mellitus harus di
tangani dengan serius dan baik oleh tenaga medis .
G. PENCEGAHAN
Sangat penting bagi pasien dengan diabetes untuk mencegah ulkus kaki
berkembang, karena akan sulit diobati. Selain itu, komplikasinya juga sangat serius.
Oleh karena itu pasien perlu meminimalisir risiko dengan:
a. Hindari memakai kaus kaki atau stocking ketat Karena dapat mencegah darah
mengalir dengan normal ke kaki
b. Pastikan kaki bersih setiap saat. Kaki harus dicuci setiap hari dan juga harus
tetap kering sepanjang waktu
c. Berolahraga setidaknya satu jam per hari, lima hari seminggu. Ini membantu
memperbaiki sirkulasi darah
d. Biasakan memeriksa kaki setiap hari untuk luka
e. Melembabkan kaki setiap hari. Kulit kering lebih rentan terhadap bisul
f. Jangan sekali-kali memakai sepatu yang tidak pas dan rutin kontrol ke dokter.
H. PENGKAJIAN
1. PEMERIKSAAN FISIK
Menurut jurnal dari ( American Diabetic Association , 2017 ) pemeriksaan fisik
pada pasien dengan ulkus kaki diabetik di bagi menjadi 3 bagian yaitu :
a. Pemeriksaan ulkus dan keadaan umum ektremitas
b. Penilaian kemungkinan isufisiensi vaskuler
c. Penilaian kemungkinan neuropati perifer
3) Terdapat callus hipertropik , kuku yang rapuh dan pecah dan keluarnya cairan
berbau busuk.
Alat pemeriksaan lain adalah garputala 128C, dimana dapat digunakan untuk
rnengetahui sensasi getar penderita dengan memeriksanya pada pergelangan kaki dan
sendi metatarsophalangeal pertama. Pada neuropati metabolik terdapat gradien
intensitas dan paling parah pada daerah distal. Jadi pada pasien yang tidak dapat
merasakan getaran pada pergelangan ketika garputala dipindahkan dari ibu jari kaki
ke pergelangan menunjukkan gardien intensitas karena neuropati metabolik. Pada
umumnya, seseorang tidak dapat merasakan getaran garputala pada jari tangan lebih
dari 10 detik setelah pasien tidak dapat merasakan getaran pada ibu jari kaki.
Beberapa penderita dengan sensasi normal hanya menunjukkan perbedaan antara
sensasi pada jari kaki dengan tangan pemeriksa kurang dari 3 detik.
2. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
3. PEMERIKSAAN RADIOLOGIS
DAFTAR PUSTAKA
PERKENI. Konsensus pengelolaan dan pencegahan diabetes melitus tipe-2 di Indonesia. Jakarta:
Perkumpulan Endokrinologi Indonesia; 2015
Setiati S, dkk . Anamnesis dan pemeriksaan fisik komprehensif. Jakarta: Interna Publishing;
2016.
American Diabetes Association. Diagnosis and classification of diabetes mellitus. Diabetes Care
2017.
DAFTAR HADIR
10
Penguji ,-