Anda di halaman 1dari 17

SATUAN ACARA PENDIDIKAN KESEHATAN

ULKUS KAKI DIABETIK DAN PENGKAJIAN ULKUS KAKI DIABETIK

Di Susun Oleh :

Grace Nazavira PO.62.20.1.17.326

POLTEKKES KEMENKES PALANGKA RAYA


PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
KELAS REGULER IV
T.A. 2020
SATUAN ACARA PENDIDIKAN KESEHATAN

(SAP)

Tema/Topik : Ulkus kaki diabetik dan Pengkajian ulkus kaki diabetic

Sasaran Kegiatan : Klien dengan Diabetes Melitus , Keluarga klien dengan

Diabetes Melitus

Waktu Kegiatan : 30 Menit

Hari dan Tanggal Kegiatan : Kamis , 23 April 2020

Tempat Kegiatan : Tempat tinggal klien

Edukator : Grace Nazavira

Tujuan Instruksional Umum :

Setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang Ulkus


kaki diabetik dan pengkajian ulkus kaki diabetik
diharapkan sasaran dapat mengetahui tentang Ulkus
kaki diabetik dan pengkajian ulkus kaki diabetik .

Tujuan Instruksional Khusus :

a. Menjelaskan pengertian Ulkus kaki diabetik


b. Menjelaskan klasifikasi Ulkus kaki diabetik
c. Menjelaskan penyebab Ulkus kaki diabetik
d. Menyebutkan gejala Ulkus kaki diabetik
e. Menyebutkan faktor resiko Ulkus kaki diabetik
f. Menyebutkan komplikasi Ulkus kaki diabetik
g. Menjelaskan cara pencegahan Ulkus kaki diabetik
h. Menjelaskan pengkajian Ulkus kaki diabetik
Kegiatan Belajar Mengajar :

Sumber Alokasi
NO Tahap Kegiatan Belajar Metode Media
belajar Waktu
1 Pendahuluan Pembukaan : Ceramah Power PB 5 Menit
1. Mengucapkan dan Point PERKENI.
salam Tanya Konsensus
2. Memperkenalka Jawab pengelolaa
n diri n dan
3. Menjelasakan pencegaha
tujuan n diabetes
penyuluhan melitus
tipe 2 di
Indonesia.
Jakarta;
2019.
2 Penyajian Penyajian : Ceramah Power Misnadiarl 20
1. Menjelaskan Point y. (2016). Menit
pengertian Ulkus atau Diabetes
kaki diabetic Poster Mellitus,
2. Menjelaskan Mengenali
klasifikasi Ulkus Gejala,
kaki diabetik Menanggu
3. Menjelaskan langi,
penyebab Ulkus Mencegah
kaki diabetik Komplikas
4. Menyebutkan i. Jakarta:
gejala Ulkus kaki Pustaka
diabetic Populer
5. Menyebutkan Obor
faktor resiko Heryati,
Ulkus kaki G.S.,
diabetic 2016.
6. Menyebutkan Faktor-
komplikasi Ulkus Faktor
kaki diabetik yang
7. Menjelaskan cara Berhubung
pencegahan an dengan
Ulkus kaki Kepatuhan
diabetik Diet
8. Menjelaskan Diabetes
pengkajian Ulkus Mellitus
kaki diabetik pada
Pasien
DM.
Jurnal
Keperawat
an, 1
3 Penutup Penutup : Ceramah Leaflet Hastuti, 5 Menit
1. Membuat dan Rini Tri.
kesimpulan Tanya Faktor-
2. Memberi sesi Jawab faktor
tanya jawab Risiko
3. Memberi pujian Ulkus
atas jawaban Diabetika
yang telah di Pada
sampaikan Penderita
4. Mengucapkan Diabetes
salam Melitus
Studi
Kasus di
RSUD Dr.
Moewardi
Surakarta
[dissertatio
n].
Universita
s
Diponegor
o
(Semarang
). 2018.

Metode : Ceramah dan Tanya Jawab

Media : Leaflet , poster dan power point

Materi : Terlampir

Evaluasi :

a. Standar Persiapan :
a) Peserta hadir ditempat penyuluhan.
b) Penyelenggaraan penyuluhan di Aula Poltekkes Palangka Raya
c) Penyelenggaran, penyuluhan dilakukan terstruktur sesuai
dengan rincian kegiatan yang telah di tetapkan.

b. Standar Proses:
a) Peserta antusias terhadap materi penyuluhan.
b) Peserta mengikuti jalannya penyuluhan sampai selesai
c) Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan
secara benar

c. Standar Hasil :
a) Peserta mengetahui tentang ulkus kaki diabetik mulai dari
pengertian, penyebab, dan gejalanya.
b) Peserta mengetahui faktor resiko dari ulkus kaki diabetik dan
termotivasi untuk menghindarinya.
c) Peserta mengetahui tentang tujuan dan manfaat pencegahan
dan penatalaksanaan ulkus kaki diabetik serta termotivasi
untuk melakukan langkah-langkah pencegahan untuk
menghindari ulkus kaki diabetik.

Buku sumber :
1. Misnadiarly. (2016). Diabetes Mellitus, Mengenali Gejala,
Menanggulangi, Mencegah Komplikasi. Jakarta: Pustaka
Populer Obor
2. Kemenkes RI. (2016). Profil Kesehatan Indonesia 2016.
Jakarta: Kemenkes RI
3. Heryati, G.S., 2016. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan
Kepatuhan Diet Diabetes Mellitus pada Pasien DM. Jurnal
Keperawatan, 1
4. Febriani, D. and Sulistyarini, T. (2017). Pentingnya Sikap
Pasien yang Positif dalam Pengelolaan Diabetes Mellitus.
Jurnal Stikes RS Baptis Kediri
5. DiMatteo, M.R. (2017). Variations in Patient’s Adherence to
Medical Recommendation: A Quantitative Review of 50
Years of Research. Medical Care
6. Hastuti, Rini Tri. Faktor-faktor Risiko Ulkus Diabetika Pada
Penderita Diabetes Melitus Studi Kasus di RSUD Dr.
Moewardi Surakarta [dissertation]. Universitas Diponegoro
(Semarang). 2018.
7. PB PERKENI. Konsensus pengelolaan dan pencegahan
diabetes melitus tipe 2 di Indonesia. Jakarta; 2019.
LAMPIRAN MATERI PENDIDIKAN KESEHATAN

A. PENGERTIAN
Ulkus kaki diabetik adalah luka yang dialami oleh penderita diabetes pada area
kaki dengan kondisi luka mulai dari luka superficial, nekrosis kulit, sampai luka dengan
ketebalan penuh (full thickness), yang dapat meluas kejaringan lain seperti tendon, tulang
dan persendian, jika ulkus dibiarkan tanpa penatalaksanaan yang baik akan
mengakibatkan infeksi atau gangrene. Ulkus kaki diabetik disebabkan oleh berbagai
faktor diantaranya kadar glukosa darah yang tinggi dan tidak terkontrol, neuropati perifer
atau penyakit arteri perifer. Ulkus kaki diabetik merupakan salah satu komplikasi utama
yang paling merugikan dan paling serius dari diabetes melitus, 10% sampai 25% dari
pasien diabetes berkembang menjadi ulkus kaki diabetik dalam hidup mereka
( Kemenkes RI , 2016).

B. KLASIFIKASI
Klasifikasi ulkus diabetikum berdasarkan University of Texas (University of Texas
diabetic wound classification system ) pada tahun 2016 meliputi :
1. Grade 0 : preulseratif atau area luka yang akan sembuh
2. Grade 1: Ulkus superfisisal tanpa terlibat jaringan di bawah kulit
3. Grade 2: Ulkus dalam tanpa terlibat tulang atau pembentukan abses
4. Grade 3 : Ulkus dalam dengan selulitis atau abses atau osteomyelitis
5. Grade 4 : Tukak dengan gangrene lokal
6. Grade 5 : Tukak dengan gangrene luas atau melibatkan keseluruhan kaki
Gambar 1.1 Klasifikasi ulkus kaki diabetik

C. PENYEBAB
Penyebab ulkus diabetikum antara lain adalah sirkulasi darah yang buruk,
sehingga aliran darah tidak mengalir ke kaki secara efisien. Selain itu, kadar glukosa
yang tinggi juga dapat menyebabkan kaki mati rasa akibat adanya kerusakan saraf pada
kaki, yang merupakan salah satu komplikasi jangka panjang dari diabetes.
Keseluruhannya itu memudahkan terbentuknya luka pada kaki, serta menyulitkan proses
penyembuhan luka tersebut menurut (ADA , 2017).

D. TANDA DAN GEJALA


Menurut jurnal penelitian yang tercantum di ( American Diabetic Association,
2017 ) tanda dan gejala yang di timbulkan oleh pasien dengan ulkus kaki diabetik
adalah :
1. Terasa nyeri pada bagian kaki
2. Kaki menjadi pucat karena adanya gangguan peredaran darah pada pembuluh
darah perifer
3. Terjadi kesemutan , matir asa atau baal
4. Kesulitan berjalan
5. Kulit kemerahan dan terdapat lecet atau bisul
6. Adanya pembengkakan pada daerah kaki
7. Keluarnya cairan berbau tidak sedap dan demam
E. FAKTOR RISIKO
Menurut jurnal yang di tulis oleh ( Hastuti, Rini Tri , 2018) faktor risiko
penyebab komplikasi diabetes mellitus yang tidak terkontrol sehingga menjadi ulkus kaki
diabetik antara lain klien dengan kontrol glukosa yang buruk, sudah mengalami diabtes
melitus lebih dari 10 tahun, atau klien dengan diabetes mellitus yang telah mengalami
komplikasi kardiovaskular, retina, atau ginjal/renal.

F. KOMPLIKASI
Menurut jurnal yang di tulis oleh (Misnadiarly, 2016) salah satu dari sekian
banyak komplikasi dari penyakit diabetes mellitus yang tidak terkontrol adalah
kerusakkan jaringan saraf perifer (neuropati) . Yang mengakibatkan kaki dari pasien
dengan diabetes mellitus menjadi sering kesemutan , nyeri bahkan mati rasa terhadap
rangsang apapun. Dalam keadaan seperti inilah yang menyebabkan pasien dengan
diabetes mellitus tidak menyadari apabila kakinya bisa mengalami perlukaan , luka pada
kaki yang terabaikan tersebut lambat laun akan mudah terinfeksi oleh bakteri sehingga
mengalami infeksi sampai kematian jaringan yang menyebabkan jaringan mati (nekrotik /
gangrene ) harus di buang atau di bersihkan.
Terkadang pasien dengan diabetes mellitus enggan untuk memeriksakan kakinya
yang terluka ke puskesmas atau rumah sakit karena tidak tahan dengan prosedur
pengobatan yang cukup menyakitkan dan perlu kesabaran serta ketelatenan . Banyak dari
pasien dengan diabetes mellitus yang sudah mengalami komplikasi ulkus kaki diabetik
memilih untuk merawat lukanya menggunakan obat-obatan tradisional yang belum teruji
secara pasti kebenarannya , bahkan tidak jarang hal seperti ini dapat memperparah
keadaan luka pada kaki sehingga menjadi infeksi . Maka dari itu sebenarnya ulkus kaki
diabetik yang di alami oleh pasien dengan komplikasi dari diabetes mellitus harus di
tangani dengan serius dan baik oleh tenaga medis .

G. PENCEGAHAN
Sangat penting bagi pasien dengan diabetes untuk mencegah ulkus kaki
berkembang, karena akan sulit diobati. Selain itu, komplikasinya juga sangat serius.
Oleh karena itu pasien perlu meminimalisir risiko dengan:
a. Hindari memakai kaus kaki atau stocking ketat Karena dapat mencegah darah
mengalir dengan normal ke kaki
b. Pastikan kaki bersih setiap saat. Kaki harus dicuci setiap hari dan juga harus
tetap kering sepanjang waktu
c. Berolahraga setidaknya satu jam per hari, lima hari seminggu. Ini membantu
memperbaiki sirkulasi darah
d. Biasakan memeriksa kaki setiap hari untuk luka
e. Melembabkan kaki setiap hari. Kulit kering lebih rentan terhadap bisul
f. Jangan sekali-kali memakai sepatu yang tidak pas dan rutin kontrol ke dokter.

H. PENGKAJIAN

1. PEMERIKSAAN FISIK
Menurut jurnal dari ( American Diabetic Association , 2017 ) pemeriksaan fisik
pada pasien dengan ulkus kaki diabetik di bagi menjadi 3 bagian yaitu :
a. Pemeriksaan ulkus dan keadaan umum ektremitas
b. Penilaian kemungkinan isufisiensi vaskuler
c. Penilaian kemungkinan neuropati perifer

Mengingat diabetes mellitus merupakan penyakit sistemik oleh karena itu


pemeriksaan fisik secara menyeluruh pada pasien sangat penting untuk di lakukan.
a. Pemeriksaan ektremitas
1) Ulkus diabetes mempunyai kecendrungan terjadi pada beberapa daerah yang
menjadi tumpuan beban terbesar seperti tumit , area metatarsal di telapak
kaki, ujung jari yang menonjol ( pada jari pertama dan kedua ). Ulkus dapat
timbul pada malleolus karena pada daerah ini erring mendapatkan trauma.
2) Terdapatnya jaringan mati (nekrotik / gangrene) , jaringan kekuningan
(slough), jaringan merah muda (epitelisasi) dan jaringan kemerahan
(granulasi) pada luka.
Gambar 1.2 ( Ulkus Kaki Diabetik )

3) Terdapat callus hipertropik , kuku yang rapuh dan pecah dan keluarnya cairan
berbau busuk.

b. Iaufisiensi arteri perifer


Pemeriksaan fisik rnemperlihatkan hilangnya atau menurunnya nadi perifer
dibawah level tertentu kemudian dalam penemuan lain yang berhubungan
dengan penyakit aterosklerosis meliputi adanya bunyi bising (bruit) pada arteri
iliaka dan femoralis, atrofi kulit, hilangnya rambut pada kaki, sianosis jari kaki,
ulserasi dan nekrosis iskemia, kedua kaki pucat pada saat kaki diangkat
setinggi jantung selama 1-2 menit.

Dalam pemeriksaan vaskuler non invasif meliputi pengukuran oksigen


transkutan, ankle- brachial index (ABI), tekanan sistolik jari kaki. ABI
merupakan pemeriksaan noninvasif yang dengan mudah dilakukan dengan
menggunakan alat Doppler. Cuff tekanan dipasang pada lengan atas dan
dipompa sampai nadi pada brachialis tidak dapat dideteksi Doppler. Cuff
kemudian dilepaskan perlahan sampai Doppler dapat mendeteksi kembali nadi
brachialis. Tindakan yang sama dilakukan pada tungkai, dimana cuff dipasang
pada calf distal dan Doppler dipasang pada arteri dorsalis pedis atau arteri
tibialis posterior. ABI didapatkan dari tekanan sistolik ankle dibagi tekanan
sistolik brachialis.

Gambar 1.3 Pemeriksaan ankle brachial index (ABI)

c. Pemeriksaan neuropati perifer

Tanda neuropati perifer meliputi hilangnya sensasi rasa getar dan posisi,


hilangnya reflek tendon dalam, ulserasi tropik, foot drop, atrofi otot , dan
pemembentukan calus hipertropik khususnya pada daerah penekanan misalnya pada
tumit. Status neurologis dapat diperiksa dengan menggunakan monofilament
Semmes-Weinsten untuk mengetahui apakah penderita masih memiliki "sensasi
protektif’, Pemeriksaan menunjukkan hasil abnormal jika penderita tidak dapat
merasakan sentuhan monofilamen ketika ditekankan pada kaki dengan tekanan yang
cukup sampai monofilamen bengkok
Gambar 1.4 pemeriksaan monofilament semmes – weinsten

Alat pemeriksaan lain adalah garputala 128C, dimana dapat digunakan untuk
rnengetahui sensasi getar penderita dengan memeriksanya pada pergelangan kaki dan
sendi metatarsophalangeal pertama. Pada neuropati metabolik terdapat gradien
intensitas dan paling parah pada daerah distal. Jadi pada pasien yang tidak dapat
merasakan getaran pada pergelangan ketika garputala dipindahkan dari ibu jari kaki
ke pergelangan menunjukkan gardien intensitas karena neuropati metabolik. Pada
umumnya, seseorang tidak dapat merasakan getaran garputala pada jari tangan lebih
dari 10 detik setelah pasien tidak dapat merasakan getaran pada ibu jari kaki.
Beberapa penderita dengan sensasi normal hanya menunjukkan perbedaan antara
sensasi pada jari kaki dengan tangan pemeriksa kurang dari 3 detik.

2. PEMERIKSAAN LABORATORIUM

a. Pemeriksaan darah : lekositosis mungkin menandakan adanya abses


atau infeksi lainnya pada kaki. Penyembuhan luka dihambat oleh
adanya anemia . Adanya insufisiensi arterial yang telah ada, keadaan anemia
menimbulkan nyeri saat istirahat.
b. Profil metabolik : pengukuran kadar glukosa darah glikohemoglobin dan
kreatinin serum membantu untuk menentukan kecukupan regulasi glukosa dan
fungsi ginjal .

c. Vaskuler noninvasive : Pulse Volume Recording (PVR), atau plethymosgrafi.

3. PEMERIKSAAN RADIOLOGIS

a. Pemeriksaan foto polos pada kaki diabetik dapat menunjukkan


demineralisasi dan sendi Charcot serta adanya ostomielitis.

b. Computed Tomographic (CT) scan dan Magnetic Resonance


Imanging (MRI): meskipun pemeriksa yang berpengalaman dapat
mendiagnosis abses dengan pemeriksaan fisik, CT scan atau MRI dapat
digunakan untuk membantu diagnosis abses apabila pada pemeriksaan fisik
tidak jelas.

c. Bone scaning masih dipertanyakan kegunaannya karena besarnya hasil false


positif dan false negatif. Penelitian mutakhir menyebutkan 99 mTc -IabeIed
ciprofolxacin sebagai penanda (marker) untuk osteomielitis.

d. Arteriografi konvensional: apabila direncanakan pembedahan vaskuler atau


endovaskuler, arteriografi diperlukan untuk memperl

e. ihatkan luas dan makna penyakit atherosklerosis. Resiko yang berkaitan


dengan injeksi kontras pada angiografi konvensional berhubungan dengan
suntikan dan agen kontras.

DAFTAR PUSTAKA

PERKENI. Konsensus pengelolaan dan pencegahan diabetes melitus tipe-2 di Indonesia. Jakarta:
Perkumpulan Endokrinologi Indonesia; 2015
Setiati S, dkk . Anamnesis dan pemeriksaan fisik komprehensif. Jakarta: Interna Publishing;
2016.

DiMatteo, M.R. (2016). Variations in Patient’s Adherence to Medical Recommendation: A


Quantitative Review of 50 Years of Research. Medical Care

Misnadiarly. (2016). Diabetes Mellitus, Mengenali Gejala, Menanggulangi, Mencegah


Komplikasi. Jakarta: Pustaka Populer Obor

American Diabetes Association. Diagnosis and classification of diabetes mellitus. Diabetes Care
2017.

DAFTAR HADIR

PESERTA PENDIDIKAN KESEHATAN


NO NAMA PESERTA ALAMAT NO. TELPON TTD

10

FORMAT PENILAIAN  EDUKASI KESEHATAN

Nama Mahasiswa :  Grace Nazavira


Judul Materi Edukasi : Ulkus kaki diabetik dan Pengkajian ulkus kaki diabetik

No. Aspek Penilaian  Nilai maks Nilai


1. Rancangan SAP + Materi 20
1. Rancanagan edukasi tersusun rapi.
2. Literatur yang digunakan 5 tahun terakhir. Minimal 3 buah.
3. Lampiran Materi sesuai tema edukasi.
2. Media Edukasi Leaflet 30
1. Media menarik
2. Media sesuai dengan tema edukasi.
3. Isi media berisi informasi singkat dan tepat bagi sasaran
3. Pelaksanaan Edukasi: 50
1. Presentasi edukasi sesuai tahapan : pembukaan, isi, penutup.
2. Presentasi edukasi menarik
3. Inti edukasi tersampaikan dengan baik ke sasaran.
4. Sasaran paham terhadap materi edukasi yang disampaikan
edukator.
Nilai Total 100

                                                            Palangka Raya , _______________.2020

                   Penguji ,-

                                                                           Ns. Aida Kusnaningsih. M.Kep.,Sp.Kep.Mat

NIP. 19790406 200112 003

Anda mungkin juga menyukai