Anda di halaman 1dari 2

1.

Tetrasiklin adalah antibiotik poliketida spektrum luas yang diproduksi


dari genus Streptomyces dari Actinobacteria. Tetrasiklin juga digunakan untuk
menghasilkan beberapa senyawa turunan semi-sintetik yang dikenal sebagai antibiotik
tetrasiklin. Tetrasiklin umumnya diproduksi oleh beberapa anggota dari genus
Streptomyces dan merupakan antibiotik yang umum digunakan untuk pengobatan
manusia. Namun, tetrasiklin juga sering digunakan untuk pengobatan hewan contohnya
unggas. Tetrasiklin termasuk antibiotik dengan spektrum luas karena menghambat
pertumbuhan hampir semua bakteri Gram-negatif maupun Gram-positif. Tetrasiklin
termasuk ke dalam golongan antibiotik aminoglikosida seperti eritromisin. Cara
kerjanya adalah menghambat atau menginhibisi sintesis protein pada bakteri dengan
cara mengganggu fungsi subunit 30S ribosom.

Ampisilin merupakan antibiotik yang digunakan untuk mencegah dan mengobati


sejumlah infeksi bakteri. Ampisillin merupakan antibiotik beta-laktam kelompok
penisilin dan merupakan bagian dari famili aminopenisilin. Ampisilin kira-kira setara
dengan amoksisilin dalam hal aktivitas. Ampisillin mampu menembus dinding sel
bakteri Gram-positif dan beberapa bakteri Gram-negatif.Hal ini berbeda dengan
penisilin G atau benzilpenisilin. Perbedaan tersebut karena adanya gugus amina pada
ampisilin yang membantu obat menembus membran luar dari bakteri Gram-negatif.
Ampisilin bertindak sebagai inhibitor ireversibel dari enzim transpeptidase, yang
dibutuhkan oleh bakteri untuk sintesis dinding sel. Obat ini menghambat tahap ketiga
dan terakhir dari sintesis dinding sel bakteri dalam pembelahan biner, yang pada
akhirnya menyebabkan lisis pada sel; oleh karena itu, ampisilin biasanya dikategorikan
sebagai bakteriolitik.

Ekstrak daun sirih memiliki aktivitas antibakteri dengan kandungan utamanya


eugenol yang bersifat sukar larut dalam air. Patch buccal mucoadhesive ekstrak daun
sirih merupakan alternatif bentuk sediaan yang sesuai untuk mencegah tumbuhnya
Stretococcus mutans bakteri penyebab timbulnya plak. Ekstrak daun sirih dibuat
dengan cara infundasi kemudian dipekatkan sehingga diperoleh ekstrak kental
selanjutnya dilakukan uji terhadap beberapa sifat fisikokimia. Patch buccal ekstrak
daun sirih dibuat berdasarkan seri kadar dan macam release enhancer substances Tween
80, Propilen glikol dan gliserin. Patch yang diperoleh diuji sifat fisikokimia meliputi
keseragaman bobot, pH, folding endurance, swelling index dan aktivitas antibkteri.
Ekstrak daun Ketapang merupakan ekstrak yang berasal dari daun Ketapang
merupakan bahan alami dan dapat digunakan sebagai alternative antibiotic. Daun
ketapang yang berasal dari pohon ketapang biasanya dikenal berkhasiat untuk menjaga
kualitas air pada kegiatan budidaya perikanan, contohnya daun ketapang dapat
menurunkan pH. Zat kimia yang terkandung dalam ekstrak daun Ketapang yang diduga
bersifat sebagai antibakteri adalah tannin (Chee Mun, 2003) dan flavonoid sehingga
diharapkan mampu menjadi alternatif bahan alami dalam pengobatan penyakit ikan.

2. Bawang putih dapat digunakan untuk bahan alami antibiotic Zat bioaktif yang berperan
sebagai antibakteri dalam bawang putih adalah allicin yang mudah menguap (volatil)
dengan kandungan sulfur. Komponen bioaktif lainnya adalah dialildisulfida, dan
dialiltrisulfida yang juga memiliki aktivitas antibakteri. Aktivitas antibakteri bawang
putih dapat mengendalikan bakteri-bakteri patogen, baik Gram negatif maupun positif.
Daya antibakteri perasan bawang putih diuji dengan metode difusi menggunakan kertas
cakram untuk mengetahui diameter daerah hambat pertumbuhan bakteri. Memiliki daya
hambat masing masing.

3. Uji sensitivitas antibiotik merupakan tes yang digunakan untuk menguji kepekaan suatu
bakteri terhadap suatu antibiotik. Uji sensitivitas bertujuan untuk mengetahui efektifitas
dari suatu antibiotic. Uji difusi menggunakan kertas saring sebagai media tampung
menunjukan hasil sensitif. Menggunakan cakram antibiotik untuk menguji sejauh mana
bakteri dipengaruhi oleh antibiotik tersebut. Rerata diameter zona hambat yang
terbentuk pada inovasi uji difusi menggunakan kertas saring sebagai media tampung
antibiotik lebih kecil. Rata-rata diameter zona hambat antibiotik dengan menggunakan
kertas saring sebagai media tampung adalah 39 mm. Perbedaan diameter zona hambat
menggunakan teknik sumuran dengan teknik kertas saring sebagai media tampung
antibiotik. Ukuran zona ini tergantung pada banyak faktor, salah satunya adalah
seberapa efektif antibiotik menghentikan pertumbuhan bakteri. Faktor lain yang akan
mempengaruhi ukuran zona adalah difusi antibiotik dalam media agar dan bervariasi
berdasarkan pada konfigurasi molekul antibiotik. Setelah diameter zona diukur, ia harus
dibandingkan dengan basis data standar zona untuk menentukan apakah bakteri yang
dipelajari rentan, cukup rentan atau resisten terhadap antibiotik yang dimaksud.

Anda mungkin juga menyukai