17/409562/PN/14950
2. Bawang Merah dapat digunakan sebagai antibiotik karena pada umbi lapis bawang merah
memiliki kandungan ekstra etanol yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri
(Escherichia Coli dan Staphylococcus aureus) (Surono, 2013).
3. Metode lain untuk menentukan sensitivitas bakteri terhadap antibiotic adalah metode dilusi
perbenihan cair. Pada dilusi cair, masing-masing konsentrasi obat ditambah suspense kuman
atau bakteri dalam media. Sedangkan dalam dilusi padat, tiap konsentrasi obat dicampur
dengan media agar, lalu ditanami bakteri. Pertumbuhan bakteri ditandai oleh adanya
kekeruhan setelah 16-20 jam diinkubasi. Konsentrasi terendah yang menghambat
pertumbuhan bakteri ditunjukkan dengan tidak adanya kekeruhan, dan disebut dengan
Konsentrasi Hambat Minimal (KHM). Masing-masing konsentrasi antibiotik yang
menunjukkan hambatan pertumbuhan ditanam pada agar padat media pertumbuhan bakteri
dan diinkubasi. Konsentrasi terendah 25 dari antibiotik yang membunuh 99,9% inokulum
bakteri disebut Konsentrasi Bakterisid Minimal (Brander et al., 1991).
Referensi :
Brander, A., Viikinkoski, P., Nickels, J., & Kivisaari, L. (1991). Thyroid gland: US screening in
a random adult population. Radiology, 181(3), 683-687.
Surono, A. S. (2013). Antibakteri Ekstrak Etanol Umbi Lapis Bawang Merah (Allium Cepa L.)
Terhadap Pertumbuhan Staphylococcus Aureus Dan Escherichia Coli. Calyptra, 2(1), 1-
15.