Anda di halaman 1dari 1

Emilio Rizki Febiandi

13716042
Teknik Material
FTMD
Coronavirus Disease (COVID-19)
dr. Fariz Nurwidya
1 April 2020
02

Coronavirus Disease atau COVID-19 adalah penyakit baru yang dinyatakan oleh WHO sebagai
pandemi dengan korban hampir terdapat pada seluruh negara di dunia. Penyakit ini disebabkan
oleh virus corona yang menyerang sistem pernafasan manusia. COVID-19 memiliki fatality rate
yang cukup tinggi yaitu hampir 10% dari jumlah kasus yang ada.

Pencegahan dan pengananan penyakit ini di Indonesia menjadi perbincangan dan perdebatan,
sementara penyakit dan virus. Antara lain adalah sulitnya melakukan pengujian swab dengan
metode Polymerase Chain Reaction (PCR). Sementara kesulitan untuk melakukan uji swab
dirasakan oleh masyarakat di rumah sakit-rumah sakit rujukan pemerintah. Pengujian swab
sejauh ini dilakukan untuk pasien dalam pengawasan (PDP) dengan gejala pneumonia akut,
sementara hanya 15% orang yang terjangkit virus yang mengalami gejala sedangkan 85%
lainnya tidak mengalami gejala, sehingga untuk mengendalikan virus ini harus dilakukan tes
swab untuk siapa saja untuk melakukan isolasi kepada orang-orang yang terinfeksi virus SARS-
CoV-2 walaupun tanpa gejala.

Perdebatan lain adalah dapat dilakukan atau tidak karantina wilayah atau lockdown atau
penutupan sementara suatu wilayah. Untuk mengurangi kemungkinan penularan COVID-19
harus dilakukan karantina seperti yang dilakukan di Cina dan Italia saat ini karena hal tersebut
adalah cara paling mudah dan murah bagi pemerintah. Gejolak ekonomi akibat lockdown
mungkin terjadi namun sesuai dengan UU Karantina Kesehatan, pemerintah harus menyediakan
kebutuhan masyarakat selama waktu karantina. Hal ini yang menjadi pembicaraan di tengah
masyarakat saat ini.

Cara lain selain karantina adalah melakukan tes besar-besaran seperti yang dilakukan di Korea
Selatan yang mana dilakukan pengujian hingga 20.000 tes per hari untuk mendeteksi orang yang
terinfeksi tanpa gejala. Pemerintah pusat harusnya mengembangkan kemampuan untuk
melakukan pengujian atau memberikan kewenangan kepada badan-badan lain seperti BNPB dan
balai-balai kesehatan universitas atau lembaga untuk membantu kemampuan pemerintah. Selain
itu juga diperlukan transparansi data dan keadilan dalam penanganan penyakit ini karena banyak
dirasakan kesulitan untuk mendapatkan perawatan dari rumah sakit rujukan akibat birokrasi yang
berbelit-belit padahal penyakit ini sangat membahayakan.

Sehingga untuk saat ini cara yang paling baik untuk dilakukan oleh masyarakat adalah dengan
tetap berada di rumah, menjaga jarak dengan orang lain, menjaga kebersihan diri, dan menjaga
kesehatan dan kebugaran.

Anda mungkin juga menyukai