Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

DASAR DASAR ILMU PENDIDIKAN


“LANDASAN DAN AZAS PENDIDIKAN BESERTA IMPLIKASINYA”

Oleh :

KELOMPOK 2

1.ILHAM MAULANA : 18086252


2.INTAN RAHMMAWATI : 17087230
3.RISKA ULANDARI : 18031021
4.WALDE WILFARIZI : 17087197

DOSEN PEMBIMBING : Dr. ISMANIAR, S.Pd., M.Pd.

UNIVERSITAS NEGERI PADANG


2020

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karuniaNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Dalam penyusunan makalah ini, dengan kerja keras dan dukungan dari berbagai
pihak, kami telah berusaha untuk dapat memberikan yang terbaik dan sesuai dengan harapan,
walaupun di dalam pembuatannya kami menghadapi kesulitan, karena keterbatasan ilmu
pengetahun dan keterampilan yang kami miliki.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini terdapat banyak kekurangan.
Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat kami butuhkan agar dapat
menyempurnakan dimasa yang akan datang.
Semoga apa yang disajikan dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi  teman-teman dan pihak
yang berkepentingan.

Padang, 10 Februari 2020


Tim Penyusun

Kelompok 2

2
DAFTAR ISI

BAB I Pendahuluan

1. Latar Belakang...............................................................................................................4
2. Rumusan Masalah..........................................................................................................4
3. Tujuan Penulisan............................................................................................................4

BAB II Pembahasan

1. Landasan Pendidikan .....................................................................................................5
2. Implementasi Landasan Pendidikan.............................................................................10
3. Azas-azas Pendidikan...................................................................................................11
4. Implementasi Azas-azas Pendidikan............................................................................15

BAB III Penutup

1. Kesimpulan ..................................................................................................................17
2. Saran ............................................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................18

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu faktor vital dalam kehidupan manusia. Setiap
individu membutuhkan pendidikan agar meraka dapat mempertahankan hidup mereka dan
juga agar mereka dapat diterima di dalam pergaulan. Sebenarnya bukan hanya manusia yang
melakukan proses belajar, hewan pun sebenarnya melakukan proses belajar, hanya saja dalam
prosesnya hewan lebih mengandalkan instinganya.

Pendidikan dibutuhkan untuk mencetak generasi baru yang lebih bermutu. Dengan
harapan dapat memperbaiki kondisi Indonesia saat ini. Pendidikan dilaksanakan dengan
tujuan memanusiakan manusia. Dimana dalam hal itu dimaksudkan untuk membentuk insan
yang dapat mematuhi norma-norma yang ada.

Untuk mewujudkan tujuan dari pendidikan itu, maka diperlukan sebuah landasan
pendidikan yang diharapkan dapat membuat pendidikan berfungsi seperti apa
seharusnya.        

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja yang ada landasan pendidikan ?
2. Bagaimana implementasi dari landasan pendidikan ?
3. Apa saja asas-asas pokok pendidikan ?
4. Bagaimana implementasi dari ass-asas pendidikan ?

C. Tujuan

Untuk mengetahui apa saja yang ada dalam landasan pendidikan, Untuk mengetahui apa
saja jenis-jenis landasan pendidikan, dan implementasi dalam pendidikan indonesia, Untuk
mengetahui apa saja asas-asas pokok pendidikan dan implementasinya.

4
BAB II

PEMBAHASAN

1. Landasan Pendidikan
A. Pengertian Landasan Pendidikan

Istilah landasan mengandung arti sebagai alas, dasar atau tumpuan (kamus besar
bahasa Indonesia, 1995:560). Istilah landasan dikenal pula sebagai fundasi. Mengacu pada
pengertian tersebut, dapat dipahami bahwa landasan adalah alas atau dasar pijakan dari
sesuatu hal; suatu titik tumpu atau titik tolak dari suatu hal ; atau suatu fundasi tempat
berdirinya sesuatu hal.Menurut sifat wujudnya dapat dibedakan dua jenis landasan yaitu :

(1) landasan yang bersifat material, landasan pacu pesawat terbang dan fundasi bangunan
gedung

(2) landasan yang bersifat konseptual, lain berupa dasar Negara Republik Indonesia yaitu
Pancasila dan UUD RI Tahun 1945 dan landasan pendidikan

Landasan yang bersifat konseptual identik dengan asumsi, yaitu suatu gagasan, kepercayaan,
prinsip, pendapat atau pernyataan yang sudah dianggap benar, yang dijadikan titik tolak
dalam rangka berpikir (melakukan suatu studi) dan/atau dalam rangka bertindak. (melakukan
suatu praktek).dapat disimpulkan bahwa landaan pendidikan adalah seperangkat asumsi yang
dijadikan titik tolak dalam rangka pendidikan. Sebagaimana telah kita pahami, dalam
pendidikan mesti terdapat momen studi pendidikan dan momen praktek pendidikan.

B. Jenis-jenis Landasan Pendidikan


a) Landasan Religius

Landasan religius pendidikan, yaitu asumsi-asumsi yang bersumber  dari religi atau agama
yang menjadi titik tolak  dalam rangka praktek pendidikan dan atau studi pendidikan.
Seseorang yang tidak memahami agama tidak akan mampu mengembangkan pengetahuan
yang mereka dapat. Seperti yang kita ketahui ilmu tanpa agama akan menjadi buta, dan
agama tanpa ilmu akan menjadi lumpuh. Dalam mengembangkan ilmu yang kita dapatkan,
maka peranan agama sangat berpengaruh.Sehingga ajaran agama dan ilmu yang kita dapatkan
harus berjalan dengan seimbang. Selain itu ilmu juga bisa kita dapatkan pada kitab suci,
seperti umat Hindu dapat mempelajari kitab suci Weda untuk mendapatkan ilmu, dan dapat
mengembangkannya sesuai dengan ajaran – ajaran kitab suci tersebut

5
b) Landasan Filosofis Pendidikan

Dalam kaitannya dengan landasan filosofis pendidikan, merupakan titik permulaan dalam
proses pendidikan dan menjadi titik tolak akan arah dan tujuan dalam pendidikan, terutama
ketika menentukan aspek tujuan-tujuan dalam pendidikan.Dalam landasan pendidikan,
filsafat memberikan konsep dasar yang dibutuhkan sebagai prakarsa, baik bagi masyarakat
maupun pemerintah dalam membentuk formulasi dan orientasi pendidikan. Formulasi yang
mengandung nilai-nilai pendidikan selanjutnya diaplikasikan dalam suatu realita, agar proses
pendidikan terealisir. Salah satu aspeknya dengan pengembangan afeksi, yang menekankan
pada perilaku peserta didik sehari-hari.

c) Landasan Sosiologis

Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok-
kelompok dan struktur sosialnya. Artinya bahwa mempelajari bagaimana manusia
berhubungan satu dengan yang lainnya dalam kelompoknya dan bagaimana susunan unit-unit
masyarakat atau sosial di suatu wilayah serta kaitannya dengan yang lainnya

Jadi, sosiologi pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang hubungan dan
interaksi manusia, baik individu maupun kelompok (masyarakat) dengan persekolahan
(pendidikan) dan begitu pun sebaliknya, hubungan antara persekolahan (pendidikan) dengan
manusia, sehingga terjalin kerja sama yang sinergi dan berkesinambungan antara manusia
dengan pendidikan.

d) landasan Legalitas

Landasan hukum/yuridis pendidikan adalah asumsi yang bersumber dari peraturan


perundangan yang berlaku, yang dijadikan titik tolak dalam pendidikan. Berikut ini beberapa
sumber UU negara Indonesia yang dijadikan dasar yuridis penyelenggaraan pendidikan di
Indonesia :

1) UU RI No.20 ahun 2003 tentang sisiknas : “Setiap warga negara yang berusia 7
sampai dengan 15 tahun wajib mengikuti pendidikan dasar” (pasal 6).
2) “Setiap warga negara yang berusia 6 tahun dapat mengikuti program wajib belajar”
(pasal 34) menjadi dasar penerimaan siswa baru di SD.

Peraturan-peraturan tersebut adalah sebagai berikut:

1) Pendidikan Menurut Undang Undang Dasar 1945.

6
Ada dua pasal dalam Undang Undang Dasar 1945 yang menjadi dasar hukum
pendidikan, yaitu pasal 31 dan 32. Pasal 31 mengatur tentang pendidikan kewajiban
pemerintah membiayai wajib belajar 9 tahun di SD dan SMP, anggaran pendidikan minimal
20% dari APBN dan APBD, dan sistem pendidikan nasional. Sedangkan pasal 32 mengatur
tentang kebudayaan.

2) Undang Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Dalam Undang-undang ini memuat pembaharuan visi dan misi pendidikan nasional
dan juga terdiri dari 77 Pasal yang mengatur tentang ketentuan umum, dasar, fungsi dan
tujuan pendidikan nasional, prinsip penyelenggaraan pendidikan, hak dan kewajiban warga
negara, orang tua dan masyarakat, peserta didik, jalur jenjang dan jenis pendidikan, bahasa
pengantar, estándar nasional pendidikan, kurikulum, pendidik dan tenaga kependidikan,
sarana dan prasarana pendidikan, pendanaan pendidikan, pengelolaan pendidikan, peran serta
masyarakat dalam pendidikan, evaluasi akreditasi dan sertifikasi, pendirian satuan
pendidikan, penyelenggaraan pendidikan oleh lembaga negara lain, pengawasan, ketentuan
pidana, ketentuan peralihan dan ketentuan penutup.

3) Undang Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

Undang-undang ini memuat 84 Pasal yang mengatur tentang ketentuan umum,


kedudukan fungsi dan tujuan, prinsip profesionalitas, seluruh peraturan tentang guru dan
dosen dari kualifikasi akademik, hak dan kewajiban sampai organisasi profesi dan kode etik,
sanksi bagi guru dan dosen yang tidak menjalankan kewajiban sebagaimana mestinya,
ketentuan peralihan dan ketentuan penutup.

e) Landasan Kultural

Landasan kultural mengandung makna norma dasar pendidikan yang bersumber dari
norma kehidupan berbudaya yang dianut oleh suatu bangsa. Untuk memahami kehidupan
berbudaya suatu bangsa kita harus memusatkan perhatian kita pada berbagai dimensi.

1) Kebudayaan dapat dipahami sebagai strategi manusia dalam menghadapi


lingkungannya, dan.
2)  Kebudayaan merupakan suatu sistem dan terkait dengan sistem sosial. Kebudayaan
dari satu pihak mengkondisikan suatu sistem sosial dalam arti ikut serta membentuk
atau mengarahkan, tetapi juga dikondisikan oleh sistem sosial.

7
Dengan memperhatikan berbagai dimensi kebudayaan tersebut di atas dapat
dikemukakan, bahwa landasan kultural pendidikan di Indonesia haruslah mampu memberi
jawaban terhadap masalah berikut:

1) Semangat kekeluargaan dalam rumusan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai


landasan pendidikan.
2) Rule of law dalam masyarakat yang berbudasya kekeluargaan dan kebersamaan.
3) Apa yang menjadi “etos” masyarakat Indonesia dalam kaitan waktu, alam, dan kerja,
serta kebiasaan masyarakat Indonesia yang menjadi “etos” sesuai dengan budaya
Pancasila; beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti
luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras tangguh bertanggung jawab, mandiri,
cerdas dan terampil, sehat jasmani dan rohani.
4) Cara bagaimana masyarakat menafsirkan dirinya, sejarahnya, dan tujuan-tujuannya.

f) Landasan Psikologis

Landasan psikologis pendidikan adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari kaidah-


kaidah psikologi yang dijadikan titik tolak pendidikan. Pendidikan selalu melibatkan aspek
kejiwaan manusia, sehingga landasan psikologis merupakan salah satu landasan yang penting
dalam bidang pendidikan. Pada umumnya landasan psikologis dari pendidikan tersebut
terutama tertuju pada pemahaman manusia, khususnya tentang proses perkembangan dan
proses belajar.

Pemahaman peserta didik utamanya yang berkaitan dengan aspek kejiwaan, merupakan
faktor keberhasilan untuk pendididkan. Dalam maksud itu, Psikologi menyediakan sejumlah
informasi/kebutuhan tentang kehidupan pribadi manusia pada umumnya serta gejala-gejala
yang berkaitan dengan aspek pribadi.

Seperti di kemukakan teori A.maslow kategori kebutuhan menjadi enam kategori meliputi:

1) Kebutuhan fisiologis: kebutuhan memmpertahankan hidup (makan, tidur, istrahat dan


sebagainya)
2) Kebutuhan rasa aman: kebutuhan terus nenerus merasa aman dan bebasdari ketakutan
3) Kebutuhan akan cinta dan pengakuan:kebutuhan rasa kasih sayang dalam kelompok
4) Kebutuhan akan alkuturasi diri:kebutuhan akan potensi potensi yang di miliki
5) Kebutuhan untuk mengetahui dan di pahami:kebutuhan akan berkaitan dengan
penguasaan iptek

8
Perkembangan manusia berlangsung sejak konsepsi (pertemuan ovum dan sperma)
sampai saat kematian, sebagai perubahan maju (progresif) ataupun kadang-kadang
kemunduran (regresif).

Salah satu aspek dari pengembangan manusia seutuhnya adalah yang berkaitan
dengan perkembangan kepribadian, utamanya agar dapat diwujudkan kepribadian yang
mantap dan mandiri. Meskipun terdapat variasi pendapat, namun dapat dikemukakan
beberapa prinsip umum kepribadian. Disebut sebagai prinsip prinsip umum karena:

1) Prinsip tersebut yang dikemukakan dengan variasi tertentu dalam berbagai teori
kepribadian.
2) Prinsip itu akan tampak bervariasi pada kepribadian manusia tertentu (sebab:
kepribadian itu unik)

Terdapat dua hal kepribadian yang penting di tinjau dari konteks perkembangan kepribadian,
yakni:

1) Terintegrasinya seluruh komponen ke dalam struktur yang teroganisir secara


sistematik.
2) Terjadi tingkah laku yang konsisiten dalam menghadapi lingkungan.

g) Landasan Ilmiah dan Teknologis

Landasan ini bersumber pada disiplin ilmu tertentu yang dijadikan titik tolak pendidikan.
Seperti yang kita ketahui, iptek menjadi bagian utama dalam isi pengajaran; dengan kata lain,
pendidikan sangat berperan penting dalam pewarisan dan pengembangan iptek.

Terdapat beberapa istilah yang perlu dikaji agar jelas makna dan kedudukan masing-
masing yakni pengetahuan, ilmu pengetahuan, teknologi. Pengetahuan (knowledge) adalah
segala sesuatu yang diperoleh melalui berbagai cara pengindraan terhadap fakta, penalaran
(rasio), intuisi, dan wahyu.

Iptek merupakan salah satu hasil dari usaha manusia untuk mencapai kehidupan yang
lebih baik, yang telah dimulai pada permulaan kehidupan manusia. Bukti historis
menunjukkan bahwa usaha mula bidang keilmuan yang tercatat adalah oleh bangsa Mesir
purba, dimana banjir tahunan sungai Nil menyebabkan berkembangnya system almanac,
geometri dan kegiatan survey.

9
h)       Landasan Ekonomi

Fungsi ekonomi dalam dunia pendidikan adalah untuk menunjang proses pembelajaran
melalui kerjasama pihak sekolah dengan usahawan dalam proses belajar mengajar para
siswa. Dan mengetahui semua yang berkaitan dengan ilmu ekonomi yang sangat banyak kita
gunakan dalam kehidupan sehari-hari, seperti : ilmu dalam bertransaksi (jual-beli) yang
benar.

i)   Landasan Historis

Landasan Historis pendidikan Indonesia adalah cita –cita dan praktek-praktek pendidikan
masa lampau. Dilihat dari kondisi social budaya , pendidikan masa lampau Indonesia dapat
dikelompokkan menjadi tiga tonggak sejarah, yaitu:

1) Pendidikan Tradisional , yaitu penyelenggaraan pendidikan di nusantara yang


dipengaruhi oleh agama-agama besar di dunia Hindu, Budha, Islam dan Nasrani
(katolik dan protestan).
2)  Pendidikan kolonial Barat, yaitu penyelenggaraan pendidikan di nusantara yang
dipengaruhi oleh pemerintahan kolonial barat, terutama kolonial Belanda.
3)  Pendidikan kolonial Jepang, yaitu penyelenggaraan pendidikan di nusantara yang
dipengaruhi oleh pemerintahan kolnial Jepang dalam zaman perang dunia II.

2. Implementasi masing-masing landasan pendidikan

Berikut ini bebepara contoh penerapan berbagai landasan pendidikan di Sekolah :

1) Pelaksanaan Ujian Akhir Nasional dengan standar nilai.


2) Keputusan kenaikan kelas dilakukan satu tahun sakali.
3) Penerapan UU Guru dan Dosen.
4) Pelaksanaan upacara bendera dan peringatan hari besar nasional.
5) Pembelajaran sejarah melalui mata pelajaran sejarah.
6) Diajarkan lagu-lagu nasional untuk mengenang kembali sejarah perjuangan bangsa.
7) Penerapan kurikulum yang sesuai.
8) Pembelajaran nilai-nilai moral dan pancasila melalui pelajaran PKn.
9) Adanya guru bimbingan konseling untuk menyelesaikan masalah siswa.
10) Kebijakan untuk mengumumkan juara di sekolah setelah ujian kenaikan kelas,
sebagai penghargaan kepada siswa berprestasi dan juga motivasi untuk siswa lainnya.

10
11) Pemberian beasiswa kepada siswa yang memiliki prestasi tinggi.
12) Diadakannya kegiatan gotong royong membersihkan lingkungan sekolah.
13) Pelaksanaan piket kelas dalam bentuk kelompok yang juga mengajarkan gotong
royong dan kerjasama kepada siswa.
14) Pengadaan kebijakan sekolah tentang sosialisasi hal-hal baik kepada siswa.
15) Pemberian beasiswa kepada siswa berprestasi dan kepada siswa yang kurang mampu.
16) Kerjasama sekolah dengan para usahawan dalam pengadaan buku untuk perpustakaan
yang dapat membantu siswa dalam mendapatkan informasi serta sarana belajar bagi
siswa.
17) Pembayaran SPP untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar di sekolah.
18) Pembelajaran agama untuk mendidik akhlak siswa.
19) Kegiatan infaq dan zakat mendidik siswa untuk berbagi dengan sesama atas dasar Al-
Qur’an dan Sunah.
20) Pihak yang berperan dalam mewujudkan Landasan Pendidikan di Sekolah
21) Dalam melaksanakan landasan pendidikan tentunya diperlukan banyak pihak agar
dapat berjalan dengan lancar.
22) Pemerintah
23) Pemerintah menetapkan dasar-dasar pelaksanaan pendidikan dan memberikan
fasilitas, agar pendidikan berjalan dengan lancar dan merata di setiap wilayah negara
Indonesia.
24) Guru memberikan pengajaran kepada siswa yang sesuai dengan landasan pendidikan.
Mendidik dan mengajarkan hal-hal baik untuk membangun individu yang berkarakter.

3. Asas-asas pendidikan
A. Asas Tut Wuri Handayani

Asas Tut Wuri Handayani merupakan asas pendidikan Indonesia yang bersumber dari
asas Pendidikan Taman Siswa yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara yaitu seorang
perintis kemerdekaan dan pendidikan nasional.

Makna Tut Wuri Handayani adalah:

● Tut Wuri: Mengikuti perkembangan sang anak dengan penuh perhatian berdasarkan cinta
kasih dan tanpa pamrih.

11
● Handayani: Mempengaruhi dalam arti merangsang, memupuk, membimbing, dan
menggairahkan anak agar sang anak mengembangkan pribadi masing-masing melalui disiplin
pribadi (Arga, 2011, dalam Jurnal Ilmu Pendidikan).

Asas Tut Wuri Handayani yang dikumandangkan oleh Ki Hajar tersebut mendapat
tanggapan positif dari Drs. RMP Sosrokartono (filsuf dan ahli bahasa) dengan menambahkan
dua semboyan untuk melengkapinya, yakni Ing Ngarso Sung Tulada dan Ing Madya Mangun
Karsa. Kini ketiga semboyan tersebut telah menyatu menjadi satu kesatuan asas, yaitu:

● Ing Ngarso Sung Tulada (jika di depan menjadi contoh).

● Ing Madya Mangun Karsa (jika di tengah-tengah membangkitkan kehendak, hasrat atau
motivasi).

● Tut wuri Handayani (jika di belakang mengikuti dengan awas).

Asas Tut Wuri Handayani ini bermakna bahwa setiap orang berhak mengatur dirinya
sendiri dengan berpedoman kepada tata tertib kehidupan yang umum. Menurut asas ini,
dalam penyelenggaraan pendidikan, seorang guru merupakan  pemimpin yang berdiri di
belakang dengan bersemboyan “tut wuri handayani”, yaitu tetap mempengaruhi dengan
memberi kesempatan kepada anak didik untuk berjalan sendiri dan tidak terus-menerus
dicampuri, diperintah atau dipaksa. Guru hanya wajib menyingkirkan segala sesuatu yang
merintangi jalannya anak serta hanya bertindak aktif dan mencampuri tingkah laku atau
perbuatan anak apabila anak didik tidak dapat menghindarkan diri dari berbagai rintangan.
Dapat dikatakan bahwa asas Tut Wuri Handayani ini merupakan cikal bakal dari pendekatan
atau cara belajar siswa aktif.

B. Kemandirian dalam Belajar

Asas Tut Wuri Handayani dan asas belajar sepanjang hayat secara langsung sangat erat
kaitannya dengan asas kemandirian dalam belajar. Asas Tut Wuri Handayani didasarkan pada
asumsi bahwa dalam kegiatan belajar-mengajar peserta didik mampu untuk mandiri dalam
belajar. Kemandirian dalam belajar itu dapat dikembangkan dengan menghindari campur
tangan guru, namun guru selalu siap untuk membantu apabila diperlukan. Selanjutnya, asas
belajar sepanjang hayat hanya dapat diwujudkan apabila didasarkan pada pendapat bahwa
peserta didik mau dan mampu mandiri dalam belajar. Oleh karena itu, tidak mungkin
seseorang belajar sepanjang hayatnya apabila selalu tergantung dari bantuan guru atau pun
orang lain.

12
Perwujudan asas kemandirian dalam belajar akan menempatkan guru dalam peran utama
sebagai fasilitator, informator dan motivator. Sebagai fasilitator, guru diharapkan dapat
menyediakan dan mengatur berbagai sumber belajar dengan sedemikian rupa, sehingga
memudahkan peserta didik berinteraksi dengan sumber-sumber tersebut. Sebagai informator,
guru harus menyadari bahwa dirinya hanya merupakan bagian kecil dari sumber-sumber
informasi yang ada. Oleh karena itu, guru perlu memberikan dan bahkan merangsang peserta
didik untuk mencari informasi selain dari dirinya sendiri. Sedangkan sebagai motivator, guru
mengupayakan timbulnya prakarsa peserta didik untuk dapat memanfaatkan sumber belajar
secara maksimal 

Terdapat beberapa strategi belajar-mengajar yang dapat mengembangkan kemandirian dalam


belajar, yaitu:

● Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA).

● Belajar dari modul, paket belajar, dan sebagainya.

● Belajar dengan didukung oleh suatu pusat sumber belajar (PSB) yang memadai. PSB
memberi peluang tersedianya berbagai jenis sumber belajar, di samping bahan di
perpustakaan. Dengan dukungan PSB itu asas kemandirian dalam belajar akan lebih
dimantapkan dan dikembangkan 

C. Asas Belajar Sepanjang Hayat

Pada dasarnya, manusia adalah makhluk yang tidak pernah sempurna, dia selalu
berkembang mengikuti perkembangan yang terjadi di lingkungan kehidupannya. Dewasa ini,
akibat kemajuan ilmu dan teknologi yang amat pesat, terjadi perubahan yang amat pesat
dalam berbagai aspek kehidupan. Akibatnya, apa yang dipelajari oleh seseorang pada
beberapa tahun yang lalu dapat menjadi tidak berarti atau tidak bermanfaat lagi. Hal ini
disebabkan karena apa yang telah dipelajarinya sudah tidak relevan lagi dengan berbagai
masalah kehidupan yang dihadapinya. Jadi, implikasi dari kemajuan ilmu dan teknologi yang
amat pesat tersebut ialah seseorang dituntut untuk mau dan mampu belajar sepanjang
hayat.Asas belajar sepanjang hayat merupakan sudut pandang dari sisi lain terhadap
pendidikan seumur hidup. Ini sesuai dengan hadist Nabi Muhammad SAW yang sudah tidak
asing lagi ditelinga, beliau bersabda yang artinya: ”Tuntutlah ilmu dari buaian sampai
meninggal dunia”. Jadi, Islam telah lama mengenal konsep belajar sepanjang ayat ini jauh
sebelum orang-orang Barat mengangkatnya 

13
Pendidikan seumur hidup adalah pendidikan yang harus:

 Meliputi seluruh hidup setiap individu.


 Mengarahkan kepada pembentukan, pembaharuan, peningkatan dan penyempurnaan
secara sistematis pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dapat meningkatkan
kondisi hidupnya.
 Tujuan akhirnya adalah mengembangkan penyadaran diri setiap individu.
 Meningkatkan kemampuan dan motivasi untuk belajar mandiri
 Mengakui kontribusi dari semua pengaruh pendidikan yang mungkin terjadi, termasik
yang formal, non formal dan informal 

D. Asas Alam Takambang Jadi Guru

Alam takambang jadi guru adalah pepatah yang berasal dari Minangkabau. Kalau
dijadikan bahasa Indonesia, kira-kira menjadi ” alam terkembang (terbentang luas) dijadikan
sebagai guru “. Dewasa ini, pepatah tersebut masuk dalam  moto pembelajaran untuk guru.
Entah  kapan dimulai, yang jelas perangkat pembelajaran tersebut telah digandakan oleh
banyak guru. Secara tidak langsung menyebarluaskan pepatah alam takambang jadi guru.
Nyata  bagi banyak guru pepatah ini sudah familiar juga. Bahkan di Negeri Belanda juga
sangat dikenal oleh pakar pendidikan di sana.

Guru di daerah Sumatra Barat dan guru-guru penutur bahasa Melayu pada umumnya akan
langsung mengerti makna pepatah tersebut. Di Ranah Minang ungkapan tersebut sangat
komunikatif.  Sementara itu, mereka yang tidak mengerti bahasa Melayu dan bahasa Minang,
hanya bisa mengira dan mendiskusikan pengertiannya kepada teman sejawat. Namun mereka
tidak akan banyak menemui kesulitan untuk itu. Lagi pula konsep alam takambang jadi guru
sangat praktis dan universal. Cakupannya meliputi semua dimensi.

Pepatah Alam Takambang jadi guru ini sangat dipahami oleh setiap orang yang berasal
dari Sumatra Barat. Pewarisannya secara oral. Pepatah ini diajarkan turun temurun. Dewasa
ini penyebarannya selain secara lisan juga melalui berbagai karya tulis, termasuk di dalamnya
karya sastra. Pepatah atau ungkapan ini bermakna ‘agar kita belajar pada  alam yang
menyajikan berbagai fenomena. Alam terbentang luas senantiasa mengabarkan sebuah
kearifan’. Sejatinya pepatah atau ungkapan filosofi ini mengandung
makna, pertama menunjukan sikap seseorang terhadap tanggung jawab yang seharusnya ia
dilaksanakan dalam rangka pengembangan diri. Kedua ungkapan ini bermakna menunjukan

14
kepada kita apa sesungguhnya sumber dari pengetahuan dan teknologi atau
keterampilan. AlamTakambang  yakni menujukan sumber belajar yang sesungguhnya, yakni
sumber belajar yang sungguh-sungguh dapat memenuhi “kebutuhan kita semua” yang
sifatnya selalu ada sepanjang zaman.

Alam diciptakan Allah untuk dimanfaatkan untuk beragam keperluan. Dapat dirinci, di
antaranya  sangat banyak  pelajaran yang bisa diambil darinya. Karena itu muncul ungkapan
orang Minangkabau yang mengatakan “Alam Takambang jadi Guru” itu. Banyak sudah
teknologi canggih  yang kita gunakan sekarang ini mengambil prinsip kerjanya dari alam ini.
Untuk itu  kita selalu bersahabat dengan alam (lingkungan dimana kita berada)  agar kita
selalu dapat memetik pelajaran darinya.

4. Implementasi dari masing-masing azas azas dalam pendidikan


1) Azas Tut Tut wuri Handayani

Dalam kaitan implementasi asas Tut wuri Handayani, dapat dikemukakan beberapa
keadaan yang ditemui, yakni:

 Peserta didik mendapat kebebasan untuk memilih pendidikan dan keterampilan yang
diminatinya di semua jenis, jalur, dan jenjang pendidikan yang disediakan oleh
pemerintah sesuai peran dan profesinya dalam masyarakat.
 Peserta didik mendapat kebebasan untuk memilih pendidikan kejuruan yang
diminatinya agar dapat mempersiapkan diri untuk memasuki lapangan kerja bidang
tertentu yang diinginkannya.Peserta didik yang memiliki kelainan (cacat fisik atau
mental) memperoleh kesempatan untuk memilih pendidikan dan keterampilan sesuai
dengan cacat yang disandang agar dapat tumbuh menjadi manusia yang mandiri.
 Peserta didik di daerah terpencil mendapat kesempatan untuk memperoleh pendidikan
dan keterampilan agar dapat berkembang menjadi manusia yang memiliki
kemampuan dasar yang memadai sebagai manusia yang mandiri, yang beragam dari
potensi dibawah normal sampai jauh diatas normal 

2) Azas Belajar sepanjang hayat

Dalam kaitan asas belajar sepanjang hayat, dapat dikemukakan beberapa keadaan yang
ditemui yakni:

15
 Usaha pemerintah memperluas kesempatan belajar telah mengalami peningkatan.
Terbukti dengan semakin banyaknya peserta didik dari tahun ke tahun yang dapat
ditampung baik dalam lembaga pendidikan formal, non formal, dan informal dan
berbagai jenjang pendidikan dari TK sampai perguruan tinggi.
 Usaha pemerintah dalam pengadaan dan pembinaan guru dan tenaga kependidikan
pada semua jalur, jenis, dan jenjang agar mereka dapat melaksanakan tugasnya secara
proporsional. Dan pada gilirannya dapat meningkatkan kualitas hasil pendidikan di
seluruh tanah air.
 Usaha pembaharuan kurikulum dan pengembangan kurikulum dan isi pendidikan agar
mampu memenuhi tantangan pembangunan manusia Indonesia seutuhnya yang
berkualitas melalui pendidika
 Usaha pengadaan dan pengembangan sarana dan prasarana yang semakin meningkat:
ruang belajar, perpustakaan, media pengajaran, bengkel kerja, sarana pelatihan dan
keterampilan, dan sarana pendidikan jasmani.
 Pengadaan buku ajar diperuntukkan bagi berbagai program pendidikan masyarakat
yang bertujuan untuk:
 Meningkatkan sumber penghasilan keluarga secara layak dan hidup bermasyarakat
secara berbudaya melalui berbagai cara belajar.
 Menunjang tercapainya tujuan pendidikan manusia seutuhnya.
 Usaha pengadaan berbagai program pembinaan generasi muda: kepemimpinan dan
keterampilan, kesegaran jasmani dan daya kreasi, sikap patriotisme dan idealisme,
kesadaran berbangsa dan bernegara, kepribadian dan budi luhur.
 Usaha pengadaan berbagai program pembinaan keolahragaan dengan memberikan
kesempatan yang seluas-luasnya kepada anggota masyarakat untuk melakukan
berbagai macam kegiatan olahraga guna meningkatkan kesehatan dan kebugaran serta
prestasi di bidang olahraga.
 Usaha pengadaan berbagai program peningkatan peran wanita dengan memberikan
kesempatan seluas-luasnya dalam upaya mewujudkan keluarga sehat, sejahtera dan
bahagia peningkatan ilmu pngetahuan dan teknologi, keterampilan serta ketahanan
mental.

16
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Landasan pendidikan pada hakikatnya adalah dasar-dasar, titik pijak yang melandasi
operasionalisasi system pendidikan. Terdapat beberapa jenis landasan pendidikan yaitu :
landasan fisiologis, landasan sosiologis, landasan psikologis, landasan cultural, landasan
ilmiah dan teknologis, landasan religius dan landasan yuridis.

Asas pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi dasar atau tumpuan
berpikir, baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan pendidikan. Khusus di Indonesia,
terdapat beberapa asas pendidikan yang memberi arah dalam merancang dan melaksanakan
pendidikan itu. Diantara asas tersebut adalah Asas Tut Wuri Handayani, Asas Belajar
Sepanjang Hayat, dan Asas Kemandirian dalam Belajar

2. Saran

Dengan selesainya makalah ini penulis berharap dapat menambah wawasan dan
pengetahuan pembaca. Penlulis juga mengharapkan kritik dan saran terhadap peningkatan
kualitas dalam penulisan makalah ini. Kami minta maaf apabila ada kesalahan dalam
penulisan ini dan isi penulisan makalah ini semoga bermanfaat bagi kita semua.

17
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 2007. Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.

Hasbullah.2006.Dasar-dasar Ilmu Pendidikan.Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada

Pridarta, Made Prof Dr. 2009. Landasan pendidikan : stimulasi ilmu pendidikan bercorak
Indonesia. Jakarta : Rineka Cipta

Tirtarahardja, Umar dan S.L. La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

18

Anda mungkin juga menyukai