Oleh :
MARTUNAS SITUMORANG
5161121017
1
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................. i
DAFTAR ISI........................................................................................................ 1
KATA PENGANTAR......................................................................................... 2
DAFTAR GAMBAR........................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................... 3
B. Gambaran Umum Perusahaan
1. Sejarah Perusahaan............................................................................... 4
2. Profil Perusahaan.................................................................................. 6
..............................................................................................................
3. Visi dan Misi Perusahaan..................................................................... 7
4. Lokasi Perusahaan................................................................................ 7
5. Struktur Organisasi Perusahaan............................................................ 9
C. Tujuan
1. Tujuan Praktek Kerja Lapangan........................................................... 10
2. Tujuan Penulisan Laporan.................................................................... 10
D. Manfaat Praktek Kerja Lapangan
1. Bagi Mahasiswa.................................................................................... 11
2. Bagi Fakultas, Jurusan Teknik Mesin Unimed..................................... 11
3. Bagi Perusahaan.................................................................................... 11
BAB II PEMBAHASAN
A. Proses Industri........................................................................................... 12
B. Pengenalan Multi Fuel Boiler.................................................................... 23
C. Bagian bagian Multi Fuel Boiler............................................................... 24
D. Sistem Operasi Multi Fuel Boiler.............................................................. 33
E. Kesehatan dan Keselamatan Kerja............................................................ 44
F. Perawatan di Multi Fuel Boiler................................................................. 45
BAB III TEKNIK PELAKSANAAN
A. Metodologi Pelaksanaan............................................................................ 55
B. Jurnal Kegiatan Harian............................................................................ 55
C. Pekerjaan Secara Spesifik.......................................................................... 57
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................ 67
B. Saran.......................................................................................................... 68
2
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 71
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Praktek Kerja Lapangan Industri (PKLI) selama 30 hari kerja di PT. Toba Pulp
Lestari,Tbk dan telah menyelesaikan laporan PKLI yang berjudul
“SPESIALISASI MULTI FUEL BOILER DI PT.TOBA PULP
LESTARI,TBK”.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasihatas bantuan, arahan
dan dorongan kepada:
1. Bapak Janter Pangaduan Simanjutak, S.T, M.T, Ph.D selaku ketua Prodi
Jurusan Pendidikan Teknik MesinUnimed sekaligus Pembimbing PKLI .
2. Bapak Dr. Lisyanto, M.Si Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Mesin
Unimed.
3. Bapak Charles Simanjuntak selaku Field Manager Unit Multi Fuel Boiler di
PT. Toba Pulp Lestari,Tbk.Porsea.
4. Bapak Roni Rajagukguk selaku Komandan Mekanik sektor Departemen
Energi Di PT.Toba Pulp Lestari,Tbk.Porsea.
5. Kedua orang tua serta keluarga tercinta yang telah memberikan doa dan
dukungan baik moril maupun materil kepada penulis.
6. Rekan-rekan mahasiswa sesama tim PKLI dan teman-teman penulis yang
tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah banyak memberikaan motivasi.
Demi kesempurnaan laporan ini, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun. Akhir kata penulis berharap laporan PKLI ini dapat bermanfaat bagi
orang lain terkhusus kepada mahasiswa jurusan Teknik Mesin Universitas Negeri
Medan.
Medan, Februari 2019
Penulis,
Martunas Situmorang
NIM. 5161121017
3
DAFTAR GAMBAR
4
Gambar 3.3 Dokumentasi Kamis, 9 Januari 2020
BAB I
5
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kerja Praktik di Program Studi Pendidikan Teknik Mesin UNIMED
merupakan kegiatan wajib yang dilaksanakan setiap mahasiswa sebelum sidang
sarjana. Kerja praktik diperlukan untuk mempersiapkan mahasiswa sebelum terjun
ke dunia kerja. Kerja praktik akan memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk
mengamati, membandingkan, menganalisis, dan menerapkan ilmu yang diperoleh di
perkuliahan dengan keadaan sebenarnya di lapangan. Melalui kerja praktik
mahasiswa juga dapat memahami bagaimana ilmu yang didapat di perkuliahan
diaplikasikan di industri dan mampu menganalisa keadaan untuk mencari alternatif
solusi. Dengan melakukan kerja praktik mahasiswa dapat melihat dan mempelajari
hal-hal baru yang diperoleh didunia industri, seperti etika, kemampuan
berkomunikasi, dan kerjasama tim dan sistem tatanan sebuah perusahaan.
Universitas Negeri Medan merupakan salah satu Institusi Pendidikan di
Indonesia, harus selalu mengikuti kemajuan teknologi yang ada, maka dari itu
Program Studi Pendidikan Teknik Mesin Universitas Negeri Medan mengirimkan
mahasiswanya untuk melakukan Praktek Kerja Lapangan Industri (PKLI). Maksud
dan tujuannya adalah agar mahasiswa dapat membandingkan dan sedikit menerapkan
apa yang di dapat di kampus melalui pendidikan formal dengan aplikasi yang ada di
perusahaan.
Praktek Kerja Lapangan yang telah penulis jalani selama 1 bulan lebih ini
memiliki beberapa latar belakang permasalahan, sebagai tujuan yang ingin dicapai
dalam program PKL ini. Manfaat yang didapat dari program PKL ini diharapkan
dapat berguna untuk perusahaan, mahasiswa yang menjalani maupun untuk
Universitas itu sendiri. Untuk itu pelaksanaan kerja praktek ini harus benar-benar
dapat dipersiapkan dan dididik, agar dapat memberikan masukan keperusahaan dan
juga pengetahuan untuk penulis sendiri.
6
1. Sejarah Perusahaan
PT Toba Pulp Lestari Tbk (Perusahaan) didirikan dalam rangka Undang-
Undang Penanaman Modal Dalam Negeri No. 6 tahun 1968. Undang-Undang No. 12
tahun 1970 berdasarkan akta No. 329 tanggal 26 April 1983 dari Misahardi
Wilamarta, SH, notaris di Jakarta. Akta pendirian tersebut telah mendapat
persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam surat keputusannya
No. C2-5130.HT01-01 TH.83 tanggal 26 Juli 1983, serta diumumkan dalam Berita
Negara Republik Indonesia No. 97 tanggal 4 Desember 1984, Tambahan No 1176.
Status Perusahaan selanjutnya berubah menjadi Penanaman Modal Asing dan
telah mendapat persetujuan dengan Surat Pemberitahuan Tentang Keputusan
Presiden RI No. 07/V/1990 tanggal 11 Mei 1990 dari Ketua Badan Koordinasi
Penanaman Modal.
Sehubungan dengan perubahan status tersebut diatas, Anggaran Dasar
Perusahaan telah diubah dengan akta No. 113 tanggal 12 Mei 1990 dari Rachmat
Santoso, SH., notaris di Jakarta. Disamping itu, nilai nominal saham Perusahaan juga
diubah dari Rp 500 ribu per lembar menjadi Rp 1 ribu per lembar. Perubahan
tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia
dalam surat keputusannya No. C2-2652.HT. 01.04.TH.90 tanggal 20 Mei 1990.
Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan mengenai perubahan nama
perusahaan dari PT Inti Indorayon Utama Tbk menjadi PT Toba Pulp Lestari Tbk
dan penurunan modal dasar dari Rp 2.000.000.000 menjadi Rp 1.688.307.072 dicatat
dalam akta No. 61 tanggal 20 Pebruari 2001 dari Linda Herawati, SH., notaris di
Jakarta dan telah memperoleh persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik
Indonesia dalam surat keputusannya No. C-06519.HT.01.04.TH.2001 tanggal 23
Agustus 2001. Dan perubahan anggaran dasar perusahaan berdasarkan akta No. 61
tanggal 18 Juli 2003 dari Linda Herawati, SH, notaris di Jakarta, mengenai
peningkatan modal ditempatkan dan disetor.
Perubahan tersebut kemudian telah diterima dan dicatat oleh Kementerian
Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Laporan Penerimaan
Akta Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan No. C-21113.HT.01.04.TH.2003
tanggal 5 September 2003.
7
Berdasarkan keputusan rapat umum pemegang saham luar biasa pada tanggal
27 Juni 2008 dengan akta nomor 45 tanggal 14 Juli 2008 pada notaris Linda
Herawati SH., seluruh anggaran dasar telah mengalami perubahan guna
menyesuaikan dengan undang-undang nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas Peraturan Nomor IX.J.1 Lampiran Keputusan Bapepam LK dan Lembaga
Keuangan Nomor Kep-178/BL/2008 tanggal 14 Mei 2008. Perubahan tersebut
kemudian telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia dalam surat keputusannya No. AHU-
50872.AH.01.02.Tahun 2009 tanggal 21 Oktober 2009.
Perusahaan berdomisili di Medan, Sumatera Utara, dengan pabrik berlokasi
di Desa Sosor Ladang, Pangombusan, Kecamatan Parmaksian, Kabupaten Toba
Samosir, Sumatera Utara. Kantor terdaftar Perusahaan beralamat di Uniplaza, East
Tower, Lantai 7, Jl. Letjen. Haryono MT No. A-1, Medan.
Kegiatan Utama Perusahaan adalah mendirikan dan menjalankan industri
bubur kertas (pulp) dan serat rayon (viscose rayon), mendirikan, menjalankan, dan
mengadakan pembangunan hutan tanaman industri dan industri lainnya untuk
mendukung bahan baku dari industri tersebut, serta mendirikan dan memproduksi
semua macam barang yang terbuat dari bahan-bahan tersebut, serta memasarkan
hasil-hasil industri tersebut. Perusahaan mulai berproduksi secara komersial pada
tanggal 1 April 1989. Saat ini Perusahaan hanya memproduksi bubur kertas (pulp)
dan hasil produksi Perusahaan dipasarkan di dalam dan di luar negeri.
8
PT Toba Pulp Lestari Tbk adalah industri di bidang produksi pulp untuk
bahan baku kertas dan bahan baku serat rayon. Pabrik ini merupakan salah satu
industri strategis penghasil devisa diantara 5.935 unit pabrik sejenis yang terdapat di
dunia dengan kapasitas produksi terpasang 210.459.000 Ton pulp per tahun. Dari
jumlah tersebut diatas 5.258 unit terdapat di Asia.
Konsensi hutan kayu terbesar pada beberapa sector hutan yaitu Aek Nauli,
Habinsaran, Sarulla, Aek Raja, Tele, dan Padang Sidempuan yang termasuk dalam
delapan Kabupaten di Provinsi Sumatera Utara, Indonesia.
9
3. Visi dan Misi Perusahaan
Visi :
Menjadi salah satu pabrik Pulp Eucalyptus yang dikelola dengan terbaik,
menjadi supplier yang disukai oleh pelanggan kami dan pemilik perusahaan yang
disukai para karyawan.
Misi :
1. Menghasilkan pertumbuhan yang berkesinambungan.
2. Produser dengan biaya yang efektif.
3. Memaksimalkan keuntungan untuk pemangku kepentingan dan memberikan
kontribusi kepada pengembangan sosial ekonomi masyarakat sekitar dan
regional.
4. Menciptakan nilai melalui teknologi modern, pengetahuan industri dan
sumber daya manusia.
4. Lokasi Perusahaan
PT. Toba Pulp Lestari Tbk merupakan salah satu perusahaan pulp di
Indonesia yang cukup dikenal di Indonesia sendiri hingga mancanegara. Dimana hal
ini dikarenakan sebagian besar (sekitar 70%) pulp yang diproduksi PT Toba Pulp
Lestari Tbk diekspor ke negara-negara tetangga seperti Malaysia, Jepang, Cina,
Thailand, dan negara lainnya sesuai dengan sistem pesanan tiap-tiap negara, dan
tentunya sisanya sebesar 30% digunakan di Indonesia untuk bahan baku pembuatan
kertas/buku anak-anak Indonesia.
PT Toba Pulp Lestari Tbk merupakan pabrik pembuatan pulp sebagai bahan
baku kertas dan kain yang berbentuk kraft yang berlokasi di Desa Sosorladang,
Kecamatan Parmaksian, Kabupaten Toba Samosir dan memiliki kantor perwakilan di
Medan yang terletak di Gedung Uniland Plaza Medan dan di Jakarta di Gedung BNI
Lt.10, Jalan Jendral Sudirman, Jakarta Selatan.
Area perusahaan dari PT Toba Pulp Lestari Tbk terdiri dari 2 bagian, yaitu
Forest Section dan Mill Section. Forest Section meliputi 4 kabupaten yaitu
10
Kabupaten Simalungun, Toba Samosir, Dairi, dan Tapanuli Utara. Sedangkan untuk
Mill Section terletak di Desa Sosorladang yang berjarak kurang lebih 220 km dari
Kota Medan. Pabrik ini dibangun diatas tanah seluas kurang lebih 200 ha, termasuk
perumahan karyawan dan nursery seluas 10 ha. Disekitar kawasan pabrik terdapat
aliran Sungai Asahan yang airnya dimanfaatkan perusahaan untuk keperluan pabrik
dan kebutuhan sehari-hari masyarakat sekitar.
11
Gambar 1.2. Lokasi PT. Toba Pulp Lestari, Tbk
PT Toba Pulp Lestari Tbk menganut bentuk organisasi garis dan staff (staff
and line organization). Kekuasaan dan wewenang tertinggi terletak pada dewan
komisaris yang terdiri dari seorang presiden dan 4 orang komisaris. Dewan komisari
adalah pemegang saham atau wakil-wakilnya yang mempunyai wewenang yang
mengangkat dan memberhentikan direktur dalam mengawasi seluruh kegiatan dan
pelaksanaan tugas, meminta laporan pertanggungjawaban secara periodik serta
memberi saran dan nasihat kepada direktur ( Propectus of PT Toba Pulp Lestari
Tbk).
12
Gambar 1. 3. Mill Management Start Up Organization Stucture
PT. Toba Pulp Lestari, Tbk.
13
C. Tujuan
1. Tujuan Kerja Praktik
a. Memperoleh gambaran nyata tentang penerapan ilmu yang didapat di
perkuliahan di lapangan kerja sebenarnya.
b. Memberikan wawasan dan pengalaman di lapangan kerja yang berhubungan
langsung dengan bidang teknik mesin.
c. Melatih mahasiswa berpikir secara sistematis dalam menghadapi suatu masalah
yang ada di lapangan.
d. Mengenal lebih jauh struktur organisasi dan sistem kerja dan proses produksi di
PT Toba Pulp Lestari Tbk.
14
2. Bagi Fakultas, Jurusan Teknik Mesin UNIMED
a. Terjadinya kerjasama antara Fakultas Teknik UNIMED dengan dunia industri.
b. Fakultas Teknik dapat meningkatkan mutu lulusannya dengan memadukan
pengetahuan di kampus dengan di dunia industri.
c. Dapat mengetahui keberadaan perusahaan dari sudut pandang mahasiswa yang
melakukan Peraktik Kerja Lapangan Industri di perusahaan tersebut.
3. Bagi Perusahaan
a. Turut serta dalam mencerdaskan bangsa dan meningkatakan kualitas manusia
yang mengarah pada peningkatan intelektual dan profesionalisme.
b. Terjalinnya hubungan baik antara masyarakat perusahaan dengan masyarakat
sekitarnya kuhususnya pada bidang-bidang kependidikan, seperti mahasiswa.
c. Sebagai bahan masukan bagi perusahaan dalam rangka memajukan
pembangunan dibidang pendidikan.
15
BAB II
PEMBAHASAN
A. PROSES INDUSTRI
Bahan baku yang digunakan untuk pembuatan pulp adalah pohon Eucalyptus.
Dengan tahap pengerjaan pulp diantaranya:
16
Gambar 2.2 Diagram proses persiapan kayu (woodyard)
Dibawah loading deck terdapat suatu penampungan dari sisa kayu dan sisa
pemotongan dan semuanya dibawa ke suatu unit untuk digunakan sebagai bahan
bakar. Kapasitas loading deck adalah 250 m³ dan ukurannya adalah 9975 x 8000
mm, dengan kemiringan 7,5˚, dengan kecepatan 3 m/menit. Kemudian kayu yang
telah dipotong tadi diangkut dengan chain conveyor dengan kapasitas 250 m³ dengan
ukuran 59,50 x 1,6/28 m, dengan kemiringan 7˚/18˚ dengan kecepatan 12 m/menit
masuk kedalam debarking drum.
Proses yang terjadi pada debarking drum adalah pengupasan kulit kayu.
Dimensi dari daerah ini adalah 33,0 m dan diameter 5,60 m dengan kemiringan
0,57˚. Pengupasan kulit kayu oleh log filter dengan menggulingkan kayu dari daerah
debarking drum dan putarannya dapat diatur sesuai dengan kebutuhan yang
diinginkan.
17
Ukuran dari mulut mesin chipper adalah 900 mm artinya kayu dapat dicincang oleh
mesin dengan diameter 900 mm, namun biar aman maka diameter kayu kayu yang
akan dicincang harus lebih kecil dari berdiameter 900 mm.
Proses pemasakan kayu yang telah dibuat menjadi chip dilakukan di digester
plant. Digester adalah suatu alat pemasak chip yang akan dijadikan pulp chip
dimasak di dalam digester dengan menggunakan panas dan reaksi kimia. Bahan
kimia yang digunakan adalah caustic (NaOH) dan sodium sulfide (Na2 S) campuran
ini dinamakan white liquor. Panas ini diperoleh dari hasil pemanasan pada liquor
heater secara tidak langsung dari penambahan steam (uap) langsung dari bawah
18
digester. Dalam pemasakan kayu dengan proses kraft dipergunakan larutan pemasak
(white liquor). Pemasakan biasanya dilakukan pada suhu 160˚C - 180˚C selama
sekitar 120 – 180 menit. Adapun hasil produksi yang dikehendaki adalah kraft pulp.
Untuk pembuatan kraft pulp, lignin dan hemiselulosa haruslah dihilangkan untuk
mendapatkan pulp yang baik.
Cairan pemasak dipanasi dalam hal ini menggunakan heat exchanger dengan
panas uap yang diperoleh dari header yang berasal dari sisa turbin.
19
Beberapa factor yang penting diperhatikan dalam pemasakan chip di dalam digester
adalah:
Bubur pulp tersebut di bawa ke tangki penghembusan (blow tank). Blow tank
berfungsi untuk menghembuskan bubur pulp menuju proses pencucian
(washing).Type blow tank yang dipakai adalah sama yaitu dengan jenis digester
plant dengan volume 600 m³, diameter 8250 mm, tinggi 21000 mm.
20
ke pressure knotter dengan tujuan menyaring bubur kayu yang tidak masak.Bubur
kayu yang masuk ke knotter dicuci dalam 4 unit washer yaitu vacuum washer.Air
pencuci dan aliran bubur kayu arahnya berlawanan. Ini disebut counter current
washing. Alat pencuci/washer yang berputar terdiri dari jaringan/wire cloth yang
menutupi selinder yang berputar dalam cekungan. Air pencuci menggunakan
shower/spray dipermukaan bubur kayu secara terus menerus dan airnya turun ke
tangki filtrate/dewatered dengan menggunakan vacuum.
Bubur kayu yang sudah dikeluarkan airnya dimasukkan kesuatu alat yang
disebut screw conveyor dimana bubur kayu tersebut ditambah air pengencer dan
masuk ketahap kedua washer ataupun alat pencuci. Air saringan tersebut ditampung
di tangki filtrate yang letaknya di lantai bawah.Didalam system serta bertahap, bubur
kayu tersebut diencerkan dengan lindi hitam yang baru dan dikirim ke washer tahap
berikutnya. Dari semua proses pencucian keseluruhannya diulang terus. Kekentalan
bubur kayu dipermukaan washer normalnya 1%.Sedangkan kekentalan bubur kayu
sesudah diputar dari washer antara 10 % - 14%.
21
d. Unit penyaring ( screening)
- Type : LOF – 3
- Motor : P = 0,55 kW, n = 750 rpm
- Drum : diameter = 1200 mm dan panjang = 2250 mm
- Material : baja tahan karat.
Vibration Screen
22
e. Unit Pemutihan (bleaching)
23
Klorinasi (C) - reaksi dengan elemen klorin dalam suatu
media asam.
Ekstraksi Alkali (E) - pemisahan hasil reaksi dengan kaustik.
Ekstraksi Oksidasi (E/O) - ekstaksi oksidasi yang diperbuat dengan
peroksida.
Hypoklorit (H) - reaksi dengan hidrolorit dalam suasana alkali.
Klorindioksida (D) - reaksi dengan klorindioksida dalam suasana
asam.
Oksigen ( O) - reaksi dengan elemen oksigen yang
bertekanan dalam suasana alkali
24
Proses pengolahan bubur pulp menjadi pulp berbentuk lembaran (sheet)
dilakukan pada pulp mechine.
Pengolahan pada tahap kedua ini akan mengirim accept ke stock chest dan
reject di kirim keradiclam kelima dan acceptnya dikirim ke tahap ketiga dan
selanjutnya ke tahap keempat dan rejectnya dialirkan kesaluran pembuangan. Dalam
double thicker, accept dari radiclan kedua dengan konsistensi dinaikkan hingga 4 –
8% dengan cara mengurangi fengan air yang dimilikinya. Filtrate selanjutnya
dialirkan kedalam air tangki putih dan hasilnya dikirim ke head box. Hasil head box
ini adalah keluarnya bubur pulp dengan konsentrasu 1 % pengeluarannya diatur
dengan menggunakan katup yang mengatur ketebalan pulp yang diinginkan,
selanjutnya masuk ke dryer dengan menggunakan alat pengatur lembaran yang
dikenal dengan istilah distribusi sleezer.
2. Pengeringan awal
Pengeringan ini meliputi pengurangan kadar air yang dimiliki bubur pulp dari
80% menjadi 50% unit ini satu buah katup pembentuk, tiga unit fool box yang
permukaannya berfori dan air terbuang dari fori tersebut.
3. Bagian penekanan
25
4. Pengeringan akhir
Pengeringan akhir bertujuan untuk memastikan bahwa pulp sheet telah benar-
benar kering.Pengeringan dilakukan dengan flaker dryer yang didalamnya terdapat
tahap kerja temperature pengeringan 135 - 138˚C.
Pada tahap ini lembaran pulp dipotong dengan ukuran panjang 80 cm, lebar
60 cm dan berat rata-rata perlembar 750 – 800 gr. Selanjutnya lembaran pulp
dikemas namun sebelumnya ditekan dengan balling press. Proses akhirnya adalah
balling press pulp di masukkan ke unit blaude binder untuk diikat 8 bale, dimana 2
bale = 200 kg. Pulp yang dikemas disimpan pada gudang (ware hause) dan kemudian
siap untuk dipasarkan
26
B. Pengenalan Multi Fuel Boiler
Multi fuel boiler merupakan boiler (ketel uap) jenis pipa air dengan kapasitas
uap yang dihasilkan adalah 200 ton/jam pada tekanan 65 Kg/ cm² dan temperature
steamnya 480˚C . Dikatakan multi fuel boiler dikarenakan bahan bakar yang
digunakan untuk boiler ini bermacam- macam yaitu; coal (batu bara), peat (Tanah
gambut), waste wood (limbah kayu), Bark (kulit kayu), cangkang kelapa sawit,
Minyak, Pasir.
Fungsi boiler ini untuk menghasilkan steam yang akan digunakan untuk
pembangkit energy listrik dan untuk proses yang lain di pabrik memanfaatkan
tekanan uap (steam) yang disalurkan ke turbin sebagai penggerak generator untuk
menghasilkan putaran pada motor. Dimana uap diperoleh dari hasil pembakaran
bahan bakar di dalam furnance, dengan melalui proses pemindahan panas oleh nyala
panas kepala pipa air di sepanjang sisi dapur, dan temperature bed di jaga antara
700˚C - 900˚C.
27
C. Bagian-bagian pada Multi Fuel Boiler
1. Deaerator
Tujuan deaerator adalah untuk memisahkan oksigen dan gas yang tidak
terkondensasi (CO2, dan lain-lain) dari air sehingga korosi atau karatan tidak
berlangsung pada drum atau tabung boiler. Deaerator akan bekerja berdasarkan 2
prinsip sebagai berikut:
“hukum tekanan partial, solubilitas atau daya kelarutan gas dalam suatu cairan akan
menurun apabila temperature cairan meningkat.”
Ada banyak nozzle dan tray kecil di dalam deaerator yang mana partikel-
partikel air akan diautomasi secara tepat sehingga luas area transfer panas akan
meningkat. Air akan mengalir dari puncak deaerator dan steam masuk ( steam inlet)
pada bagian deaerator untuk mendapatkan kontak maksimum antara steam dan air
sehingga steam maksimum terkondensasi dan panas latent dari uap dimanfaatkan
sepenuhnya untuk meningkatkan temperature air. Setelah mengkondensasikan steam,
air dan kondesate akan turun ke dalam tanki penyimpanan dimana akhirnya air akan
di supply ke boiler feed water pump suction. Selama start – up deaerator vent harus
ditutup dan bila temperature air mencapai 100˚C,maka vent harus dibuka
28
2. Boiler feed water pump
Ada dua pompa boiler feed water, yang satu dioperasikan dan yang lain untuk
cadangan. Boiler feed water pump yang satu akan dikendalikan oleh motor electric
sedangkan yang lian dikendalikan oleh turbin uap. Kapasitas setiap pompa adalah
250 m³/jam. Pompa ini merek SULZER yang mempunyai pompa sentrifugal 9 tahap
yang dirancang untuk 152 bar tekanan discharge.
Ada 6 set load burner dipasang dibagian depan dinding boiler operasi burner
ini adalah sepenuhnya otomatis mulai operasi starting dan fungsi kontrol. Kontrol
kapasitas burner dilakukan secara manual dengan meningkatkan/menurunkan switch
baik dari ruang kontrol maupun dari cabinet kontrol local. Kapasitas produksi boiler
penuh (200 T/jam) dapat dicapai oleh load burner. Burner dilengkapi dengan fan
udara pembakaran tersendiri dan dengan valve unit tersendiri untuk mensupply
bahan bakar dan medium pengapian untuk burner.
29
4. Start up burner
Ada 5 unit start up burner dipasang pada bagian depan sisi samping daripada
dinding boiler untuk memanaskan reactor bed fluidisasi untuk dipakai pada saat
kadar air dari solid fuel tinggi atau pada saat ada gangguan dalam waktu yang
singkat daripada supply solid fuel terganggu.
Operasi burner sepenuhnya otomatis mulai dari fungsi starting, operating dan
fungsi kontrolnya. Control kapasitas burner dilakukan secara manual dengan
menaikkan atau menurunkan switches baik dari ruang control ataupun dari panel
control local. Burner dilengkapi dengan fan udara pembakaran tersendiri dan dengan
unit valve terpisah untuk mensuply bahan bakar dan medium pengapian untuk
burner.
30
5. Wall tubes (pipa-pipa dinding air)
Pipa-pipa dinding air adalah pipa-pipa yang di tempatkan pada dinding dapur
yang digunakan untuk mengubah energy panas menjadi energy potensial pada steam.
Fluidized bed reactor ini berbentuk segi empat dengan lebar 12.044 mm x
kedalaman 7.984 mm x tinggi 4.000 mm yang terbuat dari bahan konkret tahan panas
setebal 100 mm yang dipasang pada bagian dasar tungku pembakaran. Reactor ini
disejajarkan secara internal dengan bidang refactory. Bed pasir dengan ketebalan 0.3
mm sampai 0.55 mm harus tetap ada dalam reactor selama operasi normal dengan
mengalirkan dan menambahkan pasir dari bin pasir secara berkala. Temperature bed
di pertahankan antara 700˚ - 900˚C untuk menjaga agar proses pembakaran bahan
bakar padat dapat tetap berjalan dengan baik. Pada bed pasir ini di pasang beberapa
alat ukur temperature pembakaran untuk memonitor secara kontinu temperature pada
bed pasir itu. Di bagian bawah reactor dipasang 4 salve untuk membuang pasir yang
menggumpal secara berkala. Udara untuk fluidisasi dialirkan dari udara primer
dengan terlebih dahulu ke ruang udara di bawah grate dan kemudian lubang-lubang
grate ke bed.
31
7. Furnace
Furnace adalah suatu peralatan untuk mengubah energy kimia bahan bakar
menjadi energy panas dimana proses pembakaran terjadi di dalam furnace. Di dalam
furnace inilah pipa-pipa ditempatkan yang akan dipanaskan oleh nyala api sehingga
perpindahan panas langsung dapat diterima oleh bidang yang dipanaskan.
8. Economizer
32
9. Convection evaporator
Convection evaporator dipasang pada bagian belakang pada sisi atas dan
bawah economizer. Air dari drum boiler selanjutnya dipanaskan di convection
evaporator dengan menggunakan flue gas dan disirkulasikan lagi ke dalam drum
boiler.
Drum boiler yaitu drum yang digunakan untuk mengatur sirkulasi air dengan
steam yang dihasilkan oleh pipa-pipa penguapan. Dimana drum ini terdapat separator
yang berfungsi untuk memisahkan steam dengan air.
11. Superheater
33
pembakaran untuk maksud mengurangi beban yang ditanggung oleh pipa-pipa
superheater.
Alat ini adalah jenis pemindahan panas yang mentransfer panas dari flue gas
yang sedang mengalir ke udara sekunder yang akan membantu proses pembakaran
dan hal ini akan meningkatkan efesiensi boiler. Alat ini merupakan preheater udara
tipe turbular horizontal. Gas akan mengalir diluar lubang dan udara mengalir dari
dalam tabung.
34
Rotary soot blower ini berfungsi membersihkan debu sisa pembakaran yang
menempel pada permukaan luar dari pipa-pipa superheater, convection evaporator,
economizer, dengan menggunakan steam kering yang disemprotkan melalui pipa
panjang yang mempunyai nozzle di unjungnya. Debu maupun kerak yang menempel
pada pipa akan dapat mengurangi efesiensi perpindahan panas melalui pipa-pipa
pada boiler. Ada dua tipe soot blower yaitu rotating type dan retractble type.
Dalam hal boiler start dari kondisi dingin, udara sekunder dipanaskan dalam
heater atau alat pemanas uap dengan menggunakan MP steam pada tekanan 11 bar.
35
D. Sistem Pengoperasian Multi Fuel Boiler
Dalam hal ini, praktikan perlu menjelaskan bagaimana proses terjadi pada multi
fuel boiler. Pengoperasian Multi Fuel Boiler digolongkan menjadi enam sistem,
yaitu:
a. Fuel system
a. Batubara (Coal) ,
b. Kulit Kayu (Bark),
c. Tanah gambut (Peat),
d. Cangkang Kelapa Sawit (Palm shell),
e. Pasir (sand).
f. Wood chip
Bahan bakar ini akan dialirkan dengan mengguakan Belt Conveyor ke Belt
Conveyor Pembagi bertujuan sebagai pembagi dimana bahan bakar tersebut masuk
ke dalam Fuel Feed Bin. Pemasukan ke dalam Bin diatur dengan level switch ( high&
low) di feed bin.
Ada dua solid Fuel Line, satu disisi depan dan satu disisi belakang dinding boiler.
Setiap line di lengkapi dengan Feed Bin berkapasitas 150 m³/jam, Chain Conveyor, 2
Airlock Feeder Dan Dua Screw Feeder. Solid fuel keluar dari Feed Bin masuk ke
Chain Conveyor. Setiap chain conveyor dilengkapi dengan variable speed drive
sehingga kapasitas pemasukan bisa diatur untuk memenuhi solid fuel yang
dibutuhkan. Jalur keluar dari chain conveyor masuk ke airlock feeder. Dari airlock
feeder kemudian melewati screw feeder baru masuk ke furnace.
36
2. Bahan bakar cair
a. Start – Up Burner yang ada 5 buah dan Load Burner sebanyak 6 buah. Start –
Up Burner dipasang pada bagian bawah dari Reactor Fluidized Bed, dimana
burner ini digunakan pada saat boiler start – up dari keadaan dingin, moisture
(Kelembaban) bahan bakar tinggi atau terjadi gangguan pada pensuplaian
bahan bakar dalam waktu yang singkat.
b. Load Oil Burner dipasang pada bagian atas dari Fluidized Bed Reactor di sisi
depan pada dinding boiler. Burner ini digunakan pada saat bahan bakar padat
belum digunakan atau untuk menaikkan beban boiler.
c. Fluidized Bed Combustion
Bahan bakar solid (kulit kayu, cangkang kelapa sawit dan batu bara) dibakar
di dalam bed pasir yang telah mengalami fluidisasi menggunakan steam dengan
reactor pembakaran pada temperature 700˚- 900˚C. Udara fluidisasi dan gas
resirkulasi dalam pembakaran batu bara ini akan dikirimkan melalui grate ke bed.
Aliran bahan bakar solid didistribusikan melalui screw feeder ke dalam bed pada
ketinggian sekitar 1.5 di atas grate (Pemarut). Bahan bakar ditiup dengan udara
melalui setiap screw, yang menjamin bahwa partikel-partikel bahan bakar yang halus
juga akan masuk ke dalam bed.
37
Bed sand dialirkan dari sand bin ke furnace melalui lini penyaluran bahan
bakar (Fuel Feeding Line) ke Real Wall untuk mengimbangi kehilangan bahan pada
bed. Lima burner start up dipergunakan untuk mengatasi kemacetan atau stagnasi
pendek pada supply bahan bakar ataupun untuk menjaga pembakaran pada saat
bahan bakar basah.
b. Air system
1. Udara Primer
Udara ini masuk dari bagian bawah furnace. Udara primer diambil dari udara
bebas atau dicampur dengan flue gas tergantung daripada kondisi operasi boiler.
Fungsi dari udara primer adalah memyuplai udara pada nozzle untuk pasir dan untuk
membantu pembakaran di dalam furnace.
38
Gambar 2.17 Pipa pengantar udara ke Furnance
2. Udara sekunder
Udara sekunder ini masuk dari bagian tengah furnace, sebelum masuk ke
furnace udara sekunder dipanaskan dengan menggunakan MP steam ataupun flue
gas. Fungsi udara sekunder adalah untuk mensuplai udara pembakaran pada 5 buah
start up burner, dan 6 buah load burner serta proses pembakaran di dalam furnace.
3. Udara tersier
Udara tersier masuk dari bagian atas furnace, udara tersier ini juga
dipanaskan sebelum masuk ke dalam furnace.Sedangkan untuk fungsinya adalah
untuk menyempurnakan pembakaran di dalam boiler.
Abu yang dihasilkan dari proses pembakaran di dalam boiler ini ditangkap
oleh suatu alat yang dinamakan electrostatik precipitator. Abu tersebut dikumpulkan
di dalam hopper untuk kemudian dibawa oleh chain conveyor dan tampung di silo.
Abu dari silo ini kemudian diangkut dengan dump truck ketempat penimbunan abu.
Adapun fungsi electrostatic precipitator yaitu:
Selain partikel abu yang ditangkap oleh electrostatic precipitator ada juga
partikel abu yang jatuh di bawah economizer. Abu ini dikumpulkan kemudian
dimasukkan lagi ke dalam furnace, karena abu ini masih banyak mengandung pasir
yang masih bisa digunakan dalam proses pembakaran bahan bakar padat.
39
Gambar 2.18 Sistem Ashilo Tank
5% - 15% <0.3 mm
30% - 50% < 0.5 mm
70% - 90 % < 1.0 mm
80% - 95% < 2.0 mm
100% < 4.0 mm
40
e. Steam sistem
41
selanjutnya dikirim, ke unit pembangkit listrik. feed water sebelum masuk ke dalam
drum boiler ditambahkan bahan kimia (chemical dosing). Fungsi Chemical Dosing
adalah:
Air yang mengandung hardness tinggi turbidity serta kandungan silika dan
zat-zat terlarut yang tinggi cenderung menimbulkan pergerakan pada pipa-pipa boiler
yang mana akan menyebabkan effisiensi dari boiler menurun. Untuk itu dilakukan
pencegahan dengan penambahan natrium phosphate, yang akan membentuk suatu
lapisan tipis pada bagian dalam pipa boiler. Lapisan tersebut tidak bisa ditempeli
oleh kotoran-kotoran yang terbawa dalam feed water. Sehingga mencegah
terbentuknya formasi pergerakan.
Logam akan mengalami korosi pada pH rendah (<7), untuk itu perlu diadakan
penambahan bahan kimia untuk menaikkan pH air sebelum dipakai sebagai air
boiler, agar memberikan efek korosi yang minimum. Bahan kimia yang dipakai
untuk mengatur pH feed water adalah caustic soda. Selain dengan cara pengaturan
pH pada air boiler juga diperlukan bahan kimia untuk mengikat O2 terlarut akan
mengakibatkan depolarisasi katoda sehingga menyebabkan korosi. Bahan kimia yang
dipakai untuk mengikat O2 terlarut tersebut adalah Hydrazine N2H4).
Water quality
42
E. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
Untuk itu hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan aktifitas di Multi
Fuel Boiler, yakni:
1. Selalu memakai face shield, kaca mata (goggles), helmet, sarung tangan
ketika bekerja disekitar lubang-lubang udara, liquor nozzle.
2. Memakai alat pengaman ketika mengambil sampel.
3. Dilarang menyiram dengan air didekat boiler opening atau smelt spout.
4. Selalu membuka valve steam dengan pelan-pelan.
1. Selalu memakai helmet karena sewaktu-waktu material bisa jatuh dari atas
2. Pastikan kadar oksigen di dalam tanki normal, karena kekurangan oksigen
dapat menyebabkan lemas.
3. Terpeleset, jatuh. Untuk menghindari hal itu pastikan posisi berdiri dan APD
yang digunakan.
4. Terkena arus listrik dari lampu yang dipakai di dalam tanki.
5. Pastikan gas-gas yang tersisa telah aman, karena gas-gas tersebut dapat
menyebabkan keracunan.
43
F. Perawatan (Maintenance) di Multi Fuel Boiler
Pada umumnya setiap industry khususnya industry yang berskala besar yang
bergerak dibidang usaha produksi menggunakan perawatan. Istilah maintenance ini
bukanlah suatu hal yang asing lagi didengar di dunia industry, bahkan maintenance
sudah menjadi suatu kebutuhan yang mutlak bagi suatu industry yang berguna untuk
kelancaran kontuinitas pada produksi industry tersebut.
1. Jenis-jenis maintenance
1) Planned maintenance
Preventive maintenance,
44
2) Unplanned maintenance
Emergenzy maintenance adalah jenis perawatan yang bersifat perbaikan
terhadap kerusakan yang belum diperkirakan sebelumnya.
2. Tujuan maintenance
1. Menjaga agar setiap mesin dan peralatan dalam system produksi berada
dalam kondisi baik dan dalam keadaan berfungsi dengan baik.
2. Memaksimalkan ketersediaan semua mesin dan peralatan system produksi.
3. Memperpanjang umur mesin dan peralatan.
4. Menjamin keselamatan para operator dan karyawan lain.
45
1) Predictive Maintenance
Salah satu dari metode baru yang dianut oleh dunia industry sekarang adalah
predictive maintenance yang berarti suatu metode yang memperkirakan kapan suatu
peralatan mengalami breakdown time.Secara umum keuntungan yang akan diperoleh
bila menerapkan strategi predictive maintenance antara lain:
Melalui kegiatan ini maka kita akan dapat mengetahui apakah peralatan/
mesin tersebut masih bisa beroperasi dengan baik (normal) atau menunjukkan
adanya gejala kerusakan dan kelainan yang mengganggu performance alat tersebut.
46
Dengan meliahat data-data dan gejala yang timbul maka kita dapat menganalisa
kemungkinan-kemungkinan yang terjadi dan yang akan timbul selanjutnya.Dengan
diadakannya objek pemantauan condition monitoring ini maka kita dapat melihat
pada kondisi peralatan yang mencakup vibrasi atau getaran, temperature dan putaran
mesin.Selanjutnya adalah pemantauan terhadap kondisi pelumasan yang dipakai
yang diprediksi oleh oil analisis.
47
Pada gambar dibawah ini terlihat skema dari maintenance.
Maintenance
Planned Unplanned
Running Repair
Maintenance
Shutdown Breakdown
maintenance Maintenance
1. Hydrotest
Indikasi kebocoran pada air boiler dan steam periksa dengan cara melakukan
hydrotest. Dalam melaksanakan hydrotest ini semua pipa-pipa diisi penuh dengan air
dan udara dibuang dengan membuka vent udara, yang terletak pada posisi tertinggi
pada system tersebut. Tekanan dapat dinaikkan baik dengan pompa hydrotest yang
48
terpisah ataupun langsung dengan pompa feed water. Untuk hydrotest ini
temperature air harus lebih besar dari 20˚C dan lebih kecil dari 50˚C, sedangkan
temperature yang disarankan adalah 40˚C.
1. Tutup semua kran pembuangan, kran continuous blow down, kran sampling
dan inlet sootbloower, setiap kran yang terpasang rangkap harus ditutup
kedua-duanya.
2. Buka semua kran air vent.
3. Kunci semua safety valve pada steam drum dan superheater.
4. Buka manhole untuk daerah-daerah yang ingin di inspeksi.
49
Pelaksanaan pengisian air pada boiler
1. Jalankan feed water pump da nisi air feed water dari pure water tank (air
dingin).
2. Jika air seudah keluar dari air vent, tutup air vent.
1. Setelah air vent ditutup, jalankan jet washer dan stop feed water pump.
2. Naikkan tekanan boiler maksimal 2 bar permenit melalui pengaturan kran
aliran pada jet washer.
3. Lakukan inspeksi selama hydrotest berlangsung.
4. Tekanan hydrotest minimal sama dengan tekanan operasional dan maksimal
satu setenganh kali tekanan maksimal atau tergantung keperluan.
Alkali boiling
50
d. Kemudian dipanaskan sampai mencapai temperature 120˚C.
e. Kemudian air tersebut dibuang ke parit.
f. Proses ini dilakukan berulang-ulang selama 3 hari.
Thickness tess
51
Pemeriksaan berkala pada power boiler
52
5. Perawatan motor-motor listrik.
Pada multi fuel boiler banyak menggunakan motor listrik, hal-hal yang
dilakukan pada preventive maintenance motor listrik antara lain adalah:
53
BAB III
TEKNIK PELAKSANAAN
A. Metodologi Pelaksanaan
Dalam penyusunan laporan ini dibutuhkan proses kerja praktik yang baik
serta data-data akurat yang akan digunakan dalam laporan kerja praktik ini.
Untuk memperoleh data-data yang akan digunakan dalam laporan ini maka
dilakukan metode-metode sebagai berikut:
1. Orientasi Lapangan
Pengenalan profil dan sistem kerja di PT Toba Pulp Lestari Tbk khususnya
di bagian Departement Energy.
2. Metode Survey
Melakukan pengamatan dan analisis masalah yang dihadapi secara
langsung di lapangan yang kemudian diolah dalam bentuk tulisan di laporan.
3. Metode Wawancara
Melakukan wawancara langsung kepada orang-orang di lapangan dan yang
berhubungan langsung dengan proses kerja praktik untuk mendapatkan
keterangan dan penjelasan yang lebih rinci.
4. Metode Literatur
Literatur yaitu mencari dan mengumpulkan data dengan mengutip buku-
buku pengetahuan yang berhubungan dengan topik yang dibahas.
54
B. Jurnal Kegiatan Harian
No
HARI/TANGGAL KEGIATAN TTD
.
Pencetakan kartu nama (badge)
Senin, 06 Januari
1 pemberitahuan perlengkapan safety pada
2020
saat berada di pabrik.
Mengganti Gasket, Baut serta Mur Ash
Selasa, 07 Januari
2 Airlock conveyor nomor 2.
2020
55
2020 dan no.3
Preventive Maintenance Soot Blower No 107,
Sabtu, 18 Januari
12 108, 109, Multi Fuel boiler.
2020
56
Senin, 03 Januari Pengumpulan data laporan di perpustakaan
24
2020 L&D.
Selasa, 04 Januari Pengumpulan data laporandi perpustakaan
25
2020 L&D.
Asistensi Laporan Praktek ke pembimbing
Rabu, 05 Januari lapangan.
26
2020 Penilaan mentor/pendamping lapangan
terhadap mahasiswa.
Kamis, 06 Januari Perpisahan dan pengurusan administrasi pada
27
2020 perusahaan sebagai syarat selesai PKLI
Lokasi :
a. Kantor L&D
b. Departement Energy
57
Gambar 3.1 Dokumentasi Selasa, 7 Januari 2020
58
Gambar 3.3 Dokumentasi Kamis, 9 Januari 2020
59
Gambar 3.5 Dokumentasi Sabtu, 11 Januari 2020
Lokasi :
a. Departemen Energi Unit Produksi lantai 1.
60
Kegiatan :
a. Memperbaiki dan mengganti gasket ash airlock Screw Feeder dan
b. Preventif oil pump no.423
Lokasi :
a. Multi Fuel Boiler
b. Multi Fuel Boiler
61
Kegiatan :
a. Pemasangan gasket air lock screw feeder no.2 dan no.3.
Lokasi :
62
a. Membongkar tabung kation dan memasang tabung kation baru dan
b. Preventif rotary soot blower no.109
Lokasi :
63
Kegiatan :
a. Mengikuti seminar tentang lingkungan (Over View Basic Environment).
Lokasi :
64
17. Jumat, 24 Januari 2020
Kegiatan :
a. Preventif maintenance semua komponen Multi Fuel Boiler dan melakukan
perbaikan pada bagian komponen yang mengalami kerusakan.
Lokasi :
a. Posko
19. Senin, 27 Januari 2020
Kegiatan :
a. Preventive Maintenance Start Up Burner No 01,02,03, Multi Fuel Boiler
Lokasi :
65
Gambar 3.17 Dokumentasi Senin, 27 Januari 2020.
66
22. Kamis, 30 Januari 2020
Kegiatan :
a. Preventive Maintenance Soot Blower no. 105 dan 106.
b. Mengganti Oil Filter Compresor No.06 Unit Produksi
Lokasi :
Lokasi :
a. Perpustakaan L&D
67
a. Penyerahan laporan terhadap pihat PT. Toba Pulp Lestari, Tbk
b. Penilaan mentor/pendamping lapangan terhadap mahasiswa.
Lokasi :
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
68
yang berupa sirkulasi di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk merupakan hal yang sangat
menguntungkan karena dalam proses produksinya semuanya dapat dimanfaatkan
dengan efisiensi yang sangat tinggi. Misalnya multi fuel boiler salah satu jenis boiler
yang di pakai di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk dan boiler ini merupakan ketel uap jenis
pipa air yang memakai bahan bakar peat ( tanah Gambut), waste wood, bark (kulit
kayu).
Boiler ini berfungsi untuk menghasilkan steam yang dihasilkan berasal dari
perebusan air atau pembakaran dari bahan bakar di dalam furnace melalui
pemindahan panas oleh gas nyala kepada pipa air di sepanjang sisi dapur dan
temperature bed dijaga antara 700˚C - 900˚C dan energy tersebut dapat terus
dimanfaatkan sampai kembali fase cair dan kembali ke steam dan terus bersirkulasi
terus-menerus. Proses kerja dengan system sirkulasi ini pada multi fuel boiler di PT.
Toba Pulp Lestari, Tbk sangatlah efisien dan menguntungkan perusahaan.
B. Saran
69
1. Untuk memudahkan mahasiswa menyelesaikan pendidikannya tentu
adanya dukungan yang diberikan pihak Kampus yaitu dengan
menyediakan Fasilitas yang sesuai dengan proses akademik.
2. Dengan adanya fakultas Teknik terutama jurusan Teknik Mesin, sangat
diperlukan juga adanya pengembangan dan penelitian lapangan yaitu
dengan cara observasi dan tinjau lapangan ataupun perusahaan sebelum di
laksanakannya program akademik PKLI yang bertujuan untuk
memudahkan mahasiswa beradaptasi dan tidak menjadi hal yang
membingungkan apabila berada dilapangan saat PKLI.
3. Sangat diharapkan kerjasama yang berkesinambungan antara pihak
Perusahaan dengan Universitas Negeri Medan untuk memperlancar
Praktek Kerja Lapangan bagi mahasiswa yang melaksanakannya.
4. Untuk para pekerja atau karyawan hendaknya lebih disiplin dalam
menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) untuk menghindari terjadinya
kecelakaan kerja.
5. Perusahaan hendaknya memberikan perlengkapan APD yang lengkap di
pabrik bagi mahasiswa Praktek Kerja Lapangan.
6. Prefentive Maintenance lebih ditingkatkan demi optimalnya kerja
peralatan.
DAFTAR PUSTAKA
Lestari, Toba Pulp PT Tbk.2002.Wood Preparation Training Manual. Parmaksian:
Lestari, Toba Pulp PT Tbk.2001. Manual Training Washing and Screening Plant.
Parmaksian: Learning and Developtment Centre
70
Lestari, Toba Pulp PT Tbk.2000. Wood Yard and Fibre Line: Learning and
Developtment Centre.
Sembiring, Rudy. 1996. Perbaikan dan perawatan unit pemisahan debu dengan
udara (electrostatic precipitator) pada MULTI FUEL BOILER DI PT. INTI
INDORAYON INTI. Medan : Learning and Development Centre.
Hutauruk, agustinus, dkk. 2012. Multi fuel Boiler. Medan: Learning and
Development Centre.
Suwoyo, dkk. 2004. Manajemen Dan Proses Produksi di PT. Toba Pulp Lestari,
Tbk. Medan: Learning and Development Centre.
71