Anda di halaman 1dari 71

LAPORAN PKLI

“SPESIALISASI MULTI FUEL BOILER”


PT. TOBA PULP LESTARI, Tbk PORSEA

Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan

Praktek Kerja Lapangan Industri

Oleh :
MARTUNAS SITUMORANG
5161121017

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
FEBRUARI 2020

1
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................. i
DAFTAR ISI........................................................................................................ 1
KATA PENGANTAR......................................................................................... 2
DAFTAR GAMBAR........................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................... 3
B. Gambaran Umum Perusahaan
1. Sejarah Perusahaan............................................................................... 4
2. Profil Perusahaan.................................................................................. 6
..............................................................................................................
3. Visi dan Misi Perusahaan..................................................................... 7
4. Lokasi Perusahaan................................................................................ 7
5. Struktur Organisasi Perusahaan............................................................ 9
C. Tujuan
1. Tujuan Praktek Kerja Lapangan........................................................... 10
2. Tujuan Penulisan Laporan.................................................................... 10
D. Manfaat Praktek Kerja Lapangan
1. Bagi Mahasiswa.................................................................................... 11
2. Bagi Fakultas, Jurusan Teknik Mesin Unimed..................................... 11
3. Bagi Perusahaan.................................................................................... 11
BAB II PEMBAHASAN
A. Proses Industri........................................................................................... 12
B. Pengenalan Multi Fuel Boiler.................................................................... 23
C. Bagian bagian Multi Fuel Boiler............................................................... 24
D. Sistem Operasi Multi Fuel Boiler.............................................................. 33
E. Kesehatan dan Keselamatan Kerja............................................................ 44
F. Perawatan di Multi Fuel Boiler................................................................. 45
BAB III TEKNIK PELAKSANAAN
A. Metodologi Pelaksanaan............................................................................ 55
B. Jurnal Kegiatan Harian............................................................................ 55
C. Pekerjaan Secara Spesifik.......................................................................... 57
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................ 67
B. Saran.......................................................................................................... 68

2
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 71
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Praktek Kerja Lapangan Industri (PKLI) selama 30 hari kerja di PT. Toba Pulp
Lestari,Tbk dan telah menyelesaikan laporan PKLI yang berjudul
“SPESIALISASI MULTI FUEL BOILER DI PT.TOBA PULP
LESTARI,TBK”.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasihatas bantuan, arahan
dan dorongan kepada:
1. Bapak Janter Pangaduan Simanjutak, S.T, M.T, Ph.D selaku ketua Prodi
Jurusan Pendidikan Teknik MesinUnimed sekaligus Pembimbing PKLI .
2. Bapak Dr. Lisyanto, M.Si Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Mesin
Unimed.
3. Bapak Charles Simanjuntak selaku Field Manager Unit Multi Fuel Boiler di
PT. Toba Pulp Lestari,Tbk.Porsea.
4. Bapak Roni Rajagukguk selaku Komandan Mekanik sektor Departemen
Energi Di PT.Toba Pulp Lestari,Tbk.Porsea.
5. Kedua orang tua serta keluarga tercinta yang telah memberikan doa dan
dukungan baik moril maupun materil kepada penulis.
6. Rekan-rekan mahasiswa sesama tim PKLI dan teman-teman penulis yang
tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah banyak memberikaan motivasi.

Demi kesempurnaan laporan ini, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun. Akhir kata penulis berharap laporan PKLI ini dapat bermanfaat bagi
orang lain terkhusus kepada mahasiswa jurusan Teknik Mesin Universitas Negeri
Medan.
Medan, Februari 2019
Penulis,

Martunas Situmorang
NIM. 5161121017

3
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. PT. TPL, Tbk


Gambar 1.2. Lokasi PT. Toba Pulp Lestari, Tbk
Gambar 1. 3. Mill Management Start Up Organization Stucture PT. Toba Pulp Lestari, Tbk.
Gambar 2.1 Tumpukan chip yang siap direbus di degister.

Gambar 2.2 Diagram proses persiapan kayu (woodyard)

Gambar 2.3 Proses Pemasakan Chip kayu di digester plant.

Gambar 2.4 Proses pencucian (washing)

Gambar 2.5 Proses pemutihan di Bleaching Plant

Gambar 2.6 Proses Pulping

Gambar 2.7 Konstruksi Multi Fuel Boiler.

Gambar 2.8 Deaerator

Gambar 2.9 load oil burner.

Gambar 2.10 Start Up Burner.

Gambar 2.11 Wall Tubes (Pipa Pipa Dinding Air)

Gambar 2.12 Furnace

Gambar 2.13 Penutup Economizer

Gambar 2.14 Steam Drum Boiler

Gambar 2.15 Rotary soot blower

Gambar 2.16 Steam Air Heater


Gambar 2.17 Pipa pengantar udara ke Furnance
Gambar 2.18 Sistem Ashilo Tank

Gambar 2.19 Skema Maintenance


Gambar 3.1 Dokumentasi Selasa, 7 Januari 2020

Gambar 3.2 Dokumentasi Rabu, 8 Januari 2020

4
Gambar 3.3 Dokumentasi Kamis, 9 Januari 2020

Gambar 3.4 Dokumentasi Jumat, 10 Januari 2020

Gambar 3.5 Dokumentasi Sabtu, 11 Januari 2020

Gambar 3.6 Dokumentasi Senin, 13 Januari 2020

Gambar 3.7 Dokumentasi Selasa, 14 Januari 2020

Gambar 3.8 Dokumentasi Rabu, 15 Januari 2020


Gambar 3.9 Dokumentasi Kamis, 16 Januari 2020

Gambar 3.10 Dokumentasi Jumat, 17 Januari 2020.


Gambar 3.11 Dokumentasi Sabtu, 18 Januari 2020.

Gambar 3.12 Dokumentasi Senin, 20 Januari 2020.

Gambar 3.13 Dokumentasi Selasa, 21 Januari 2020.

Gambar 3.14 Dokumentasi Rabu, 22 Januari 2020.

Gambar 3.15 Dokumentasi Kamis, 23 Januari 2020.

Gambar 3.16 Dokumentasi Jumat, 24 Januari 2020.

Gambar 3.17 Dokumentasi Senin, 27 Januari 2020.

Gambar 3.18 Dokumentasi Selasa, 28 Januari 2020.

Gambar 3.19 Dokumentasi Rabu, 29 Januari 2020.

BAB I

5
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kerja Praktik di Program Studi Pendidikan Teknik Mesin UNIMED
merupakan kegiatan wajib yang dilaksanakan setiap mahasiswa sebelum sidang
sarjana. Kerja praktik diperlukan untuk mempersiapkan mahasiswa sebelum terjun
ke dunia kerja. Kerja praktik akan memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk
mengamati, membandingkan, menganalisis, dan menerapkan ilmu yang diperoleh di
perkuliahan dengan keadaan sebenarnya di lapangan. Melalui kerja praktik
mahasiswa juga dapat memahami bagaimana ilmu yang didapat di perkuliahan
diaplikasikan di industri dan mampu menganalisa keadaan untuk mencari alternatif
solusi. Dengan melakukan kerja praktik mahasiswa dapat melihat dan mempelajari
hal-hal baru yang diperoleh didunia industri, seperti etika, kemampuan
berkomunikasi, dan kerjasama tim dan sistem tatanan sebuah perusahaan.
Universitas Negeri Medan merupakan salah satu Institusi Pendidikan di
Indonesia, harus selalu mengikuti kemajuan teknologi yang ada, maka dari itu
Program Studi Pendidikan Teknik Mesin Universitas Negeri Medan mengirimkan
mahasiswanya untuk melakukan Praktek Kerja Lapangan Industri (PKLI). Maksud
dan tujuannya adalah agar mahasiswa dapat membandingkan dan sedikit menerapkan
apa yang di dapat di kampus melalui pendidikan formal dengan aplikasi yang ada di
perusahaan.
Praktek Kerja Lapangan yang telah penulis jalani selama 1 bulan lebih ini
memiliki beberapa latar belakang permasalahan, sebagai tujuan yang ingin dicapai
dalam program PKL ini. Manfaat yang didapat dari program PKL ini diharapkan
dapat berguna untuk perusahaan, mahasiswa yang menjalani maupun untuk
Universitas itu sendiri. Untuk itu pelaksanaan kerja praktek ini harus benar-benar
dapat dipersiapkan dan dididik, agar dapat memberikan masukan keperusahaan dan
juga pengetahuan untuk penulis sendiri.

B. Gambaran Umum Perusahaan

6
1. Sejarah Perusahaan
PT Toba Pulp Lestari Tbk (Perusahaan) didirikan dalam rangka Undang-
Undang Penanaman Modal Dalam Negeri No. 6 tahun 1968. Undang-Undang No. 12
tahun 1970 berdasarkan akta No. 329 tanggal 26 April 1983 dari Misahardi
Wilamarta, SH, notaris di Jakarta. Akta pendirian tersebut telah mendapat
persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam surat keputusannya
No. C2-5130.HT01-01 TH.83 tanggal 26 Juli 1983, serta diumumkan dalam Berita
Negara Republik Indonesia No. 97 tanggal 4 Desember 1984, Tambahan No 1176.
Status Perusahaan selanjutnya berubah menjadi Penanaman Modal Asing dan
telah mendapat persetujuan dengan Surat Pemberitahuan Tentang Keputusan
Presiden RI No. 07/V/1990 tanggal 11 Mei 1990 dari Ketua Badan Koordinasi
Penanaman Modal.
Sehubungan dengan perubahan status tersebut diatas, Anggaran Dasar
Perusahaan telah diubah dengan akta No. 113 tanggal 12 Mei 1990 dari Rachmat
Santoso, SH., notaris di Jakarta. Disamping itu, nilai nominal saham Perusahaan juga
diubah dari Rp 500 ribu per lembar menjadi Rp 1 ribu per lembar. Perubahan
tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia
dalam surat keputusannya No. C2-2652.HT. 01.04.TH.90 tanggal 20 Mei 1990.
Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan mengenai perubahan nama
perusahaan dari PT Inti Indorayon Utama Tbk menjadi PT Toba Pulp Lestari Tbk
dan penurunan modal dasar dari Rp 2.000.000.000 menjadi Rp 1.688.307.072 dicatat
dalam akta No. 61 tanggal 20 Pebruari 2001 dari Linda Herawati, SH., notaris di
Jakarta dan telah memperoleh persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik
Indonesia dalam surat keputusannya No. C-06519.HT.01.04.TH.2001 tanggal 23
Agustus 2001. Dan perubahan anggaran dasar perusahaan berdasarkan akta No. 61
tanggal 18 Juli 2003 dari Linda Herawati, SH, notaris di Jakarta, mengenai
peningkatan modal ditempatkan dan disetor.
Perubahan tersebut kemudian telah diterima dan dicatat oleh Kementerian
Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Laporan Penerimaan
Akta Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan No. C-21113.HT.01.04.TH.2003
tanggal 5 September 2003.

7
Berdasarkan keputusan rapat umum pemegang saham luar biasa pada tanggal
27 Juni 2008 dengan akta nomor 45 tanggal 14 Juli 2008 pada notaris Linda
Herawati SH., seluruh anggaran dasar telah mengalami perubahan guna
menyesuaikan dengan undang-undang nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas Peraturan Nomor IX.J.1 Lampiran Keputusan Bapepam LK dan Lembaga
Keuangan Nomor Kep-178/BL/2008 tanggal 14 Mei 2008. Perubahan tersebut
kemudian telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia dalam surat keputusannya No. AHU-
50872.AH.01.02.Tahun 2009 tanggal 21 Oktober 2009.
Perusahaan berdomisili di Medan, Sumatera Utara, dengan pabrik berlokasi
di Desa Sosor Ladang, Pangombusan, Kecamatan Parmaksian, Kabupaten Toba
Samosir, Sumatera Utara. Kantor terdaftar Perusahaan beralamat di Uniplaza, East
Tower, Lantai 7, Jl. Letjen. Haryono MT No. A-1, Medan.
Kegiatan Utama Perusahaan adalah mendirikan dan menjalankan industri
bubur kertas (pulp) dan serat rayon (viscose rayon), mendirikan, menjalankan, dan
mengadakan pembangunan hutan tanaman industri dan industri lainnya untuk
mendukung bahan baku dari industri tersebut, serta mendirikan dan memproduksi
semua macam barang yang terbuat dari bahan-bahan tersebut, serta memasarkan
hasil-hasil industri tersebut. Perusahaan mulai berproduksi secara komersial pada
tanggal 1 April 1989. Saat ini Perusahaan hanya memproduksi bubur kertas (pulp)
dan hasil produksi Perusahaan dipasarkan di dalam dan di luar negeri.

Gambar 1.1. PT. TPL, Tbk

2. Riwayat Ringkasan Profil Perusahaan

8
PT Toba Pulp Lestari Tbk adalah industri di bidang produksi pulp untuk
bahan baku kertas dan bahan baku serat rayon. Pabrik ini merupakan salah satu
industri strategis penghasil devisa diantara 5.935 unit pabrik sejenis yang terdapat di
dunia dengan kapasitas produksi terpasang 210.459.000 Ton pulp per tahun. Dari
jumlah tersebut diatas 5.258 unit terdapat di Asia.

Lokasi pabrik terletak di Desa Sosorladang, Kecamatan Parmaksian,


Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara ini berstatus Penanaman Modal Asing
(PMA) yang dioperasikan berdasarkan surat keputusan bersama Menteri Negara
Riset dan Teknologi/ Ketua BPPT dan Menteri Negara Kependudukan dan
Lingkungan Hidup No.SK/681/M/BPPT/XI/1986 tertanggal 13 November 1986
berdasarkan surat keputusan Menteri Investasi/Ketua Badan Koordinasi Penanaman
Modal No.07/V/1990, status perusahaan ini telah berubah dari penanaman modal
dalam negeri (PMDN) menjadi Penanaman Modal Asing (PMA). Saham perusahaan
ini telah dijual di Bursa Saham Jakarta dan Surabaya sejak 1992 dan di New York
Stock Exchange (NYSE). Kegiatan produksi pulp secara komersial dimulai 1989,
dimana produksi sekitar 70% diekspor ke manca negara, sisanya untuk kebutuhan
pasar domestic. Kapasitas produksi terpasang pabrik adalah 240.000 ton pulp/tahun
atau 180.000 ton pulp / tahun.

Dalam upaya mendukung kegiatan produksi, PT Toba Pulp Lestari Tbk


mendapat Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman
(IUPHHKHT) yang didasari SK Menteri Kehutanan SK-58/Menhut-11/2011
tertanggal 28 Februari 2011 tentang pemberian Hak Pengusahaan Hutan Tanaman
Industri kepada Perusahaan dengan luas 188.055 ha.

Konsensi hutan kayu terbesar pada beberapa sector hutan yaitu Aek Nauli,
Habinsaran, Sarulla, Aek Raja, Tele, dan Padang Sidempuan yang termasuk dalam
delapan Kabupaten di Provinsi Sumatera Utara, Indonesia.

PT Toba Pulp Lestari Tbk adalah industri penghasil pulp atau lazim disebut


bubur kertas. Produksinya dipasarkan di pasar dalam negeri dan luar negeri (ekspor).
Kapasitas izinnya 165 ribu ton/tahun dengan toleransi 30%.

9
3. Visi dan Misi Perusahaan
Visi :
Menjadi salah satu pabrik Pulp Eucalyptus yang dikelola dengan terbaik,
menjadi supplier yang disukai oleh pelanggan kami dan pemilik perusahaan yang
disukai para karyawan.
Misi :
1. Menghasilkan pertumbuhan yang berkesinambungan.
2. Produser dengan biaya yang efektif.
3. Memaksimalkan keuntungan untuk pemangku kepentingan dan memberikan
kontribusi kepada pengembangan sosial ekonomi masyarakat sekitar dan
regional.
4. Menciptakan nilai melalui teknologi modern, pengetahuan industri dan
sumber daya manusia.

4. Lokasi Perusahaan

PT. Toba Pulp Lestari Tbk merupakan salah satu perusahaan pulp di
Indonesia yang cukup dikenal di Indonesia sendiri hingga mancanegara. Dimana hal
ini dikarenakan sebagian besar (sekitar 70%) pulp yang diproduksi PT Toba Pulp
Lestari Tbk diekspor ke negara-negara tetangga seperti Malaysia, Jepang, Cina,
Thailand, dan negara lainnya sesuai dengan sistem pesanan tiap-tiap negara, dan
tentunya sisanya sebesar 30% digunakan di Indonesia untuk bahan baku pembuatan
kertas/buku anak-anak Indonesia.

PT Toba Pulp Lestari Tbk merupakan pabrik pembuatan pulp sebagai bahan
baku kertas dan kain yang berbentuk kraft yang berlokasi di Desa Sosorladang,
Kecamatan Parmaksian, Kabupaten Toba Samosir dan memiliki kantor perwakilan di
Medan yang terletak di Gedung Uniland Plaza Medan dan di Jakarta di Gedung BNI
Lt.10, Jalan Jendral Sudirman, Jakarta Selatan.
Area perusahaan dari PT Toba Pulp Lestari Tbk terdiri dari 2 bagian, yaitu
Forest Section dan Mill Section. Forest Section meliputi 4 kabupaten yaitu

10
Kabupaten Simalungun, Toba Samosir, Dairi, dan Tapanuli Utara. Sedangkan untuk
Mill Section terletak di Desa Sosorladang yang berjarak kurang lebih 220 km dari
Kota Medan. Pabrik ini dibangun diatas tanah seluas kurang lebih 200 ha, termasuk
perumahan karyawan dan nursery seluas 10 ha. Disekitar kawasan pabrik terdapat
aliran Sungai Asahan yang airnya dimanfaatkan perusahaan untuk keperluan pabrik
dan kebutuhan sehari-hari masyarakat sekitar.

Kemampuan PT Toba Pulp Lestari Tbk mencapai taraf kesuksesan hingga Go


International dikarenakan posisi perusahaan yang strategis di Pulau Sumatera,
Indonesia. Dasar-dasar pemilihan lokasi pabrik adalah sebagai berikut:

a. Porsea merupakan wilayah kawasan yang strategis dalam pengolahan


pulp.
b. Pulau sumatera masih memiliki lahan yang luas untuk menghasilkan
bahan baku pulp (kayu berselulosa yang tinggi) untuk dijadikan lahan
forestry pribadi bagi PT Toba Pulp Lestari Tbk .
c. Lokasinya tidak terlalu jauh dari kantor pusat (Head Office) sehingga
memudahkan koordinasi pemasaran yang baik, secara internal maupun
eksternal, karena posisi yang dekat dengan laut yang memudahkan
transportasi produk serta dapat memanfaatkan air laut dalam sistem
utilitas.

11
Gambar 1.2. Lokasi PT. Toba Pulp Lestari, Tbk

5. Struktur Organisasi Perusahaan

PT Toba Pulp Lestari Tbk menganut bentuk organisasi garis dan staff (staff
and line organization). Kekuasaan dan wewenang tertinggi terletak pada dewan
komisaris yang terdiri dari seorang presiden dan 4 orang komisaris. Dewan komisari
adalah pemegang saham atau wakil-wakilnya yang mempunyai wewenang yang
mengangkat dan memberhentikan direktur dalam mengawasi seluruh kegiatan dan
pelaksanaan tugas, meminta laporan pertanggungjawaban secara periodik serta
memberi saran dan nasihat kepada direktur ( Propectus of PT Toba Pulp Lestari
Tbk).

12
Gambar 1. 3. Mill Management Start Up Organization Stucture
PT. Toba Pulp Lestari, Tbk.

13
C. Tujuan
1. Tujuan Kerja Praktik
a. Memperoleh gambaran nyata tentang penerapan ilmu yang didapat di
perkuliahan di lapangan kerja sebenarnya.
b. Memberikan wawasan dan pengalaman di lapangan kerja yang berhubungan
langsung dengan bidang teknik mesin.
c. Melatih mahasiswa berpikir secara sistematis dalam menghadapi suatu masalah
yang ada di lapangan.
d. Mengenal lebih jauh struktur organisasi dan sistem kerja dan proses produksi di
PT Toba Pulp Lestari Tbk.

2. Tujuan Penulisan Laporan


a. Untuk mengetahui proses produksi Pulp di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk
b. Untuk mengetahui Pengertian dan Fungsi Multi Fuel Boiler.
c. Untuk mengetahui sistem kerja Komponen Multi Fuel Boiler.
d. Untuk Mengetahui Apa APD dan K3 yang ada di Unit Multi Fuel Boiler.

D. Manfaat Praktek Kerja Langan Industri (PKLI)


1. Bagi Mahasiswa
Adapun manfaat PKLI bagi mahasiswa, antara lain :
a. Mahasiswa dapat menambah keahlian dan ketrampilan dalam teknologi yang
berkembang didalam dunia industri.
b. Mahasiswa dapat membandingkan teori yang didapat diperkuliahan dengan
yang diterima saat peraktik lapangan.
c. Mahasiswa dapat memahami peroses kerja yang sebenarnya secar langsung
dalam dunia industri.
d. Mahasiswa dapat memperoleh kesempatan dalam melakukan penelitian atau
observasi langsung di lapangan.

14
2. Bagi Fakultas, Jurusan Teknik Mesin UNIMED
a. Terjadinya kerjasama antara Fakultas Teknik UNIMED dengan dunia industri.
b. Fakultas Teknik dapat meningkatkan mutu lulusannya dengan memadukan
pengetahuan di kampus dengan di dunia industri.
c. Dapat mengetahui keberadaan perusahaan dari sudut pandang mahasiswa yang
melakukan Peraktik Kerja Lapangan Industri di perusahaan tersebut.
3. Bagi Perusahaan
a. Turut serta dalam mencerdaskan bangsa dan meningkatakan kualitas manusia
yang mengarah pada peningkatan intelektual dan profesionalisme.
b. Terjalinnya hubungan baik antara masyarakat perusahaan dengan masyarakat
sekitarnya kuhususnya pada bidang-bidang kependidikan, seperti mahasiswa.
c. Sebagai bahan masukan bagi perusahaan dalam rangka memajukan
pembangunan dibidang pendidikan.

15
BAB II

PEMBAHASAN

A. PROSES INDUSTRI

Bahan baku yang digunakan untuk pembuatan pulp adalah pohon Eucalyptus.
Dengan tahap pengerjaan pulp diantaranya:

a. Persiapan Kayu (Wood Yard)

Gambar 2.1 Tumpukan chip yang siap direbus di degister

Secara umum unit persiapan kayu meliputi penimbunan kayu, pemotongan


kayu serta serpihan kayu sehingga berbentuk potongan-potongan kecil-kecil (chip).
Kayu telah ditimbang diangkut oleh logging truck masuk kelokasi pabrik. Setelah
sampai di penimbunan kayu (Wood Yard) diangkut lagi oleh kone crane dengan daya
angkut sampai ke elester saw. Pada daerah ini panjang kayu dari 7,0 m menjadi 3,5
m sebelum memasuki debarking drum.

16
Gambar 2.2 Diagram proses persiapan kayu (woodyard)

Dibawah loading deck terdapat suatu penampungan dari sisa kayu dan sisa
pemotongan dan semuanya dibawa ke suatu unit untuk digunakan sebagai bahan
bakar. Kapasitas loading deck adalah 250 m³ dan ukurannya adalah 9975 x 8000
mm, dengan kemiringan 7,5˚, dengan kecepatan 3 m/menit. Kemudian kayu yang
telah dipotong tadi diangkut dengan chain conveyor dengan kapasitas 250 m³ dengan
ukuran 59,50 x 1,6/28 m, dengan kemiringan 7˚/18˚ dengan kecepatan 12 m/menit
masuk kedalam debarking drum.

Proses yang terjadi pada debarking drum adalah pengupasan kulit kayu.
Dimensi dari daerah ini adalah 33,0 m dan diameter 5,60 m dengan kemiringan
0,57˚. Pengupasan kulit kayu oleh log filter dengan menggulingkan kayu dari daerah
debarking drum dan putarannya dapat diatur sesuai dengan kebutuhan yang
diinginkan.

Debarking drum dilengkapi dengan slot-slot (celah) sebagai pembuangan


kulit kayu dan sisa kayu lainnya ke conveyor sebagai bahan bakar. Setelah kayu itu
keluar dari debarking drum, kayuakan dibawa kewashing station untuk dicuci dengan
cara penyemprotan air, setelah itu kayu dikirim kemesin chipper/pencincang. Kayu
yang masuk ke mesin chipper harus bersih untuk mendapatkan pulp yang baik.

17
Ukuran dari mulut mesin chipper adalah 900 mm artinya kayu dapat dicincang oleh
mesin dengan diameter 900 mm, namun biar aman maka diameter kayu kayu yang
akan dicincang harus lebih kecil dari berdiameter 900 mm.

Tujuan dari penyerpuhan adalah menghasilkan spesifikasi mutu chip yang


diperlukan untuk pemasakan pulp dan peralatan-peralatan proses. Ukuran chipper
dapat dipilih disesuaikan dengan diameter pisau cakram antara 2200 – 3700 mm dan
jumlah pisau antara 8 – 16. Hal ini tergantung pada kapasitas produksi dan ukuran
gelondong kayu yang diperlukan. Ukuran dari chip yang dihasilkan tebalnya 4,0 mm
dengan panjang 24,0 mm namun ukuran ini sudah menjadi ketentuan agar chip
mudah masuk kedalam digester.

b. Unit Pemasakan (digester)

Gambar 2.3 Proses Pemasakan Chip kayu di digester plant.

Proses pemasakan kayu yang telah dibuat menjadi chip dilakukan di digester
plant. Digester adalah suatu alat pemasak chip yang akan dijadikan pulp chip
dimasak di dalam digester dengan menggunakan panas dan reaksi kimia. Bahan
kimia yang digunakan adalah caustic (NaOH) dan sodium sulfide (Na2 S) campuran
ini dinamakan white liquor. Panas ini diperoleh dari hasil pemanasan pada liquor
heater secara tidak langsung dari penambahan steam (uap) langsung dari bawah

18
digester. Dalam pemasakan kayu dengan proses kraft dipergunakan larutan pemasak
(white liquor). Pemasakan biasanya dilakukan pada suhu 160˚C - 180˚C selama
sekitar 120 – 180 menit. Adapun hasil produksi yang dikehendaki adalah kraft pulp.
Untuk pembuatan kraft pulp, lignin dan hemiselulosa haruslah dihilangkan untuk
mendapatkan pulp yang baik.

Untuk menghilangkan dilakukan dengan cara mengalirkan steam secara


langsung kedalam digester yang sudah berisi chip, sesudah itu white liquor
dimasukkan dengan perbandingan yang telah ditetapkan. Tahap pemasakan diatas
disebut dengan prehydrolisis. Pemasakan softwood membutuhkan waktu yang lama
dibandingkan dengan pemasakan hardwood.Kemudian tekanan diturunkan pada
digester sehingga 2 bar, setelah itu ditambah white liquor dan black liquor, dan untuk
pemasakan selanjutnya dengan menggunakan steam lebih kurang 3 jam.

Proses ini menggunakan natrium sulfide dan natrium hidroksida sebagai


bahan pemasak. Cairan pemasak yang diberikan adalah:

1. White liquor, yaitu merupakan cairan pemasak yang mengandung natrium


hidroksida dan sulfide dengan keasaman (pH) antara 13,4 – 14,0.
2. Black liquor, yaitu cairan paket pemasak yang diperoleh dari hasil pencucian
pulp yang mengandung sodium sulfide ditambah dengan liquor dengan
kualitas rendah.
3. Air yang berasal daari chip itu sendiri dengan kebasahan 50,0 %, proses
pemasakan yang berlangsung 2 tahap, yaitu:
a. Berlangsung pada tekanan kerja rendah yaitu 4 bar dan suhu 125˚C
b. Terjadi kenaikan tekanan menjadi 7,50 bar dan suhu 175˚C.

Cairan pemasak dipanasi dalam hal ini menggunakan heat exchanger dengan
panas uap yang diperoleh dari header yang berasal dari sisa turbin.

19
Beberapa factor yang penting diperhatikan dalam pemasakan chip di dalam digester
adalah:

 Perbandingan cairan pemasak dengan chip


 Lama pemanasan
 Temperature pemasakan
 Tekanan operasi pemasakan
 Efektifitas perpindahan panas

Bubur pulp tersebut di bawa ke tangki penghembusan (blow tank). Blow tank
berfungsi untuk menghembuskan bubur pulp menuju proses pencucian
(washing).Type blow tank yang dipakai adalah sama yaitu dengan jenis digester
plant dengan volume 600 m³, diameter 8250 mm, tinggi 21000 mm.

c. Unit pencucian (washing)

Gambar 2.4 Proses pencucian (washing)

Unit pencucian merupakan lanjutan dari proses pemasakan, dimana bubur


kayu dari blow tank selanjutnya mengalami proses pencucian pada unit washing
perbandingan antara cairan dan padatan dari bubur pulp sekita 3 – 4 % akan masuk

20
ke pressure knotter dengan tujuan menyaring bubur kayu yang tidak masak.Bubur
kayu yang masuk ke knotter dicuci dalam 4 unit washer yaitu vacuum washer.Air
pencuci dan aliran bubur kayu arahnya berlawanan. Ini disebut counter current
washing. Alat pencuci/washer yang berputar terdiri dari jaringan/wire cloth yang
menutupi selinder yang berputar dalam cekungan. Air pencuci menggunakan
shower/spray dipermukaan bubur kayu secara terus menerus dan airnya turun ke
tangki filtrate/dewatered dengan menggunakan vacuum.

Bubur kayu yang sudah dikeluarkan airnya dimasukkan kesuatu alat yang
disebut screw conveyor dimana bubur kayu tersebut ditambah air pengencer dan
masuk ketahap kedua washer ataupun alat pencuci. Air saringan tersebut ditampung
di tangki filtrate yang letaknya di lantai bawah.Didalam system serta bertahap, bubur
kayu tersebut diencerkan dengan lindi hitam yang baru dan dikirim ke washer tahap
berikutnya. Dari semua proses pencucian keseluruhannya diulang terus. Kekentalan
bubur kayu dipermukaan washer normalnya 1%.Sedangkan kekentalan bubur kayu
sesudah diputar dari washer antara 10 % - 14%.

Temperature saat terjadi pencucian adalah 120˚C, karena sistemnya adalah


vacuum maka pada saat terjadi pencucian bubur pulp yang dicuci tidak akan melekat
pada dinding washer yang terus-menerus berlangsung. Bubur kayu yang sudah bersih
pada pencucian keempat atau washer terakhir dimasukkan ketangki yang disebut
unbleach tower.

Spesifikasi alat pencucian type vacuum adalah:

- Diameter x panjang = 4000 x 8000 mm


- Motor untuk penggerak drum: P = 30 kW, n = 1000 rpm
- Motor untuk repuller unit; P = 22 kW, n = 1500 rpm
- Motor untuk discharge screw drive; P = 22 kW, n = 1500 rpm
- Kapasitas = 600 m³.

21
d. Unit penyaring ( screening)

Unit penyaringan merupakan lanjutan dari proses pencucian/washing. Pada


proses ini terdapat unit penyaringan sebanyak 6 unit terdiri dari 3 unit primary dan 2
unit secondary screen dan 1 unit lagi vibrating screen. Hasil penyaringan berupa
rejeck dimasukkan kedalam secondary screen.

Spesifikasi alat penyaringan:

- Type : LOF – 3
- Motor : P = 0,55 kW, n = 750 rpm
- Drum : diameter = 1200 mm dan panjang = 2250 mm
- Material : baja tahan karat.

Sedangkan unit primary, secondary dari tertiary mempunyai spesifikasi


sebagai berikut:

Primary secondary screen

- Type : pery flow 1100


- Motor : 200 kW, n = 1000 rpm

Secondary pressure screen

- Type : pery flow 1100


- Motor : 160 kW, n = 1000 rpm

Tertiary Pressure Screen

- Type : pery Flow 1550


- Motor : 90 kW, n = 1500 rpm

Vibration Screen

- Motor : 2 x 0,8 kW, n 1500 rpm

22
e. Unit Pemutihan (bleaching)

Gambar 2.5 Proses pemutihan di Bleaching Plant

pada unit pemutihan (bleaching) terdapat 3 jenis bahan pemutihan:

1. ClO2 (clorin dioksida)


2. E/O (caustic extractive/oksigen)
3. Hypo

Bubur pulp dengan konsentrasi 3,5 % dipompakan ke ClO2 melalui bagian


sumbunya. Setelah ClO2 diinjeksikan, untuk mengisi ClO2 tower mencapai puncak
yang dibutuhkan waktu sekitar 45 menit dan selang waktu tersebut bahan kimia
diperhitungkan sudah bereaksi dengan sack. ClO2 tower merupakan proses lanjutan
pemasakan untuk menghilangkan lignin yang terkandung dalam stock selanjutnya.
Tujuan penelitian ini adalah untuk memisahkan lignin yang ditambahkan dengan
oksigen.

Pengelantangan yang sudah modern biasanya dilaksanakan secara bertahap


dengan memanfaatkan bahan-bahan kimia dan kondisi yang berbeda pada setiap
tahap. Pada umumnya digunakan perlakuan kimia dan secara singkat ditunjukkan
dengan urutan sebagai berikut:

23
 Klorinasi (C) - reaksi dengan elemen klorin dalam suatu
media asam.
 Ekstraksi Alkali (E) - pemisahan hasil reaksi dengan kaustik.
 Ekstraksi Oksidasi (E/O) - ekstaksi oksidasi yang diperbuat dengan
peroksida.
 Hypoklorit (H) - reaksi dengan hidrolorit dalam suasana alkali.
 Klorindioksida (D) - reaksi dengan klorindioksida dalam suasana
asam.
 Oksigen ( O) - reaksi dengan elemen oksigen yang
bertekanan dalam suasana alkali

f. Proses pulping (pulp mechine)

Gambar 2.6 Proses Pulping

24
Proses pengolahan bubur pulp menjadi pulp berbentuk lembaran (sheet)
dilakukan pada pulp mechine.

1. Penyaringan bubur pulp pemutih

Bubur pulp dengan konsentrasi 0,6% masuk ke radiklon pertama (pressure


screen) untuk memisahkan accept dan refect. Accept masuk ke double tkikner dan
reject masuk kembali je rediklin kedua yaitu vibrating sreen.

Pengolahan pada tahap kedua ini akan mengirim accept ke stock chest dan
reject di kirim keradiclam kelima dan acceptnya dikirim ke tahap ketiga dan
selanjutnya ke tahap keempat dan rejectnya dialirkan kesaluran pembuangan. Dalam
double thicker, accept dari radiclan kedua dengan konsistensi dinaikkan hingga 4 –
8% dengan cara mengurangi fengan air yang dimilikinya. Filtrate selanjutnya
dialirkan kedalam air tangki putih dan hasilnya dikirim ke head box. Hasil head box
ini adalah keluarnya bubur pulp dengan konsentrasu 1 % pengeluarannya diatur
dengan menggunakan katup yang mengatur ketebalan pulp yang diinginkan,
selanjutnya masuk ke dryer dengan menggunakan alat pengatur lembaran yang
dikenal dengan istilah distribusi sleezer.

2. Pengeringan awal

Pengeringan ini meliputi pengurangan kadar air yang dimiliki bubur pulp dari
80% menjadi 50% unit ini satu buah katup pembentuk, tiga unit fool box yang
permukaannya berfori dan air terbuang dari fori tersebut.

3. Bagian penekanan

Penekanan dilakukan dengan tiga tahap.Penekanan pertama dilakukan dengan


tujuan memisahkan bubur pulp dari wise conveyor. Derajat keasaman yang dimiliki
pulp merupakan hal yang penting karena mempengaruhi proses pengeringan.

25
4. Pengeringan akhir

Pengeringan akhir bertujuan untuk memastikan bahwa pulp sheet telah benar-
benar kering.Pengeringan dilakukan dengan flaker dryer yang didalamnya terdapat
tahap kerja temperature pengeringan 135 - 138˚C.

5. Pemotongan dan pengemasan

Pada tahap ini lembaran pulp dipotong dengan ukuran panjang 80 cm, lebar
60 cm dan berat rata-rata perlembar 750 – 800 gr. Selanjutnya lembaran pulp
dikemas namun sebelumnya ditekan dengan balling press. Proses akhirnya adalah
balling press pulp di masukkan ke unit blaude binder untuk diikat 8 bale, dimana 2
bale = 200 kg. Pulp yang dikemas disimpan pada gudang (ware hause) dan kemudian
siap untuk dipasarkan

26
B. Pengenalan Multi Fuel Boiler

Multi fuel boiler merupakan boiler (ketel uap) jenis pipa air dengan kapasitas
uap yang dihasilkan adalah 200 ton/jam pada tekanan 65 Kg/ cm² dan temperature
steamnya 480˚C . Dikatakan multi fuel boiler dikarenakan bahan bakar yang
digunakan untuk boiler ini bermacam- macam yaitu; coal (batu bara), peat (Tanah
gambut), waste wood (limbah kayu), Bark (kulit kayu), cangkang kelapa sawit,
Minyak, Pasir.

Fungsi boiler ini untuk menghasilkan steam yang akan digunakan untuk
pembangkit energy listrik dan untuk proses yang lain di pabrik memanfaatkan
tekanan uap (steam) yang disalurkan ke turbin sebagai penggerak generator untuk
menghasilkan putaran pada motor. Dimana uap diperoleh dari hasil pembakaran
bahan bakar di dalam furnance, dengan melalui proses pemindahan panas oleh nyala
panas kepala pipa air di sepanjang sisi dapur, dan temperature bed di jaga antara
700˚C - 900˚C.

Gambar 2.7 Konstruksi Multi Fuel Boiler.

27
C. Bagian-bagian pada Multi Fuel Boiler

1. Deaerator

Tujuan deaerator adalah untuk memisahkan oksigen dan gas yang tidak
terkondensasi (CO2, dan lain-lain) dari air sehingga korosi atau karatan tidak
berlangsung pada drum atau tabung boiler. Deaerator akan bekerja berdasarkan 2
prinsip sebagai berikut:

“hukum tekanan partial, solubilitas atau daya kelarutan gas dalam suatu cairan akan
menurun apabila temperature cairan meningkat.”

Ada banyak nozzle dan tray kecil di dalam deaerator yang mana partikel-
partikel air akan diautomasi secara tepat sehingga luas area transfer panas akan
meningkat. Air akan mengalir dari puncak deaerator dan steam masuk ( steam inlet)
pada bagian deaerator untuk mendapatkan kontak maksimum antara steam dan air
sehingga steam maksimum terkondensasi dan panas latent dari uap dimanfaatkan
sepenuhnya untuk meningkatkan temperature air. Setelah mengkondensasikan steam,
air dan kondesate akan turun ke dalam tanki penyimpanan dimana akhirnya air akan
di supply ke boiler feed water pump suction. Selama start – up deaerator vent harus
ditutup dan bila temperature air mencapai 100˚C,maka vent harus dibuka

Gambar 2.8 Deaerator

28
2. Boiler feed water pump

Ada dua pompa boiler feed water, yang satu dioperasikan dan yang lain untuk
cadangan. Boiler feed water pump yang satu akan dikendalikan oleh motor electric
sedangkan yang lian dikendalikan oleh turbin uap. Kapasitas setiap pompa adalah
250 m³/jam. Pompa ini merek SULZER yang mempunyai pompa sentrifugal 9 tahap
yang dirancang untuk 152 bar tekanan discharge.

3. Load oil burner

Ada 6 set load burner dipasang dibagian depan dinding boiler operasi burner
ini adalah sepenuhnya otomatis mulai operasi starting dan fungsi kontrol. Kontrol
kapasitas burner dilakukan secara manual dengan meningkatkan/menurunkan switch
baik dari ruang kontrol maupun dari cabinet kontrol local. Kapasitas produksi boiler
penuh (200 T/jam) dapat dicapai oleh load burner. Burner dilengkapi dengan fan
udara pembakaran tersendiri dan dengan valve unit tersendiri untuk mensupply
bahan bakar dan medium pengapian untuk burner.

Gambar 2.9 load oil burner.

29
4. Start up burner

Ada 5 unit start up burner dipasang pada bagian depan sisi samping daripada
dinding boiler untuk memanaskan reactor bed fluidisasi untuk dipakai pada saat
kadar air dari solid fuel tinggi atau pada saat ada gangguan dalam waktu yang
singkat daripada supply solid fuel terganggu.

Operasi burner sepenuhnya otomatis mulai dari fungsi starting, operating dan
fungsi kontrolnya. Control kapasitas burner dilakukan secara manual dengan
menaikkan atau menurunkan switches baik dari ruang control ataupun dari panel
control local. Burner dilengkapi dengan fan udara pembakaran tersendiri dan dengan
unit valve terpisah untuk mensuply bahan bakar dan medium pengapian untuk
burner.

Gambar 2.10 Start Up Burner.

30
5. Wall tubes (pipa-pipa dinding air)

Pipa-pipa dinding air adalah pipa-pipa yang di tempatkan pada dinding dapur
yang digunakan untuk mengubah energy panas menjadi energy potensial pada steam.

Gambar 2.11 Wall Tubes (Pipa Pipa Dinding Air)

6. Fluidized bed reactor

Fluidized bed reactor ini berbentuk segi empat dengan lebar 12.044 mm x
kedalaman 7.984 mm x tinggi 4.000 mm yang terbuat dari bahan konkret tahan panas
setebal 100 mm yang dipasang pada bagian dasar tungku pembakaran. Reactor ini
disejajarkan secara internal dengan bidang refactory. Bed pasir dengan ketebalan 0.3
mm sampai 0.55 mm harus tetap ada dalam reactor selama operasi normal dengan
mengalirkan dan menambahkan pasir dari bin pasir secara berkala. Temperature bed
di pertahankan antara 700˚ - 900˚C untuk menjaga agar proses pembakaran bahan
bakar padat dapat tetap berjalan dengan baik. Pada bed pasir ini di pasang beberapa
alat ukur temperature pembakaran untuk memonitor secara kontinu temperature pada
bed pasir itu. Di bagian bawah reactor dipasang 4 salve untuk membuang pasir yang
menggumpal secara berkala. Udara untuk fluidisasi dialirkan dari udara primer
dengan terlebih dahulu ke ruang udara di bawah grate dan kemudian lubang-lubang
grate ke bed.

31
7. Furnace

Furnace adalah suatu peralatan untuk mengubah energy kimia bahan bakar
menjadi energy panas dimana proses pembakaran terjadi di dalam furnace. Di dalam
furnace inilah pipa-pipa ditempatkan yang akan dipanaskan oleh nyala api sehingga
perpindahan panas langsung dapat diterima oleh bidang yang dipanaskan.

Gambar 2.12 Furnace

8. Economizer

Economizer berfungsi sebagai pemanas awal feed water sebelum masuk ke


drum boiler. Panas yang diperoleh dari flue gas yang diperoleh oleh dinding-dinding
pipa economizer untuk memanaskan air di dalam pipa sehingga air tersebut menjadi
steam basah.

Gambar 2.13 Penutup Economizer

32
9. Convection evaporator

Convection evaporator dipasang pada bagian belakang pada sisi atas dan
bawah economizer. Air dari drum boiler selanjutnya dipanaskan di convection
evaporator dengan menggunakan flue gas dan disirkulasikan lagi ke dalam drum
boiler.

10. Steam Drum boiler

Drum boiler yaitu drum yang digunakan untuk mengatur sirkulasi air dengan
steam yang dihasilkan oleh pipa-pipa penguapan. Dimana drum ini terdapat separator
yang berfungsi untuk memisahkan steam dengan air.

Gambar 2.14 Steam Drum Boiler

11. Superheater

Superheater adalah suatu peralatan yang berfungsi mengubah uap jenuh


menjadi uap kering yang nantinya dapat digunakan untuk pembangkit tenaga steam
yang berasal dari drum akan mengalami pemanasan lagi dan ditampung di header
superheater yang selanjutnya di alirkan ke turbing dengan temperature steam yang
dihasilkan sekitar 480˚C. Dibandingkan dengan pipa-pipa dinding air dan pipa
lainnya, pipa superheater menerima beban panas yang lebih berat, itu sebabnya antar
ruang bakar dan superheater (sebelum masuk sisi superheater) sering dipasang screen
guna menyaring debu dan partikel-pertikel padatan yang ikut terbawa oleh gas hasil

33
pembakaran untuk maksud mengurangi beban yang ditanggung oleh pipa-pipa
superheater.

Pengontrolan temperature steam di dalam superheater bertujuan untuk


mencegah terjadinya tekanan yang berlebihan (over pressure) pada steam yang
diproduksi. Pengontrolan temperature pada steam dapat dilakukan dengan beberapa
cara antara lain:

a. Mengatur burner di dalam furnace


b. Menggunakan desuperheater
c. Resirkulasi Flue gas
d. Ruang bakar yang terpisah

12. Air preheater

Alat ini adalah jenis pemindahan panas yang mentransfer panas dari flue gas
yang sedang mengalir ke udara sekunder yang akan membantu proses pembakaran
dan hal ini akan meningkatkan efesiensi boiler. Alat ini merupakan preheater udara
tipe turbular horizontal. Gas akan mengalir diluar lubang dan udara mengalir dari
dalam tabung.

13. Rotary Soot Blower

Gambar 2.15 Rotary soot blower

34
Rotary soot blower ini berfungsi membersihkan debu sisa pembakaran yang
menempel pada permukaan luar dari pipa-pipa superheater, convection evaporator,
economizer, dengan menggunakan steam kering yang disemprotkan melalui pipa
panjang yang mempunyai nozzle di unjungnya. Debu maupun kerak yang menempel
pada pipa akan dapat mengurangi efesiensi perpindahan panas melalui pipa-pipa
pada boiler. Ada dua tipe soot blower yaitu rotating type dan retractble type.

14. Steam air heater

Dalam hal boiler start dari kondisi dingin, udara sekunder dipanaskan dalam
heater atau alat pemanas uap dengan menggunakan MP steam pada tekanan 11 bar.

Gambar 2.16 Steam Air Heater

35
D. Sistem Pengoperasian Multi Fuel Boiler

Dalam hal ini, praktikan perlu menjelaskan bagaimana proses terjadi pada multi
fuel boiler. Pengoperasian Multi Fuel Boiler digolongkan menjadi enam sistem,
yaitu:
a. Fuel system

Untuk menghasilkan steam pada boiler, maka dibutuhkan sejumlah panas.


Dalam hal ini panas yang dihasilkan dari proses pembakaran bahan bakar. Bahan
bahan yang digunakan digolongkan atau dibedakan 2 jenis:
1. Bahan bakar padat

Bahan bakar padat yang dimaksud sebagai berikut:

a. Batubara (Coal) ,
b. Kulit Kayu (Bark),
c. Tanah gambut (Peat),
d. Cangkang Kelapa Sawit (Palm shell),
e. Pasir (sand).
f. Wood chip

Bahan bakar ini akan dialirkan dengan mengguakan Belt Conveyor ke Belt
Conveyor Pembagi bertujuan sebagai pembagi dimana bahan bakar tersebut masuk
ke dalam Fuel Feed Bin. Pemasukan ke dalam Bin diatur dengan level switch ( high&
low) di feed bin.

Ada dua solid Fuel Line, satu disisi depan dan satu disisi belakang dinding boiler.
Setiap line di lengkapi dengan Feed Bin berkapasitas 150 m³/jam, Chain Conveyor, 2
Airlock Feeder Dan Dua Screw Feeder. Solid fuel keluar dari Feed Bin masuk ke
Chain Conveyor. Setiap chain conveyor dilengkapi dengan variable speed drive
sehingga kapasitas pemasukan bisa diatur untuk memenuhi solid fuel yang
dibutuhkan. Jalur keluar dari chain conveyor masuk ke airlock feeder. Dari airlock
feeder kemudian melewati screw feeder baru masuk ke furnace.

36
2. Bahan bakar cair

Pada system ini menggunakan dua jenis burner yaitu :

a. Start – Up Burner yang ada 5 buah dan Load Burner sebanyak 6 buah. Start –
Up Burner dipasang pada bagian bawah dari Reactor Fluidized Bed, dimana
burner ini digunakan pada saat boiler start – up dari keadaan dingin, moisture
(Kelembaban) bahan bakar tinggi atau terjadi gangguan pada pensuplaian
bahan bakar dalam waktu yang singkat.
b. Load Oil Burner dipasang pada bagian atas dari Fluidized Bed Reactor di sisi
depan pada dinding boiler. Burner ini digunakan pada saat bahan bakar padat
belum digunakan atau untuk menaikkan beban boiler.
c. Fluidized Bed Combustion

Bahan bakar solid (kulit kayu, cangkang kelapa sawit dan batu bara) dibakar
di dalam bed pasir yang telah mengalami fluidisasi menggunakan steam dengan
reactor pembakaran pada temperature 700˚- 900˚C. Udara fluidisasi dan gas
resirkulasi dalam pembakaran batu bara ini akan dikirimkan melalui grate ke bed.
Aliran bahan bakar solid didistribusikan melalui screw feeder ke dalam bed pada
ketinggian sekitar 1.5 di atas grate (Pemarut). Bahan bakar ditiup dengan udara
melalui setiap screw, yang menjamin bahwa partikel-partikel bahan bakar yang halus
juga akan masuk ke dalam bed.

Reactor pembakaran dilapisi secara internal dengan refactory lining. Grate


dilapisi dengan bahan konkrit pertama (sekitar 100 m) dimana pipa nozzle dapat
dilewati udara fluidisasi yang dimasukkan dari primary air fan terlebih dahulu ke
ruang udara di bawag grate dan selanjutnya melalui grate nozzle ke bed. Pembakaran
utama terjadi pada bed, akan tetapi udara ekstra juga diperlukan di atas bed. Oleh
karena itu, udara sekunder dan tersier diinjeksikan ke dalam tungku pembakaran
(furnace) sekitar 2-4 m di atas bed. Ada juga empat bed pengeluaran material dimana
berfungsi untuk mempertahankan stockmaterial pada bed yang sudah ada.

37
Bed sand dialirkan dari sand bin ke furnace melalui lini penyaluran bahan
bakar (Fuel Feeding Line) ke Real Wall untuk mengimbangi kehilangan bahan pada
bed. Lima burner start up dipergunakan untuk mengatasi kemacetan atau stagnasi
pendek pada supply bahan bakar ataupun untuk menjaga pembakaran pada saat
bahan bakar basah.

b. Air system

Udara untuk kebutuhan pembakaran di dalam furnace disupply oleh foreced


draft fan. Udara ini terlebih dahulu dipanaskan sebelum masuk ke furnace. Udara
pembakaran dibagi menjadi:

1. Udara Primer

Udara ini masuk dari bagian bawah furnace. Udara primer diambil dari udara
bebas atau dicampur dengan flue gas tergantung daripada kondisi operasi boiler.
Fungsi dari udara primer adalah memyuplai udara pada nozzle untuk pasir dan untuk
membantu pembakaran di dalam furnace.

38
Gambar 2.17 Pipa pengantar udara ke Furnance

2. Udara sekunder

Udara sekunder ini masuk dari bagian tengah furnace, sebelum masuk ke
furnace udara sekunder dipanaskan dengan menggunakan MP steam ataupun flue
gas. Fungsi udara sekunder adalah untuk mensuplai udara pembakaran pada 5 buah
start up burner, dan 6 buah load burner serta proses pembakaran di dalam furnace.

3. Udara tersier

Udara tersier masuk dari bagian atas furnace, udara tersier ini juga
dipanaskan sebelum masuk ke dalam furnace.Sedangkan untuk fungsinya adalah
untuk menyempurnakan pembakaran di dalam boiler.

c. Ash System (Sistem Abu)

Abu yang dihasilkan dari proses pembakaran di dalam boiler ini ditangkap
oleh suatu alat yang dinamakan electrostatik precipitator. Abu tersebut dikumpulkan
di dalam hopper untuk kemudian dibawa oleh chain conveyor dan tampung di silo.
Abu dari silo ini kemudian diangkut dengan dump truck ketempat penimbunan abu.
Adapun fungsi electrostatic precipitator yaitu:

 Mengionisasi gas-gas dan memindahkan partikel-partikel abu.


 Memindahkan partikel-partikel abu tersebut ke pengumpul.
 Mendeposit pertikel abu ke permukaan pengumpul
 Mengumpulkan partikel abu dari permukaan pengumpul.

Selain partikel abu yang ditangkap oleh electrostatic precipitator ada juga
partikel abu yang jatuh di bawah economizer. Abu ini dikumpulkan kemudian
dimasukkan lagi ke dalam furnace, karena abu ini masih banyak mengandung pasir
yang masih bisa digunakan dalam proses pembakaran bahan bakar padat.

39
Gambar 2.18 Sistem Ashilo Tank

(Sumber: Module chemical plant lanjutan, PT.Toba Pulp Lestari,Tbk.2000)

d. Sand system (Sistem pasir)

Dalam proses pembakaran bahan bakar juga digunakan pasir. Adapun


kegunaan pasir ini adalah untuk menetralkan panas serta menjaga temperature antara
700˚C-900˚C agar pembakaran berlangsung dengan baik. Pada system jenis pasir
yang digunakan adalah dengan diameter partikel seperti di bawah ini:

 5% - 15% <0.3 mm
 30% - 50% < 0.5 mm
 70% - 90 % < 1.0 mm
 80% - 95% < 2.0 mm
 100% < 4.0 mm

40
e. Steam sistem

Untuk Menghasilkan Steam dibutuhkan sejumlah panas, dimana panas ini


diperoleh setelah bahan bakar, dibakar didalam furnace. Tujuan dari pada
pembakaran ini adalah untuk memanasi pipa pipa yang berada di sekeliling dinding
boiler dengan temperatur kira kira 700 – 9000 C, kemudian setelah pipa pipa panas
maka air yang berada dalam pipa pipa akan berubah sebagian menjadi steam dan
inilah yang nantinya dimasukkan kedalam drum boiler. Di dalam drum boiler air dan
uap dipisahkan. Steam yang telah dipisahkan ini kemudian dipanaskan dengan tiga
tahap superheater, yaitu untuk mencapai temperatur sesuai dengan yang dibutuhkan
untuk memutar turbin uap dengan tekanan 65 bar dan temperatur 480 0C, dimana
turbin uap ini dipergunakan untuk memutar generator yang menghasilkan tenaga
listrik.Dua stage desuperheater dipasang diantara stage superheater I dan II serta
antara stage superheater II dan superheater III. Fungsi dari desuperheater adalah
untuk mengatur agar temperature steam yang dihasilkan tidak telalu tinggi dan
konstan.

f. Feed water sistem

Pada sistem ini peralatan yang digunakan adalah tangki penampungan,


pompa feed water, pompa deaerator, tangki deaerator, economizer dan boiler drump.
Air dari hasil proses di Mix bed dikirim ke tangki feed water melalui pipa yang
dipompakan oleh mix bed pump. Dari tangki feed water selanjutnya dimasukkan ke
tangki deaerator menggunakan deaerator pump. Adapun fungsi deaerator ini adalah
untuk menghilangkan O2 dan CO2 yang dapat menimbulkan karat atau kerak pada
peralatan boiler terutama drum boiler.

Kemudian feed water tersebut dikirim ke drum boiler (temperature di drum


ini berkisar 260˚C) melalui economizer dengan menggunakan boiler feed water
pump. Di drum boiler ini feed water itu berubah menjadi steam yang kemudian
dipanaskan lagi dengan menggunakan tiga buah tingkat superheater yang akhirnya
menghasilkan steam dengan tekanan 65 kg/cm² dan temperature 480˚C untuk

41
selanjutnya dikirim, ke unit pembangkit listrik. feed water sebelum masuk ke dalam
drum boiler ditambahkan bahan kimia (chemical dosing). Fungsi Chemical Dosing
adalah:

1. Pencegahan pembentukan kerak/deposit pada pipa boiler

Air yang mengandung hardness tinggi turbidity serta kandungan silika dan
zat-zat terlarut yang tinggi cenderung menimbulkan pergerakan pada pipa-pipa boiler
yang mana akan menyebabkan effisiensi dari boiler menurun. Untuk itu dilakukan
pencegahan dengan penambahan natrium phosphate, yang akan membentuk suatu
lapisan tipis pada bagian dalam pipa boiler. Lapisan tersebut tidak bisa ditempeli
oleh kotoran-kotoran yang terbawa dalam feed water. Sehingga mencegah
terbentuknya formasi pergerakan.

2. Penurunan tingkat korosi logam pipa boiler.

Logam akan mengalami korosi pada pH rendah (<7), untuk itu perlu diadakan
penambahan bahan kimia untuk menaikkan pH air sebelum dipakai sebagai air
boiler, agar memberikan efek korosi yang minimum. Bahan kimia yang dipakai
untuk mengatur pH feed water adalah caustic soda. Selain dengan cara pengaturan
pH pada air boiler juga diperlukan bahan kimia untuk mengikat O2 terlarut akan
mengakibatkan depolarisasi katoda sehingga menyebabkan korosi. Bahan kimia yang
dipakai untuk mengikat O2 terlarut tersebut adalah Hydrazine N2H4).

Water quality

Feed water boiler water

- pH 8.5-9.2 9.5 – 10.5


- SiO2 < 0.02 < 3.5
- Fe < 0.02 < 0.5
- Al < 0.02
- Na < 120 < 180
- Hydrazine < 0.1 – 0.5

- Conductivity < 1.0 < 90

42
E. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

a. Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Di Multi Fuel Boiler

Pada umumnya sebelum seseorang itu melakukan pekerjaan sudah terlebih


dahulu melengkapi APD yang sesuai dengan situasi kerja lapangan atau bahaya yang
mungkin timbul. Dalam department energy di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk sangat
dilengkapi dengan alat pelindung diri sesuai kondisi lapangan kerja. Untuk
memastikan pekerja terjaga dan memakai APD safetyman akan berjalan memeriksa
karyawan yang sedang di lapangan. Untuk menandai daerah terlarang, pamplet atau
symbol ditempel sebagai tanda larangan atau pemberitahuan pada bidang – bidang
tertentu.

Untuk itu hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan aktifitas di Multi
Fuel Boiler, yakni:

1. Selalu memakai face shield, kaca mata (goggles), helmet, sarung tangan
ketika bekerja disekitar lubang-lubang udara, liquor nozzle.
2. Memakai alat pengaman ketika mengambil sampel.
3. Dilarang menyiram dengan air didekat boiler opening atau smelt spout.
4. Selalu membuka valve steam dengan pelan-pelan.

Keselamatan kerja di bagian FURNACE

Ketika sedang bekerja di dalam furnace atau di dalam tanki, perlu


diperhatikan sebagai berikut:

1. Selalu memakai helmet karena sewaktu-waktu material bisa jatuh dari atas
2. Pastikan kadar oksigen di dalam tanki normal, karena kekurangan oksigen
dapat menyebabkan lemas.
3. Terpeleset, jatuh. Untuk menghindari hal itu pastikan posisi berdiri dan APD
yang digunakan.
4. Terkena arus listrik dari lampu yang dipakai di dalam tanki.
5. Pastikan gas-gas yang tersisa telah aman, karena gas-gas tersebut dapat

menyebabkan keracunan.

43
F. Perawatan (Maintenance) di Multi Fuel Boiler

Pada umumnya setiap industry khususnya industry yang berskala besar yang
bergerak dibidang usaha produksi menggunakan perawatan. Istilah maintenance ini
bukanlah suatu hal yang asing lagi didengar di dunia industry, bahkan maintenance
sudah menjadi suatu kebutuhan yang mutlak bagi suatu industry yang berguna untuk
kelancaran kontuinitas pada produksi industry tersebut.

Maintenance adalah semua tindakan teknis dan tindakan administrative yang


dilakukan untuk menjaga agar kondisi mesin atau peralatan tetap baik dan dapat
melakukan fungsinya dengan baik, efisien dan ekonomis sesuai dengan spesifikasi
kemampuannya dan dengan tingkat keamanan yang tinggi. Kata maintenance yang
telah diartikan sebagai salah satu usaha dan tindakan yang bermanfaat untuk menjaga
kondisi peralatan yang dipakai agar selalu bekerja dengan baik (optimal) sesuai
dengan standard performance yang dimiliki. Prosedur maintenance yang diterapkan
PT. Toba Pulp Lestari, Tbk, parmaksian ditangani oleh departement energy.

1. Jenis-jenis maintenance

Maintenance dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu:

1) Planned maintenance

Preventive maintenance,

 Running maintenance adalah perawatan yang dilakukan sementara mesin masih


dalam kondisi digunakan.
 Shutdown maintenance adalah perawatan yang hanya dilakukan bila mesin
sengaja dimatikan.
 Corrective maintenance yaitu jenis perawatan yang dimaksudkan untuk
mengembalikan mesin pada standar yang diperlukan.
 Break down maintenance adalah perawatan yang hanya dilakukan karena mesin
benar-benar dimatikan karena rusak, akan tetapi kerusakan tersebut telah
diperkirakan sebelumnya.

44
2) Unplanned maintenance
 Emergenzy maintenance adalah jenis perawatan yang bersifat perbaikan
terhadap kerusakan yang belum diperkirakan sebelumnya.

2. Tujuan maintenance

Adapun tujuan dilakukannya maintenance adalah sebagai berikut:

1. Menjaga agar setiap mesin dan peralatan dalam system produksi berada
dalam kondisi baik dan dalam keadaan berfungsi dengan baik.
2. Memaksimalkan ketersediaan semua mesin dan peralatan system produksi.
3. Memperpanjang umur mesin dan peralatan.
4. Menjamin keselamatan para operator dan karyawan lain.

Preventive maintenance adalah suatu perawatan berkala yang telah ditentukan


waktu dan jenis pekerjaan yang akan dilakukan pada suatu peralatan atau equitment.
Sedangkan corrective maintenance bertujuan sama yaitu untuk menurunkan
terjadinya breakdown time dari suatu equitment memerlukan tindakan perbaikan
akibat adanya kerusakan yang mengganggu kinerja dari peralatan tersebut, baik
tindakan yang dilakukan preventive dan corrective maintenance bertujuan sama yaitu
untuk menurunkan terjadinya breakdown time dari suatu equitment.

Beberapa ciri preventive maintenance:

1. Maintenance terencana dan terjadwal.


2. Mesin dan peralatan yang akan dirawat telah diuraikan menjadi kompenen-
komponennya.
3. Untuk setiap komponen dilakukan tindakan-tindakan maintenance yang telah
ditetapkan secara rutin pada interval-interval waktu tertentu.
4. Interval waktu dapat berupa jam operasi, hari/minggu, bulanan dan tahunan.
5. Jika diperlukan dipakai instrument pembantu.
6. Sebagian besar kegiatan maintenance dilakukan pada keadaan mesin bekerja.
7. Sebagian lain dilakukan pada keadaan mesin berhenti.

45
1) Predictive Maintenance

Seiring dengan meningkatnya perkembangan kebutuhan akan maintenance


yang lebih berkompetitif maka kedua usaha maintenance tersebut produknya
dirasakan sudah tidak mampu lagi mencukupi kebutuhan akan proses maintenance,
karena kita tidak bisa memantau perkembangan apa yang sesungguhnya terjadi pada
suatu equitment dari waktu ke waktu. Kita hanya bisa melaksanakan tindakan
perawatan berkala dan baru akan melaksanakan corrective atau perbaikan apabila
peralatan tersebut sudah mengalami kerusakan dimana pada suatu stadium yang
pernah mengakibatkan terhentinya operasi tersebut.

Salah satu dari metode baru yang dianut oleh dunia industry sekarang adalah
predictive maintenance yang berarti suatu metode yang memperkirakan kapan suatu
peralatan mengalami breakdown time.Secara umum keuntungan yang akan diperoleh
bila menerapkan strategi predictive maintenance antara lain:

- Meminimalisasi stoc spare parts.


- Order spare parts yang tepat untuk persiapan breakdown.
- Meningkatkan mean time between failures (MTBF)
- Meningkatkan produksi dan jumlah waktu operasi.
- Mereduksi biaya operasional
2) Condisition monitoring

Condition monitoring adalah suatu kegiatan pemantauan tertahap kondisi


suatu perawatan mesin, baik yag dilakukan secara berkala yang terjadwal pada waktu
tertentu. Diadakannya kegiatan pemantauan kondisi suatu peralatan secara berkala
dan terjadwal dengan baik merupakan salah satu kondisi monitoring, sehingga
condition monitoring dapat diartikan suatu proses pemeriksaan kondisi peralatan
yang sudah terjadwalkan untuk memprediksi kondisi kerja peralatan/mesin tersebut
dengan menganalisa gejala-gejala yang terjadi pada peralatan dari waktu ke waktu.

Melalui kegiatan ini maka kita akan dapat mengetahui apakah peralatan/
mesin tersebut masih bisa beroperasi dengan baik (normal) atau menunjukkan
adanya gejala kerusakan dan kelainan yang mengganggu performance alat tersebut.

46
Dengan meliahat data-data dan gejala yang timbul maka kita dapat menganalisa
kemungkinan-kemungkinan yang terjadi dan yang akan timbul selanjutnya.Dengan
diadakannya objek pemantauan condition monitoring ini maka kita dapat melihat
pada kondisi peralatan yang mencakup vibrasi atau getaran, temperature dan putaran
mesin.Selanjutnya adalah pemantauan terhadap kondisi pelumasan yang dipakai
yang diprediksi oleh oil analisis.

Keuntungan yang dapat diperoleh dengan menerapkan prosedur kondisi monitoring


adalah:

 Mengetahui kondisi suatu peralatan dari waktu kewaktu.


 Memprediksi keadaan yang akan terjadi pada peralatan atau mesin.
 Mangantisipasi kerusakan yang akan timbul.
 Menurunkan prosedur unplanned corrective maintenance.
 Merekomendasikan tindakan yang perlu dilakukan sebelum peralatan atau
mesin rusak.
 Mengantisipasi spare parts yang akan dibutuhkan.
 Merencanakan waktu shutdown
 Mengoptimalkan umur komponen mesin.
Dapat menghemat biaya perawatan.

Dilihat dari sekian banyaknya keuntungan yang diperoleh dari penerapan


condition monitoring ini maka suatu hal yang wajar bila condition monitoring ini
menjadi andalan dunia industry sekarang ini. Memang harus kita kaui bahwa aplikasi
teknologi yang dipakai sekarang untuk condition monitoring cukup tinggi
pemakaiannya dan alat-alatnya memerlukan investasi awal yang tidak sedikit
jumlahnya, akan tetapi dengan mengingat pentingnya aplikasi dari condition
monitoring ini pada perusahaan, maka sudah sewajarnya perusahaan memberikan
perhatian lebih guna tercapainya pelaksanaan condition monitoring dengan baik,
dengan menyediakan peralatan atau mesin yang baik serta mempersiapkan personil-
personil condition monitoring yang professional.

47
Pada gambar dibawah ini terlihat skema dari maintenance.

Maintenance

Planned Unplanned

Preventive maintenance Corrective maintenance Emergenci maintenance

Running Repair
Maintenance

Shutdown Breakdown
maintenance Maintenance

Gambar 2.19 Skema Maintenance

3. Boiler Preventive maintenance

Selama shutdown, ruang bakar, cyclone, superheater, economizer dan


electrostatic harus diperiksa dan dibersihkan dimana yang dianggap perlu.Periksa
adanya korosi, perubahan bentuk dan pengembangan pipa-pipa atau steam drum dan
buang atau perbaiki dimana yang perlu.Periksa reffraktori terhadap retak-retak yang
serius atau keausan dan perbaiki jika perlu, juga bersihkan saringan untuk meteran
aliran minyak, juga bersihkan seluruh daerah sekitar boiler.

1. Hydrotest

Indikasi kebocoran pada air boiler dan steam periksa dengan cara melakukan
hydrotest. Dalam melaksanakan hydrotest ini semua pipa-pipa diisi penuh dengan air
dan udara dibuang dengan membuka vent udara, yang terletak pada posisi tertinggi
pada system tersebut. Tekanan dapat dinaikkan baik dengan pompa hydrotest yang

48
terpisah ataupun langsung dengan pompa feed water. Untuk hydrotest ini
temperature air harus lebih besar dari 20˚C dan lebih kecil dari 50˚C, sedangkan
temperature yang disarankan adalah 40˚C.

Tujuan pelaksanaan hydrotest adalah sebagai pelaksanaan hydrotatict test


agar pipa aman dari pelerakan dan dapat mendeteksi jika ada kebocoran pipa.
Prosedur kerja hydrotest adalah sebagai berikut:

a. Langkah persiapan dan pengujian pompa tekan (jet washer)


1. Pastikan gearbox pompa tekan sudah mendapatkan cukup lubrikasi.
2. Cuci sampai bersih saringan pada jet washer.
3. Pastikan manometer yang terpasang pada pompa tekan terpasang dengan
keadaan baik dan terkalibrasi.
4. Sambung selang out let jet washer pada kran inlet boiler.
5. Persiapkan tangki penampungan air yang sudah dibersihkan dan
dihubungkan dangan selang ke suplai sumber air make – up yang diambil
dank ran filter drain feed water pump.
6. Pasang power source jet washer dan pastikan putaran tidak terbalik.

7. Jalankan jet washer sesaat untuk mengatur pembukaan baut-baut pada


kotak air. Setelah semua sisa udara sudah dikeluarkan dan tekanan bisa
naik dengan baik stop pompa dan stand-by kan.

Persiapan pada boiler

1. Tutup semua kran pembuangan, kran continuous blow down, kran sampling
dan inlet sootbloower, setiap kran yang terpasang rangkap harus ditutup
kedua-duanya.
2. Buka semua kran air vent.
3. Kunci semua safety valve pada steam drum dan superheater.
4. Buka manhole untuk daerah-daerah yang ingin di inspeksi.

49
Pelaksanaan pengisian air pada boiler

1. Jalankan feed water pump da nisi air feed water dari pure water tank (air
dingin).
2. Jika air seudah keluar dari air vent, tutup air vent.

Tahap menaikkan tekanan

1. Setelah air vent ditutup, jalankan jet washer dan stop feed water pump.
2. Naikkan tekanan boiler maksimal 2 bar permenit melalui pengaturan kran
aliran pada jet washer.
3. Lakukan inspeksi selama hydrotest berlangsung.
4. Tekanan hydrotest minimal sama dengan tekanan operasional dan maksimal
satu setenganh kali tekanan maksimal atau tergantung keperluan.

Tahap penurunan tekanan.

1. Untuk menurunkan kembali tekanan boiler, dilakukan dengan membuka kran


pengatur aliran air pada jet washer.
2. Penurunan tekanan harus dikakukan secara bertahap maksimal 3 bar setiap
menit.
3. Saat tekanan boiler sudah turun sampai 2 bar, buka semua air vent yang
terpasang pada steam drum dan superheater.
4. Buka kembali baut pengunci safety valve.
5. Selanjutnya air pada boiler dapat dibuang sampai 1/3 batas steam drum atau
dibuang habis sesuai dengan kebutuhan.

Alkali boiling

Tujuan dari dilakukannya alkali boiling adalah untuk membersihkan dan


mencegah karat pada pipa-pipa dan drum boiler, adapun cara kerjanya adalah:

a. Jumlah fosphat 25 kg tersedia.


b. Air dicampur dengan fosphat.
c. Air yang telah dicampur dengan fosphat dipompakan kedalam pipa-pipa
boiler.

50
d. Kemudian dipanaskan sampai mencapai temperature 120˚C.
e. Kemudian air tersebut dibuang ke parit.
f. Proses ini dilakukan berulang-ulang selama 3 hari.

Thickness tess

Tujuannya adalah untuk memeriksa pipa-pipa boiler. Cara kerjanya adalah:

a. Dengan cara merusak bagian pipa


1. Telah tersedia alat thickness tester (probe) seperti amplas dan gomok
(grease)
2. Pipa yang akan diukur terlebih dulu diamplas permukaanya kemudian
diberi grease.
3. Setelah grease diberi pada permukaan yang telah diamplas kemudian
dilakukan pengukuran dengan menggunakan probe secara horizontal pada
thickness tester.
4. Letak tester pada vertical menunjukkan angka tersebut.
5. Dari angka-angka tersebut dibagi dua untuk mengambil rata-ratanya.

Dengan cara tidak merusak pipa:

1. menyemprotkan bahan seperti cairan. Cairan tersebut akan berubah seperti


tepung kalau telah kering, maka akan terlihat kebocoran pada pipa tersebut.
Ini sering dipakai bila dilakukan pengelasan pada pipa untuk sambungan.
2. Ada juga seperti cat bentuknya, dengan cara menyemprotkan acat seperti
pillock tersebut ke pipa-pipa yang akan diperiksa kebocorannya.
3. Bila terjadi kebocoran seperti pori-pori maka akan kelihatan pada pipa
tersebut.
4. Menggunakan sinar X kebocoran akan diketahui pada pipa caranya yaitu
dengan menembakkan sinar X ke pipa-pipa. Yang akan digunakan, kebocoran
akan diketahui melalui film atau gambar yang akan dihasilkan dari
penembakan sinar X tersebut. Sinar X tidak boleh mengenai orang ada
disekitarnya.

51
Pemeriksaan berkala pada power boiler

Tujuan kerja ini menjelaskan bagian-bagian yang perlu dilakukan


pemeriksaan secara berkala pada boiler.

a. Persiapan sebelum pemeriksaan


1. Buka semua lubang (manhole)
2. Buka semua lubang intip (peephole)
3. Buka setiap manhole steam drum
4. Bersihkan semua ruangan bagian dalam boiler dari sisa pembakaran dan
bersihkan permukaan pipa boiler.
5. Bersihkan bagian dalam steam drum dan water drum.
6. Pasang fan untuk memberikan udara yang cukup ke dalam steam drum
dan water drum.
7. Persiapkan lampu penerangan.

b. Isikan pasir ke ruang bakar sampai level 20 cm


c. Start up burner satu persatu, kontrol kenaikan bed temperature 80-100˚C/jam.
Lakukan penggantian burner yang dioperasikan sebelum start-up burner
dinyalakan untuk menaikkan bed temperature secara merata.
d. Lakukan pengaturan flow oil sesuai dengan kebutuhan kanaikan bed
temperature, press dan steam.
e. Lakukan penambahan pasir secara bertahap berdasarkan kenaikan bed
temperature sampai bed temperature dan bed press normal sesuai standard
masing-masing boiler.
f. Pada proses steam 2 bar, tutup drain S/H dan buka by pass main steam valve
untuk pemanasan pipa line ke P/G.
g. Press steam 60 bar dan temperature 450-500˚C steam ke HP header.
h. Bed temperature minimal 450˚C mulai memakai bahan bakar padat.

52
5. Perawatan motor-motor listrik.

Motor-motor listrik yang digunakan untuk proses pendukung operasi boiler


sebaiknya diberikan perawatan secara intensif dan kontinu, tujuan dari perawatan ini
adalah mencegah kerusakan-kerusakan yang terjadi sehingga proses boiler dapat
berjalan dengan lancar.

Pada multi fuel boiler banyak menggunakan motor listrik, hal-hal yang
dilakukan pada preventive maintenance motor listrik antara lain adalah:

a. Memberikan pelumas secara interval.


b. Menggunakan bahan pelumasan yang ditetapkan
c. Memeriksa bearing dan kopling pada motor tersebut.
d. Memberikan pendingin untuk motor yang bekerja secara kontinu.
e. Memeriksa sabuk pemutar (belt) yang menggunakan gearbox.

53
BAB III

TEKNIK PELAKSANAAN

A. Metodologi Pelaksanaan
Dalam penyusunan laporan ini dibutuhkan proses kerja praktik yang baik
serta data-data akurat yang akan digunakan dalam laporan kerja praktik ini.
Untuk memperoleh data-data yang akan digunakan dalam laporan ini maka
dilakukan metode-metode sebagai berikut:

1. Orientasi Lapangan
Pengenalan profil dan sistem kerja di PT Toba Pulp Lestari Tbk khususnya
di bagian Departement Energy.

2. Metode Survey
Melakukan pengamatan dan analisis masalah yang dihadapi secara
langsung di lapangan yang kemudian diolah dalam bentuk tulisan di laporan.

3. Metode Wawancara
Melakukan wawancara langsung kepada orang-orang di lapangan dan yang
berhubungan langsung dengan proses kerja praktik untuk mendapatkan
keterangan dan penjelasan yang lebih rinci.

4. Metode Literatur
Literatur yaitu mencari dan mengumpulkan data dengan mengutip buku-
buku pengetahuan yang berhubungan dengan topik yang dibahas.

54
B. Jurnal Kegiatan Harian

No
HARI/TANGGAL KEGIATAN TTD
.
 Pencetakan kartu nama (badge)
Senin, 06 Januari
1  pemberitahuan perlengkapan safety pada
2020
saat berada di pabrik.
Mengganti Gasket, Baut serta Mur Ash
Selasa, 07 Januari
2 Airlock conveyor nomor 2.
2020

Membongkar tabung kation (tabung sirkulasi)


Rabu, 08 Januari
3 dan melubangi packing karet flange tabung
2020
kation.
 Membantu mentransfer plat berukuran 200
cm x 200 cm dari gudang penyimpanan
Kamis, 09 Januari
4 barang ke workshop produksi.
2020
 Preventiv SootBlower 104,105,106, Multi
Fuel Boiler
Jumat, 10 Januari Pemasangan packing karet flange pada tabung
5
2020 kation (tabung sirkulasi ).
Sabtu, 11 januari Mengganti roller steel return pembawa kulit
6
2020 kayu di rumah konveyor.
Senin, 13 Januari Membongkar dan memasang gasket pipa line
7
2020 water condensor.
Memperbaiki komponen rotary soot blower
Selasa, 14 Januari
8 yang rusak dan melakukan pemeriksaan
2020
seluruh rotary soot blower.
Memperbaiki dan mengganti gasket ash
Rabu, 15 Januari
9 airlock Feeder dan
2020
Preventif oil pump no. 423
Mengganti wafer check valve (penahan air
Kamis, 16 Januari
10 supaya tidak balik ke pompa ketika pompa
2020
sedang tidak beroperasi).
11 Jumat, 17 Januari Pemasangan gasket air lock screw feeder no.2

55
2020 dan no.3
Preventive Maintenance Soot Blower No 107,
Sabtu, 18 Januari
12 108, 109, Multi Fuel boiler.
2020

 Membongkar tabung kation dan memasang


Senin, 20 Januari
13 tabung kation baru dan
2020
 Preventif rotary soot blower no.109
Selasa, 21 Januari Preventive Maintenance bark airlock screw
14
2020 feeder no.01,02,03.
Rabu, 22 Januari Mengikuti seminar tentang lingkungan (Over
15
2020 View Basic Environment).
-Pengamatan dan observasi cara kerja pada
penyaring debu (Elektro Statik Precipitator)
Kamis, 23 Januari
16 sampai pada proses pengangkutan dengan
2020
truck.
-Membantu pemasangan tabung kation.
Preventif maintenance semua komponen
Jumat, 24 Januari Multi Fuel Boiler dan melakukan perbaikan
17
2020 pada bagian komponen yang mengalami
kerusakan.
Sabtu, 25 Januari
18 Libur Imlek
2020
Senin, 27 Januari Preventive Maintenance Start Up Burner No
19
2020 01,02,03, Multi Fuel Boiler
Selasa, 28 Januari Memperbaiki gasket serta mengganti baut dan
20
2020 mur pada Rotary Soot Blower no.107.
Rabu, 29 Januari Preventive Maintenance Start Up Burner No
21
2020 04,05,06, Multi Fuel Boiler.
 Preventive Maintenance Soot Blower no.
Kamis, 30 Januari 105 dan 106.
22
2020  Mengganti Oil Filter Compresor No.06

Jumat, 31 Januari  Preventiv bark screw feeder No 03,04,05


23
2020  Preventif ash airlock conveyor system.

56
Senin, 03 Januari Pengumpulan data laporan di perpustakaan
24
2020 L&D.
Selasa, 04 Januari Pengumpulan data laporandi perpustakaan
25
2020 L&D.
Asistensi Laporan Praktek ke pembimbing
Rabu, 05 Januari lapangan.
26
2020 Penilaan mentor/pendamping lapangan
terhadap mahasiswa.
Kamis, 06 Januari Perpisahan dan pengurusan administrasi pada
27
2020 perusahaan sebagai syarat selesai PKLI

C. Pekerjaan Secara Spesifik


1. Senin, 6 Januari 2020
Kegiatan :
a. Pencetakan kartu nama serta pemberitahuan perlengkapan safety pada saat
berada di pabrik
b. Penempatan mahasiswa ke departemen masinbg-masing didampingi pihak
dari L&D.

Lokasi :

a. Kantor L&D
b. Departement Energy

2. Selasa, 7 Januari 2020


Kegiatan :
a. Mengganti Gasket, Baut dan Mur Ash Airlock Conveyor no 2.
Lokasi :
a. ESP (ElektroStatik Precipitator).

57
Gambar 3.1 Dokumentasi Selasa, 7 Januari 2020

3. Rabu, 8 Januari 2020


Kegiatan :
a. Membongkar tabung kation (tabung sirkulasi) dan melubangi packing karet
flange tabung kation.
Lokasi :

Gambar 3.2 Dokumentasi Rabu, 8 Januari 2020

4. Kamis, 9 Januari 2020


Kegiatan :
a. Membantu mentransfer plat berukuran 200 cm x 200 cm dari gudang
penyimpanan barang ke workshop produksi.
b. Preventiv SootBlower No.102,103,104, Multi Fuel Boiler
Lokasi :
a. Gudang Penyimpanan Barang.
b. Workshop Produksi.
c. Multi Fuel Boiler

58
Gambar 3.3 Dokumentasi Kamis, 9 Januari 2020

5. Jumat, 10 Januari 2020


Kegiatan :
a. Pemasangan packing karet flange pada tabung kation (tabung sirkulasi ).
Lokasi :
a. Multi Fuel Boiler

Gambar 3.4 Dokumentasi Jumat, 10 Januari 2020

6. Sabtu, 11 Januari 2020


Kegiatan :
a. Mengganti roller steel return pembawa kulit kayu di rumah konveyor.
Lokasi :
a. Rumah Conveyor Unit Multi Fuel Boiler.

59
Gambar 3.5 Dokumentasi Sabtu, 11 Januari 2020

7. Senin, 13 Januari 2020


Kegiatan :
a. Membongkar dan memasang gasket pipa line water condensor.
Lokasi :
a. Departemen Energi Unit Produksi

Gambar 3.6 Dokumentasi Senin, 13 Januari 2020

8. Selasa, 14 Januari 2020


Kegiatan :
a. Memperbaiki komponen rotary soot blower yang rusak dan melakukan
pemeriksaan seluruh rotary soot blower.

Lokasi :
a. Departemen Energi Unit Produksi lantai 1.

Gambar 3.7 Dokumentasi Selasa, 14 Januari 2020

9. Rabu , 15 Januari 2020

60
Kegiatan :
a. Memperbaiki dan mengganti gasket ash airlock Screw Feeder dan
b. Preventif oil pump no.423
Lokasi :
a. Multi Fuel Boiler
b. Multi Fuel Boiler

Gambar 3.8 Dokumentasi Rabu, 15 Januari 2020

10. Kamis, 16 Januari 2020


Kegiatan :
a. Mengganti wafer check valve pada pompa air no.1 (penahan air supaya tidak
balik ke pompa ketika pompa sedang tidak beroperasi).
Lokasi :

a. Multi Fuel Boiler.

Gambar 3.9 Dokumentasi Kamis, 16 Januari 2020

11. Jumat, 17 Januari 2020

61
Kegiatan :
a. Pemasangan gasket air lock screw feeder no.2 dan no.3.

Lokasi :

a. Multi Fuel Boiler.

Gambar 3.10 Dokumentasi Jumat, 17 Januari 2020.

12. Sabtu, 18 Januari 2020


Kegiatan :
a. Preventive Maintenance Soot Blower No 107, 108, 109, Multi Fuel boiler.
Lokasi :

a. Multi Fuel Boiler.

Gambar 3.11 Dokumentasi Sabtu, 18 Januari 2020.

13. Senin, 20 Januari 2020


Kegiatan :

62
a. Membongkar tabung kation dan memasang tabung kation baru dan
b. Preventif rotary soot blower no.109
Lokasi :

a. Multi Fuel Boiler.

Gambar 3.12 Dokumentasi Senin, 20 Januari 2020.

14. Selasa, 21 Januari 2020


Kegiatan :
a. Preventive Maintenance bark airlock screw feeder no.01,02,03.
Lokasi :

a. Multi Fuel Boiler.

Gambar 3.13 Dokumentasi Selasa, 21 Januari 2020.

15. Rabu, 22 Januari 2020

63
Kegiatan :
a. Mengikuti seminar tentang lingkungan (Over View Basic Environment).
Lokasi :

a. Ruang Diskusi L&D

Gambar 3.14 Dokumentasi Rabu, 22 Januari 2020.

16. Kamis, 23 Januari 2020


Kegiatan :
a. Pengamatan dan observasi cara kerja pada penyaring debu (Elektro Statik
Precipitator) sampai pada proses pengangkutan dengan truck.
b. Membantu pemasangan tabung kation.
Lokasi :

a. ESP (ElektroStatis Precipitator)


b. Multi Fuel Boiler

Gambar 3.15 Dokumentasi Kamis, 23 Januari 2020.

64
17. Jumat, 24 Januari 2020
Kegiatan :
a. Preventif maintenance semua komponen Multi Fuel Boiler dan melakukan
perbaikan pada bagian komponen yang mengalami kerusakan.
Lokasi :

a. Multi Fuel Boiler

Gambar 3.16 Dokumentasi Jumat, 24 Januari 2020.

18. Sabtu, 25 Januari 2020


Kegiatan :
a. Libur Imlek
Lokasi :

a. Posko
19. Senin, 27 Januari 2020
Kegiatan :
a. Preventive Maintenance Start Up Burner No 01,02,03, Multi Fuel Boiler

Lokasi :

a. Multi Fuel Boiler

65
Gambar 3.17 Dokumentasi Senin, 27 Januari 2020.

20. Selasa, 28 Januari 2020


Kegiatan :
a. Memperbaiki gasket serta mengganti baut dan mur pada Rotary Soot Blower
no.107.
Lokasi :

a. Multi Fuel Boiler

Gambar 3.18 Dokumentasi Selasa, 28 Januari 2020.

21. Rabu, 29 Januari 2020


Kegiatan :
a. Preventive Maintenance Start Up Burner No 04,05,06, Multi Fuel Boiler.
Lokasi :

a. Multi Fuel Boiler

Gambar 3.19 Dokumentasi Rabu, 29 Januari 2020.

66
22. Kamis, 30 Januari 2020
Kegiatan :
a. Preventive Maintenance Soot Blower no. 105 dan 106.
b. Mengganti Oil Filter Compresor No.06 Unit Produksi

Lokasi :

a. Multi Fuel Boiler


b. Departemen Energi Unit Produksi

23. Jumat, 31 Januari 2020


Kegiatan :
a. Preventiv bark screw feeder No 03,04,05.
b. Preventif ash airlock conveyor system.

Lokasi :

a. Multi Fuel Boiler.


b. ESP (ElekroStatis Precipitator).

24. Sabtu, 01 Februari 2020


Kegiatan : Libur

25. Senin- Selasa, 03 - 04 Februari 2020


Kegiatan :
a. Pengumpulan data laporan di perpustakaan L&D.
Lokasi :

a. Perpustakaan L&D

26. Rabu, 05 Februari 2020


Kegiatan :

67
a. Penyerahan laporan terhadap pihat PT. Toba Pulp Lestari, Tbk
b. Penilaan mentor/pendamping lapangan terhadap mahasiswa.
Lokasi :

a. L&D PT.Toba Pulp Lestari,Tbk


b. Departement Energy.

27. Rabu, 05 Februari 2020


Kegiatan :
c. Penyerahan laporan terhadap pihat PT. Toba Pulp Lestari, Tbk
d. Penilaan mentor/pendamping lapangan terhadap mahasiswa.
Lokasi :

a. L&D PT.Toba Pulp Lestari,Tbk


b. Departement Energy.

28. Kamis, 06 Februari 2020


Kegiatan :
a. Acara perpisahan terhadap pihak perusahaan oleh mahasiswa PKLI

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

PT. Toba Pulp Lestari, Tbk merupakan perusahaan besar yang


memproduksikan pulp dengan bahan kayu yang dominan memakai kayu dari pohon
Eucalyptus. Untuk mendapatkan bahan bakunya PT. Toba Pulp Lestari, Tbk
mempunyai Hutan Tanaman Industri (HTI) yang cukup luas.System proses kerja

68
yang berupa sirkulasi di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk merupakan hal yang sangat
menguntungkan karena dalam proses produksinya semuanya dapat dimanfaatkan
dengan efisiensi yang sangat tinggi. Misalnya multi fuel boiler salah satu jenis boiler
yang di pakai di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk dan boiler ini merupakan ketel uap jenis
pipa air yang memakai bahan bakar peat ( tanah Gambut), waste wood, bark (kulit
kayu).

Boiler ini berfungsi untuk menghasilkan steam yang dihasilkan berasal dari
perebusan air atau pembakaran dari bahan bakar di dalam furnace melalui
pemindahan panas oleh gas nyala kepada pipa air di sepanjang sisi dapur dan
temperature bed dijaga antara 700˚C - 900˚C dan energy tersebut dapat terus
dimanfaatkan sampai kembali fase cair dan kembali ke steam dan terus bersirkulasi
terus-menerus. Proses kerja dengan system sirkulasi ini pada multi fuel boiler di PT.
Toba Pulp Lestari, Tbk sangatlah efisien dan menguntungkan perusahaan.

Dan tak kalah pentingnya penulis juga memperoleh keterampilan dan


pengetahuan dalam hal pekerjaan, sehingga penulis dapat menambah persiapan diri
untuk siap terjun kedunia industry dan berlatih bekerja, disiplin dan bertanggung
jawab sebagai pekerja dan mampu beradaptasi dengan lingkungan perusahaan
industry.

B. Saran

Suatu kata-kata yang membangun itu sangat diperlukan untuk memperbaiki


hasil yang lebih maksimal dan bukan hanya mengkritik sudah semestinya dibarengi
dengan solusi yang tepat.Maka dengan itu setelah pelaksanaan Praktek Kerja
Lapangan Industri yang bertempat di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk yang berapa di
kecamatan Parmaksian kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara, sedikit saran untuk
proses administrasi dengan pihak kampus dan perusahaan demi keberlangsungan
pengembangan atau proses pembelajaran mahasiswa sesuai dengan program yang
diberikan pihak kampus. Harapan dan sarannya sebagai berikut:

69
1. Untuk memudahkan mahasiswa menyelesaikan pendidikannya tentu
adanya dukungan yang diberikan pihak Kampus yaitu dengan
menyediakan Fasilitas yang sesuai dengan proses akademik.
2. Dengan adanya fakultas Teknik terutama jurusan Teknik Mesin, sangat
diperlukan juga adanya pengembangan dan penelitian lapangan yaitu
dengan cara observasi dan tinjau lapangan ataupun perusahaan sebelum di
laksanakannya program akademik PKLI yang bertujuan untuk
memudahkan mahasiswa beradaptasi dan tidak menjadi hal yang
membingungkan apabila berada dilapangan saat PKLI.
3. Sangat diharapkan kerjasama yang berkesinambungan antara pihak
Perusahaan dengan Universitas Negeri Medan untuk memperlancar
Praktek Kerja Lapangan bagi mahasiswa yang melaksanakannya.
4. Untuk para pekerja atau karyawan hendaknya lebih disiplin dalam
menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) untuk menghindari terjadinya
kecelakaan kerja.
5. Perusahaan hendaknya memberikan perlengkapan APD yang lengkap di
pabrik bagi mahasiswa Praktek Kerja Lapangan.
6. Prefentive Maintenance lebih ditingkatkan demi optimalnya kerja
peralatan.

DAFTAR PUSTAKA
Lestari, Toba Pulp PT Tbk.2002.Wood Preparation Training Manual. Parmaksian:

Learning and Developtment Centre.

Lestari, Toba Pulp PT Tbk.2002. Wood Preparation Module 1-2. Parmaksian:


Learning and Developtment Centre.

Lestari, Toba Pulp PT Tbk.2001. Manual Training Washing and Screening Plant.
Parmaksian: Learning and Developtment Centre

Lestari, Toba Pulp PT Tbk.2004. Dissolving Pulp. Parmaksian: Learning and


Developtment Centre.

70
Lestari, Toba Pulp PT Tbk.2000. Wood Yard and Fibre Line: Learning and
Developtment Centre.

Lestari, Toba Pulp PT Tbk.2001.Buku Manual Training, Digester Plant.Parmaksian:


Learning and Development Centre.

Lestari, Toba Pulp PT Tbk.Teknologi dan Pengetahuan Serat.Learning and


Develptment Centre.

Marpaung,Irvan,dkk.2012.Laporan Praktek Kerja Lapangan di PT TOBA PULP


LESTARI,Tbk. Medan. Learning and Developtment Centre.

Sembiring, Rudy. 1996. Perbaikan dan perawatan unit pemisahan debu dengan
udara (electrostatic precipitator) pada MULTI FUEL BOILER DI PT. INTI
INDORAYON INTI. Medan : Learning and Development Centre.

Hutauruk, agustinus, dkk. 2012. Multi fuel Boiler. Medan: Learning and
Development Centre.

Suwoyo, dkk. 2004. Manajemen Dan Proses Produksi di PT. Toba Pulp Lestari,
Tbk. Medan: Learning and Development Centre.

71

Anda mungkin juga menyukai