Disusun Oleh :
1. Pengertian Mineralogi
Mineralogi cabang dari ilmu geologi yang memelajari masalah: pembentukan (formation),
keterjadian (occurrence), sifat-sifat, susunan, dan klasifikasi (pengelompokan) mineral.
Sebagai ilmu dasar dalam mengawali pembelajaran ilmu kebumian, diperlukan pengenalan
terhadap jenis-jenis mineral, karakteristik atau sifat fisik dan kimia, serta keterjadian dari
mineral. Definisi mineralogi dari Haldar dan Tisljar (2014) yaitu: studi sistematis yang
berhubungan dengan karakteristik mineral. Definisi mineral menurut Borrero dkk., (2008),
Lutgens & Tarbuck (2009), dan Thompson &Turk (1997) adalah zat padat anorganik terbentuk
secara alami mempunyai komposisi kimia dan struktur kristal tertentu. Sedangkan definisi
mineral menurut Klein dan Dutrow (2008) adalah zat padat yang terbentuk secara alami dengan
susunan atom tertentu, komposisi kimia homogen, umumnya terbentuk oleh proses anorganik.
Definisi ini lebih bisa menjelaskan beberapa fenomena geologi. Hal ini mengingat beberapa
endapan mineral terbukti merupakan hasil proses aktivitas organisme. Sebagai contoh yaitu
kalsium karbonat penyusun cangkang moluska. Weiner dan Dove (2003) dalam Klein dan
Dutrow (2008) menjelaskan bahwa magnetit (Fe3O4), fluorit (CaF2), vivianit
[Fe2(PO4)3H2O], dan beberapa fosfat, sulfat, oksida mangan, pirit (FeS2) serta beberapa
mineral lain dapat diendapkan oleh proses akitivitas organisme. Bahkan terbentuknya naget
emas dengan ukuran bongkah, berat sampai beberapa kilogram terbukti terbentuk dari
akumulasi hasil aktivitas bakteri (Gambar 2), yang selama tumbuh dan berkembang mengikat
emas dari larutan (Suprapto, 2015).
Kristal adalah zat padat yang mempunyai bentuk bangun beraturan, terdiri dari atom-atom
dengan susunan teratur (Gambar 1). Mineral bersifat padat, semua benda padat mempunyai
bentuk dan volume tertentu, berbeda dengan gas dan benda cair, oleh karena itu gas dan zat cair
bukan mineral. Namun ada pengecualian untuk merkuri, kadang di alam pada deposit merkuri
sebagian dijumpai dalam bentuk cair. Merkuri jenis ini disebut mineral. Mineral terbentuk
secara alami, oleh karena itu, intan sintetik tidak termasuk mineral, demikian juga kristal gula
bukan mineral karena hasil dari budidaya pertanian. Bagaimana dengan batubara? Berdasarkan
definisi tersebut, batubara tidak termasuk mineral, karena terbentuk dari bahan organik. Zat
organik terdiri dari ikatan karbon dengan hidrogen atau unsur-unsur lain. Sebaliknya, senyawa
anorganik tidak mengandung ikatan karbon-hidrogen dan umumnya tidak dihasilkan oleh
organisme. Meskipun beberapa mineral dihasilkan oleh aktivitas organisme tetapi tidak
menghasilkan ikatan karbon. Umumnya mineral merupakan senyawa kimia, dapat
digambarkan dengan rumus kimia. Sebagai contoh mineral kuarsa mempunyai rumus SiO2
yang menunjukkan bahwa kuarsa terdiri dari atom silikon (Si) dan oksigen (O) dengan
perbandingan 1 : 2 (satu atom silikon dengan dua atom oksigen). Namun begitu ada beberapa
mineral bervariasi komposisinya. Hal ini karena unsur-unsur tertentu dapat menggantikan unsur
lain yang berukuran sama, tanpa mengubah stuktur internal dari mineral, contoh yaitu mineral
olivin. Pada mineral olivin unsur magnesium (Mg) atau unsur besi (Fe) dapat menempati posisi
yang sama di dalam kristal atau bisa saling menggantikan. Oleh sebab itu rumus kimia olivin
ditulis dengan (Mg,Fe)2SiO4, hal ini menunjukkan bahwa jumlah kandungan magnesium dan
besi bervariasi. Akan tetapi meskipun bervariasi, rasio antara magnesium ditambah besi dengan
silikon dan oksigen tetap 2 : 1 : 4. Jenis mineral yang pertama kali ditambang adalah flint
danrijang, digunakan untuk senjata dan alat pemotong. Pada sekitar awal tahun 3700 sebelum
masehi di Mesir sudah mulai dikenal tambang emas, perak, dan tembaga. Awal tahun 2200
sebelum masehi sudah dilakukan pengolahan logam tembaga dicampur timah untuk membuat
perunggu. Pada era tahun 800 sebelum masehi
ditemukan cara ekstraksi besi dari hematit, mengawali penggunaan besar-besaran besi
menggantikan peralatan sehari-hari yang sebelumnya dibuat dari bahan perunggu, tembaga, dan
kayu (Lutgens dan Tarbuck, 2009).
2. Klasifikasi Mineral Berdasarkan Komposisi Kimia, Sifat Fisik dan Bentuk Kristal.
Untuk mempelajari mineral yang demikian banyak jenisnya, dibuat suatu
klasifikasi/penggolongan yang didasarkan pada susunan komposisinya. Berdasarkan pada
komposisinya, mineral dikelompokkan menjadi: golongan silikat, karbonat, halida, oksida,
sulfida, sulfat, golongan fospat, dan native elements. Mineral kelompok silikat merupakan
penyusun utama dari kerak bumi. Mineral kelompok non-silikat hanya menyusun sekitar 8%
kerak bumi, akan tetapi banyak jenis mineralnya mempunyai nilai ekonomi
Diagram persentase (berdasarkan volume) komposisi mineral penyusun kerak bumi (modifikasi
dari Lutgens & Tarbuck, 2012)
Tektosilikat
Tetrahedra SiO4 membentuk struktur tiga dimensi yang kompleks. Empat oksigen
dipergunakan bersama dalam struktur tiga dimensi kompleks milik tektosilikat. Mineral-
mineral tektosilikat yaitu silika, felspar, feldspatoid, dan zeolit. Selanjutnya tiap kelompok
terdiri dari sejumlah mineral.
Mineral-mineral silika terdiri dari kuarsa, tridimit, kristobalit.
Mineral feldspar terdiri dari potash feldspar (sanidin, ortoklas, mikrolin) dan soda
lime feldspar (albit, oligoklas, andesit, labradorit, bitownit, anortit).
Mineral-mineral feldspatoid terdiri dari leusit dan nephelin.
Silikat tetrahedron terdiri dari satu atom silika dikelilingi oleh empat oksigen. Bola merah
menggambarkan ion oksigen, dan bola warna biru silika. Ukuran bola menggambarkan
proporsi dari radius/jari-jari ion. B. Gambaran tetrahedron mempunyai ion oksigen pada
posisi di empat penjuru (Lutgens & Tarbuck, 2012)
Mineral-mineral silikat yang umum dijumpai. Struktur silikat semakin kompleks dari atas ke arah
bawah (modifikasi dari Lutgens dan Tarbuck, 2012)
3) Sanidin Mineral sanidin termasuk dalam feldspar potassium, mempunyai bentuk
prismatik pendek, tidak berwarna. Mineral ini dapat dibedakan dengan plagioklas
dari tidak adanya striasi. Sanidin adalah feldspar potassium dengan kenampakan
gelas, dijumpai pada batuan volkanik kaya potasium, seperti riolit dan trakhit.
4) Mikroklin Mineral mikroklin termasuk dalam feldspar potassium, mempunyai
bentuk prismatik pendek, berwarna putih, pink, atau hijau, sangat mirip dengan
ortoklas, keduanya hanya dapat dibedakan secara mikroskopi. Mineral ini terdapat
pada pegmatit atau vein dan batuan metamorfik.
5) Plagioklas. Mineral ini mempunyai bentuk tabular, mempunyai striasi, berwarna
putih, kadang abu-abu. Sesama anggota plagioklas hanya dapat dibedakan secara
mikroskopi. Mineral plagioklas dapat dijumpai pada batuan beku asam sampai ke
basa. Pada batuan metamorfik dapat berkembang pada sekis dan genis.
6) Leusit. Mineral leusit merupakan mineral feldspar potas. Mineral ini terbentuk bila
di dalam batuan kekurangan silika, tidak pernah muncul bersama mineral kuarsa.
Mineral leusit mempunyai bentuk trapezohedron, berwarna putih atau abuabu.
Mineral leusit dapat dikenal dari bentuknya. Mineral ini berkembang pada batuan
volkanik.
7) Nefelin. Mineral nefelin merupakan mineral plagioklas, terbentuk bila di dalam
batuan kekurangan silika. Nefelin tidak pernah muncul bersama mineral kuarsa,
bentuk prisma heksagonal, berwarna putih atau abu-abu. Mineral nefelin dapat
dikenali dari kilap lemaknya. Mineral ini berkembang pada batuan volkanik atau
sienit.
Filosilikat
Filosilikat merupakan struktur silikat yang berbentuk lapisan/lembaran, ada yang
dua lapisan ada yang tiga lapisan. Mineral-mineral yang termasuk dalam filosilikat adalah
kaolinit, montmorilonit, muskovit, talk, vermikulit, flogopit, klorit, serpentin, dan mineral-
mineral lempung.Karena lempung merupakan penyusun yang sangat melimpah pada
batuan sedimen maupun hasil pelapukan kimiawi yang penting, maka akan dibahas lebih
lengkap tersendiri.
1) Kaolinit Kaolinit mempunyai bentuk agregat seperti tanah, berwarna putih, abu-abu,
atau coklat. Mineral ini merupakan mineral lempung, sebagai hasil pelapukan atau
ubahan aluminum silikat, seperti feldspar. Karena merupakan mineral lempung dengan
ukuran butir sangat halus, kristal kaolinit hanya dapat diamati menggunakan Scanning
Electron Micrograph (SEM). Kaolinit banyak dimanfaatkan terutama untuk bahan
keramik.
2) Montmorilonit. Montmorilonit termasuk mineral lempung, berwarna abu-abu, atau
abu-abu kehijauan, kadang dijumpai berwarna putih, kuning, coklat, atau pink. Ciri
khas montmorilonit apabila terendam air akan mengembang dengan cepat. Pada
industri mineral monmorilonit dipakai untuk bahan pembuat lumpur pengeboran.
3) Muskovit. Muskovit berwarna putih, bentuk lembaran, terbentuk pada batuan beku dan
batuan metamorfik. Pada batuan sedimen didapat sebagai mineral detritus. Mineral
muskovit dapat menjadi indikator untuk batuan metamorfik. Mineral ini mulai tumbuh
pada derajat metamorfose rendah.
4) Klorit. Mineral klorit mempunyai bentuk heksagonal semu, tabular, berwarna hijau.
Adanya pengotoran unsur mangaan, dapat menyebabkan klorit berwarna oranye sampai
coklat. Klorit terdapat pada batuan metamorfik derajad rendah. Pada batuan beku dan
volkanik klorit merupakan hasil alterasi dari mineral fero-magnesium.
Inosilikat
Tetrahedra SiO4 membentuk lembaran menerus. Inosilikat adalah istilah untuk
mineral silikat dengan struktur tetrahedra yang dihubungkan melalui penggunaan ion
oksigen bersama dalam bentuk rantai. Karena struktur rantai terbentuk dari satu sisi suatu
kristal satu ke sisi kristal lainnya, maka rantai tersebut digolongkan sebagai struktur satu
dimensi. Umumnya terdapat dua jenis rantai inosilikat, yaitu struktur rantai tunggal dan
struktur rantai ganda pada gambar di bawah. Contoh inosilikat rantai tunggal yaitu
piroksen. Dalam inosilikat rantai tunggal, setiap tetrahedra dihubungkan melalui ion
oksigen yang dipergunakan bersama, sehingga rasio Si/O adalah 1 : 3 atau (Si2O6).
Kelompok piroksen merupakan kelompok mineral inosilikat rantai tunggal paling
melimpah.
Tipe kelompok tetrahedra [SiO4]4-(Borrero dkk., 2008)
Mineral yang tergolong dalam straktur inosilikat terdiri dari group piroksen
(Gambar 34) dan amfibol (Gambar 35). Mineral piroksen terdiri dari mineral-mineral
diopsit, augit, enstatit dan hiperstin, sedang mineral amfibol terdiri dari mineral-mineral
hornblende, kumingtonit, tremolit, dan aktinolit.
1) Diopsit-Augit. Kedua mineral ini berbentuk prismatik pendek, berwarna hijau gelap sampai
hitampada augit, sedangkan diopsit putih/hijau pucat. Belahannya dua arah membentuk
sudut 90°. Mineral ini salah satu penyusun utama batuan beku, terutama batuan bekubasa
sampai ultra-basa. Diopsid banyak didapat pada batuan metamorf derajad sedang sampai
tinggi, terutama batuan metamorf yang kaya akan kalsium.
Proyeksi bangun kristal piroksen sejajar sumbu (Muchsin, 2011)
2.3 Halida
Kelompok halida merupakan mineral dengan anion poliatomik. Contoh mineral kelompok
halida yaitu: halit (NaCl) dan silvit (KCl) terbentuk pada lingkungan pengendapan evaporit
marin, serta mineral fluorit (CaF2) umumnya terbentuk bersama mineral-mineral bijih sulfida
pada gambar di bawah. Halit untuk bahan makanan, fluorit digunakan pada industri baja,
pelapis keramik, sedangkan silvit untuk bahan pupuk.
1) Spinel (MgAl2O4) Spinel penampilannya menarik, dengan kristal berwarna merah atau
biru, salah satu dari jenis batu setengah mulia (semiprecious gem). Bentuknya
oktahedral/kubus, struktur atom di dalamnya oktahedron dan kubus. Spinel umumnya
merupakan mineral tambahan dalam batuan beku, dijumpai juga pada batuan metamorfik
dan sedimen.
2) Magnetit (Fe3O4) Mineral magnetit berwarna hitam, bentuk oktahedron, kadang
dodekahedral, mempunyai sifat magnet. Magnetit dijumpai dalam berbagai lingkungan
batuan beku, sedimen, dan malihan, sebagai penyusun utama pasir besi dan deposit bijih
besi primer.
3) Korundum(Al2O3) Korundum mumi berwarna putih, adanya unsur pengotor dapat
memberikan warna yang beragam. Kristal korundum mempunyai bentuk tabular sampai
prismatik pendek. Korundum dapat dimanfaatkan untuk bahan pengasah, komponen arloji,
perhiasan. Korandum dalambatuan beku ditemukan pada batuan yang miskin silika tetapi
kaya alumina, sepertisienit, sodalit, jugadalam beberapa pegmatit.
4) Hematit (Fe2O3) Hematit terbentuk melimpah pada beberapa jenis batuan dan salah satu
penyusun utama dari deposit bijih besi, dicirikan dengan warnanya yang kemerahan kadang
berwarna hitam, bentuk tabular atau rombohedral. Mineral ini dapat mudah dikenal dari
ceratnya berwarna merah coklat. Hematit terbentuk dari proses hidrotermal umum
bersamaan dengan magnetit.
5) Rutil (TiO2) Rutil berbentuk prismatik atau asikular, warnanya coklat kemerahan. Rutil
didapat sebagai perubahan dari mineral sphene dan ilmenit. Di dalam batuan beku,
merupakan mineral tambahan, sedang pada batuan metamorfik terbentuk pada suhu tinggi.
Sebagai penghasil logam titan, di Indonesia dihasilkan dari produk sampingan pengolahan
pasir zirkon, pasir timah, dan pasir besi.
6) Kasiterit (SnO2) Kasiterit berwarna hitam kecoklatan dan coklat kemerahan, berbentuk
prismatik pendek. Di alam terkumpul dalam jumlah ekonomis sebagai endapan plaser
maupun deposit/cebakan bijih primer. Batuan induknya granit Tipe S. Selain mineral
kasiterit tersebar pada granit banyak dijumpai dalam sekala ekonomis berupa urat Gambar
di bawah.
A. Granit mengandung kasiterit tersebar dan terpotong urat kuarsa mengandung kasiterit ; B. Pasir
timah mengandung kasiterit (K), xenotim (X), monasit (M), dan zirkon (Z) (Rohmana dkk., 2006,
2008 dalam Suprapto, 2009).
7) Pirolusit (MnO2) Pirolusit berwarna hitam, bentuknya prismatik atau denritik. Pirolusit
mudah dikenal karena warnanya yang hitam, mengotori tangan kalau dipegang. Pirolusit
merupakan bahan tambang mangan. Mineral ini terbentuk pada kondisi oksidasi yang
sangat tinggi, bervariasi dengan mineral-mineral mangan lainnya.
2.5 Sulfida
Mineral sulfida umumnya opaque, mempunyai warna dan cerat (streak) yang khas.
Golongan sulfida pada umumnya terbentuk hasil proses hidrotermal. Mineral-mineral sulfida
umumnya sebagai penyusun deposit bijih (Tabel dan Gambar ada di bawah).
1) Argentit (Ag2S) Argentit berbentuk kubus, oktahedral, dan dodekahedron, berwarna
hitam, kekerasan 2-2,5, terbentuk dari proses hidrotermal, merupakan sumber logam
perak.
2) Galena (PbS) Galena berbentuk kubus atau terdapat dalam kombinasi dengan oktahedron,
umum dijumpai pada urat hidrotermal. Galena mudah dikenali dari kilap logam, belahan
kubus, warnanya yang abu gelap, dan kekerasannya. Apabila galena diolah menghasilkan
timbal.
3) Kalkopirit (CuFeS2) Kalkopirit berbentuk tetragonal, warna kuning emas, kekerasan 3,5–
4, terbentuk dari proses hidrotermal, mineral penghasil tembaga, umumnya berasosiasi
dengan mineral tembaga lainnya Gambar di bawah. Ciri khasnya mempunyai warna
goresan (streak) hijau kehitaman dan dapat dibedakan dengan pirit dari kekerasannya.
4) Pirit (FeS2) Pirit mempunyai warna kuning emas, bentuknya kubus atau piritohedron,
kekerasan 6-6,5, dijumpai pada batuan sedimen, batuan beku, dan batuan malihan. Nilai
ekonomi pirit sangat rendah, akan tetapi pada pengolahan bijih tembaga sistem flotasi,
seperti di Tambang Grasberg dan Batu Hijau Gambar ada di bawah, pirit akan terbawa
bersama konsentrat, selanjutnya apabila konsentrat diolah pada smelter, kandungan dari
pirit dapat menghasilkan sulfat dan terak (slag) besi.
Gambar Contoh mineral sulfide
Gambar Bijih tembaga mengandung mineral kalkopirit, bornit, digenit, dan pirit, dari Tambang Tembaga
Batu Hijau, Sumbawa, suhu pembentukan mineral 400-700oC (modifikasi dari Arif dan Baker, 2004)