Anda di halaman 1dari 39

ASUHAN KEPERAWATAN KRITIS

DENGAN KASUS SEPSIS

Di susun oleh:

ANANDA FITRA S 2720160053

NURAINI RATU W 2720160051

HAYU PANGESTU LESTARI 2720160057

KARIMATANNISA 2720160064

ZULIA DESNITA 2720160065

PUTRI KHOIRINA 2720160074

AYU TRY MULHANI 2720160075

NOVIANTI 2720150036

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM AS-SYAFI’IYAH

2019/2020
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH


SWT, telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kelompok dapat
menyelesaikan makalah dengan judul “asuhan keperawatan kritis pada anak”
makalah ini merupakan salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah
keperawatan kritis.
Selama penyusunan tugas ini, kami mendapat bantuan dari berbagai pihak,
untuk itu dengan segala hormat dan kerendahan hati kami menyampaikan
penghargaan dan terima kasih kepada :
1. Ibu Siti Fatimah S.Kep, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehetan
Universitas Islam As-Syafi’iyah.
2. Ns. Istiqomah, S.Kep, MM, selaku dosen pembimbing yang telah banyak
memberikan petunjuk dan arahan dalam penyusunan tugas ini.
3. Ananda Fitra S, Nuraini Ratu W, Hayu Pangestu Lestari, Karimatan Nisa, Zulia
Desnita, Putri Khoirina, Ayu Try Mulhani, Novianti yang telah bekerja sama
menyelesaikan tugas ini.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sepsis pada bayi baru lahir masih merupakan masalah yang belum dapat
dipecahkan dalam perawatan dan penanganan bayi baru lahir. Di negara
berkembang hampir sebagian besar bayi baru lahir yang dirawat mempunyai
kaitannya dengan sepsis. Hal yang sama ditemukan pada negara maju yang
dirawat di unit intensif bayi baru lahir. Disamping morbiditas, mortalitas
tinggi ditemukan pada penderita sepsis bayi baru lahir.
Dalam laporan WHO yang dikutip dalam Child Health Research Project
Special Report : reducing perinatal and neonatal mortality dikemukakan
bahwa 40% kematian bayi baru lahir terjadi karena berbagai bentuk infeksi
seperti infeksi saluran napas, tetanus neonatorum, sepsis dan infeksi
gastrointestinal. disamping tetanus neonatorum, case fatality rate yang tinggi
ditemukan pada sepsis neonatorum. Hal ini terjadi karena banyak faktor resiko
infeksi pada masa perinatal yang belum dapat dicegah dan ditanggulangi.
Sepsis neonatorum atau septicemia neonatorum merupakan keadaan
dimana terdapat infeksi oleh bakteri dalam darah di seluruh tubuh. Perjalanan
penyakit sepsis neonatorum dapat berlangsung cepat sehingga sering sekali
tidak terpantau,tanpa pengobatan yang memadai bayi dapat meninggal dalam
24 sampai 48 jam.  Angka kejadian sepsis neonatorum masih cukup dan
merupakan penyebab kematian utama pada neonatus.Hal ini karena neonatus
rentan terhadap infeksi. Kerentanan neonatus terhadap infeksi dipengaruhi
oleh berbagai faktor.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan sepsis neonatorum?
2. Apa klasifikasi dari sepsis neonatorum?
3. Apa penyebab terjadinya sepsis neonatorum?
4. Bagaimana patofisiologi sepsis neonatorum?
5. Apa manifestasi klinis dari sepsis neonatorum?
6. Apa komplikasi pada sepsis neonatorum?
7. Apa saja pemeriksaan penunjang yang dilakukan terhadap pasien sepsis
neonatorum?
8. Apa saja tindakan dan pencegahan yang harus dilakukan dari sepsis
neonatorum?
9. Apa prognosis dari sepsis neonatorum?
10. Bagaimana konsep asuhan keperawatan pada pasien sepsis neonatorum?
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui konsep dan Asuhan Keperawatan pada anak
dengan resikotinggi sepsis.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu memahami defenisi dari sepsis.
b. Mahasiswa mampu memahami etiologi dari sepsis.
c. Mahasiswa mampu memahami faktor resiko sepsis.
d. Mahasiswa mampu memahami manifestasi dari sepsis.
e. Mahasiswa mampu memahami patofisiologi dari sepsis.
f. Mahasiswa mampu memahami dari sepsis.
g. Mahasiswa mampu memahami dari sepsis.
h. Mahasiswa mampu memahami dari sepsis
i. Mahasiswa mampu memahami dari sepsis.
j. Mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan kritis pada kasus
sepsis.
BAB II
KONSEP PENYAKIT

A. Definisi Sepsis Neonatorum


Sepsis neonatorum adalah infeksi yang masuk ke dalam tubuh secara
langsung yang dapat menimbulkan gejala klinis yang berat (Manuaba, 2009).
B. Onset Waktu Terjadinya Sepsis Neonatorum
1. Sepsis onset dini (early-onset sepsis, eos)
Keadaan ini terjadi <72 jam setelah kelahiran. Keadaan ini
didefinisakan berkisar dari 24 jam sampai 6 hari, namun paling banyak
terjadi dalam 72 jam setelah kelahiran. Kondisi ini disebabkan oleh
pajanan vertical ke jumlah bakteri yang tinggi selama kelahiran dan
jumlah antibody pelindung yang sedikit.
2. Sepsis onset lambat
Keadaan ini terjadi >72 jam setelah kelahiran. Organisme biasanya
dapat melalui transmisi nosokomial dari orang ke orang.
C. Faktor Risiko Sepsis Neonatorum
1. Infeksi onset dini
a. Preterm (kurang bulan)
b. Ketuban pecah lama (>18 jam)
c. Demam pada ibu saat persalinan (>38oC)
d. Korioamnionitis
2. Infeksi onset lambat
a. Preterm (kurang bulan)
b. Penggunaan kateter vena atau arteri atau selang trakea
c. Antibiotik dalam jangka panjang
d. Kerusakan pada kulit akibat perekat, probe kulit dan sebagainya
(Lissauer, 2009)
D. Etiologi Sepsis Neotatorum
Penyebab sepsis neonatorum adalah bakteri gram positif dan gram
negatif, virus infeksi, dapat masuk secara hematogen, atau infeksi asenden
(Manuaba, 2009). Sedang menurut amin & kusuma (2013) bakteri gram (-)
dan fokus primernya dapat berasal dari saluran genitourinarium, saluran
empedu dan saluran respirasi juga bisa berasal luka bakar terbuka.
E. Tanda dan Gejala Sepsis Neotatorum
Tanda dan gejala sepsis neonatorum menurut Surasmi (2003), umumnya
tidak jelas dan tidak spesifik serta dapat mengenai beberapa sistem organ.
Berikut ini adalah tanda dan gejala yang dapat ditemukan pada neonates yang
menderita sepsis:
1. Tanda dan gejala umum meliputi hipertermi atau hipotermi atau bahkan
normal, aktivitas lemah atau tidak ada dan tampak sakit, berat badan
menurun tiba-tiba,
2. Tanda dan gejala pada saluran pernapasan meliputi gawat
napas/peningkatan kebutuhan ventilasi, dispnea, takipnea, apnea, tampak
tarikan otot pernapasan, merintih, mengorok, dan pernapasan cuping
hidung,
3. Tanda dan gejala pada sistem kardiovaskuler meliputi hipotensi, kulit
lembab, pucat, sianosis, bradikardi
4. Tanda dan gejala pada saluran cerna mencakup distensi abdomen, malas
atau tidak mau minum, muntah, diare,
5. Tanda dan gejala pada sistem saraf pusat meliputi reflek moro abnormal,
iritabilitas, kejang, hiporefleksi, fontanel anterior menonjol, pernapasan
tidak teratur,
6. Tanda dan gejala hematologi mencakup tampak pucat, ikterus, petekie,
purpura, perdarahan, splenomegali.
7. Tanda dan gejala sistem hepar yaitu ikterus
8. Tanda dan gejala muskuloskeletal: berkurangnya pergerakan anggota
gerak pada tulang atau sendi

F. Pathway
G. Patofisiologi Sepsis Neotatorum
Mikroorganisme atau kuman penyebab infeksi dapat mencapai neonates
melalui beberapa cara yaitu:
1. Pada masa antenatal atau sebelum lahir
Pada masa antenatal kuman dari ibu setelah melewati plasenta dan
umbilicus masuk ke dalam tubuh bayi melalui sirkulasi darah janin.
Kuman penyebab infeksi adalah kuman yang dapat menembus plasenta,
antara lain virus rubella, herpes, sitomegalo, koksaki, hepatitis, influenza,
parotitis. Bakteri yang dapat melalui jalur ini antara lain malaria, sifilis
dan toksoplasma.
2. Pada masa intranatal atau saat persalinan
Infeksi saat persalinan terjadi karena kuman yang ada pada vagina dan
serviks naik mencapai korion dan amnion. Akibatnya, terjadi amnionitis
dan korionitis, selanjutnya kuman melalui umbilicus masuk ke tubuh bayi.
Cara lain yaitu saat persalinan, cairan amnion yang sudah terinfeksi dapat
terinhalasi oleh bayi dan masuk ke traktus digestivus dan traktus
respiratorius, kemudian menyebabkan infeksi pada lokasi tersebut. Selain
melalui cara tersebut di atas infeksi pada janin dapat terjadi melalui kulit
bayi atau posrt de entre lain saat bayi melewati jalan lahir yang
terkontaminasi oleh kuman (misalnya herpes genitalis, candida albican
dan n. gonorrea).
3. Infeksi pascanatal atau sesudah persalinan
Infeksi yang terjadi sesudah kelahiran umumnya terjadi akibat infeksi
nosokomial dari lingkungan di luar rahim (misalnya melalui alat-alat:
pengisap lendir, selang endotrakea, infus, selang nasogastrik, botol
minuman atau dot). Perawat atau profesi lain yang ikut mengenai bayi
dapat menyebabkan terjadinya infeksi nosokomial. Infeksi juga dapat
terjadi melalui luka umbilicus.
H. Pemeriksaan Penunjang Sepsis Neotatorum
1. Pemeriksaan penunjang sepsis:
a. Darah perifer lengkap (DPL), hitung jenis, trombosit
b. Protein C-reaktif
c. Kultur darah
d. Urin-mikroskopis dan kultur
e. Cairan serebrospinal (CSS), jika terdapat indikasi
f. Rongent dada, jika terdapat indikasi
g. Lokasi infeksi-pertimbangkan aspirasi jarum atau biopsy untuk
pewarnaan Gram dan mikroskopi direk
h. Aspirasi trakea jika diventilasi
2. Pertimbangkan:
a. Kultur vagina ibu
b. Jaringan plasenta (Listeria monocytogeneses)
c. Skrining antigen cepat
d. Gas darah
e. Skrining koagulasi (Lissauer, 2009)
I. Pencegahan Terjadinya Sepsis Neonatorum
1. Pada masa antenatal
Perawatan antenatal meliputi kesehatan ibu secara berkala, imunisasi,
pengobatan terhadap penyakit infeksi yang diderita ibu, asupan gizi yang
memadai, penanganan segera terhadap keadaan yang dapat menurunkan
kesehatan ibu dan janin, rujukan segera ke tempat pelayanan yang
memadai bila diperlukan
2. Pada saat persalinan
Perawatan ibu selama persalinan dilakukan secara aseptic, dalam arti
persalinan diperlukan sebagai tindakan operasi. Tindakan intervensi pada
ibu dan bayi seminimal mungkin dilakukan (bila benar-benar diperlukan).
Mengawasi keadaan ibu dan janin yang baik selama proses persalinan,
melakukan rujukan secepatnya bila diperlukan dan menghindari perlukaan
kulit dan selaput lendir.
3. Sesudah persalinan
Perawatan sesudah lahir meliputi menerapkan rawat gabung bila bayi
normal, pemberian ASI secepatnya, mengupayakan lingkungan dan
peralatan tetap bersih, setiap bayi menggunakan peralatan sendiri.
Perawatan luka umbilicus secara steril. Tindakan invasive harus dilakukan
dengan memperhatikan prinsip-prinsip aseptic. Menghindari perlukaan
selaput lendir dan kulit, mencuci tangan dengan menggunakan larutan
desinfektan sebelum dan sesudah memegang setiap bayi. Pemantauan
keadaan bayi secara teliti disertai pendokumentasian data-data yang benar
dan baik. Semua personel yang menangani atau bertugas di kamar bayi
harus sehat. Bayi yang berpenyakit menular harus diisolasi. Pemberian
antibiotik secara rasional, sedapat mungkin melalui pemantauan
mikrobiologi dan tes resistensi.
J. Penatalaksanaan Sepsis Neotatorum
1. Perawatan suportif: jalan nafas (IAirway), Pernapasan (Breathing),
Sirkulasi (Circulation). Pemeriksaan glukosa darah
2. Obati dengan antibiotik segera setelah terdapat kecurigaan sepsis, segera
setelah mengambil kultur, namun sambil menunggu hasil kultur
3. Pilih antibiotik bergantung pada insiden local
4. Sepsis onset dini
Mencakup organisme gram positif dan gram negatif, misalnya:
penisilin/amoksilin + aminoglikosida (misalnya gentamisin/tobramisin)
5. Sepsis onset lambat
Juga diperlukan untuk mencakup stafilokokus koagulase-negatif dan
enterokokus, misalnya: metisilin/flukloksasilin + gentamisin atau
sefalosporin/gentamisin + vankomisin.
Jika kateter vena sentral terpasang, lepaskan jika tidak responsive
terhadap antibiotik, kultur positif persisten terhadap organisme Gram –
negatif atau sakit berat (Lissauer, 2009).
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN SEPSIS NEOTATORUM

A. Pengkajian
1. Identitas
Umur: <72 jam (berkisar 24 jam sampai 6 hari) dan >72 jam (Lissauer,
2009)
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama: Dispnea atau takipnea atau apnea
b. Riwayat penyakit sekarang: dispnea, takipnea, apnea, tampak tarikan
otot pernapasan, merintih, dan pernapasan cuping hidung (Surasmi,
2003).
c. Riwayat penyakit dahulu: ibu pernah menderita penyakit yang
disebabkan oleh antara lain virus rubella, herpes, sitomegalo, koksaki,
hepatitis, influenza, parotitis. Bakteri malaria, sifilis dan toksoplasma
yang dapat ditularkan ke janin melalui melewati plasenta dan
umbilicus masuk ke dalam tubuh bayi melalui sirkulasi darah janin
(Surasmi, 2003).
d. Riwayat kehamilan
Pernah menderita penyakit infeksi seperti toksoplasmosis, rubeola,
toksemia gravidarum, dan amnionitis, ketuban pecah lama (>18 jam)
(Surasmi, 2003)
e. Riwayat Intranatal
Ibu terinfeksi kuman yang menyebabkan amnionitis dan korionitis
menularkan pada janin melalui umbilicus juga dapat terinfeksi dengan
terinhalasi oleh bayi. Infeksi juga dapat terjadi melalui kulit bayi atau
posrt de entre lain saat bayi melewati jalan lahir yang terkontaminasi
oleh kuman (misalnya herpes genitalis, candida albican dan n.
gonorrea), ibu demam (>38oC) saat persalinan (Surasmi, 2003).
f. Riwayat Pascanatal
Terjadi akibat infeksi nosokomial dari lingkungan di luar rahim
(misalnya melalui alat-alat: pengisap lendir, selang endotrakea, infus,
selang nasogastrik, botol minuman atau dot). Perawat atau profesi lain
yang ikut mengenai bayi dapat menyebabkan terjadinya infeksi
nosokomial. Infeksi juga dapat terjadi melalui luka umbilicus.
3. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum meliputi hipertermi atau hipotermi atau bahkan
normal, aktivitas lemah atau tidak ada dan tampak sakit, berat badan
menurun tiba-tiba,
b. Sistem pernapasan: terjadi gawat napas/peningkatan kebutuhan
ventilasi,dispnea, takipnea, apnea, tampak tarikan otot pernapasan,
merintih, mengorok, dan pernapasan cuping hidung,
c. Sistem kardiovaskuler meliputi hipotensi, kulit lembab, pucat dan
sianosis, takikardi
d. Sistem saluran cerna mencakup distensi abdomen, malas atau tidak
mau minum, muntah, diare,
e. Sistem saraf pusat meliputi reflek moro abnormal, iritabilitas, kejang,
hiporefleksi, fontanel anterior menonjol, pernapasan tidak teratur,
f. Hematologi mencakup tampak pucat, ikterus, petekie, purpura,
perdarahan, splenomegali.
g. Sistem hepar yaitu ikterus
h. Sistem muskuloskeletal: berkurangnya pergerakan anggota gerak pada
tulang atau sendi
4. Pemeriksaan laboratorium
a. Kultur darah
1) Baku emas namun dapat negatif jika jumlah darah tidak cukup
2) Jika sepsis dicurigai jalur sentral, ambil contoh darah dari jalur
tersebut.
b. Hitung darah
Dipikirkan suatu infeksi bila:
1) Neutropenia atau neutrofilia
2) Peningkatan rasio sel imatur (batang): neutrofil total
3) Trombositopenia
c. Protein C-reaktif
1) Meningkat pada infeksi; juga setelah aspirasi mekonium, asfiksia
dan pascapembedahan
2) Membutuhkan waktu beberapa jam untuk meningkat-pada awalnya
mungkin normal
d. CSS
Meningitis:
1) Lebih dari 30 sel darah putih/mm 3 (30 x 109/L), namun lebih dari
20/mm3 (20 x 109/L) juga mencurigakan
2) Protein-pada bayi aterm (cukup bulan) >200 mg/dL (>2 g/L).
3) Glukosa-kurang dari 30% glukosa darah.
4) Dapat mengobservasi streptokokus grup B pada pewarnaan Gram
tanpa adanya sel darah putih
B. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan
ventilasi perfusi ditandai dengan dispnea, napas cuping hidung, sianosis,
takikardi.
2. Hipetermi b/d penurunan respirasi/sepsis ditandai dengan bayi tidak dapat
mempertahankan menyusu, takikardi
3. Hipotermi b/d distress pernapasan, bayi dengan kekurangan energi untuk
mempertahankan menyusu ditandai dengan peningkatan konsumsi
oksigen, penurunan ventilasi, takikardi
4. Discontinuitas pemberian ASI b.d prematuritas ditandai dengan pemberian
ASI non-ekslusif
5. Ketidakefektifan pola makan bayi b.d prematuritas ditandai dengan
ketidak mampuan mempertahankan mengisap yang efektif, ketidak
mampuan mengoordinasi mengisap, menelan dan bernapas
6. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidak
mampuan mencerna makanan dan ketidak mampuan mengabsorbsi nutrien
ditandai dengan diare, kelemahan otot untuk menelan, tonus otot menurun
7. Pertumbuhan tidak proposional b.d penyakit kronis ditantai dengan
prematuritas, infeksi, malnutrisi
8. Risiko keterlambatan perkembangan b.d penyakit kronis ditandai dengan
prematuritas, nutrisi tidak adekuat Risiko perluasan infeksi berhubungan
dengan Penekanan sistem imun ditandai dengan
9. Risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah b.d status kesehatan fisik
ditandai dengan gangguan status kesehatan fisik, asupan diet tidak cukup
10. Ikterik neonatus b.d bayi mengalami kesulitan transisi kehidupan ekstra
uterin ditandai dengan profil darah abnormal, kulit kuning sampai orange
11. Ketidakefektifan pemberian ASI b.d prematuritas ditandai dengan tidak
menghisap payudara terus menerus
C. Intervensi Keperawatan

No.Dx Tujuan Intervensi Rasional

1. Gangguan Klien tidak 1. Lakukan manajemen 1. Penatalaksanaan yang


pertukaran mengalami pertukaran gas: baik menjamin
gas gangguan Atur posisi klien keberhasilan:
pertukaran gas 2x24 dengan meninggikan Memaksimalkan
jam bagian kepala tempat potensial ventilasi dan
1. Fungsi paru klien tidur mengurangi dispnea
dalam batas 2. Perbaikan pertukaran
normal 2. Lakukan monitoring gas diketahui dengan
2. Tidak terdapat dan evaluasi: monitoring yang adekuat
dispnea, sianosis, a. Fungsi paru a. Menentukan tindak
takikardi, (frekuensi napas, lanjut yang sesuai
pernapasan kedalaman, dan b. Adanya dispnea,
cuping hidung usaha napas) pernafasan cuping
3. Tindak b. Dispnea, hidung dan takikardi
menggunakan takikardi, menandakan
otot aksesoris pernapasan cuping terdapatnya
untuk bernapas hidung, otot peningkatan kerja
aksesoris untuk pernafasan
bernapas c. Indikasi telah terjadi
c. Sianosis penurunan O2
d. Gas darah d. Kadar PaO2 yang
3. Jelaskan pada rendah dan PaCO2
keluarga klien yang tinggi
tentang perawatan menunjukkan
manajemen perburukan
pertukaran gas pernapasan
4. Laksanakan hasil 3. Pengetahuan yang
kolaborasi: adekuat merupakan
a. O2 modal yang baik bagi
perilaku sehat yang
b. Dengan laboran lebih permanen
cek kadar gas 4. Profesionalisme lebih
darah arteri tepat:
a. Membantu
memenuhi kebutuhan
O2 dalam jaringan
b. Menunjukkan
kondisi pernapasan

2. Hiperte Peningkatan 1. Lakukan 1. Penatalaksanaan


rmi suhu tubuh menejemen yang baik menjamin
klien dalam penurunan suhu keberhasilan:
waktu 2x24 tubuh a. Menurunkan panas
jam a. Kompres hangat b. Pemberian ASI yang
1. Suhu tubuh b. Beri ASI yang adekuat membantu
dalam batas adekuat menurunkan panas
normal 2. Perubahan suhu
36,50C- 2. Lakukan tubuh diketahui
37,50C monitoring dan dengan monitoring
2. Tanda-tanda evaluasi terhadap yang adekuat
vital dalam a. Tanda-tanda vital a. Perubahan tanda-
batas normal (suhu, nadi, tanda vital yang
3. Tidak terjadi
pernafasan) signifikan akan
kejang
mempengaruhi
proses regulasi
b. Kejang dan ataupun metabolisme
hidrasi (turgor dalam tubuh.
kulit, kelembapan b. Hipertermi sangat
membrane potensial untuk
mukosa) menyebabkan kejang
yang akan semakin
memperburuk
kondisi pasien serta
dapat menyebabkan
pasien kehilangan
banyak cairan secara
evaporasi yang tidak
3. Laksanakan hasil diketahui jumlahnya
kolaborasi: dan dapat
Antipiretik (jika menyebabkan pasien
diindikasikan) masuk ke dalam
kondisi dehidrasi.
3. Profesionalisme
lebih tepat:
Antipiretik
membantu
menurunkan panas
3. Ketidak Kebutuhan 1. Lakukan 1. Penatalaksanaan
seimba nutrisi klien manajemen yang baik menjamin
ngan terpenuhi nutrisi: keberhasilan:
nutrisi: dalam waktu a. Makanan yang sesuai
kurang 6x24 jam a. Ketahui sesuai membantu
dari 1. Klien kebutuhan klien meningkatkan
kebuuh menunjukka asupan nutrisi
an n b. Sajikan makanan b. Makanan yang sesuai
tubuh peningkatan yang sesuai dengan kondisi klien
BB ideal dengan kondisi membantu
2. Kemampuan klien memenuhi kebutuhan
menghisap nutrisi dengan tepat
adekuat c. Tentukan c. Mengetahui
3. Kebutuhan kemampuan klien keadekuatan
kalori untuk memenuhi pemenuhan nutrisi
terpenuhi kebutuhan nutrisi d. Adanya kalori
d. Catat kandungan (sumber energi) akan
nutrisi dan kalori mempercepat proses
pada asupan penyembuhan
e. Timbang klien e. Mengetahui adanya
pada interval yang penurunan atau
tepat
kenaikan berat badan
2. Lakukan
2. Perubahan status
monitoring dan
nutrisi diketahui
evaluasi terhadap:
dengan monitoring
a. Derajat kesulitan
yang adekuat
menghisap dan
a. Indikasi pemenuhan
menelan
kebutuhan nutrisi
b. Bising usus
tidak adekuat
b. Hipermetabolisme
saluran
c. Kebutuhan kalori
gastrointestinal akan
yang dibutuhkan
menurunkan
klien
penyerapan usus
3. Jelaskan pada
c. Adanya kalori
keluarga klien
(sumber energi) akan
tentang perawatan
mempercepat proses
nutrisi bagi klien
penyembuhan
3. Pengetahuan yang
4. Laksanakan hasil
adekuat merupakan
kolaborasi :
modal yang baik bagi
a. Dengan ahli gizi
perilaku sehat yang
dalam pemberian
lebih permanen
diet/pemenuhan
4. Profesionalisme
nutrisi
lebih tepat:
a. Mengetahui nutrisi
b. Pemasangan NGT
apa saja yang
jika klien tidak
dianjurkan dan yang
dapat memenuhi
tidak boleh
kebutuhan nutrisi
dikonsumsi
peroral
b. Agar nutrisi klien
tetap terpenuhi

4. Risiko Glukosa 1. Lakukan 1. Penatalaksanaan


ketidak darah klien manajemen yang lebih baik
stabilan stabil dalam kestabilan gula menjamin
kadar waktu 3x24 darah: keberhasilan
glukosa jam a. Tanyakan a. Pengetahuan
darah 1. Keluarga keluarga klien keluarga klien
memahami tentang ketidak tentang glukosa
tentang stabilan glukosa darah meningkatkan
kestabilan darah kepatuhan keluarga
glukosa dalam membantu
darah klien terhadap tindakan
2. Glukosa keperawatan dalam
darah klien b. Beri diet sesuai menstabilkan
terkontrol indikasi glukosa darah klien
dan dalam b. Diet yang sesuai
batas normal 2. Lakukan meningkatkan status
3. Klien monitoring dan kesehatan
mengetahui evaluasi: 2. Perubahan status
tanda dan gula darah diketahui
gejala ketika a. Faktor yang dapat dengan monitoring
terjadi menyebabkan yang adekuat
ketidakseimb ketidakseimbanga a. Mengantisipasi
angan n glukosa faktor pencetus
glukosa b. Tanda dan gejala ketidakseimbangan
darah hiperglikemi atau glukosa darah
hipoglikemi b. Mengetahui
3. Jelaskan pada perubahan-
keluarga klien perubahan yang
tentang perawatan terjadi
menstabilkan gula 3. Pengetahuan
darah keluarga klien yang
4. Laksanakan hasil adekuat dapat
kolaborasi: membantu proses
Dengan laboran
keperawatan
cek kadar gula
4. Profesionalisme
darah secara
lebih tepat:
berkala
Mengantisipasi
terjadinya
komplikasi lanjut

5. Pertum Pertumbuhan 1. Lakukan 1. Penatalaksanaan


buhan klien menejemen yang baik menjamin
tidak proporsional pertumbuhan keberhasilan:
proposi dalam waktu a. Kesehatan yang
onal 7x24 jam a. Ketahui riwayat buruk menghambat
1. Klien kesehatan klien proses pertumbuhan
mencapai b. Mengetahui
pertumbuhan b. Tentukan keadekuatan
yang kemampuan klien pemenuhan nutrisi
diharapkan untuk memenuhi 2. Perubahan
(lingkar kebutuhan nutrisi pertumbuhan secara
kepala, 2. Monitoring dan proposional
lingkar diketahui dengan
lengan, berat evaluasi monitoring yang
badan, usia a. Lingkar kepala, adekuat
tulang, lingkar lengan, a. Kesesuaian
panjang berat badan, pengukuran
badan) panjang badan menentukan tingkat
2. Maturasi usia tulang pertumbuhan yang
fisik b. Bayi selama proporsional
berkembang disusui b. Kecukupan asupan
normal 3. Jelaskan pada nutrisi
keluarga klien 3. Pengetahuan yang
tentang adekuat membantu
pertumbuhn yang proses keperawatan
sesuai dan dan perhatian
sarankan selalu keluarga membantu
memperhatikan memonitoring
kondisi klien pertumbuhan klien

6. Risiko Klien tidak 1. Lakukan 1. Penatalaksanaan


perluas mengalami manajemen yang baik menjamin
an perluasan pengendalian keberhasilan
infeksi infeksi dalam infeksi: a. Menghindari
waktu 3x24 a. Pertahankan penyebaran infeksi
jam tekhnik isolasi b. Meminimalkan risiko
1. Tanda-tanda b. Terapkan terinfeksi menyebar
vital dalam kewaspadaan 2. Perubahan status
batas normal universal pengendalia infeksi
2. Tidak ada diketahui dengan
tanda-tanda 2. Lakukan memonitoring yang
perluasan monitoring dan adekuat
infeksi evaluasi: a. Mempersiapkan
kemungkinan buruk
yang akan terjadi
b. Reaksi demam
a. Faktor yang dapat indicator adanya
meningkatkan infeksi lanjut
kerentanan c. Mengenali sejak dini
terhadap infeksi adanya tanda-tanda
b. Tanda-tanda vital perluasan infeksi
mengurangi risiko
c. Tanda-tanda perluasan infeksi
perluasan infeksi lebih cepat
3. Pengetahuan
keluarga yang
3. Jelaskan pada adekuat dapat
keluarga klien membantu proses
tentang penerapan keperawatan
tekhnik isolasi 4. Profesionalisme
pada klien lebih tepat:
4. Laksanakan hasil a. Antibiotik mencegah
kolaborasi: perkembangan
a. Pemberian mikroorganisme
antibiotik pathogen
b. Memantau adanya
b. Dengan laboran perluasan infeksi
untuk melalui hasil
pemeriksaan laboratorium
darah

BAB IV

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA SEPSIS NEONATARUM


PADA BY.NY R DIRUANG  PERINATOLOGI ATAS RSDP SERANG
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Bayi
Nama :-
Tgl Lahir/ Jam lahir : 01-02-2015
Jenis kelamin bayi : Laki-Laki
No. Tanda identifikasi bayi :-

2. Identitas Ibu
Nama                           : Ny. R
Umur                           : 30
Agama                         : Islam
Jenis kelamin               : Perempuan
Pendidikan                  : SMA
Suku/Bangsa               : Sunda / Indonesia
Pekerjaan                     : IRT
Alamat                         : Griya Rajeg RT/RW 07/006

3. Identitas Ayah
Nama                           : Tn. S
Umur                           : 34
Agama                         : Islam
Jenis kelamin               : Laki-Laki
Pendidikan                  : SMK
Pekerjaan                     : Wiraswasta
Alamat                        : Griya Rajeg RT/RW 07/006

4. Saudara kandung : saudara kandung 2, ibu mengatakan ini anak yang


ke 3
5. Riwayat prenatal : G3 P2 A0
6. Riwayat Intranatal :

1. Masa gestasi                : 33 minggu


2. Jenis persalinan           : Normal
3. Penolong persalinan    : Bidan dan Dokter
4. APGAR SCORE :

0 1 2 1 MENIT 5 MENIT
Tidak teraba <100 >100 2 2

Tidak ada Tak teratur Baik 1 1


Lemas/lumpuh Sedang Baik 0 1
Tidak ada Meringis Menangis 0 1

Biru pucat Merah jambu Merah jambu 1 1


ujung ujung
biru
4 6

1        menit pertama nilainya 4. 5 menit Pertama Nilainya 6

7. Riwayat Penyakit Sekarang


Keadaan umum: bayi kelihatan lemah, tampak tidak sehat, malas minum,
hipotermi, nafsu makan buruk dan disertai dengan tanda-tanda pernafasan
cepat.
8. Riwayat Penyakit Dahulu
Sejak lahir bayi sudah kelihatan lemah.Pada saat dilahirkan ia tidak
menangis, pada saat mengandung ibunya pernah menderita flu yang berat
dan demam yang tinggi. Bayi lahir dalm keadaan prematur dan BB yang
kurang dibantu oleh seorang Bidan dan dokter

7. Pemeriksaan Fisik
a.       Keadaan umum : bayi terlihat lemah
b.      Tanda vital
- suhu aksila      : 35.5
- FJ apical         : 145x/menit
- Pernafasan:     60x/menit
c.       Pengukuran umum
- BB                  : 1.700 Gr
- PB                 : 43
- LK/LD          : 30/26

d.      Menangis        : meringis
e.       Kulit   : warna kuning
f.       kepala :
- Kulit kepala kurang bersih, tidak ada nyeri tekan, tidak ada edem
- LK 30
g.      Mata :
- Sklera mata warna putih dan Konjuntiva  tampak pucat dan
refleks-refleks mata kurang terangsang karena belum maturnya
fungsi mata
h.      Telinga
- Bentuk keduanya simetris tidak ada kelainan. Bersih tidak ada
nyeri tekan. telinga kurang berkembang, keadaan lunak dan
lembut ditumbuhi lanugo
i.        Hidung :
- Bentuk hidung pasien normal, simetris, tidak ada perdarahan.
Tidak ada nyeri tekan
j.        Mulut
- Bentuk bibir normal tidak ada kelainan,warna bibir kebiruan,
mukosa kering

k.      Leher
- Pada leher ditemukan adanya refleks tonik neck, penurunan
refleks menelan (swallow refleks).

l.        Dada :
- Bentuk dada relatif kecil dibandingkan ukuran lingkaran kepala
tulang rusuk masih agak lemah. Pernafasan cenderung tidak
teratur, seringkali ditemukan takipnea

m.    Abdomen
- Abdomen buncit atau kembung dan pembuluh darah tampak
terlihat, peristaltik usus dapat terdengar 16 x / menit, tampak
kuning
n.      Genetalia : Laki-laki
- Bersih, tidak ada darah, tidak ada gangguan
o.      Anus
- Saat diinspeksi ada lubang anus , BaB bercampus mekonium
(hitam)
- Saat dipalpasi wink anal baik
p.      EkstremitaAtas : tidak ada edema, tidak ada clubbing finger,
terdapat sianosis, terpasang infuse pada tangan sebelah kiri, aktivitas
lemah
Bawah : tidak ada edema, tidak ada clubbing finger, aktivitas lemah
ANALISA DATA
NO DATA ETIOLOGI MASALAH

DS : Penyakit infeksi yang di Infeksi


DO : derita ibu
-          suhu tubuh 35.5
-          masa kehamilan
33 minggu Bakteri dan
-          nilai apgar virus
dibawah normal
-          kulit tubuh
kuning Masuk
keneonatus

Masa antenatal

Kuman dan virus dari ibu

Melewati plasenta dan


umbikikus

Masuk ke tubuh bayi

Sepsis

Peningkatan leukosit

Infeksi
2 DS : - Nutrisi kurang dari
DO : Penyakit infeksi yang di kebutuhan tubuh
-          aktivitas lemah derita ibu
-          tampak sakit
-          menyusu buruk
-          BB rendah 1.700 gr Bakteri dan
virus

Masuk
keneonatus

Masa intranatal

kuman di vagina dan sevik

naik mencapai amnion

kuman melalui umbikikus

masuk ke tubuh janin

sepsiss

sistempencernaan distensi
abdomen

anoreksia, muntah

nutrisi kurang
dari kebutuhan
3
DS:- Gangguan pola nafas
DO: Penyakit infeksi yang di
-          Pernafasan 60x/menit derita ibu
-          Terpasang oksigen

Bakteri dan
virus

Masuk
keneonatus

Masa intranatal

kuman di vagina dan sevik

naik mencapai amnion

kuman melalui umbikikus

masuk ke tubuh janin

sepsiss

takipnea
Gangguan pola nafas

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Infeksi yang berhubungan dengan penularan infeksi pada bayi sebelum,


selama dan sesudah kelahiran.
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan yang berhubungan dengan minum sedikit
atau intoleran  terhadap minuman.
3. Gangguan pola pernapasan yang berhubungan dengan takipnea

INTERVENSI KEPERAWATAN

NO DX TUJUAN INTERVENSI
KEPERAWATAN
1 Infeksi yang berhubungan Setelah dilakukan a. Kaji bayi yang memiliki resiko
dengan penularan infeksi asuhan keperawatan menderita infeksi meliputi :
pada bayi sebelum, selama 3x24 jam masalah 1. Kecil untuk masa kehamilan,
dan sesudah kelahiran. infeksi dapat teratasi besar untuk masa kehamilan,
dengan criteria hasil prematur.
-         penularan infeksi 2. Nilai agar dibawah normal
tidak terjadi. 3. Bayi mengalami tindakan
operasi
4. Epidemi infeksi dibangsal
bayi dengan kuman E. coli
Streptokokus
5. Bayi yang megalami
prosedur invasif
6. Kaji riwayat ibu, status sosial
ekonomi, flora vagina,
ketuban pecah dini, dan
infeksi yang diderita ibu.

b. Kaji adanya tanda infeksi


meliputi suhu tubuh yang tidak
stabil, apnea, ikterus, refleks
mengisap kurang, minum
sedikit, distensi abdomen,
letargi atau iritablitas.
c. Kaji tanda infeksi yang
berhubungan dengan sistem
organ, apnea, takipena,
sianosis, syok, hipotermia,
hipertermia, letargi, hipotoni,
hipertoni, ikterus, ubun-ubun
cembung, muntah diare.
d. Kaji hasil pemeriksaan
laboratorium
e. Dapatkan sampel untuk
pemeriksaaan kultur.
2 Nutrisi kurang dari Setelah dilakukan a. Kaji intoleran terhadap
kebutuhan yang asuhan keperawatan minuman
berhubungan dengan dalam waktu 3x24jam b. Hitung kebutuhan minum bayi
minum sedikit atau masalah dapat teratasi c. Ukur masukan dan keluaran
intoleran terhadap dengan criteria hasil : d. Timbang berat badan setiap
minuman. -         aktivitas baik hari
-         minum susu baik e. Catat perilaku makan dan
- aktivitas secara kurat

3 Gangguan pola pernafasan Setelah dilakukan a. Kaji perubahan pernapasan


yang berhubungan dengan asuhan keperawatan meliputi takipnea, pernapasan
apnea. 1x24jam masaalah cuping hidung,
dapat teratasi dengan gunting,sianosis, ronki kasar,
criteria hasil : periode apnea yang lebih dari
-          frekuensi 10 detik.
pernapasan normal, b. Pantau denyut jantung secara
tidak mengalami apneu. elektronik untuk mengetahui
takikardia atau bradikardia dan
perubahan tekanan darah.
c. Sediakan oksigen lembap dan
hangat dengan kadar T1O2
yang rendah untuk menjaga
pengeluaran energi dan panas.
d. Sediakan alat bantu pernapasan
atau ventilasi mekanik
e. Isap lendir atau bersihkan jalan
napas secara hati-hati
f. Amati gas darah yang ada atau
pantau tingkat analisis gas
darah sesuai kebutuhan.
g. Atur perawatan bayi dan cegah
penanganan yang berlebihan.

IMPLEMENTASI
no tanggal jam implementasi Paraf
1 mengkaji bayi yang memiliki resiko menderita
infeksi
R/
mengkaji adanya tanda infeksi meliputi suhu
tubuh yang tidak stabil, apnea, ikterus, refleks
mengisap kurang, minum sedikit, distensi
abdomen, letargi atau iritablitas.
R/ pasien mengalami hipertermi s : 38 celcius
mengkaji tanda infeksi yang berhubungan dengan
sistem organ
R/ pola nafas pasien  berangsur normal
mengkaji hasil pemeriksaan laboratorium
R/
2 mengkaji intoleran terhadap minuman
R/ pasien mau meminum susu yang diberikan
lewat NGT
menghitung kebutuhan minum bayi
R/ kebutuhan minum pasien 60 X 3 sehari
menimbang berat badan setiap hari
R/  berat badan pasien mengalami penaikan setiap
1 bulan. BB naik : 0,2 ons
mengkaji perubahan pernapasan meliputi takipnea,
pernapasan cuping hidung, gunting,sianosis, ronki
kasar, periode apnea yang lebih dari 10 detik.
R/ pasien sudah tidak mengalami periode apnea
3 memantau denyut jantung secara elektronik untuk
mengetahui takikardia atau bradikardia dan
perubahan tekanan darah.
R/ denyut jantung pasien normal
menyediakan oksigen lembap dan hangat dengan
kadar T1O2 yang rendah untuk menjaga
pengeluaran energi dan panas.
R/ pasien mau diberikan oksigen
menghisap lendir atau bersihkan jalan napas
secara hati-hati
R/ pernafasan pasien menjadi lebih bersih

EVALUASI

Hari/Tanggal Waktu Evaluasi Keperawatan Paraf


Senin , 02- 10:00 wib S: (Perawat)
02-2015 O : suhu tubuh pasien mengalami
hipertermi S : 38 celcius
A : masalah hipertermi belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
a. Kaji bayi yang memiliki
resiko menderita infeksi
meliputi :
1. Kecil untuk masa
kehamilan, besar untuk
masa kehamilan, prematur.
2. Bayi mengalami tindakan
operasi
3. Epidemi infeksi dibangsal
bayi dengan kuman E. coli
Streptokokus
4. Bayi yang megalami
prosedur invasif
5. Kaji riwayat ibu, status
sosial ekonomi, flora
vagina, ketuban pecah dini,
dan infeksi yang diderita
ibu.
b. Kaji adanya tanda infeksi
meliputi suhu tubuh yang
tidak stabil, apnea, ikterus,
refleks mengisap kurang,
minum sedikit, distensi
abdomen, letargi atau
iritablitas.
c. Kaji tanda infeksi yang
berhubungan dengan sistem
organ, apnea, takipena,
sianosis, syok, hipotermia,
hipertermia, letargi, hipotoni,
hipertoni, ikterus, ubun-ubun
cembung, muntah diare.
S:
O: pasien terlihat sudah mau
Senin , 02- meminum susu
11:00 wib
02-2015 A : materatasisalah nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh
P : Intervensi dihentikan (Perawat)
S:
O : pasien nampak sudah tidak sesak
lagi ketika bernafas
Senin , 02- 12.10
A : masalah gangguan pola nafas
02-2015 WIB
teratasi
P : Intervensi dihentikankan
(Perawat)
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sepsis neonatorum adalah infeksi yang masuk ke dalam tubuh secara
langsung yang dapat menimbulkan gejala klinis yang berat.
Penyebab sepsis neonatorum adalah bakteri gram positif dan gram negatif,
virus infeksi, dapat masuk secara hematogen, atau infeksi asenden (Manuaba,
2009). Sedang menurut amin & kusuma (2013) bakteri gram (-) dan fokus
primernya dapat berasal dari saluran genitourinarium, saluran empedu dan
saluran respirasi juga bisa berasal luka bakar terbuka.

B. Saran
Dengan di susunnya makalah ini mengharapkan kepada semua pembaca agar
dapat menelaah dan memahami serta menanggapi apa yang telah penulis
susun untuk kemajuan penulis makalah selanjutnya dan umumnya untuk
lebih dalam Asuhan Keperawatan dalam kasus Sepsis.
DAFTAR PUSTAKA

Asrining Surasmi, Siti Handayani, Heni Nur Kusuma. 2009. Perawatan Bayi
Risiko Tinggi. Jakarta: EGC

Hartono, Andry, dkk. 2014. Asuhan Kebidanan Neonatus normal dan Patologis.
Jakarta: Binapura Aksara.
Herdman, T. Heather alih bahasa Anna Keliat, Budi dkk. 2015. Nanda
Internasional Inc. diagnosa keperawatan : definisi &klasifikasi 2015-2017 Edisi
10. Jakarta : EGC..
H. Pudjiadi, Antonius, dkk. 2010. Pedoman pelayanan Medis Ikatan Dokter
Indonesia. Jakarta : IDAI.
Huda Nurarif, Amin & Hamdani Rahil, Nazwar. 2016. Asuhan Keperawatan
Praktis berdasarkan penerapan diagnose Nanda, Nic, Noc dalam berbagai kasus
Edisi Revisi Jilid 2. Jogjakarta: MediAction.
Wulandari, Dewi & Erawati Meira. 2016. Buku Ajar keperawatan Anak.
Yogyakarta : Pustaka Belajar.

Anda mungkin juga menyukai