KEP. KRITIS UTS (Tinggal Pindahin BAB 4 PDF
KEP. KRITIS UTS (Tinggal Pindahin BAB 4 PDF
Di susun oleh:
KARIMATANNISA 2720160064
NOVIANTI 2720150036
2019/2020
KATA PENGANTAR
A. LATAR BELAKANG
Sepsis pada bayi baru lahir masih merupakan masalah yang belum dapat
dipecahkan dalam perawatan dan penanganan bayi baru lahir. Di negara
berkembang hampir sebagian besar bayi baru lahir yang dirawat mempunyai
kaitannya dengan sepsis. Hal yang sama ditemukan pada negara maju yang
dirawat di unit intensif bayi baru lahir. Disamping morbiditas, mortalitas
tinggi ditemukan pada penderita sepsis bayi baru lahir.
Dalam laporan WHO yang dikutip dalam Child Health Research Project
Special Report : reducing perinatal and neonatal mortality dikemukakan
bahwa 40% kematian bayi baru lahir terjadi karena berbagai bentuk infeksi
seperti infeksi saluran napas, tetanus neonatorum, sepsis dan infeksi
gastrointestinal. disamping tetanus neonatorum, case fatality rate yang tinggi
ditemukan pada sepsis neonatorum. Hal ini terjadi karena banyak faktor resiko
infeksi pada masa perinatal yang belum dapat dicegah dan ditanggulangi.
Sepsis neonatorum atau septicemia neonatorum merupakan keadaan
dimana terdapat infeksi oleh bakteri dalam darah di seluruh tubuh. Perjalanan
penyakit sepsis neonatorum dapat berlangsung cepat sehingga sering sekali
tidak terpantau,tanpa pengobatan yang memadai bayi dapat meninggal dalam
24 sampai 48 jam. Angka kejadian sepsis neonatorum masih cukup dan
merupakan penyebab kematian utama pada neonatus.Hal ini karena neonatus
rentan terhadap infeksi. Kerentanan neonatus terhadap infeksi dipengaruhi
oleh berbagai faktor.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan sepsis neonatorum?
2. Apa klasifikasi dari sepsis neonatorum?
3. Apa penyebab terjadinya sepsis neonatorum?
4. Bagaimana patofisiologi sepsis neonatorum?
5. Apa manifestasi klinis dari sepsis neonatorum?
6. Apa komplikasi pada sepsis neonatorum?
7. Apa saja pemeriksaan penunjang yang dilakukan terhadap pasien sepsis
neonatorum?
8. Apa saja tindakan dan pencegahan yang harus dilakukan dari sepsis
neonatorum?
9. Apa prognosis dari sepsis neonatorum?
10. Bagaimana konsep asuhan keperawatan pada pasien sepsis neonatorum?
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui konsep dan Asuhan Keperawatan pada anak
dengan resikotinggi sepsis.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu memahami defenisi dari sepsis.
b. Mahasiswa mampu memahami etiologi dari sepsis.
c. Mahasiswa mampu memahami faktor resiko sepsis.
d. Mahasiswa mampu memahami manifestasi dari sepsis.
e. Mahasiswa mampu memahami patofisiologi dari sepsis.
f. Mahasiswa mampu memahami dari sepsis.
g. Mahasiswa mampu memahami dari sepsis.
h. Mahasiswa mampu memahami dari sepsis
i. Mahasiswa mampu memahami dari sepsis.
j. Mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan kritis pada kasus
sepsis.
BAB II
KONSEP PENYAKIT
F. Pathway
G. Patofisiologi Sepsis Neotatorum
Mikroorganisme atau kuman penyebab infeksi dapat mencapai neonates
melalui beberapa cara yaitu:
1. Pada masa antenatal atau sebelum lahir
Pada masa antenatal kuman dari ibu setelah melewati plasenta dan
umbilicus masuk ke dalam tubuh bayi melalui sirkulasi darah janin.
Kuman penyebab infeksi adalah kuman yang dapat menembus plasenta,
antara lain virus rubella, herpes, sitomegalo, koksaki, hepatitis, influenza,
parotitis. Bakteri yang dapat melalui jalur ini antara lain malaria, sifilis
dan toksoplasma.
2. Pada masa intranatal atau saat persalinan
Infeksi saat persalinan terjadi karena kuman yang ada pada vagina dan
serviks naik mencapai korion dan amnion. Akibatnya, terjadi amnionitis
dan korionitis, selanjutnya kuman melalui umbilicus masuk ke tubuh bayi.
Cara lain yaitu saat persalinan, cairan amnion yang sudah terinfeksi dapat
terinhalasi oleh bayi dan masuk ke traktus digestivus dan traktus
respiratorius, kemudian menyebabkan infeksi pada lokasi tersebut. Selain
melalui cara tersebut di atas infeksi pada janin dapat terjadi melalui kulit
bayi atau posrt de entre lain saat bayi melewati jalan lahir yang
terkontaminasi oleh kuman (misalnya herpes genitalis, candida albican
dan n. gonorrea).
3. Infeksi pascanatal atau sesudah persalinan
Infeksi yang terjadi sesudah kelahiran umumnya terjadi akibat infeksi
nosokomial dari lingkungan di luar rahim (misalnya melalui alat-alat:
pengisap lendir, selang endotrakea, infus, selang nasogastrik, botol
minuman atau dot). Perawat atau profesi lain yang ikut mengenai bayi
dapat menyebabkan terjadinya infeksi nosokomial. Infeksi juga dapat
terjadi melalui luka umbilicus.
H. Pemeriksaan Penunjang Sepsis Neotatorum
1. Pemeriksaan penunjang sepsis:
a. Darah perifer lengkap (DPL), hitung jenis, trombosit
b. Protein C-reaktif
c. Kultur darah
d. Urin-mikroskopis dan kultur
e. Cairan serebrospinal (CSS), jika terdapat indikasi
f. Rongent dada, jika terdapat indikasi
g. Lokasi infeksi-pertimbangkan aspirasi jarum atau biopsy untuk
pewarnaan Gram dan mikroskopi direk
h. Aspirasi trakea jika diventilasi
2. Pertimbangkan:
a. Kultur vagina ibu
b. Jaringan plasenta (Listeria monocytogeneses)
c. Skrining antigen cepat
d. Gas darah
e. Skrining koagulasi (Lissauer, 2009)
I. Pencegahan Terjadinya Sepsis Neonatorum
1. Pada masa antenatal
Perawatan antenatal meliputi kesehatan ibu secara berkala, imunisasi,
pengobatan terhadap penyakit infeksi yang diderita ibu, asupan gizi yang
memadai, penanganan segera terhadap keadaan yang dapat menurunkan
kesehatan ibu dan janin, rujukan segera ke tempat pelayanan yang
memadai bila diperlukan
2. Pada saat persalinan
Perawatan ibu selama persalinan dilakukan secara aseptic, dalam arti
persalinan diperlukan sebagai tindakan operasi. Tindakan intervensi pada
ibu dan bayi seminimal mungkin dilakukan (bila benar-benar diperlukan).
Mengawasi keadaan ibu dan janin yang baik selama proses persalinan,
melakukan rujukan secepatnya bila diperlukan dan menghindari perlukaan
kulit dan selaput lendir.
3. Sesudah persalinan
Perawatan sesudah lahir meliputi menerapkan rawat gabung bila bayi
normal, pemberian ASI secepatnya, mengupayakan lingkungan dan
peralatan tetap bersih, setiap bayi menggunakan peralatan sendiri.
Perawatan luka umbilicus secara steril. Tindakan invasive harus dilakukan
dengan memperhatikan prinsip-prinsip aseptic. Menghindari perlukaan
selaput lendir dan kulit, mencuci tangan dengan menggunakan larutan
desinfektan sebelum dan sesudah memegang setiap bayi. Pemantauan
keadaan bayi secara teliti disertai pendokumentasian data-data yang benar
dan baik. Semua personel yang menangani atau bertugas di kamar bayi
harus sehat. Bayi yang berpenyakit menular harus diisolasi. Pemberian
antibiotik secara rasional, sedapat mungkin melalui pemantauan
mikrobiologi dan tes resistensi.
J. Penatalaksanaan Sepsis Neotatorum
1. Perawatan suportif: jalan nafas (IAirway), Pernapasan (Breathing),
Sirkulasi (Circulation). Pemeriksaan glukosa darah
2. Obati dengan antibiotik segera setelah terdapat kecurigaan sepsis, segera
setelah mengambil kultur, namun sambil menunggu hasil kultur
3. Pilih antibiotik bergantung pada insiden local
4. Sepsis onset dini
Mencakup organisme gram positif dan gram negatif, misalnya:
penisilin/amoksilin + aminoglikosida (misalnya gentamisin/tobramisin)
5. Sepsis onset lambat
Juga diperlukan untuk mencakup stafilokokus koagulase-negatif dan
enterokokus, misalnya: metisilin/flukloksasilin + gentamisin atau
sefalosporin/gentamisin + vankomisin.
Jika kateter vena sentral terpasang, lepaskan jika tidak responsive
terhadap antibiotik, kultur positif persisten terhadap organisme Gram –
negatif atau sakit berat (Lissauer, 2009).
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN SEPSIS NEOTATORUM
A. Pengkajian
1. Identitas
Umur: <72 jam (berkisar 24 jam sampai 6 hari) dan >72 jam (Lissauer,
2009)
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama: Dispnea atau takipnea atau apnea
b. Riwayat penyakit sekarang: dispnea, takipnea, apnea, tampak tarikan
otot pernapasan, merintih, dan pernapasan cuping hidung (Surasmi,
2003).
c. Riwayat penyakit dahulu: ibu pernah menderita penyakit yang
disebabkan oleh antara lain virus rubella, herpes, sitomegalo, koksaki,
hepatitis, influenza, parotitis. Bakteri malaria, sifilis dan toksoplasma
yang dapat ditularkan ke janin melalui melewati plasenta dan
umbilicus masuk ke dalam tubuh bayi melalui sirkulasi darah janin
(Surasmi, 2003).
d. Riwayat kehamilan
Pernah menderita penyakit infeksi seperti toksoplasmosis, rubeola,
toksemia gravidarum, dan amnionitis, ketuban pecah lama (>18 jam)
(Surasmi, 2003)
e. Riwayat Intranatal
Ibu terinfeksi kuman yang menyebabkan amnionitis dan korionitis
menularkan pada janin melalui umbilicus juga dapat terinfeksi dengan
terinhalasi oleh bayi. Infeksi juga dapat terjadi melalui kulit bayi atau
posrt de entre lain saat bayi melewati jalan lahir yang terkontaminasi
oleh kuman (misalnya herpes genitalis, candida albican dan n.
gonorrea), ibu demam (>38oC) saat persalinan (Surasmi, 2003).
f. Riwayat Pascanatal
Terjadi akibat infeksi nosokomial dari lingkungan di luar rahim
(misalnya melalui alat-alat: pengisap lendir, selang endotrakea, infus,
selang nasogastrik, botol minuman atau dot). Perawat atau profesi lain
yang ikut mengenai bayi dapat menyebabkan terjadinya infeksi
nosokomial. Infeksi juga dapat terjadi melalui luka umbilicus.
3. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum meliputi hipertermi atau hipotermi atau bahkan
normal, aktivitas lemah atau tidak ada dan tampak sakit, berat badan
menurun tiba-tiba,
b. Sistem pernapasan: terjadi gawat napas/peningkatan kebutuhan
ventilasi,dispnea, takipnea, apnea, tampak tarikan otot pernapasan,
merintih, mengorok, dan pernapasan cuping hidung,
c. Sistem kardiovaskuler meliputi hipotensi, kulit lembab, pucat dan
sianosis, takikardi
d. Sistem saluran cerna mencakup distensi abdomen, malas atau tidak
mau minum, muntah, diare,
e. Sistem saraf pusat meliputi reflek moro abnormal, iritabilitas, kejang,
hiporefleksi, fontanel anterior menonjol, pernapasan tidak teratur,
f. Hematologi mencakup tampak pucat, ikterus, petekie, purpura,
perdarahan, splenomegali.
g. Sistem hepar yaitu ikterus
h. Sistem muskuloskeletal: berkurangnya pergerakan anggota gerak pada
tulang atau sendi
4. Pemeriksaan laboratorium
a. Kultur darah
1) Baku emas namun dapat negatif jika jumlah darah tidak cukup
2) Jika sepsis dicurigai jalur sentral, ambil contoh darah dari jalur
tersebut.
b. Hitung darah
Dipikirkan suatu infeksi bila:
1) Neutropenia atau neutrofilia
2) Peningkatan rasio sel imatur (batang): neutrofil total
3) Trombositopenia
c. Protein C-reaktif
1) Meningkat pada infeksi; juga setelah aspirasi mekonium, asfiksia
dan pascapembedahan
2) Membutuhkan waktu beberapa jam untuk meningkat-pada awalnya
mungkin normal
d. CSS
Meningitis:
1) Lebih dari 30 sel darah putih/mm 3 (30 x 109/L), namun lebih dari
20/mm3 (20 x 109/L) juga mencurigakan
2) Protein-pada bayi aterm (cukup bulan) >200 mg/dL (>2 g/L).
3) Glukosa-kurang dari 30% glukosa darah.
4) Dapat mengobservasi streptokokus grup B pada pewarnaan Gram
tanpa adanya sel darah putih
B. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan
ventilasi perfusi ditandai dengan dispnea, napas cuping hidung, sianosis,
takikardi.
2. Hipetermi b/d penurunan respirasi/sepsis ditandai dengan bayi tidak dapat
mempertahankan menyusu, takikardi
3. Hipotermi b/d distress pernapasan, bayi dengan kekurangan energi untuk
mempertahankan menyusu ditandai dengan peningkatan konsumsi
oksigen, penurunan ventilasi, takikardi
4. Discontinuitas pemberian ASI b.d prematuritas ditandai dengan pemberian
ASI non-ekslusif
5. Ketidakefektifan pola makan bayi b.d prematuritas ditandai dengan
ketidak mampuan mempertahankan mengisap yang efektif, ketidak
mampuan mengoordinasi mengisap, menelan dan bernapas
6. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidak
mampuan mencerna makanan dan ketidak mampuan mengabsorbsi nutrien
ditandai dengan diare, kelemahan otot untuk menelan, tonus otot menurun
7. Pertumbuhan tidak proposional b.d penyakit kronis ditantai dengan
prematuritas, infeksi, malnutrisi
8. Risiko keterlambatan perkembangan b.d penyakit kronis ditandai dengan
prematuritas, nutrisi tidak adekuat Risiko perluasan infeksi berhubungan
dengan Penekanan sistem imun ditandai dengan
9. Risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah b.d status kesehatan fisik
ditandai dengan gangguan status kesehatan fisik, asupan diet tidak cukup
10. Ikterik neonatus b.d bayi mengalami kesulitan transisi kehidupan ekstra
uterin ditandai dengan profil darah abnormal, kulit kuning sampai orange
11. Ketidakefektifan pemberian ASI b.d prematuritas ditandai dengan tidak
menghisap payudara terus menerus
C. Intervensi Keperawatan
BAB IV
2. Identitas Ibu
Nama : Ny. R
Umur : 30
Agama : Islam
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan : SMA
Suku/Bangsa : Sunda / Indonesia
Pekerjaan : IRT
Alamat : Griya Rajeg RT/RW 07/006
3. Identitas Ayah
Nama : Tn. S
Umur : 34
Agama : Islam
Jenis kelamin : Laki-Laki
Pendidikan : SMK
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Griya Rajeg RT/RW 07/006
0 1 2 1 MENIT 5 MENIT
Tidak teraba <100 >100 2 2
7. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : bayi terlihat lemah
b. Tanda vital
- suhu aksila : 35.5
- FJ apical : 145x/menit
- Pernafasan: 60x/menit
c. Pengukuran umum
- BB : 1.700 Gr
- PB : 43
- LK/LD : 30/26
d. Menangis : meringis
e. Kulit : warna kuning
f. kepala :
- Kulit kepala kurang bersih, tidak ada nyeri tekan, tidak ada edem
- LK 30
g. Mata :
- Sklera mata warna putih dan Konjuntiva tampak pucat dan
refleks-refleks mata kurang terangsang karena belum maturnya
fungsi mata
h. Telinga
- Bentuk keduanya simetris tidak ada kelainan. Bersih tidak ada
nyeri tekan. telinga kurang berkembang, keadaan lunak dan
lembut ditumbuhi lanugo
i. Hidung :
- Bentuk hidung pasien normal, simetris, tidak ada perdarahan.
Tidak ada nyeri tekan
j. Mulut
- Bentuk bibir normal tidak ada kelainan,warna bibir kebiruan,
mukosa kering
k. Leher
- Pada leher ditemukan adanya refleks tonik neck, penurunan
refleks menelan (swallow refleks).
l. Dada :
- Bentuk dada relatif kecil dibandingkan ukuran lingkaran kepala
tulang rusuk masih agak lemah. Pernafasan cenderung tidak
teratur, seringkali ditemukan takipnea
m. Abdomen
- Abdomen buncit atau kembung dan pembuluh darah tampak
terlihat, peristaltik usus dapat terdengar 16 x / menit, tampak
kuning
n. Genetalia : Laki-laki
- Bersih, tidak ada darah, tidak ada gangguan
o. Anus
- Saat diinspeksi ada lubang anus , BaB bercampus mekonium
(hitam)
- Saat dipalpasi wink anal baik
p. EkstremitaAtas : tidak ada edema, tidak ada clubbing finger,
terdapat sianosis, terpasang infuse pada tangan sebelah kiri, aktivitas
lemah
Bawah : tidak ada edema, tidak ada clubbing finger, aktivitas lemah
ANALISA DATA
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
Masa antenatal
Sepsis
Peningkatan leukosit
Infeksi
2 DS : - Nutrisi kurang dari
DO : Penyakit infeksi yang di kebutuhan tubuh
- aktivitas lemah derita ibu
- tampak sakit
- menyusu buruk
- BB rendah 1.700 gr Bakteri dan
virus
Masuk
keneonatus
Masa intranatal
sepsiss
sistempencernaan distensi
abdomen
anoreksia, muntah
nutrisi kurang
dari kebutuhan
3
DS:- Gangguan pola nafas
DO: Penyakit infeksi yang di
- Pernafasan 60x/menit derita ibu
- Terpasang oksigen
Bakteri dan
virus
Masuk
keneonatus
Masa intranatal
sepsiss
takipnea
Gangguan pola nafas
DIAGNOSA KEPERAWATAN
INTERVENSI KEPERAWATAN
NO DX TUJUAN INTERVENSI
KEPERAWATAN
1 Infeksi yang berhubungan Setelah dilakukan a. Kaji bayi yang memiliki resiko
dengan penularan infeksi asuhan keperawatan menderita infeksi meliputi :
pada bayi sebelum, selama 3x24 jam masalah 1. Kecil untuk masa kehamilan,
dan sesudah kelahiran. infeksi dapat teratasi besar untuk masa kehamilan,
dengan criteria hasil prematur.
- penularan infeksi 2. Nilai agar dibawah normal
tidak terjadi. 3. Bayi mengalami tindakan
operasi
4. Epidemi infeksi dibangsal
bayi dengan kuman E. coli
Streptokokus
5. Bayi yang megalami
prosedur invasif
6. Kaji riwayat ibu, status sosial
ekonomi, flora vagina,
ketuban pecah dini, dan
infeksi yang diderita ibu.
IMPLEMENTASI
no tanggal jam implementasi Paraf
1 mengkaji bayi yang memiliki resiko menderita
infeksi
R/
mengkaji adanya tanda infeksi meliputi suhu
tubuh yang tidak stabil, apnea, ikterus, refleks
mengisap kurang, minum sedikit, distensi
abdomen, letargi atau iritablitas.
R/ pasien mengalami hipertermi s : 38 celcius
mengkaji tanda infeksi yang berhubungan dengan
sistem organ
R/ pola nafas pasien berangsur normal
mengkaji hasil pemeriksaan laboratorium
R/
2 mengkaji intoleran terhadap minuman
R/ pasien mau meminum susu yang diberikan
lewat NGT
menghitung kebutuhan minum bayi
R/ kebutuhan minum pasien 60 X 3 sehari
menimbang berat badan setiap hari
R/ berat badan pasien mengalami penaikan setiap
1 bulan. BB naik : 0,2 ons
mengkaji perubahan pernapasan meliputi takipnea,
pernapasan cuping hidung, gunting,sianosis, ronki
kasar, periode apnea yang lebih dari 10 detik.
R/ pasien sudah tidak mengalami periode apnea
3 memantau denyut jantung secara elektronik untuk
mengetahui takikardia atau bradikardia dan
perubahan tekanan darah.
R/ denyut jantung pasien normal
menyediakan oksigen lembap dan hangat dengan
kadar T1O2 yang rendah untuk menjaga
pengeluaran energi dan panas.
R/ pasien mau diberikan oksigen
menghisap lendir atau bersihkan jalan napas
secara hati-hati
R/ pernafasan pasien menjadi lebih bersih
EVALUASI
A. Kesimpulan
Sepsis neonatorum adalah infeksi yang masuk ke dalam tubuh secara
langsung yang dapat menimbulkan gejala klinis yang berat.
Penyebab sepsis neonatorum adalah bakteri gram positif dan gram negatif,
virus infeksi, dapat masuk secara hematogen, atau infeksi asenden (Manuaba,
2009). Sedang menurut amin & kusuma (2013) bakteri gram (-) dan fokus
primernya dapat berasal dari saluran genitourinarium, saluran empedu dan
saluran respirasi juga bisa berasal luka bakar terbuka.
B. Saran
Dengan di susunnya makalah ini mengharapkan kepada semua pembaca agar
dapat menelaah dan memahami serta menanggapi apa yang telah penulis
susun untuk kemajuan penulis makalah selanjutnya dan umumnya untuk
lebih dalam Asuhan Keperawatan dalam kasus Sepsis.
DAFTAR PUSTAKA
Asrining Surasmi, Siti Handayani, Heni Nur Kusuma. 2009. Perawatan Bayi
Risiko Tinggi. Jakarta: EGC
Hartono, Andry, dkk. 2014. Asuhan Kebidanan Neonatus normal dan Patologis.
Jakarta: Binapura Aksara.
Herdman, T. Heather alih bahasa Anna Keliat, Budi dkk. 2015. Nanda
Internasional Inc. diagnosa keperawatan : definisi &klasifikasi 2015-2017 Edisi
10. Jakarta : EGC..
H. Pudjiadi, Antonius, dkk. 2010. Pedoman pelayanan Medis Ikatan Dokter
Indonesia. Jakarta : IDAI.
Huda Nurarif, Amin & Hamdani Rahil, Nazwar. 2016. Asuhan Keperawatan
Praktis berdasarkan penerapan diagnose Nanda, Nic, Noc dalam berbagai kasus
Edisi Revisi Jilid 2. Jogjakarta: MediAction.
Wulandari, Dewi & Erawati Meira. 2016. Buku Ajar keperawatan Anak.
Yogyakarta : Pustaka Belajar.