BUAT DApus
BUAT DApus
PENDAHULUAN
Fenomena disrupsi telah mengubah persepsi manusia dalam hal melakukan kegiatan
sehari-hari. Salah satunya adalah melakukan suatu transaksi yang lebih cepat dan
tantangan tersebut.
untuk menyediakan layanan keuangan dengan biaya lebih murah melalui platform
layanan keuangan yang saat ini tidak ditawarkan oleh lembaga keuangan tradisional.
Salah satu layanan yang mengalami perkembangan dengan pesat adalah alat
sangat signifikan dari tahun 2017. Uang elektronik itu sendiri memiliki karakteristik
yang berbeda dengan alat pembayaran yang berupa kartu kredit dan kartu debit.
elektronik tertentu.
Sumber: Bank Indonesia
Alat pembayaran yang berbentuk fisik (uang fisik, kartu debit, kartu kredit,
serta uang elektronik) telah bergeser pada bentuk yang lebih digital. Satu media
elektronik yang digunakan untuk menyimpan nilai uang elektronik adalah berbasis
pembayaran tidak memerlukan kartu tetapi bisa menggunakan aplikasi pada ponsel.
sebanyak 82,7 persen sadar akan adanya dompet digital. Hasil riset dari Snapcart
(2019) menemukan tiga jenis transaksi yang paling banyak digunakan dalam dompet
transportasi daring, dan 20 persen untuk pemesanan makanan daring. Snapcart (2019)
mendapatkan pengalaman transaksi yang lebih praktis, cepat, dan tidak perlu
kehidupan sehari-hari. Dari sekian banyak penyedia uang elektronik, produk Gopay
dan OVO menjadi favorit. Hal ini tak lepas dari manfaat yang ditawarkan oleh
atau penolakannya masih tetap menjadi suatu masalah. Dalam beberapa dekade
terakhir, minat komunitas riset dalam menangani pertanyaan ini telah menghasilkan
yang efektif (Marangunic dan Granic, 2015). Technology Acceptance Model (TAM),
diperkenalkan oleh Davis (1989), menjadi model dominan dalam menyelidiki faktor
Theory of Planned Behavior (TPB). TAM menggunakan TRA sebagai latar belakang
teoritis untuk pemodelan hubungan antar variabel. Secara khusus, TAM didasarkan
pada dua keyakinan tertentu, yakni kegunaan yang dirasakan dan persepsi kemudahan
Seiring berjalannya waktu, muncul berbagai model selain TRA dan TAM.
2015). Untuk itu diperlukan peninjauan dan sintesis untuk kemajuan menuju
Unified Theory of Acceptance and Use Technology (UTAUT) untuk memajukan teori
digunakan. Proses pembayaran yang lebih praktis membuat konsumen kurang sadar
tentang situasi keuangan saat ini dan mengarah pada kesenangan dalam pembelian
impulsif yang lebih besar (Dutta et al., 2003). Penelitian yang telah dilakukan pada
untuk pembelian impulsif. Studi tersebut cenderung menekankan manfaat bagi toko
(Alliance, 2008).
Bank Indonesia hingga Juli 2019 mencatat bahwa nilai transaksi uang
Indonesia akan terus tumbuh karena ditopang oleh teknologi keuangan pembayaran.
karena adanya tawaran promo atau cashback, kerja sama toko dengan penyedia
Berdasarkan latar belakang tersebut, masalah yang dirumuskan pada penelitian ini
terhadap pembelian impulsif yang dimoderasi oleh promosi. Venkatesh et al. (2003)
menawarkan Unified Theory of Acceptance and Use Technology (UTAUT) untuk
tersebut berpengaruh pada variabel niat berperilaku dan kemudian berpengaruh pada
perilaku penggunaan.
internet seluler.
internet. Sedangkan Shin (2009) dan Patel (2016) menemukan bahwa pengaruh sosial
tidak berpengaruh signifikan pada niat penggunaan mobile wallet. Weng et al. (2017)
juga menemukan bahwa norma subyektif tidak berpengaruh signifikan terhadap niat
conditions merupakan sejauh mana seseorang percaya bahwa dukungan eksternal dari
(Venkatesh et al., 2003). Antunes dan Amaro (2016) menemukan bahwa facilitating
menunjukkan bahwa pilihan metode pembayaran (cek dan kartu kredit) mempunyai
efek pada niat dan perilaku pembelian (Soman, 2001). Proses pembayaran yang lebih
praktis membuat konsumen kurang sadar tentang situasi keuangan saat ini dan
mengarah pada kesenangan dalam pembelian impulsif yang lebih besar (Dutta et al.,
terlepas dari promosi yang ditawarkan oleh toko (potongan harga, poin, cashback,
dan kupon). Oleh karena itu, penelitian ini akan menguji pengaruh penggunaan
moderasi.
aplikasi pembayaran?
pembayaran?
pembayaran?
aplikasi pembayaran?
pembelian impulsif?
Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah sebagai berikut.
pembayaran.
pembayaran.
pembayaran.
impulsif.
Kontribusi yang diharapkan dari penelitian ini dibagi menjadi tiga aspek, yaitu
Penelitian ini dapat menjelaskan proses keputusan pembelian impulsif terkait dengan
berupa potongan harga juga menjadi nilai tambah hubungan antara penggunaan
UTAUT yang telah diperluas dalam penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi
Penelitian ini memberi kontribusi bagi ilmu pengetahuan serta dapat dijadikan
penggunaan aplikasi pembayaran. Selain itu, penelitian ini dapat menambah wawasan
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan suatu teknologi, khusunya
aplikasi pembayaran.
Hasil penelitian ini bisa menjadi acuan bagi para penyelenggara uang elektronik
terkait strategi pemasaran untuk mengembangkan aplikasi mobile yang sesuai dengan
kebutuhan pasar di era digital saat ini. Praktisi dapat memperkirakan apa yang perlu
ditingkatkan dari aplikasi pembayaran, baik itu dari segi fitur maupun layanan yang
diberikan. Selain itu, penyedia aplikasi pembayaran juga dapat bekerja sama dengan
toko atau merchant dengan memberika penawaran yang akan menguntungkan kedua
belah pihak.
Sistematika penulisan pada penelitian ini terdiri dari lima bab yang memiliki
keterkaitan satu sama lainnya. Adapun sistematika penulisan pada penelitian ini
Bab ini terdiri dari latar belakang penelitian, rumusan masalah, pertanyaan penelitian,
Bab ini terdiri dari penjelasan teori dan konsep yang digunakan dalam penelitian ini,
Bab ini terdiri dari hasil penyebaran kuesioner, karakteristik responden, hasil uji
validitas dan reliabilitas, statistik deskriptif, hasil uji asumsi klasik, hasil pengujian
Bab ini terdiri dari kesimpulan hasil penelitian, keterbatasan penelitian dan saran
dan teknologi yang berbeda dalam berbagai konteks yang berbeda. Situasi ini pada
sering dipaksa untuk memilih karakteristik berbagai model dan teori yang sering
model terpadu yang menyatukan pandangan alternatif pada penerimaan pengguna dan
konstruk ini dimoderasi oleh jenis kelamin, usia, pengalaman, dan kesukarelaan
akan dapat menilai niat individu untuk menggunakan sistem tertentu, sehingga
memungkinkan untuk mengidentifikasi pengaruh penting pada niat penerimaan
teknologi apa pun yang diberikan (Williams, Rana, dan Dwivedi, 2015).
Teori dan model UTAUT telah digunakan secara luas dan berhasil oleh
sejumlah besar studi sebelumnya tentang teknologi atau adopsi inovasi dan difusi
dalam berbagai disiplin ilmu. Beberapa ilmu yang mengadopsi model UTAUT adalah
Venkatesh et al. (2003) mempresentasikan hasil dari studi enam bulan dari empat
antara 17 dan 53 persen varians dalam niat pengguna untuk menggunakan teknologi.
Performance expectancy adalah tingkatan individu yang percaya bahwa sejauh mana
Aspek ini diformulasikan untuk UTAUT melalui agregasi dari lima konstruk:
relatif dan ekspektasi hasil dalam model yang berbeda (Venkatesh et al., 2003).
Performance expectancy termasuk cara penggunaan yang fleksibel, pertimbangan
penentu niat perilaku terkuat untuk menggunakan aplikasi seluler. Jika konsumen
menemukan nilai dan inovasi dari aplikasi jejaring sosial, mereka lebih bersedia
untuk membeli dan mengejar penggunaan aplikasi jejaring sosial. Konsumen akan
harga produk, dan mendapatkan informasi promosi yang relevan di lokasi hanya
belanja seluler dapat terkait dengan kemudahan akses ke situs dan kemudahan
menavigasi fungsi dan fitur situs aplikasi (Venkatesh et al., 2003). Chua dan Rezaei
lebih disukai oleh konsumen dibandingkan dengan teknologi yang rumit untuk
digunakan (Im et al., 2008). Ketika kompleksitas teknologi berkurang, niat individu
Pengaruh sosial adalah persepsi individu bahwa orang lain berpikir dia harus
terdiri dari norma-norma subyektif, faktor sosial, dan konstruksi citra yang
dan motivasi untuk mematuhi makna sosial bersama di antara anggota kelompok
dari teman, keluarga dan kolega untuk berkomunikasi dan bertukar informasi dengan
mereka. Pengaruh sosial mengacu pada sejauh mana individu merasakan bahwa orang
lain signifikan memengaruhi persepsi mereka untuk menggunakan teknologi (Martin
dan Herrero, 2012). Pengaruh sosial terhadap pengadopsian teknologi mengacu pada
sejauh mana anggota jaringan sosial mempengaruhi perilaku satu sama lain, Pengaruh
sosial menjadi elemen penting untuk pengambilan keputusan (Rice et al., 1990).
orang lain yang berpengaruh memiliki dampak penting pada tindakan apa aseseorang
teknologi. Pengaruh sosial setiap individu menghargai setiap pengaruh dari seseorang
sosial adalah dampak kekuatan diskursif konsumen melalui hubungan sosial yang
berarti sumber daya yang dimiliki pengguna akan sangat mempengaruhi penerimaan
suatu teknologi. Menurut Triandis (1980), facilitating conditions sebagai suatu faktor
dalam lingkungan yang menjembatani atau membuat suatu tindakan lebih mudah
dilakukan.
referensi untuk memiliki sumber daya, pengetahuan, dan dukungan teknis atau
seperti panduan pengguna, instruksi teknis dan bantuan pribadi menjadi lebih penting
Sebagian besar dari kita sudah terbiasa dengan pulang ke rumah dengan produk yang
tidak pernah terpikirkan untuk dibeli. Pembelian impulsif telah lama diidentifikasi
sebagai perilaku yang signifikan dalam bisnis ritel (Stern, 1962). Pembelian impulsif
berbeda tergantung pada perbedaan individu dan budaya (Dittmar et al., 1995;
Verplanken dan Herabadi, 2001; Kacen dan Lee, 2002). Pembelian impulsif
didefinisikan sebagai pengalaman konsumen yang relatif luar biasa dan menarik,
akan konsekuensi di masa depan, dorongan yang kuat dan gigih untuk pembelian
impulsif sangat sulit untuk ditolak (Rook, 1987; Beatty dan Ferrell, 1998; dan Sharma
et al., 2010).
didefinisikan sangat berbeda dari perspektif lainya. Hal yang disoroti dari berbagai
kepribadian, emosi, masalah identitas, proses kognitif, kontrol diri, atau psikopatologi
(Rook, 1987). Perilaku konsumen yang digerakkan secara emosional dan secara
melakukan pembelian impulsif ketika di hadapkan pada objek yang menarik (Zhang
dan Shrum, 2009; Punj, 2011). Konsumen mengambil keputusan sangat singkat
dalam pembelian impulsif, hanya memiliki selang waktu beberapa saat dalam rangka
pemenuhan keinginan yang didorong oleh faktor godaan hedonis, kepuasan, dan
suasana hati yang tinggi (Baun dan Groeppel, 2003; Punj, 2011; Puri, 1996; Taute
Godaan yang dirasakan konsumen berasal dari daya tarik emosional terhadap
dan stimulasi pembelian impulsif yang cenderung memberi tekanan pada emosi dan
kepuasaan perasaan disebabkan oleh pengalaman masa lalu (Beatty dan Ferrell, 1998;
Flight et al., 2012; Puri, 1996; Benteng, 1987; Hoch dan Loewenstein, 1991; Kacen
ditambah dengan faktor situasional (Adelaar et al., 2003; Dholakia, 2000; dan
Satu wawasan teoritis bahwa pemahaman tentang perilaku tidak masuk akal
keputusan pembelian dalam social trading, mereka sering bertindak secara impulsif
karena social trading adalah situs web deal-of-the-day yang terdapat fitur kupon,
hadiah diskon saat membeli (Lee & Kim, 2012). Terdapat perbedaan dua model
pembelian yang dilakukan oleh konsumen, yaitu pembelian yang masuk akal
keputusan yang sederhana dibuat dari rangsangan emosional. Oleh karena itu, dalam
pembelian impulsif, seseorang tidak mempertimbangkan opsi alternatif lain atau fase
pencarian informasi terkait dengan objek yang akan dibeli (Benteng dan Hoch, 1985).
Menurut Applebaum (1951), bahwa pembelian impulsif merupakan hasil dari faktor
rangsangan promosi yang diberikan oleh aplikasi dalam perjalanan belanja atau
atau terpikirkan saat berpergian, tetapi diputuskan ketika dihadapkan pada objek.
2.3 Promosi
Strategi promosi tak terduga pada pembelian barang tertentu adalah faktor yang
membuat konsumen tidak dapat menahan keinginan untuk berbelanja, yang akhirnya
melakukan pembelian impulsif (Nusair et al., 2010). Semakin besar promosi akan
membuat konsumen semakin antusias untuk membeli secara spontan (Park dan Noh,
Song et al., 2015). Stimulus instan semacam harga diskon akan mendorong
konsumen untuk mengubah standar referensi mereka untuk harga produk, dan
perubahan ini mempengaruhi kesediaan mereka untuk melakukan pembelian
batasan strategis dari persediaan, waktu, atau kondisi pembelian dari suatu
bahwa produk tersebut populer dan laris manis di pasaran, yang membuat
Pembayaran
diberikan oleh perbankan kepada pelanggan membuat mereka lebih antusias, karena
adanya utilitas yang dirasakan oleh pelanggan (Alalwan et al., 2016). Performance
expectancy yang tinggi disebabkan oleh utilitas yang diperoleh akan berpengaruh
yang diperoleh dalam kondisi tertentu (Venkatesh et al., 2003). Konsumen memiliki
sikap antusias dari pengadopsian teknologi, ketika mereka memiliki jaminan bahwa
menggunakanya (Compeau dan Higgins, 1995). Penelitain yang dilakukan oleh Park
yang diberikan yang berasal dari multisensor, emotif, dan aspek hiburan dari
lain, melalui ponsel layanan belanja atau berinteraksi dengan ponsel fungsi multi
sensor dan fitur layanan. Saat performance expectancy terpenuhi saat pengunaan
belanja mobile, maka sikap positif konsumen terhadap penggunaan layanan belanja
Abu Shanab dan Pearson (2007) meneliti penggunaan internet banking, hasil
menggunakan aplikasi pembayaran dapat memperoleh manfaat dari waktu yang lebih
fleksibel, mudah mengatur anggaran, histori transaksi, dan mudah digunakan dalam
kondisi apapun (Limayem et al., 2007). Mazhar et al. (2014) menyatakan perilaku
sebagai berikut.
pembayaran.
Era industri 4.0 memiliki ketersedian teknologi baru yang pengunaanya memudahkan
konsumen berinteraksi dengan konsumen lainya secara mudah dan praktis. Venkatesh
Penelitian Zhou et al. (2010) juga menemukan adanya hubungan langsung antara
effort expectancy dan niat perilaku untuk menggunakan konstruk UTAUT. Jika
sebuah teknologi baru membutuhkan sedikit usaha untuk mempelajari dan memahami
cara menggunakannya, niat adopsi pengguna dari teknologi akan lebih tinggi. Yang
(2015) menunjukkan bahwa effort expectancy merupakan prediktor positif dari adopsi
al., 2015).
mobile bangking akan meningkatkan tingkat pengadopsian yang lebih tinggi (Koenig-
aplikasi, hal itu akan meningkatkan niat konsumen untuk melakukan transaksi
perbankan Jordania, hasilnya menemukan persepsi effort expectancy yang tinggi akan
menggunakanya, hal itu akan menciptakan kesan positif yang membuat konsumen
mengadopsi penggunaan teknologi m-banking (Mazhar et al., 2014). Effort
sosial (Malhotra dan Galletta, 1999). Penelitain Nysveen et al. (2005) menemukan
menggunakan aplikasi seluler. Pengaruh sosial sangat dipengaruhi oleh persepsi dari
aplikasi seluler (Dahlberg et al., 2008). Hal ini diindikasi oleh interaksi yang terjadi
teknologi 3G. Persepsi positif yang diperoleh ketika interaksi sesama teman atau
et al., 2005).
oleh mereka mengamati aktivitas orang lain di ruang sosial publik, perkembangan
sangat dipengaruhi oleh mulut ke mulut. Konsumen yang telah lama mengunakan
Oorni, 2007). Hasil penelitian Shib (2009) menyatakan bahwa penggunaan teknologi
berikut.
Pembayaran
koneksi internet, tutorial dan keamanan data saat menggunakan teknologi. Ketika
penggunaan teknologi mobile app based shopping (Tak dan Panwar, 2017).
oleh perusahaan akan cenderung memiliki niat lebih tinggi untuk menggunakan
network. Penelitian tentang kondisi fasilitasi telah menunjukkan bahwa hal itu terkait
positif dengan perilaku penggunaan online social network (Lin dan Anol, 2008).
Facilitating conditions telah diidentifikasi memiliki efek pada adopsi banyak inovasi
sistem informasi baru (Cheung et al., 2000; Jones et al., 2002). Penelitian Lu (2013)
seluler nirkabel.
pengoperasian teknologi yang diberikan oleh penyedia jasa, atau bantuan dari
al., 2010). Dengan demikian, hipotesis yang diusulkan adalah sebagai berikut.
H4: facilitating canditions berpengaruh positif terhadap penggunaan aplikasi
pembayaran
konsumen terhadap pembelian impulsif (Wiwik et al., 2018). Era sekarang dengan
mempersingkat waktu, promosi, tanpa batas waktu dan ruang (Wang et al., 2015).
Soman (2001) dan Aguilar et al. (2018) menemukan pilihan pada sistem pembayaran
impulsif.
kemudahan dalam proses pembayaran. Ghost et al. (2010) konsumen di era modern
efisien, tepat, inovatif, dan hanya menggunakan ponsel. Penelitain Feinberg (1986)
menemukan konsumen lebih mungkin membeli dan membayar dengan cepat untuk
konsumen untuk melakukan pembelian impulsif (Chung et al., 2017). Agarwal dan
yang lebih sering. Sedangkan ketika proses pembayaran rumit, konsumen akan
tentang situasi keuangan saat ini dan mengarah pada kesenangan dalam pembelian
impulsif yang lebih besar (Dutta et al., 2003). Penyedia aplikasi pembayaran
menawarkan promosi berupa diskon, cashback, poin loyalitas, dan beli 1 gratis 1.
Penawaran dari penyedia aplikasi pembayaran tersebut juga bekerja sama dengan
impulsif
METODE PENELITIAN
Bab ini membahas tentang desain penelitian, populasi dan sampel, metode
utama untuk menjelaskan alasan sebuah fenomena terjadi dan untuk membuktikan
sebuah teori. Penelitian ini merupakan penelitian asosiatif kausal, yang digunakan
untuk mengetahui hubungan sebab akibat antara variabel independen dan variabel
Populasi adalah total elemen yang akan dibuatkan kesimpulannya dimana elemen
tersebut merupakan partisipan individu atau objek penelitian (Cooper dan Shindler,
karakteristik tertentu yang akan diteliti. Sedangkan sampel adalah pemilihan beberapa
elemen dalam suatu populasi (Cooper & Schindler, 2011). Teknik pengambilan
sampel penelitian ini adalah dengan menggunakan purposive sampling. Teknik ini
digunakan karena jumlah populasi dalam penelitian ini tidak diketahui dengan pasti.
Selain itu, teknik ini digunakan karena responden yang dipilih memiliki karakteristik
tertentu. Adapun kriteria yang digunakan dalam penelitian ini adalah memiliki
kepada responden, baik secara langsung maupun melalui media daring. Jenis data yag
tanggapannya pada satu waktu. Data yang dikumpulkan bersumber dari data primer.
Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert dengan lima alternatif
jawaban.
Definisi operasional merupakan definisi dari setiap variabel yang menjadi sorotan di
dalam penelitian ini. Setiap variabel perlu memiliki definisi yang sesuai dengan
konteks penelitian agar dapat lebih mudah dipahami dan tidak menimbulkan
menggunakan skala likert 1-5 mulai dari sangat tidak setuju sampai sangat setuju.
No Instrumen Pengukuran
1 Saya akan menemukan aplikasi pembayaran berguna dalam pembelian
2 Menggunakan aplikasi pembayaran memungkinkan saya untuk lebih efisien
3 Menggunakan aplikasi pembayaran mempermudah proses pembelian
4 Jika saya menggunakan aplikasi pembayaran, saya akan menghemat waktu
Sumber: Venkatesh et al. (2003).
teknologi bebas dari upaya (Venkatesh et al., 2003). Aspek ini dibentuk dengan
No Instrumen Pengukuran
1 Mempelajari penggunaan aplikasi pembayaran mudah bagi Saya
2 Interaksi penggunaan aplikasi pembayaran jelas dan mudah dipahami
3 Penggunaan aplikasi pembayaran mudah bagi Saya
4 Saya dengan mudah menjadi terampil menggunakan aplikasi pembayaran
Sumber: Venkatesh et al. (2003).
Pengaruh sosial adalah persepsi individu bahwa orang lain berpikir dia harus
terdiri dari norma-norma subyektif, faktor sosial, dan konstruksi citra yang
dan motivasi untuk mematuhi makna sosial bersama di antara anggota kelompok
No Instrumen Pengukuran
1 Orang yang penting bagi Saya berpikir bahwa Saya seharusnya menggunakan
aplikasi pembayaran
2 Orang yang berpengaruh pada perilaku Saya berpikir bahwa saya seharusnya
menggunakan aplikasi pembayaran
3 Saya akan menggunakan aplikasi pembayaran jika layanan ini digunakan oleh
sebagian besar orang
Sumber: Venkatesh et al (2012).
Konstruksi kondisi yang memfasilitasi adalah sejauh mana seseorang percaya bahwa
No Instrumen Pengukuran
1 Saya memliki sumber daya yang diperlukan untuk menggunakan aplikasi
pembayaran
2 Saya memiliki pengetahuan yang diperlukan untuk menggunakan aplikasi
pembayaran
3 Aplikasi pembayaran kompatibel dengan teknologi lain yang saya gunakan
4 Saya bisa mendapatkan bantuan dari orang lain ketika saya kesulitan
menggunakan aplikasi pembayaran
Sumber: Venkatesh et al (2003).
Equation Modeling (SEM) dengan bantuan software Partial Least Square (PLS).
Sebelum diuji menggunakan alat statistik yang sesuai, pengujian instrumen penelitian
dilakukan terlebih dahulu. Agar data yang diperoleh dari kuesioner bisa
mencerminkan apa yang akan diukur maka perlu dilakukan uji validitas dan
reliabilitas terhadap butir-butir pertanyaan. Metode uji validitas dan reliabilitas yang
Validitas disini lebih berfokus pada validitas konstruk. Validitas konstruk dibagi
menjadi dua yaitu convergent validity dan discriminant validity (Neuman, 2014).
Neuman (2014) mendefinisikan convergent validity sebagai tipe dari validitas alat
ukur yang menggunakan banyak indikator yang didasarkan pada logika bahwa
indikator – indikator yang tergolong satu konstruk memiliki pergerakan yang mirip
dasar pemikiran bahwa indikator dari suatu konstruk berbeda dengan indikator
konstruk lain.
penelitian harus lebih dari sama dengan 0,5 (Hair et al, 2014). Sementara itu, uji
konstruk tersebut mempunyai nilai loading paling tinggi pada kelompok konstruknya
sendiri (Hair et al, 2014). Discriminant validity dari konstruk juga dilihat dari
perbandingan antara nilai akar kuadrat dari nilai average variance extracted dengan
korelasi konstruk satu dengan konstruk lainnya. Pengujian dengan cara ini disebut
apabila nilai dari akar kuadrat dari AVE konstruk lebih besar dari nilai korelasi
digunakan jika alat ukur yang digunakan menggunakan beberapa indikator untuk
mengukur suatu konstruk (Cooper & Schinder, 2014). Nilai dari cronchbach alpha
dan composite reliability lebih dari atau sama dengan 0,7. Composite reliability
digunakan bersamaan dengan Cronbach alpha karena nilai composite reliability tidak
Terdapat dua macam SEM, yaitu covariance based (CB) dan partial least square
Model struktural dalam PLS dievaluasi dengn melihat nilai R 2, nilai koefisien jalur
dan nilai t pada setiap jalur (Jogiyanto & Abdullah, 2016). R2 digunakan untuk
melihat kesesuaian model yang diajukan. Semakin tinggi nilai R 2, maka semakin baik
model yang diajukan. Pengukuran kesesuaian model merupakan sesuatu yang relatif,
penggunaan beberapa indeks goodness of fit memungkinkan peneliti mendapatkan
Abu, S. E., and Pearson, J. 2007. Internet banking in Jordan: The unified
theory of acceptance and use of technology (UTAUT) perspective.
Journal of Systems and information Technology, 9(1), 78-97.
Adelaar, T., Chang, S., Lancendorfer, K. M., Lee, B., & Morimoto, M. (2003).
Effects of media formats on emotions and impulse buying
intent. Journal of Information Technology, 18(4), 247-266.
Agarwal, R., dan Venkatesh, V. 2002. Assessing a Firm's Web Presence: A
Heuristic Evaluation Procedure for the Measurement of Usability.
Information Systems ResearchVol. 13, No. 2.
Alalwan, A.A., Dwivedi, Y., Rana, N.P. and Williams, M.D. (2016),
“Consumer adoption of mobile banking in Jordan: examining the role
of usefulness, ease of use, perceived risk and selfefficacy”, Journal of
Enterprise Information Management, Vol. 29 No. 1.
Antunes, A., & Amaro, S. (2016). Pilgrims’ acceptance of a mobile app for the
Camino de Santiago. In Information and Communication Technologies
in Tourism 2016 (pp. 509-521). Springer, Cham.
Amin, H., Hamid, M.R.A., Lada, S. and Anis, Z. (2008), “The adoption of
mobile banking in Malaysia: the case of Bank Islam Malaysia Berhad
(BIMB)”, International Journal of Business and Society. Vol. 9 No. 2,
p. 43.
Ajzen, I. 1991. The Theory of Planned Behaviour. Organizational Behaviour
and Human Decision Processes (50:2), pp. 179-211
Babin, B.J., William R.D., & Mitch G. 1994. Work and/or Fun: Measuring
Hedonic and Utilitarian Shopping.Journal of Retailing, 45(71), 47-40.
Baptista, G. and Oliveira, T. (2015), “Understanding mobile banking: the
unified theory of acceptance and use of technology combined with
cultural moderators”, Computers in Human Behavior, Vol. 50, pp. 418-
430
Brown, S. A., & Venkatesh, V (2005) Model of Adoption of Technology in
the Household: A Baseline Model Test and Extension Incorporating
Household Life Cycle. MIS Quarterly (29:4), pp. 399-426.
Cataluna, F. J., Gaitan, J. A., dan Correa, P. E. (2015). A comparison of the
different versions of popular technology acceptance models. DOI
10.1108/K-09-2014- 0184.
Crabbe, M., Standing, C., Standing, S. and Karjaluoto, H. (2009), “An
adoption model for mobile banking in Ghana”, International Journal of
Mobile Communications, Vol. 7 No. 5, pp. 515-543.
Compeau, D.R. and Higgins, C.A. (1995), “Computer self-efficacy:
development of a measure and initial test”, MIS Quarterly, Vol. 19 No.
2, pp. 189-211.
Chong, A.Y.L. (2013), “Predicting m-commerce adoption determinants: a
neural network approach”. Expert Systems with Applications, Vol. 40
No. 2, pp. 523-530.
Cheung, W., Chang, M.K. and Lai, V.S. (2000), “Prediction of internet and
world wide web usage at work: a test of an extended Triandis model”,
Decision Support Systems, Vol. 30 No. 1, pp. 83-101.
Chung, N., Song, H, G., dan Lee, H. 2017. Consumers’ impulsive buying
behavior of restaurant products in social commerce. in International
Journal of Contemporary Hospitality Management. Vol 29, No 2, 709-
731
Dahlberg, T., Mallat, N., Ondrus, J., dan Zmijewska, A. 2008. Past, present
and future of mobile payments research: A literature review. Electronic
Commerce Research and Applications, 7(2), 165–181.
Dahlberg, T., & Öörni, A. (2007). Understanding changes in consumer
payment habits- do mobile payments and electronic invoices attract
consumers? In 40th HICSS (Hawaii International Conference on System
Sciences).
Davis, F.D. (1989). Perceived usefulness, perceived ease of use, and user
acceptance of information technology, MIS Quarterly, Vol. 13 No. 3,
pp. 319-340.
Dittmar, H., Beattie, J., & Friese, S. (1995). Gender identity and material
symbols: Objects and decision considerations in impulse
purchases. Journal of economic psychology, 16(3), 491-511.
Dutta, R., Jarvenpaa, S., & Tomak, K. (2003). Impact of feedback and
usability of online payment processes on consumer decision
making. ICIS 2003 Proceedings, 2.
Fiske, S, T,. In, M, S., dan Clark. 1982. Schema-triggered affect: Applications
to social perception Affect and cognition: The 17th annual Carnegie
symposium on cognition (pp. 55-78).
Hair, J. F. (2010). Black, Wc, Babin, Bj, & Anderson, Re (2010). Multivariate
data analysis, 7.
Hair Jr, J. F., Sarstedt, M., Hopkins, L., & Kuppelwieser, V. G. (2014). Partial
least squares structural equation modeling (PLS-SEM). European
business review.
Holbrook, M. B. (1999). consumer value: a framework for analysis and
research. Psychology Press.
Fang, J., Shao, P., & Lan, G. (2009). Effects of innovativeness and trust on
web survey participation. Computers in Human Behavior, 25(1), 144–
152.
Feinberg, R.A. (1986), “Cards as spending facilitating stimuli: a conditioning
interpretation”, Journal of Consumer Research, Vol. 13 No. 3, pp. 348-
356.
Im, I., Kim, Y., & Han, H. J. (2008). The effects of perceived risk and
technology type on users’ acceptance of technologies. Information &
Management, 45(1), 1-9.
Jeong, B.K. and Yoon, T.E. (2013), “An empirical investigation on consumer
acceptance of mobile banking services”, Business and Management
Research, Vol. 2 No. 1, p. 31.
Jones, E., Sundaram, S. and Chin, W. (2002), “Factors leading to sales force
automation use: a longitudinal analysis”, Journal of Personal Selling &
Sales Management, Vol. 22 No. 3, pp. 145-56
Kacen, J. J., & Lee, J. A. (2002). The influence of culture on consumer
impulsive buying behavior. Journal of consumer psychology, 12(2),
163-176.
Kang, S. (2014). Factors influencing intention of mobile application
use. International Journal of Mobile Communications, 12(4), 360-379.
Kourouthanassis, P. E., Georgiadis, C. K., Zamani, E., & Giaglis, G. M. (2010,
June). Explaining the adoption of mobile internet applications. In 2010
Ninth International Conference on Mobile Business and 2010 Ninth
Global Mobility Roundtable (ICMB-GMR) (pp. 148-153). IEEE.
Kishore, S, K., dan Sequeira, A, H. (2016), “An empirical investigation on
mobile banking service adoption in rural Karnataka”, SAGE Open,
Vol. 6 No. 1.
Lewis, K, N., Palmer, A. and Moll, A. 2010. Predicting young consumers take
up of mobile banking services”, International Journal of Bank
Marketing, Vol. 28 No. 5, pp. 410-432.
Limayem, M., and Cheung, C.M.K. 2008. "Understanding information
systems continuance: The case of Internet-based learning
technologies," Information & Management (45:4), pp. 227-232.
Lin, H.F. (2011), “An empirical investigation of mobile banking adoption: the
effect of innovation attributes and knowledge-based trust”,
International Journal of Information Management, Vol. 31 No. 3, pp.
252-260.
Lu, J. 2013. are personal innovativeness and social influence critical to
continue with mobile commerce?. Internet Research. Vol. 24 No. 2,
134-159.
Lin, C.P. and Anol, B. (2008), “Learning online social support: an
investigation of network information technology based on UTAUT”,
CyberPsychology & Behavior, Vol. 11 No. 3, pp. 268-72.
Neuman, W. L. (2014). Social Reseach Methods: Quantitative and Qualitative
Methods (4th ed.). Harlow: Pearson Education Limited.
Nysveen, H., Pedersen, H., Thorbjornsen, H., dan Berthon, P. 2005.
Mobilizing the brand. Journal of Service Research, 7(3), 257–276.
Mathieson, K., Peacock, E., & Chin, W. (2001). Extending the technology
acceptance model: The influence of perceived user resources. The Data
Base for Advances in Information Systems, 32(3), 86-112.
Mahzar, F., Fiaz, U., Ishrat, S., Razzaq, M, S., dan Khan, T, N. 2014. An
Investigation of Factors Affecting Usage and Adoption of Internet &
Mobile Banking In Pakistan. International Journal of Accounting and
Financial Reporting. Vol 4 N0 2.
Marangunic, N., dan Granic, A. (2015). Technology acceptance model: a
literature review from 1986 to 2013. DOI 10.1007/s10209-014-0348-1
Malhotra, Y., & Galletta, D. (1999). Extending the technology acceptance
model to account for social influence: Theoretical bases and empirical
validation. In Proceedings of the 32nd Hawaii international conference
on system sciences, Maui, Hawaii, January 5-8. Los Alamitos: IEEE
Computer Society Press.
Mohammadi, H. (2015), “A study of mobile banking loyalty in Iran”,
Computers in Human Behavior, Vol. 44, pp. 35-47.
Park, E. and Ohm, J. (2014), “Factors influencing users’ employment of
mobile map services”. Telematics and Informatics, Vol. 31 No. 2, pp.
253-265.
Park, J., Yang, S. and Lehto, X. (2007), “Adoption of mobile technologies for
Chinese consumers”, Journal of Electronic Commerce Research, Vol. 8
No. 3, p. 196.
Patel, V. (2016). Use of Mobile Wallet Service by the Youth: A Study based in
Ahmedabad. ASBM Journal of Management, 9(2).
Raza, S, A., Shah, N., dan Ali, M. 2018. Acceptance of mobile banking in
Islamic banks: evidence from modified UTAUT model. Journal of Islamic
Marketing Vol. 10 No. 1, pp. 357-376
Rook, Dennis W. (1987). "The Buying Impulse," Journal of Consumer
Research, 14 (September): 189-199.
Sharma, P., Sivakumaran, B., & Marshall, R. (2010). Impulse buying and
variety seeking: A trait-correlates perspective. Journal of Business
Research, 63(3), 276-283.
Shin, D, H. 2007. User acceptance of mobile Internet: Implication for
convergence technologies. Interacting with Computers. 19(4), 45–59.
Shin, D, H. 2009. towards an understanding of the consumer acceptance of
mobile wallet. Computers in Human Behavior, Vol 21, no 6, 1343-
1354
Soman, D. (2001). Effects of payment mechanism on spending behavior: The
role of rehearsal and immediacy of payments. Journal of Consumer
Research, 27(4), 460-474.
Stern, H. (1962). The significance of impulse buying today. Journal of
marketing, 26(2), 59-62.
Tak, R., dan Panwar, S. 2017. Using UTAUT 2 model to predict mobile app
based shopping: evidences from India", Journal of Indian Business
Research, https://doi.org/10.1108/JIBR-11-2016-0132
Venkatesh, V., Morris, M. G., Davis, G. B., and Davis, F. D. 2003. User
Acceptance of Information Technology: Toward a Unified View, MIS
Quarterly (27:3), pp. 425-478.
Venkatesh, V., Thong, J. Y., Xu, X. (2012). Consumer acceptance and use of
information technology: extending the unified theory of acceptance and
use of technology. Mis Quarterly. Vol. 36 No. 1, pp. 157-178
Verplanken, B., & Herabadi, A. (2001). Individual differences in impulse
buying tendency: Feeling and no thinking. European Journal of
personality, 15(S1), S71-S83.
Wang, R.J.H., Malthouse, E.C. and Krishnamurthi, L. (2015), “On the go: how
mobile shopping affects customer purchase behavior”, Journal of
Retailing, Vol. 91 No. 2, pp. 217-234.
Weng, G. S., Zailani, S., Iranmanesh, M., & Hyun, S. S. (2017). Mobile taxi
booking application service’s continuance usage intention by users.
Transportation Research Part D. 207-216
Williams, M. D., Rana, N. P., & Dwivedi, Y. K. (2015). The unified theory of
acceptance and use of technology (UTAUT): a literature review.
Journal of Enterprise Information Management. Vol. 28 No. 3, pp.
443-448.
Wong, C, H., Tan, G, W, H., Loke, S, P., dan Ooi, K, B. 2015. “Adoption of
mobile social networking sites for learning”, Online Information
Review, Vol. 39 No. 6, pp. 762-778.
Wu, Y.L., Y.H. Tao, P.C. Yang (2007). “Using UTAUT to Explore the
Behavior of 3G Mobile Communication Users”, In Proceedings of the
International Conference on Industrial Engineering and Engineering
Management (IEEM).
Wiwik, H., Anshori, M., Usman, i., dan Mudjanarko, S, W. 2018. Why are you
happy with impulse buying? Evidence from Indonesia. Management
Science Letters. Volume 8 Issue 5 pp. 283-292.
Yang, K. 2010. Determinants of US consumer mobile shopping services
adoption: implications for designing mobile shopping services. Journal
of Consumer Marketing. 27/3 262–270.
Yang, K. 2015. “Determinants of US consumer mobile shopping services
adoption: implications for designing mobile shopping services”,
Journal of Consumer Marketing, Vol. 27 No. 3, pp. 262-270
Zhang, Y., & Shrum, L. J. (2009). The influence of self-construal on impulsive
consumption. Journal of Consumer Research, 35(5), 838-850.
Zhou, T., Lu, Y. dan Wang, B. 2010, “Integrating TTF and UTAUT to explain
mobile banking user adoption”, Computers in Human Behaviour, Vol.
26 No. 4, pp. 760-767.