BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan pelaksanaan Magang Industri adalah menghasilkan lulusan D4 yang siap kerja,
terampil dan mempunyai wawasan tentang sektor indusri proses kimia di Indonesia secara
lebih komprehensif. Selain itu juga:
a. menerapkan pengetahuan yang diperoleh di bangku kuliah untuk memahami
proses produksi dan segala sarana penunjang yang ada di industri,
b. merasakan dan beradaptasi dengan budaya dan lingkungan industri secara lebih
awal sebagai bekal untuk memasuki lapangan kerja di industri setelah lulus,
c. mengembangkan wawasan dan pengetahuan secara langsung di lapangan dan
pengenalan masalah industrial,
d. mengetahui gambaran sistem kerja di lapangan dan hirarki organisasi serta
interaksinya dalam perusahaan, serta
Tahun Keterangan
Plaju dari PT Shell Indonesia. Kilang ini mempunyai kapasitas produksi 100 MBCD (Million
Barrel Calender Day), sedangkan kilang Sungai Gerong didirikan oleh Stanvac pada tahun
1920. Kilang yang berkapasitas produk 70 MBCD ini dibeli oleh PT Pertamina (Persero)
pada tahun 1970. Namun kapasitas kilang ini berkurang menjadi 25 MBCD sesuai dengan
unit yang masih ada.
Tugas pokok PT Pertamina Refinery Unit III Plaju / Sungai Gerong sesuai dengan UU
No.8 tahun 1971 yaitu: “ Menyediakan bahan baku bagi perkembangan dan pertumbuhan
industri dalam negeri, Karena itu kegiatan PERTAMINA Unit Pengolahan III Plaju /
S.Gerong hanya mengolah bahan bakar minyak (BBM) dan non BBM ”.
PT Pertamina RU-III memiliki 2 buah kilang, yaitu :
1. Kilang minyak plaju, yang berbatasan dengan sungai musi di sebelah selatan dan sungai
komering di sebelah barat yang masih termasuk kedalam wilayah Kota Palembang.
2. Kilang minyak Sungai Gerong, yang terletak di persimpangan Sungai Musi dan Sungai
Komering yang tidak termasuk kedalam wilayah kota palembang dan merupakan
bagian dari Kabupaten Banyuasin.
Untuk lebih ringkas dan jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut dibawah ini :
Tahun Sejarah
1903 Pembangunan Kilang Minyak di Plaju oleh Shell (Belanda)
1926 Kilang Sungai Gerong dibangun oleh STANVAC (AS)
1957 Kilang Plaju diambil alih oleh PT. Shell Indonesia
1965 Kilang Plaju/Shell dengan kapasitas 100 MBCD dibeli oleh
negara/PERTAMINA
1970 Kilang Sungai Gerong/STANVAC dibeli oleh
negara/PERTAMINA
1971 Pendirian kilang polypropylene untuk memproduksi pellet polytam
dengan kapasitas 20.000 ton/th
1973 Integrasi operasi kilang Plaju – Sungai Gerong
1982 Pendirian Plaju Aromatic Center (PAC) dan Proyek Kilang Musi
(PKM I) yang berkapasitas 98 MBSD
1982 Pembangunan High Vacuum Unit (HVU) Sungai Gerong dan
revamping CDU (konservasi energi)
1984 Proyek pembangunan kilang TA/PTA dengan kapasitas produksi
150.000 ton/th
1986 Kilang PTA (Purified Terephtalic Acid) mulai berproduksi dengan
kapasitas 150.000 ton/th
1987 Proyek pengembangan konservasi energi/Energy Conservation
Improvemant (ECI)
1988 Proyek Usaha Peningkatan Efisiensi dan Produksi Kilang (UPEK)
1990 Debottlenecking kapasitas kilang PTA menjadi 225.000 ton/th
Pada tahun 1994 Pertamina melalui Proyek Kilang Musi II (PKM-II) memperluas
usahanya dengan membangun diantaranya Unit Polypropylene baru yang menggunakan
teknologi dari Mitsui Petrochemical Industries, Ltd dengan kapasitas produksi 45.200 ton per
tahun dan mengadakan revamping Unit Purifikasi Propylene yang dilaksanakan oleh JGC
dengan mengadakan penambahan Depropanizer Coloumn (C-302C), Depropanizer Reboiler
(E-304), Purified Propylene Storage Sphere (T-104), penggantian seluruh pompa-pompa,
perubahan instrumentasi dan sebagainya.
Laporan Magang industry Kilang Polypropylene PT. Pertamina (Persero)
Refinery Unit III Plaju-Sungai Gerong
PENDAHULUAN 8
Pemakaian refinery fuel menurun dari 11,07 % menjadi TSRF/ton crude. Proyek
Kilang Musi I diselesaikan pada bulan September 1986 sementara PKM II dilaksanakan pada
tahun 1991 dengan melakukan pembaruan sebagai berikut:
1. Peningkatan kapasitas produksi-produksi kilang Polypropylene menjadi 45.000
ton/tahun.
2. Revamping RFCCU dan unit alkilasi.
3. Redesign siklon FCCU Sungai Gerong.
4. Modifikasi unit Re-distiller I/II Plaju.
5. Pemanasan Gas Turbine Generator Complex (GTGC) dan perubahan frekuensi listrik
dari 60 Hz ke 50 Hz.
6. Pembangunan Water Treatment Unit (WTU) dan Sulphur Acid Recovery Unit (SAU).
Tujuan utama Kilang Polypropylene dibangun adalah untuk mengolah Raw Propane
Propylene yang dihasilkan dari Fluid Catalytic Cracking Unit (FCCU) Kilang Sungai Gerong
menjadi Pellet Polypropylene (Polytam), sehingga akan lebih meningkatkan nilai
keekonomian khususnya bagi Pertamina dan bangsa Indonesia pada umumnya untuk
membantu memenuhi kebutuhan Polypropylene di dalam negeri dan menghemat devisa
negara.
Pada tahun 1972, didirikan Asphalt Blowing Plant (Demolish) dengan kapasitas
produksi 45.000 ton/tahun. Pada tahun 1973, didirikan pabrik Polypropylene yang mengolah
Propylene menjadi Polypropylene dengan produk berbentuk pellet. Bersamaan dengan
dibangunnya pabrik Polypropylene, dibangun jembatan pipa integrasi yang menghubungkan
kilang Plaju dan kilang Sungai Gerong (dikenal Kilang Musi).