Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
B DENGAN
GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULER : HIPERTENSI
DI KOTA BINJAI BARAT, KEL. LIMAU MUNGKUR
TAHUN 2020
Oleh :
Kelompok 2
i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kesehatan kepada penulis dan atas berkah rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Asuhan
Keperawatan Gerontik Pada Ny. B Dengan Gangguan Sistem
Kardiovaskuler : Hipertensi Di Kota Binjai Barat, Kel. Limau Mungkur
Tahun 2020”
ii
8. Ns. Masri Saragih, M.Kep, Selaku Dosen Pembimbing Stase Gerontik
Program Studi Ners Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan Universitas Sari
Mutiara Indonesia
9. Teman-teman serta semua pihak yang telah banyak membantu dalam
pembuatan laporan makalah ini.
Kelompok 2
iii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................
i
KATA PENGANTAR....................................................................................
ii
DAFTAR ISI...................................................................................................
iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.....................................................................................
1
1.2 Tujuan..................................................................................................
2
1.2.1 TujuanUmum............................................................................
2
1.2.2 TujuanKhusus...........................................................................
2
iv
2.2.6 Komplikasi Hipertensi............................................................
11
2.2.7 Pemeriksaan Penunjang..........................................................
11
2.2.8 Penatalaksanaan Hipertensi....................................................
12
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Pengkajian...........................................................................................
42
v
4.2 Diagnosa..............................................................................................
43
4.3 Intervensi.............................................................................................
43
4.4 Implementasi.......................................................................................
43
4.5 Evaluasi...............................................................................................
43
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ........................................................................................
44
5.2 Saran ..................................................................................................
44
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
vii
BAB I
PENDAHALUAN
A. Latar Belakang
Lansia adalah mereka yang telah berusia 65 tahun ke atas. Masalah yang
biasa dialami lansia adalah hidup sendiri, depresi, fungsi organ tubuh
menurun dan mengalami menopause. Status kesehatan lansia tidak boleh
terlupakan karena berpengaruh dalam penilaian kebutuhan akan zat gizi.
Ada lansia yang tergolong sehat, dan ada pula yang mengidap penyakit
kronis.Di samping itu, sebagian lansia masih mampu mengurus diri
sendiri, sementara sebagian lansia sangat bergantung pada “belas kasihan”
orang lain. Kebutuhan zat gizi mereka yang tergolong aktif biasanya tidak
berbeda dengan orang dewasa sehat. Namun penuaan sangat berpengaruh
terhadap kesehatan jika asupan gizi tidak dijaga
1
2
kenaikan jika dibandingkan dari hasil riset kesehatan dasar pada tahun
2007, dimana D.I Yogyakarta menempati urutan kesepuluh dalam jumlah
kasus hipertensi berdasarkan diagnosis dan/atau riwayat minum obat
(Kemenkes RI, 2013). Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka
penulis tertarik untuk melakukan asuhan keperawatan pada lansia yang
mengalami hipertensi.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu untuk melakukakan asuhan keperawatan gerontik
dengan Hipertensi pada Ny. B di Kota Binjai Barat.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian keperawatan gerontik
dengan Hipertensi pada Ny. B
b. Mahasiswa mampu menegakkan diagnose keperawatan dengan
dengan Hipertensi pada Ny. B
c. Mahasiswa mampu membuat rencana keperawatan gerontik
dengan dengan Hipertensi pada Ny. B
d. Mahasiswa mampu melakukan implementasi keperawatan gerontik
dengan dengan Hipertensi pada Ny. B
e. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi pada Ny. B dengan
Hipertensi
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Lansia
1. Defenisi
Usia lanjut adalah kelompok orang yang sedang mengalami suatu
proses perubahan yang bertahap dalam jangka waktu beberapa decade.
Menurut WHO, 1998 dikatakan usia lanjut tergantung dari konteks
kebutuhan yang tidak bisa dipisah-pisahkan, konsep kebutuhan
tersebut dihubungkan seecara biologis sosial dan ekonomi. Lanjut usia
atau usia tua adalah suatu periode dalam tentang hidup seseorang, yaitu
suatu periodedi mana seseorang ’’beranjak jauh’’ dari periode
terdahulu yang lebih menyenangkan, atau beranjak dari waktu yang
penuh bermanfaat (Hurlock, 1999).
3
4
Pada usia mereka yang telah lanjut, sebagian diri mereka masih
mempunyai kemanpuan untuk bekerja. Permasalahannya yang
mungkin timbul adalah bagaiman memfungsikan tenaga dan
kemampunan mereka tersebut di dalam situasi keterbatasan
kesempatan kerja. Masalah – masalah pada lanjut usia di kategorikan
ke dalam empat besar penderitaan lanjut usia yaitu imobilisasi,
ketidakstabilan, gangguan mental, dan inkontinensia.
2. Klasifikasi Hipertensi
WHO (World Health Organization) dan ISH (International Society of
Hypertension) mengelompokan hipertensi sebagai berikut:
Tabel 1.1. Klasifikasi Hipertensi Menurut WHO – ISH
3. Jenis Hipertensi
Menurut Herbert Benson, dkk, berdasarkan etiologinya hipertensi
dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Hipertensi esensial (hipertensi primer atau idiopatik) adalah
hipertensi yang tidak jelas penyebabnya. Hal ini ditandai dengan
terjadinya peningkatan kerja jantung akibat penyempitan
pembuluh darah tepi. Lebih dari 90% kasus hipertensi termasuk
dalam kelompok ini. Penyebabnya adalah multifaktor, terdiri dari
faktor genetik, gaya hidup, dan lingkungan.
b. Hipertensi sekunder, merupakan hipertensi yang disebabkan oleh
penyakit sistemik lain atau pencetus lainnya yaitu
seperti, renal arteri stenosis, hyperldosteronism, hyperthyroidism,
pheochromocytoma, gangguan hormon dan penyakit sistemik
lainnya (Herbert Benson, dkk, 2012).
10
5. Pathway Hipertensi
Perubahan struktur
Penyumbatan pembuluh
darah
vasokonstriksi
Gangguan sirkulasi
otak
Nyeri tengkuk/kepala
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
1) Hb/Ht: untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume
cairan (viscositas) dan dapat mengindikasikan faktor resiko
seperti hipokoagulabilitas, anemia.
2) BUN/kreatinin: memberikan informasi tentang perfusi/ fungsi
ginjal.
3) Glukosa: hiperglikemi ( DM adalah pencetus hipertensi) dapat
di akibatkan oleh pengeluaran kadar ketokolamin.
4) Urinalisa: darah, protein, glucosa, mengisyaratkan disfungsi
ginjal dan adanya DM.
12
8. Penatalaksanaan Hipertensi
Penanganan hipertensi dibagi menjadi dua yaitu:
a. Penanganan secara farmakologi
Pemberian obat deuretik, betabloker, antagonis kalsium, golongan
penghambat konversi rennin angiotensi(Huda Nurarif & Kusuma
H, 2015).
b. Penanganan secara non-farmakologi
1) Pemijatan untuk pelepasan ketegangan otot, meningkatkan
sirkulasi darah, dan inisiasi respon relaksasi. Pelepasan otot
tegang akan meningkatkan keseimbangan dan
koordinasisehingga tidur bisa lebih nyenyak dan sebagai
pengobat nyeri secara non-farmakologi.
2) Menurunkan berat badan apabila terjadi gizi berlebih
(obesitas).
3) Meningkatkan kegiatan atau aktifitas fisik.
4) Mengurangi asupan natrium.Mengurangi konsumsi kafein dan
alkohol (Widyastuti, 2015).
13
BAB III
TINJAUAN KASUS
2. Riwayat Keluarga
a. Pasangan
1) Nama : Tn.K
2) Umur : 75 tahun
3) Pekerjaan : Wiraswasta
4) Alamat : Jl. Belimbing No.1 Binjai Barat
5) Hidup/Mati : Meninggal
6) Kesehatan :-
b. Anak
1) Nama : Ny. T
2) Alamat : Jl. Belimbing No.1 Binjai Barat
3) Hidup/Mati : Hidup
3. Genogram Keluarga
14
15
Keterangan:
: Laki-laki : Penderita/pasien
4. Riwayat Pekerjaan
Klien tidak pernah bekerja, hanya sebagai ibu rumah tangga.
5. Riwayat Lingkungan
Saat ini klien tinggal dirumah bersama kedua anaknya, suami klien sudah
meninggal 5 tahun yang lalu. Klien tinggal dirumah sendiri. Rumah klien
berventilasi, luas dan bersih
6. Riwayat Rekreasi
a. Hobi / minat : Memasak
b. Keanggotaan organisasi : Klien tidak berpartisipasi di organisasi
c. Kegiatan keagamaan : Klien mengikuti kegiatan wirit setiap minggu
d. Liburan / perjalanan : Klien jarang bepergian jauh
b. Status Imunisasai :
Tidak dapat dikaji, klien lupa mengenai status imunisasi
c. Alergi :
Klien tidak mempunyai riwayat alergi
d. Penyakit Yang Diderita :
Klien mempunyai riwayat hipertensi sudah 2 tahun ini. Klien mengeluh
sakit kepala dan nyeri pada tengkuknya, klien mengatakan sering
terbangun pada malam hari jika ingin BAK sampai 3 kali, klien tidak
dapat tidur siang, klien mengatakan nyeri dirasakan saat terlalu banyak
melakukan aktivitas (P), nyeri terasa seperti mencengkram (Q), klien
mengatakan nyeri di tengkuk (R), klien mengatakan skala nyeri 5 (S),
nyeri yang dirasakan hilang timbul (T), wajah klien tampak meringis saat
menahan nyeri.
e. Nutrisi :
Nafsu makan klien baik, klien makan 3 kali sehari
d. Integumen
1) Kebersihan : Baik
2) Warna : Kecoklatan
3) Kelembaban : Lembab
4) Lesi : Tidak ada
5) Turgor : Tampak keriput, elastisitas berkurang
6) Akral : Hangat
7) Pruritus : Tidak ada
8) Gangguan pada kulit : Tidak ada
e. Kepala
1) Kebersihan : Bersih
2) Kerontokan rambut : Ada
3) Warna : Putih
4) Keluhan : Klien sering sakit kepala
f. Mata
1) Konjungtiva : Tidak anemis
2) Sklera : Tidak ikterik
3) Strabismus : Tidak
4) Penglihatan
Penglihatan menurun dibuktikan dengan klien tidak bisa membaca
tulisan kecil dengan jelas jika tidak memakai kacamata
5) Peradangan : Tidak
6) Riwayat katarak : Tidak
7) Pandangan kabur : Ya
8) Nyeri tekan : Tidak
9) Keluhan
Klien mengatakan penglihatannya kabur apalagi kalau melihat orang
dari jarak jauh dan juga saat melihat tulisan al-Qur’an. Klien tidak bisa
membaca kalau tidak pakai kacamata
10) Penggunaan kacamata: Ya
18
g. Telinga
1) Kebersihan : Bersih
2) Peradangan : Tidak
3) Pendengaran : Baik
4) Jika terganggu, jelaskan
h. Hidung
1) Bentuk : Simetris
2) Peradangan : Tidak ada
3) Penciuman : Tidak terganggu
4) Pernafasan cuping hidung: Tidak ada
5) Nyeri tekan : Tidak
6) Obstruksi : Tidak
7) Keluhan : Tidak ada
i. Mulut
1) Kebersihan : Baik
2) Mukosa : Lembab
3) Peradangan/stomatitis : Tidak
4) Gigi geligi : Ompong
5) Radang gusi : Tidak
6) Karies : Tidak
7) Lesi : Tidak ada
8) Kesulitan mengunyah : Ya
9) Kesulitan menelan : Tidak
10) Keluhan
Jika makan-makanan yang keras klien tidak bisa mengunyah
j. Leher
1) Pembesaran kelenjar thyroid : Tidak ada
2) JVD : Tidak ada
19
k. Paru-paru
1) Inspeksi
Bentuk dada simetris, tidak ada jejas, pergerakan dada kanan dan kiri
normal
2) Palpasi
Tidak ada nyeri tekan dan tidak ada kelainan pada dada
3) Perkusi
Suara ketukan dada sonor
4) Auskultasi
Suara pernafasan vesikuler
l. Jantung
1) Inspeksi
Iktus Cordis tidak terlihat
2) Palpasi
Iktus Cordis teraba, tidak ada nyeri tekan
3) Perkusi
Suara perkusi pekak
4) Auskultasi
Suara jantung S1 dan S2 normal
m. Gastrointestinal
1) Inspeksi
Bentuk simetris, tidak ada jejas atau luka
2) Auskultasi
Terdengat suara bising usus
3) Palpasi
20
n. Genetalia
1) Kebersihan : Tidak terkaji
2) Haemoroid : Tidak ada
3) Keluhan : Tidak ada
o. Musculoskeletal
4 4
1) Kekuatan otot :
4 4
2) BAK:
Frekuensi/pola : Sering
Konsistensi : cair
Warna & bau : bening, bau khas
Kesulitan : tidak ada kesulitan
Upaya mengatasi : tidak ada
q. Sistem Nervus
1) N. I (Olfaktorius)
Fungsi penghiduan atau penciuman
Ketika pasien diminta menutup mata dan penutup salah satu lubang
hidung kemudian disuruh untuk menghidu bau kopi, pasien dapat
menyebutkan dengan benar
2) N. II (Optikus)
Fungsi penglihatan
Pasien tidak dapat menyebutkan angka dalam jarak 2 meter
3) N. III, IV, VI (Okulomotoris, Troklearis, Abdusen)
Ukuran pupil kanan dan kiri sama (isokor), reflek cahaya +/+, bola
mata dapat digerakkan ke segala arah
4) N. V (Trigeminus)
Sensorik : Pasien dapat merasakan usapan kapas pada daerah pipi
dengan mata tertutup setelah dilakukan berulang-ulang
5) N. VII (Facialis)
Sensorik : Pasien dapat merasakan teh manis yang diberikan
Motorik : Pasien dapat menaikkan alis mata dan mengerutkan dahi
6) N. VIII (Akustikus)
Pasien dapat mendengarkan suara detakan jam tangan perawat ketika
diletakkan dibelakang telinga
7) N. IX (Glosofaringeus)
Kemampuan klien menelan baik
22
8) N. X (Vagus)
Gerakan uvula dan ketika klien mengatakan (ah), uvula letakknya di
tengah
9) N. XI (Assesorius)
Klien mampu menggerakkan bahu kanan dan kiri dengan perlahan
10) N. XII (Hypoglosus)
Klien dapat menjulurkan lidah ke luar dan gerakan lidah ke pipi kanan
dan kiri dari arah dalam dapat di lakukan.
a. KATZ Indeks :
INDEKS KATZ
SKORE KRITERIA
Kemandirian dalam hal makan, kontinen, berpindah, ke kamar
A
kecil, berpakaian dan mandi
Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari-hari, kecuali satu
B
dari fungsi tersebut
Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari-hari, kecuali
C
mandi dan satu fungsi tambahan
Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari-hari, kecuali
D
mandi, berpakaian dan satu fungsi tambahan
Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari- hari, kecuali
E
mandi, berpakaian, ke kamar kecil, dan satu fungsi tambahan
Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari- hari, kecuali
F
mandi, berpakaian, berpindah, dan satu fungsi tambahan
G Ketergantungan pada enam fungsi tersebut
Ketergantungan pada sedikitnya dua fungsi tetapi tidak dapat
Lain-Lain
diklasifikasikan sebagai C, D, E, F, dan G
Kesimpulan: Indeks Katz klien adalah A yang artinya klien mandiri dalam
hal makan, kontinen, berpindah, ke kamar kecil, berpakaian, dan mandi
b. Modifikasi dari Barthel indeks
No Kriteria Dengan Mandiri Keterangan
. Bantuan
1. Makan 5 10 Frekuensi : 3x sehari
Jumlah : seimbang
Jumlah : seimbang
Jenis : berkebun
Keterangan:
A. 130 : Mandiri
B. 65-125 : Ketergantungan sebagian
C. 60 : Ketergantungan Total
c. Psikososial
1) Komunikasi dengan orang lain : Baik
2) Hubungan dengan orang lain : Baik
3) Peran dalam Kelompok : Baik
4) Kesedihan Yang dirasakan : Jarang
5) Stabilitas emosi : Sulit tidur, gelisah
6) Perhatian dari keluarga : Baik
Interprestasi hasil :
A. Skor 0-3 : Fungsi intelektual
B. Salah 4-5 : Kerusakan Intelektual ringan
C. Salah 6-8 : kerusakan intelektual sedang
D. Salah 9-10 : kerusakan intelektual berat
Total nilai : 28
Interprestasi hasil :
24 - 30 : tidak ada gangguan kognitif
18 - 23 : ganguan kognitif sedang
0 - 17 : gangguan kognitif berat
K. Kesulitan Kerja
3 Saya tidak melakukan pekerjaan sama sekali
Saya telah mendorong diri saya sendiri dengan keras
2
untuk melakukan sesuatu
28
Penilaian:
0-4 : Depresi tidak ada atau minimal.
5-7 : Depresi ringan.
8-15 : Depresi sedang.
≥16 : Depresi berat.
f. APGAR Keluarga
29
APGAR Keluarga
No Fungsi Uraian Skore
Saya puas bahwa saya dapat kembali pada 2
saya
Saya puas dengan cara keluarga (teman- 1
saya
Saya puas bahwa keluarga ( teman-teman ) 1
baru
Saya puas dengan cara keluarga ( teman- 1
Penilaian:
Pernyataan yang dijawab: selalu (poin 2), kadang-kadang (poin 1), hampir
tidak pernah (poin 0).
Nilai <3: disfungsi keluarga sangat tinggi.
4-6 : disfungsi keluarga sedang.
menutup mata
3 Berdiri dengan kaki rapat 4
4 Berdiri dengan satu kaki 3
5 Berdiri, fleksi trunk dan berdiri ke 3
posisi netral
6 Berdiri, lateral dan fleksi trunk 3
7 Berjalan, tempatkan tumit salah satu 1
kaki didepan jari kaki yang lain
8 Berjalan sepanjang garis lurus 3
9 Berjalan mengikuti tanda gambar 3
pada lantai
10 Berjalan menyamping 3
11 Berjalan mundur 2
12 Berjalan mengikuti lingkaran 2
13 Berjalan pada tumit 1
14 Berjalan dengan ujung kaki 1
Jumlah 37
Keterangan
4 : mampu melakukan aktifitas dengan lengkap
3: mampu melakukan aktifitas dengan bantuan
2 : mampu melakukan aktifitas dengan bantuan maksimal
1 : tidak mampu melakukan aktifitas
Nilai
42-54 : mampu melakukan aktifitas
28-41 : mampu melakukan sedikit bantuan
14-27 : mampu melakukan bantuan maksimal
14 : tidak mampu melakukan
ANALISA DATA
DO:
- Klien tampak tidak tidur
di waktu siang hari.
- TD 140/90 mmHg
32
DO:
Penglihatan menurun
dibuktikan dari pengkajian
N. II (Optikus) klien tidak
bisa menyebutkan angka
yang ditunjuk sejauh 2 meter
Usia 72 tahun
DO:
- Wajah klien tampak
meringis saat menahan
nyeri.
33
- Skala nyeri 5
Nama : Ny.B
Umur : 72 Tahun
Puskesmas :
Nama : Ny.B
Umur : 72 Tahun
Puskesmas :
Nama : Ny.B
Umur : 72 Tahun
Puskesmas :
EVALUASI KEPERAWATAN
Nama : Ny.B
Umur : 72 Tahun
Puskesmas :
P : Intervensi dilanjutkan
1. Kaji nyeri klien
2. Evaluasi pemberian air rebusan
daun salam
2 13 Resiko jatuh S : Keluarga klien mengatakan masih
April b/d bingung bagaimana mencegah resiko
2020 penurunan jatuh
penglihatan
O : Keluarga klien tampak bingung, tidak
kondusif selama pemberian pendkes
berlangsung
38
P : Intervensi dilanjutkan
- Pemberian pendkes mengenai
mencegah resiko jatuh
3 13 Gangguan S:
April pola tidur Klien mengatakan senang diajarkan
2020 b/d ansietas senam relaksasi otot progresif.
O:
Klien nampak mempraktikan
relaksasi otot progresif sesuai
intruksi meskipun ada beberapa
gerakan yang kurang tepat.
TD : 140/90 mmHg
A:
Masalah keperawatan gangguan pola
tidur teratasi sebagian.
P:
Motivasi klien untuk melakukan
relaksasi otot progresif setiap
sebelum.bangun tidur.
39
EVALUASI KEPERAWATAN
Nama : Ny.B
Umur : 72 Tahun
Puskesmas :
P:
1. Kaji nyeri klien
2. Motivasi klien untuk minum air
rebusan daun salam
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
2 14 Gangguan S:
April pola tidur 1. Klien mengatakan masih ada
40
P:
Motivasi klien untuk melakukan
relaksasi otot progresif setiap hari.
EVALUASI KEPERAWATAN
41
Nama : Ny.B
Umur : 72 Tahun
Puskesmas :
P:
1. Kaji nyeri klien
2. Motivasi klien untuk minum air
rebusan daun salam
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
42
3 15 Gangguan S:
April pola tidur 1. Kli
2020 b/d ansietas en mengatakan sudah
mempraktekkan setelah bangun
tidur.
2. Kli
en mengatakan masih terbangun
di malam hari karena pipis
O:
Klien mampu mempraktekkan
kembali senam serelaksasi otot
progresif, meskipun tidak berurutan.
TD : 140/70 mmHg
A:
Masalah keperawatan insomnia
teratasi sebagian
P:
Motivasi klien untuk melakukan
relaksasi otot progresif setiap hari
43
BAB 4
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
Ny. B usia 72 tahun yang mengalami Hipertensi. Pengkajian yang dilakukan
pada Ny.B usia 72 tahun yang mengalami Hipertensi. Klien mempunyai
riwayat hipertensi sudah 2 tahun ini. Klien mengeluh sakit kepala dan nyeri
pada tengkuknya, klien mengatakan sering terbangun pada malam hari jika
ingin BAK sampai 3 kali, klien tidak dapat tidur siang, klien mengatakan nyeri
dirasakan saat terlalu banyak melakukan aktivitas (P), nyeri terasa seperti
mencengkram (Q), klien mengatakan nyeri di tengkuk (R), klien mengatakan
skala nyeri 5 (S), nyeri yang dirasakan hilang timbul (T), wajah klien tampak
meringis saat menahan nyeri. Didapatkan hasil Vital Sign sebagai berikut :
TD :140/90 mmHg, Nadi : 90 x/menit, Suhu: 36,5 oC, RR : 20 x/menit
Dari hasil pengkajian status fungsional indeks kartz Ny.B mampu melakukan
kemandirian dalam hal makan, kontinen, ke kamar kecil, berpakaian dan
mandi. Dari hasil pengkajian modifikasi dari Barthel indeks didapatkan skor
110 yang artinya klien memiliki tingkat ketergantungan sebahagian dan dari
hasil pengkajian SPMSQ Ny. B dari 10 pertanyaan yang diajukan klien
menjawab pertanyaan yang salah sebanyak 2, sehingga kesimpulannya fungsi
intelektual klien utuh. Dari pengkajian MMSE klien mendapatkan skor 28
yang artinya klien tidak memiliki gangguan kognitif. Dari beberapa
pertanyaan di atas tentang depresi didapatkan nilai 1 dimana klien merasa
keletihan dalam melakukan kegiatan yang artinya klien tidak mengalami
depresi atau depresi minimal. Skor APGAR keluarga yang didapatkan klien
yaitu 6 yang artinya disfungsi keluarga klien yaitu sedang. Pada pengkajian
posisi dan keseimbangan didapatkan nilai 37 yang artinya klien mampu
melakukan aktifitas dengan sedikit bantuan Setelah rencana keperawatan
disusun, selanjutnya menerapkan rencana keperawatan dalam suatu tindakan
keperawatan dalam bentuk nyata agar hasil yang diharapkan dapat tercapai,
sehingga terjalin interaksi yang baik antara perawat, klien dan keluarga.
44
45
C. Intervensi Keperawatan,
Setelah masalah prioritas selanjutnya disusun perencanaan keperawatan yang
meliputi tujuan jangka panjang dan jangka pendek, waktu, criteria hasil, untuk
menilai sejauh mana keberhasilan yang dicapai adapun intervensi yang dapat
diberikan yaitu diberikan terapi relaksasi napas dalam dan rebusan daun salam
untuk nyeri , sedangkan untuk perubahan pola tidur Jangan menganjurkan
klien tidur siang apabila berefek negative pada tidur malam hari, tentukan
kebiasaan dan rutinitas klien waktu tidur malam, anjurkan untuk mengatur
lingkungan yang nyaman untuk meningkatkan tidur (mematikan lampu),
ingatkan pada klien saat waktunya tidur dan turunkan jumlah minum saat sore
hari dan berkemih sebelum tidur dan ajarkan latihan relaksasi otot progresif
dan untuk diagnosa resiko jatuh dapat dilakukan mengajarkan kepada
keluarga untuk memberikan penerangan yang cukup di dalam rumah dan
memberikan lingkungan yang aman pada klien.
D. Implementasi keperawatan
Data pada implementasi asuhan keperawatan, penulis memfokuskan tindakan
keperawatan sesuai intervensi keperawatan yang di tetapkan sebelumnya.
Adapun rencana yang ditentukan, tetapi belum terlaksana secara penuh .
E. Evaluasi keperawatan
Data pada evaluasi merupakan hasil pengukuran keberhasilan rencana
keperawatan dalam memenuhi kebutuhan perawatan dalam memenuhi
kebutuhan perawatan yang berlangsung pada tahap ini dapat dilihat masalah
teratasi, masalah sebagian teratasi, serta masalah yang tidak teratasi, pada
Ny.B dari 3 diagnosa keperawatan yang ditemukan 1 masalah teratasi pada
kasus dan 2 masalah sebagian teratasi.
BAB 5
PENUTUP
A. Kesimpulan
Insidensi hipertensi meningkat seiring dengan pertambahan umur. Pasien
yang berumur di atas 40 tahun, 50 – 60 % mempunyai tekanan darah lebih
besar atau sama dengan 140/90 mmHg. Hal ini merupakan pengaruh
degenerasi yang terjadi pada orang yang bertambah usianya. Hipertensi
merupakan penyakit multifaktorial yang munculnya oleh karena interaksi
berbagai faktor.
B. Saran
1. Disaran kan pada lansia binaan untuk memperhatikan beberapa hal
sebagai berikut :
a. Menjaga pola asupan garam
b. Stres dan tekanan mental
46
47
Topik : Hipertensi
Pertemuan : 30 Menit
Pokok bahasan : 1. Definisi dari Hipertensi
2. Penyebab Hipertensi
3. Tanda dan gejala Hipertensi
4. Komplikasi dari Hipertensi
5. Makanan yang dianjurkan
6. Makanan yang dihindari
7. Penanganan penyakit hipertensi
8. Pencegahan hipertensi
Sasaran : Ny. B
Tempat : Binjai Barat, Kel. Limau Mungkur
B. INSTRUKSIONAL
Setelah mengikuti penyuluhan ini, diharapkan masyarakat mampu :
a. Mengetahui tentang definisi, penyebab, tanda & gejala, komplikasi dari
Hipertensi
b. Mengetahui pengaturan pola makan dan makanan yang harus dihindari
pada pasien hipertensi
c. Mengetahui penanganan penyakit hipertensi dengan mengkonsumsi
pembuatan jus belimbing dan melakukan senam
C. MATERI
Terlampir
D. KEGIATAN PENYULUHAN
Tahap Aktivitas Aktivitas Alat /
Waktu Metode
Kegiatan Mahasiswa Pendengar Media
Pendahuluan 5 menit 1. Pembukaan Menjawab salam,
(salam) mendengarkan dan - Ceramah
2. Menjelaskan : memperhatikan
Tujuan materi
pembelajaran
Penyajian 15 menit Menjelaskan 1. Mendengarkan Leaflet Ceramah
2. Memperhatikan Diskusi
3. Menjawab
pertanya
4. Bertanya
Penutup 10 menit 1. Memberikan 1. Mendengarkan Leaflet Ceramah,
kesempatan 2. Memperhatikan Tanya
bertanya 3. Bertanya Jawab
kepada peserta 4. Menjawab
tentang meteri pertanyaan
yang kurang
jelas.
2. Memberikan
jawaban
terhadap
pertanyaan
peserta.
3. Menyampaika
n ringkasan
materi.
4. Memberikan
post test lisan.
Tahap Aktivitas Aktivitas Alat /
Waktu Metode
Kegiatan Mahasiswa Pendengar Media
Total waktu 30 menit
Lampiran Materi
HIPERTENSI
A. PENGERTIAN
Hipertensi adalah keadaan meningkatnya tekanan darah sistolik lebih besar
dari 140 mmHg dan atau diastolik lebih besar dari 90 mmHg pada dua kali
pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup
istirahat/tenang (WHO, 2011). Hal tersebut dapat terjadi karena jantung
bekerja lebih keras memompa darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan
nutrisi tubuh, jika dibiarkan penyakit ini dapat menganggu fungsi organ-
organ lain, terutama organ-organ vital seperti jantung dan ginjal.
B. ETIOLOGI
Penyebab Hipertensi antara lain adalah:
a. Usia
Usia mempengaruhi terjadinya hipertensi. Dengan bertambahnya umur,
risiko terkena hipertensi menjadi lebih besar sehingga prevalensi hipertensi
di kalangan usia lanjut cukup tinggi, yaitu sekitar 40%, dengan kematian
sekitar di atas usia 65 tahun (Depkes, 2006).
b. Strees
Hubungan antara strees dengan hipertensi primer diduga oleh aktivitas
saraf simpatis (melalui cathecholamin maupun rennin yang disebabkan
oleh pengaruh cathecholamin) yang dapat meningkatkan tekanan darah
yang intermittent. Apabila steer menjadi berkepanjangan dapat berakibat
tekanan darah menetap tinggi. Hal ini secara pansti belum terbukti, akan
tetapi pada binatang perconbaan dibuktikan, pemaparan terhadap strees
membuat binatang tersebut hipertensi.
c. Kebiasaan merokok
Selain dari lamanya kebiasaan merokok, resiko merokok terbesar
tergantung pada jumlah rokok yang dihisap perhari.Seseorang lebih dari 1
pak rokok sehari menjadi 2 kali lebih rentan hipertensi dari pada mereka
yang tidak merokok. Zat-zat kimia beracun, seperti nikotin dan karbon
monoksida yang dihisap melalui rokok, yang masuk dalam aliran darah
dapat merusak lapisan endotel pembuluh darah arteri dan mengakibatkan
proses atherosklorosis dan hipertensi. Nikotin dalam tembakau merupakan
penyebab meningkatnya tekanan darah segera setelah hisapan pertama.
Seperti zat-zat kimia lain dalam asap rokok, nikotin diserap oleh
pembuluh-pembuluh darah amat kecil didalam paru-paru dan diedarkan ke
aliran darah.
d. Obesitas/kegemukan
Kegemukan (obesitas) adalah presentase abnormalitas lemak yang
dinyatakan dalam Indeks Massa Tubuh (IMT) yaitu perbandingan antara
berat badan dengan tinggi badan kuadrat dalam meter.Kaitan erat antara
kelebihan berat badan dan kenaikan tekanan darah telah dilaporkan oleh
beberapa studi.Berat badan dan IMT berkorelasi langsung dengan tekanan
darah, terutama tekanan darah sistolik.Sedangkan, pada penderita
hipertensi ditemukan sekitar 20-33% memiliki berat badan lebih
(overweight) (Depkes, 2006).
Hipertensi pada seseorang yang kurus atau normal dapat juga disebabkan
oleh sistem simpatis dan sistem renin angiotensin (Suhardjono,
2006).Aktivitas dari saraf simpatis adalah mengatur fungsi saraf dan
hormon, sehingga dapat meningkatkan denyut jantung, menyempitkan
pembuluh darah, dan meningkatkan retensi air dan garam (Syaifudin,
2006).
e. Alkohol
Mengkonsumsi 3 gelas atau lebih minuman beralkohol perhari
meningkatkan resiko mendapat hipertensi sebesar 2 kali.Bagaimana dan
mengapa alkohol meningkatkan tekanan darah belum diketaui dengan
jelas. Namun sudah menjadi kenyataan bahwa dalam jangka panjang,
minum-minuman yang berakohol berlebihan akan merusak jantung dan
organ-organ lain. Berdasar hasil penelitian Sugihato (2007) menunjukan
bahwa OR hipertensi pada responden yang sering mengkonsumsi alkohol
(>3 x/ minggu) jika dibandingkan dengan yang jarang mengkonsunsi
alkoholadalah 4,86 (Anggraini, 2010).
C. MANIFESTASI KLINIS
a. Sakit kepala
b. Sakit kuduk
c. Jantung berdebar- debar
d. Kelelahan
e. Mual
f. Muntah
g. Sesak nafas
h. Gelisah
i. Pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak,
mata jantung dan ginjal. Kadang penderita hipertensi berat mengalami
penurunan kesadaran dan bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak.
Keadaan ini disebut ensefalopati hipertensif yang memerlukan penanganan
segera.
D. PENATALAKSANAAN
a. Mengkonsumsi obat hipertensi sesuai resep dokter
b. Mengkonsumsi buah-buahan
c. Jangan mengkonsumsi makanan yang mengandung tinggi garam
d. Jangan mengkonsumsi alkohol
e. Hindari mengkonsumsi rokok
f. Control berat badan
g. Hindari minuman yang memiliki kafein/kopi
h. Hanya istirahat
i. Hindari makanan yang mengandung tinggi lemak dan santan
j. Mengatur pola makan yang seimbang
k. Berolahraga
E. MAKANAN YANG DIANJURKAN
a. Sayur-sayuran hijau kecuali daun singkong, daun melinjo dan melinjonya
b. Buah-buahan kecuali durian
c. Ikan laut
d. Telur boleh dikonsumsi maksimal 2 butir dalam 1 minggu dan di utama
putih telurnya
e. Daging ayam (kecuali kulit, jerohan dan otak karena banyak mengandung
lemak)
F. MAKANAN YANG PERLU DIHINDARI
a. Makanan yang di awetkan seperti makanan kaleng, mie instan, minuman
kaleng
b. Daging merah segar, seperti hati ayam, sosis sapi, daging kambing
c. Makanan berlemak dan bersantan tinggi serta makanan yang terlalu asin.
H. CARA PENCEGAHAN
Cara pencegahan penyakit Hipertensi yaitu :
a. Menghindari stress/tekanan emosi
b. Mengontrol berat badan ideal
c. Rutin melakukan olah raga
d. Rutin mengontrol tekanan darah
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR
Pembuatan Air Rebusan Daun Salam
SOP
LATIHAN RELAKSASI OTOT
PROGRESIF
Penyebab Pencegahan
1. Stress
1. Olah raga yang cukup
2. Merokok
2. Tidak mengkonsumsi alkohol
3. Kelelahan
3. Tidak merokok
4. Minum alkohol
4. Istirahat yang cukup
5. Obesitas
5. Pola makan teratur
6. Diet yang tidak seimbang
6. Selalu melakukan pemeriksaan
7. Konsumsi garam yang tinggi
kesehatan
RESIKO JATUH Pencegahan
PenYEBAB
1. Penurunan keseimbangan
2. Gerak sendi terbatas
3. Meningkatnya resiko jatuh 2. Latihan keseimbangan
4. Penurunan tinggi badan (bungkuk) Seperti latihan jalan tandem lebih
meningkatkan keseimbangan lansia
(Novianti,dkk 2018).