Anda di halaman 1dari 11

1

ANALISIS KONTEN/KONSTRUCT

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Evaluasi Belajar
DOSEN PENGAMPU : Dr. Harun Sitompul, M.Pd.
Drs. Sorgang Siagian, M.Pd.

Kelompok 4:

Ema Angel.Putri 5183111017


Chintya Rebecca Sinambela 5183111023
Ropiah Pulungan 5183311009

PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN


FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


MEDAN
2020
2

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmatnya kepada kita semua sehingga makalah ini dapat
terselesaikan. Penyusunan laporan ini didasari mengenai Hasil analisis alat penilaian
( konsten/ kosntruk ). Laporan ini disusun dalam rangka untuk menyelesaikan tugas
mata kuliah Evaluasi Belajar. Pada kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih
kepada semua pihak yang telah memberikan bantuannya sehingga laporan ini dapat
terselesaikan.

Kami menyadari bahwa laporan ini masih memerlukan penyempurnaan. Oleh


karena itu, kritik dan saran sangat kami harapkan demi kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca dan
khususnya bagi para siswa segabai sarana pembelajaran.

Medan, Maret 2020

Kelompok 4
3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang......................................................................................4
B. Rumusan Masalah.................................................................................4
B. Tujuan Penulisan...................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN
A. Tanggal dan Waktu Observasi.............................................................5
B. K3.........................................................................................................8
C. Jurnal Inventaris...................................................................................9

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan...........................................................................................12
B. Saran.....................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................13
4

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Bentuk alat penilaian dapat berupa tes dan non tes. Alat penialaian bentuk tes
mencakup : tes uraian (uraian objektif dan uraian bebas), tes pilihan ganda,
jawaban singkat, menjodohkan, benar-salah, unjuk kerja (performance test), dan
portofolio. Alat penialian bentuk non tes mencakup: wawancara, angket dan
pengamatan(observasi).

Sebelum instrumen digunakan hendaknya dianalisis terlebih dahulu. Dua


karakteristik penting dalam menganalisis instrumen adalah validitas dan
reliabilitasnya. Alat Penilaian dikatakan valid (tepat, absah) apabila alat
penialaian digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Alat
Penilaian untuk mengukur kemampuan belajar siswa sekolah, dasar tidak tepat
jika digunakan pada siswa Sekolah menengah.

Dalam hal ini sasaran kepada siapa alat penilaian itu ditujukan merupakan salah
satu aspek yang harus dipertimbangkan dalam menganalisis validitas suatu
penilaian. Aspek lainnya misalnya kesesuaian indikator dengan butir soal,
penggunaan bahasa, kesesuaian dengan kurikulum yang berlaku, kaidah-kaidah
dalam penulisan butir soal dsb.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana Analisis Alat Penilaian (Tes) ?


2. Bagaimana Analisis Alat Penilaian (Nontes) ?

C. TUJUAN

1. Untuk Mengetahui Analisis Alat Penilaian Tes.


2. Untuk Mengetahui Analisis Alat Penilian Nontes.
5

BAB II
PEMBAHASAN

A. ANALISIS TES
SEBELUM UJI COBA:
Menggunakan analisis secara kualitatif, Analisis kualitatif atau yang dikenal dengan
telah mutu soal yang dilakukan sebelum soal diujikan kepada peserta tes. Analisis
dilakukan dengan berpedoman pada kaidah penulisan soal yang dilihat dari segi
materi, konstruksi, dan bahasa. Berikut ini adalah kaidah penulisan soal pilihan
ganda:
a. Materi :
1. Soal harus sesuai dengan indikator.
2. Pilihan jawaban harus homogeny dan logis ditinjau dari segi materi.
3. Setiap soal harus mempunyai satu jawaban benar atau yang paling benar.

b. Konstruksi:
1. Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas.
2. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus merupakan pernyataan yang
diperlukan saja.
3. Pokok soal jangan member petunjuk ke arah jawaban benar.
4. Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang bersifat negatif ganda.
5. Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama.
6. Pilihan jawaaban jangan mengandung pernyataan,”Semua pilihan jawaban di
atas salah”, atau “Semua pilihan jawaban di atas benar”.
7. Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu harus disusun berdasarkan
urutan besar kecilnya nilai angka tersebut, atau kronologisnya.
8. Gambar, grafik, table, diagram, dan sejenisnya yang terdapat pada soal harus
jelas dan berfungsi.
9. Butir soal jang bergantung pada jawaban soal sebelumnya.
6

c. Bahasa :
1. Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa
Indonesia.
2. Jangan menggunakan bahasa yang berlaku setempat, jika soal akan
digunakan untuk daerah lain atau nasional.
3. Setiap soal harus menggunakan bahasa yang komunikatif.
4. Pilihan jawaban jangan mengulang kata atau frase yang bukan merupakansatu
kesatuan pengertian

SETELAH UJI COBA


Menggunakan analisis Kuantitatif, analisis dilakukan untuk mengetahui penyebaran
pilihan jawaban yaitu melihat berfungsi tidaknya pengecoh (pilihan jawaban selain
kunci). Dari hasil analisis kuantitatif akan diperoleh soal baik, soal perlu diperbaiki,
dan soal jelek. Analisis kuantitatif meliputi:

a. Validitas
Istilah validitas pada dasarnya menunjukkan pada tingkat ketepatan dalam
mengungkapkan data yang semsetinya diungkapkan. Tes belajar yang valid
akan mengungkapkan aspek-aspek hasil belajar secara tepat. Dengan kata lain
tes tersebut menguji apa yang semestinya dites.
b. Reliabilitas
Menurut Thorndike dan Hagen (1977), reliabilitas berhubungan dengan
akurasi penilaian dalam mengukur apa yang diukur, kecermatan hasil ukur
dan seberapa akurat seandainya dilakukan pengukuran ulang. Hopkins dan
Antes (1979:5) menyatakan reliabilitas sebagai konsistensi pengamatan yang
diperoleh dari pencatatan berulang baik pada satu subjek maupun sejumlah
subjek. Secara empirik, tinggi rendahnya reliabilitas ditunjukkan oleh suatu
angka yang disebut koefisien reliabilitas. Soal (perangkat soal) yang valid
pasti reliabel, tetapi soal yang reliabel belum tentu valid. Oleh karena itu soal
yang valid secara teoritis, juga sudah reliabel (andal) secara teoritis.
7

c. Daya Pembeda
Daya pembeda item adalah kemampuan suatu butir item tes hasil belajar
untuk dapat membedakan (mendiskriminasi) antara testee yang
berkemampuan tinggi (pandai) dengan testee yang berkemampuan rendah
(tidak pandai), atau analisis yang mengungkapkan seberapa besar butir tes
dapat membedakan antara siswa kelompok tinggi dengan siswa kelompok
rendah. Salah satu ciri butir yang baik adalah yang mampu membedakan
antara kelompok atas (yang mampu) dan kelompok bawah (kurang mampu).
Kriteria yang berlaku di Pusat Penilaian Pendidikan adalah sebagai berikut:
Kriteria Daya Pembeda Keputusan
DP > 0,25 Diterima
0 < DP ≤ 0,25 Diperbaiki
DP ≤ 0 Ditolak

d. Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal
pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk
indeks. Indeks tingkat kesukaran ini pada umumnya dinyatakan dalam bentuk
proporsi yang besarnya berkisar 0,00 - 1,00 (Aiken (1994: 66). Semakin besar
indeks tingkat kesukaran yang diperoleh dari hasil hitungan, berarti semakin
mudah soal itu.

Rumus untuk mencari tingkat kesukaran adalah seperti berikut ini (Nitko,
1996: 310).
TK = JB / N
Keterangan:
TK = Tingkat kesukaran untuk tiap butir soal
JB = Banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal
N = Banyaknya yang memberikan jawaban pada soal yang di maksudkan.
Semakin kecil nilai TK diperoleh makin sulit soal tersebut., sebaliknya makin
besar TK yang diperoleh makin mudah soal tersebut.
Menurut kriteria yang sering di ikuti indeks kesukaran sering di
klasifikasikan sebagai berikut :
· Soal dengan TK 0 – 0,30 adalah soal kategori sukar.
8

· Soal dengan TK 0,31 – 0,70 adalah soal kategori sedang.


· Soal dengan TK 0,71 – 1,00 adalah soal kategori mudah.
B. ANALISA NONTES
SEBELUM UJI COBA :
Untuk mengaetahui apakah instrumen yang dibuat untuk merupakan alat ukur yang
baik, maka sebelum instrumen diuji cobakan perlu dianalisis terlebih dahulu secara
kualitatif. Seperti yang telah dibahas sebelumnya pada instrumen tes bahwa analisis
kulalitatif dilakukan dengan berpedoman pada kaidah penulisan soal yang dilihat dari
segi materi, konstruksi, dan bahasa. Sama halnya dengan analisis kualitatif pada
instrumen tes, analisis kualitatif pada instrumen nontes juga meliputi 3 poin tersebut.
Berikut adalah penjelasannya:
a. Materi
1. Pernyataan atau pertanyaan sesuai dengan rumusan indikator dalam kisi-kisi
2. Aspek yang diukur pada setiap pernyataan sudah sesuai dengan tuntutan
dalam kisi-kisi (misal untuk tes sikap: aspek kognisi, afeksi, atau konasinya
dan pernyataan positif atau negatifnya.
b. Kostruksi
1. Skala penilaian sudah tepat
2. Petunjuk pengisian sudah jelas
3. Format instrument menarik untuk dibaca
4. Pernyataan atau pertanyaan dirumuskan dengan singkat (tidak melebihi 20
kata) dan jelas
5. Kalimatnya bebas dari pernyataan atau pertanyaan yang tidak relevan objek
yang dipersoalkan atau kalimatnya merupakan kalimat yang perlu saja
6. Kalimatnya bebas dari kalimat yang negatif ganda
7. Kalimatnya bebas dari pernyataan yang mengacu pada masala lalu
8. Kalimatnya bebas dari pernyataan faktual atau dapat diinterpretasikan sebagai
fakta
9. Kalimatnya bebas dari pernyataan yang dapat diinterpretasikan lebih dan
kalimatnya bebas dari pernyataan atau pertanyaan yang mungkin disetujui
atau dikosongkan oleh hampir semua responden
10. Setiap pernyataan atau pertanyaan hanya berisi satu gagasan secara lengkap
9

11. Kalimatnya bebas dari pernyataan atau pertanyaan yang tidak pasti seperti:
semua, selalu, kadang-kadang, tidak satupun, tidak pernah
12. Tidak banyak menggunakan kata hanya, sekedar, semata-mata
c. Bahasa/Budaya
1. Rumusan kalimat pernyataan atau pertanyaan komunikatif
2. Soal menggunakan Bahasa Indonesia yang baku
3. Tidak menggunakan bahasa yang bersifat setempat/tabu.
Selain dengan cara analisis kualitatif, juga dapat dilakukan validator ahli. Sebelum
digunakan terlebih dahulu divalidasi oleh para pakar untuk menguji layak atau tidak
layaknya instrumeninstrumen tersebut digunakan untuk mengukur aspek-aspek yang
ditetapkan ditinjau dari kejelasan tujuan pengukuran yang dirumuskan, kesesuaian
butirbutir pertanyaan untuk setiap aspek, penggunaan bahasa, dan kejelasan petunjuk
penggunaan instrumen.

SESUDAH UJI COBA


a. Uji Validitas
Uji validitas yang digunakan dalam instrumen nontes biasaynya adalah validitas
konstruk (Construct Validity). Cara melakukan validitas konstruk yaitu dapat
digunakan pendapat dari ahli (judgment experts). Instrumen dikonstruksi tentang
aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu, selanjutnya
dikonsultasikan dengan ahli.Menurut Jack R. Fraenkel (dalam Siregar 2010:163)
validitas konstruk merupakan yang terluas cakupannya dibanding dengan
validitas lainnya, karena melibatkan banyak prosedur termasuk validitas isi dan
validitas kriteria.
b. Uji Reliabilitas
Instrumen reliabilitas berarti instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk
mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Pengujian
reliabilitas instrumen dapat dilakukan secara eksternal maupun internal.
1. Secara eksternal, pengujian dapat dilakukan dengan tes-retest (stability),
equivalent, dan gabungan keduanya.
2. Secara internal, pengujian dapat dilakukan dengan menganalisis konsistensi
butir-butir yang ada pada instrumen dengan teknik tertentu.
10

Untuk instrumen non tes, rumus yang digunakan adalah Alpha-Cronbach,


dibawah ini karena variasi sekornya lebih dari 2.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
11

Kesimpulan yang dapat disampaikan Alat yang ada di labolatorium beton


ini sudah cukup banyak dan berpariasi, dan memiliki fungsi yang berbeda-beda
sesuai dengan kebutuhan untuk matakuliah beton, Dilaolatorium ini masih ada
alat sederhana atau manual yang masih bisa dugunakan atau masih berfungsi
sebagaimana mestinya, dan disamping meiliki alat yang manual labolatorium ini
juga memiliki alat yang modern yang mempercepat pekerjaan sipengguna.
B. Saran
Dilabolatorium ini memang memberi peringatan untuk
mengutamakankeselamatan dan juga menenmpel beberapa peringatan, seperti
memakai masker dan lain-lain. Tetapi didalam labolatorium ini kami tidak
menemukan kotak K3 yang biasanya ada di dindinglabolatorium yang gampang
dilihat dan dijangkau, jika terjadi kecleakaaan kerja supaya Pertolongan Pertama
Pada Kecelakaan dapat dengan cepeat dilakukan, tetapi nyatanya kami tidak ada
melihat kkotak K3 yang digantungkan di dinding labolatorium. Kami berharap
supaya labolatorium beton dilengkapi atau difasilitasi degan Kotak K3 yang
lengkap dan memadai, karena kitak tidak tau kapan akan terjadi kecelakaan
menimpa kita, karena kecelakaan itu tidak pernah permisi untuk datang.

Anda mungkin juga menyukai