Abstrak
Telah dilakukan skirining toksisitas terhadap beberapa fraksi ekstrak etanol daun Lantana camara L. Fraksinasi
terhadapekstrak etanol daun L. camara L. dilakukan dengan kromatografi kolom menggunakan adsorben silika
gel G 60, eluen campuran benzen dan etanol. Setiap fraksi dikontrol dengan kromatografi lapis tipis, dan fraksi
yang memiliki harga Rf yang sama dikelompokkan menjadi satu. Terhadap masing-masing fraksi dilakukan
skirining toksisitas secara in vitro dengan menggunakan sel leukemia L1210. Toksisitas ditentukan dengan
metode Fujimoto berdasarkan nilai IC50
Kata kunci: Ekstrak metanol, Lantana camara L., sel leukemia L1210, toksisitas.
51
Jurnal Sains Kimia
Vol 7, No.2, 2003: 51-54
52
Skrining toksisitas beberapa fraksi metanol
(Rumondang Bulan Nasution)
2. Skrining Toksisitas dengan Sel diperoleh system KLT yang paling sesuai
Leukemia L1210 yaitu dengan adsorben silika gel G60 dan
eluen campuran benzen dan etanol (4:!
a. Pengujian sampel v/v). Berdasarkan analisis dengan KLT,
Masing fraksi F-I, F-II, F-III, F-IV, fraksi hasil kromatografi kolom dapat
dan F-V dilarutkan dalam metanol dengan dikelompokkan ke dalam 5 bagian menurut
kadar 1 mg /mL Uji toksisitas ekstrak harga Rf masing-masing fraksi. Kelima
methanol, fraksi F-I, F-II, F-III, F-IV, dan fraksi tersebut adalah F-I, F-II, F-III, F-IV,
F-V terhadap sel leukemia L1210 dan F-V. Hasil pemisahan kromatografi
dilakukan secara in vitro menurut prosedur kolom terdapat pada Tabel I.
yang digunakan oleh Fujimoto. Uji Fraksi 1 hingga 6 (F-I) merupakan zat
toksisitas dilakukan dalam multiwell plate padat berwarna hijau tua dengan harga Rf
tissue culture (1,00 mL sel setiap lubang 0,66 dan 0,78; fraksi 7 hingga 16 (F-II)
dengan kapasitas 20 x 105 sel /mL). Ke merupakan zat padat berwarna hijau coklat
dalam sel tersebut ditambahkan ekstrak dengan harga Rf 0,55; 0,66 dan 0,78; fraksi
metanol sebanyak 10 μl dengan variasi 17 hingga 25 (F-III) merupakan zat padat
konsentrasi 10,00; 7,50; 5,00; dan 2,50 hijau coklat dengan endapan putih
μg/mL. Sebagai kontrol digunakan 10μl kehijauan dengan harga Rf 0,32 dan 0,55;
methanol. Kemudian diinkubasi dalam fraksi 26 hingga 50 (F-IV) merupakan zat
incubator CO2 pada suhu 37 0C, selam 48 padat warna coklat tua sedangkan fraksi
jam. Setelah diinkubasi, jumlah sel methanol (F-V) merupakan zat padat
dihitung di bawah mikroskop dengan warna coklat tua. F-III mengindikasikan
menggunakan Haemocytometer Fuch senyawa triterpenoida yang ditunjukkan
Rosenthal (0,200 mm; 0,0625 mm2). dengan munculnya warna ungu dengan
Percobaan dilakukan secara duplo. Hal pereaksi Salkowsky. Hal ini sesuai dengan
yang sama dilakukan terhadap fraksi F-I, hasil penelitian sebelumnya yang
F-II, F-III, F-IV, dan F-V. menyatakan bahwa di dalam tumbuhan L.
camara L. terdapat senyawa triterpenoida.
b. Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan 2. Skirining Toksisitas dengan Sel
menghitung IC50. Harga IC50< 4 μg/mL Leukemia L1210.
dinytakan toksik dan berpotensi sebagai Tingkat toksisitas dari ekstrak
antikarsinogenik. tumbuhan tersebut ditentukan berdasarkan
nilai IC50nya. Suatu senyawa disebut
HASIL DAN PEMBAHASAN bersifat toksik bila aktivitasnya terhadap
sel uji mempunyai nilai IC50<4 μg/mL (zat
1. Hasil Ekstraksi dan Kromatografi murni) dan IC50<20 μg/mL (ekstrak kasar).
Kolom Tingkat toksisitas tersebut memberi makna
Dari 1 kg serbuk daun yang diektraksi terhadap potensi aktivitasnya sebagai
diperoleh 64,52 g (6,45 %) ekstrak kasar. antitumor. Hasil yang diperoleh
Untuk pemisahan selanjutnya, setelah memperlihatkan bahwa ekstrak methanol
dilakukan berbagai percobaan KLT memiliki nilai IC50= 5,59 μg/mL sehingga
terhadap ekstrak tersebut ternyata
53
Jurnal Sains Kimia
Vol 7, No.2, 2003: 51-54
Tabel 1. Hasil kromatografi kolom dengan pengelusi campuran benzen dan etanol (4:1 v/v)
Tabel 2. Nilai IC50 ekstrak metanol dan fraksinya terhadap Sel Leukemia L1210
DAFTAR PUSTAKA
54