Oleh:
Dian Islamiyati
(W100190016)
MAGISTER AKUNTANSI
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2020
1. TEORI ORGANISASI PEMERINTAH DAERAH
Teori Z adalah nama bagi tiga teori psikologi yang jelas berlainan. Satu dibangunkan
oleh Abraham H. Maslow dalam kertas kerjanya Theory Z dan yang lain nya adalah Dr.
William Ouchi yang dikenali sebagai gaya "Pengurusan Jepun" yang dipopularkan
semasa ledakan ekonomi Asia pada 1800-an. Yang ketiga dibangunkan oleh W. J. Reddin
dalam Keberkesanan Pengurus (panduan 19 Situasi) Manusia:
Punca menggalakkannya.
Sama bergantung adalah mod utama bagi perbincangan ("discourse").
Interaksi merupakan unit sosial bagi kepentingan.
"Objektif" terbaik dan teringkas bagi menggambarkan konsep manusia bagi manusia.
Bagi Ouchi, Theori Z menumpu pada meningkatkan kesetiaan pekerja kepada syarikat
dengan memberikan kerja sepanjang hayat dengan tumpuan kepada kebaikan pekerja,
kedua-dua semasa dan selepas kerja. Menurut Ouchi, pengurusan Teori Z cenderung
menggalakkan pekerjaan stabil, pengeluaran tinggi, dan moral dan kepuasan pekerja lebih
tinggi.
Ironiknya, "Pengurusan Jepun" dan Teori Z itu sendiri diasaskan kepada 14 Poin Dr. W.
Edwards Deming yang terkenal. Deming, seorang pengajian Amerika yang teori
pengurusan dan motivasinya ditolak di Amerika Syarikat, terus untuk membantu
meletakkan asas pembangunan organisasi Jepun semasa perkembangan mereka dalam
ekonomi dunia pada 1980-an. Teori Deming diringkaskan dalam dua bukunya, Out of the
Crisis dan The New Economics, dalam mana dia menjelaskan "System of Profound
Knowledge"nya. Dia merupakan penasihat lazim kepada ahili perniagaan Jepun dan
pemimpin kerajaan, dan akhirnya menjadi penasihat yang dihormati. Deming
dianugerahkan dengan "Second Order of the Sacred Treasures" oleh bekas Maharaja
Hirohito, dan syarikat Amerika akhirnya mencuba tetapi gagal bagi menggunakan
pendekatan "Jepun" bagi meningkatkan kedudukan daya saing mereka.
Pre Teori Z
Abraham Maslow, ahli psikologi dan ahli teori pertama bagi membangunkan teori
motivasi berasaskan keperluan manusia menghasilkan teori yang memiliki tiga
tanggapan. Pertama, Pertama, keinginan manusia tidak pernah puas sepenuhnya. Kedua,
kelakuan manusia sengaja dan dipacu oleh keinginan bagi kepuasan. Ketiga, keinginan
ini boleh dikelaskan menurut struktur hiraki kepentingan dari terendah kepada tertinggi
(Maslow, 1970).
1. Keperluan psikologi
2. Keperluan selamat
3. Keperluan disayangi dan menjadi sebahagian
4. Keperluan harga diri - keyakinan diri
5. Keperluan bagi pencapaian diri - keperluan bagi mencapai potensi diri sepenuhnya
Teori hiraki keinginan Maslow membantu pengurus bagi memahami apa yang memacu
pekerja. Dengan memahami apa yang perlu dicapai bagi pekerja mencapai aras tertinggi
motivasi, pengurus dapat mendapatkan terbanyak dari produktiviti.
Sejarah Teori Z
Profesor Ouchi menghabiskan beberapa tahun menyelidik syarikat Jepun dan memeriksa
syarikat Amerika menggunakan gaya pengurusan Teori Z. Menjelang 1980-an, Jepun
terkenal kerana produktiviti tertinggi di seluruh dunia, sementara produktiviti Amerika
telah merosot dengan banyaknya. Perkataan "Wa" dalam bahasa Jepun telah digunakan
kepada Teori Z kerana ia membabitkan dengan menggalakkan kerja sama dan
berkumpulan. Perkataan "Wa" bererti bulat sempurna atau harmoni, yang mempengaruhi
masyarakat Jepun agar sentiasa berpasukan dan mendapat penyelesaian bersama.
Menggalakkan Teori Z dan perkataan Jepun "Wa" adalah bagaimana ekonomi Jepun
menjadi begitu berkuasa. Dan juga kerana Jepun menunjukkan tahap minay yang tinggi
untuk bekerja, sesetengah penyelidik mendakwa bahawa 'Z' dalam teori Z mewakili 'Zeal'
("Bersemangat").
Ouchi menulis buku yang berjudul Theory Z How American Business Can Meet the
Japanese Challenge (1981), dalam buku ini; Ouchi menunjukkan bagaimana syarikat
Amerika dapat memenuhi cabaran Jepun dengan gaya pengurusan keberkesanan tinggi
yang menjanjikan mengubah perniagaan pada 980-an. Rahsia kejayaan Jepun, menurut
Ouchi, bukanlah teknologi, tetapi cara khas mengurus manusia. “Ini merupakan gaya
pengurusan yang menumpu pada falsafah syarikat yang kukat, budaya korporate yang
jelas, pembangunan kakitangan jangka panjang, dan membuat keputusan bersama-
sama”(Ouchi, 1981). Ouchi menunjukkan bahawa hasil membuktikan pertukaran
kakitangan yang lebih rendah, peningkatan komitmen kerja, dan peningkatan produktiviti
dramatik.
Pendekatan ketiga, yang diusulkan oleh William Ouchi (1981), muncul dari hasil
observasi terhadap perbedaan-perbedaan, antara bekerja di perusahaan Jepang dan di
perusahaan Amerika Serikat. Teori Z menganggap, rasa aman (security) secara khusus
punya arti penting.
Dalam sistem manajemen Jepang, keamanan itu terjamin karena sebagian besar pekerja
memiliki masa kerja seumur hidup (lifetime employment) di satu perusahaan. Organisasi
gaya Jepang ini berkomitmen pada hubungan jangka panjang tersebut, dengan tinjauan
kinerja secara reguler dan tegas, yang memberikan umpan-balik yang dituntut sebagian
besar karyawan, agar bisa berfungsi efektif.
Organisasi Amerika:
1) Masa kerja jangka pendek (short-term employment)
2) Evaluasi dan promosi yang cepat
3) Jalur karir yang terspesialisasi
4) Mekanisme kontrol yang eksplisit
5) Pengambilan keputusan secara individual
6) Tanggung jawab individual
7) Keprihatinan tersegmentasi (segmented concern)
Organisasi Jepang:
1) Masa kerja seumur hidup (lifetime employment)
2) Evaluasi dan promosi yang lambat
3) Jalur karir yang tidak terspesialisasi
4) Mekanisme kontrol yang implisit
5) Pengambilan keputusan secara kolektif
6) Tanggung jawab kolektif
7) Keprihatinan keseluruhan (wholistic concern)
3. STRATEGIC COICE TEORI
Perencanaan strategis adalah proses yang dilakukan suatu organisasi untuk menentukan
strategi atau arahan, serta mengambil keputusan untuk mengalokasikan sumber dayanya
(termasuk modal dan sumber daya manusia) untuk mencapai strategi ini. Berbagai teknik
analisis bisnis dapat digunakan dalam proses ini, termasuk analisis SWOT (Strengths,
Weaknesses, Opportunities, Threats), PEST (Political, Economic, Social, Technological),
atau STEER (Socio-cultural, Technological, Economic, Ecological, Regulatory).
PENDAHULUAN
Rencana strategis perusahaan adalah suatu rencana jangka panjang yang bersifat
menyeluruh, memberikan rumusan ke mana perusahaan akan diarahkan, dan bagaimana
sumberdaya dialokasikan untuk mencapai tujuan selama jangka waktu tertentu dalam
berbagai kemungkinan keadaan lingkungan.
Menurut Wheelen dan Hunger (1987) manajemen strategis adalah himpunan dari putusan
dan tindakan manajerial yang menentukan performansi badan usaha dalam jangka
panjang. MS mencakup perumusan, implementasi, dan evaluasi atau pengendalian
strategi. Dengan demikian, studi mengenai manajemen strategi menitikberatkan pada
kegiatan untuk memantau dan mengevaluasi peluang dan kendala lingkungan, di samping
kekuatan dan kelemahan perusahaan. Dalam hal ini, perencanaan strategis merupakan
bagian dari MS, karena tidak mencakup implementasi, evaluasi, dan pengendalian
strategi, melainkan hanya mencakup perumusan strategi.
Di pihak lain, kebijakan bisnis merupakan studi yang sifatnya integratif dan komprehensif
karena lebih cenderung melihat ke dalam perusahaan, dengan menitikberatkan pada
masalah efisiensi atas utilitas sumber daya yang dimiliki perusahaan. Dengan demikian,
kebijakan bisnis memfokuskan pada perumusan pedoman umum yang memungkinkan
pencapaian yang lebih baik atas misi dan tujuan perusahaan. Jadi, dalam manajemen
strategis tercakup juga kebijakan bisnis, tetapi dengan penekanan yang lebih besar pada
aspek lingkungan dan strategi.
Menurut Gluck, Kaufman dan Walleck (1982), ada empat fase evolusi manajemen
strategis:
Tahap I : Basic Financial Planning: mengupayakan pengendalian operasional dan
manajerial yang baik dengan menggunakan anggaran sebagai instrumennya.
Hax dan Majluf (1984), evolusi manajemen strategis terdiri dari lima tingkatan:
I. Bugeting and financial control dengan anggaran sebagai instrumen;
II. Long range planning;
III. Businees strategic planning;
IV. Corporate strategic planning: perencanaan jangka panjang terpadu.
V. Strategic management.
Model perencanaan strategis menurut Pearce II dan Robinson (1988) tidak membedakan
antara perencanaan strategis untuk unit usaha dan badan usaha.
Company mission.
Company profile.
External environment.
Strategic analysis and choice.
Long term objective
Grand strategy (rencana kegiatan utama dan komprehensif).
Annual objectives
Functional strategies.
Policies