Patomekanisme Penurunan Berat Badan
Patomekanisme Penurunan Berat Badan
Hipertiroidisme
T3 : T4 Metabolisme basal
Berat badan
Hormon thyroid
Metabolisme tubuh
Kebutuhan akan oksigen
Vasodilatasi
Aliran darah
Aktivitas jantung
Berdebar
Patomekanisme gelisah
Hormon thyroid
Kecepatan berfikir dan disosiasi berfikir
Gelisah
Differential diagnosis
Diabetes Mellitus
Grave disease
Patomekanisme palpitasi
Palpitasi terjadi akibat adanya peningkatan curah jantung yang disebabkan oleh peningkatn aliran
darah. Curah jantung yang meningkat disebkan oleh penurunan tahanan perifer total yang kronik.
Misalnya pada orang yang defisiensi vitamin K, Hipertiroid (hipermatbolik), dan anemia.Selain
hal diatas palpitasi pada penyakit Graves diakibatkan oleh peningkatan kadar T3 dan T4 yang
akan merangsang reseptor adrenal. Korteks adrenal yang kurang mensekresi hormon korteks
adrenal, akan merangsang pelepasan ACTH,berisifat sensitif terhadap rangsangan simpatis, yang
berefek tekanan darah dan nadi meningkat
Patomekanisme Gelisah
Gelisah terjadi akibat adanya perangsangan pada sistem saraf pusat. Sistem saraf pusat ini akan
mengalami peningkatan kepekaan jaringan saraf. Kepekaan jaringan tersebut dapat dipengarhi
oleh, kalsitonin. Hormon kalsitonin menyebabkan penurunan ion kalsium sehingga
menyebabakan gelisah, cema akibat dari kepekaan jaringan saraf.
TSH sensitif
FT4 FT4
FT3
Hipotiroidisme
KET : Sebagai tes saring fungsi tiroid urutannya sbb:
sbb: subklinis
1. Tes TSHS 2. Tes FT4 3. FT3
Klasifikasi Informasi
1. Organ utama dari sistem endokrin adalah: hipotalamus, kelenjar hipofisa, kelenjar tiroid, kelenjar
paratiroid, pulau-pulau pankreas, kelenjar adrenal, buah zakar, indung telur
2. Hormon-hormon yang terlibat dalam regulasi berat badan ;
Hipotalamus → hipofisis anterior, menghasilkan hormon-hormon :
TSH → kelenjar tiroid → hormon tiroid (T3&T4)
ACTH → korteks adrenal → kortisol
Hormon Pertumbuhan → hati → somatometidin → tulang → pertumbuhan
→ jar.lunak → pertumbuhan
3. DD :
Graves disease merupakan salah satu bentuk penyakit yang menyebabkan hipertiroidisme
( hiperfungsi dari kelenjar tiroid ). Gejala khasnya : goiter, eksoftalmus, penonjolan kulit di atas
tulang kering
Diabetes melitus Tipe I : ditandai oleh tidak adanya sekresi insulin
Diabetes melitus Tipe II : ditandai oleh sekresi insulin yang normal atau bahkan meningkat tetapi
terjadi penurunan kepekaan sel sasaran terhadap insulin
4 Pemeriksaan penunjang yang diperlukan :
Graves Disease : Tes TSH, Tes FT4 dan FT3
Diabetes Melitus : pemeriksaan glukosa darah sewaktu, kadar glukosa darah puasa, kemudian
daapt diikuti dengan Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) standar.
Berdasarkan hasil analisa tersebut di atas, penyakit diabetes melitus dapat menyebabkan penurunan
berat badan dan jantung berdebar-debar, namun gelisah tidak secara langsung dapat ditemukan pada
diabetes melitus. Sehingga diabetes melitus bukan merupakan diagnosa utama dari skenario tersebut.
Dignosa utama menurut kelompok kami untuk skenario di atas adalah Grave Disease. Karena semua
gejala-gejala klinis pada skenario ditemukan pada grave disease dan prevalensi dari penyakit tersebut
sesuai dengan skenario. Untuk diagnosa pasti,masih dibutuhkan pemeriksaan penunjang lain seperti
pemeriksaan fisis dan pemeriksaan laboratorium.
GRAVE’S DISEASE
PENDAHULUAN
DEFINISI
. Graves Disease adalah suatu penyakit autoimun yang mempunyai tiga tanda klinis yang
khas yaitu : struma difus (Hipertiroidisme), optalmopati, dan dermopati infiltrate. Kelainan ini
dapat ditemukan secara bersamaan atau sendiri-sendiri ( 2/3 penderita hipertiroidisme dan
optalmopati, 1/6 ditemukan dermopati ).
INSIDENS
Penyakit Graves biasanya terjadi pada usia sekitar tiga puluh dan empat puluh dan lebih
sering ditemukan pada wanita daripada pria.Prevalensinya 10 kali lebih sering pada wanita
dibanding pada pria. Pada wanita ditemukan 20-27 kasus dalam 1000 wanita, sedang pria 1-5 per
1000 pria.
Patomekanisme
Hipertiroidisme
Aktivitas enzimatik T3
Merangsang Na,K,ATPase pada
Semua jaringan (kecuali otak,lien,testis)
Kekurangan Jantung
Asupan oksigen Sensitivitas Panas
Palpitasi Laju metabolic basal Heat intolerence
BB
Tiredness
Antibody spesifik
Inflamasi retro-orbital
bengkak + odem dri otot ekstraokular
pergerakan terbatas
pembengakakan pada mata
Exopthalamus
PENGOBATAN
1. Pemberian Obat Anti Tiroid (OAT)
Indikasi pemberian obat anti tiroid adalah :
· Sebagai terapi yang bertujuan memperpanjang remisi atau mendapatkan remisi
yang menetap, pada pasien-pasien muda dengan struma ringan sampai sedang dan
tirotoksikosis.
· Sebagai obat untuk control tirotoksikosis pada fase sebelum pengobatan, atau
sesudah pengobatan pada pasien yang mendapat yodium radioaktif.
· Sebagai persiapan untuk tiroidektomi
· Untuk pengobatan pasien hamil dan orang lanjut umur
· Pasien dengan krisis tiroid
Obat Anti Tiroid yang sering digunakan adalah Karbimazol, Metimazol, Propiltiourasil.
2. Pengobatan dengan yodium radioaktif
Indikasinya:
· Pasien umur 35 tahun atau lebih
· Penderita dengan payah jantung
3. Operasi (Tiroidektomi)
Indikasinya :
· Struma besar yang tidak berhasil dengan OAT
· Penderita yang alergi terhadap obat antitiroid
· Wanita muda yang ingin hamil, agar kehamilan berikutnya tidak menagalami
kesulitan.
4. Pengobatan Tambahan
· Sekat beta adrenergic
· Yodium
· Ipodate
· Litium
ANALISIS MASALAH
Berdasarkan scenario yang dibahas oleh kelompok kami, yaitu mengenai modul beran
badan menurun diperoleh kata-kata kunci :
1. Wanita 35 tahun
2. Berat badan menurun
3. Palpitasi
4. Gelisah
- Hubungan Grave’s Disease dengan penurunan berat badan
Pada penyakit Grave’s disease terdapat antibody Thyroid Stimulating Imunoglobulin
( TSI ) dimana TSH mengaktifkan hormone thyroid. Pada penyakit ini T 3 dan T4
meningkat didalam plasma. Jumlah total T3 dan T4 mengakibatkan Basal Metabolic Rate
meningkat, sehingga makanan yang diabsorbsi diusus halus menurun. Kemudian
makanan dibawa ke otot dalam bentuk glikogen dan terjadi lisis menjadi glukosa.
Mengakibatkan reseptor otot menurun. Glukosa hanya beredar dalam pembuluh darah
dan tidak tersimpan dalam otot, akibatnya sel-sel akan terus merasa lapar sehingga
katabolisme meningkat. Dengan demikian cadangan makanan menurun dan akhirnya
berat badan menurun.
- Hubungan Grave’s disease dengan palpitasi
Grave’s disease adalah penyakit autoimun, dimana T3 dan T4 meningkat, selanjutnya akan
merangsang reseptor adrenal. Sekresi hormone pada korteks adrenal dapat menjadi tidak
memadai untuk mempertahankan kehidupan normal karena penyakit primer atau
insufisiensi korteks adrenal dan kekurangan ACTH, perangsangan reseptor adrenal ini
sensitive terhadap rangsang simpatis sehingga nadi dan tekanan darah meningkat
sehingga terjadi palpitasi atau jantung berdebar-debar.
- Hubungan Grave’s Disease dengan Gelisah
Pada Grave’s Disease, disosiasi pikiran meningkat, keadaan ini menyebabkam
kecemasan berlebihan. Kecemasan ini selalu menimbulkan persepsi halusinasi dan
lambat laun akan mengalami kegelisahan.
- Hubungan insidens denga Grave’s Disease.
Seperti dijelaskan sebelumnya, Grave’s Disease paling sering terjadi pada wanita.
KESIMPULAN
Berdasarkan dari semua penjelasan sebelumnya, baik pendahuluan, analisis masalah yang
didalamnya membahas tentang semua gejala yang berhubungan dengan scenario maka kelompok
kami memasukkan Grave’s Disease sebagai salah satu diferensiasi diagnosa yang mungkin
tetapi tidak menutup kemungkinan penyakit ini merupakan diagnosa utama, oleh sebab itu perlu
lagi diadakan pemeriksaan-pemeriksaan seperti pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium
serta pemeriksaan lainnya yang lebih akurat sehingga dapat memastikan diagnosa dari pasien
sehingga bisa diadakan tindakan lebih lanjut seperti pengobatannya.