Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENELITIAN

PERILAKU SADARI WANITA PEDESAAN DAN WANITA


PERKOTAAN

Erniyati*, Suci Seniartika**

ABSTRAK
Penyakit kanker payudara menunjukkan kecenderungan yang semakin meningkat.
Upaya penanggulangan masih banyak menemukan kendala karena sebagian besar penderita
datang berobat pada stadium lanjut yang sulit disembuhkan. Dan sadari merupakan metoda
yang paling efektif dan efisien untuk menemukan penyakit kanker payudara pada stadium dini.
Wanita didapati beresiko lebih besar terkena kanker payudara dibandingkan laki-laki. Informasi
dan edukasi memberi arah pada terbentuknya perilaku individu. Kemudahan akses informasi dan
edukasi tentang sadari antara mereka yang tinggal desa dan kota dapat menyebabkan adanya
perbedaan perilaku antara wanita desa dan wanita kota terhadap perilaku sadari.
Penelitian deskriptif eksploratif untuk mengetahui gambaran dan perbedaan perilaku
wanita desa dan kota terhadap perilaku sadari. Beberapa faktor yang terkait dengan
pembentukan perilaku juga dianalisa pengaruhnya. Metoda ”convinient sampling” digunakan
untuk melibatkan seratus dua puluh enam wanita dalam penelitian ini.
Hasil penelitian menunjukkan rerata skor kognitif dan psikomotor responden desa dan
kota termasuk dalam kategori tidak baik dan kurang baik. Namun demikian kecenderungan
sikap responden desa dan kota terhadap sadari berada dalam rentang positif. Analisa t-test
menunjukkan bahwa perbedaan skor kognitif, psikomotor dan afektif responden desa dan kota
terhadap sadari tidak bermakna (ρ>0,05).

Kata kunci: Kanker payudara, perilaku sadari, kognitif, psikomotor dan afektif

Penulis adalah
* Dosen Keperawatan Maternitas PSIK FK USU
** Mahasiswa Program S-1 Keperawatan PSIK FK USU

Jurnal Keperawatan Rufaidah Sumatera Utara, Volume 1, Mei 2005 1


PENDAHULUAN penguasaan ketiga domain perilaku sadari
dimiliki para wanita.
Berbagai laporan penelitian
menunjukkan bahwa kanker cenderung Hasil penelitian Depdikbud (1996-
menjadi salah satu penyebab utama 1997) menunjukkan bahwa 50% responden
kematian pada usia produktif (Tambunan, mendapatkan informasi kesehatan melalui
1993). Dalam dua dasawarsa terakhir di surat kabar. Bisa jadi hal yang sama juga
Sumatera Utara penyakit ini menunjukkan berlaku pada perilaku sadari. Padahal akses
angka kasus yang semakin meningkat. Dua informasi kesehatan bagi wanita pedesaan
puluh tahun yang lalu, sebagaimana angka dan wanita perkotaan tidaklah sama. Wanita
nasional, kanker payudara baru menempati pedesaan di sebagian besar wilayah di
urutan kedua setelah kanker nasofaring Indoensia, termasuk Sumatera Utara,
(nasional, urutan kedua setelah kanker leher cenderung lebih sulit mendapatkan informasi
rahim) (Depkes RI, 1983). Informasi terkini dibandingkan wanita perkotaan. Dengan
yang dicatat dari laboratorium Patologi demikian perilaku sadari wanita pedesaan
Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas kemungkinan berbeda yaitu lebih rendah
Sumatera Utara, kanker payudara pada tahun nilainya dibanding wanita kota. Ironisnya
2002 menunjukkan kenaikan drastis dan kanker payudara menyerang tanpa mengenal
menjadikannya sebagai kasus kanker yang batas geografis tempat wanita tinggal.
terbanyak (16,07%, n=50 kasus). Wanita di pedesaan maupun perkotaan
mempunyai resiko yang sama menderita
Sementara itu upaya penanggulangan
kanker payudara. Oleh karena itu,
kanker payudara masih banyak menemui
seharusnya wanita di pedesaan maupun
kendala. Sebagian besar (75,5%) penderita
perkotaan harus mempunyai perilaku sadari
datang berobat ke rumah sakit dalam
yang sama.
stadium lanjut (Sukardja, 1984 dikutip dari
Tambunan, 1993). Pada stadium ini, kanker Tujuan penelitian ini untuk
payudara cenderung sukar atau praktis tidak mengidentifikasi perbedaan perilaku sadari
dapat disembuhkan lagi (Arjoso, 1992). wanita yang bertempat tinggal di desa dan
Padahal diberikan pengobatan yang tepat wanita yang tinggal di kota. Jika terdapat
dan adekuat sebenarnya kanker payudara perbedaan, maka akan dieksplorasi
pada stadium dini memiliki prognosis yang perbedaan perilaku sadari dalam 3 domain,
baik. Oleh karena itu upaya penanggulangan yaitu: pengetahuan, keterampilan dan sikap.
kanker payudara sebaiknya dititik beratkan
pada deteksi dini saat kanker masih
berukuran kecil (Tambunan, 1993). Metode KERANGKA PENELITIAN
yang paling efektif digunakan adalah metode Desain dan Hipotesa Penelitian
pemeriksaan payudara sendiri (sadari).
Selain tanpa biaya, cara ini relatif mudah Daerah pedesaan dan daerah
dilakukan. perkotaan memiliki perbedaan dalam ciri-
ciri fisik dan sosial. Sarana informasi daerah
Keberhasilan sadari tergantung pada perkotaan lebih banyak kemudahan jika
pengetahuan, keterampilan dan sikap dibandingkan dengan daerah pedesaan.
individu dalam melakukan sadari. Ketiganya Sarana informasi seperti koran, Jurnal,
merupakan domain perilaku sadari yang internet dan televisi lebih mudah untuk
seharusnya dimiliki oleh mereka yang diperoleh di perkotaan. Perbedaan sarana
beresiko terkena kanker payudara. Dari informasi yang dapat diakses wanita
sebaran kasus di Sumatera Utara pedesaan dan wanita perkotaan akan dapat
menunjukkan bahwa wanita mempunyai menyebabkan perbedaan perilaku sadari.
resiko lebih tinggi dibanding laki-laki.
Selain itu, belum ada penelitian yang dapat
memberikan informasi sejauh mana

2 Jurnal Keperawatan Rufaidah Sumatera Utara, Volume 1, Mei 2005


Wanita Pedesaan kuesioner dinyatakan reliabel jika memiliki
nilai reliabilitas lebih dari 0,7.
Perilaku Sadari
Ada/tidaknya perbedaan
• Kognitif perilaku sadari ? PERTIMBANGAN ETIK
• Afektif
• Psikomotor
Tujuan dan prosedur pelaksanaan
penelitian dijelaskan kepada masing-masing
Wanita Perkotaan responden yang sebelumnya telah
menyatakan kesediaaannya untuk menjadi
subyek penelitian. Lembar informed consent
Hipotesis penelitian (H1) dirumuskan untuk digunakan sebagai bukti persetujuan.
membuktikan adanya perbedaan perilaku Responden diperbolehkan mengundurkan
sadari antara wanita perkotaan dengan diri selama proses pengumpulan data
wanita pedesaan. Uji hipotesa dilakukan berlangsung. Kerahasiaan catatan mengenai
dengan menggunakan independent t-test. responden dijamin dengan menggunakan
Skor perilaku sadari wanita perkotaan secara kode responden dan memusnahkan
kognitif, afektif dan psikomotor adalah lebih instrumen penelitian setelah proses
tinggi dari wanita pedesaan. penelitian selesai. Data-data yang diperoleh
dari responden juga hanya digunakan untuk
kepentingan penelitian.
1. Definisi Operasional dan Instrumen
METODOLOGI PENELITIAN
Variabel yang menjadi fokus
Desain penelitian deskriptif
penelitian adalah perilaku sadari, baik yang
komparatif melibatkan populasi wanita
dipersepsikan (kognitif dan afektif) oleh
pedesaan di Desa Nagajaya Kecamatan
wanita pedesaan dan wanita perkotaaan
Bandar Huluan Kabupaten Simalungun dan
maupun keterampilan psikomotor yang
wanita perkotaan di Kelurahan Tegal Sari 1
diobservasi oleh peneliti.
kecamatan Medan Area Medan. Kriteria
Pertanyaan dan pernyataan instrumen sampel adalah wanita berusia di atas 30
dalam penelitian ini dimodifikasi dari tahun, dipilih dengan teknik convenience
penelitian Lita Andayani (1998) yang sampling. Jumlah subyek yang direkrut
berjudul efektifitas ceramah latihan sadari dalam penelitian ini sudah memenuhi jumlah
terhadap pengetahuan, sikap dan sampel minimal yang ditentukan power
keterampilan dalam upaya deteksi dini analisis dengan level of significance (α)
kanker payudara. Model pertanyaan domain sebesar 0,05, power sebesar 80% dan
kognitif diubah menjadi pilihan berganda. estimated effect (γ) sebesar 50% (Polit &
Untuk afektif dibedakan menjadi 3 Hungler, 1995). Total subyek adalah 126
kecenderungan sikap, yaitu: positif, negatif wanita, masing-masing 63 wanita perkotaan
dan netral. Sedangkan psikomotor didesain dan 63 wanita pedesaan.
menjadi daftar tilik tindakan yang
seharusnya terlihat ketika responden diminta Pengumpulan data yang digunakan
untuk mendemonstrasikannya di hadapan adalah self report dan observasi. Izin
peneliti. Boneka, cermin dan bantal kecil penelitian diperoleh dari PSIK FK USU,
digunakan sebagai alat bantu responden Kepala Desa Nagajaya dan Lurah Kelurahan
dalam mendemonstrasikan perilaku sadari. Tegal Sari 1.

Koefisien reliabilitas intrumen Karaketristik demografik responden


berturut-turut untuk domain pengetahuan, dianalisa menggunakan uji Mann Whitney U.
keterampilan dan sikap adalah 0,55, 0,553, Pengujian normalitas data tidak dilakukan
dan 0,8325. Menurut Polit & Hungler (1995) pada tahapan eksplorasi analisa, karena
jumlah sampel dalam penelitian ini adalah
126 orang. Menurut Sudjana (1989) dan

Jurnal Keperawatan Rufaidah Sumatera Utara, Volume 1, Mei 2005 3


Hadi (1986) data yang diperoleh dianggap Wanita Wanita
Kategori pedesaan perkotaan
sudah normal dan dapat dilakukan uji f % f %
Independent t-test apabila jumlah sampel Usia
lebih dari 100 orang (Usman & Akbar, a. 30 – 34 14 22.2 17 26.9
b. 35 – 39 18 28.5 17 26.9
1995). c. 40 – 44 14 22.2 14 22.2
d. > 44 17 26.8 15 23.3
Pendidikan
a. Tdk tamat SD 10 15.9 4 6.3
HASIL DAN PEMBAHASAN b. SD 33 52.4 15 23.8
c. SLTP 10 15.9 16 25.4
1. Hasil Penelitian d. SLTA & Diploma 10 15.9 28 40.5
Status Perkawinan
Penelitian dilaksanakan 9 – 23 April a. Blm menikah 59 93.7 5 7.9
2004. Kelurahan Tegal Sari 1 terdiri dari 12 b. Menikah 4 6.3 56 88.9
c. Janda 2 3.2
lingkungan, dengan luas keseluruhan 18,9 Pekerjaan
Ha dan jumlah penduduk 9.879 jiwa. a. Tidak bekerja 55 87.3 38 60,3
Sebagian besar masyarakat di daerah ini b. Bekerja 16 12.7 25 39,7
mencari nafkah dalam bidang perdagangan.
Sarana transportasi yang terdapat didaerah Tabel 1. Distribusi frekuensi pengetahuan
ini lancar, beraspal dan memadai. Untuk responden desa dan kota
fasilitas pendidikan, ada 1 SD dan 1 SMP
Variabel f % f %
Swasta. Tepat diperbatasan kelurahan ini, 1. Sifat kanker
terdapat pasar yang cukup besar, yaitu pasar Benar 44 69,8 45 71,4
Sukaramai (wawancara dengan Sekretaris Salah 19 30,2 18 28,6
2. Tanda-tanda kanker
lurah, Kelurahan Tegal sari 1 pada tanggal Benar 27 42,9 31 49,2
25 maret 2004). Salah 36 57,1 32 50,8

Desa Nagajaya adalah satu dari 9 3. Manfaat sadari


desa yang ada di Kecamatan Bandar Huluan Benar 21 33,3 25 39,7
Salah 42 66,7 38 60,3
dan terdiri dari 14 dusun. Luas desa ini
4. Waktu sadari
adalah 900 Ha dengan jumlah penduduk Benar 12 19,0 18 28,6
5.224 jiwa. Desa Nagajaya merupakan Salah 51 81,0 45 71,4
daerah agraris, sebahagian besar 5. Frekuensi sadari
penduduknya memenuhi kebutuhan ekonomi Benar 46 73,0 35 55,6
Salah 17 27,0 28 44,4
dari pertanian. Untuk memenuhi kebutuhan 6. Wajib sadari
pendidikan masyarakat, di desa ini terdapat Benar 54 85,7 50 79,4
4 SD Negri, 1 SD Swasta, 2 SLTP Swasta Salah 9 14,3 13 20,6
dan 2 SMU Swasta. Sarana transportasi di 7. Pelaksanaan
Benar 23 36,5 30 47,6
desa ini masih sangat terbatas. Hanya Salah 40 63,5 33 52,4
terdapat tiga jenis mobil angkutan umum 8. Cara melihat
yang melalui jalan utama desa ini dan Benar 10 15,9 16 25,4
Salah 53 84,1 47 74,6
keberadaan angkutan ini hanya sampai pukul
9. Cara meraba
18.00 WIB. Ikatan kekerabatan di daerah ini Benar 19 30,2 13 20,6
masih sangat erat. Hal ini terlihat dari masih Salah 44 69,8 50 79,4
adanya budaya gotong royong yang 10. Pelaksana sadari
dilakukan masyarakat dalam membangun Benar 20 31,7 20 31,7
rumah ataupun masak bersama ketika ada Salah 43 68,3 43 68,3

acara pesta seperti pernikahan.


Tabel 1 Distribusi frekuensi karakteristik Tabel 5 Distribusi Sikap Responden Desa
responden desa dan kota dan Kota

4 Jurnal Keperawatan Rufaidah Sumatera Utara, Volume 1, Mei 2005


Pernyataan f % f % b. 25-29 tahun 6 9.5 7 11.1
1. Pantang sadari c. 30-34 tahun 10 15.9 10 15.9
Negatif 14 22.2 15 23.8 d. ≥ 35 tahun 10 15.9 8 12.7
Netral 1 1.6 1 1.6 Ketrampilan responden
Positif 48 76.2 47 74.6 a. Nilai 0 44 69.8 11 17.5
2. Biaya Sadari b. Nilai 1 4 6.3 4 6.3
Negatif 2 3.2 6 9.5 c. Nilai 2 9 14.3 7 11.1
Netral 5 7.9 1 1.6 d. Nilai 4 3 4.8 12 19
Positif 56 88.9 56 88.9 e. Nilai 6 2 3.2 15 23.8
f. Nilai 8 1 1.6
3. Menyita waktu
Negatif 8 12.7 6 9.5
Netral 0 0 1 1.6
Positif 55 87.3 56 88.9 Perbedaaan perilaku sadari wanita Desa
4. Bahaya kanker dan wanita Kota
Negatif 4 6.3 13 20.6
Netral 0 0 3 4.8 Hasil analisa data dengan
Positif 59 93.6 47 74.6 menggunakan Independen t-test
5. Bentuk menunjukkan bahwa pengetahuan secara
Negatif 8 12.7 10 15.9 keseluruhan dari responden desa dan kota
Netral 9 14.3 6 9.5
Positif 46 73.0 47 74.6 tidak berbeda (t = 0,355, p=0,761, 2-tailed).
6. Sulit dilakukan Jika dilihat dari pengetahuan tentang kanker
Negatif 8 12.7 14 22.3 payudara (pertanyaan no 1 dan 2) dan tehnik
Netral 6 9.5 9 14.3 pelaksanaan pemeriksaan payudara sendiri
Positif 49 77.8 40 63.5
7. Malu
(pertanyaan no 3,4,5,6,7,8,9,10) hasilnya
Negatif 2 3.2 3 4.8 juga tidak menunjukkan adanya perbedaan.
Netral 1 1.6 0 0 Ketrampilan responden desa dan kota dalam
Positif 60 95.3 60 95.2
8. Melihat
melaksanakan pemeriksaan payudara sendiri
Negatif 0 0 0 0 juga tidak berbeda secara signifikan (lihat
Netral 0 0 0 0 tabel 10). Tidak berbeda dengan
Positif 63 100 63 100
9. Meraba
pengetahuan, sikap responden desa dan kota
Negatif 1 1.6 3 4.8 juga tidak berbeda secara signifikan, yaitu t
Netral 0 0 1 1.6 = 1,786, p=0,076 (2-tailed).
Positif 62 98.4 59 93.7
10. Manfaat sadari Keikutsertaan responden dalam
Negatif 4 6.3 2 3.2 melaksanakan pemeriksaan payudara sendiri
Netral 0 0 6 9.5
Positif 59 93.7 55 86.3 berbeda antara responden desa dan kota,
11. Payudara lembek yaitu t = 2,425, p=0,006 (2-tailed). Jumlah
Negatif 5 1.6 10 15.9 responden desa yang pernah melakukan
Netral 7 11.1 2 3.2
Positif 51 81 51 81 pemeriksaan payudara sendiri lebih banyak
12. Melakukan sadari jika dibandingkan dengan responden kota
Negatif 8 12.7 16 25.4 (lihat tabel 10).
Netral 1 1.6 0 0
Positif 54 85.5 47 74.6 Keterampilan responden dalam
melakukan pemeriksaan payudara sendiri
Tabel 6 Distribusi Tindakan Responden juga tidak berbeda secara signifikan. Dari
Desa dan Kota hasil analisa data ditemukan bahwa nilai t =
f %
-2,274, p=0,029 (2-tailed). Frekuensi
f %
Melakukan sadari: pelaksanaan pemeriksaan payudara sendiri
a. Tidak pernah 8 12.7 19 30.2 tidak berbeda antara responden kota dan
b. Pernah 55 87.3 44 69.8 desa (t = 1,912, p=0,063, 2-tailed).
Frekuensi Sadari
a. 1 bulan 25 39.7 21 33.3
b. 2 bulan 4 6.3 3 4.8
c. 3 bulan 1 1.6 4 6.3
d. Setiap hari 21 33.3 12 19.1
e. Ketika nyeri 2 3.2 2 3.2
1 1.6
Usia Pertama Sadari
a. ≤ 24 tahun 27 42.9 19 30.2

Jurnal Keperawatan Rufaidah Sumatera Utara, Volume 1, Mei 2005 5


Tabel 10 Hasil Uji Independen t-test menjawab pertanyaan hanya 42,8 %
Terhadap Perilaku Responden desa dan kota (Arikunto,1998).
Variabel Mean Mean
difference
t p
(2-tailed)
Ibu-ibu paling banyak menjawab
Pengetahuan salah pada pertanyaan tentang waktu yang
Desa 4.38 .0952 .355 .761 tepat untuk melakukan pemeriksaan
Kota 4.26
payudara sendiri, cara melihat payudara dan
Sikap
Desa 48.01 1.6508 1.786 .076 posisi tubuh saat meraba payudara. Padahal
Kota 46.36 ketiga pertanyaan ini merupakan kunci
keberhasilan dari usaha deteksi dini kanker
Keikutsertaan
Desa 1.12 .2063 2.425 .006 payudara melalui pemeriksaan payudara
Kota 1.30 sendiri. Karena secara teoritis pemeriksaan
Frekuensi payudara sendiri dilakukan melalui 3
Desa 1.87 .2434 1.912 .063 tahapan, yaitu melihat, meraba dan memijit
Kota 1.63
puting susu (Manuaba, 1998; Tambunan,
Keterampilan
Desa 2.84 -1.6124 -2.274 .029 1993). Apabila terjadi kesalahan pada tehnik
Kota 4.45 pelaksanaan maka kemungkinan untuk
menimbulkan hasil yang salah akan sangat
besar.
2. Pembahasan Waktu yang tepat untuk melakukan
pemeriksaan payudara sendiri sangat penting
Penulisan pembahasan secara untuk dipertimbangkan. Hal ini berhubungan
sistematika untuk membuktikan hipotesa dengan sifat payudara yang sangat
dari masing-masing domain perilaku, yaitu dipengaruhi oleh hormon progesteron dan
pengetahuan, sikap dan tindakan. Hipotesa estrogen. Peningkatan kedua jenis hormon
null (Ho) dalam penelitian ini adalah tidak ini akan menyebabkan payudara lebih
terdapat perbedaan antara pengetahuan, ‘keras’ dan sulit untuk diraba. Oleh karena
sikap dan tindakan ibu-ibu di desa dan di itu pemeriksaan payudara sendiri sebaiknya
kota dalam upaya pemeriksaan payudara dilakukan pada saat kadar hormon ini paling
sendiri. Sedangkan hipotesa alternatif (Ha) minimal dalam siklus kehidupan seorang
adalah terdapat perbedaan antara wanita, yaitu satu minggu setelah hari
pengetahuan, sikap dan tindakan ibu-ibu di terakhir haid (Manuaba, 1998; Tambunan,
desa dan di kota dalam upaya pemeriksaan 1993; http://situs.thebeelive.org/
payudara sendiri. external_link.asp/mei/2004)
2.1 Perbedaan Pengetahuan Responden Cara melihat payudara sendiri pada
Uji statistik dengan menggunakan pemeriksaan payudara sendiri juga perlu
Independen t-test yang dilakukan terhadap mendapatkan perhatian khusus. Sebahagian
hasil penelitian diperoleh nilai t untuk besar ibu-ibu berpendapat bahwa melihat
pengetahuan responden adalah 0,355 payudara dapat dilakukan tanpa
(p=0,761, 2-tailed). Hal ini berarti bahwa Ho menggunakan cermin. Hal ini tidak dapat
diterima dan H1 ditolak, sehingga dapat diterima, karena secara teori seorang
disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan individu tidak akan dapat melihat semua
antara pengetahuan ibu-ibu yang bertempat bagian dari payudara tanpa bantuan cermin.
tinggal di kota dan di desa. Hasil ini sama Apabila seorang ibu melihat payudara
dengan penelitian yang dilakukan oleh Lita dengan tanpa menggunakan cermin, maka
Andayani (1998). Hasil penelitian kemungkinan untuk dapat menemukan
ditemukan bahwa pengetahuan ibu-ibu adanya perubahan pada payudara bagian
tentang pemeriksaan payudara sendiri masuk bawah akan berkurang dan ini berarti pula
dalam kategori kurang baik, karena bahwa efektifitas sadari untuk menemukan
persentase kebenaran ibu-ibu dalam kanker payudara sedini mungkin menjadi
berkurang

6 Jurnal Keperawatan Rufaidah Sumatera Utara, Volume 1, Mei 2005


(http://situs.thebeelive.org/externallink.asp/ Pernyataan sikap yang paling
mei/2004). menarik untuk dibahas adalah pernyataan
nomor satu, yaitu pernyataan bahwa wanita
Tanggapan tidak tepat lain yang
yang belum menikah pantang untuk
diungkapkan oleh sebagian besar ibu-ibu
melakukan pemeriksaan payudara sendiri.
adalah bahwa meraba payudara pada
Terdapat 22 – 23% ibu-ibu di desa dan kota
pemeriksaan payudara sendiri dapat
yang setuju dengan pernyataan ini.
dilakukan pada posisi duduk ataupun berdiri.
Berdasarkan hasil ini, maka peneliti
Tanggapan ini sangat tidak sesuai, karena
merekomendasikan untuk dilakukan
meraba payudara pada pemeriksaan
penelitian lanjutan untuk menyelidiki apakah
payudara sendiri baru akan efektif apabila
faktor-faktor yang menyebabkan masih
dilakukan pada posisi tidur terlentang.
adanya wanita yang menyatakan bahwa
Alasan yang mendasari pernyataan ini
pemeriksaan payudara sendiri dilarang
adalah karena dalam posisi tidur jaringan
dilakukan pada wanita yang belum menikah.
payudara akan tersebar pada lapisan dinding
dada sehingga mudah untuk diraba dan 2.3. Perbedaan Tindakan Responden
apabila terdapat perubahan maka akan lebih Tindakan ibu-ibu yang bertempat
terasa. Berbeda dengan ketika meraba tinggal di desa maupun di kota tidak berbeda
payudara dalam posisi berdiri atau duduk. secara signifikan jika dipandang dari
Dalam kedua posisi tersebut, terdapat keterampilan dan frekuensi pelaksanaan
kemungkinan tidak terabanya benjolan yang (lihat tabel 10). Keterampilan ibu-ibu di desa
masih berukuran kurang dari 2 cm, sehingga maupun di kota dalam upaya pemeriksaan
usaha untuk mendeteksi payudara sedini payudara sendiri masih sangat rendah (tidak
mungkin sedikit terlambat baik; kurang baik), terlihat dari hasil yang
2.2. Perbedaan Sikap Responden menunjukkan bahwa nilai rata-rata
keterampilan ibu-ibu desa adalah 2,84 dan
Tidak berbeda dengan pengetahuan,
ibu-ibu kota adalah 4,45. Hal ini mungkin
sikap ibu-ibu di desa dan di kota juga tidak
dapat dihubungkan dengan sumber
berbeda secara signifikan (t = 1,786,
responden dalam mempelajari cara
p=0,076, 2-tailed). Hasil ini sesuai dengan
melakukan pemeriksaan payudara sendiri
hasil penelitian yang dilakukan oleh
(lihat tabel 6 dan 9). Untuk memastikan
Andayani (1998). Dari hasil penelitian juga
dugaan ini, penulis merekomendasikan
diperoleh informasi bahwa secara rata-rata
untuk dilakukan penelitian yang berfokus
sikap ibu-ibu di kota dan desa terhadap
pada faktor-faktor yang mempengaruhi
pemeriksaan payudara sendiri berada dalam
rendahnya keterampilan ibu-ibu dalam
rentang sikap positif (Mueller, 1996).
upaya pemeriksaan payudara sendiri.
Sikap yang positif dari ibu-ibu
Hasil penelitian memperlihatkan
terhadap pemeriksaan payudara sendiri tidak
bahwa ibu-ibu di desa lebih banyak yang
sejalan dengan pengetahuan ibu-ibu yang
pernah melakukan pemeriksaan payudara
masih sangat rendah. Padahal menurut
sendiri dibandingkan dengan ibu-ibu di kota.
Notoatmodjo (2003) sikap yang positif
Sehingga rekomendasi peneliti untuk
terhadap suatu objek baru akan muncul
dilakukan penelitian lanjutan yang bertujuan
ketika seseorang memiliki pengetahuan yang
untuk meneliti faktor-faktor yang
baik tentang objek tersebut. Oleh karena itu,
mempengaruhi ibu-ibu di kota sehingga
perlu perhatian khusus dari Petugas
tidak ikut serta dalam upaya pemeriksaan
kesehatan khususnya perawat komunitas
payudara sendiri.
untuk memberikan pendidikan kesehatan
tentang pemeriksaan payudara sendiri Rendahnya keterampilan ibu-ibu
sehingga pengetahuan ibu-ibu menjadi lebih sejalan dengan rendahnya pengetahuan.
baik. Karena menurut Notoatmodjo (2003), Kesalahan ibu-ibu dalam menjawab
pendidikan kesehatan merupakan intervensi pertanyaan tentang cara pelaksanaan
utama terhadap pengetahuan. pemeriksaan payudara sendiri, dibuktikan

Jurnal Keperawatan Rufaidah Sumatera Utara, Volume 1, Mei 2005 7


dengan buruknya keterampilan ibu-ibu. Hal ditemukan bahwa meskipun secara rata-rata
ini sesuai dengan teori perubahan perilaku semua ibu bersikap positif dan pernah
yang menyebutkan bahwa seseorang akan melakukan pemeriksaan payudara sendiri,
mempraktekkan apa yang diketahui setelah tetapi tehnik pelaksanaan yang dilakukan
orang tersebut mengetahui stimulus atau tidak tepat. Sehingga manfaat dari
objek kesehatan dan mengadakan penilaian pelaksanaan pemeriksaan payudara sendiri
terhadap apa yang diketahui tersebut masih perlu dipertanyakan.
(Notoatmodjo, 2003).
Terdapat sebagian kecil ibu-ibu yang
KESIMPULAN DAN SARAN
melakukan pemeriksaan payudara sendiri
sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil pembahasan dapat
Sebagian besar dari ibu-ibu meraba diambil kesimpulan dan saran mengenai
payudara pada pemeriksaan payudara sendiri perilaku ibu-ibu yang bertempat tinggal di
dalam posisi berdiri ataupun duduk. Yang desa dan di kota dalam upaya pemeriksaan
lebih menarik adalah bahwa beberapa orang payudara sendiri sebagai berikut:
ibu-ibu (2 responden desa, 1 responden kota)
ada yang menyatakan bahwa pemeriksaan
payudara cukup dilakukan pada satu Kesimpulan
payudara saja, karena menurut mereka satu 1. Tidak terdapat perbedaan yang
payudara telah mewakili keduanya. Padahal signifikan (t = 0,355, p = 0,761, 2-tailed
menurut Tambunan (1993) meraba payudara ) antara pengetahuan ibu-ibu yang
harus dilakukan dalam posisi tidur terlentang tinggal di desa dan di kota tentang
dan harus pada kedua payudara. Karena pemeriksaan payudara sendiri.
kanker payudara sering terjadi hanya pada Pengetahuan ibu-ibu baik di kota
satu payudara. Sehingga perabaan payudara maupun di desa masih rendah.
yang hanya dilakukan pada satu payudara,
tidak dapat mewakili keduanya. 2. Tidak terdapat perbedaan yang
signifikan (t = 1,786, p =
Tidak terdapatnya perbedaan 0,076, 2-tailed) antara ibu-ibu yang
pengetahuan dan keterampilan yang bertempat tinggal di desa dan di kota
signifikan antara ibu-ibu yang bertempat dalam menyikapi pemeriksaan payudara
tinggal di desa dan di kota, menunjukkan sendiri. Jika dibandingkan dengan ibu-
bahwa kemudahan sarana informasi yang ibu di kota, Ibu-ibu di desa lebih
terdapat di kota tidak mempengaruhi bersikap positif terhadap pemeriksaan
pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu payudara sendiri.
tentang pemeriksaan payudara sendiri. Hal
ini didukung oleh hasil penelitian yang 3. Terdapat perbedaan yang signifikan
menunjukkan bahwa hanya 19% ibu-ibu di (t = 2,425, p = 0,006, 2-tailed) antara
kota yang memperoleh informasi tentang ibu-ibu yang tinggal di desa dan kota
pemeriksaan payudara sendiri dari televisi dalam keikutsertaan pemeriksaan
(media massa). Angka ini tidak jauh berbeda payudara sendiri. ibu-ibu di desa lebih
dengan keadaan di desa, sehingga dapat banyak yang pernah melakukan
disimpulkan bahwa hasil penelitian ini tidak pemeriksaan payudara sendiri jika
sesuai dengan teori yang disebutkan oleh dibandingkan dengan ibu-ibu di kota.
bintarto (1989) tentanng terdapatnya 4. Tidak terdapat perbedaan yang
perbedaan dalam kemudahan memperoleh signifikan antara frekuensi ibu-ibu di
sarana informasi (media massa) antara desa dan di kota dalam upaya
daerah pedesaan dan perkotaan. pemeriksaan payudara sendiri (t = 1,912,
Terdapatnya ketidaksesuaian antara p = 0,063, 2-tailed).
sikap dan tindakan ibu-ibu sangat 5. Tidak terdapat perbedaan yang
disayangkan. Dari hasil penelitian ini signifikan (t = -2,274, p=0,029, 2-

8 Jurnal Keperawatan Rufaidah Sumatera Utara, Volume 1, Mei 2005


tailed) antara ketrampilan ibu-ibu di desa agar dilakukan penelitian pada
dan di kota dalam pemeriksaan payudara wilayah yang lebih luas.
sendiri.
Saran KEPUSTAKAAN
Berdasarkan hasil yang diperoleh dan Alisyawiya, R., dkk. (1983). Registrasi
keterbatasan-keterbatasan yang ada kanker di 15 pusat patologi anatomi
dalam penelitian ini, maka disarankan fakultas kedokteran/Rumah Sakit di
sebagai berikut: Indonesia. Jakarta: Balitbangkes
Depkes RI.
6. Mengingat rendahnya pengetahuan
Baum, M. (1988). Breast cancer: The facts
dan ketrampilan ibu-ibu di desa dan
(2Ed.). Britain: Biddles Ltd.
di kota dalam upaya pemeriksaan
Beratha, N. (1982). Desa, masyarakat desa
payudara sendiri, maka disarankan
dan pembangunan desa. Jakarta:
kepada petugas pelayanan kesehatan
Ghalia Indonesia.
komunitas, khususnya wilayah yang
Bintarto, R. (1989). Interaksi desa-kota dan
menjadi tempat penelitian ini untuk
permasalahannya. Jakarta: Ghalia
melaksanakan program pemberian
Indonesia.
informasi, edukasi dan motivasi
Cornain, S., dkk. (1986). Tumor ganas pada
kepada masyarakat tentang
wanita. Jakarta: Patologi Anatomi
pemeriksaan payudara sendiri.
FKUI.
Untuk meningkatkan efektifitas dari
Donegan, W.L., Spratt, J.S. (1979). Cancer
program ini maka perlu dilakukan
of the breast Second edition.
penelitian untuk mengidentifikasi
Barcelona: Saunders Co.
faktor yang mempengaruhi
Jahi, A. (1993). Komunikasi massa dan
rendahnya pengetahuan dan
keterampilan ibu-ibu dan untuk pembangunan pedesaan di Negara-
negara dunia ketiga: suatu pengantar.
mengidentifikasi model pendekatan
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
yang lebih efektif.
Koestoer, R.H. (1997). Perspektif
7. Perlu untuk dilakukan penelitian lingkungan desa-kota: teori dan kasus.
yang bertujuan untuk mencari tahu Jakarta: UI Press.
faktor-faktor yang menyebabkan Manuaba, I.B.G. (1989). Memahami
wanita yang lebih tua beranggapan kesehatan reproduksi wanita. Jakarta:
bahwa wanita yang belum menikah Arcan.
pantang untuk melakukan Mueller, D.J. (1996). Mengukur sikap sosial.
pemeriksaan payudara sendiri. Jakarta: Bumi Aksara.
8. Karena cara pengambilan sampel Sugihen, B.T. (1996). Sosiologi pedesaan:
yang digunakan dalam penelitian ini Suatu pengantar. Jakarta: Raja
adalah convenience sampling, maka Grafindo Persada.
terdapat kemungkinan terjadinya Suryabrata, S. (2000). Pengembangan alat
bias dalam pengambilan keputusan. ukur psikologis. Yogyakarta: Andi.
Sehingga untuk penelitian
selanjutnya penulis menyarankan
untuk dilakukan tehnik probability
sampling.
9. Penelitian ini hanya dilakukan pada
satu wilayah desa dan satu wilayah
kota, sehingga hasil penelitian tidak
dapat digeneralisasikan untuk
wilayah Sumatera Utara. Oleh
karena itu peneliti menyarankan

Jurnal Keperawatan Rufaidah Sumatera Utara, Volume 1, Mei 2005 9

Anda mungkin juga menyukai