DOSEN PENGAMPUH
I Gst. Ayu Mirah Adi,M.Kes
KELOMPOK 2
ASRI WATI SARIFUDIN 018013525
ANGGI SATRIA PRATAMA AJI
BUDIMAN
NURHAYATI
WAHYUNI
WULAN SARITI
1
PEMBAHASAN
2
dan abacavir
tenofavir viread Bis-poc PMPA
b. Nucleotide reverse transcriptase inhibitor (NtRTI), yang termasuk golongan ini adalah
tenofovir (TDF).
c. non- nucleoside reverse transcriptase inhibitor (NNRTI). Golongan ini juga bekerja
dengan menghambat proses perubahan RNA menajdi DNA dengan cara mengikat
reverse transcriptase sehingga tidak berfungsi.
d. Protease inhibitor (PI, menghalangi kerja enzim protesa yang berfungsi memotong
DNA yang dibentuk oleh virus dengan ukuran yang benar untuk memproduksi virus
baru, contoh obat golongan ini adalah indinavir (APV), dan nelvinavir (NFV),
squinavir (SQV), ritonavir (RTV), amprenavir (APV) dan loponavir/ritonavir (LPV/r).
e. Fusion inhibitor. Yang termasuk golongan ini adalah enfuvirtide (T-20).
3. Efek samping ARV
Pasien yang sedang mendapatkan HAART umumnya menderita efek samping. Sebagai
akibatnya, pengobatan infeksi HIV dan risiko toksisitas yang kompleks antara
menyeimbangkan keuntungan supresi HIV dan risiko toksisitas obat. Sekitar 25%
penderita tidak meminum dosis yang dianjurkan karena takut akan efek samping yang
ditimbulkan oleh ARV (Arminio Monforte, Chesney, Eron, 2000, dan Ammassari, 2001
dalam kapser et al, 2006). Obat-obat ARV mempunyai efek samping tertentu seperti
3
4
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ARV
A. Pengkajian
1) Identitas Pasien
Meliputi nama lengkap, umur, jenis kelamin, agama, suku/bangsa, alamat, no
regestrasi dan diagnosa medis.
2) Status Kesehatan
a) Alasan MRS
Keluhan Utama : Contoh K/U Pasien mengeluhkan badan terasa lemas, sakit
kepala, susah tidur, diare dll.
b) Riwayat Kesehatan Sekarang
c) Riwayat Kesehatan Dahulu
d) Riwayat Penyakit Keluarga
3) Pemeriksaan fisik
Inspeksi,Palpasi, Perkusi, Auskultasi
4) Aktivitas / istirahat
Mengatakan susah tidur (pola tidur terganggu).
5) Gejala: Mudah lelah, berkurangnya toleransi terhadap aktivitas biasanya, progresi
kelelahan / malaise, Perubahan pola tidur
6) Psikososial
Takut menghadapi kematian karena penyakitnya.
B. Diagnosa Keperawatan
Berikut adalah diagnosa keperawatan yang didapatkan berdasarkan efek
samping dari pemberian ARV sebagai berikut :
Hipovolemia b.d kekurangan intake cairan,diare,AIDS d.d keluhan haus,
kelelahan, membran mukosa kering
Defisit Nutrisi b.d asupan makan kurang dan tidak seimbang, informasi kurang
d.d mukosa pucat, BB menurun
Gangguan pola tidur b.d hambatan lingkungan , kurang privasi, nyeri d.d
sering terjaga, sulit tidur, kurang kemampuan beraktivitas menurun
Ansietas b.d kurang pengetahuan ,ancaman terhadap kematian, terpapar
bahaya lingkungan d.d merasa bingung , merasa khwatir, gelisah
5
C. Intervensi Keperawatan
6
pemberian pemenuhan
makanan melalui kebutuhan nutrisi
selang nasogatrik Anoreksia dan
jika asupan oral kelemahan dapat
dapat ditoleransi mengakibatkan
Edukasi penurunan berat
Anjurkan posisi badan dan
duduk, jika mampu malnutrisi yang
Ajarkan diet yang serius
diprogramkan Sangat
Kolaborasi bermanfaat dalam
Kolaborasi perhitungan dan
Pembrian medikasi penyesuaian diet
sebelum makan untuk memenuhi
(mis. Pereda nyeri, kebutuhan nutrisi
antiemetik), jika klien
perlu Meningkat rasa
Kolaborasi dengan keterlibatannya ,
ahli gizi untuk memberikan
menentukan jumlah informasi pada
kalori dan jenis keluarga untuk
nutrien yang memahami
dibutuhkan, jika kebutuhan nutrisi
perlu klien
7
Kolaborasi parenteral
pemberian cairan
IV isotonis
Kolaborasi
pemberan cairan
IV hipotonis
Kolaborasi
pemberian cairan
koloid
3 Gangguan pola tidur Setelah Dukungan Tidur 1. Kita perlu
dilakukan
b.d hambatan mengetahui
tindakan Observasi
lingkungan , kurang keperawatan identifikasi pola bagaimana pola
selama 3x24jam aktivitas dan tidur
privasi, nyeri d.d tidurnya, agar
diharapkan identifikasi faktor
sering terjaga, sulit dengan kriteria pengganggu tidur bisa memastikan
hasil terapeautik
tidur, kurang klien memang
Pola tidur modifikasi
kemampuan keluhan sulit lingkungan benar mengalami
tidur lakukan prosedur
beraktivitas menurun masalah
membaik dan untuk
menurun meningkatkan keperawatan
keluhan kenyamanan
tersebut
istirahat tidak edukasi
cukup jelaskan tidur 2. Adanya
membaik cukup selama sakit
ketidaknyamanan
kemampuan anjurkan tidur tepat
beraktivitas waktu terhadap
membaik ajarkan relaksasi
seseorang bisa
otot autogenetik /
cara diketahui dengan
nonfarmakologi
mengidentifikasi
lainnya
faktor apa saja
yang
mengganggu
dirinya sehingga
kita bisa
membantu
mengurangi
ketidaknyamanan
nya
3. Ketidaknyamanan
seseorang bisa
8
terjadi karena apa
saja sehingga
kita perlu
memastikannya
untuk
memberikan rasa
nyaman klien
dalam beristirahat
lingkungannya
perlu
diperhatikan
seperti
penyediaan
seperti bantal
,selimut dan juga
penutupan
sampiran perlu
diperhatikan
4. Ketidaktahuan
seseorang
seseorang tentang
apa yang harus ia
lakukan
terkadang
menjadi masalah
kebanyakan
orang sehingga
perlu diberikan
edukasi dengan
istirahat yang
cukup membantu
meningkatkan
dan menjaga
kesehatan
9
seseorang
5. Menunda nunda
waktu tidur
merupakan
kebiasaan yang
dilakukan oleh
banyak orang
sehingga untuk
membantu
tercukupnya
waktu istirahat dn
tidur yang
berkualitas perlu
diberikan edukasi
sehingga mampu
menciptakan atau
memperoleh
kualitas tidur
yang baik
6. Kecemasan dan
banyak hal
mempengaruhi
seseorangan ketika
akan beristirahat
dan tidur sehingga
teknik relaksasi
perlu dianjurkan
atau diberitahu
sehingga ia lebih
nyaman dalam
beristirahat atau
tidur
4 Ansietas b.d kurang Setelah NIC: Reduksi Agar bisa
Ansietas Mengetahui klien
pengetahuan ,ancaman dilakukan
Observasi berada di ansietas
terhadap kematian, tindakan Identifikasi tingkat
10
terpapar bahaya keperawatan ansietas tngkat berapa
Identifikasi sehingga kita bisa
lingkungan d.d merasa selama 1 x
keamampuan melakukan
bingung , merasa 24jam mengambil
tindakan sesuai
keputusann
khwatir, gelisah diharapkan tingkatan
Monitor tanda-
dengan kriteria tanda ansietas ansietasnya
Terapeutik Untuk
hasil:
Ciptakan suasana memastikan saat
NOC :tingkat terapeautik untuk pengambilan
menumbuhkan keputusan klien
ansietas
kepercayaan
benar-benar
verbalisasi Temani klien untuk
kebingungan mengurangi mengambil
menurun kecemasan keputusan yang
verbalisasi Dengarkan dengan tepat
khawatir penuh perhatian Untuk mencegah
akibat Edukasi terjadi kenaikan
kondisi yang Anjurkan keluarga
tingkat ansietas
dihadapi untuk tetap
menurun menemani klien Agar klien bisa
pucat Latih teknik mencurahkan apa
menurun relaksasi saja yang ia ingin
perilaku Kolaborasi ceriatakan atau
gelisah Kolaborasi yang ia rasakan
menurun pemberian
Agar
obat ansietas
kecemasannya
tidak bertambah
Agar ia merasa
lebih tenang dan
tidak merasa
kesepian
Agar klien /
keluarga merasa
lebih nyaman
11
Peran perawat merupakan tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap
seseorang sesuai dengan kedudukan dalam system, dimana dapat dipengaruhi oleh keadaan
sosial baik dari profesi perawatn maupun dari luar profesi keperawatan yang bersifat konstan.
Adherence atau patuh adalah kepatuhan pasien sebagai sejauh mana perilaku pasien
sesuai dengan ketentuan yang diberikan oleh profesiaonal kesehatan (Niven, N, 2002).
Kepatuhan atau adherence pada terapi adalah sesuatu keadaan dimana pasien mematuhi
pengobatannya atas dasar kesadaran sendiri, bukan hanya karena mematuhi perintah dokter.
Hal ini penting karena diharapkan akan lebih meningkatkan tingkat kepatuhan minum obat.
Adherence atau kepatuhan harus selalu dipantau dan dievaluasi secara teratur pada setiap
kunjungan. Kegagalan terapi ARV sering diakibatkan oleh ketidak-patuhan pasien
mengkonsumsi ARV.
Untuk mencapai supresi virologis yang baik diperlukan tingkat kepatuhan terapi ARV
yang sangat tinggi. Penelitian menunjukkan bahwa untuk mencapai tingkat supresi virus yang
optimal, setidaknya 95% dari semua dosis tidak boleh terlupakan. Resiko kegagalan terapi
timbul jika pasien sering lupa minum obat. Kerjasama yang baik antara tenaga kesehatan
dengan pasien serta komunikasi dan suasana pengobatan yang konstruktif akan membantu
pasien untuk patuh minum obat.
Kepatuhan adalah istilah yang digunakan utnuk menggambarkan perilaku pasien
dalam minum obat secara benar tentang dosis, frekuensi dan waktunya. Supaya patuh, pasien
dilibatkan dalam memutuskan apakah minum obat atau tidak. Kepatuhan ini amat penting
dalam penatalaksaan ART, karena:
a. Bila obat tidak mencapai konsentrasi optimal dalam darah maka akan memungkinkan
berkembangnya resistensi.
b. Minum dosis obat tepat waktu dan meminumnya secara benar.
c. Derajat kepatuhan sangat berkolerasi dengan keberhasilan dalam mempertahankan supresi
virus.
Terdapat kolerasi positif antara kepatuhan dengan keberhasilan, dan HAART sangat
efektif bila diminum sesuai aturan. Hal ini berkaitan dengan.
12
b. Menekan virus secara terus menerus. Obat-obatan ARV harus diminum seumur hidup
secara teratur, berkelanjutan, dan tepat waktu. Cara terbaik untuk menekan virus
secara terus menerus adalah dengan meminum obat secara tepat waktu dan mengikuti
petunjuk minum obat dengan benar serta di anjurkan untuk mengkonsumsi makanan
yang bergizi.
c. Kiat penting untuk mengingat minum obat.
1) Minumlah obat pada waktu yang sama setiap hari.
2) Harus selalu tersedia obat di mana pun biasanya penderita berada, misalnya
dikantor, di rumah, dan lain-lain.
3) Bawa obat kemanapun pergi.
4) Gunakan alarm untuk mengingatkan waktu minum obat.
13
kepercayaan pasien terhadap tenaga kesehatan dan staf klinik, pandangan pasien
terhadap kompetensi tenaga kesehatan, komunikasi yang melibatkan pasien
dalam proses penentuan keputusan, nada afeksi dari hubungan tersebut (hangat,
terbuka, kooperatif, dll) dan kesesuaian kemampuan dan kapasitas tempat layanan
dengan kebutuhan pasien
Sebelum memulai terapi, pasien harus memahami program terapi ARV
beserta konsekuensinya. Proses pemberian informasi, konseling dan dukungan
kepatuhan harus dilakukan oleh petugas (konselor dan/atau pendukung
sebaya/ODHA). Tiga langkah yang harus dilakukan untuk meningkatkan
kepatuhan antara lain:
Langkah 1: Memberikan informasi
Klien diberi informasi dasar tentang pengobatan ARV, rencana terapi,
kemungkinan timbulnya efek samping dan konsekuensi ketidakpatuhan. Perlu
diberikan informasi yang mengutamakan aspek positif dari pengobatan sehingga
dapat membangkitkan komitmen kepatuhan berobat
16
3) Monitoring keberhasilan ART. Monitoring ini berupa indikastor klinis,
misalnya berat badan yang meningkat, jumlah CD4 dan viral load.
b. Monitoring klinis. Monitoring klinis dilakukan agar didapatkan riwayat penyakit
yang jelas dan dilakukan pemeriksaan klinis yang teratur. Berikut ini adalah
kegiatan yang dilakukan setiap kali dilakukannya pemeriksaan klinis.
1) Follow up pertama setelah satu atau dua minggu. Lebih awal jika terjadi efek
samping.
2) Kunjungan bulanan sesudahnya, atau lebih bila doperlukan.
3) Tiap kunjungan tanyakan tentang gejal, kepatuhan, maslah yang
berhubungan dnegan HIV dan non HIV, dan kualitas hidup.
4) Pemeriksaan, berat badan, dan suhu.
c. Pemeriksaan laboratorium dasar
1) Hitung darah dan hitung jenis (Hb, leukosit, dan TLC-total limfosit count
tiap 3 bulan dan pada awlah pemakaian ARV).
2) SGOT dan SGPT.
3) Hitung CD4, dilakukan pada awal terapi dan tiap 6 bulan.
d. Monitoring efektivitas
ARV dinilai efektif bila :
1) Menurunnya/menghilangnya gejala.
2) Meningkatkan berat badan.
3) Menurunnya lesi kaposi.
4) Meningkatkan TLC.
5) Meningkatnya hitungan CD4.
6) Supresi VL yang bertahan lama.
17
Penutup
A. Kesimpulan
Antiretroviral (ARV) adalah obat yang diberikan untuk pasien HIV/AIDS dengan
tujuan menghentikana aktivitas virus, memulihkan sitem imun dan mengurangi terjadinya
infeksi oportunistik, memperbaiki kualitas hidup, dan menurunkan kecacatan. ARV tidak
menyembuhkan pasien HIV, namun bisa memperbaiki kualitas hidup dan memperpanjang
usia harapan hidup penderita HIV/AIDS. Peran perawat dalam menigkatkan kepatuhan
minum obat pasien sangat penting yaitu dengan cara memberikan informasi seputar
pengobatan ARV, konseling perorangan untuk mengeksplorasi kesiapan pengobatan
pasien dan membuat rencana terapi pasien.
B. Saran
18
Daftar pustaka
PERTANYAAN:
19
1. Bagaimana cara kita sebagai perawat dalam meningkatkan kepatuhan pasien dalam
meminum obat ARV, jelaskan?
2. Jelaskan apa yang akan terjadi apabila pasien tidak mematuhi dalam meminum obat
ARV?
3. Sebutkan 3 macam jenis obat ARV dengan golongan (NRTI) beserta efek
sampingnya?
4. Jelaskan cara kerja obat dari terapi ARV yang diberikan pada pasien HIV/AIDS?
5. Jelaskan mengapa perawat harus memonitoring pemberian ARV?
6. Sebutkan 3 macam hal yang perlu dimonitoring dalam pemberian ARV?
7. Sebutkan tujuan dari pemberian obat ARV?
20