Indonesia Terdiri Dari Berbagai Suku
Indonesia Terdiri Dari Berbagai Suku
kita, dengan adanya keberagaman tersebut tidak jarang memunculkan sikap etnosentrisme,
prejudis, dan diskriminasi.
Prasangka
Prasangka (prejudice) adalah sebuah sikap (buasanya negatif) terhadap anggota
kelompok tertentu, semata berdasarkan keanggotaan mereka dalam kelompok tersebut (Baron
& Byrne). Prasangka merupakan sebuah tipe khusus dari sikap yang cenderung kearah
negatif sehingga konsekuensinya :
Katagorisasi ulang batas antara “kita” dan “mereka” hasil dari katagorisasi ulang ini,
orang yang sebelumnya dipandang sebagai out-group sekarang dapat dipandang
sebagai bagian dari in- group.
Intervensi kognitif: memotivasi orang lain untuk tidak berprasangka, pelatihan
(belajar untuk mengatakan “tidak” pada stereotype).
Pengaruh sosial untuk mengurangi prasangka.
Dampak bagi orang yang menjadi obyek prasangka:
· Membentuk sikap rasial dan stereotip terhadap mereka sendiri.
· Makin kuat seseorang manjadi bagian dari minoritas dan mengidentifikasi dari maka
makin sensitive terhadap prasangka halus dan makin kuat beraksi terhadap prasangka
tersebut.
Selain itu adapula prasangka terhadap gender dimana banyak budaya yang masih
menempatkan wanita sebagai kaum minoritas. Prasangka yang dipengaruhi oleh gender ini
disebut seksisme (sexism). Seksisme ada 2 jenis:
Seksisme yang penuh kebencian: pandangan bahwa wanita, jika tidak inferior
terhadap pria, memiliki banyak trait negatif (contoh: mereka ingin diistimewakan,
sangat sensitive atau ingin merebut kekuasaan dari pria yang tidak seharusnya mereka
miliki).
Seksisme bentuk halus: pandangan yang menyatakan bahwa wanita pantas
dilindungi, lebih superior daripada pria dalambanyak hal (contoh: mereka lebih murni
dan lebih memiliki selera yang baik). Dan sangat diperlukan untuk kebahagiaan
pria(contoh: tidak ada pria yang benar-benar bahagia kecuali ia memiliki seorang
wanita yang iapuja dalam hidupnya).
Selain itu adapula istilah gkass cellings yaitu hambatan palsu berdasarkan bias sikap dan
organisasi yang menghambat perempuan berkualitas mencapai posisi teratas dalam
organisasinya.
Diskriminasi
Diskriminasi (discrimination) adalah wujud dari prasangka itu dalam tingkah laku atau
aksi negatif terhadap kelompok yang menjadi sasaran prasangka. Sementara itu bentuk-
bentuk diskriminasi ada dua yaitu :
Diskriminasi kasar- aksi negatif terhadap objek prasangka rasial, etnis, atau agama-
dan kriminalitas berdasarkan kebencian (hate crimes)- kriminalitas yang berdasar
pada prasangka rasial, etnis, dan tipe prasangka lainnya. Contohnya: James Byrs
seorang lelaki afroamerika yang diseret dibelakang truk oleh seorang laki-laki
berkulit putih dengan prasangka tinggi.
Diskiminasi halus: rasisme modern (rasial implicit)- rasisme berusaha menutup-
nutupi prasangka ditempat umum, tetapi mengekspresikan sikap-sikap mengecam
ketika hal itu aman dilakukan- dan tokenisme- contoh dimana individu
menjukkan tingkah laku positif yang menipu para anggota kelompok out-group
kepada siapa mereka merasakan prasangka yang kuat. Kemudian tingkah laku
tokenistic ini digunakan sebagai alasan untuk menolak melakukan aksi yang
lebih menguntungkan terhadap kelompok ini. Contoh: sebuah bank yang
mempekerjakan orang etnis tertentu, supaya tidak disangka melakukan diskiminasi
juga mempekerjakan masyarakat pribumi. Namun, masyarakat pribumi ini nantinya
akan di persulit untuk kenaikan jabatan.
Etnosentrisme
Etnosentrisme adalah suatu persepsi yang dimiliki oleh tiap-tiap individu yang
menganggap budayanya merupakan yang terbaik dari budaya-budaya yang dimiliki oleh
orang lain. Etnosentrisme juga merupakan suatu sikap dalam menilai kebudayaan masyarakat
lain dengan menggunakan ukuran-ukuran yang berlaku pada masyarakatnya. Etnosentrisme
dapat diartikan sebagai fanatisme suku bangsa.
Dampak positif Etnosentrisme adalah
Faktor yang lain, penyebab munculnya masalah etnosentrisme ialah pluralitas Bangsa
Indonesia. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang terdiri dari berbagai suku, agama, ras serta
golongan. Pluralitas masyarakat Indonesia tersebut tentu melahirkan berbagai persoalan. Pada
tiap-tiap suku, agama, ras serta golongan berusaha untuk dapat memperoleh kekuasaan serta
juga menguasai yang lain. Masalah kepentingan inilah yang faktor banyak memunculkan
persoalan-persoalan pada tiap-tiap daerah.