Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH PENGEMBANGAN PROFESI GURU

PENGEMBANGAN KOMPETENSI SOSIAL GURU

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan Profesi Guru

Intan Nur Azizah, M.Pd

Disusun Oleh:

1. M Tamim Ridlo (1617403022)


2. Isa Nur Sulthon F (1817404065)
3. Linda Zakiyatul F (1817404069)
4. Nurul Janah (1817404079)

PROGRAM STUDI TADRIS BAHASA INGGRIS

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PURWOKERTO

2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur selalu kita panjatkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah
melimpajkan segala nikmat, karunia dan kesempatan sehinga penulis mampu untuk
menyelesaikan tugas ini dengan sebenar-benarnya meski masih terdapat banyak
kesalahan didalamnya. Penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada Intan Nur
Azizah, M.Pd selaku dosen mata kuliah Pengembangan Profesi Guru di Institut Agama
Islam Negeri Purwokerto yang telah memberikan tugas ini kepada penulis.

Makalah ini akan membahas tentang Pengembangan Kompetensi Sosial Guru.


Penulis berharap makalah ini dapat menambah wawasan pembaca tentang
Pengembangan Profesi Guru. Penulis sangat menyadari bahwasannya di dalam
penulisan makalah ini, masih banyak terdapat kesalahan baik yang disengaja maupun
tidak disengaja, untuk itu penulis menerima dengan tangan terbuka apabila berkenan
untuk meberika kritik dan saran yang embangun penuulis untuk dapat membuat
makalah yang lebih baik lagi di masa yag akan datang.

Semoga makalah ini dapat dipahami dan bermanfaat bagi pembaca maupun
penulis sendiri. Penulis meminta maaf yang sebesar-besarnya apabila terdapat banyak
kesalahan dalam penulisan makalah ini. Sekian, terimakasih.

Purwokerto, April 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN............................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................2
C. Tujuan......................................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................4
PEMBAHASAN...............................................................................................................4
A. Kompetensi Sosial Guru......................................................................................4
B. Tujuan dan Manfaat Kompetensi Sosial Guru..................................................6
C. Indikator-indikator Kompetensi Sosial Guru....................................................8
D. Peran Guru di Lingkungan Masyarakat..........................................................11
E. Upaya Peningkatan Kompetensi Sosial Guru..................................................14
BAB III...........................................................................................................................18
PENUTUP......................................................................................................................18
A. Kesimpulan.........................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................19

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peran guru sebagai perangkai transisi keilmuan dari satu generasi kegenerasi
lain sudah setua perjalanan peradaban manusia sendiri. Guru adalahorang dewasa
yang secara sadar bertanggung jawab dalam mendidik,mengajar, dan membimbing
peserta didik. Orang yang disebut guru adalahorang yang memiliki kemampuan
merancang program pembelajaran sertamampu menata dan mengelola kelas agar
peserta didik dapat belajar dan padaakhirnya dapat mencapai tingkat kedewasaan
sebagai tujuan akhir dari suatu proses pendidikan. Pendidikan dapat dikatakan
sebagai suatu upaya pengembangan potensi dan penanaman nilai-nilai sosial budaya
yang diyakini oleh sekelompok masyarakat agar dapat mempertahankan hidupnya.

Guru merupakan faktor yang sangat dominan dan penting dalam pendidikan
formalpada umumnya karena bagi siswa, guru sering dijadikan tokoh teladan, bahkan
menjadi tokoh identifikasi diri. Oleh karena itu, guru seharusnya memiliki perilaku
kompetensi yang memadai untuk mengembangkan siswa secara utuh, sesuai tujuan
pendidikan yaitu mengembangan potensi yang dimiliki siswa secara optimal.Standar
kompetensi merupakan sebuah terobosan yang dikeluarkan oleh kementerian
pendidikan dan kebudayaan yang berusaha untuk memberikan gambaran mengenai
hal-hal yang harus dimiliki oleh seorang guru yang berujung untuk meningkatkan
mutu serta kualitas pendidikan di Indonesia dengan meningkatkan
keprofesionalitasan guru atau pembimbing.

Setiap guru yang profesionalmemiliki kompetensi yang baik sehingga siswa


dapat lebih mudah dalam memahami apa yang disampaikan. Hal tersebut tercantum
dalam UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 1, Ayat 10, yang
menyatakan "Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan

1
perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam
melaksanakan tugas keprofesionalan". 1

Ada empat kompetensi yang harus dimiliki oleh guru. Kompetensi-kompetensi


tersebut meliputi kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional.
Masing-masing kompetensi harus dimiliki oleh guru agar proses dan kegiatan
pendidikan berjalan dengan baik dan sesuai dengan tujuan pendidikan di Indonesia.
Dalam makalah ini kita akan membahas pengembangan kompetensi social guru
dalam tugasnya lebih mampu menciptakan lingkungan pendidikan dan belajar yang
nyaman,efektif dan menyenangkan sehingga ilmu yang diajarkan dapat
diserapdengan maksimal oleh peserta didiknya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kompetensi sosial guru?

2. Apa saja tujuan dan manfaat kompetensi sosial guru?

3. Apa saja indikator-indikator kompetensi sosial guru?

4. Bagaimana peranan guru di lingkungan masyarakat?

5. Bagaimana upaya peningkatan kompetensi sosial guru?

C. Tujuan
1. Memahami pengertian kompetensi sosial guru

2. Mengetahui tujuan dan manfaat kompetensi sosial guru

3. Memahami indikator-indikator kompetensi sosial guru

4. Mengetahui peranan guru di lingkungan masyarakat

1
Anggun Rahmawati, Kompetensi Sosial Guru dalam Berkomunikasi Secara Efektif dengn
Siswa Melalui Kegiatan Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD N Rejowinangun 3 Kotagede Yogyakarta,
Jurnal Pendidikan ke-SD-an, Vol. 4 No.3 (Yogyakarta: Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa, 2018),
hlm.389

2
5. Memahami upaya untuk meningkatkan kompetensi sosial guru

3
BAB II

PEMBAHASAN
A. Kompetensi Sosial Guru

1. Pengertian Kompetensi Sosial

a. Pengertian Kompetensi

Dalam undang-undang No.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen


disebutkan bahwa Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar,dan pendidikan menengah. Sementara itu kompetensi
yang harus dimiliki guru, meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional.

Kata kompetensi berasal dari bahasa Inggris competency sebagai kata


benda competence yang berarti kecakapan, kompetensi dan kewenangan.
Kompetensi guru juga berarti suatu kemampuan atau kecakapan yang terwujud
dalam bentuk pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang dimiliki dan
dikuasai oleh guru dalam melaksanakan fungsi profesionalnya. Dalam
kaitannya dengan interaksi guru dan siswa maka dibutuhkan kecakapan atau
kompetensi sosial guru.

b. Pengertian Kompetensi Sosial

Kompetensi sosial terdiri dari kata kompetensi dan sosial. Umumnya


kompetensi dalam kamus besar bahasa Indonesia sering artinya disamakan
dengan kemampuan, kecakapan, dan keahlian. Sedangkan dalam kamus
lengkap bahasa Indonesia sosial adalah segala sesuatu yang mengenai

4
masyarakat atau kemasyarakatan.2 Jadi, kompetensi sosial adalah kemampuaan,
kecakapan, dan keahlian mengenai segala sesuatu yang mengenai masyarakat.

2. Pengertian Kompetensi Sosial Guru

Pengertian kompetensi sosial guru dikemukakan oleh para ahli diantaranya;

1) Menurut Suharsimi, kompetensi sosial berarti bahwa guru harus memiliki


kemampuan berkomunikasi sosial dengan siswa, sesama guru, kepala sekolah
dan masyarakatnya.
2) Suherli Kusmana mendefinisikan kompetensi sosial dengan kompetensi guru
dalam berhubungan dengan pihak lain.
3) Rubin Adi Abraham mendefinisikan kompetensi sosial yaitu kemampuan guru
sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif
dengan peserta didik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik dan
masyarakat sekitar.
4) Dalam Undang-Undang Republik Indonesia (UU RI) No.14 pasal 10 tentang
Guru dan Dosen dinyatakan bahwa kompetensi sosial guru adalah kemampuan
guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan
siswa, sesama guru, orang tua/wali peserta didik dan masyarakat.
5) Pakar psikologi pendidikan Gadner (1983) menyebut kompetensi sosial itu
sebagai social intellegence atau kecerdasan sosial. Kecerdasan sosial
merupakan salah satu dari 9 kecerdasan (logika, bahasa, musik, raga, uang,
pribadi, alam skuliner) yang berhasil diidentifikasi oleh Gadner.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka kompetensi sosial guru


berarti kemampuan dan kecakapan seorang guru (dengan kecerdasan sosial
yang dimiliki) dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain yakni
siswa secara efektif dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Mengajar di
depan kelas merupakan perwujudan interaksi dalam proses komunikasi.

2
Sucipto Suntoro, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Solo: Beringin 55, 2007, hlm.
395

5
Sedangkan kompetensi sosial guru dianggap sebagai salah satu daya atau
kemampuan guru untuk mempersiapkan siswa menjadi anggota masyarakat
yang baik serta kemampuan untuk mendidik dan membimbing masyarakat
dalam menghadapi masa yang akan datang. Selain itu, guru dapat menciptakan
kondisi belajar yang nyaman.3

B. Tujuan dan Manfaat Kompetensi Sosial Guru

Guru dalam menjalani kehidupan seringkali menjadi tokoh, panutan, dan


identifikasi bagi para peserta didik, dan lingkungannya. Abduhzen mengungkapkan
profesi guru pada posisi tertinggi dan termulia dalam berbagai tingkat pekerjaan
masyarakat. Guru dalam pandangan Al-Ghazali mengembangkan dua misi sekaligus,
yaitu tugas keagamaan, ketika guru melakukan kebaikan dengan menyampaikan ilmu
pengetahuan kepada manusia sebagai makhluk termulia di muka bumi ini.

Sedangkan yang termulia dari tubuh manusia adalah hatinya. Guru bekerja
menyampaikan, membersihkan, menyucikan, dan membawakan hati itu mendakti
Allah Swt. Dimana guru membangun, memimpin dan menjadi teladan yang
menegakkan keteratuaran, kerukunan dan menjamin keberlangsungan masyarakat,
yang keduanya berujung pada pencapaian kebahagian di akhirat. Oleh karena itu,
guru harus memiliki standar kualitas pribadi tertentu yang mencakup tanggung
jawab, wibawa, mandiri dan disiplin.4

Rubin Adi menguraikan manfaat guru yang berkompetensi sosial dengan


mengatakan bahwa bila guru memiliki kompetensi, maka ia akan diteladani oleh
siswa-siswanya. Sebab selain kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual, siswa
juga perlu diperkenalkan dengan kecerdasan sosial (sosial intellegence). Hal tersebut

3
M. Hasbi Ashsiddiqi. KOMPETENSI SOSIAL GURU DALAM PEMBELAJARAN DAN
PENGEMBANGANNYA. Vol. XVII. 2012. hlm. 61-62
4
E Mulyasa, Standart Kompetensi dan Sertifikasi Guru, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2007, hlm. 173

6
bertujuan agar siswa memiliki hati nurani, rasa peduli, empati dan simpati kepada
sesama. Sedangkan pribadi yang memiliki kecerdasan sosial ditandai adanya
hubungan yang kuat dengan Allah, memberi manfaat kepada lingkungan, santun,
peduli sesama, jujur dan bersih dalam berperilaku. Dari pernyataan Rubin bahwa
manfaat kompetensi sosial guru mengarahkan siswa untuk memiliki kecerdasan
sosial yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari di tengah lingkungan
sosial.

Guru merupakan sosok yang diteladani siswa. Pepatah yang terkenal dan
sangat sering dilontarkan bahwa guru digugu dan ditiru yang berarti guru dianut dan
diteladani. Maka dalam pelaksanaan proses pembelajaran, guru diharapkan mampu
melakukan hubungan sosial yang baik dengan siswa melalui interaksi dan
komunikasi. Walau bagaimana pun, kepribadian guru akan selalu menjadi perhatian
setiap siswa.5

Dalam tulisannya, Suwardi mengatakan bahwa guru memang perlu


memperhatikan hubungan sosial dengan siswa. Karena hubungan keduanya
berlangsung di dalam dan di luar kelas, hubungan tersebut berpengaruh langsung
terhadap tujuan pembelajaran. Kesuksesan hubungan guru dan siswa juga akan
mendukung suasana pembelajaran yang menyenangkan.

Berkaitan dengan hubungan sosial guru dan siswa, maka perlu ada upaya-
upaya dalam meningkatkan kompetensi sosialnya dengan cara mengembangkan
kecerdasan sosial yang merupakan suatu keharusan bagi guru, hal ini bertujuan agar
hubungan guru dan siswa berjalan dengan baik.

1) Baik guru maupun siswa memiliki keterbukaan, sehingga masing-masing pihak


bebas bertindak dan saling menjaga kejujuran, membutuhkan, dan saling
berguna.

Rubin Adi Abraham, Kompetensi Sosial Guru, online: http://www.apb.or.id/?


5

p=188kompetensisosialguru(Pdt.RubinAdiAbraham). 7 Mei
2012

7
2) Baik guru maupun siswa merasa saling berguna.
3) Baik guru maupun siswa menghargai perbedaan, sehingga berkembang
keunikannya, kreativitasnya, dan individualisasinya.
4) Baik guru maupun siswa merasa saling membutuhkan dalam pemenuhan
kebutuhannya.

Dari hal-hal diatas jelas bahwa guru hendaknya mengupayakan pengembangan


kecerdasan sosialnya, karena kecerdasan sosial guru akan membantu memperlancar
jalannya pembelajaran serta dapat menghilangkan kejenuhan siswa dalam belajar.

Hal yang terpenting juga bagi seorang guru yaitu beradaptasi di tempat
bertugas. Beradaptasi maksudnya menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan
dalam arti positif, bukan dalam arti mengikuti keadaan apa adanya, sehingga larut
integritas, beradaptasi dalam rangka untuk melakukan perbaikan-perbaikan, sehingga
terwujud Guru hendaknya mengikuti pelatihan berkaitan dengan kompetensi sosial
guru, hal ini untuk mengembangkan kompetensi sosial guru. Namun sebelum itu juga
perlu diketahui tentang target atau dimensi-dimensi kompetensi ini yaitu; kerja tim,
melihat peluang, peran dalam kegiatan kelompok, tanggung jawab sebagai warga,
kepemimpinan, relawan sosial, kedewasaan dalam berelasi, berbagi, berempati,
kepedulian kepada sesama, toleransi, solusi konflik, menerima perbedaan, kerjasama
dan komunikasi.6

C. Indikator-indikator Kompetensi Sosial Guru

Janawi (2011:135) mengatakan “kompetensi sosial dapat dirinci menjadi


beberapa indikator, yaitu : bersikap inklusif dan bertindak objektif, beradaptasi
dengan lingkungan tempat bertugas dan dengan lingkungan masyarakat,
berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun dalam berkomunikasi.”7
6
Suwardi, Manajemen pembelajaran Mencipta Guru Kreatif dan Berkompetensi
7
Anggun Rahmawati, Kompetensi Sosial Guru dalam Berkomunikasi Secara Efektif dengn
Siswa Melalui Kegiatan Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD N Rejowinangun 3 Kotagede Yogyakarta,
Jurnal Pendidikan ke-SD-an, Vol. 4 No.3 (Yogyakarta: Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa, 2018),

8
1. Bersikap Inklusif dan Bertindak Objektif
Bersikap inklusif dan bertindak objektif adalah kemampuan yang harus
dimiliki agar guru selalu berkomunikasi dan bergaul dengan peserta didik. Bagi
peserta didik, guru adalah sebagai pembimbing, motivator, fasilitator, penolong,
dan teman dalam proses pendidikan. Walaupun demikian, guru bukanlah sosok
yang diposisikan segala-segalanya oleh anak didik. Karena guru tidak selamanya
berada disamping peserta didik.
Bertindak objektif berarti guru juga dituntut berlaku bijaksana, arif, dan adil
tehadap peserta didik dalam bertindak, bijak dalam berkata, dan bijak dalam
bersikap. Kemudian guru dituntut untuk objektif dalam berkata, objektif dalam
berbuat, objektif dalam bersikap, dan objektif dalam menilai hasil belajar.
Bertindak objektif dapat pula berarti bahwasanya guru sebagi figur sentral dalam
proses pembelajaran (apalagi untuk tingkat awal) harus senantiasa
memperlakukan peserta didik proporsional dan tidak akan memilih, memilah dan
berlaku tidak adil terhadap peserta didik. Bersikap dan bertindak objektif sebagai
reptesentasi figur yang menjadi panutan anak didik. Di sekolah, guru menjadi
figur penutan bagi anak.
Bersikap bertindak objektif terhadap anak didik sesungguhnya adalah upaya
transformasi agar suatu ketika anak didik mampu menghadapi berbagai persoalan
yang dialaminya. Istansi Surviani menyatakan bahwa salah satu bentuk belajar
yang perlu dikembangkan adalah belajar sikap. Tujuannya adalah mendapatkan
kemampuan menerima, merespon, menghargai, menghayati dan
menginterprestasikan objek-objek atau nilai nilai moral.8
2. Beradaptasi dengan Lingkungan

Beradaptasi dengan lingkungan adalah kemampuan yang dituntut pada


seorang guru. Beradaptasi dengan lingkungan berarti seorang guru perlu
melakukan penyesuaian diri dengan lingkungan, baik lingkungan sekolah maupun
lingkungan masyarakat umumnya. Di lingkungan sekolah, guru diharapkan dapat
hlm.389
8
Janawi, Kompeensi Guru, Bandung: Alfabeta, 2012, hlm.136

9
beradaptasi dengan teman-teman kolegial profesi dan menyesuiankan diri denagn
anak dalam proses pembelajaran. Beradaptasi dengan lingkunagn tugas guru
berarti proses adaptasi menjadi bagian terpenting dalam berkomunikasi. Adaptasi
berhubungan dengan konsep diri.

Mulyasa menjelaskan bahwa hubungan interpersonal sesama guru di


sekolah dapat mempengaruhi kualitas kinerja guru. Karena motivasi kerja dapat
terbentuk dari interaksi dengan lingkungan sosial di sekitarnya, di samping hasil
perubahan yang bersifat fisik, seperti suasana kerja, dan kondisi fisik gedung
sekolah. Sedangkan hasil analisis Nawawi menunjukkan adalah hubungan yang
intim penuh kekeluargaan terlepas dari formalitas yang kaku, dan prosedural yang
otogratis berpengaruh positif terhadap moral kerja para pendidik. Oleh karena itu
kehidupan disekolah harus dikondisikan agar dapat mendukung pelaksanaan
pembelajaran.

Disamping itu, Sotjipto menguraikan bahwa komunikasi dengan kelompok


sejawat penting dipelihara. Hubungan harus harmonis dan senantiasa menciptakan
dan mamlihara semangat kekeluargaan dan kesetiakawaan. Dalam “Kode Etik
Guru” pasal 7 disebutkan bahwa guru memelihara hubungan seprofesi, semangat
kekeluargaan dan kesetiakawanan sosial. Ini berati bahwa pertama, guru
hendaknya menciptakan dan memelihara hubungan sesama guru dalam ligkungan
kerja. Kedua, guru hendaknya menciptakan dan memelihara semangat
kekeluargaan dan kesetiakawanan di dalam dan diluar lingkungannya.

3. Berkomunikasi secara Efektif

Kompetensi sosial dapat dilihat dalam berkomunikasi secara efektif. Guru


sebagai inspirator dan motivator dalam proses pembelajaran memeiliki peran
penting dalam melakukan komunikasi yang efektif. Misalnya, guru dituntut
berkomunikasi dan bergaul dengan kolagialnya, anak didik, dan masyarakat
sekitar. Komunikatif efektif dapat terjalin jika dilakukan sering percaya bukan
saling curiga di lingkungan sosial, termasuk lingkungan belajar. Berkomunikasi

10
akan di anggap efektif bila guru dapat memahami karakteristik sosial dan
lingkungannya.

4. Empatik dan Santun Berkomunikasi

Sikap empatik dan santun menjadi hal yang paling penting dalam
berkomunikasi. Sikap dan prilaku serat tutur bahasa akan menentukan atmosphere
komunikasi. Soetjipto menegaskan, seorang guru akan dikatakan profesional
apabila ia memiliki citra di masyarakat. Ia banyak menjadi panutan atau teladan
masyarakat sekelilingnya. Masyarakat yang dimaksud disi adalah masyarakat
pendidik (yang bergelut dengan dunia pendidikan/persekolahan) maupun
masyarakat pada umumnya.9

Sikap empatik dan santun dapat diaplikasikan dalam cara melakukan kritik,
teguran, dan nasehat. Bahasa menjadi solusi alternatif dalam menyampaikan
kritik, teguran, dan nasehat tersebut. Bahkan empatik dan santun merupakan cara
dan pendekatan yang dilakukan guru dalam melakukan komunikasi dengan anak,
sesama kolega, dan masyarakat. Oleh karena itu guru juga membutuhkan stategi
dan pendekatan yang lebih intensif dapat diterima oleh lingkungan belajar.

Sikap empatik dan santun ini terkadang terabaikan ketika berkomunikasi


berlangsung antara guru sesama guru, guru dengan peserta didik, dan guru dengan
masyarakat. Sikap ini harus diperhatikan secara serius oleh dunia pendidikan di
masa mendatang. Untuk itu, guru sebelum bertugas dipandang perlu untuk diberi
pelatihan-pelatihan tentang komunikasi dan teori-teori komunikasi yang dapat
diaplikasikan dalam proses pembelajaran.

D. Peran Guru di Lingkungan Masyarakat

Guru merupakan kunci penting dalam kegiatan hubungan sekolah dengan


masyarakat. Oleh karena itu seorang guru harus memiliki kompetensi untuk
melakukan hal sebagi berikut :
9
Janawi, Kompeensi Guru, Bandung: Alfabeta, 2012, hlm.137-140

11
1. Membentu sekolah dalam melaksanakan teknik-teknik husemas. Meskipun kepala
sekolah merupakan orang kunci dari husemas, akan tetapi kepala sekolah tidak
mungkin melaksanakan husemas tanpa bantuan guru-guru guru dapat ditugasi
kepala sekolah melaksanakan hal-hal yang berkaitan dengan husemas,
disesuaikan dengan jenis dan bentuk kegiatan yang ada. Sebagai contoh, apabila
kepala sekolah ingi melaksanakan kunjungan ke rumah siswa, maka kepala
sekolah dapat mendelegasikan tugas kepada gur. Guru juga dapat ditugasi kepala
sekolah untuk membuat progam kerja yang mempunyai dampak tyerhadfap
popularitas sekolah.
2. Membuat dirinya lebih baik lagi dalam bermasyarakat. Tingkah laku atau sepak
terjang yang dilakukan guru disekolah dan di masyarakat menjadi sesuatau yang
sangan penting. Apa yang dilakukan tau tidak dilakukan guru menjadi panutan
masyarakat. Dalam posisi yang demikian inilah guru harus melakukan perilaku
yang prima. Apabila masyarakat telah mengetahui bahawa guru sekolah dapat
dijadikan sur teladan di masyarakat, kepercayaan asyarakat terhadap sekolah akan
menjadi lebih besar yang pada akhirnya bantuan sekolah pun akan menjadi lebih
besar.

Kompetensi sosial guru merupakan kemampuan guru untuk mempersiapkan


peserta didik menjadi anggota masyarakat yang baik serta kemampuan untuk
mendidik, membimbing masyarakat dalam menghadapi kehidupan dimasa yang
akan datang.

Adapun peran guru dimasyarakat dalam kaitannya dengan kompetensi


sosial dapatdiuraikan sebagai berikut:

1. Guru Sebagi Petugas Kemasyarakatan

Sebagaimana yang telah dikemukakan diatas bahwa guiru memegang


peranan sebagai wakil masyarakat yang representative sehigg jabatan guru
sekaligus merupakan jabatan kemasyarkatan. Guru bertugas membina masyarakat

12
agar masyarakat berpartisipasi dalam pembangunan. Untuk melaksanakan tugas
itu, guru harus memiliki kompetensi sebagai berikut:10

a) Aspek normative kependidikan, yaitu untuk menjadi guru yang baik tidak
cukup digantungkan kepad bakat, kecerdasan, kecakapan saja, tetapi juga
harus beritikad baik sehingga hal ini menyatu dengan norma yang dijadikan
landasan dalam melaksanakan tugasnya.
b) Pertimbangan sebelum memilih jabatan guru.
c) Mempunya progam meningkatkan kemajuan masyarakat dan kemajuan
pendidikan.
2. Guru di Mata Masyarakat

Dalam pandangan masyarakat guru memiliki tempat tersendiri karena fakta


menunjukan bahwa ketika seorang guru berbuat senonoh, menyimpang dari aturan
atru kaidah-kaidah masyarakat dan menyimpang dari apa diharapkan masyarakat,
langsung saja masyarakat memberikan suara sumbang kepada guru itu. Kenakalan
anak yang kini menggejala diberbagai tempat, sering puli tanggungjawabnya di
tudingkan kepada guru sepenuhnya dan sering pula di lupakan apa yang dilihat,
didengan anak serta pergaulan anak dalam kehidupan sehari-hari.11

Dalam kedudukan seperti itu, guru tidak lagi dipandang sebagai pengajar
dikelas, tetapi darinya diharapkan pula tampil sebagai pendidik, bukan saja
terhadap peserta didiknya dikelas, namu juga sebagai pendidik di masyarakat
yang seyogyanya memberikan teladan yang baik kepada masyarakat.

Dari analisi diatas ternyata kdudukan guru bukan hanya sebatas keempat
dinding kelas di seklah, bergeser jauhb menembus batas halaman sekolah dan
berada langsung ditengah-tengah masyarakat. Untuk itu guru harus memiliki
kompetensi sebagai berikut:

10
Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2007), hlm.179
11
Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2007), hlm.180

13
a. Mampu berkomunikasi dengan masyarakat
b. Mampu bergaul danmelayani masyarakat
c. Mampu mendorong dan menunjang kekreativitas masyarakat
d. Menjaga emosi dan perilaku yang kurang baik.
3. Tanggungjawab Sosial Guru

Peranan guru disekolah tidak lagi terbatas untuk memberikan pembelajaran,


tetapi harus memikul tanggungjawab yang lebih banyak, yaitu bekerjasama
dengan mengelola pendidikan lainnya dalam lingkungan masyarakat. Untuk itu,
guru harus mempunyai kesempatan lebih banyak melibatkan diri dalam
lingkungan masyarakat. Perangkat kompetesi yang dijabarkan secara operasional
diatas merupakan bekal bagi calon guru dalm menjalankan tugas dan
tanggungjawabnya dilapangan dan disekolah.12

E. Upaya Peningkatan Kompetensi Sosial Guru

Salah satu komponen agar tercapainya mutu pendidikan yang maksimal adalah
mutu tenaga pendidik atau guru. Guru merupakan salah satu faktor yang paling
penting dalam pencapaian keberhasilan pembelajaran di sekolah. Peran guru dalam
proses belajar mengajar meliputi banyak hal seperti sebagai pengajar, manajer kelas,
supervisor, motivator, konsuler dan eksplanator (Nurfuadi, 2012: 106-107).13

Agar mutu tenaga guru meningkat, guru harus mempunyai empat kompetensi,
salah satunya yaitu kompetensi sosial. Keberhasilan proses belajar siswa sangat
ditentukan oleh kompetensi sosial guru. Hal ini dikarenakan guru sebagai pemimpin
pembelajaran, fasilitator, dan sekaligus merupakan pusat inisiatif pembelajaran. Oleh
karenanya, guru harus senantiasa mengembangkan kemampuan diri. Guru perlu
memiliki standar profesi dengan menguasai materi serta strategi pembelajaran dan
dapat mendorong siswanya untuk belajar bersungguh-sungguh.

12
Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2007), hlm.181

13
Nutrima Lestari, PENINGKATAN KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN
SRUMBUNG KABUPATEN MAGELANG, Vol. 5. 2016. hlm. 754.

14
Kompetensi sosial seseorang guru dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Salah satu faktor tersebut adalah kecerdasan emosional. Menurut Goldman (2007),
kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk mengenali perasaan sendiri,
perasaan orang lain, memotivasi diri sendiri, mengelola emosi dengan baik, dan
berhubungan dengan orang lain. Dalam melakukan tugas sebagai pendidik, sebagian
besar peran guru tersebut disampaikan melalui proses komunikasi baik lisan, tertulis
maupun melalui bahasa isyarat. Oleh karena itu, guru harus memiliki kecerdasan
emosional agar mampu berhubungan dan berinteraksi sosial dengan baik. Menurut
Sunar (2010), secara umum kecerdasan emosi dapat meningkatkan efektifitas sosial
seseorang. Semakin tinggi kecerdasan emosional, semakin baik hubungan
sosialnya.14

Selain kecerdasan emosional, faktor lain yang dapat mempengaruhi


pembentukan kompetensi sosial guru adalah kecerdasan spiritual. Agar kecerdasan
spiritual memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan kompetensi sosial guru,
maka guru perlu memahami aspek-aspek kecerdasan spiritual. Zohar dan Ian
Marshall (2007) mengemukakan delapan aspek kecerdasan spiritual yang meliputi:

1) Kapasitas diri untuk bersikap fleksibel, seperti aktif dan adaptif secara spontan.
2) Level kesadaran diri (self-awareness) yang tinggi.
3) Kapasitas diri untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaan (suffering).
4) Kualitas hidup yang terinspirasi dengan visi dan nilai-nilai.
5) Keengganan untuk menyebabkan kerugian yang tidak perlu (unnecessary harm).
6) Memiliki cara pandang yang holistik, dengan memiliki kecendrungan untuk
melihat keterkaitan di antara segala sesuatu yang berbeda.
7) Memiliki kecendrungan nyata untuk bertanya dan mencari jawaban yang
fundamental.
8) Memiliki kemudahan untuk bekerja melawan tradisi (konvensi).

Citro W. Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Spiritual Meningkatkan Kompetensi Sosial


14

Guru. Makalah Seri Humaniora. DOI: 10.7454/mhss.v17i2.2957, 2013, hlm. 140.

15
Guru yang memiliki kecerdasan spiritual mampu memaknai penderitaan hidup
dengan memberi makna positif pada setiap peristiwa, masalah, bahkan penderitaan
yang dialaminya. Dengan memberi makna yang positif itu, guru mampu
membangkitkan jiwanya dan berperilaku positif.15

Upaya yang dapat dicobakan dalam meningkatkan kompetensi sosial, antara lain :

1. Mengembangkan kecerdasan sosial

Mengembangkan kecerdasan sosial merupakan suatu keharusan bagi guru.


Hal tersebut bertujuan agar hubungan guru dan siswa berjalan dengan baik.
Berkaitan dengan pernyataan tersebut Gordon sebagaimana dikutip oleh Suwardi
(2007), menuliskan bahwa terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan oleh
guru yaitu :

a. Baik guru maupun siswa memiliki keterbukaan, sehingga masing-masing pihak


bebas bertindak dan saling menjaga kejujuran.
b. Baik guru maupun siswa memunculkan rasa saling menjaga, saling
membutuhkan, dan saling berguna.
c. Baik guru maupun siswa merasa saling berguna.
d. Baik guru maupun siswa menghargai perbedaan, sehingga berkembang
keunikannya, kreativitasnya, dan individualisasinya.
e. Baik guru maupun siswa merasa saling membutuhkan dalam pemenuhan
kebutuhannya.

Dari hal-hal diatas jelas bahwa guru mengupayakan pengembangan


kecerdasan sosialnya. Karena kecerdasan sosial guru akan membantu
memperlancar jalannya pembelajaran serta dapat menghilangkan kejenuhan siswa
dalam belajar. Mengembangkan kecerdasan sosial dalam proses pembelajaran
antara lain dengan mengadakan diskusi dan melakukan kunjungan langsung ke
masyarakat. Dengan demikian akan tertanam rasa peduli terhadap kepribadian

Citro W. Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Spiritual Meningkatkan Kompetensi Sosial


15

Guru. Makalah Seri Humaniora. DOI: 10.7454/mhss.v17i2.2957, 2013., hlm.141

16
siswa. Selain itu siswa juga akan dapat memecahkan masalah, khususnya yang
berkenaan dengan hal-hal yang mengganggu belajar dengan dirinya sendiri.

2. Mengikuti pelatihan berkaitan dengan kompetensi sosial guru

Untuk mengembangkan kompetensi sosial guru hendaknya mengikuti


pelatihan-pelatihan berkaitan dengan kompetensi sosial.

3. Beradaptasi di tempat bertugas


Seorang guru juga harus bisa beradaptasi di tempat bertugas. Beradaptasi
maksudnya menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan dalam arti positif,
bukan dalam arti mengikuti keadaan apa adanya, sehingga larut integritas,
beradaptasi dalam rangka untuk melakukan perbaikan-perbaikan. Jika guru
mampu beradaptasi di tempat bertugas, maka :
a. Guru dapat bekerja secara optimal di tempat tugas.
b. Guru betah bekerja di tempat tugas.
c. Guru menunjukkan kesehatan kerja di tempat tugas.16
d.

16
Jauhar Latifah, “Kompetensi Sosial Guru TIK”, diakses dari
http://www.academia.edu/39707110/Kompetensi_Sosial_Guru, pada tanggal 6 April 2020

17
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Kata kompetensi berasal dari bahasa inggris competency sebagai kata benda
competence yang berarti kecakapan, kompetensi dan kewenangan. Kompetensi sosial
adalah kemampuaan, kecakapan, dan keahlian mengenai segala sesuatu yang
mengenai masyarakat. Jadi, kompetensi sosial guru berarti kemampuan dan
kecakapan seorang guru (dengan kecerdasan sosial yang dimiliki) dalam
berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain yakni siswa secara efektif dalam
pelaksanaan proses pembelajaran.

Manfaat kompetensi sosial guru adalah mengarahkan siswa untuk memiliki


kecerdasan sosial yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari di tengah
lingkungan sosial. Kompetensi sosial dapat dirinci menjadi beberapa indikator,
yaitu : bersikap inklusif dan bertindak objektif, beradaptasi dengan lingkungan
tempat bertugas dan dengan lingkungan masyarakat, berkomunikasi secara efektif,
empatik dan santun dalam berkomunikasi.

Adapun peran guru di lingkungan masyarakat, antara lain guru sebagi petugas
pemasyarakatan, guru sebagai pendidik, bukan saja terhadap peserta didiknya
dikelas, namun juga sebagai pendidik di masyarakat yang seyogyanya memberikan
teladan yang baik kepada masyarakat, dan guru bekerjasama mengelola pendidikan
lainnya dalam lingkungan masyarakat. Upaya yang dapat dicobakan dalam
meningkatkan kompetensi sosial, antara lain yaitu mengembangkan kecerdasan
social, mengikuti pelatihan berkaitan dengan kompetensi sosial guru, dan beradaptasi
di tempat bertugas.

18
DAFTAR PUSTAKA
Anggun Rahmawati. 2018. Kompetensi Sosial Guru dalam Berkomunikasi Secara
Efektif dengn Siswa Melalui Kegiatan Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD N
Rejowinangun 3 Kotagede Yogyakarta, Jurnal Pendidikan ke-SD-an. Vol. 4 No.3

Citro W. 2013. Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Spiritual Meningkatkan


Kompetensi Sosial Guru. Makalah Seri Humaniora. DOI: 10.7454/mhss.v17i2.2957

E Mulyasa. 2007. Standart Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya

Janawi. 2012. Kompetensi Guru. Bandung: Alfabeta

M. Hasbi Ashsiddiqi. 2012. KOMPETENSI SOSIAL GURU DALAM PEMBELAJARAN


DAN PENGEMBANGANNYA. Vol. XVII
Nutrima Lestari. 2016. PENINGKATAN KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR DI
KECAMATAN SRUMBUNG KABUPATEN MAGELANG. Vol. 5

Sucipto Suntoro. 2007. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Solo: Beringin 55

http://www.apb.or.id/?p=188kompetensisosialguru(Pdt.RubinAdiAbraham).

http://www.academia.edu/39707110/Kompetensi_Sosial_Guru

19
20

Anda mungkin juga menyukai