Makalah PPG 10
Makalah PPG 10
Disusun Oleh:
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur selalu kita panjatkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah
melimpajkan segala nikmat, karunia dan kesempatan sehinga penulis mampu untuk
menyelesaikan tugas ini dengan sebenar-benarnya meski masih terdapat banyak
kesalahan didalamnya. Penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada Intan Nur
Azizah, M.Pd selaku dosen mata kuliah Pengembangan Profesi Guru di Institut Agama
Islam Negeri Purwokerto yang telah memberikan tugas ini kepada penulis.
Semoga makalah ini dapat dipahami dan bermanfaat bagi pembaca maupun
penulis sendiri. Penulis meminta maaf yang sebesar-besarnya apabila terdapat banyak
kesalahan dalam penulisan makalah ini. Sekian, terimakasih.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN............................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................2
C. Tujuan......................................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................4
PEMBAHASAN...............................................................................................................4
A. Kompetensi Sosial Guru......................................................................................4
B. Tujuan dan Manfaat Kompetensi Sosial Guru..................................................6
C. Indikator-indikator Kompetensi Sosial Guru....................................................8
D. Peran Guru di Lingkungan Masyarakat..........................................................11
E. Upaya Peningkatan Kompetensi Sosial Guru..................................................14
BAB III...........................................................................................................................18
PENUTUP......................................................................................................................18
A. Kesimpulan.........................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................19
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peran guru sebagai perangkai transisi keilmuan dari satu generasi kegenerasi
lain sudah setua perjalanan peradaban manusia sendiri. Guru adalahorang dewasa
yang secara sadar bertanggung jawab dalam mendidik,mengajar, dan membimbing
peserta didik. Orang yang disebut guru adalahorang yang memiliki kemampuan
merancang program pembelajaran sertamampu menata dan mengelola kelas agar
peserta didik dapat belajar dan padaakhirnya dapat mencapai tingkat kedewasaan
sebagai tujuan akhir dari suatu proses pendidikan. Pendidikan dapat dikatakan
sebagai suatu upaya pengembangan potensi dan penanaman nilai-nilai sosial budaya
yang diyakini oleh sekelompok masyarakat agar dapat mempertahankan hidupnya.
Guru merupakan faktor yang sangat dominan dan penting dalam pendidikan
formalpada umumnya karena bagi siswa, guru sering dijadikan tokoh teladan, bahkan
menjadi tokoh identifikasi diri. Oleh karena itu, guru seharusnya memiliki perilaku
kompetensi yang memadai untuk mengembangkan siswa secara utuh, sesuai tujuan
pendidikan yaitu mengembangan potensi yang dimiliki siswa secara optimal.Standar
kompetensi merupakan sebuah terobosan yang dikeluarkan oleh kementerian
pendidikan dan kebudayaan yang berusaha untuk memberikan gambaran mengenai
hal-hal yang harus dimiliki oleh seorang guru yang berujung untuk meningkatkan
mutu serta kualitas pendidikan di Indonesia dengan meningkatkan
keprofesionalitasan guru atau pembimbing.
1
perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam
melaksanakan tugas keprofesionalan". 1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kompetensi sosial guru?
C. Tujuan
1. Memahami pengertian kompetensi sosial guru
1
Anggun Rahmawati, Kompetensi Sosial Guru dalam Berkomunikasi Secara Efektif dengn
Siswa Melalui Kegiatan Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD N Rejowinangun 3 Kotagede Yogyakarta,
Jurnal Pendidikan ke-SD-an, Vol. 4 No.3 (Yogyakarta: Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa, 2018),
hlm.389
2
5. Memahami upaya untuk meningkatkan kompetensi sosial guru
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kompetensi Sosial Guru
a. Pengertian Kompetensi
4
masyarakat atau kemasyarakatan.2 Jadi, kompetensi sosial adalah kemampuaan,
kecakapan, dan keahlian mengenai segala sesuatu yang mengenai masyarakat.
2
Sucipto Suntoro, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Solo: Beringin 55, 2007, hlm.
395
5
Sedangkan kompetensi sosial guru dianggap sebagai salah satu daya atau
kemampuan guru untuk mempersiapkan siswa menjadi anggota masyarakat
yang baik serta kemampuan untuk mendidik dan membimbing masyarakat
dalam menghadapi masa yang akan datang. Selain itu, guru dapat menciptakan
kondisi belajar yang nyaman.3
Sedangkan yang termulia dari tubuh manusia adalah hatinya. Guru bekerja
menyampaikan, membersihkan, menyucikan, dan membawakan hati itu mendakti
Allah Swt. Dimana guru membangun, memimpin dan menjadi teladan yang
menegakkan keteratuaran, kerukunan dan menjamin keberlangsungan masyarakat,
yang keduanya berujung pada pencapaian kebahagian di akhirat. Oleh karena itu,
guru harus memiliki standar kualitas pribadi tertentu yang mencakup tanggung
jawab, wibawa, mandiri dan disiplin.4
3
M. Hasbi Ashsiddiqi. KOMPETENSI SOSIAL GURU DALAM PEMBELAJARAN DAN
PENGEMBANGANNYA. Vol. XVII. 2012. hlm. 61-62
4
E Mulyasa, Standart Kompetensi dan Sertifikasi Guru, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2007, hlm. 173
6
bertujuan agar siswa memiliki hati nurani, rasa peduli, empati dan simpati kepada
sesama. Sedangkan pribadi yang memiliki kecerdasan sosial ditandai adanya
hubungan yang kuat dengan Allah, memberi manfaat kepada lingkungan, santun,
peduli sesama, jujur dan bersih dalam berperilaku. Dari pernyataan Rubin bahwa
manfaat kompetensi sosial guru mengarahkan siswa untuk memiliki kecerdasan
sosial yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari di tengah lingkungan
sosial.
Guru merupakan sosok yang diteladani siswa. Pepatah yang terkenal dan
sangat sering dilontarkan bahwa guru digugu dan ditiru yang berarti guru dianut dan
diteladani. Maka dalam pelaksanaan proses pembelajaran, guru diharapkan mampu
melakukan hubungan sosial yang baik dengan siswa melalui interaksi dan
komunikasi. Walau bagaimana pun, kepribadian guru akan selalu menjadi perhatian
setiap siswa.5
Berkaitan dengan hubungan sosial guru dan siswa, maka perlu ada upaya-
upaya dalam meningkatkan kompetensi sosialnya dengan cara mengembangkan
kecerdasan sosial yang merupakan suatu keharusan bagi guru, hal ini bertujuan agar
hubungan guru dan siswa berjalan dengan baik.
p=188kompetensisosialguru(Pdt.RubinAdiAbraham). 7 Mei
2012
7
2) Baik guru maupun siswa merasa saling berguna.
3) Baik guru maupun siswa menghargai perbedaan, sehingga berkembang
keunikannya, kreativitasnya, dan individualisasinya.
4) Baik guru maupun siswa merasa saling membutuhkan dalam pemenuhan
kebutuhannya.
Hal yang terpenting juga bagi seorang guru yaitu beradaptasi di tempat
bertugas. Beradaptasi maksudnya menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan
dalam arti positif, bukan dalam arti mengikuti keadaan apa adanya, sehingga larut
integritas, beradaptasi dalam rangka untuk melakukan perbaikan-perbaikan, sehingga
terwujud Guru hendaknya mengikuti pelatihan berkaitan dengan kompetensi sosial
guru, hal ini untuk mengembangkan kompetensi sosial guru. Namun sebelum itu juga
perlu diketahui tentang target atau dimensi-dimensi kompetensi ini yaitu; kerja tim,
melihat peluang, peran dalam kegiatan kelompok, tanggung jawab sebagai warga,
kepemimpinan, relawan sosial, kedewasaan dalam berelasi, berbagi, berempati,
kepedulian kepada sesama, toleransi, solusi konflik, menerima perbedaan, kerjasama
dan komunikasi.6
8
1. Bersikap Inklusif dan Bertindak Objektif
Bersikap inklusif dan bertindak objektif adalah kemampuan yang harus
dimiliki agar guru selalu berkomunikasi dan bergaul dengan peserta didik. Bagi
peserta didik, guru adalah sebagai pembimbing, motivator, fasilitator, penolong,
dan teman dalam proses pendidikan. Walaupun demikian, guru bukanlah sosok
yang diposisikan segala-segalanya oleh anak didik. Karena guru tidak selamanya
berada disamping peserta didik.
Bertindak objektif berarti guru juga dituntut berlaku bijaksana, arif, dan adil
tehadap peserta didik dalam bertindak, bijak dalam berkata, dan bijak dalam
bersikap. Kemudian guru dituntut untuk objektif dalam berkata, objektif dalam
berbuat, objektif dalam bersikap, dan objektif dalam menilai hasil belajar.
Bertindak objektif dapat pula berarti bahwasanya guru sebagi figur sentral dalam
proses pembelajaran (apalagi untuk tingkat awal) harus senantiasa
memperlakukan peserta didik proporsional dan tidak akan memilih, memilah dan
berlaku tidak adil terhadap peserta didik. Bersikap dan bertindak objektif sebagai
reptesentasi figur yang menjadi panutan anak didik. Di sekolah, guru menjadi
figur penutan bagi anak.
Bersikap bertindak objektif terhadap anak didik sesungguhnya adalah upaya
transformasi agar suatu ketika anak didik mampu menghadapi berbagai persoalan
yang dialaminya. Istansi Surviani menyatakan bahwa salah satu bentuk belajar
yang perlu dikembangkan adalah belajar sikap. Tujuannya adalah mendapatkan
kemampuan menerima, merespon, menghargai, menghayati dan
menginterprestasikan objek-objek atau nilai nilai moral.8
2. Beradaptasi dengan Lingkungan
9
beradaptasi dengan teman-teman kolegial profesi dan menyesuiankan diri denagn
anak dalam proses pembelajaran. Beradaptasi dengan lingkunagn tugas guru
berarti proses adaptasi menjadi bagian terpenting dalam berkomunikasi. Adaptasi
berhubungan dengan konsep diri.
10
akan di anggap efektif bila guru dapat memahami karakteristik sosial dan
lingkungannya.
Sikap empatik dan santun menjadi hal yang paling penting dalam
berkomunikasi. Sikap dan prilaku serat tutur bahasa akan menentukan atmosphere
komunikasi. Soetjipto menegaskan, seorang guru akan dikatakan profesional
apabila ia memiliki citra di masyarakat. Ia banyak menjadi panutan atau teladan
masyarakat sekelilingnya. Masyarakat yang dimaksud disi adalah masyarakat
pendidik (yang bergelut dengan dunia pendidikan/persekolahan) maupun
masyarakat pada umumnya.9
Sikap empatik dan santun dapat diaplikasikan dalam cara melakukan kritik,
teguran, dan nasehat. Bahasa menjadi solusi alternatif dalam menyampaikan
kritik, teguran, dan nasehat tersebut. Bahkan empatik dan santun merupakan cara
dan pendekatan yang dilakukan guru dalam melakukan komunikasi dengan anak,
sesama kolega, dan masyarakat. Oleh karena itu guru juga membutuhkan stategi
dan pendekatan yang lebih intensif dapat diterima oleh lingkungan belajar.
11
1. Membentu sekolah dalam melaksanakan teknik-teknik husemas. Meskipun kepala
sekolah merupakan orang kunci dari husemas, akan tetapi kepala sekolah tidak
mungkin melaksanakan husemas tanpa bantuan guru-guru guru dapat ditugasi
kepala sekolah melaksanakan hal-hal yang berkaitan dengan husemas,
disesuaikan dengan jenis dan bentuk kegiatan yang ada. Sebagai contoh, apabila
kepala sekolah ingi melaksanakan kunjungan ke rumah siswa, maka kepala
sekolah dapat mendelegasikan tugas kepada gur. Guru juga dapat ditugasi kepala
sekolah untuk membuat progam kerja yang mempunyai dampak tyerhadfap
popularitas sekolah.
2. Membuat dirinya lebih baik lagi dalam bermasyarakat. Tingkah laku atau sepak
terjang yang dilakukan guru disekolah dan di masyarakat menjadi sesuatau yang
sangan penting. Apa yang dilakukan tau tidak dilakukan guru menjadi panutan
masyarakat. Dalam posisi yang demikian inilah guru harus melakukan perilaku
yang prima. Apabila masyarakat telah mengetahui bahawa guru sekolah dapat
dijadikan sur teladan di masyarakat, kepercayaan asyarakat terhadap sekolah akan
menjadi lebih besar yang pada akhirnya bantuan sekolah pun akan menjadi lebih
besar.
12
agar masyarakat berpartisipasi dalam pembangunan. Untuk melaksanakan tugas
itu, guru harus memiliki kompetensi sebagai berikut:10
a) Aspek normative kependidikan, yaitu untuk menjadi guru yang baik tidak
cukup digantungkan kepad bakat, kecerdasan, kecakapan saja, tetapi juga
harus beritikad baik sehingga hal ini menyatu dengan norma yang dijadikan
landasan dalam melaksanakan tugasnya.
b) Pertimbangan sebelum memilih jabatan guru.
c) Mempunya progam meningkatkan kemajuan masyarakat dan kemajuan
pendidikan.
2. Guru di Mata Masyarakat
Dalam kedudukan seperti itu, guru tidak lagi dipandang sebagai pengajar
dikelas, tetapi darinya diharapkan pula tampil sebagai pendidik, bukan saja
terhadap peserta didiknya dikelas, namu juga sebagai pendidik di masyarakat
yang seyogyanya memberikan teladan yang baik kepada masyarakat.
Dari analisi diatas ternyata kdudukan guru bukan hanya sebatas keempat
dinding kelas di seklah, bergeser jauhb menembus batas halaman sekolah dan
berada langsung ditengah-tengah masyarakat. Untuk itu guru harus memiliki
kompetensi sebagai berikut:
10
Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2007), hlm.179
11
Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2007), hlm.180
13
a. Mampu berkomunikasi dengan masyarakat
b. Mampu bergaul danmelayani masyarakat
c. Mampu mendorong dan menunjang kekreativitas masyarakat
d. Menjaga emosi dan perilaku yang kurang baik.
3. Tanggungjawab Sosial Guru
Salah satu komponen agar tercapainya mutu pendidikan yang maksimal adalah
mutu tenaga pendidik atau guru. Guru merupakan salah satu faktor yang paling
penting dalam pencapaian keberhasilan pembelajaran di sekolah. Peran guru dalam
proses belajar mengajar meliputi banyak hal seperti sebagai pengajar, manajer kelas,
supervisor, motivator, konsuler dan eksplanator (Nurfuadi, 2012: 106-107).13
Agar mutu tenaga guru meningkat, guru harus mempunyai empat kompetensi,
salah satunya yaitu kompetensi sosial. Keberhasilan proses belajar siswa sangat
ditentukan oleh kompetensi sosial guru. Hal ini dikarenakan guru sebagai pemimpin
pembelajaran, fasilitator, dan sekaligus merupakan pusat inisiatif pembelajaran. Oleh
karenanya, guru harus senantiasa mengembangkan kemampuan diri. Guru perlu
memiliki standar profesi dengan menguasai materi serta strategi pembelajaran dan
dapat mendorong siswanya untuk belajar bersungguh-sungguh.
12
Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2007), hlm.181
13
Nutrima Lestari, PENINGKATAN KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN
SRUMBUNG KABUPATEN MAGELANG, Vol. 5. 2016. hlm. 754.
14
Kompetensi sosial seseorang guru dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Salah satu faktor tersebut adalah kecerdasan emosional. Menurut Goldman (2007),
kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk mengenali perasaan sendiri,
perasaan orang lain, memotivasi diri sendiri, mengelola emosi dengan baik, dan
berhubungan dengan orang lain. Dalam melakukan tugas sebagai pendidik, sebagian
besar peran guru tersebut disampaikan melalui proses komunikasi baik lisan, tertulis
maupun melalui bahasa isyarat. Oleh karena itu, guru harus memiliki kecerdasan
emosional agar mampu berhubungan dan berinteraksi sosial dengan baik. Menurut
Sunar (2010), secara umum kecerdasan emosi dapat meningkatkan efektifitas sosial
seseorang. Semakin tinggi kecerdasan emosional, semakin baik hubungan
sosialnya.14
1) Kapasitas diri untuk bersikap fleksibel, seperti aktif dan adaptif secara spontan.
2) Level kesadaran diri (self-awareness) yang tinggi.
3) Kapasitas diri untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaan (suffering).
4) Kualitas hidup yang terinspirasi dengan visi dan nilai-nilai.
5) Keengganan untuk menyebabkan kerugian yang tidak perlu (unnecessary harm).
6) Memiliki cara pandang yang holistik, dengan memiliki kecendrungan untuk
melihat keterkaitan di antara segala sesuatu yang berbeda.
7) Memiliki kecendrungan nyata untuk bertanya dan mencari jawaban yang
fundamental.
8) Memiliki kemudahan untuk bekerja melawan tradisi (konvensi).
15
Guru yang memiliki kecerdasan spiritual mampu memaknai penderitaan hidup
dengan memberi makna positif pada setiap peristiwa, masalah, bahkan penderitaan
yang dialaminya. Dengan memberi makna yang positif itu, guru mampu
membangkitkan jiwanya dan berperilaku positif.15
Upaya yang dapat dicobakan dalam meningkatkan kompetensi sosial, antara lain :
16
siswa. Selain itu siswa juga akan dapat memecahkan masalah, khususnya yang
berkenaan dengan hal-hal yang mengganggu belajar dengan dirinya sendiri.
16
Jauhar Latifah, “Kompetensi Sosial Guru TIK”, diakses dari
http://www.academia.edu/39707110/Kompetensi_Sosial_Guru, pada tanggal 6 April 2020
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kata kompetensi berasal dari bahasa inggris competency sebagai kata benda
competence yang berarti kecakapan, kompetensi dan kewenangan. Kompetensi sosial
adalah kemampuaan, kecakapan, dan keahlian mengenai segala sesuatu yang
mengenai masyarakat. Jadi, kompetensi sosial guru berarti kemampuan dan
kecakapan seorang guru (dengan kecerdasan sosial yang dimiliki) dalam
berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain yakni siswa secara efektif dalam
pelaksanaan proses pembelajaran.
Adapun peran guru di lingkungan masyarakat, antara lain guru sebagi petugas
pemasyarakatan, guru sebagai pendidik, bukan saja terhadap peserta didiknya
dikelas, namun juga sebagai pendidik di masyarakat yang seyogyanya memberikan
teladan yang baik kepada masyarakat, dan guru bekerjasama mengelola pendidikan
lainnya dalam lingkungan masyarakat. Upaya yang dapat dicobakan dalam
meningkatkan kompetensi sosial, antara lain yaitu mengembangkan kecerdasan
social, mengikuti pelatihan berkaitan dengan kompetensi sosial guru, dan beradaptasi
di tempat bertugas.
18
DAFTAR PUSTAKA
Anggun Rahmawati. 2018. Kompetensi Sosial Guru dalam Berkomunikasi Secara
Efektif dengn Siswa Melalui Kegiatan Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD N
Rejowinangun 3 Kotagede Yogyakarta, Jurnal Pendidikan ke-SD-an. Vol. 4 No.3
http://www.apb.or.id/?p=188kompetensisosialguru(Pdt.RubinAdiAbraham).
http://www.academia.edu/39707110/Kompetensi_Sosial_Guru
19
20