Anda di halaman 1dari 23

BAB 2

TINJAUAN TEORI

Tujuan Pembangunan Kesehatan Nasional adalah untuk mencapai hidup


sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan amsyarakat
yang optimal. Dengan demikian pembangunan di bidang kesehatan mempunyai
arti penting dalam kehidupan nasional khususnya dalam memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang erat kaitannya dengan
pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia sebagai salah satu modal
dasar pembangunan nasional.
Berdasarkan tujuan pembangunan nasional yang ingin dicapai oleh
pemerintah Indonesia, maka direncanakanlah suatu strategi pendekatan untuk
menggalang potensi yang ada pada masyarakat sehingga masyarakat dapat
berperan aktif dalam upaya meningkatkan derajat kesehatannya secara mandiri
melalui perawatan kesehatan komunitas.
2.1 Perawatan Kesehatan Komunitas
Perawatan kesehatan menurut Ruth B. Freeman (1961) adalah
sebagai suatu lapangan khusus di bidang kesehatan, keterampilan hubungan
antar manusia dan keterampilan organisasi diterapkan dalam hubungan yang
serasi kepada keterampilan anggota profesi kesehatan lain dan kepada
tenaga sosial demi untuk memelihara kesehatan masyarakat. Oleh karenanya
perawatan kesehatan masyarakat ditujukan kepada individu-individu,
keluarga, kelompok-kelompok yang mempengaruhi kesehatan terhadap
keseluruhan penduduk, peningkatan kesehatan, pemeliharaan kesehatan,
penyuluhan kesehatan, koordinasi dan pelayanan keperawatan berkelanjutan
dipergunakan dalam pendekatan yang menyeluruh terhadap keluarga,
kelompok dan masyarakat.
Keperawatan komunitas perlu dikembangkan di tatanan pelayanan
kesehatan dasar yang melibatkan komunitas secara aktif, sesuai keyakinan
keperawatan komunitas. Sedangkan asumsi dasar keperawatan komunitas
menurut American Nurses Assicoation (ANA, 1980) didasarkan pada
asumsi:

6
1. Sistem pelayanan kesehatan bersifat kompleks.
2. Pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tersier merupakan komponen
pelayanan kesehatan.
3. Keperawatan merupakan sub sistem pelayanan kesehatan, dimana hasil
pendidikan dan penelitian melandasi praktek.
4. Fokus utama adalah keperawatan primer sehingga keperawatan
komunitas perlu dikembangkan di tatanan kesehatan utama.
Adapun unsur-unsur perawatan kesehatan mengacu kepada asumsi-
asumsi dasar mengenai perawatan kesehatan masyarakat, yaitu:
1. Bagian integral dari pelayanan kesehatan khususnya keperawatan.
2. Merupakan bidang khusus keperawatan.
3. Gabungan dan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu
sosial (interaksi sosial dan peran serta masyarakat).
4. Sasaran pelayanan adalah individu, keluarga, kelompok khusus dan
masyarakat baik yang sehat maupun yang sakit.
5. Ruang lingkup kegiatan adalah upaya promotif, preventif, kuratif,
rehabilitatif dan resosialitatif dengan penekanan pada upaya preventif
dan promotif.
6. Melibatkan partisipasi masyarakat.
7. Bekerja secara team (bekerjasama).
8. Menggunakan pendekatan pemecahan masalah dan perilaku.
9. Menggunakan proses keperawatan sebagai pendekatan ilmiah.
10. Bertujuan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat
kesehatan masyarakat secara keseluruhan.
Keyakinan keperawatan komunitas yang mendasari praktik
keperawatan komunitas adalah:
1. Pelayanan kesehatan sebaiknya tersedia, dapat dijangkau dan dapat
diterima semua orang.
2. Penyusunan kebijakan seharusnya melibatkan penerima pelayanan
dalam hal ini komunitas.
3. Perawat sebagai pemberi pelayanan dan klien sebagai penerima
pelayanan perlu terjalin kerjasama yang baik.

7
4. Lingkungan dapat mempengaruhi kesehatan komunitas baik bersifat
mendukung maupun mengahambat.
5. Pencegahan penyakit dilakukan dalam upaya meningkatkan kesehatan.
6. Kesehatan merupakan tanggung jawab setiap orang.
Berdasarkan pada asumsi dasar dan keyakinan yang mendasar
tersebut, maka dapat dikembangkan falsafah keperawatan komunitas
sebagai landasan praktik keperawatan komunitas. Dalam falsafah
keperawatan komunitas, keperawatan komunitas merupakan pelayanan yang
memberikan perhatian etrhadap pengaruh lingkungan (bio-psiko-sosio-
kultural dan spiritual) terhadap kesehatan komunitas, dan memberikan
prioritas pada strategi pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan.
Falsafah yang melandasi keperawatan komunitas mengacu kepada
paradigma keperawatan yang terdiri dan 4 hal penting, yaitu: manusia,
kesehatan, lingkungan dan keperawatan sehingga dapat dirumuskan sebagai
berikut:
1. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat adalah pekerjaan yang
luhur dan manusiawi yang ditujukan kepada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat.
2. Perawatan kesehatan masyarakat adalah suatu upaya berdasarkan
kemanusiaan untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan
bagi terwujudnya manusia yang sehat khususnya dan masyarakat yang
sehat pada umumnya.
3. Pelayanan perawatan kesehatan masyarakat harus terjangkau dan dapat
diterima oleh semua orang dan merupakan bagian integral dan upaya
kesehatan.
4. Upaya preventif dan promotif merupakan upaya pokok tanpa
mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif.
5. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat yang diberikan
berlangsung secara berkesinambungan.
6. Perawatan kesehatan masyarakat sebagai provider dan klien sebagai
konsumer pelayanan keperawatan dan kesehatan, menjamin suatu
hubungan yang saling mendukung dan mempengaruhi perubahan dalam

8
kebijaksanaan dan pelayanan kesehatan ke arah peningkatan status
kesehatan masyarakat.
7. Pengembangan tenaga keperawatan kesehatan masyarakat direncanakan
secara berkesinambungan dan terus menerus.
8. Individu dalam suatu masyarakat ikut bertanggung jawab atas
kesehatannya, is harus ikut dalam upaya mendorong, mendidik dan
berpartisipasi aktif dalam pelayanan kesehatan mereka sendiri.

2.2. Pengorganisasian Komunitas


2.2.1 Pengertian Pengorganisasian
Adalah proses memberi dukungan secara terus menerus dalam hal :
a. Mendidik untuk tahu dan sadar secara kritis dengan situasi yang
ada
b. Bekerja sama mengumpulkan data dan mengidentifikasi
masalah
c. Menggerakkan & mengembangan kemampuan menyelesaikan
masalah
2.2.2 Komponen Pengorganisasian Komunitas
a. Membangun keterbukaan dibimbing untuk mengerti situasinya
sendiri, sehiangga komunitas mengerti kekuatan dan kelemahan
b. Melatih dan mengembangkan kemandirian untuk memutuskan
sendiri tindakan yang tepat mengatasi masalah melalui
pendekatan partisipatif.
c. Mobilisasi yang bersama-sama melibatkan lintas program dan
lintas sektoral.
2.2.3 Prinsip Pengorganisasian
a. Didasarkan nilai-nilai di masyarakat : bebas memilih,
kesejahtraan, keadilan, kemanfaatan
b. Saling percaya : kemampuan dan kekuatan untuk berubah
sehingga dapat membangun dari dan untuk komunitas.
c. Minat : keinginan untuk berubah digali dari minat masyarakat
d. Partisipasi aktif
2.2.4 Model Pengorganisasian Komunitas

9
Menurut rothman (1974) :
a. Locality development (pengembangan wilayah setempat) peran
serta masyarakat untuk mandiri.
Prinsip :
1. Menggunakan potensi yang ada di kopmunitas
2. Melibatkan komunitas secara aktif sesuai kemampuan :
untuk menyelesaikan masalah
3. Perawat komunitas sebagai fasilitator, koordinator,
edukator.
4. Komunitas : berperan aktif menyelesaikan peran ini
secara bertahap menggantikan peran perawat
b. Sosial planning : rencana para ahli dan digunakan birokrasi
1. Keptutusan komunitas berdasarkan :
a. Fakta atau data yang dikumpulkan
b. Membuat keputusan secara rasional
2. Prinsip : penyelesaiaan masalah , proses harus cepat untuk
mencapai tujuan
3. Pendekatan langsung ( perintah untuk merubah
masyarakat dan pendekatan pada perencanaan )
4. Komunitas bersifat pasif
5. Perawat komunitas : sebagai pengumpul fakta, analisa,
fasilitator dan pelaksana program.
c. Sosial action : fokus pada korban
1. Pendekatan dilakukan untuk mengayur masalah-masalah
di komunitas yang bersifat ancaman : wabah, bencana
2. Penekanan pada proses
3. Fokus utama : transfer kekuatan pada tingkat kelompok
4. Komunitas berperan sebagai pekerja untuk mengatasi
masalah
5. Perawat komunitas : aktivis, negosiator

10
2.2.5 Tahap Pengorganisasian
1. Fase persiapan
a. Memilih area
b. Memilih cara kontak
c. Mempelajari masyarakat
d. Integrasi dengan masyarakat
2. Fase Organisasi
a. Sosialisasi tercapai
b. Pembentukan kelompok kerja kesehatan
c. Pengakuan atau pengesahan kelompok kerja kesehatan oleh
lurah
3. Fase Edukasi dan latihan
a. Pertemuan yang teratur dengan kelompok komunitas
b. Melakukan pengkajian untuk menetapkan masalah komunitas
c. Rencana tindakan dan kaji sumber
d. Edukasi dan latihan kader
e. Lakukan pelayanan
4. Fase Formasi Kepemimipinan
a. Memberi dukungan dan latihan keterampilan
b. Mengarahkan pertemuan secara teratur, menyimpulkan hal-
hal yang di bahas dan evaluasi proses yang dilaksanakan
c. Mengembangkan ketrampilan kepemimpinan
5. Fase Koordinasi Intersektoral
a. Kerjasama intersektoral dan lintas sektor
b. Menetapkan jalur kerjasama
6. Fase Akhir
Melakukan supervisi bertahap sehingga :
a. Kematangan kelompok bertahap
b. Menetapkan tindak lanjut komunitas
2.2.6 Sifat Pengorganisasian
a. Fleksibel : Kebutuhan disesuaikan dengan sumber daya
b. Kreatif : Upaya yang dilakukan bersifat membangun

11
2.3 Tujuan Perawatan Kesehatan Komunitas
2.3.1 Tujuan Umum
Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat
sehingga tercapai derajat kesehatan yang optimal agar dapat
menjalankan fungsi kehidupan sesuai dengan kapasitas yang mereka
miliki.
2.3.2 Tujuan Khusus
Untuk meningkatkan berbagai kemampuan individu,
keluarga, kelompok khusus dan masyarakat dalam hal:
1) Mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan yang
dihadapi.
2) Menetapkan masalah kesehatan/keperawatan dan prioritas
masalah.
3) Merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah
kesehatan/keperawatan.
4) Menanggulangi masalah kesehatan/keperawatan yang mereka
hadapi.
5) Penilaian hasil kegiatan dalam memecahkan masalah
kesehatan/keperawatan.
6) Mendorong dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
pelayanan kesehatan/keperawatan.
7) Meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan secara
mandiri (self care).
8) Menanamkan perilaku sehat melalui upaya pendidikan
kesehatan, dan
9) Lebih spesifik lagi adalah untuk menunjang fungsi Puskesmas
dalam menurunkann angka kematian bayi, ibu dan balita serta
diterimanya norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
10) Tertanganinya kelompok-kelompok resiko tinggi yang rawan
terhadap masalah kesehatan.

12
2.4 Sasaran
Sasaran perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat, baik yang sehat maupun yang sakit yang
mempunyai masalah kesehatan/perawatan.
2.4.1 Individu
Individu adalah bagian dan anggota keluarga. Apabila
individu tersebut mempunyai masalah kesehatan/keperawatan karena
ketidalcmampuan merawat diris endiri oleh suatu hal dan sebab,
maka akan dapat mempengaruhi anggota keluarga lainnya baik
secara fisik, mental maupun sosial.
2.4.2 Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, terdiri atas
kepala keluarga, anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan
tinggal dalam suatu rumah tangga karena pertalian darah dan ikatan
perkawinan atau adopsi, satu dengan lainnya saling tergantung dan
berinteraksi. Bila salah satu atau beberapa anggotat keluarga
mempunyai masalah kesehatan/keperawatan, maka akan
berpengaruh terhadap anggota keluarga lainnya dan keluarga-
keluarga yang ada disekitarnya.

2.4.3 Kelompok Khusus


Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang
mempunyai kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan
yang terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan.
Termasuk diantaranya adalah:
1) Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat
perkembangan dan petumbuhannya, seperti:
a. Ibu hamil
b. Bayi Baru lahir
c. Balita
d. Anal usia sekolah
e. Usia lanjut
2) Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan

13
pengawasan dan bimbingan serta asuhan keperawatan,
diantaranya adalah:
a. Penderita penyakit menular, seperti: TBC, Lepra, AIDS,
penyekit kelamin lainnya.
b. Penderita dengan penyakit tak menular, seperti: penyakit
diabetes mellitus, jantung koroner, cacat fisik, gangguan
mental dan lain sebagainya.
3) Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit,
diantaranya:
a. Wanita tuna susila
b. Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba
c. Kelompok-kelompok pekerja tertentu
d. Dan lain-lain
4) Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya adalah:
a. Panti wredha
b. Panti asuhan
c. Pusat-pusat rehabilitasi (cacat fisik, mental dan sosial)
d. Penitipan balita
2.4.4 Masyarakat
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup dan
bekerjasama cukup lama sehingga mereka dapat mengatur din
mereka dan menganggap diri mereka sebagai satu kesatuan sosial
dengan batas-batas yang telah ditetapkan dengan jelas. Masyarakat
merupakan kelompok individu yang saling berinteraksi, sating
tergantung dan bekerjasama untuk mencapai tujuan. Dalam
berinteraksi sesama anggota masyarakat akan muncul banyak
permasalahan, baik permasalahan sosial, kebudayaan, perekonomian,
politik maupun kesehatan khususnya.

14
2.5 Ruang Lingkup Perawatan Kesehatan Komunitas
Ruang lingkup praktik keperawatan masyarakat meliputi: upaya-
upaya peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan (preventif),
pemeliharaan kesehatan dan pengobatan (kuratif), pemulihan kesehatan
(rehabilitatif) dan mengembalikan serta memfungsikan kembali baik
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat ke lingkungan sosial dan
masyarakatnya (resosialisasi).
Dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas, kegiatan yang
ditekankan adalah upaya preventif dan promotif dengan tidak mengabaikan
upaya kuratif, rehabilitatif dan resosialitatif.
2.5.1 Upaya Promotif
Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dengan jalan
memberikan:
1) Penyuluhan kesehatan masyarakat
2) Peningkatan gizi
3) Pemeliharaan kesehatan perseorangan
4) Pemeliharaan kesehatan lingkungan
5) Olahraga secara teratur
6) Rekreasi
7) Pendidikan seks
2.5.2 Upaya Preventif
Upaya preventif ditujukan untuk mencegah terjadinya
penyakit dan gangguan terhadap kesehatan terhadap individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat melalui kegiatan:
1) Imunisasi massal terhadap bayi, balita serta ibu hamil
2) Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui Posyandu,
Puskesmas maupun kunjungan rumah
3) Pemberian vitamin A dan yodium melalui Posyandu, Puskesmas
ataupun di rumah
4) Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusui

15
2.5.3 Upaya Kuratif
Ditujukan untuk merawat dan mengobati anggota-anggota
keluarga, kelompok dan masyarakat yang menderita penyakit atau
masalah kesehatan, melalui kegiatan:
1) Perawatan orang sakit di rumah (home nursing)
2) Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari
Puskesmas dan rumah sakit.
3) Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu
bersalin dan nifas.
4) Perawatan payudara
5) Perawatan tali pusat bayi baru lahir
2.5.4 Upaya Rehabilitatif
Upaya rehabilitatif merupakan upaya pemulihan kesehatan
bagi penderita-penderita yang dirawat di rumah, maupun terhadap
kelompok-kelompok tertentu yang menderita penyakit yang sama,
misalnya Kusta, TBC, cacat fisik dan lainnya, dilakukan melalui
kegiatan:
1) Latihan fisik, baik yang mengalami gangguan fisik seperti
penderita Kusta, patch tulang mapun kelainan bawaan
2) Latihan-latihan fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit
tertentu, misalnya TBC, latihan nafas dan batuk, penderita
stroke: fisioterapi manual yang mungkin dilakukan oleh perawat
2.5.5 Upaya Resosialitatif
Upaya resosialitatif adala upaya mengembalikan individu,
keluarga dan kelompok khusus ke dalam pergaulan masyarakat,
diantaranya adalah kelompok-kelompok yang diasingkan oleh
masyarakat karena menderita suatu penyakit, misalnya kusta, AIDS,
atau kelompok-kelompok masyarakat khusus seperti Wanita Tuna
Susila (WTS), tuna wisma dan lain-lain. Disamping itu, upaya
resosialisasi meyakinkan masyarakat untuk dapat menerima kembali
kelompok yang mempunyai masalah kesehatan tersebut dan
menjelaskan secara benar masalah kesehatan yang mereka derita.

16
Hal ini tentunya membutuhkan penjelasan dengan pengertian atau
batasan-batasan yang jeals dan dapat dimengerti.

2.6 Kegiatan Praktek Profesi Keperawatan Komunitas


Kegiatan studi klinik keperawatan komunitas yang dilakukan
mahasiswa STIKES mempunyai lahan yang luas dan tetap menyesuaikan
dengan tingkat pelayanan kesehatan wilayah kerja perawat, tetapi secara
umum kegiatan studi klinik keperawatan komunitas adalah sebagai berikut:
1) Pembukaan praktek di Balai Desa Kertosari
2) Orientasi dan wawancara kepala dusun dan kader
3) Pembuatan rencana kerja struktur klompok
4) Pembuatan format pengkajian
5) Pembagian kerja pengkajian askep komunitas
6) Perkenalan warga dan kader poskesdes/ posyandu
7) Sosialisasi format pengkajian
8) Pengumpulan data status kesehatan masyarakat
9) Tabulasi hasil pengkajian
10) Analis data dan penyajian pengkajian
11) Pembentukan panitia MMD
12) Pelaksanaan pra MMD
13) Persiapan MMD atau simulai MMD
14) Penyajian hasil pendataan di Masyarakat melalui MMD
15) Mengidentifikasi masalah kesehatan masyarakat bersama – sama
dengan masyarakat
16) Bersama – sama masyarakat menyusun rencana tindakan perawatan
kesehatan masyarakat
17) Pengumpulan data askep keluarga
18) Rumusan diagnosa keperawatan keluarga
19) Rumusan rencana tindakan askep keluarga
20) Implementasi askep keluarga
21) Evaluasi askep keluarga
22) Bekerjasama dengan puskesmas dan masyarakat melaksanakan
rencana tindakan keperawatan kesehatan masyarakat

17
23) Mengevaluasi hasil kegiatan perawatan kesehatan masyarakat
24) Melaksanakan pencatatan dan pelaporan hasil kegiatan perawatan
kegiatan masyarakat
25) Konsultasi hasil kegiatan dengan pembimbing lapangan dan institusi
26) Membuat laporan hasil kegiatan askep komunitas dan keluarga
27) Menyerahkan laporan hasil kegiatan kelompok rangkap 3
28) Menyerahkan laporan askep keluarga rangkap 3
29) Presentasi kelompok di masing – masing dusun atau lokasi

2.7 Model Pendekatan


Pendekatan yang digunakan perawat dalam memecahkan masalah
kesehatan masyarakat yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat secara keseluruhan adalah pendekatan pemecahan masalah
(problem solving approach) yang dituangkan dalam proses keperawatan
dengan memanfaatkan pendekatan epidemiologi yang dikaitkan dengan
upaya kesehatan dasar (PHC).
Pendekatan pemecahan masalah dimaksudkan bahwa setiap masalah
kesehatan yang dihadapi individu, keluarga, kelompok dan masyakrakat
akan dapat diatsi oleh perawat melalui keterampilan melaksanakan
intervensi keperawatan sebagai bidang keahliannya dalam melaksanakan
profesinya sebagai perawat kesehatan masyarakat.
Bila kegiatan perawatan komunitas dan keluarga menggunakan
pendekatan terhadapat keluarga binaan disebut dengan family approach,
maka bila pembinaann keluarga berdasarkan atas seleksi kasus yang datang
ke Puskesmas yang dinilai memerlukan tindak lanjut disebut dengan case
approach, sedangkan bila pendekatan yang digunakan adalah pendekatan
pendekatan yang dilakukan terhadap masyarakat daerah binaan melalui
survei mawas diri dengan melibatkan partisipasi masyarakat disebut
community approach.

18
2.8 Metode
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat,
metode yang digunakan adalah proses keperawatan sebagai suatu
pendekatan ilmiah di dalam bidang keperawatan, melalui tahap-tahap
sebagai berikut:
2.8.1 Pengkajian
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan perawat kesehatan
masyarakat dalam mengkaji masalah kesehatan baik di tingkat
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat adalah:
1) Pengumpulan Data
Kegiatan ini dilakukan untuk mengidentifikasi masalah
kesehatan yang dihadapi individu, keluarga, kelompok khusus
dan masyarakat melalui wawancara, observasi, studi
dokumentasi dengan menggunakan instrumen pengumpulan data
dalam menghimpun informasi.
Pengkajian yang diperlukan adalah inti komunitas
beserta faktor lingkungannya. Elemen pengkajian komunitas
menurut Anderson dan MC. Forlane (1958) terdiri dari inti
komunitas, yaitu meliputi demografi; populasi; nilai-nilai
keyakinan dan riwayat individu termasuk riwayat kesehatan.
Sedangkan faktor lingkungan adalah lingkungan fisik;
pendidikan; keamanan dan transportasi; politik dan
pemerintahan; pelayanan kesehatan dan sosial; komunikasi;
ekonomi dan rekreasi.
Hal diatas perlu dikaji untuk menetapkan tindakan yang
sesuai dan efektif dalam langkah-langkah selanjutnya.
TAHAP PENGKAJIAN
Pengumpulan data :
1. Data inti
a. Sejarah perkembangan dusun/RW/lingkungan (hasil observasi
dan wawancara kepala Dusun)

19
b. Data demografi :
1. Jumlah penduduk berdasarkan umur (dalam bentuk tabel
diberi: a. Nama :subjek, tempat dan waktu, b. Setiap kolom ada
judul kolom, c. Ada interpretasi atau keterangan tabel, d. Ada
sumber data):
a. 0-<1
b. ≤1-<5
c. ≤ 5-< 13
d. ≤13-<20
e. ≤20-<55
f. ≥55
Diberi interpretasi disebutkan yang terbesar contoh :
berdasarkan tabel di atas di dapatkan bahwa dari 1561 jiwa
penduduk Desa suko maju dusun maju mundur setengahnya
(bila prosentase lebih 50%) berusia 20-55 tahun (usia
produktif) atau hampir setengahnya (47,5%).
2. Jumlah penduduk berdasarkan pendidikan meliputi:
a. SD
b. SLTP
c. SLTA
d. PERGURUAN TINGGI
e. TIDAK SEKOLAH
f. BELUM SEKOLAH
3. Jumlah penduduk usia produktif berdasarkan pekerjaan,
meliputi:
a. PNS/POLRI
b. SWASTA
c. WIRASWASTA
d. BURUH (TANI/PABRIK,DLL)
e. TIDAK BEKERJA
4. Jumlah KK berdasarkan penghasilkan, meliputi:
a. < 850.000

20
b. 850.000 – 1.500.000
c. >1.500.000 – 3.000.000
d. >3.000.000
5. Data tentang status kesehatan masyarakat
1) Jenis penyakit terbanyak.
2) Kesehatan balita :
e. Frekwensi kunjungan balita : sering, jarang, tidak
pernah
f. Tingkat kepuasan ibu balita terhadap kegiatan
posyandu balita; baik, cukup, kurang
g. Pendapat ibu tentang manfaat posyandu
3) Data Kesehatan ibu hamil
4) Data kesehatan Lansia
a. Keluhan utama
b. Tingkat pengetahuan lansia tentang posyandu
c. Kegiatan penyuluhan oleh kader
d. Kunjungan lansia ke posyandu
e. Alasan lansia tidak pernah ke posyandu
f. Pendapat lansia tentang posyandu
g. Pendapat lansia tentang manfaat posyandu
2. Kesehatan Lingkungan
a. Kebiasaan MCK
b. Kepemilikan jamban
c. Jenis Jamban
d. Alasan MCK di sungai
e. Pendapat masyarakat tentang dampak MCK di sungai
f. Tempat pembuangan sampah
g. Cara pengelolaan sampah
h. Pendapat masyarakat tentang perlu adanya pasukan kuning
i. Pendapat masyarakat tentang dampak buang sampah
disungai
j. Cara pembuangan limbah

21
k. Keadaan tempat pembuangan limbah rumah tangga
3. Pelayanan kesehatan dan sosial
a. Tempat pelayanan kesehatan
b. Fasilitas kesehatan
4. Data ekonomi
5. Data pendidikan
Narasi: formal dan informal
6. Data komunikasi
Narasi misal: wartel, papan pengumuman
7. Data keamanan dan transportasi
a. Keamanan : siskamling
b. Transportasi : sarana jalan
8. Sistem politik dan keamanan rekreasi
a. Struktur organisasi RW : ketua, wakil, bendahara,
sekretaris
b. Organisasi kemasyarakatan
c. Sistem pemilihan ketua RT, kadus dll
9. Rekreasi : ada tidaknya tempat rekreasi
2) Analisa Data
Analisa data dilaksanakan berclasarkan data yang telah
diperoleh dan disusun dalam suatu format yang sistematis. Dalam
menganalisa data memerlukan pemikiran yang kritis.
Macam analisa data di komunitas :
1. Analisis korelatif
Mengembangkan tingkat hubungan, pengaruh dari dua atau
lebih sub variabel yang di teliti menggunakan perhitungan
statistik
2. Analisis masalah berdasarkan kelompok data/ data fokus yang di
anggap sebagai masalah
Contoh :
- Insiden penyakit terbanyak
- Keluhan yang paling banyak di rasakan

22
- Pola/perilaku yang tidak sehat
- Lingkungan yang tidak sehat
- Pemanfaatan layanan kesh yg kurang efektif
- Peran serta masyarakat yang kurang mendukung
- Target/ cakupan program kesehatan yang < tercapai
3. Analisis faktor-2 yg berhubungan dengan masalah/lazimnya
disebut dengan etiologi. Untuk menetapkan masalah
keperawatan dikomunitas dapat digunakan beberapa pilihan
dibawah ini :
a. Faktor budaya masyarakat
b. Pengetahuan yang kurang
c. Sikap masyarakat yang kurang mendukung
d. Dukungan yang kurang dari pemimpin formal atau informal
e. Kurangnya kader kesehatan di masyarakat
f. kurangnya fasilitas pendukung di masyarakat
g. Kurang efektifnya pengorganisasian
h. Kondisi lingkungan & geografis yg kurang kondusif
I. Pelayanan kesehatan yang kurang memadai
J. Kurangnya ketrampilan terhadap prosedur perawatan
kesehatan
k. Kurangnya ketrampilan terhadap prosedur pencegahan
penyakit
l. Faktor finansial
m. Koordinasi dengan sumber yankes kurang efektif
Dalam analisa data à Tetapkan Masalah berdasarkan
klasifikasi kepemilikan masalah OMAHA yang terdiri dari 4
klasifikasi : Lingkungan, Psikososial, Fisiologis dan Perilaku
yang berhubungan dengan kesehatan.
3) Perumusan Masalah dan Diagnosa Keperawatan/Kesehatan
1. Menyimpulkan masalah keperawatan di komunitas berdasarkan
klasifikasi kepemilikan masalah menurut OMAHA
(Stanhope,lancaster,1989)

23
2. Formulasi penulisan diagnosa keperawatan :
- Problem
- Etiologi
- Data yang menyokong
3. Tipe Diagnosa Keperawatan
Tipe- tipe diagnosa keperawatan komunitas pada dasarnya
sama dengan dx kep individu :
1. Diagnosa aktual
karakteristiknya adalah adanya data mayor (utama)
sehingga masalah cukup valid untuk diangkat.
2. Resiko dan Resiko tinggi
karakteristiknya adalah adanya faktor-faktor di komunitas
yang beresiko : data yg menunjang untuk diagnosa resiko
adalah data yang memvalidasi faktor resiko.
3. Diagnosa sehat/sejahtera/wellness.

2.8.2 Perencanaan
Menyusun rencana asuhan keperawatan komunitas dengan
komponen:
1. Prioritas masalah, menggunakan skoring: penapisan
Kriteria prioritas masalah :
1) Perhatian masyarakat .
Perhatian masyarakat, meliputi: pengetahuan, sikap,
keterlibatan emosi masyarakat terhadap masalah kesehatan
yang dihadapi dan urgensinya untuk segera ditanggulangi
2) Prevalensi
menunjukkan jumlah kasus yang ditemukan pada suatu kurun
waktu tertentu.
3) Beratnya Masalah
Besarnya masalah adalah seberapa jauh masalah tersebut
dapat menimbulkan gangguan terhadap kesehatan masyarakat

24
4) Kemungkinan masalah untuk dikelola
berbagai alternatif dalam cara-cara pengelolaan masalah yang
menyangkut biaya, sumber days, srana yang tersedia dan
kesulitan yang mungkin timbul (Effendi Nasrul, 1995).
2. Merumuskan Tujuan
a. Tujuan Umum : mengacu pada masalah
b. Tujuan Khusus : mengacu pada etiologi
dengan kriteria :
- Berorientasi pada masyarakat
- jelas dan singkat
- dapat diukur dan di observasi
- realistik
- Berorientasi pada masalah & faktor-faktor penyebabnya
- Jangka waktu pencapaian (jangka panjang -jangka pendek).
Formulasi rumusan tujuan :
- Subyek : masyarakat
- Predikat : Perilaku masyarakat yg dapat diamati
- Kondisi : yang melengkapi perilaku masyarakat
- Kriteria : untuk mencapai tujuan
3. Merumuskan kriteria hasil
- Menuliskan ukuran/standart pencapaian hasil yang diharapkan
sesuai tujuan
4. Menyusun aktivitas/intervensi
- Pendekatan 3 tingkat pencegahan
- Kerjasama lintas program dan sektor
5. Menetapkan:
- Penanggungjawab
- Menetapkan waktu pelaksanaan
- Menetapkan tempat pelaksanaan
- menetapkan metode dan media yang digunakan.

25
2.8.3 Pelaksanaan
Pada tahap ini rencana yang telah disusun dilaksanakan
dengan melibatkan secara aktif masyarakat melalui kelompok yang
ada dimasyarakat, tokoh-tokoh masyarakat, bekerjasama dengan
pimpinan formal masyarakat/puskesmas/dinkes/sektor terkait.
Prinsip2 dlm pelaksanaan :
1. Berdasarkan respon masyarakat
2. Disesuaikan dengan sumberdaya yang tersedia
3. Meningkatnya kemampuan masyarakat dalam pemeliharaan diri
sendiri serta lingkungannya
4. Menekankan aspek peningkatan kesehatan dan pencegahan
penyakit
5. Pemperhatikan perubahan lingkungan masyarakat
6. Melibatkan partisipasi dan peran serta masyarakat dalam
pelaksanaan
Beberapa kegiatan dalam pelaksanaan meliputi:
1. Promotif
a. Pelatihan kader kesehatan
b. Penyuluhan kesehatan/pendidikan kesehatan
c. Standarisasi nutrisi yang baik
d. Penyediaan perumahan
e. Tempat-tempat rekreasi
f. Konseling perkawinan
g. Pendidikan seks dan masalah genetika
h. Pemeriksaan kesehatan secara periodik.
2. Preventif
a. Keselamatan dan kesehatan kerja
b. Pencegahan penyakit dan msl keshtn
c. Pemberian nutrisi khusus
d. Pengamanan/penyimpanan brg,bhn yg bbahaya
e. Imunisasi khusus pd klp khusus
f. Pemeriksaan kesehatan scr berkala

26
g. Personal higiene & keshtn lingk
h. Perlindungan kecelakaan dan keselamatan kerja
i. Menghindari dari sumber alergi
3. Pelayanan Kesehatan Langsung
a. Pelayanan kesehatan di posyandu balita,lansia
b. Home Care
c. Rujukan
d. Pembinaan pada kelompok-kelompok di masyarakat

2.8.4 Penilaian/Evaluasi
Evaluasi dilakukan atas respon komunitas terhadap program
kesehatan.
1) Tahap Evaluasi :
1. Perekembangan masalah kesehatan yang ditemukan
2. Pencapaian tujuan keperawatan/ tujuan jangka pendek
3. Efektifitas dan efisien tindakan
4. Rencana tindak lanjut
2) Macam Evaluasi :
1. Formati dan sumatif
2. Input, proses, out put
3). Fokus Evaluasi :
1. Apakah program diperlukan
2. Perkembangan dan kemajuan.
- Apakah yg dilaksanakan sesui renc
- Bagaimana peran staf, fasilitas dan jumlah peserta
3. Efisiensi biaya
- bagaimana biaya yg dikeluarkan dapat mencapai tujuan
4. Dampak
- Apakah dampak jangka panjang
- Apakah ada perubahan perilaku dalam 6 mgg/6bln/1tahun
- Apakah status kesehatan meningkat

27
4). Tingkat Evaluasi:
1. Staff
- Apakah tujuan tercapai
- Apakah instrumen berguna
- Apakah strategi berguna
2. Pekerja sosial (kader)
- Apakah mereka belajar melalui proses ini
- Masukan yang berguna
3. Masyarakat
- Untungnya apa
- Apakah mereka belajar penyebab masalah
- Apakah mereka berpartisipasi pada masa yang akan datang

28

Anda mungkin juga menyukai