Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA LOGAM DAN NON LOGAM


PEMURNIAN GARAM DAPUR MELALUI
REKRISTALISASI
Dosen Pengampu
Anissa Adiwena Putri, M. Sc., dan Resi Pratiwi, M. Pd.,

Disusun oleh:

Nama Mahasiswa : Ady Setiyanto

NIM : 1808076044

Kelas : PK 4C

Kelompok :3

Anggota Kelompok : Melida S. D. F

Sinta A. S

PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG
2020

A. Tujuan
Mempelajari salah satu metode pemurnian yaitu rekristalisasi dan penerapannya pada
pemurnian garam dapur.
B. Dasar Teori
Natrium adalah logam putih perak yang lunak, yang melebur pada 97.5°C. Natrium
teroksidasi dengan cepat dalam udara lembap, maka harus dsimpan terendam
seluruhnya dalam pelarut nafta atau silena. Logam ini bereaksi keras dengan air,
membentuk natrium hidroksidan dan hidrogen. Dalam garam-garamnya, natrium
klorida sebagai kation monovalen Na+. Garam-garam ini membentuk larutan tak
berwarna, hampir semua garam natrium larut dalam air. Kebanyakan klorida larut
dalam air, merkurium (I) klorida, HgCl2, perak klorida, AgCl, timbal klorida, PbCl2
(yang ini sangatt sedikit dalam air dingin, tetapi mudah larut dalam air mendidih),
tembaga (I) klorida, CuCl, bismuth oksiklorida, BiOCl, stibium oksiklorida, SbOCl,
dan merkurium (II) oksiklorida, HgOCl2 tidak larut dalam air (Vogel, 1979).
Rekristalisasi dapat digunakan untuk memisahkan campuran zat cair dan zat padat
yang saling larut. Pada rekristalisasi, larutan pekat didinginkan sehingga zat terlarut
mengkristal. Hal ini terjadi karena kelarutan berkurang ketika suhunya diturunkan.
Apabila larutan tidak cukup peka, dapat dipekatkan terlebih dahulu, kemudian
dilanjutkan dengan pendinginan. Melalui rekristalisasi, diperoleh zat padat yang lebih
murni karena komposisi larutan yang lainnya yang kadarnya lebih kecil tidak ikut
mengkristal. Pemisahan gula dari tebu dan pemurnian berbagai macam zat dilakukan
dengan kristalisasi. Pemurnian garam dapur dapat dilakukan dengan rekristalisasi.
Dalam hal ini garam dilarutkan ke dalam air bersih kemudian disaring lalu filtratnya
dikristalkan. Suatu zat yang tampil sebagai zat padat, tetapi tidak mempunyai struktur
yang berkembang biak disebut amorf (tanpa bentuk) (Keenan, 1991).
Rekristalisasi merupakan teknik pemisahan berdasarkan perbedaan titik beku
komponen. Perbedaan itu harus cukup besar dan sebaiknya komponen yang akan
dipisah berwujud padat dan yang lainnya cair pada suhu kamar. Contohnya garam
dapat dipisahkan dari air karena garam berupa padatan. Air garam apabila dipanaskan
perlahan dalam bejana terbuka, maka air kana menguap sedikit demi sedikit.
Pemanasan dilakukan saat larutan tepat jenuh, jika dibiarkan akhirnya terbentuk
kristal garam secara perlahan. Setelah pengkristalan sempurna, garam dapat
dipisahkan dengan menyaring (Syukri, 1991).
Ada dua cara mendapatkan NaCl murni dari garam dapur kasar, yaitu metode
rekristalisasi melalui penguapan dan pengendapan. Metode pengendapan didasarkan
pada perbedaan daya larut antara zat yang akan dimurnikan dengan kotoran dalam
pelarut tertentu. Dalam pemurnian dengan cara penguapannya umumnya dilakukan
didasarkan pada kelarutan ion-ion dalam suatu garam dalam pelarut tertentu ataupun
campuran pelarut dalam bentuknya yang sederhana. Proses rekristalisasi terdiri dari:
· Melarutkan zat tak murni dalam pelarut tertentu pada atau dekat titik leleh
· Menyaring larutan panas sehingga zat tak larut menjadi kristal
· Memisahkan kristal-kristal dari larutan
Memperoleh suatu senyawa kimia dengan kemurnian yang sangat tinggi merupakan
hal yang sangat esensi bagi kepentingan kimiawi. Metode pemurnian suatu padatan
yang umum yaitu rekristalisasi (pembentukan kristal berulang). Metode ini pada
dasarnya mempertimbangkan perbedaan daya larut padatan yang akan dimurnikan
dengan pengotornya dalam pelarut tertentu maupun jika mungkin dalam pelarut
tambahan yang lain, yang hanya melarutkan zat-zat pengotor saja. Pemurnian
demikian banyak dilakukan untuk meningkatkan kualitas zat yang bersangkutan
(Underwood, 1996).
C. Alat dan Bahan
 Alat
 Pemanas
 Gelas beker
 Corong
 Pengaduk
 Kertas saring
 Porselen

 Bahan
 Garam dapur kotor
 Aquades
 Serbuk kapur CaO
 Larutan encer Ba(OH)2
 Larutan (NH4)2CO3

D. Cara Kerja
E. Hasil Pengamatan

No. Perlakuan Pengamatan


1. Larutan garam dipanaskan Menjadi larut (larutan bening)
2. Larutan garam + CaO Berwarna putih susu
3. Larutan garam + CaO + larutan Terdapat endapan
Ba(OH)2
4. Larutan disaring Endapan hilang menjadi larutan
5. Larutan garam + CaO + larutan Larutan jernih
Ba(OH)2 + (NH4)2CO3
6. Larutan disaring jernih

Diketahui data hasil praktikum pemurnian garam dapur melalui rekristalisasi sebagai
berikut:
Massa garam dapur kotor = 5 gram
Hasil rendemen:
cawan kosong = 10,565 gram
cawan + isi = 14,256 gram
Hitung persentase rendemen dari NaCl!
Jawaban:
Hasil berat kristal yang dimurnikan: 14,256-10,565 gram= 3,691 gram
beratpemurnian
Rendemen= ×100 %
beratgaramdapur
3,691 gram
×100 %
5 gram
73,82 %
F. Pembahasan

Terdapat beberapa cara dalam proses pemisahan dan pemurnian zat yaitu
antara lain: kristalisasi, destilasi, sublimasi, rekristalisasi, ekstraksi, kromatografi, dan
penukaran ion. Namun pada percobaan kali ini terfokus pada pemurnian bahan
melalui rekristalisasi dengan menggunakan padatan kristal garam dapur dan Pelarut
yang digunakan adalah air.
NaCl merupakan komponen utama penyusun garam dapur. Komponen lainnya
merupakan pengotor biasanya berasal dari ion-ion Ca2+, Mg2+, Al3+, SO42-, I- dan Br.
Agar daya larut antar NaCl dengan zat pengotor cukup besar maka perlu dilakukan
penambahan zat-zat tertentu. Zat-zat tambahan itu kan membentuk senyawa terutama
garam yang sukar larut dalam air, selain itu rekristalisai dapat dilakukan dengan cara
menambahkan ion sejenis ke dalam larutan zat yang akan dipisahkan.
Pelarutan sampel sebanyak 5 gram didalam 25 mL air panas dengan terus
mengaduknya dan kemudian memanaskannya hingga mendidih bertujuan agar
pengotor-pengotor berupa partikel padat bisa terlepas dan menjadi koloid dalam
larutan sehingga dapat terkumpul saat disaring. Pelarutan ini juga mengakibatkan
NaCl terionisasi dalam air. Larutan yang telah disaring tersebut akan digunakan
untuk kristalisasi melalui penguapan.
Pada kristalisasi melalui penguapan, untuk mendapatkan larutan garam yang
murni yang terbebas dari pengotor-pengotornya harus diberikan zat yang dapat
menarik zat pengotor tersebut, dalam hal ini digunakan CaO dan Ba(OH) 2. Pelarut
CaO berfungsi untuk dapat mengikat pengotor berupa Ca2+, Mg2+ atau Fe3+ dalam
bentuk endapan yang terdapat dalam garam dapur. Ba(OH)2 berfungsi untuk
menghilangkan endapan atau mencegah terbentuknya endapan lagi karena
penambahan CaO.
Setelah larutan tersebut diberi beberapa perlakuan barulah larutan tersebut
disaring sebanyak 2 kali agar zat pengotor benar-benar terpisah atau tersaring. Filtrat
hasil saringan yang bersifat basa kemudian dinetralkan dengan pemberian 10 tetes
HCl encer. Larutan yang telah netral kemudian diuapkan melalui pemanasan hingga
betul-betul hanya didapatkan kristal-kristal garam yang bewarna putih.
Berat Kristal yang diperoleh setelah pemurnian yaitu 3,691 gram, dan
rendemennya 73,82 % . Hal ini menandakan setengah dari percobaan ini telah
berhasil. Kecilnya nilai rendemen yang diperoleh disebabkan oleh beberapa faktor,
salah satunya yakni banyaknya Kristal garam yang tertempel pada gelas dan kertas
saring walaupun telah dikerok.
G. Kesimpulan

Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan melalui larutan campuran


kristal garam murni dapat kita pisahkan menggunakan metode rekristalisasi dan
dapat diperoleh kembali dari zat mengoternya, kristal garam dapur secara murni
diperoleh kembali yaitu 3,691 dan dengan jumlah rendemen 73,82%
Wonosobo, 09 April 2020

Dosen Pengampu Praktikan

( Resi Pratiwi, M. Pd. ) ( Ady Setiyanto )

Anda mungkin juga menyukai