Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
TEKNIK TEROWONGAN
Oleh :
Dhimas Setiawan (201663004)
2) Terowongan Angkutan
• Terowongan pembangkit Tenaga Listrik (Hidro Power)
• Terowongan Water Supply
• Terowongan Sewerage water
• Terowongan untuk utilitas umum
Terowongan yang dimaksud di sini adalah sebuah struktur bawah tanah sehingga dalam
pelaksanaannya harus dilaksanakan tanpa boleh mengganggu aktifitas/ kondisi di permukaan
tanah atau dapat pula dilakukan secara gali dan timbun (cut and cover).
3) Panjang terowongan tambang biasanya cukup besar karena digunakan untuk terowongan
produksi tambang sedangkan terowongan Sipil kebanyakan dibuat sependek mungkin
dan dilaksanakan dengan standart yang sangat ketat.
4) Jalur di mana terowongan tambang dibuat umumnya secara geologi telah diketahui cukup
rinci karena adanya survey yang mendalam bersamaan dengan penyelidikan potensi
material tambangnya. Sedangkan terowongan Sipil biasanya dibangun pada lokasi yang
baru sehingga memerlukan penyelidikan geoteknik yang baru dan terperinci.
6) Biaya penyelidikan terowongan Sipil jauh lebih besar karena tuntutan masalah keamanan.
B. Pembebanan
Dalam melakukan perhitungan pembebanan biasanya digunakan tegangan awal (σ0) sebagai
tegangan vertikal, yaitu :
2.1.1. U M U M
Bagi perancang dan pembuat terowongan, massa batuan atau tanah yang berada di daerah
penggalian terowongan merupakan material kontruksi. Sehingga sangat perlu sekali diketahui
dan dimengerti karakteristik teknik dari massa batuan atau tanah tersebut.
Pekerjaan penyelidikan lapangan yang lengkap selalu dilakukan sebelum pembuatan
terowongan. Pada beberapa proyek pembuatan terowongan, penyelidikan lapangan ini terus
dilakukan hingga pada tahap konstruksi, jika hal ini dapat mendatangkan keuntungan secara
ekonomis bagi pemilik proyek.
Kondisi yang sulit dari massa batuan dan tanah akan menyebabkan persoalan-persoalan
kontruksi yang sulit pula. Oleh karena itu, hal ini harus sudah ditentukan dan diperhitungkan
dalam suatu rancangan.
Penyelidikan lapangan untuk pembuatan terowongan dilakukan untuk membantu dalam
menentukan kelayakan dan keamanan suatu rancangan serta ekonomisnya proyek dalam
pembuatan terowongan tersebut.
Lebih spesifik lagi, tujuan dari dilakukannya penyelidikan lapangan dalam pembuatan
terowongan adalah :
1. Untuk menentukan karakteristik fisik dari material dimana terowongan tersebut dibuat.
2. Untuk mendapatkan parameter rancangan dari tanah dan batuan yang spesifik.
3. Membantu didalam menentukan batas kepastian untuk proyek, dan memberitahukan para
pelaksana akan kondisi-kondisi yang mungkin timbul selama konstruksi, sehingga
memungkin untuk dapat mempersiapkan suatu rancangan yang lebih baik untuk mengatasi
persoalan-persoalan tersebut.
4. Untuk menghilangkan kondisi-kondisi dari material yang tidak jelas untuk para kontraktor
atau pelaksana pada saat menawar pekerjaan pembuatan terowongan.
5. Mempersiapkan kondisi rancangan sehingga perubahan kondisi dapat ditentukan secara adil
selama konstruksi.
6. Untuk meningkatkan keamanan pekerjaan.
7. Untuk mendapatkan pengalaman bekerja dengan material, yang mana pada saatnya akan
meningkatkan kualitas dari keputusan di lapangan selama pekerjaan tahap konstruksi.
Untuk mencapai tujuan di atas, harus dilakukan program penyelidikan lapangan yang baik dan
lengkap. Adapun program penyelidikan lapangan yang lengkap untuk pembuatan terowongan
adalah :
1. Studi pustaka dan mempelajari data-data yang ada.
2. Studi foto udara.
3. Peninjauan geologi permukaan.
4. Penyelidikan geofisika.
5. Pemboran eksplorasi.
6. Sumur uji, drift, shaft.
7. Pengujian in-situ
8. Pengujian laboratorium
9. Pengujian model skala penuh (Model numerik).
10. Tahap konstruksi.
11. Pemantauan dan unjuk laku (performance) sesudah konstruksi.
Ruang Lingkup
Klasifikasi Perioda Maksud Tempat
Dari hasil perhitungan perencanaan diperoleh kebutuhan dan kapasitas Blower yang
diperlukan dan pemipaanya
g. Stealling
Yaitu Pekerjaan membongkar batu-batu yang masih tersedia pada permukaan
galian setelah blasting, yang dapat membahayakan. Pekerjaan ini dilakukan
dengan menggunakan alat backhoe dan dump truck.
h. Shotcreting
Dikerjakan setelah scalling sebagai konstruksi penyangga sementara terowongan,
menggunakan alat khusus yang di sebut juga Robot Shotcrete atau Alivia
Shotcrete Placer.
i. Rock Bolting
Pemasangan rock Bolt sebagai konstruksi penyangga sementara di samping
shotcrete. Pemasangannya adalah dengan alat bor.
Pada Uraian selanjutnya proses penggalian ini disajikan dalam bentuk rangkaian
gambar-gambar ilustrasi
4.3 Pekerjaan Pembetonan
Setelah galian terowongan selesai digali dan telah diberi lapisan shotcrete maka tahap
berikutnya adalah pekerjaan pembetonan yang meliputi tahapan:
Pembesian
Pemasangan Bekisting
Pengecoran Beton
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini tunnel dibagi dalam keadaan dua bagian yaitu
bagian bawah dan bagian atas atau disebut juga dengan half face tunnel. Pembetonan
dimulai pada bagian bawah dan selanjutnya bagian atas. Menggunakan alat-alat tackle
untuk mengangkat, menyetel, dan membongkar bekisting setelah dicor untuk bagian
bawah, sedangkan untuk pembetonan bagian atas menggunakan alat traveler. Uraian
selengkapnya dan lebih rinci disajikan dalam bentuk rangkaian ilustrasi seperti pada
bagian berikut
METODE PELAKSANAAN
EXCAVATION HEADRACETTUNNEL
METODE PELAKSANAAN
EXCAVATION HEADRACETUNNEL
TAHAPAN EXCAVATION :
1. Pasang fore poling (besi ulir D-25) dengan panjang 2.5 m (jika ada)
2. Chipping face galian dengan jack hammer
3. Pasang steel rib
4. Pasang wiremesh layer 1
5. Shotcrete layer 1
6. Pasang wire mesh layer 2 + shotcrete layer 2, kembali ke No.1 dst.
1. Fore Poling
2. Galian Setengah Atas
3. Shotcrete Dasar
4. Pasang Steel rib ½ bagian atas jarak 50 cm
5. Pasang angkur 6 buah D 19 panjang 1,25 m2
Keterangan:
a. Kayu 6/12
b. Papan 3/10
c. Besi Beton
d. Kawat ram 5-10 mm
pada pengetahuan geologi tentang karaterisik batuan dan tanah. Penyelidikan geoteknik
merupakan pekerjaan yang dilakukan sebelum pekerjaan pemindahan tanah atau penempatan
beban pada tanah berlangsung. Dengan adanya perencanaan geoteknik diharapkan dapat dicapai
suatu kegiatan dengan produktivitas optimal, effisien dan aman. Sebaliknya tanpa adanya
perencanaan geoteknik yang baik maka akan dijumpai masalah – masalah yang akan
Suatu rancangan geoteknik dibuat atas dasar dua aspek utama, yaitu :
a. Aspek ekonomi, dijabarkan dalam hal – hal yang berkaitan dengan jumlah material dan biaya.
b. Aspek keselamatan, berupa rancangan dan pengawasan terhadap desain yang dibuat agar
Kedua aspek tersebut seringkali berbenturan, misalkan pada penentuan sudut kemiringan
lereng, ditinjau dari aspek ekonomi maka sudut kemiringan yang terjal akan semakin
menguntungkan, namun sebaliknya dari aspek keselamatan lereng yang lebih landai adalah
lereng yang lebih aman. Penyelidikan geoteknik dibutuhkan untuk menentukan sejauh mana
1. Survey Geoteknik
Penyelidikan geoteknik secara umum dilakukan atas dasar pertimbangan bahwa bukaan
yang membentuk lereng terjal akan menimbulkan resiko terjadinya longsor, adapun longsor
Untuk lereng bukaan yang tinggi keseluruhan (overall) lebih dari15 meter, harus ada kajian /
analisis geoteknik yang didukung hasil penelitian, yang menyatakan bahwa bukaan tersebut
Selain itu penelitian geoteknik juga dibutuhkan dalam kajian metode pembongkaran
Kajian yang dilakukan pada penyelidikan geoteknik adalah analisis kemantapan lereng,
kemantapan lereng tunggal (individual/single slope) dan lereng keseluruhan (overall slope), baik
lereng atas (highwall) maupun bawah (lowwall) serta lereng timbunan. Sedangkan analisis
kemampu-garuan dan kemampu-galian dilakukan untuk mengetahui tipikal karakteristik material
1. Menentukan sudut kemiringan dan tinggi lereng yang aman baik pada jenjang (benches)
2. Memberikan rekomendasi metode penggalian batuan yang efisien dan cocok dengan
karakteristik batuan.
Pengambilan contoh Geoteknik dengan sistem percontoan tanah / batuan yang belum
terganggu (undisturbed sampling). Tujuannya untuk memperoleh contoh inti batuan yang
sistem konvensional yaitu menggunakan tabung (thinwall tube) berukuran panjang ± 50cm dan
diameter ± 2 inchi yang dimasukkan ke dalam tanah. Tabung yang berisi perconto kedua
ujungnya ditutup dengan plastik (terisolasi dari udara luar), agar kadar air asli di dalam conto
Penyelidikan geoteknik adalah elemen yang sangat penting dalam perencanaan dan
pelaksanaan sebuah terowongan. Dengan data geologi yang memadai dapat ditentukan desain
terowongan yang sesuai, metode pelaksanaan yang paling optimal, biaya pelaksanaan yang
paling rasional serta persiapan yang sebaik-baiknya direncanakan aspek keamanan pelaksanaan.
Biaya pelaksanaan akan sangat berpotensi membengkak karena kurang tersedianya data geologi.
d. Memberikan kepastian setinggi – tingginya bagi suatu proyek dan dan memberi wawasan
lapangan.
a. Tinjauan literatur
2. Cari informasi yang pernah dipublikasikan mengenai geologi, tanah, air tanah, sejarah
seismik, struktur
3. Untuk kota, informasi daerah penimbunan lama atau alterasi pola penirisan.
1. Untuk melihat kondisi lokasi dari jarak yang jauh dan luas.
2. Analisis geomorfis dan sifat-sifat batuan dari evaluasi respon batuan terhadap lingkungan
5. Mudah dikenali adanya tanah longsor, patahan, struktur geologi seperti antiklin- sinklin,
dome.
1. Untuk mengetahui jenis dan penyebaran batuan dilokasi berupa ketebalan, sifat fisik dan
mekanis di lapangan.
4. Peta geologi teknik : singkapan batuan dan derajat pelapukan, material bahan bangunan
d. Survei geofisika
1. Keuntungan : tidak merusak obyek yang diselidiki, cepat dan unit costnya rendah.
e. Pemboran eksplorasi
Pemboran merupakan metoda yang paling umum untuk eksplorasi detil, seperti keterangan
1. Portal
lemah.
5. Daerah geser
6. Sumur uji
7. Pengujian in-situ
8. Pengujian laboratorium
Pemboran teknik untuk pengambilan sampel batuan adalah cara yang paling umum dipakai
untuk pekerjaan terowongan. Dengan pengambilan sampel (core) dapat diketahui sifat fisik
batuan, dan informasi penting lainnya. Lokasi – lokasi yang memerlukan pengeboran secara
detail adalah :
a. Daerah portal
b. Daerah yang secara topografi dekat terowongan, karena biasanya secara struktur lemah
(overburden tipis).
d. Daerah yang berpotensi air tanah tinggi dan dan adanya batuan porous.
a. Cara portal
Cara-cara tersebut dipengaruhi oleh kondisi tanah permukaan yang akan digali.
Cara dimana seluruh penampang terowongan digali secara bersamaan. Cara ini cocok
untuk penampang melintang kecil hingga diameter 3 m, tapi dengan gunakan Drill jumbo
menjadi dapat untuk terowongan ukuran besar.Keuntungan dari menggunakan cara ini adalah
penggalian berikutnya, dan proses tunneling dapat dilakukan secara kontinu. Sedangkan
kerugiannya adalah saat penggalian banyak membutuhkan alat mekanis, tidak dapat digunakan
untuk batuan yang tidak stabil, dan hanya terbatas untuk terowongan yang lintasannya pendek.
Cara penggaliannya adalah bagian atas terowongan digali lebih dulu sampai mencapai 3 –
3.5 m (heading), selanjutnya penggalian bagian bawah penampang dikerjakan (bench cut)
sampai membentuk penampang yang diinginkan. Proses ini diulangi sampai seluruh lintasan
terowongan tercapai
Untuk kondisi batuan yang buruk, cara penggalian dapat dimodifikasi menjadi “top
heading” → heading diperpanjang sampai 25 m – 35m atau lebih, kemudian pasangi penyangga,
Keuntungan dari menggunakan cara ini adalah memungkinkan pekerjaan pengeboran dan
pembuangan sisa peledakan dilakukan secara simultan, efektif untuk ukuran terowongan
penampang besar dan lintasan, dan dapat diterapkan untuk setiap kondisi batuan. Sedangkan
kerugian dari menggunakan cara ini adalah metoda ini membutuhkan waktu yang lebih lama bila
C. Drift
Cara yang digunakan dalam metoda ini adalah dengan menggali terlebih dahulu lubang
bukaan yang berukuran kecil sepanjang lintasan terowongan, kemudian diperbesar sampai
membentuk penampang yang direncanakan. Berdasar posisi lubang terhadap sumbu terowongan.
portal. Perluasan dimulai setelah penggalian center drift selesai, dengan membuat lubang untuk
bahan peledakan yang dibor melingkar pada selimut drift dari sumbu terowongan.Keuntungan
dari posisi lubang terhadap sumbu terowongan ini adalah sistem ventilasinya baik, tidak
center drift selesai secara keseluruhan, dan alat bor dipasang dengan pola tertentu, seringkali
spasi alat bor dirubah sesuai dengan kondisi batuan yang diledakan.
D. Side drift
Dua drift digali sekaligus pada sisi-sisi penampang, sepanjang lintasan terowongan.
Selanjutnya penggalian bagian arch diikuti dengan pemasangan penyangga sementara. Selesai
Keuntungan dari cara ini adalah proses lining dapat dikerjakan sebelum penggalian bagian
tengah dilaksanakan, metoda ini efektif untuk terowongan besar dengan kondisi batuan yang
buruk. Sedangkan kerugiannya adalah pekerjaan perluasan harus menunggu drift selesai
dikerjakan.
E. Top drift
bench.
F. Bottom drift
Penggalian dimulai dengan membuka bagian bawah penampang. Pembuatan lubang –
lubang bahan peledak untuk membuka bagian atas penampang dilakukan dengan membor dari
G. Sumuran vertikal
Awal dibuat lubang vertikal sampai pada terowongan yang akan digali. Dengan
demikian akan terbentuk tiga buah heading face. Sumuran dapat bersifat sementara atau
(mucking), salah satu jalur untuk mensuplai peralatan dan material, dsb. Sumuran permanen →
bila masih tetap berfungsi setelah terowongan mulai digunakan untuk keperluannya, misal
H. Pilot tunnel
Pillot tunnel digali paralel pada jarak ± 25 meter dari sumbu terowongan yang
Pada interval tertentu dibuat cross cut memotong sumbu utama rencana. Bila cross cut
mencapai drift, proses pelebaran dimulai dari titik ini dengan dua heading face. Bila cross cut
mencapai titik dimana drift belum mencapai titik ini, maka drift heading dilakukan dengan titik
potongan melintang.
topografi yang tidak memungkinkan untuk membuat sumuran, pilot tunnel dengan sendirinya
merupakan sistem ventilasi, mucking dapat dilakukan dengan cepat. Sedangkan kerugiannya
adalah pekerjaannya memerlukan lebih banyak waktu, biaya dibandingkan dengan metoda
penggalian lainnya.
2.3.3. PEMBORAN
Pemboran adalah alat lain yang digunakan di dalam evaluasi geologi teknik (engineering
geology) suatu lokasi, dimana diperlukan keahlian interpretasi dan aplikasinya.Program
pemboran dikembangkan sesudah mempelajari kenyataan yang didapat selama peninjauan
geologi umum (reconnaissance) lokasi dan penyelidikan geofisika.
Pemboran adalah metoda yang paling umum untuk eksplorasi detail, walaupun program
pemboran yang baik tidak akan mendapatkan semua jawaban mengenai material dan sifat-sifat
batuan, tetapi program pemboran yang baik dapat memberikan jawaban yang cukup, sehingga
dapat mempersiapkan untuk variasi-variasi yang berarti dari kondisi geologi disekitarnya.
Pemboran biasanya dilakukan untuk mendapatkan keterangan yang spesifik dari unit
batuan, variasi material dan sifat-sifat fisik dan mekaniknya. Karena terowongan gambarannya
linier, maka program pemboran harus terkosentrasi didalam daerah yang berpotensial
mempunyai kesulitan yang besar, kecuali dalam kasus-kasus yang khusus, dimana pemboran
tidak harus pada jarak-jarak tertentu sepanjang lintasan terowongan.
Beberapa daerah yang memerlukan eksplorasi lebih detail adalah :
1. Portal
2. Topografi yang rendah di atas terowongan, yang biasanya menggambarkan struktur batuan
yang lemah.
3. Jenis batuan dengan potensial pelapukan yang dalam.
4. Daerah yang banyak mengandung air (water bearing zone)
5. Daerah geser.
Terowongan yang akan dibuat pada kedalaman yang besar, pemboran dibuat untuk
mendapatkan keterangan yang spesifik mengenai batuan sepanjang lintasan terowongan.
Biasanya dilakukan pengambilan contoh batuan (sample) diatas lintasan terowongan untuk
menyiapkan panampang melintang geologi.
Gambar 3.2. memperlihatkan pengelompokan pemboran sepanjang lintasan terowongan dimana
penempatan pemborannya tidak baik, karena meninggalkan kesenjangan yang besar didalam unit
batuan yang terlibat.
Dilain pihak,
2.3.4. ADIT UNTUK EKSPLORASI
“Adit” atau sumuran (shaft) untuk eksplorasi dilakukan agar para perancang dapat
melihat langsung keadaan batuan atau material di tempat terowongan yang akan dibuat. Untuk
penggalian di bawah tanah yang besar, maka adit ini sangat diperlukan.
Penampang adit ini tidak boleh lebih dari 2 x 2 m. Untuk daerah yang mempunyai tenaga
kerja yang mahal, maka ukuran penampang adit dapat diperbesar menjadi 3 x 3,75 m, agar dapat
digunakan alat gali mekanis, sehingga biayanya akan lebih murah.
Di dalam adit dapat dilakukan :
1. Analisis geologi teknik rinci.
2. Pengukuran sifat fisik dan mekanik in-situ.
3. Pengkuran reaksi massa batuan terhadap penggalian.
4. Uji berbagai tipe penyangga.
5. Mengevaluasi metoda penggalian.
6. Pemantauan airtanah dan kondisi gas.
7. Prapenyangga di daerah batuan yang sulit.
2.3.5. STUDI MEKANIKA BATUAN IN-SITU
Pengetahuan mengenai pengukuran sifat-sifat mekanik batuan in-situ mengalami
kemajuan yang sangat pesat. Studi mekanika batuan in-situ dibuat dalam rangka :
1. Evaluasi kebutuhan rancangan perkuatan batuan permanen dan sementara.
2. Mendapatkan parameter pembebanan untuk rancangan dinding terowongan, termasuk
penggunaan kekuatan batuan di dalam dinding terowongan tekan.
3. Evaluasi kestabilan kolom batuan diantara dua terowongan yang berdekatan.
Hasil pekerjaan dibidang mekanika batuan yang telah diselesaikan saat ini memberikan
beberapa fakta yang harus diketahui oleh para perancang dan pelaksana pembuatan terowongan
adalah :
1. Kekuatan batuan adalah time-dependent dan lebih dikontrol oleh batas regangan dari pada
batas tegangan.
2. Kekuatan batuan (batas ragangan) sangat peka terhadap tegangan in-situ (tekanan
pemampatan).
3. Variasi di dalam kekuatan batuan disebabkan oleh efek fabrik (perlapisan, kekar dan
skistositi dapat secara ekstrim).
4. Tegangan in-situ di dalam batuan tidak hanya disebabkan oleh tinggi vertikal elemen di
atasnya, tetapi juga bisa oleh elemen-elemen tegangan tektonik sebelumnya dan sejarah
pembebanan batuan sebelumnya.
5. Arah dari tegangan prinsipal maksimum jarang vertikal, tetapi sangat sering mendekati
horizontal.
6. Elemen individu dari perlapisan batuan sering membawa tegangan in-situ yang sangat
berbeda. Ini lebih benar sebagai arah dari tegangan prinsipal maksimum mendekati arah
perlapisan, dalam hal ini, tegangan yang dibawa oleh tiap unit batuan dapat dihubungkan
dengan ratio (nisbah) dari modulus deformasinya.
7. Poisson’s ratio untuk batuan tidak konstan dan peka terhadap tingkat tegangan.
DAFTAR PUSTAKA
Koesnaryo, S. 1994. Diktat Kuliah Teknik Terowongan “Buku 1 Teknik Penyelidikan untuk Rancangan
Terowongan”. Yogyakarta : Jurusan Teknik Pertambangan UPN Yogyakarta.
Buku Referensi untuk Kontraktor bangunan gedung dan sipil oleh PT. PP (persero). General Contractor.
Penerbit gramedia: 2003
http://www.slideshare.net/henyFTI/paper-geoteknik-terowongan
http://www.slideshare.net/henyFTI/paper-geoteknik-terowongan
https://www.academia.edu/5677485/Pekerjaan_Geoteknik_Pada_Pembangunan_Terowongan
https://id.scribd.com/doc/237083401/2/Penyelidikan-Geoteknik