Anda di halaman 1dari 120

BAB I

PENDAHULUAN

A. Kebutuhan Manusia dan Teknologi


Kebutuhan manusia merupakan taktor pendorong manusia mencari cara-cara untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhannya itu. Kebutuhan manusia pada umumnya dapat dipenuhi dengan
menggunakan teknologi, khususnya kebutuhan secara fisik lahiriah. Sedangkan kebutuhan manusia
secara mental batiniah dapat dipenuhi dengan seni dan agama. Munculnya temuan-temuan baru di
bidang mesin, listrik, elektronika, konstruksi bangunan, kedokteran dan di bidang-bidang lain
merupakan bukti bahwa manusia selalu mencari cara untuk memenuhi kebutuhan mereka. Di sisi lain
manusia terus berkembang banyak sehingga jumlah kebutuhan primer itu meningkat. Oleh karena
manusia membutuhkan cara-cara yang efisien sekaligus etektif untuk bisa menghasilkan produk yang
lebih banyak dengan kualitas yang baik dalam waktu yang.tetap. Dengan demikian timbul temuan-
temuan dalam bidang organisasi perusahaan, sistem administrasi yang praktis dan efisien. Semua
temuan-temuan itu, sebelumnya tercipta di dalam pikiran para penemu masing-masing. Konsep-
konsep asli yang masih ada dalam benak penemu kemudian dituliskan atau digambarkan dalam
bentuk sketsa untuk dianalisis dan dievaluasi sehingga bisa diterapkan dalam bentuk teknologi untuk
menrenuhi suatu kebutuhan manusia.

B. Bahasa Gambar
Menurut bentuk ekspresinya, maka bahasa yang digunakan oleh manusia sedunia ini, ada
bebera macam bahasa, yaitu : bahasa lisan, bahasa tulisan, bahssa gambar dan bahasa isyarat.
Bahasa lisan dan tulisan merupakan bentuk bahasa yang diekspresikan secara oral atau verbal dan
tulisan. Bahasa gambar adalah bentuk bahasa yang diekspresikan dengan melalui gambar atau
simbol-simbol. Bahasa gambar ini .iuga telah lama digunakan oleh manusia, bahkan sejak zaman
Mesir Kuno. Orang-orang Mesir Kuno menggunakan simbol-simbol gambar untuk
mengkomunikasikan idenya dengan orang lain. Sekarang ini bahasa gambar selalu digunakan di
kalangan teknik.
Bahasa isyarat adalah hahasa yang bentuk ekspresinya dengan gerakan-gerakan anggota
tubuh. Bahasa ini biasanva digunakan dalam kalangan kelompok tertentu, misalnya orang-orang tuna
rungu dan tuna wicara.
Penggunaan bahasa Iisan dan tulisan dalam skala global orang banyak mengalami kesulitan.
Hal ini dikarenakan di dunia ini banyak sekali macam bahasa dan dialek-dialek yang umumnya
digunakan orang-orang yang hanya menguasai salah satu bahasa, misalnya bahasa Indonesia saja,
maka orang tersebut tidak akan mengerti apa yang dibicarakan oleh orang yang menggunakan
bahasa Inggris. Demikian juga sebaliknya. Dan oleh karena hal ini pula, maka orang di dunia ini
dibedakan dan dipisah-pisahkan menurut bahasa yang digunakan.
Bila orang berkomunikasi dengan lisan dengan orang lain yang berlainan bahasanya, maka
orang tersebut harus menterjemahkan terlebih dahulu bahasa orang yang diajak berkomunikasi ke
dalam bahasanya sendiri. Baru setelah itu, ia bisa menangkap isi dan maksud serta kehendak dari
orang yang diajak berkomunikasi. Orang akan bisa menterjemahkan bahasa orang lain, kalau orang
itu sudah mempelajari bahasanya terlebih dahulu. Kesulitan lain bisa timbul bila orang tidak bisa
menguasai secara baik bahasa orang lain yang diajak komunikasi karena akan terjadi salah
interprestasinya. Di dalam kalangan teknik peristiwa salah interpretasi karena bahasa harus benar-
benar bisa dihindari. Karena bila hal ini terjadi, maka kerugian dan bahkan kehancuran saja yang
akan cliperoleh.
Gambar. 1 Gambar.2
Perencan dan pembuat gambar Pekerja bengkel yang membuat mesin
Berkomunikasi berdasarkan gambar

Kesulitan penggunaan bahasa lesan dikalangan teknik juga ditemui seseorang yang ingin
memesan suatu barang atau komponen. Misalnya orang ingin memesan sebuah poros bertingkat.
Bila hanya menggunakan bahasa lesan maka pemesan harus mendiskripsikan secara lesan dengan
jelas tentang bentuk poros, ukuran-ukuran poros, kehalusan permukaan poros, bahan yang dipakai,
penggunaannya dan cara pengerjaannya yang dikehendaki. Dengan demikian orang memerlukan
waktu yang cukup lama hanya untuk memesan suatu poros yang paling sederhana sekalipun. Untuk
mengatasi hal ini maka orang-orang teknik berusaha menemukan cara yang efisien dan efektif serta
universal yang bisa dimengerti oleh orang-orang teknik dan industri diseluruh dunia. Oleh karenanya
orang-orang teknik membuar gambar yang digunakan untuk berkomunikasi dikalangan mereka
terutama pada waktu proses produksi berlangsung. Seorang pemesan atau perencana cukup
memberikan gambar kerja kepada pekerja bila ingin memesan sesuatu barang atau komponen.

C. Gambar Teknik
Ada dua tipe gambar menurut penggunaannya, yaitu gambar seni dan gambar teknik. Pada
gambar seni pembuat gambar mengekpresikan nilai-nilai estetik atau keindahan dan filosofis serta
ide-ide abstraknya ke dalarn gambar lukisan. Pada gambar teknik pembuat gambar menuangkan ide-
ide atau perencanaan-perencanaan dari suatu benda, atau bangunan yang akan dibuat dan
dibangun. Gambar teknik ini diduga sudah lama digunakan oleh nenek moyang kita. Hal ini bisa
dilihat, pada setiap reruntuhan candi-candi, pada bentuk-bentuk batu dari reruntuhan itu. Batu-batu
candi ini mempunyai bentuk-bentuk tertentu dan terencana. Karena kalau disusun kembali akan
cocok dan tepat sekali pada tempat-tempatnya. Sehingga diperkirakan bahwa candi-candi itu dibuat
berdasarkan gambar-gambar yang cukup sempurna dan teliti.
Perkembangan gambar teknik dimulai dari daratan Eropa.Teori tentang proyeksi benda
terhadap bidang imaginasi atau bidang proyeksi, dikemukakan oleh arsitek-arsitek Italia seperti
Albert Brimelleschi dan lain-lain. Pada permulaan abad ke 15 teori ini dikenal orang sebagai gambar
perspektip teori tentang proyeksi tegak lurus atau proyeksi ortogonal baru dibuat pada abad ke 19.
Proyeksi ini disebut proyeksi kwadran I (The first angle projection).
Pada proyeksi kwadran I ini pandangan atas terletak dibawah pandangan depan, dan
pandangan kiri terletak di sebelah kanan pandangan depan, atau sebaliknya. Di Amerika timbullah
aliran-aliran yang pro dan kontra terhadap teori proyeksi ini. Maka timbullah pendapat bahwa, letak
pandangan-pandangan pada gambar proyeksi itu bisa ditempatkan pada tempat yang semestinya
secara natural, yaitu pandangan kanan ditempatkan di sebelah kanan pandangan depan, pandangan
atas ditempatkan di atas pandangan depan dan sebaliknya. Maka teori ini disebut proyeksi kwadran
III (The third angle proyection). Pada waktu itu proyeksi kwadran III merupakan standard gambar di
Amerika. Sedangkan proyeksi kwadran I, tersebut tersebar keseluruh dunia. Kemudian setelah
banyak orang pergi ke Amerika untuk belajar maka sistem proyeksi kwadran III ini juga tersebar ke
seluruh dunia pula, untuk selanjutnya orang menyebut sistem proyeksi.kwadran I ini dengan nama
proyeksi Eropa dan sistem proyeksi kwadran III dengan.,nama proyeksi Amerika.
D. Normalisasi
Gambar sebagai bahasa yang digunakan di seluruh dunia tidak ubahnya seperti bahasa
Iesan mempunyai tata hahasa dan strukturnya. Agar orang dapat menggunakan gambar teknik untuk
berkomunikasi dengan orang lain maka harus dibuat struktur dan aturan-aturan penggunaannya
orang yang sudah mempelajari ketentuan aturan-aturan itu dapat menggunakannya untuk
berkomunikasi dengan orang lain. Oleh karena itu harus dibuat standart tertentu yang seragam,
dalam arti seragam bentuknya dan seragam maksudnya, rnaka dihuatlah normalisasi.
Secara internasional badan yang menangani tentang standar dan normalisasi dalam bidang
teknik ini adalah Internasional Organisation of Standarditation (lSO). Badan ini mengurusi bidang
teknik. termasuk.masalah gamhar teknik, selain untuk bidang listrik dan elektronika. Untuk bidang
elektronika dan listrik ditangani oleh ICE (lnternasional Elektro Technical Commision) Indonesia telah
rnenjadi anggota kadua badan Standarisasi Internasional itu dengan Yayasan Dana Normalisasi
lndonesia (YDNI), yang oleh Pemerintah Indonesia ditunjuk untuk Indonesia dan telah diakui secara
internasional.
Setiap pernbuat gambar teknik harus mengikuti ketentuan standar dan normalisasi dalam
gambar teknik tanpa mengindahkan ketentuan-ketentuan itu maka orang lain tidak akan mengerti
maksud gambar teknik yang dibuat. Sehingga komunikasi antara pembuat gambar dan penterjemah
gambar atau pelaksana gambar tidak terjadi atau konstruksi akan terbuka lebar, dan hal ini
seharusnya dihindari.

E. Normalisasi Huruf dan Angka


Badan standarisasi Internasional (lSO), telah menentukan standar untuk huruf dan angka
untuk digunakan dalam kalangan teknik. Semua dokumen teknik diharuskan mengikuti standar ini.
Huruf dan angka standar ini bisa berdiri tegak dan miring kekanan 15 0. Kedua jenis huruf dan angka
ini bisa digunakan. Hanya yang perlu dicatat adalah untuk suatu unit gambar benda harus
menggunakan satu jenis huruf dan angka yaitu tegak atau miring kekanan 15 0 itu.
Mal-mal huruf dan angka ini telah banyak dibuat dan dapat dengan mudah diperoleh di
pasaran. Mal-mal itu telah menyesuaikan dengan dimensi-dimensi standar menurut ISO. Satandar
huruf dan angka ( d = h/10). Dimana d adalah tebal huruf dan h adalah tinggi huruf dan angka.

Karakteristik Ukuran huruf dan angka (mm)

l. Tinggi huruf besar (h) 3,5 5 7 10 14 20


2.Tinggi huruf kecil (c) 2,5 3,5 5 7 10 14
3.Jarak antara garis (h) 5 7 10 14 20 28
4.Jarak antara huruf (a) 0,7 1 1,4 2 2,8 4
5. Tebal tulisan (d) 0,35 0,5 0,7 1 1,4 2
6. Jarak antara kata (e) 2,1 3 4,2 6 8,4 12

Untuk lebih jelasnya lihat gambar berikut ini


BAB II
ALAT-ALAT GAMBAR DAN
PENGGUNAANNYA

Alat-alat yang biasa digunakan dalam membuat gambar-gambar dalam Laboratorium Gambar Teknik.

A. Meja Gambar
Meja gambar dibuat dari kayu yang cocok atau sesuai dengan fungsinya, artinya harus bisa
halus permukaannya, seratnya halus dan lembut, tidak terlatu keras.
Macam-macam ukuran meja gambar;
Ukuran Ukuran meja (dalam mm)

Ao 950 x 1270

Al 650 x 920

A2 470 x 650

A3 336 x 470

Daun meja gambar dibuat seperti pada gambar 1a. Pada sisi-sisi sebelah kiri atau atas
dimana biasa dipasangkan mistar T diternpelkan plat atau aluminium atau kayu yang sangat rata dan
licin. Hal ini dimaksudkan agar mistar T mudah digeser-geser waktu menggambar.
Mistar T yang dimaksudkan adalah seperti garnbar 1b.

Gambar 1. Papan Gambar

Mesin gambar ini terdiri dari meja gambar, mistar gambar dan tiang. Mesin gambar ini sangat praktis
penggunaannya. Ketinggian dan kemiringan meja bisa disetel disesuaikan dengan kebutuhan.
Gambar 2. Mesin Gambar

B. Kertas Gambar
Kertas gambar dinormalisasikan secara internasional oleh badan Standard Internasional ISO.
Ukuran dasar dari kertas gambar adalah luas 1 m2, dengan ukuran sisi-sisinya 1 : √ 2. Bila hal ini
dihitung secara matematik rnaka akan didapatkan ukuran-ukuran normalisasi sebagai berikut:

No. Ukuran seri A Ukuran kertas (dalam mm) Garis tepi (datam mm)
I Ao 841 x 1l89 10 mm
2 A1 594 x 841 l0 mrn
3 A2 420 x 594 l0 mm
4 A3 297 x 420 l0 mm
5 A4 210 x 297 5mm

Gambar 3. menunjukkan ukuran dasar A0, kemudian A1 adalah A0 dibagi dua pada arah
memanjangnya, demikian untuk A2, A3. dan A4.

Gambar 4. menunjukkan ukuran panjang dan lebar dari masing-masing ukuran kertas,dari ukuran A0
sampai dengan A4.

Gambar 3
Gambar 4

C. Pensil
Jenis-jenis pensil jang dipakai untuk menggambar adalah jenis khusus. Jenis khusus dari
pensil gambar ini tidak akan merusak kertas gambar dan rnenghasilkan gambar yang bersih. Jenis-
jenis pensil dalam pasaran ditunjukkan dengan huruf-huruf, misalnya: B, F, H. Pensil yang diberi kode
B adalah jenis pensil lunak, dan huruf H adalah keras (hard).

Jenis 4B, 3B, 2B dan B adalah pensil lunak


HB, F, adalah pensil sedang
I H s.d. 4 H adalah pensil keras

Garnbar 5.

Pada gambar 5. adalah jenis pensil yang sudah tertentu ukuran-ukurannya, untuk
mendapatkan ukuran tebal tipisnya garis maupun besar kecilnya garis. Jadi, ini lebih praktis karena
tidak perlu meruncingkan terlehih dahulu.

Untuk gambar-gambar teknik digunakan pensil jenis HB, F, H, 2H. (gambar 6)


Gambar 6.

D. Jangka Gambar
Jangka digunakan untuk membuat lingkaran, mernbagi garis, membagi sudut dan
sebagainya. Jangka gambar mempunyai dua kaki, yaitu kaki yang satu untuk pensil dan kaki yang
lain untuk jarum. Kaki untuk jarum mempunyai jepitan jarum yang dapat disetel kekerasan jepitannya
sehingga jarum bisa diganti.
Kaki untuk pensil mempunyai engsel, yang memungkinkan pensil bisa disetel berbagai posisi.
Gambar 7. adalah tiga buah jenis jangka yang biasa dipakai dalam gambar teknik, yaitu (l) adalah
jangka bengkok atau jangka ukur, (2) jangka kaki dan (3) adalah jangka sederhana.

Gambar 7

Gambar 8. adalah ujung jarum pada jangka (l), dan ujung pensil (2) yang dipakai pada jangka.

Gambar 8

Gambar 9. Ujung pensil dalam posisi 90 0, demikian juga ujung jarum, dan lengan jangka disambung
dengan lengan penyambung. Posisi seperti ini digunakan kalau pembuat gambar akan menggarnbar
lingkaran yang besar.
Gambar 9

Gambar 10 jarum mempunyai dua ujung. Ujung yang satu tajam langsing, dan yang lain mempunyai
ujung titik tajam halus dengan dada.

Gambar 10

Gambar 11 adalah jangka pegas. Jangka ini digunakan untuk membuat lingkaran yang kecil
diameternya. Kalau kaki bagian pensil diganti dengan kaki jarum, maka akan berfungsi sebagai
jangka pembagi.
Gambar 11

E. Alat-alat Gambar yang Lain


l. Mistar Segitiga
Mistar segitiga yang dipakai dalam gambar teknik adalah dua buah yang satu mempunyai
sudut 450, 900, 450,dan yang lainnya mempunyai sudut 300,900,600. Sepasang mistar segitiga terbuat
dari plastik transparan, sehingga garis-garis yang telah dibuat ada di bawah mistar tetap bisa dilihat
oleh tukang gambar.

Gambar 12.

2. Penjepit Kertas
Untuk melekatkan kertas gambar di meja biasanya dipakai tape (isolasi) yang baik agar tidak
mengotori meja. Penggunaan pines (paku jamur) untuk memaku kertas gambar di meja gambar
akan merusakkan meja gambar itu sendiri. Penjepit kertas seperti gambar l3 adalah tepat untuk
digunakan karena kertas gambar maupun meja gambar tidak rusak atau kotor.
Gambar 13

3. Mal Lengkung
Mal lengkung seperti gambar 14.biasanya dapat diperoleh dalam jumlah satu set. Mal
lengkung ini digunakan untuk membuat garis-garis lengkung ya,ng tidak mungkin dibuat dengan
jangka. Sebelum digunakan. mal lengkung, garis iengkungnya dibuat dengan pensil terlebih dahulu.

Gambar 14

4. Mal Bulatan
Mal bulatan digunakan untuk membuat lingkaran atau setengah lingkaran.Mal bulatan ini
digunakan untuk mempercepat kerja dan untuk membuat lingkaran yang berdiameter kecil-kecil.
Gambar 15

E. Penggunaan Alat Gambar


Gambar l6 adalah gambar bagaimana cara menggunakan alat gambar, yaitu pensil dan
mistar segitiga, mistar T di atasnya gambar.

Gambar 16.a

Gambar 16.a ini menunjukkan cara memegang pensil untuk membuat garis. Sedangkan gambar 16.b
menunjukkan cara menempatkan mistar T. Arah panah menunjukkan bahwa mistar bisa digeser ke
atas dan ke bawah, sedangkan anak panah yang kearah kanan menunjukkan bahwa tangan bisa
digerakkan kekiri maupun kekanan sambil menekan mistar T
Gambar 16.b

Gambar l6c. cara menarik garis-garis mendatar. Gambar 16d menunjukkan cara membuat garis-garis
tegak dengan menggunakan mistar T dan mistar segitiga.

Gambar 16c dan Gambar 16d

Gambar 16e menunjukkan cara membuat garis miring


Gambar 16e

Gambar 17. adalah gambar urutan cara menggambar lingkaran adalah dengan cara menggunakan
jangka. Unsur-unsur dari lingkaran adalah : garis tengah tegak, titik pusat, jari-jari dan diameter
mendatar.

Langkah-langkah membuat lingkaran adalah :

1. Tentukan dulu garis-garis tengahnya


2. Ukuran jari-jari yang ditentukan

3. Letakkan ujung jarum yang halus


berada pada titik perpotongan
garis tengah nya.Sesuaikan kaki
jangka dengan jari-jari lingkaran.
4. Condongkan jangka ke depan.
Kemudian gambarkan lingkaran
dengan memutar jangka searah
jarum jam dengan menekan yang
halus dan merata, sambil
memutar gagang jangka dengan
ibu jari dan telunjuk. Seperti
gambar 17
l.Tentukan dahulu garis garis
tengahnya.

Gambar 17

Latihan
l. Ulangilah angka-angka ini dalam ruang di antara garis-garis pertolongan yang telah ditentukan.

Gambar 18

2. Buatlah garis-garis tegak seperti garnbar dibawah ini dengan menggunakan mistar T. mistar
segitiga dan pensil yang runcing.
Gambar 19

3. teruskan garis-garis mendatar ini sampai ke garis bantu batas sebelah kanan. Gunakan mistar T
dan pensil yang runcing
Gambar 20

4. Buatlah gambar seperti gambar di bawah ini. Gunakanlah mistar T dan mistar segitiga
450 – 900 - 45,
Gamhar 2l

Gambarlah pada ruangan di atas ini


5. Buatlah gambar garis-garis kolom yang ditentukan ini. Ikutilah pola seperti gambar contoh.

contoh

Gambar disini

Ga
mbar 2

6. Gambar di bawah adalah gambar pandangan proyeksi sebuah poros bertingkat. Ambillah kertas
gamhar dan peralatan yang diperlukan dan gambarlah kembali. Ukuran diukur langsungpada
ganrhar.

Gambar 23
7. Gambar kemhali gambar di bawah ini tlengan skala I : I ukuran diukur langsung pada gambar.

Gambar 24

8 Gambarlah kembali gambar di bawah ini dengan skala 1 : 1

Gambar 25
9. Gambar 26 dan 27 berikut ini gambarlah kembali pada kertas gambar anda sendiri
dengan skala 1 : 1

Gambar 26

Gambar 27
BAB III
KONSTRUKSI GEOMETRI
Dalam menggambar suatu komponen mesin, juru gambar sering menggunakan konstruksi
yang didasarkan atas unsur-unsur geometri. Unsur-unsur geometri yang dimaksud di sini adalah
busur-busur, ingkaran, garis atau sudut. Konstruksi Geometri digunakan agar lukisan dan gambar-
gambar yang dibuat memberikan bentuk yang baik. Penyambungan-penyambungan garis dengan
garis, busur dengan busur, busur dengan garis dan sebagainya, bisa digambar dan dilukis dengan
tepat. Juru gambar yang tidak menguasai tentang konstruksi geometri ini, misalnya; menggambar
busur di antara sudut, hasil gambar tidak akan baik. Karena dalam mencari tltik pusat, orang akan
melakukan sistem coba-coba saja. Sehingga hal ini tidak efisien waktunya, dan gambar yang tidak
baik.
Dalam konstruksi Geometri, ketepatan dan ketelitian adatah diperlukan sekali, oleh
karenanya
gunakanlah pensil H,2H atau 3H, pada waktu menggambar konstruksi geometri.

A. Garis Tegak Lurus

Bambar 1

Gambar l. membagi dua garis lurus sama panjang. Buat garis AB sebagai garis lurus, kemudian buat
busur Iingkaran di titik A dengan jari-jari sembarang dan buat busur lingkaran di titik B dengan jari-jari
yang sama. Kedua lingkaran berpotongan di titik C dan D. Hubungkan titik C dengan D memorong
garis AB di titik F, jadi panjang AF = FB.

Gambar 2

Gambar 2. garis tegak Iurus yang melalui titik Q terletak pada garis AB. Buat busur tingkaran di titik Q
dengan jari-jari sembarang busur lingkaran rersebut memotong garis AB di titik S dan T. Titik S dan T
sebagai busur lingkaran dan jari-jari sembarang, .kedua busur lingkaran berpotongan di titik P, tarik
garis dari P ke Q maka garis tersebut tegak lurus garis AB.
Gambar 3

Gambar 3. garis tegak lurus yang melalui titik T di luar garis. Buat garis AB dengan panjang rertentu,
dan titik T di luar garis AB. Buat busur lingkaran di titik T dengan jari-jari semharang. busur lingkaran
tersebut memotong garis AB di titik P dan Q. Buat busur lingkaran di titik P dan Q jari-jari sembarang,
busur lingkaran tersebut berpotongan di titik S. Tarik garis dari S ke T garis tersebut tegak lurus garis
AB.

B. Membagi Sudut

Gambar 5

Gambar 5. membagi dua sama besar sudut 90 o. Buat garis AB panjang sembarang, tarik garis tegak
lurus di titik B. Sudut ABC adalah 90 0. Buat busur lingkaran di titik B dengan jari-jari sembarang.
busur tingkaran tersebut memotong garis AB di titik D dan memotong garis BC di titik E. Dengan jari-
jari yang sama buat busur lingkaran dititik E dan D busur lingkaran tersebut berpotongan di titik H.
Maka sudut CBH adalah separoh dari sudut ABC yaitu 45 0. Bila sudut ABF adalah 60 0, dengan jalan
memindahkan EF diperoleh dari titik G, huhungan G dengan B maka sudut ABG. adalah 120 0.

C. Membuat Segi Empat

Gambar 6

Gumbar 6. sebuah segi enrpat sama sisi. Buat garis AB yang telah ditentukan panjangnya. Tarik garis
tegak luru.s di ritik B truat husur lingkaran. titik B sehagai pusatnya dengan jari-.jari A13. Garis
tersebut memotong garis tegak lurus di titik C. Buat busur lingkaran di tirik C dan A tlengan jari-jari
A'8. Busur lingkaran tersehut berpotongan di titik D. Hubungkan titik-titik ABCD, maka s0gi empat
tersebut atl:,rlah sanra sisi.
Gmbar 7

Gambar 7. empat persegi panjang dengan panjang AB dan sisi pendek BD. Buat garis AB dengan
panjang yang telah ditentukan, tarik garis tegak lurus AB di titik A. Buat busur lingkaran di titik A dan
B dengan jari-jari BD yaitu sisi pendek, Tarik garis sejajar garis AB melalui titik C. Garis tersebut
memotong busur lingkaran yang lain di titik D. Hubungkan titik-titik ABCD maka segi empat tersebut
adalah yang diminta.

Gambar 8

Ganrbar 8. segi empat belah ketupat. Buat garis


AB dengan panjang yang telah ditentukan pada
titik B dibuat suatu sudut misalnya 600. Buat busur
lingkaran di titik B dengan jari-jari AB sehingga
memotong garis tersebut di titik C. Dengan jari-jari
yang sama buat busur lingkaran di titik C dan B. maka memperoleh titik D. Hubungkan titik-titik
ABCD. Maka membentuk segi empat belah ketupat yang diminta.

Gambar 9

Gumbar 9. belah ketupat yang telah diketahui sisi tingginya. Buat garis lurus AB, dan tarik garis tegak
lurus AB di titik A, dan melalui titik E pada garis AB. Buat busur lingkaran di titik A dan E dengan jari-
jari sama dengan tinggi dari belah ketupat. Busur lingkaran memotong garis di titik P dan Q. Tarik
garis tegak turus pacla P dan melalui Q. Titik C tertetak di antara P dan Q, hubungkan titik A dengan
titik C. Buat busur lingkaran di C dengan jari-jari CA memotong perpanjangan PQ di titik D. Buat
busur lingkaran dengan jari-jari yang sama memotong garis AE di titik B, hubungkan B dengan D.
Maka belah ketupat ABCD adalah yang diminta.

D. Membuat Segi Lima


Gambar 10

Gambar 10. suatu segi lima vang diketahui salah sutu sisinya. Garis AB adalah sisi dari segi lima,
garis tersebut dibagi dua sama paniang dan tarik garis tegak lurus melalui titik T. Ukurkan TQ sama
panjang dengan garis AB. Hubungkan titik A dengan titik Q. Dari titik ukurkan QS sama panjang AT.
Buat busur lingkaran di titik A dengan jari-jari AS sehingga rnemotong garis TQ di titik C. Buat busur
lingkaran di titik C. A dan B dengan jari-jari AB. maka akan memperoleh titik D dan E. Titik ABCD dan
E dihubungkan, adalah merupakan segi lima yang diminta .

Gambar 11

Gambar I l. segi lima yang berada di dalam lingkaran. Buat lingkaran dengan pusat lingkaran di titik P.
Garis tengah lingkaran rersebut adalah AB. Tarik garis tegak lurus AB melalui titik P dan memotong
lingkaran di titik Q. Panjang PB dibagi dua mernperoleh tirik S. Buat busur lingkaran di titik S dengan
jari-jari SQ dan memotong garis PA di titik T. Buat busur linqkaran di titik Q dengan jari-jari QT
memotong lingkaran di titik R. Paniang garis QR adalah sisi dari suatu segi lima.

Gambar 12

Gambar 12. suatu segi lima diketahui salah satu sisinya. Guris AB adalah salah satu sisi dari segi
lima. Garis tersehut dibagi dua sama panjang. Tarik garis tegak lurus AB melalui titik C. Buat busur
lingkaran di titik A dengan jari-jari sama dengan AB. kemudian tarik garis tegak lurus di A. maka
memotong busur lingkaran di titik D. Perpotongan busur lingkaran DB dengan garis tegak lurus yang
melalui C adalah di titik 6. Huhungkan titik B dengan titik D dan memotong garis di titik 4. Jarak 4 dan
6 dibagi dua dan memperoleh titik 5. Titik lirna adalah pusat lingkaran segi lima. Untuk membuat segi
lima, kita ukurkan sisi AB. pada lingkaran tersehut. Prinsip ini bisa untuk membuat segi banyak
dengan jalan membuat lingkaran-lingkaran di titik-titik 6,7,8,9 dan seterusnya. Titik-titik tersehut dibuat
dengan mengukurkan jarak 4- 5. 5 - 6.dan seterusnya.
Gambar 15

Ganrbar 15. segi enam yang berada diluar lingkaran, dan sudah diketahui satu sisinya. Buat lingkaran
yang telah ditentukan pusatnya alalah O. Buat garis AB melalui pusat lingkaran dan garis OT tegak
lurus AB melalui titik O. Buat sudut 30 0 di atas dan di bawah sumbu AB dan memotong lingkaran di
titik P, R, S, dan V. Tarik garis tegak lurus OP memotong garis AB di titik A. Buat lingkaran dengan
jari-jari AO memotong perpanjangan AP di titik C. Dengan cara yang sama pada diagonal OR, OS,
dan OV untuk memperoleh titik D, E, F. Huhungkan titik-titik tersebut, adalah merupakan segi ennam
yang diminta.

F. Membagi Garis a b yang Sunru Punjang dengari Menggunakal Sebuah


Jangka

Gambar 16

Buat busur lingkaran dengan jari-jari R pusatnya pada titik b. kernudian buat busur lingkaran yang lain
dengan jari-jari yang sama, pusat husur lingkaran di titik a, sehingga busur tersebut saling
berpotongan di titik c dan d. Hub bungkan cd akan berpotongan dengan ab di titik o. maka oa = 0b.

G. Membuat Tiga Buah Lingkaran yang Saling Bersinggungan Satu Sama Lain

Gambar 17

Jari-jari lingkaran adalah Rl, R2 dan R3. Buat garis AB yang panjangnya adalah Rl + R2 = AB. garis
BC =. R2 + R3 dan garis CA = R3 + Rl. Buat segi tiga ABC, buat lingkaran di titik A dengan jari-jari Rl,
buat lingkaran di titik B dengan jari-jari R2 dan jari-jari R3 di titik C. maka ketiga lingkaran tersebut
saling hersinggungan satu sama lain.
H. Membuat sebuah Lingkaran yang Melalui Tiga Buah Titik A,B,c, yang Telah
Ditentukan

Gambar 18

Tarik garis dari A ke C dari C ke B dan dari A ke A. sehingga terjadi sebuah segi tiga ABC. Sisi-sisi
dari segi tiga dibagi dua bagian yang sama panjang. Ketiga garis bagi bertemu pada satu titik yairu
titik O. Titik O adalah pusat lingkaran yang melalui titik A, B dan C Gambar 18.

I. Membuat Lingkaran yang menyinggung Dua Buah Garis yang Berpotongan


dan melalui sebuah titik.

Gambar 19

Hubungan titik P dengan titik potong dari kedua garis. Buat lingkaran yang bersinggungan dengan
garis Ll tlan garis L2. Lingkaran tersebut memotong garis K di titik M. Tarik garis dari M ke N,
kemudian tarik garis sejajar MN berpotongan dengan garis bagi sudut di Q Garnbar 19. Buat
lingkaran dengan jari-jari ke pusat lingkaran di titik Q. lingkaran tersebut adalah melalui tiitik P dan
bersinggungan dengan dua buah garis.

J. Membuat Lingkaran yang Melalui Sebuah Titik P dan Bersinggungan


dengan Sebuah Lingkaran

Gambar 20
Hubungan titik P dengan lingkaran sehingga garis tersebut merupakan garis singgung lingkaran.
Garis tersebut disebut garis k, kemudian tarik garis I yang tegak lurus garis k dan melalui titik o. Tarik
garis tegak lurus garis k melalui titik-titik P. Buat lingkaran di titik P dan lingkaran tersebut
berpotongan dengan garis m di titik Q. Hubungan QO dan bagi dua sama panjang. garis bagi tersehut
berpotongan dengan garis rn di titik R. Buat lingkaran berpusut di titik R dengan jari-jari PR, lingkaran
tersebut melalui titik P dan menyinggung lingkaran.

K. Membuat Lingkaran yang Melalui Titik P dan Menyinggung Lingkaran

Gambar 21

Tarik garis singgung lingkaran melalui titik P ke Q, garis OQ PQ. Hubungan PO sehingga memotong
lingkaran di titik R. Garis PR dibagi dua sama panjang. S adalah titik sudat. Buat lingkaran di titik S
dan jari-jari RS, lingkaran tersebut melalui titik P dan menyinggung lingkaran.

L. Membuat Lingkaran yang Menyinggung Dua Buah Lingkaran

Gambar 22

Hubungkan titik O dengan P. Buat,garis singgung kedua lingkaran di titik S dan di titik Q.
Perpanjangan garis QO dan SP berpotongan di titik R. Buat lingkaran di R dengan jari-jari QR.
lingkaran tersehut bersinggungan di Q dan S. Buat garis singgung ke dalam pada kedua lingkaran
yaitu di titik T dan titik U. Perpanjangan OT dan PU berpotongan di titik V. Buat lingkaran di titik V
dengan jari-jari UV lingkaran tersebut menyinggung dua lingkaran di titik T dan U.

M. Membuat Lingkaran Yang Bersinggungan Dengan Dua Buah Lingkaran


Satu di Luar dan Satu di Dalam

Gambar 23
Tlrik garis singgung lingkaran yang tegak lurus sumbu mendatar. Demikian pula tarik garis singgung
lingkaran di lingkaran yang lain. Perpanjangan garis QO dan PR berpotongan di titik S. Buat lingkaran
di titik S dengan jari-jari SQ lingkaran rersebut bersinggungan dengan dua lingkaran.

N. Membuat Garis Singgung 2 Lingkaran

Gambar 24

Hubungkan kedua pusat lingkaran. O dan p. Buat lingkaran di titik P dengan jiri-jari (Rl - R2). Tarik
garis singgung pada lingkaran kecil melalui titik O. Garis PQ adalah tegak lurus QO. perpanjangan
garis PR memotong lingkaran di titik S dan perpanjangan garis PR memotong lingkaran di titik T.
Melalui titik S tarik garis sejajar QO. dan melalui titik T garis sejajar RQ kedua garis tersehut adalah
garis singgung lingkaran.

O. Menentukan Pusat Lingkaran Dengan Menggunakan Jangka

Gambar 25

Buat busur-busur lingkaran yang satu sama lain saling berpotongan. Titik-titik potong busur adalah A,
B, C dan D. Hubungkan titik A dengan titik B dengan titik D, kedua garis tersebut berpotongan di titik
O Titik O adalah pusat lingkaran yang dicari.
Dengan cara lain, ialah dengan membuat tali husur. Garis A-B dibagi dua sama panjang, demikian
juga garis C-D. Kedua garis bagi rersebut, saling berpotongan dititikT. Titik T.adalah pusat dari suatu
lingkaran.
:

Gambar 26
P. Cara-Cara Membuat Elips

Gambar 27

Melukis elips dengan mengunakan seutas tali, dimana sumbu elips sudah tertentu. Sumbu panjang
adalah A-B. dan sumbu pendek adalah C-D. Titik pusat elips Fl dan F2. Titik rersehut terletak pada
sumbu A-8. sumhu pendek etips adalah C-D. Buat lingkaran di titik D memotong sumbu paniang di FI
dan F2 jari-jari lingkaran adalah A-O. atau 1/2 sumbu panjang. Ujung tali diikatkan pada Fl dan F2.
bila titik P terletak pada A maka panjang tali A-Fl + A-F2 panjang tati adalah tetap. Bila P di titik D
rnaka F1-D + F2-D = A-F1 + A-F2. Titik P semharang maka Fl-P + F2-P = Fl-D + F2-D = F1 + F2-A.

Gambar 28

1. Melukis elips menggunakan mistar sumhu paniang dan surnbu pendek dari elips sudah ditentukan.
Surnhu panjang elips adalah A-B, sedangkan sumbu pendek elips adalah C-D. Ukurkan setengah
sumbu panjang maupun setengah sumbu pendek pada rnistar. Titik O sebagai titik pangkal.
Kemutlian mistar dipasang pada sumbu elips titik C harus bergerak pada sumbu A-B, sedangkan
titik B harus bergerak pada sumbu C-D. Bila titik O dijalankan akan membuat sehuah elips.

2. Dengan cara lain ialah titik O ditempatkan antara titik C dan titik B. Letakkan mistar pada sumbu
elips dimana titik C harus bergerak pada sumbu panjang. titik B bergerak pada sumbu pendek.
Bila mistar tersebut digerakkan, maka titik O akan membuat sebuah elips.

Gambar 29

3. Melukis suatu elips yang terdapat dalam segi empet, atau dengan cara isometris. Karena segi
empat tersebut mempunyai sudut 300 dengan garis mendatar. Buat sumbu segi empat dan juga
garis diagonalnya. Tarik garis C-F memotong O-B di titik T, tarik garis C-H memotong O-D di titik
S. Buat lingkaran di titik S dengan jari-jari S-H, kemudian buat lingkaran dengan jari-jari C-H di titik
C. Buat lingkaran di ritik T dengan jari-jari T-F. Terakhir buat lingkaran di titik A dengan jari-jari C-
F. maka terbentuklah sebuah elips.
Gambar 30

4. Melukis sebuah elips dengan empat pusat lingkaran, sumbu panjang A-B, dan sumbu pendek C-D.
Huhungkan titik A dengan C, kemudian buat lingkaran dengan jari-jari Q-A dengan pusat lingkaran
di titik !. Buat lingkaran di titik C dengan jari-jari C-A, dan memotong garis C-A di F. Buat garis
tegak Iurus A-F dan melalui pertengahan A-F, garis tersehut memotong garis Q-A di titik H dan
memotong garis Q-D di titik I. Ukurlah Q-O sama dengan Q-H pada Q-B, dan ukurlah Q-E sama
dengan Q-I pada Q-A. Titik H, I, O dan E adalah pusat busur lingkaran untuk nrembuat elips.

Gambar 31

5. Garis singgung elips yang melalui sebuah titik P di luar elips. Buat busur lingkaran dengan jari-jari
sama dengan sumbu panjang dengan pusat busur lingkaran di titik focus F2. Buat busur lingkaran
dengan pusat busur lingkaran di titik P dan jari PFl, busur lingkaran tersebut berpotongan dengan
busur lingkaran yang lain di titik S dan T. Tarik garis dari S dan F2 garis tersebut memotong elips
di titik A,kernudian tarik garis dari titik T ke Fl memotong elips di titik B. Tarik garis dari titik A ke
titik P dan tarik dari titik B ke titik P garis tersebut adalah garis singgung.

Gambar 32

6. Garis singgung elips yang melalui titik P sedang titik P berada di elips. Tarik garis dari titik F2. Tarik
garis Fl P keluar, sehingga membentuk sebuah sudut luar dari segi tiga Fl PF2. Sudut luar segi
tiga tersebut dibagi menjadi dua bagian yang sama. Garis bagi sudut tersebut adalah garis
singgung elips yang melalui titik P.
Gambar 33

7. Melukis sebuah elips dengan menggunakan dua buah lingkaran. Kedua lingkaran tersebut terletak
satu pusat lingkaran. Lingkaran luar dibagi dalam beberapa bagian yang sama, sebagai contoh
dibagi dalam 12 bagian. Titik bagi tersebut dihubungkan ke pusat lingkaran. Hal ini akan membagi
lingkaran dalam menjadi 12 bagian pula. Kemudian tarik garis-garis tegak, dari titik-titik yang
terdapat pada Iingkaran luar. Tarik garis-garis mendatar dari titik-titik yang terdapat pada lingkaran
kecil. Titik-titik potong tersebut bila dihubungkan akan membentuk suatu elips.

Gambar 34

8. Melukis sebuah elips yang terdapat di dalam sebuah segi empat siku-siku. Bila sumbu elips A-B
sebagai sumbu pendek, dan C-D sebagai sumbu panjang. Segi empat tersebut adalah segi empat
E-F-G-H. Sisi panjang dari segi empat dibagi menjadi bagian yang sama panjang, demikian juga
sisi pendek dari segi empat di bagian-bagian yang sama panjang. Tarik garis dari tirik tersebut ke
titik A dan titik B. Garis l-A berpotongan dengan garis 3-8, garis 2-A berpotcngan dengan garis 2-B
dan seterusnya. Titik potong dihubungkan akan membentuk sebuah elips.

Gambar 35

9. Suatu elips yang terletak di dalam belah ketupat. Buat garis sumbu pada segi empat tersebut. A-B
sebagai sumbu panjang C-D sebagai sumbu pendek. Sumbu panjang dibagi dalam n bagian yang
sama panjang. Demikian juga sumbu pendek dibagi n bagian yang sama panjang. Titik bagi
dihubungkan ke titik C dan D seperti pada gambar. Titik potong dihubungkan maka rerbentuklah
sebuah elips.
Gambar 36

10. Cara lain adalah sebagai berikut; Tarik diagonal segi empat tersebut, yaitu dari A ke C.
Lingkarkan O-A ke O-A', ukur C-G sama panjang dengan C-A', Garis A-G dibagi dua sama
panjang. Garis bagi A-memotong sumbu O-A di F, dan memotong O-D di titik J. Buat busur
lingkaran dengan pusat di F,jari-jari F-A memotong garis E-F di titik H. Buat busur lingkaran titik
pusat di J dengan jari-jari J-H. Untuk sisi-sisi yang lain caranya sama.

Gambar 37

11. Melukis elips dengan busur-busur lingkaran. Sumbu panjang elips adalah A-8, dan sumbu pendek
adalah C-D. Buat segi empat A-O-C-E, A-F adalah 1/2 A-E, hubungkan F dengan titik C dan titik
E dengan titik D. Garis D-E memotong garis C-F di titik G. Garis bagi AG memotong A-O di H
buat busur A-G. Garis bagi C-G memotong garis O-D.dititik I buat busur G-C. Demikian
seterusnya sehingga terbentang sebuah elips.

Gambar 38

Q. Busur antara Garis dln llusur Lingkaran


Konstruksi busur lingkaran yang digambarkan antara garis dengan garis, busur dengan
busur, busur dengan garis. sangat banyak digunakan dalam menggarnbar suatu komponen. Karena
dalam teknik mesin bentuk-bentuk dari komponen, merupakan suatu kombinasi dari lengkungan
maupun garis lurus. Suatu hal yang penting dan harus dimiliki oleh seorang juru gambar adalah
pengetahuan tentang teknik menggambarkan busur lingkaran itu.
Teknik menggambar suatu busur lingkaran tentu saja tidak lepas dari persoalan bagaimana
mencari titik pusat dari busur lingkaran tersetlut, dengan prinsip pada unsur geometris yang telah
diketahui secara pasti harus dipakai sebagai pedoman.

1. Menggambar.Busur Lingkuran Antara Garis Lurus

a. Busur di antara garis yang tegak lurus busur lingkaran yang berjari-jari R akan digambar di antara
garis yang tegak lurus (gambar 39a). Cara rnenggambarkan adalah seperti pada garnbar 39b dan
39c.

Gambar 39 (a) Gambar 39 (b) Gambar 39 (c)

- Gambar garis p dan q yang berpotongan tegak lurus.


- Buat garis sejajar p dengan jarak R. Demikian pula buat garis sejajar q dengan jarak R.
- Kedua garis tersebut berpotongan di titik t. Buat busur lingkaran (engan titik pusat di t (gambar 39u).

b. Busur di antara dua garis yang mempunyai sudut lancip ( <90 0 ). Cara melukis adalah sama
dengan gambar 4l di atas, hanya di sini sudutnya kurang dari 90 0 (lihat gambar 40a. 40b, dan 40c).

Gambar 40 (a) Gambar 40 (b) Gambar 40 (c) Contoh

c. Busur lingkaran di antara garis yang mempunyai sudut tumpu ( >90 0 ). Cara melukis busur
lingkaran ini juga sama dengan cara-cara di atas, hanya di sini sudutnya lebih besar dari 90 0 (lihat
gambar 4la, 4lb, dean 41c

Gambar 41 (a) Gambar 41 (b) Gambar 41 (c) Contoh


2. Menggambar Busur Lingkuran Antara Busur Dengun Garis

a. Busur lingkaran di antara busur dan garis. Unsur geometri yang diketahui adalah garis I dan busur
lingkaran yang berjari-jari R2. Busur lingkaran yang akan dibuat adalah busur di antara garis I dan
busur lingkiran R2. Buat garis I dan busur lingkaran R2 pada posisi yang benar. Buat garis sejajar I
dengan jarak Rl, dan buat busur lingkaran yang berpusat dengan busur lingkaran R2 dengan jari-
jari R2 + Rl. Garis dan busur tersebut berpotongan di titik t. Titik t adalah pusat busur lingkaran
yang menghubungkan garis I dengan busur lingkaran R2 (Gambar 42a,42b, dan 42c).

Gambar 42 (a) Gambar 42 (b) Gambar 42 (c) Contoh

b. Busur lingkaran di antara garis dan busur yang cekung. Unsur geometrls yang diketahui adalah
garis 1 dan busur lingkaran yang berjari-jari R2 dengan posisi yang benar. Buat garis yang sejajar
dengan garis I dengan jarak Rl, dan buat busur lingkaran yang mempunyai jari-jari R2-Rt dan
sepusat dengan busur lingkaran R2, yaitu di titik m. Garis dan busur lingkaran (Rz-Rl) berpotongan
busur lingkaran Rl yang menghubungkan garis I dengan busur lingkaran R2 Iihat gambar 43a, b
dan c.

Gambar 43 (a) Gambar 43 (b) Gambar 43 (c) Contoh

3. Menggambar Busur Lingkaran di antura Dua Busur Lingkaran

a. Busur cembung diantara dua busur lingkaran. Busur Rl dengan pusat di ml dan busur R2 dengan
pusat m2 adalah bunsur geometri yang diketahui. Jarak antara titik pusat ml dan m2 adalah
tertentu, yaitu L Busur lingkaran yang harus digambar adalah busur cembung R yang mernpunyai
titik pusat di M (gambar 44a). Cara untuk mencari titik pusat T; adalah sebagai berikut; gambar
busur lingkaran Rl dengan pusat di titik mI dan busur lingkaran R2 dengan pusat di titik m2 sedang
jarak ml dan m2 adalah L pada posisi yang benar. Buat busur lingkaran dengan jari-jari (R-Rl)
dengan titik pusat di ml. Buat pula busur lingkaran dengan jari-jari (R-R2) dengan titik pusat di titik
m2. Kedua busur tersebut berpotongan di titik T. Titik T adalah titik pusat busur lingkaran yang
menghubungkan dua busur. Gambar 44c.

Gambar 44 (a) Gambar 44 (b) Gambar 44 (c)


b. Busur cekung di antara dua busur lingkaran. Dalam hal ini menentukan cembung atau cekungnya
suatu busur didasarkan pada arah terhadap kedua titik pusat dua busur lingkaran sebagai unsur
yang diketahui. Busur lingkaran r1 dan busur lingkaran r2 kedua titik pusatnya mempunyai jarak
L. Cara melukisnya adalah sebagai berikut; buat busur lingkaran rl dan r2 dengan pusat di titik ml
dan m2, dengan jarak adalah L pada posisi yang benar. Buat busur lingkaran dengan jarri-jari
(R+rl) dengan pusat di titik m1, buat juga busur lingkaran dengan jari-jari (R+r2) di titik m2. Kedua
busur lingkaran tersebut berpotongan di titik T. Titik T adalah pusat busur lingkaran yang
menghubungkan kedua busur tersebut (lihat gambar 45a, b dan c).

Gambar 45 (a) Gambar 45 (b) Gambar 45 (c)

Contoh

c. Busur lingkaran cekung di an cekung dan cembung.


Busur yang harus dibuat adalah busur yang ber jari-jari R, busur lingkaran yang diketahui adalah
busur r1 dan R2 dengan pusat lingkaran masing-masing di titik A dan B (gambar 46a). Buatlah
busur lingkaran r1 dengan pusat di titik A. dan busur lingkaran R2 dengan pusat lingkaran di titik B
pada posisi yang benar. Buat busur lingkaran vang mempunyai jari-jari (R+r1) dengan titik pusat di
titik A, demikian juga buat busur lingkaran yang mempunyai jari-jari (R2- R). Kedua busur tersebut
berpotongan di titik T (gambar 46b). Titik T adalah titik pusat busur lingkaran yang
menghubungkan busur r1 dan busur R2 (gambar 46c).

Gambar 46 (a) Gambar 46 (b) Gambar 46 (c) Contoh

d. Busur lingkaran yang menghubungkan dua husur lingkaran lebih kecil.


Buatlah busur-busur lingkaran yang telah ditentukan, yaitu busur r1 yang bertitik pusat di D, dan
busur lingkaran r2 yang berpusat di titik E. Buat busur lingkaran yang lain dengan jari-jari (R-r1) dan
busur lingkaran yang lain dengan jari-jari (R+r2), masing-masing titik pusat lingkaran di titik D dan E.
Kedua busur lingkaran tersebut berpotongan di titik T lihat gambar 47b. Titik T adalah pusat busur
lingkaran yang nrenghubungkan dua buah busur lingkaran r1 dan r2 dengan jari-jari R (lihat gambar
47c).
Gambar 47 (a) Gambar 47 (b) Gambar 47 (c) Contoh

LATIHAN

Gambar kembali Gambar perpak kepala silinder di atas Skala I : 2,5 Pertolongan cara mencari titik-
titik pusat tidak perlu dihapus.
Gambar kembali gambar diatas dengan ketentuan sebagai berikut :
Skala 1 : 25
Cara mencari titik pusat tidak perlu dihapus.

Gambar kembali gambar-gambar ini dengan skala 1 : 1

Gambar 50 Gambar 51
Gambar 52 Gambar 53

Gambar 54
BAB IV
PROYEKSI ORTOGONAL
A. Pendahuluan
Bidang yang penting dalam gambar proyeksi adalah bidange tegak dan bidang mendatar.
Maka bidang-bidang tersebut mempunyai sudut siku-siku atau mempunyai sudut 90 0 satu dengan
yang Iain. Bukaan dari semua bidang adalah tidak terbatas, tetapi untuk menggambar yang tepat dan
untuk membantu mempermudah pengertian dalam teori biasanya diberikan batasan-batasan. Bidang
proyeksi dibuat sedemikian transparan atau jelas dan tipis, biasanya dibuat dari kaca atau
semacamnya. Dalarn peragaan untuk belajar bidang proyeksi adalah dari sebuah kubus yang terbuat
dari kaca yang berengsel, sehingga bidang-bidang tersebut dapat
dibuka menjadi satu bidang datar. Gambar 1a adalah sebuah kubus yang terbuat dari kaca, dimana
bidang tersebut dapat dibuka. Kubus tersebut mempunyai enam bidang yaitu bidang depan, bidang
atas, bidang bawah, bidang belakang, bidang samping kanan dan kiri.
Karena bidang-bidang tersebut dibuat dari kaca, maka apabila di dalam kubus tersebut
diletakkan sebuah benda, benda tersebut akan tertihat dari luar, yaitu dari arah manapun juga.
Kemudian benda tersebut diproyeksikan ke bidang-bidang, maka bidang tersebut dinamakan bidang
proyeksi.
Cara untuk membuka bidang-bidang proyeksi itu mempunyai aturan-aturan. Anggap saja
bahwa bidang depan sebagai basis, artinya bidang depan adalah tetap. Bidang atas dibuka ke depan
dengan sudut 900 pula. Bidang samping kanan dibuka ke depan pula dengan sudut 90 0, demikian
juga bidang samping kiri dibuka kedepan dengan sudut 90 0, mengenai bidang belakang dapat
ditempatkan di paling kiri atau paling kanan. Pada gambar bidang belakang ditempatkan ujung paling
kanan. Dapat dilihat bahwa bukaan dari belakang proyeksi yaitu pada gambar lb.

Gambar 1a
Gambar 1b

Gambar 2b. adatah titik P yang terletak diantara tiga bidang. Jarak titik P dengan bidang I adalah X,
jarak titik P dengan bidang II adalah Z, dan jarak titik P dengan bidang III adalah Y. Proyeksi titik P ke
bidang I adalah Pl proyeksi titik P ke bidang II adalah P2 dan projeksi titik P ke bidang III adalah P3.
Bidang tersebut dibuka sehingga membentuk satu bidang datar seperi gambar 2a.

(a) (b)

Gambar 2

Pada gambar 3 titik P terletak diantara tiga buah. Titik P diproyeksikan terhadap bidang
memperoleh titik-titik Pl, P2, P3, P4, P5 dan P6. Tarik garis diagonal dari titik P ke titik P4, dari P ke
P5, dari P ke P6. dari P ke O dan dari O ke P3. (gambar 3a).
Pada gambar 3b ditunjukkan bukaan dari bidang gambar 3a, titik P terletak pada satu bidang,
bila diperlukan jarak diagonal dari titik P ke sumbu x - x dan juga ke titik O, hubungkan titik P dengan
titik O dan ukurkan jaraknya dengan teliti. Titik O sebagai pusat lingkaran, lingkarkan titik P ke sumbu
tegak, kemudian tarik garis mendatar. Dari titik P ditarik garis tegak lurus sehingga mendapatkan titik
Pl. Maka panjang garis Pl.O adalah panjang diagonal dari titik P ke O.
(a) (b)
Gambar 3

Gambar 4 adalah sebuah garis AB yang tergantung di kwadran 1 sejajar dengan bidang mendatar
dan tegak lurus terhadap bidang tegak. Proyeksi garis AB terhadap bidang tegak adalah titik, yaitu
titik Al Bl. Proyeksi garis AB terhadap bidang mendatar adalah garis yaitu garis .A2 B2. Garis A2 B2
adalah suma panjang dengan garis AB.
Gambar 5, sebuah garis AB yang terletak pada kwadran 1 garis tersebut sejajar dengan
bidang mendatar dan juga sejajar dengan bidang tegak. Proyeksi garis tersebut terhadap bidang
datar adalah garis A2 82 dan proyeksi garis tersebut terhadap bidang tegak adalah garis A1 B1.
Garis-garis proyeksi AB adalah sama panjang dengan garis yang diproyeksikan.

Gambar 4 Gambar 5
Gambar 6 Gambar 7

B. Proyeksi Eropa dan Amerika


Ada dua cara yang dapat digunakan dalam menggambar proyeksi, yaitu proyeksi sistem
Eropa dan proyeksi sistem Amerika. Biasanya proyeksi Eropa disebut dengan First Angle Projection
(proyeksi kwadran I). dan proyeksi sistem Amerika disehut Third Angle Projection.
(proyeksi kwadran III)

l. Proyeksi Sistem Eropa (First Angle Projection = Proyrksi Kwadran I)


Untuk mempermudah mengingat tentang proyeksi Eropa ialah bahwa obyek atau benda
terletak diantara penglihat dengan bidang proyeksi. Untuk memproyeksikan benda seolah-olah benda
tersebut didorong menuju bidang proyeksi.
Sebagai contoh pada gambar 8 suatu kubus yang dipotong seperempat terletak diantara
penglihat anak panah dan bidang proyeksi. Dengan cara menarik garis-garis ke bidang proyeksi,
maka proyeksi dari kubus tersebut merupakan bidang segi empat sama sisi.

Gambar 8

Dalam peragaan digunakan tiga hidang proyeksi yaitu bidang depan, atas, samping. Sedang
benda diletakkan dalam ruang kwadran I, diantara bidang proyeksi dan penglihat (gambar 9). Bidang-
bidang proyeksi terletak di belakang benda. Dari gambar dengan jelas bahwa proyeksi untuk
pandangan atas terletak di bawah benda, proyeksi pandangan samping kanan terletak di sebelah kiri
benda.
Guna mempermudah pengamatan maka bidang-bidang proyeksi dibuka sehingga merupakan
satu bidang datar. yang dibatasi oleh sumbu mendatar x - x, dan sumbu tegak y -y. Sekarang dapat
dilihat dengan jelas bahwa letak dari pandangan atas adalah di bawah pandangan depan, dan letak
pandangan samping kanan adalah terletak di sebelah kiri pandangan depan lihat gambar 9.

Dalam gambar l0 ditunjukkan langkah-langkah untuk nrenggambar proyeksi Eropa. Gambar


tersebut adalah sebuah braket yang mempunyai ukuran-ukuran lertentu dalam bentuk isometris.
Tetapi dalam gamhar proyeksi tidak diberi ukuran-ukuran. Karena materi pengukuran itu sendiri
diberikan secara terpisah, lebih baik mempelajari tentang langkah-langkahnya gambar proyeksi,
untuk memperoleh gambar pandangan yang diperlukan.
Langkah pertama untuk menggambar dan untuk nrenghasilkan garis yang baik pada setiap
pandangan adalah dengan menggunakan pensil yang keras sebaiknya pensil H. Pada waktu menarik
garis cara menekannya jangan terlalu keras, hal ini perlu diperhatikan sehingga tidak menghasilkan
garis yang tebal. Sebaiknya dimulai dari pandangan depan dan diberi tanda-tanda atau diukur secara
teliti tentang panjang dan tinggi dari benda tersebut. Kemudian dipindahkan ke pandangan atas
ataupun kepandangan samping.
Dalam menarik garis-garis dari pandangan yang satu ke pandangan yang lain lakukan
dengan hati-hati dan tepat. Perlu dijaga mengenai tebalnya garis dan langkah pertama harus tipis.
Tidak usah khawatir tentang adanya kelebihan garis pada ujung-ujungnya, karena nanti bisa dihapus.
Kemudian ukurkan bagian-bagian yang perlu misalnya garis sumbu, garis batas dan sebagainya.
Sehingga memudahkan untuk memberi garis tebal pada langkah berikutnya.
Selanjutnya untuk memproyeksikan dari pandangrn satu ke pandangan yang lain sebaiknya
diukur, ini adalah penting untuk menghindari kesalahan-kesalahan. Sebagai contoh mengukur 80 mm
itu pada pandangan atas, untuk pandangan depan dan samping tinggal menarik garis-garis proyeksi.
Langkah kedua menentukan titik pusat dari seluruh jari-jari dan juga menentukan pusat-pusat
lingkaran. Kemudian diselesaikan dengan garis-garis tebal dengan menggunakan jangka yang
dipasang pensil lunak biasanya dengan pensil HB. Garis-garis semacam ini sebaiknya diselesaikan
lebih dahulu, karena lebih mudah menyamhungnya dan akan memperoleh hasil yang baik.
Langkah terakhir melengkapi ketiga pandangan dengan garis-garis tebal, dan termasuk garis-
garis putus yang berguna atau ter;lukiti. dinunl perlu dengan menggunakan pensil H.
Sehingga dapat menghasilkan tebal garis yang sama dan baik. Biasanya pensil yang
dipasang pada jangka adalah lebih lunak dari pada pensil yang dipakai untuk menarik garis-garis
tebal. Sebab penekanan pada waktu menggunakan jangka adalah lebih ringan dari pada waktu
menarik garis lurus. Maka perlu diperhatikan pada waktu menarik garis yaitu bahwa tebalnya harus
sama untuk garis-garis yang sejenis. Bagi juru gambar yang profesional dapat menggunakan pensil
hanya satu jenis saja untuk menyelesaikan suatu gambar karena ia sudah berpengalaman, sehingga
untuk rnembuat garis tebal maupun tipis hanya mengatur cara menekan pensil saja
Garnbar 14 berikut ini adalah contoh-contoh gambar pandangan benda dalam proyeksi orthogonal
kwadran 1

Gambar 14
2. Proyeksi Amerika (Third Angle Projection)
Proyeksi Amerika disebur juga "the third angle projection" karena benda ada pada kwdran III.
Dalam proyeksi ini, benda ada didepan bidang proyeksi. Jadi bidang proyeksi ada di antara penglihat
dengan benda. Untuk memproyeksikan benda pada bidang proyeksi, benda seolah-olah ditarik ke
arah bidlng proyeksi. Garis-garis sinar proyeksi ditarik dari setiap titik E menuju ke bidang proyeksi.
(gambar l7).
Kalau bidang-bidang proyeksi yang merupakan bidang transparan itu dibuka, maka
pandangan bawah akan terletak di bawah pandangan depan, pandangan kiri terletak di sebelah kiri
pandangan depan. Demikian juga pandangan-pandangan yang lainnya, akan terletak pada tempat
semestinya. Jadi proyeksi Amerika merupakan kebalikan dari sistem Eropa.

Gambar 17
Gambar 18
Gambar-gambar berikut ini adalah contoh-contoh gambar proyeksi dalam proyeksi kwadran III.
(Proyeksi Amerika).
C. Memilih Pandangan Depan
Seperti yang telah diuraikan di depan bahwa pandangan reguler dari proyeksi ortogonal bisa
terdiri dari pandangan depan, belakang, atas, bawah, samping kiri dan samping kanan. Dari enam
macam pandangan reguler itu maka yang paling penting adalah pandangan depan. Sebelum
menentukan pandangan-pandangan yang lain maka pertama kali yang harus ditentukan adalah
pandangan depan.
Pengertian pandangan depan dalam bidang gambar teknik mempunyai arti khusus, tidak
seperti pengertian-pengertian sehari-hari.
Dengan pandangan depan, maka deskripsi tentang karakteristik benda, bentuk dan ciri-ciri
utama benda harus sudah bisa ditunjukkan dengan jelas. Dengan kata lain pada pandangan depan
harus mengandung informasi sebanyak-banyaknya tentang benda. Pandangan depan untuk
menggambar paku sekrup lebih baik dipilih dari arah memanjang, demikian juga untuk gambar
sebuah baut. (lihat gamhar 20). Karena dari arah ini orang sudah.mengetahui ciri obyek tersebut,
justru kalau digambar dari arah mata paku atau dari arah kepala baut, orang akan sulit untuk
nrengatakan bahwa benda tersebut adalah paku atau baut.

Demikian juga untuk mobil akan lebih tepat bila pandangan depan diambil dari arahsamping,
bukan dari arah depan mobil. (Gambar 2l).

D. Menentukan Jumlah Pandangan


Seperti telah diuraikan di sub bab C bahwa pandangan reguler suatu benda bisa terdiri, dari
enam pandangan yaitu pandangan depan, belakang atas bawah, samping kanan dan samping kiri
bila benda.tersebut bentuknya sangat kompteks. Tetapi bila bentuk benda itu sederhana, maka
kadang-kadang hanya cukup digambar dalam satu pandangan saja, yaitu pandangan depan. Karena
dengan pandangan depan saja sudah dapat menunjukkan dengan jelas bentuk benda, sehingga
identitas benda sudah dapat dimengerti.
Gambar 22(a), 22(b), 22(c) masing-masing adalah sebuah baut, paku dan ring hanya
memerlukan satu pandangan saja, yaitu pandangan depan.

Sebuah poros spline seperti garnbar 23(a) mernerlukan dua pandangan saja yaitu pandangan
depan dan atas (gambar 23 b).
Sebuah benda dengan bentuk yang cukup rumit seperti gambar 24a, memerlukan tiga
pandangan, yaitu pandangan depan, atas dan samping kiri. Demikian juga sebuah pendukung seperti
gambar 25a, memerlukan tiga buah pandangan, yaitu pandangan depan, atas dan samping kiri.

Gambar 24

Gambar 25

Dengan demikian rnaka jumlah pandangan yang diperlukan adalah tergantung dari rumit dan
tidaknya bentuk benda. Yang penting adalah bahwa memberikan informasi yang lengkap dari sebuah
benda melalui gambar proyeksi ortogonal merupakan tugas pokok bagi pembuat gambar.
LATIHAN

1. Petunjuk
Diberikan gambar no. I sampai no. 4 dan no. A sampai no. F. Setiap nomor terdiri dari
pandangan-pandangan muka. atas, samping dalam proyeksi kwadran I (Eropa) maupun kwadran III
(Amerika). Setiap nomor ada gambar yang ditunjukkan tidak lengkap, karena ada sebagian yang
belum digambar. Lengkapilah detail yang belum digambar tersebut.
3. Gambar no. I sampai dengan no. l0 adalah gambar pandangan-pandangan dalam proyeksi
ortogonal dari suatu benda, yang ditunjukkan hanya dua pandangan saja. Lengkapilah pandangan
yang ketiga, pandangan yang dihilangkan pada kotak yang tersedia.

Gambar 28
4. Petunjuk: Lengkapilah gambar pandangan yang belum lengkap. Pastikan bahwa
yang sudah digambar adalah benar. (lihat contoh pada gambar 2g)

Gambar 29
5. Lengkapilah pandangan-pandangan berikut ini dengan.menggambar garis-garis belum digambar
dan gambarlah pandangan yang ketiga. Pastikan bahwa garis-garis yang sudah digambar adalah
benar.

Gambar 30
6. Cocokkan gambar bentuk pada kotak atas dengan gambar-gambar pandangan yang sesuai.
Berilah huruf pada gambar pandangan ortogonal sesuai dengan nomor anda.

Gambar 31
7. Gambar 32 dibawah ini adalah gambar bentuk dari sebuah kamera. Buatlah gambar pindangan
ortogonalnya meliputi pandangan depan, atas dan samping kanan dalam proyeksi kwadran III.
Skala I : l

Gambar 32

8. Di bawah ini adalah gambar bentuk sebuah timbangan. Buatlah gambar proyeksi ortogonal
kwadran III, meliputi pandangan depan samping dan atas Skala I : 2.
9; Gambar 34. Dibawah ini adalah gambar sebuah kaki pendukung. Buatlah proyeksinya dalam
proyeksi kwadran I meliputi pandangan depan, samping dan atas. Skala I : 2.

Gambar 34
10. Lengkapilah pandangan-pandangan berikut dengan menggambar garis-garis yang belum
digambar dan gambarlah pandangan yang ketiga. Pastikan!ah bahwa garis-garis yang
sudahdigambar adalah benar.

Gambar 35
LATIHAN No. 11

Gambar 36 : Buatlah gambar pandangan-pandangan utamanya, yaitu pandangan depan, atas,


samping dalam proyeksi kwadran I dari sebuah penjepit pahat, dengan Skala 1 : 1

Gambar 37 : Buatlah gambar pandangan depan, atas dan samping dari sebuah Blok Kontrol
seperti pada gambar dalam proyeksi Kwadran III.
Pandangan depan dari arah panah D. Skala I :25.

Gambar 38 : Buatlah gambar pandangan utama dari sebuah Bantalan Soket seperti pada
gambar, dalam Proyeki Kwadran I dan III.
Pandangan depan dari arah panah D. Skala I : l.

Gambar 39 : Buatlah gambar pandangan depan, atas, samping kiri dari sebuah Rumah Pahat
seperti gambar dalam Proyeksi Kwadran I dan III.
Pandangan depan dari arah panah D. Skala I : l.

Gambar 40 : Gambar 34 adalah gambar sebuah Bantalan Pintu.Gambarlah pandangan depan,


atas dan samping dalam proyeksi Kwadran I.
Pandangan depan dari arah panah D. Skala I : l.

Gambar 4l : Gambarlah pandangan utama dari sebuah Klem Senter seperti gambar ini, dalam
Proyeksi Kwadran I dan III.
Pandangan depan dari arah panah. Skala I : l.

Gambar 42 : Diberikan gambar pandangan depan dan samping dari sebuah Cakera Bantalan
Kartel seperti berikut.
Gambarlah kembali gambar tersebut dalam Proyeksi Kwadran I dengan skala I : l.
Pelajari dahulu sistem Proyeksi apa yang dipakai dalam gambar tersehut.
BAB.V
GAMBAR BENTUK
Proyeksi ortogonal yang telah dibahas di Bab IV di depan dapat menunjukkan bentuk-bentuk
benda yang .kompleks secara teliti, dengan menampilkan pandangan-pandangan bagian luar dari
benda maupun pandangan potongan benda. Namun, dalam menunjukkan suatu benda proyeksi
ortogonal mempunyai kelemahan-kelemahan, antara lain adalah untuk dapat membuat pandangan-
pandangan suatu benda orang harus menguasai prinsip-prinsip proyeksi pandangan majemuk.
Kelemahan lain adalah untuk dapat membaca gambar pandangan benda dalam proyeksi ortogonal
seseorang memerlukan latihan-latihan untuk mengembangkan kemampuan imajinasi konstruktif.
Di dalam kehidupan sehari-hari masyarakat sering memerlukan gambar yang mudah
dimengerti dan mudah dibaca. Untuk itu maka diperlukan gambar untuk keperluan mempresentasikan
ide rancangan yang akurat, sekaligus secara ilmiah dapat dibenarkan dan secara mudah dapat
dibaca oleh orang. Gambar tersebut juga harus dapat menunjukkan bentuk benda dari beberapa
muka benda, dengan bentuk pandangan yang mendekati bentuk benda aslinya. Gambar ini disebut
gambar bentuk.
Gambar bentuk tidak dapat menunjukkan bentuk benda yang kompleks secara sempurna.
Hal ini yang merupakan kekurangan dari gambar bentuk. Oleh karena penggunaan secara
bersamaan dengan gambar pandangan ortogonal akan dapat saling melengkapi dan memberikan
informasi yang jelas tentang bentuk benda. Gambar 1 adalah gambar bentuk sebuah rumah tinggal
yang digunakan dalam perancangan dan ilustrasi. Sedangkan gambar 2 adalah gambar bentuk dari
komponen-komponen pada mesin bubut. Gamtrar ini dapat menunjukkan dengan jelas bagian-bagian
dan dengan mudah dapat dikenali cara perakitannya.

Ada beberapa tipe Gambar Bentuk, yaitu :


A. Gambar Aksonometri
B. Gambar Oblik (Gabar miring)
C. Gambar Perspektif.

Perbedaan prinsip masing-masing proyeksi, termasuk proyeksi ortogonal dapat dilihat pada
gambar 3. Posisi benda pada proyeksi ortogonal dan proyeksi oblik (miring) adalah sama. Bidang-
bidang utama benda menghadap dan sejajar dengan bidang proyeksi. Posisi garis-garis proyeksi
terhadap bidang proyeksi tidak sama.

Gambar 1

Gambar 2
Gambar 3

Pada Proyeksi ortogonal garis-garis proyeksi sejajar dan tegak lurus bidang proteksi.
Sedangkan pada proyeksi oblik garis-garis proyeksi sejajar tetapi tidak tegak lurus bidang proyeksi.
Proyeksi aksonometri benda terletak sedemikian rupa sehingga sudut sumbu--sumbunya
sama. Dalam hal ini benda tidak sejajar bidang proyeksi. Tetapi, garis-garis proyeksi sama dengan
pada proyeksi ortogonal, yaitu saling sejajar dan tegak lurus bidang proyeksi. Pada proyeksi
perspektif garis proyeksi menuju satu titik, yaitu titik lenyap

A. GAMBAR AKSONOMETRI
Prinsip dari gambar Aksonometri adalah bahwa posisi benda miring terhadap bidang proyeksi
reguler. Karena sisi-sisi utama dari benda miring terhadap bidang proyeksi, maka panjang garis,
besarnya sudut dan proporsi sisi-sisinya secara umum dari benda berbeda-beda dan bervariasi
secara tidak terbatas. Ada tiga macam Gambar Aksonometri, yaitu : Isometri, Dimetri dan Trimetri.

1. Gambar Isometri
Kata 'Isometri' berarti dengan ukuran yang sama. Dalam proyelsi Isometri benda ditempatkan
sedemikian rupa sehingga sisi-sisi utama sumbu-sumbu utama membentuk sudut yang sama
terhadap bidang proyeksi sehingga skala pemendekkan sisi-sisinya juga sama (tihat gambar 30). Bila
dengan posisi demikian, benda tersebut bila diproyeksikan akan membentuk sudut yang sama, yaitu
sudut sumbu memanjang dan sumbu melebar kurang-lebih 30 0 sehingga bila suatu balok dengan
bentuk empat persegi panjang digambar dalarn gambar Isometri dapat dilihat pada gambar 4. Dalam
hal ini agar mudah membuat gambarnya maka sudut-sudutnya dibuat masing-masing 30 0
Gambar 4

Pada Gambar 5, ditunjukkan gambar pandangan ortogonal dan gambar isometrinya.


Gambar 5(a) adalah gambar pandangan ortogonal dan gambar 5(b) adalah gambar Isometrinya.

Prosedur Membuat Gambar Isometri


Pada gambar 6 ditunjukkan gambar pandangan dalam proyeksi ortogonal pada Kwadran III.
Dari gambar ini akan dibuat gambar Isometrinya. Cara membuat gambar Isometri ikutilah langkah-
langkah berikut ini :

1. Gambar kotak Isometrinya (lihat gambar 7) sudut-sudut kemiringan sumbu-sumbunya adalah 30 0.


Ukurkan panjang, lebar dan tingginya benda dengan skala I : l. Gambarlah dengan garis tipis
terlebih dahulu.

2. Lihat gambar 7b. Dari gambar 6 tadi ukurlah panjang a, b, c, d dan e pada gambar 7, dan buatlah
garis-garis tipis yang menghubungkan batas-batas panjangnya masing-masing sebagai
pertolongan seperti gambar 7b itu.

3. Bila langkah ke 2 sudah selesai maka tebalkanlah garis-garis bendanya, dan hapuslah garis-garis
tipisnya yang tidak diperlukan lagi sehingga dapat diperoleh gambar 7c.
Gambar 7

Lingkaran Dalam Garnbar Isometri


Pada gambar 8(a) ditunjukkan gambar lingkaran di dalam bujur sangkar, dan
gambar 8(b) adalah gumbar Isometrinya, yang berbentuk Elips dalam belah ketupat.
Langkah pembuatan gambarnya sebagai berikut :

a. Buatlah sumbu-sumbu Isometrinya yang membentuk sudut 30 0 dengan garis-garis tipis. Ukurkan
diameter D pada sumbu-sumbu tersebut sehingga diperoleh gambar bentuk belah ketupatnya.

b. Carilah titik-itik tengah sisi belah ketupat.

c. Buatlah garis diagonalnya.

d. Hubungkan titik-titik tengah sisi belah ketupat dengan titik C 1.

e .Buatlah busur dengan jari-jari R dari titik C 1

f. Buatlah busur kecil dengan jari-jari r di titik C2, masing-masing di sebelah kiri dan sebelah kanan.
Dengan demikian maka Elips Isometri sudah tergambar.

Busur Filet Pada Gambar Isometri


Gambar 9a adalah gambar penampang benda yang digambar dalam gambar proyeksi
ortogonal, yang mempunyai busur filet dengan jari-jari R, dalam proyeksi ortogonal. Dan Gambar 9b.
adalah gambar benda tersebut dalam Isometri. Langkah pembuatan gambarnya sebagai berikut :

a. Buatlah sumbu-sumbu Isometrinya dengan garis tipis terlebih dahulu. Ukurlah panjangnya dari
gambar 9a. kemudian buatlah bentuk kotak Isometrinya.
b. Dari titik A ukurlah panjang R dan didapatkan titik 3 dan titik 4. Dari titik 3 dan 4 garis tegak lurus
sisi-sisinya. Garis tersebut berpotongan di titik C 2
c. Dari titik C2, buatlah busur lingkaran dengan jari-jari R
d. Lakukan hal yang sama seperti langkah b dan c untuk membuat busur filet di titik C 1.

Kurve Dalam Gambar Isometri


Gambar 10a adalah gambar pandangan ortogonal dari benda yang mempunyai bentuk kurve
dan gambar 10b adalah gambar Isometrinya. Cara membuat gambar Isometrinya adalah sebagai
berikut :

a. Buatlah sumbu-sunrbu Isometrinya, masing-masing sumbu lebar dan sumbu panjang dengan
kemiringan 300.
b. Bagilah bagian kurve pada gambar 10a ke dalam beberapa bagian dan beri nomor.0, l, 2, 3,dst.
c. Buatlah garis-garis baginya yaitu 0-0l', 1-1’ , 2-2' dst.
d. Ukurlah tebal H dan panjangnya dalam gambar 10b dan buatlah kotak Isometrinya.
e. Ukurlah pembagian dari gambar 10a dan buatlah garis-garis baginya. Ukurlah panjang 0-0 ’, 1-1’,
2-2’, dst. Pada garis-garis bagi yang sesuai.
f. Hubungkan titik-titik 0’, 1’, 2’, 3’ dst hingga terbentuk kurve seperti gambar 10b

Gambar 10

Gambar 11 dan 12 adalah contoh-contoh gambar Isometri yang digambar berdasarkan gambar
pandangan ortogonalnya.
Gambar 11lb adalah gambar Isometri dari sebuah benda tabung berlubang yang digambar
berdasarkan bentuk pandangan benda dalam proyeksi ortogonal gambar 11a.
Gambar 11

Gambar 12b adalah gambar isometric dari sebuah benda yang mempunyai lubang dengan bentuk
bujur sangkar. Gambar 12a adalah gambar benda dalam gambar pandangan orthogonal di mana
pandangannya digambar secara tidak lengkap. Pada pandangan sampingnya tampak ada kemiringan
bidang sampingnya.

Gambar 13 di bawah adalah gambar Isometri sebuah katup dalam penampang potong yang
berbeda.
2. Gambar Dimetri
Prinsip proyeksi Dimetri adalah sama dengan proyeksi Isometri. Pada proyeksi dimetri benda
diletakkan pada posisi sedemikian rupa sehingga posisi dua buah sumbu mempunyai sudut yang
sama (lihat gambar 14).

Sudut AOC = BOC


Skala pendekatan sumbu OA dan OB adalah sama dan besarnya tergantung dari sudut OA dan OB.
Sudut AOC dan BOC besarnya bisa bervariasi, demikian juga sudut dan sehingga skala
perpendekkan sumbu-sumbu juga bervariasi.

Contoh Gambar Dimetri seperti gambar 15 berikut. Gambar l5a adalah contoh salah satu Gambar
Dimetri sebuah kotak. Agar skala perpendekan sumbu AO, BO = I dan OC = 0,75, maka sumbu AO
dan BO membentuk sudut 370 30' (lihat gambar l5b).

Gambar 15
Contoh lain dari gambar Dimetri adalah seperti gambar 16 berikut. Gambar 16 adalah gambar Dimetri
dengan sudut-sudut dan sumbu-sumbunya yang tertentu. Gambar 17 adalah gambar Dimetri yang
pada umumnya banyak dipraktekkan. Dalam hal ini agar sumbu AO dan OC skala perpendekannya I
dan sumbu BO = 0,5, maka sudut ∝ = 70 30' dan sudut β = 450. Bila kita menggunakan mal dimetri
yang biasanya tersedia dipasaran maka sudut ∝ - 110 dan sudut β = 390, dengan demikian yang
mendekati sudut itu adalah gambar 17.

3. Gambar Trimetri
Proyeksi Trimetri adalah sebuah proyeksi aksonometri dari suatu obyek yang ditempatkan
sedemikian rupa sehingga hasil proyeksi obyek tersebut tidak ada satupun sudut yang dibentuk oleh
sumbu-sumbu yang mempunyai harga yang sama. Gambar trimetri lebih fleksibel dibandingkan
dengan gambar Isometri atau Dimetri sebab banyak pilihan untuk menentukan sudut sumbu-
sumbunya. Beberapa kombinasi sudut kemiringan sumbu-sumbunya dapat dilihat sebagai berikut :

Gambar 18

Gambar l8a, sudut kemiringan sumbu ke kiri 15 0 dan kekanan 450. Posisi ini bisa dibalik, yaitu yang
sumbu ke kiri 450, sedangkan yang ke arah kanan 15 0. Gambar l8b sebaiknya tidak digunakan bila
bagian atas ada bentuk elips yang harus digambar. Dan bila ada Elips pada bagian atas, gunakan
Gambar 8e.
B. GAMBAR OBLIK
Istilah Oblik berasal dari istilah asing "Oblique" yang berarti miring terhadap lebih dari satu
bidang proyeksi. Dalam buku ini sengaja digunakan istilah oblik untuk membedakan dengan istilah
miring terhadap suatu bidang, sedangkan istilah oblik rnengandung pengertian lebih luas atau
mengandung pengertian miring terhidap lebih dari.satu bidang proyeksi.
Bila suatu benda diletakkan di depan bidang proyeki dan pengamat pada posisi tertentu
melihat benda, sehingga seolah-olah sinar-sinar proyeksi saling sejajar menuju ke bidang proyeksi
dengan membentuk sudut, maka gambar yang dihasilkan adalah merupakan gambar proyeksi oblik.
Lihat Gambar 19 berikut.

Gambar 19

Ada dua macam gambar oblik, yaitu oblik cavalier dan oblik cabinet. Bila semua sumbu oblik
digambar dengan skala perpendekkan l, maka disebut oblik cavalier. Sedangkan bila sumbu
miringnya digambar dengan skala perpendekan 0,5 dan yang lainnya 1,0 maka disebut gambar oblik
cabinet.
Gambar oblik cavalier dari sebuah balok bertingkat dapat dilihat pada gambar 20 dan contoh
gambar oblik cabinet adalah seperti gambar 21. Sudut kemiringan dari sumbu miring besarnya bisa
300, 450, atau 600, baik untuk gambar oblik cavalier maupun gambar oblik cabinet.

Gambar 21
Pemilihan sudut kemiringan sumbu sebaiknya disesuaikan dengan bentuk benda, dan
proporsi ukuran panjang dan lebarnya. Ukuran benda yang mempunyai proporsi ukuran panjang lebih
besar dibandingkan dengan proporsi ukuran lebarnya, akan lebih baik bila digambar dengan sudut
300. Dengan kata lain juru gambar harus secara tepat.dapat memilih sudut dan jenis gambar obliknya
agrar gambar yang dihasilkan baik dan serasi.
Pada gambar 22, disajikan beberapa posisi kemiringan sumbu yang dapat dipilih, sesuai
dengan bagian mana atau hidang yang mana yang akan ditunjukkan secara dominan.

Gambar 22. Berbagai Posisi Sumbu pada Gambar Oblik

Bila ada bentuk lingkaran dalam benda yang akan digambar dalam gambar oblik, sebaiknya
lingkaran tersebut terletak di bidang depan atau pada sumbu yang mendatar. Dengan demikian dapat
dihindari gambar lingkaran dalam bentuk elips. Tetapi, bila hal ini tidak dapat dihindari maka lingkaran
tersebut harus digambar dalam bentuk elips.
Gambar 23 adalah elips dalam gambar oblik. Cara membuat gambar elips dalam gambar
oblik ikuti langkah-langkah berikut: (lihat gambar 23).

1. Buatlah gambar oblik bujur sangkar dengan sudut 300, dengan demikian akan berbentuk belah
ketupat. Tentukan titik tengah sisi-sisinya, dan hubungkan titik-titik tersebut dengan garis tipis,
maka akan didapat pula titik tengah belah ketupat itu. Buat lingkaran dengan garis tipis yang
pusatnya di titik 0.

2. Buatlah garis tipis dari titik 2 tegak lurus garis b-b, dan buat pula garis tipis dari titik Q tegak lurus
sumbu a-a. Kedua garis ini berpotongan di M2 (lihat gambar 23b).

3. Buat garis tipis dari titik I tegak lurus sumbu b-b dan garis tipis dari titik Q, tegak lurus sumbu a-a.
Kedua garis ini berpotongan di titik M1.

4. Garis-garis dari titik 1 berpotongan dengan garis dari titik Q 2 di titik m2. Dan garis dari titik 2
berpotongan dengan garis dari titik Q1 di titik m1

5. Buat busur lingkaran dengan garis tebal yang berpusat di titik M 1 dengan jari-jari R1 dari titik 1
sampai titik Q1. Buat pula busur lingkaran dengan garis tebal yang berpusat di M 2, dengan jari-jari
R2, mulai dari titik 2 sampai titik Q2.

6. Dengan pusat di m1, huatlah busur lingkaran dengan jari-jari r1, mulai dari titik Q, sampai titik 2. Dan
buat lingkaran dari m2 dengan jari-jari r2, mulai dari Q2 sampai titik 1.

7. Dengan demikian akan dihasilkan gambar elips pada gambar oblik.


Ganrbar: 23

Gambar 24 berikut ini adalah gambar oblik cavalier dari sebuah benda. Gambar 24a adalah
gambar pandangan proyeksi ortogonal dari benda tersebut. Dan gambar 24b adalah gambar
bendanya dalam gambar oblik cavalier.

Gambar 24

C. GAMBAR PERSPEKTIF
1. Prinsip Umum Gambar perspektif
Proyeksi Perspektif disebut juga proyeksi sentral karena garis-garis proyeksi berasal dari satu
titik. Prinsip proyeksi perspektif tampak lebih alami atau lebih natural karena gambar yang dihasilkan
karakteristiknya hampir sama dengan apa yang dihasilkan oleh pandangan manusia, yaitu bahwa
semakin jauh obyek dari penglihatan maka obyek tersebut kelihatan semakin kecil.
Gambar yang dihasilkan dari proses fotografi secara geometri juga merupakan gambar
perspektif. Gambar perspektif banyak digunakan dalam bidang arsitektur, rancangan-rancangan
teknik dan ilustrasi.
Ada beterapa elemen yang penting daram gambar perspektii yaitu :
a.TitikPenglihat (TP)
b. Benda atau obyek (O) :
c. Bidang Proyeksi (BP)
d. Garis-garis proyeksi
e. Garis Tanah (GT)
f. Garis Horison (GH) dan Bidang Horison (BH)
g. Titik Lenyap (TL)
Dalam gambar 25 ditunjukkan prinsip gambar perspektif. Bila pada suatu pagi yang cerah
dan lengang, anda berdiri di tengah-tengah jalan lurus dan melihat lurus kedepan, maka akan tampak
bahwa jalan tersebut akan semakin jauh akan semakin menciut dan akhirnya lenyap. Demikian juga
pohon-pohon perindang jalan yang telah dipotong rapi dan sama tingginya semakin jauh dari anda
akan semakin pendek dan akhirnya lenyap menjadi sebuah titik.

Gambar 25

Garis Horison (GH) adalah garis yang lurus yang ditarik melewati titik penglihat. Jadi, jarak
antara garis tanah dengan garis horison adalah sama dengan tinggi dari tanah sampai penglitat. Pada
gambar itu juga terlihat bahwa garis-garis yang semestinya sejajar akan terlihat menuju satu titik pada
garis horison, yaitu disebut dengan titik lenyap (TL).
Pada gambar 26 ditunjukkan secara tebih jelas posisi penglihat (anda), garis horizon (GH)
dan garis tanah (GT).Titik posisi di mana anda berdiri disebut titik penglihat (TP). Tanah di mana anda
berpijak untuk berdiri disebut dengan Garis Tanah (GT). Sedangkan BP adalah bidang proyeksi atau
bidang imajiner dan terletak antara anda dengan obyek. Bila obyek diproyeksikan ke bidang proyeksi
dengan cara menarik garis dari atas dan puncak obyek menuju ke satu titik TP maka akan terdapat
gambar proyeksi.pada bidang proyeksi, yaitu garis 1”-I”, untuk obyek nomor 1, dan garis 2'-2' untuk
obyek nomor 2, dengan demikian seterusnya.

Gambar 26

2. Lokasi dan Posisi Benda


Bidang proyeksi (BP) pada umumnya diletakkan di depan benda. Tetapi, kadang-kadang juga
bisa diletakkan di belakang bidang proyeksi. Semakin jauh jarak antara bidang proyeksi dan benda
maka gambar proyeksi perspekstifnya akan semakin kecil. Penampilan gambar proyeksi tergantung
dari posisi benda terhadap garis horison. Penentuan posisi benda terhadap garis ini sebaiknya
disesuaikan dengan pentingnya informasi yang akan diperoleh dari benda tersetrut. Bila benda
diletakkan di bawah garis horison maka bagian atas benda akan tampak jelas. Bila akan ditampilkan
bentuk dari bagian bawah benda maka benda diletakkan di atas garis horison.

3. Perspektif Satu Titik


Dalam proyeksi perspektif satu titik, hanya memiliki satu titik lenyap. Gambar 27
menunjukkan gambar peripektif dari sebuah garis. Jarak bidang proyeksi dengan garis adalah 20 mm,
jarak penglihat dengan bidang proyeksi 50 mm, tinggi penglihat 25 mm.
Cara membuat gambar perspektifnya sebagai berikut:
a. Tentukan titik penglihat (TP) yang berjarak 50 mm dari bidang proyeksi (BP), dan posisi.TP
kira-kira ada di tengah- tengah obyek.
b. Buatlah garis GH dan garis GT yang berjarak 25 mm. Kemudian tentukan titik lenyap (TL)
yang segaris dengan TP.
c. Tirik garis dari titik A ke titik TP dan garis dari titik B ke titik TP. Garis dari A memotong garis BP di
titik 3 dan garis dari B memotong di titik 4.
d.Tarik garis Iurus ke bawah menuju ke GT dari titik A dan B. Garis tersebut memotong GTdi titik 1
dan 2.
e. Tarik garis ke bawah menuiu ke GT melalui titik 3 dan 4. Begitu juga tarik garis dari titik 1 dan 2
menuju ke titik TL. Maka garis dari titik 3 akan berpotongan dengan garis-garis dari titik1I ke TL
dititik A', dan garis dari titik 4 akan berpotongan dengan garis dari titik 2 yang menuju ke titik TL di
titik B'.
f. Hubungkan titik A' dan B', dan garis A'-B' inilah yang merupakan proyeki dari garis A-B.

Gambar 27. Gambar Perspektif satu titik dari sebuah Garis

Gambar 28 adalah gambar perspektif satu titik dari sebuah balok. Benda berjarak X di depan
bidang proyeksi. Tinggi bendanya adalah H. Langkah membuat gambar perspektifnya sama dengan
pada gambar 26, hanya saja karena ini merupakan balok dengan bentuk seperti itu maka mempunyai
titik yang banyak sehingga diperlukan langkah yang lebih banyak. Karena benda terletak di depan
bidang proyeksi dengan jarak X, maka pada gambar perspektifnya bidang depan dari benda
mempunyai ukuran yang tebih kecil dari aslinya
Gambar 28

4. Perspektif Dua Titik


Gambar pelspektif dua titik adalah gambar perspektif yang mempunyai dua titik lenyap.
Gambar perspektif dua titik biasanya digunakan untuk gambar arsitektur, gambar jembatan, gambar
bendungan dan gambar-gambar konstunksi lainnya. Cara membuat gambar perspektif dua titik
mengikuti langkah-langkah berikut: (lihat gambar 29).
a. Tentukan bidang proyeksi BP.
b. Gambar pandangan atas benda.yang akan digambar dan posisinya dibuat miring ke kanan 30 0
terhadap BP.
c. Tentukan titik penglihat (TP). Penentuan titik TP tidak pasti, tetapi untuk kemudian dalam
menggabar maka TP terletak segaris dengan titik keseimbangan benda. Dengan membuat
diagonal maka dapat ditentukan titik keseimbangan benda.
d. Tentukan titik lenyap (TL). Lihat gamhar 29b. Buat garis sejajar AD melalui titik penglihat (TP) dan
garis sejajar AB rnelatui TP. Maka garis tersebut memotong garis bidang proryeksi (BP) di titik
B'dan A'. Dari titik A' dan B' tarik garis ke bawah menuju ke garis horison
Dan memotong GH dititik TL Kr (titik lenyap kiri) dan TL Kn (titik lenyap kanan).
e. Buat gambar proyeksi perspektifnya. Tinggi EF sama dengan tinggi dari balok karena sisi ini
menempel pada bidang proyeksi (lihat.gambar 29c)
Gambar 29

Gambar 30 dan 31 contoh-contoh gambar perspektif dua titik yang dipakai untuk
mempresentasikan benda-benda. Gambar 33 adalah gambar sebuah rumah tinggal yang digambar
dalam gambar perspekrif dua titik.
Gambar 30

Gambar 31
Gambar 33
Gambar Perspektif Rumah Tinggal
Skala 2 : 1. Ukuran diukur langsung pada gambar

Gambar 35
3. Dari gambar-gambar pandangan-pandangan artogonal berikut ini, buatlah gambar obtiknya,
dengan sudut 450.
Skala 2 : l. Ukuran diukur langsung pada gambar.

Gambar 36

4. a. Dari gambar 37 berikut ini buatlah gambar abliknya Skala I : I


b. Dari gambar 38 buatlah gambar obliknya. Kemiringan gambar dimulai dari sudut yang
ditunjukkan oleh anak Panah.
Gambar 37

5. Gambar berikut ini gambarlah kembali dalam gambar isometri skala 1 : 5

Gambar 39
BAB VI
PANDANGAN POTONGAN
A. Maksud Pandangan Potongan
Banyak benda-benda teknik yang mempunyai bentuk yang luar rumit, baik bentuk bagian
maupun bagian dalam benda. Kerumitan bentuk bagian Iuar bisa ditunjukkan dengan pandangan
reguler (pandangan depan, atas, samping, dsb), dan mungkin ditambah pandangan pertolongan.
Namun untuk kerumitan bentuk bagian dalam benda yang biasanya terhalang oleh bidang luar maka
tidak bisa ditunjukkan dengan jelas melalui pandangan orthogonal regular itu.
Agar bisa menunjukkan bentuk bagian dalam benda, maka benda tersebut harus diiris atau
dipotong. Gambar 1 adalah gambar sebuah kran air yang mempunyai bentuk bsgisn luar seperti itu,
ada bentuk bagian dalam dan mekanisme pengaturan air yang cukup rumit yang tidak bisa tampak.
Dengan demikian dibutuhkan pandangan yang bisa menunjukkan dengan jelas bagian dalamnya ,
yaitu dengan pandangan potongan.

Gambar 1

Dalam pandangan potongan seolah-olah kran air itu dipotong menjadi dua bagian yang sama
dan simetris, sehingga bisa menunjukkan bagian dalam kran air dengan jelas (lihat Gambar 2).

Gambar 2

Pandangan potongan dapat memberikan gambaran sebuah obyek yang telah dipotong
dengan membuang bagian benda yang ada di depan yang menghalangi bidang yang akan
ditunjukkan. Bagian depan benda yang dipotong dan dibuang itu hanya dalarn imajinasi kita. Oleh
karena itu, pada waktu membuat gambar potongan bayangkan bahwa benda itu dipotong dengan
digergaji kemudian bagian depannya diambil (lihat Gambar 3).
Gambar 3

B. Jenis-jenis Pemotongan
Ada tiga jenis cara pemotongan benda, yaitu potongan seluruh, potongan seporo dan
potongan lokal. Potongan seluruh bila bidang atau garis potong memotong seluruh penampang
benda dari tampak depan, seperti tampak pada Gambar 4.

Gambar 4

Potongan separo bila garis potong memotong seperempat bagian dari benda atau separo
penampang benda dari tampak depan (lihat Gambar 5 dan Gambar 6).

Gambar 5
Gambar 6

Sedangkan pandangan potongan lokal bila hanya sebagian kecil saja dari benda itu yang
dipotong. Cara pemotongan ini lebih sederhana atau efisien dibandingkan dua cara pemotongan yang
terdahulu. Cara ini juga dapat digunakan untuk nrenunjukkan bagian bentuk benda yang spesifik,
misalnya lubang ukir. counter-bor, counter sink dan sebagainya ( Iihat gambar 7 dan 8).

Gambar 7 Gambar 8

C. Bidang Potong
Bidang potong adalah bidang yang memotong benda. Bidang potong ini dapat dibayangkan
sebagai bidang gergaji yang membelah benda. Pada pandangan potong ini biasanya hanya
digambarkan sebagai suatu garis. Pada pemotongan seluruh bidang potong digambar sebagai suatu
garis strip titik yang berujung strip yang ditebalkan. Dan biasanya diberi huruf A, B atau C dan
sehagainya. Bentuk bidang potong dapat berbeda-beda seperti terlihat pada gambar 9. Bila garis
potong membelok maka pada setiap belokan harus berujud garis dan ditebalkan.

Gambar 9
D. Guris Arsiran
Garis arsiran adalah garis-garis tipis yang nembentuk sudut miring 45 0 terhadap garis
mendatar. Garis arsir digunakan untuk menuniukkan penampang yang nyata dari bekas irisan atau
potongan. Dengan kata lain garis arsir untuk menunjukkan penampang potong benda.

Gambar 10

Gambar l0 adalah gambar yang menunjukkan penggunaan garis arsir, bila posisi bentuk dan
benda seperti gambar.
Bila gambar rakitan harus dibuat penampang potongnya, maka untuk membedakan benda
yang berdampingan maka untuk garis arsirnya harus dibedakan arahnya (lihat Gambar 11).

Gambar 11

Bila bidang yang diarsir adalah luas, maka arsiran cukup di bagian tepi benda saja, seperti pada
garnbar 12.

Gambar 12

Bila pemotongan benda dilakukan pada benda-benda yang tipis, seperti pelat,
gasket, paking dan sebagainya, maka penampang potongnya tidak perlu diarsir,
tetapi cukup dihitamkan, namun juga harus mempertimbangkan segi penampilan
gambar apakah cukup baik atau tidak (lihat Gambar l3).
Gambar 13

E. Praktik-praktik Pembuatan Gambar Potongan


l. Bidang di Belakang Penampang Potongan.
Gambar 14 memperlihatkan bagaimana cara membuat gambar potongan bila ada bagian bidang
yang beda dibelakang penampang potongan. Bagian yang dimaksud adalah yang digambarkan
dengan garis sumbu.

Gambar 14

2.Bila benda bentuk simetris, maka cara pemotongan dapat dilakukan seperti gambar 15 atau gambar
16. Gambar 15 adalah gambar sebuah flens yang dipotong menurut garis potong A-A melalui dua
lubang. Untuk rnenghemat waktu, benda tersebut bisa digambarkan seperti pada gambar 16.

Gambar 15 Gambar 16

3. Penampang Potong Berurutan


Gambar l7 dan l8 menunjukkan cara pemotongan benda kerja yang berurutan. Potongan
seperti ini tidak mungkin dilaksanakan seperti pada gambar 17a, bilamana ukuran kertas tidak
mencukupi atau mencukupi panjangnya. Jika pembuatan gambar seperti pada gambar 17a tidak bisa
dilakukan, dapat juga dilaksanakan seperti pada gambar 18
Gambar 17 Gambar 17a

Gambar 18.

4. Potongan Pada Benda-benda Pejal dan Sirip


Jika garis potong yaang rnelalui sumbu pada bentuk penguat, sirip, gigi, atau pada bentuk
yang plat utau sebangsanya hal ini seperti gambar 19. Garis potong A-A adalah melalui sumbu
penguat. Pada penunjukkan semacam ini maka penampang potongnya yang benar adalah pada
gambar l9b. Sedang penunjukkan pada gambar c adalah tidak benar menurut peraturan menggambar
tekhnik. Karena pada bentuk sirip atau penguat dan sebangsanya harus digambar utuh. Bila ingin
menghendaki pemotongan pada sirip atau penguat harus dilakukan dengan pemotongan melintang.
Sehingga dengan jelas mengetahui bentuk siripnya. Yaitu seperti penunjukkan dalam penampang
potong B-B (Gambar l9a).

Gambar 19
Cara-cara pemotongan bentuk yang lain seperti pada gambar 20. Garis potongnya membentuk sudut,
artinya tidak melalui garis sumbu. Maka untuk menggambar penampang potongnya dengan cara
memutar ke arah posisi tegak.

Gambar 20

Gambar 21

Gambar 2l di atas adalah suatu plat yang berlubang, dan dipotong melalui dua lubang
padanya. Sehingga garis potongnya membentuk sudut, hal ini dimakudkan untuk mengetahui tentang
keadaan lubang yang dibuat dengan counter bor. Bentuk penampang potong yang betul adalah
seperti pada gambar 21a. Karena penampang tersebut adalah lebih jelas dan sesuai perjanjian
dengan ketentuan. Sedang pada penampang gambar 21c adalah bila arah potongnya melalui garis
sumbu atau dipotong seluruhnya. Hal semacam ini jarang dilakukan di dalam praktik. Sedang untuk
menggeser atau memutar bentuk potongan yang miring tidak rnelebihi dari 90 0.

Gambar 21. Gambar 22.


Gambar 22 menunjukkan suatu cara pemotongan bentuk lain di mana sirip itu tidak terpotong
Dalam gambar rersebut sirip yang lain dilalui garis potong. Penampang yang bentuk lingkaran garis
pemotongannya melalui penguat kemudian belok melewati penguat yang lain. Maksud tersebut agar
dapat melihat lubang yang terdapat pada penguat bagian atas. Dari arah potongan semacam ini bila
ingin mengetahui penampang yang lain seperti pada gambar 22b. Garis potong tersebut adalah
memotong melintang terhadap sirip. Maka penampang potong pada sirip dapat dinyatakan bahwa
sirip itu dipotong.

Gambar 23

Dalam gambar 23 dituniukkan bentuk pemotongan yang Iain. Cara-cara pemotongannya


seperti pada gambar 23a. Garis potong sebagian melalui garis sumbu kamudian belok sampai
mencapai lubang. Dari potongan semacam ini blta dilihat dari penampang yang lain maka hasilnya
adalah seperti pada gambar 23b. Bentuk penguat itu tidak terpotong. Bila akan digambar penuh
sesuai menurut arah garis potong adalah seperti gambar 23c. Tetapi cara penggambaran seperti
pada gambar 23c adalah salah.
LATIHAN
1. Gambar no. 1 sampai dengan no. 10, gambar pandangan-pandangan suatu benda yang
dilengkapi dengan pandangan potongan. Pandangan potongan belum diarsir. Lengkapilah
dengan arsiran.
Contoh :
Gambar 24
2. Gambarlah pandangan potongannya.
Setiap gambar dipotong menurut garis potong yang ditentukan.

Gambar 25
3. Gambarlah pandangan-pandangan dari benda ini dan lengkapilah dengan pandangan
potongannya, kalau dipotong menurut garis potong y-y, dan kalau dipotong menurut garis potong
X-X

Gambar 26

4. Gambarlah pandangan-pandangannya dan Ggmbar penampang X-X

Gambar 27
5. Gambar di bawah buatlah pandangan-pandangannya dan lengkapilah gambar pandangan
potongnya agar jelas.

Gambar 28

6. Buatlah gambar penampang potong X-X dari benda di bawah ini.

Gambar 29.
7. Gambarlah penampang potong B-B dan C-C.

Gambar 30
BAB VII
MENGGAMBAR SKET
A. Pentingnya Gambar Sket
Menggambar sket atau lukisan tangan adalah sangat penting, walaupun dalam
penyelesaiannya oleh tukang gambar diperlukan waktu yang agak lama. Kadang-kadang ia harus
mengunjungi suatu tempat atau pabrik atau perusahaan dengan maksud untuk menggambar sesuatu
obyek. Juru gambar harus sanggup atau mampu menggambar dengan baik walaupun hanya dengan
bentuk sket saja. Sehingga dengan mudah untuk dimengerti atau difahami oleh orang lain. Barang
kali ia hanya sekali saja dalam mengunjungi tempat atau pabrik yang diperIukan, tetapi gambar
sketnya sudah merupakan gambar kerja, dengan maksud untuk memperkecil kesalahan-kesalahan.
Banyak orang yang mengatakan bahwa menggambar sket itu sulit dilalukan, tetapi gambar tersebut
akan membantu atau mempermudah dan mempercepat dalam penyelesaian.
Salah satu hal yang perlu dilakukan untuk memperoleh gambar sket yang baik yaitu harus
membuat rangka. Ukuran-ukuran harus diberikan dengan teliti walaupun hanya dalam gambar sket.
Sering juga dalam menggambar sket itu dibuat bentuk tiga dimensi. Bentuk gambar tiga dimensi akan
mempercepat juga dalam pengertian, sehingga orang lebih cepat mengerti tentang bentuk dari
gambar tersebut.
Dalam melakukan atau menggambar sket ini harus dilaksanakan dengan tangan, maksudnya
ialah menggambar dengan tidak menggunakan alat-alat pembantu seperti: mistar, segi tiga, jangka
dan sebagainya. Jadi pada waktu menarik garis lurus tidak boleh menggunakan mistar, membuat
garis lengkung tidak boleh menggunakan jangka dan sebagainya.
Tetapi diwaktu menggambar lukis atau sket harus dilakukan sebaik mungkin dan sejelas
mungkin. Disamping itu mengenai perbandingan garis juga harus tetap dijaga. Tebal garis gambar
harus sama, tidak diperbolehkan pada satu garis tebalnya tidak sama. Usahakan di dalam menarik
garis gambar hanya sekali saja, jangan menarik garis dengan berulang-ulang. Sebab bila menarik
dengan cara diulang-ulang hasilnya tidak akan baik, yaitu tebal garis tidak akan sama.

B. Cara-cara Menggambar Sket


1. Menggambar Garis
Alat utama yang dipakai adalah pensil gambar. Pensil sangat tepat digunakan karena dapat dihapus
bila terjadi kekeliruan. Cara menarik garis dalam gambar sket sama dengan menarik garis gambar,
yaitu dari kiri kearah kanan, atau dari bawah ke atas. Gambar 1 adalah cara menarik garis mendatar.

Gambar 1 Gambar 2

Gambar 2 adalah cara menarik garis tegak, dan gambar 3 adalah memperlihatkan cara menari8k
garis miring.
Gambar 3

2. Gambar Sket Lingkaran

Gambar 4 Gambar 5

Untuk membuat lingkaran dapat dimulai dengan membuat garis tegak lingkaran. Kemudian
ukur kira-kira panjang jari-jarinya kemudian ditandai. Gambar 5 menunjukkan urutan ke 3 dan 4.
Setelah itu dengan pertolongan ukuran jari-jari tariklah pensil mengikuti titik yang diberi tanda Titik O
ada dipusat lingkaran. Buatlah lingkaran dengan garis putus-putus terlebih dahulu. Kemudian kalau
dipandang lingkaran sudah cukup baik maka bisa dibuat dengan garis tebal.

3.Gambar Sket Busur Lingkaran


Gambar 6 adalah menunjukkan cara membuat gambar busur lingkaran. Gambar 6(a) adalah
menunjukkan cara-cara mengukur jari-jari busur lingkaran misalnya, kurang lebih sama dengan R.
Gambar 6 (b) membuat garis ke bawah untuk mendapatkan titik pusat busur lingkaran. Bila sudah
diturunkan titik pusatnya maka cara mernbuat gambar busurnya sarna dengan cara membuat gambar
sket sebuah lingkaran. Dapat digunakan bila membuat gambar sket benda seperti gambar 7.
Gambar 6

Gambar 7
4. Membuat Gambar Bentuk Dalam Sket
Misalnya kita.akan membuat gambar benda dengan tanpa menggunakan alat bantu kecuali
pensil, maka lihat gambar 9. Gambar 8 adalah gambar bentuk oblik yang akan dibuat gambarnya
dengan sket.

Gambar 8

Urut-urutan cara pembuatan gambar sketnya sebagai berikut :


1. Membuat gambar sket garis sumbu-sumbu lingkaran.
2. Menentukan ukuran jari-jari, garis-garis mendatar atau tegak.
3. Membuat garis sumbu silinder melalui titik potong kedua garis (membentuk sudut 45 0)
4. Mengukur panjang silinder dan memberi tanda.
5. Menarik garis sumbu mendatar dan tegak.
6. Menentukan titik-titik keliling lingkaran.
7. Menyeket silinder dengan garis tipis putus-putus.
8. Menebalkan garis gambar silinder.

Gambar 9
5. Membuat Gambar Sket dengan Kotak Pertolongan
Kotak perlolongan sangat membantu pembuat gambar sket untuk menghasilkan gambar
sket yang baik dan mendekati ukuran yang benar. Gambar 10 sampai gambar 15 adalah
contoh gambar-gambar sket yang digambar dengan menggunakan kotak-kotak pertolongan.
Kotak pertolongan itu bila sudah selesai menggambar sebaiknya dihapus, agar gambar sket yang
dihasilkan nampak rapi.
Gambar 12
Gambar 14

Gambar 15
LATIHAN
1. Buatlah gambar sket dari sebuah vas bunga seperti gambar 16 dan 17 dibawah ini

Gambar 16 Gambar 17

2. Buatlah gambar sebuah korsi sofa di bawah ini.

Gambar 18
3. Gambarlah kembali gambar 19 sampai gambar 28 dengan gambar sket
4. Dari benda pada gambar 29 dan 30 ini buatlah gambar pandangan-pandangan dalam
proyeksi kwadran III, secara sket pada kertas millimeter.

Gambar 29
5. Lengkapilah gambar penampang potongan A-A dan B-B secara sket

Gambar 31
6. Buatlah gambar sket pada kertas isometric millimeter dari gambar penampang potong suatu
benda dibawah ini

Gambar 32
7. Buatlah gambar sket pada kertas millimeter dari gambar penampang potong suatu benda
dibawah ini.

Gambar 31
8. Buatlah gambar bentuk isometri pada kertas isometri disamping kanan dari benda-benda
disebelah kiri.

Gambar 34
9. Buatlah gambar bentuk isometri pada kertas isometri disamping kanan dari benda-benda
disebelah kiri.

Gambar 35
10. Dari gambar benda disamping ini buatlah gambar sket pada proyeksi kwadran I pada kertas
milimeter

Gambar 36
11. Lengkapilah gambar pandangan yang lain dari benda disamping. Sistem proyeksi yang
digunakan adalah proyeksi kwadran III.

Gambar 37
12. Lengkapilah gambar pandangan yang lain dari benda di samping. Gunakan kwadran I

Gambar 38
13. Dari benda disamping buatlah gambar pandangan utamanya dalam proyeksi kwadran I dan
III secara sket.

Gambar 39
DAFTAR KEPUSTAKAAN

Britihs Standards Institution, BS 4500; (1969). Specification for ISO Limit and Fifs, 2Park st London

British Standards; (1972). Institution, BS 308, Engineering Drawing Practice Part ll; 2Park st London

British Standards Institution, BS 308; (1972). Engineering Drawing Practice Part II; 2Park st London

Dickason; (1972). Sheet Metal Drawing and Pattern Development, Pitman, Publishing Limited, Greet
Britain.

Dirjen Dikti, (1983). Komunikasi Dengan Gambar, UNESCO Buku B1 – B6 Proyek Pengembangan
FPTK, Jakarta.

Dirjen Dikti, (1983). Komunikasi Dengan Gambar, UNESCO Buku C1 – C6 Proyek Pengembangan
FPTK, Jakarta.

Dirjen Dikti, (1983). Komunikasi Dengan Gambar, UNESCO Buku A1 – A6 Proyek Pengembangan
FPTK, Jakarta.

E. Jackon; (1975). Acvanced Level Technical Drawing, Third Edition Oxford University Press, London.

Gierche, Cs. (1974). Technical Drawing, Thirt Edition Longman Group Ltd. London.

L.C. Mott (1976). Engineering Drawing and Construction, Second Education Oxford University Press,
London.

Peter Cooley; (1972). Engineering Drawing Comunication and Design, Pidman Publishing, New York.

Sirod Hantoro dan Pardjono, (1984). Menggambar Mesin, PT. Hanindita, Yogyakarta.

T.H. Hewitt: (1975). Advanced Methodes for Sheed Metal Worft, sixth Metric Edition, Oxford Technical
Press. London

William Cookeson; (1975). Advanced Methodes for Sheet Metal Work, sixth Metric Education, Oxford
Technical press, London.

Anda mungkin juga menyukai