Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan Negara berkembang yang termasuk dalam kawasan


Asia Tenggara karena rata-rata pendidikan penduduknya relative cukup
rendah.Namun karena sebagian besar tingkat pendidikan penduduk rendah
sehingga menyebabkan pentingnya melaksanakan program KB masih sangat
minim.

Dengan pesatnya jumlah penduduk di Indonesia menyebabkan kebutuhan


akan papan, pangan, dan sandang perkapitanya cukup tinggi. Hal ini
menyebabkan banyak perumahan sehingga lahan menjadi sempit.Dengan
menyempitnya lahan untuk bercocok tanam, hasil produksi pangan tidak
mampu mencukupi kebutuhan pangan penduduk Indonesia yang begitu besar.

Hal inilah yang memerlukan suatu inovasi IPTEK di bidang pertanian dan
perkebunan.Salah satu inovasi tersebut dapat kita adopsi dari Negara
Jepang.Dengan lahan yang begitu sempit Jepang mampu memenuhi
kebutuhan pangan penduduknya dengan teknologi yang mereka miliki yaitu
teknik bercocok tanam dengan hidroponik.Dengan diterapkannya hidroponik
di Indonesia diharapkan mampu mengatasi kekurangan lahandan hasil
produksi pangan.

Atas dasar tersebut kami merasa tertarik untuk menkaji dan mengetahui
lebih dalam mengenai hidroponik serta segala sesuatu yang berkaitan dengan
hidroponik tersebut.

B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian hidroponik?
2. Bagaimana sejarah hidroponik?
3. Apa sajakah jenis tanaman yang dapat ditanam secara hidroponik?
4. Bagaimanakah cara pemilihan benih tanaman hidroponik?

1
5. Faktor-faktor apa sajakah yang memengaruhi tanaman hidroponik?
6. Apakah kelebihan dan kelemahan hidroponik?
7. Bagaimana teknik budidaya hidroponik?
8. Apa analisa bisnis tanaman hidroponik?
9. Apa Analisis SWOT dalam bisnis tanaman hidroponik?
10. Apa hambatan dan solusi dalam berbisnis tanaman hidroponik?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian hidroponik?
2. Untuk mengetahui sejarah hidroponik?
3. Untuk mengetahui jenis tanaman yang dapat ditanam secara
hidroponik?
4. Untuk mengetahui cara pemilihan benih tanaman hidroponik?
5. Untuk mengetahui Faktor-faktor yang memengaruhi tanaman
hidroponik?
6. Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan hidroponik?
7. Untuk mengetahui teknik budidaya hidroponik?
8. Untuk mengetahui analisa bisnis tanaman hidroponik?
9. Untuk mengetahui analisis SWOT dalam bisnis tanaman hidroponik?
10.Untuk mengetahui hambatan dan solusi dalam berbisnis tanaman
hidroponik?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian  Hidroponik

Hidroponik berasal dari bahasa yunani yaitu hydro=air dan ponos=kerja


yang merupakan suatu metode bercocok tanam tanpa menggunakan tanah
sebagai media tanam atau soilles melainkan dengan media seperti kerikil, sabut
kelapa, zat silika, pasir, pecahan batu karang, batu bata, potongan kayu, atau
busa yang diberikan cukup air dan garam mineral.

Berdasarkan pengertiannya maka elemen dasar terpenting yang dibutuhkan


tanaman hidroponik sederhana ini bukanlah tanah melainkan air yang
mengandung cukup cadangan makanan untuk diserap oleh akar
tanaman.Dilontarkan pertama kali oleh W.A. Setchell dari University of
California, sehubungan dengan keberhasilan W.F. Gericke dari university yang
sama, dalam pengembangan teknik bercocok tanam dengan air sebagai medium
tanam.

B. Sejarah hidroponik

Marco Polo dalam pengembaraannya mencatat bahwa terdapat penduduk


di Negara China yang menanam tanaman secara hidroponik.Pada 1699
wooward, seorang ilmuan dari Inggris telah melakukan percobaan dengan
menggunakan air sebagai media tanam menggantikan tanah garam mineral atau
unsur hara dilarutkan dalam iar dengan dimasukkan sedikit tanah.

Pada 1930-an, saintis amerika, Gerice dari Universitas California telah


berhasil menanam tomat dengan teknik hidroponik. Tomat tersebut tumbuh
mencapai ketinggian 7,5 meter. Perkembangan teknologi greenhouse atau
rumah plastic telah membantu perkembangan teknik hodroponik sehingga
aktivitas pertanian dapat dijalankan sepanjang tahun tanpa mengenal
musim.jadi, semenjak zaman dulu tanaman menggunakan media Lain selain
tanah, telah banyak dan berhasil dikembangkan.

3
Saat ini cocok tanam secara hidroponik dilakukan oleh petani. Istilah
hidroponik (hydroponics) digunakan untuk menjelaskan tentang cara bercocok
tanam tanpa menggunakan tanah sebagai media tanamnya. Disini termasuk
juga bercocok tanam di dalam pot atau wadah lainnya yang menggunakan air
atau bahan porous lainnya, seperti pecahan genting, pasir kali, kerikil, maupun
gabus putih.

Penemu dari metode hidroponik ini adalah DR.WF.Gericke.beliau adalah


seorang agronomis dari Universitas California, USA. Saat ini beliau berhasil
menanam tomat setinggi 3 meter yang penuh buah dan ditanam di dalam bak
yang berisi mineral hasil uji cobanya.

C. Jenis-jenis tanaman yang dapat ditanam secara hidroponik


1. Tanaman holtikultur : sawi,kangkung, strawberi dan lain-lain
2. Sayuran : sawi, tomat, wortel, brokoli, cabai, seledri, bawang putih,
bawang merah, bawang daun, selada, dan terong.
3. Buah : melon, mentimun, semangka, strawberi, tomat, dan paprika.
4. Tanaman hias : krisan, gerbera, anggrek, kaladium dan kaktus.

D. Cara pemilihan benih tanaman hidroponik

Pemilihan benih sangat penting karena produktivitas tanaman


teranganutng dari keunggulan benih yang dipilih. Periksa label kemasan benih,
yaitu tanggal kadaluarsa, persentase tumbuh dan kemurnian benih. Pemilihan
komoditas yang akan ditanam diperhitungkan masak-masak mengenai harga
dan pemasarannya.

E. Faktor-faktor penting dalam budidaya hidroponik


1. Unsur Hara

Pemberian larutan hara yang teratur sangatlah penting pada hidroponik,


karena media hanya berfungsi sebagai penopang tanaman dan sarana
meneruskan larutan atau air yang berlebihan.

4
Hara tersedia bagi tanaman pada pH 5.5 – 7.5 tetapi yang terbaik adalah
6.5, karena pada kondisi ini unsur hara dalam keadaan tersedia bagi
tanaman.Unsur hara makro dibutuhkan dalam jumlah besar dan konsentrasinya
dalam larutan relatif tinggi. Termasuk unsur hara makro adalah N, P, K, Ca,
Mg, dan S. Unsur hara mikro hanya diperlukan dalam konsentrasi yang rendah,
yang meliputi unsur Fe, Mn, Zn, Cu, B, Mo, dan Cl. Kebutuhan tanaman akan
unsur hara berbeda-beda menurut tingkat pertumbuhannya dan jenis tanaman
(Jones, 1991).

Larutan hara dibuat dengan cara melarutkan garam-garam pupuk dalam


air. Berbagai garam jenis pupuk dapat digunakan untuk larutan hara,
pemilihannya biasanya atas harga dan kelarutan garam pupuk tersebut.

2. Media Tanam Hidroponik

Jenis media tanam yang digunakan sangat berpengaruh terhadap


pertumbuhan dan perkembangan tanaman.Media yang baik membuat unsur
hara tetap tersedia, kelembaban terjamin dan drainase baik.Media yang
digunakan harus dapat menyediakan air, zat hara dan oksigen serta tidak
mengandung zat yang beracun bagi tanaman.

Bahan-bahan yang biasa digunakan sebagai media tanam dalam


hidroponik antara lain:

pasir, kerikil, pecahan batu bata, arang sekam, spons, dan sebagainya.
Bahan yang digunakan sebagai media tumbuh akan mempengaruhi sifat
lingkungan media. Tingkat suhu, aerasi dan kelembaban media akan berlainan
antara media yang satu dengan media yang lain, sesuai dengan bahan yang
digunakan sebagai media.

Arang sekam (kuntan) adalah sekam bakar yang berwarna hitam yang
dihasilkan dari pembakaran yang tidak sempurna, dan telah banyak digunakan
sabagai media tanam secara komersial pada sistem hidroponik.

5
Komposisi arang sekam paling banyak ditempati oleh SiO2 yaitu 52% dan
C sebanyak 31%.Komponen lainnya adalah Fe2O3, K2O, MgO, CaO, MnO,
dan Cu dalam jumlah relatif kecil serta bahan organik. Karakteristik lain adalah
sangat ringan, kasar sehingga sirkulasi udara tinggi karena banyak pori,
kapasitas menahan air yang tinggi, warnanya yang hitam dapat mengabsorbsi
sinar matahari secara efektif, pH tinggi (8.5 – 9.0), serta dapat menghilangkan
pengaruh penyakit khususnya bakteri dan gulma.

3. Oksigen

Keberadaan Oksigen dalam sistem hidroponik sangat penting. Rendahnya


oksigen menyebabkan permeabilitas membran sel menurun, sehingga dinding
sel makin sukar untuk ditembus, Akibatnya tanaman akan kekurangan air. Hal
ini dapat menjelaskan mengapa tanaman akan layu pada kondisi tanah yang
tergenang.

Tingkat oksigen di dalam pori-pori media mempengaruhi perkembangan


rambut akar. Pemberian oksigen ini dapat dilakukan dengan berbagai cara,
seperti: memberikan gelembung-gelembung udara pada larutan (kultur air),
penggantian larutan hara yang berulang-ulang, mencuci atau mengabuti akar
yang terekspose dalam larutan hara dan memberikan lubang ventilasi pada
tempat penanaman untuk kultur agregat

4. Air

Kualitas air yang sesuai dengan pertumbuhan tanaman secara hidroponik


mempunyai tingkat salinitas yang tidak melebihi 2500 ppm, atau mempunyai
nilai EC tidak lebih dari 6,0 mmhos/cm serta tidak mengandung logam-logam
berat dalam jumlah besar karena dapat meracuni tanaman.

F. Kelebihan dan Kelemahan Tanaman Hidroponik

Kelebihan tanaman hidroponik yaitu :

1. Penggunaan lahan lebih efisien

6
2. Produksi tanaman tanpa media tanah
3. Tidak ada resiko untuk penanaman terus menerus sepanjang tahun
4. Kuantitas dan kualitas produksi lebih tinggi dan bersih
5. Penggunaan pupuk dan air lebih efisien
6. Periode tanam lebih pendek
7. Pengendalian hama dan penyakit lebih mudah.
8. Tenga kerja yang diperlukan lebih sedikit.

Kelemahan tanaman hidroponik yaitu :

1. Membutuhkan modal yang besar


2. Jika ada tanaman yang terserang hama atau penyakit maka dalam waktu
yang sangat singkat seluruh tanaman akan terkena serangan tersebut .
3. Jumlah asupan nutrisi yang sangat terbatas akan menyebabkan palayuan
tanaman yang cepat dan stress yang serius.
4. ketersediaan dan pemeliharaan perangkat hidroponik agak sulit,
5. memerlukan keterampilan khusus

G. Teknik budidaya hidroponik


1. Media

Media hidroponik yang baik memiliki pH yang netral atau antara 5.5
-6.5.Selain itu media harus porous dan dapat mempertahankan kelembaban.
Media yang digunakan dapat dibedakan menjadi dua berdasarkan tahap
pertumbuhan tanaman

H. Analisa bisnis tanaman hidroponik

1. Asumsi

 Masa penggunaan pompa air selama waktu 5 tahun


 Masa penggunaan alat NFT selama waktu 5 tahun
 Masa penggunaan tendon air selama waktu 5 tahun
 Masa penggunaan pipa pvc selama waktu 5 tahun

7
 Masa penggunaan net /jaring selama waktu 5 tahun
 Masa penggunaan sewa lahan selama waktu 5 tahun
 Masa penggunaan tray selama waktu 3,5 tahun
 Masa penggunaan timbangan selama waktu 5 tahun
 Masa penggunaan wadah selama waktu 3,5 tahun
 Masa penggunaan selang selama waktu 5 tahun
 Masa penggunaan timba selama waktu 3,5 tahun
 Masa penggunaan pisau selama waktu 3,5 tahun
 Masa penggunaan gunting selama waktu 3,5 tahun
 Masa penggunaan peralatan lainnya selama waktu 3,5 tahun

2. Investasi
Peralatan Harga  
pompa air Rp.       1,651,000
alat NFT Rp.      2,160,000
tendon air Rp.      2,131,500
pipa pvc Rp.         321,000
net /jaring Rp.         267,000
sewa lahan Rp.      7,323,000
Tray Rp.          154,200
timbangan Rp.         221,000
wadah Rp.         216,000
selang Rp.         276,500
timba Rp.          121,600
pisau Rp.            41,600
gunting Rp.            31,500
Peralatan tambahan yang lainnya Rp.           52,200
Jumlah Investasi Rp. 14,968,100

Biaya Operasional per Bulan

8
Biaya Tetap Nilai
Penyusutan pompa air 1/62 x Rp 1.651.000 Rp.           26,629
Penyusutan alat NFT 1/62 x Rp 2.160.000 Rp.           34,839
Penyusutan tendon air 1/62 x Rp 2.131.500 Rp.            34,379
Penyusutan pipa pvc 1/44 x Rp 321.000 Rp.              7,295
Penyusutan net /jaring 1/62 x Rp 267.000 Rp.             4,306
Penyusutan sewa lahan 1/62 x Rp. 7.323.000 Rp.          118,113
Penyusutan tray 1/62 x Rp. 154.200 Rp.              2,487
Penyusutan timbangan 1/62 x Rp. 221.000 Rp.              3,565
Penyusutan wadah 1/44 x Rp. 216.000 Rp.             4,909
Penyusutan selang 1/62 x Rp. 276.500 Rp.             4,460
Penyusutan timba 1/44 x Rp. 121.600 Rp.             2,895
Penyusutan pisau 1/44 x Rp. 41.600 Rp.                945
Penyusutan gunting 1/44 x Rp. 31.500 Rp.                  716
Penyusutan peralatan tambahan 1/44 x
Rp.                842
Rp.52.200
gaji karyawan Rp.    1,400,000
Total Biaya Tetap Rp.    1,646,381

 
Biaya Variabel
benih selada Rp.    30,000 x 30 = Rp.        900,000
benih sawi Rp.    30,000 x 30 = Rp.        900,000
benih cabe Rp.    32,500 x 30 = Rp.        975,000
benih bawang Rp.    28,000 x 30 = Rp.        840,000
vitamin Rp.    40,500 x 30 = Rp.      1,215,000
Rockwool media
Rp.    80,000 x 30 = Rp.      2,400,000
semai/tanam
botol bekas Rp.    36,000 x 30 = Rp.      1,080,000
pupuk Rp.    52,000 x 30 = Rp.      1,560,000
karung Rp.       17,000 x 30 = Rp.        510,000
vaksin Rp.    42,000 x 30 = Rp.      1,260,000
obat-obatan Rp.    36,500 x 30 = Rp.      1,095,000
BBM Rp.   20,000 x 30 = Rp.        600,000
air dan listrik Rp.    30,000 x 30 = Rp.        900,000
Total Biaya Variabel Rp.  14,235,000

 
Total Biaya Operasional
Biaya tetap + biaya variabel = Rp.  15,881,381

9
 
Pendapatan per Bulan
selada
       6 kg x Rp.    6,000 = Rp.        36,000
Rp.        36,000 x   30 hr = Rp.  1,080,000
sawi
       8 kg x Rp.     8,000 = Rp.        64,000
Rp.        64,000 x  30 hr = Rp.  1,920,000
cabe
       8 kg x Rp. 30,000 = Rp.     240,000
Rp.      240,000 x  30 hr = Rp. 7,200,000
bawang
       8 kg x Rp.  38,000 = Rp.     304,000
Rp.      304,000 x   30 hr = Rp.  9,120,000
total panen
= 19,320,000

 
Keuntungan per Bulan
Laba    = Total Pendapatan – Total Biaya
Operasional
Rp.     19,320,000 – 15,881,381 = Rp.      3,438,619

 
Lama Balik Modal
         
Total Investasi / Keuntungan = Rp.  14,968,100 :  3,438,619 = bln
 4

Dari analisa di atas dapat disimpulkan apabila usaha tanaman hidroponik


sangat menguntungkan dimana modal Rp 14,968,100 dengan kentungan per bulan
Rp 3,438,619 dan balik modal dalam 4 bulan
I. Analisis SWOT tanaman hidroponik

Kekuatan (strenght)

- Produk yang dihasilkan termasuk sayuran organik yang bebas pestisida.

- Harga jual tanaman hidroponik lebih tinggi daripada harga tanaman biasa

10
-Dapat bersifat kontinyu dan berkelanjutan dalam pengembangan usaha
hidroponik.

- Produk hidroponik memiliki pasar tersendiri di Fresh mart.

Kelemahan (weakness) 

- Nilai investasi awal untuk budidaya hidroponik tergolong besar.

-Untuk masyarakat kalangan bawah tidak banyak yang minat dalam membeli
sayur hidroponik karena mahal.

- Membutuhan ketelitian ekstra dalam mengontrol nutrisi yang diberikan hingga


tingkat keasaman pH pada tanaman memerlukan keterampilan khusus.

- Perangkat dan pemeliharaan masih langka karena hidroponik belum populer


bagi seluruh lapisan mayarakat

Kesempatan (opportunities)

- Sektor yang kami tekuni sedang mengalami kenaikan, pemerintah sangat


mendukung produk lokal sayur organik

- Pola hidup masyarakat yang sadar akan sayuran yang sehat

- Peluang permintaan dari restoran –restoran vegetarian

Ancaman (threat)

- Perubahan strategi pesaing market dapat mengancam usaha tanaman hidroponik


skala kecil.

- Kurangnya dari pihak perbankan dalam membantu pendanaan untuk usaha


hidroponik.

- Perkembangan teknologi yang cepat dimarket ini yang berada di luar


kemampuan akan menyebabkan produk yang kami hasilkan susah berkembang.

11
J. Hambatan dan solusi dalam berbisnis tanaman hidroponik

1. Mati listrik

Masalah: Disaat mati listrik pastinya aliran air dan nutrisi didalam instalasi


hidroponik kita pasti terhenti, yang nantinya akan menyebabkan tanaman
budidaya akan layu. Apabila hal ini terjadi dalam jangka waktu yang lama dan
tidak ditangani secara cepat, maka yang akan terjadi adalah tanaman tersebut akan
mati dan mengering.

Solusi: Adapun cara yang digunkan untuk meminimalisir masalah tersebut adalah


dengan menggunakan potongan rockwool berukuran besar dengan ukuran 2 x 2 x
2 cm. Cara kerjanya yaitu disaat aliran pomps terhenti, maka rookwool masih
dapat mempertahankan air dan nutrisi hingga maksimal 4 jam kedepan.

2. Daun Rusak

Masalah: Pada siang hari, disaat suhunya tinggi akan dapat menyebabkan


tanaman budidaya menjadi gosong dan dalam kasus lain daun menjadi layu dan
rusak. Hal ini biasa terjadi pada lokasi budidaya hidroponik yang tanpa
menggunakan naungan, sehingga menyebabkan tanaman mendapatkan asupan
sinar matahari yang terlalu berlebihan.

Solusi: Solusinya adalah dengan memasang jaring peneduh dengan intensitas

60 % pada bagian atas. Hal ini akan meminimalisir tanaman agar tidak berlebihan
mendapatkan sinar matahari disaat cuaca yang terik.

3. Konsentrasi larutan nutrisi

Masalah: Disaat hari hujan, konsentrasi nutrisi terlarut didalam bak akan semakin
sedikit akibat penambahan air yang terus-menerus hingga akhirnya akan meluap
dan membuang nutrisi tersebut, masalah lain adalah adanya beberapa senyawa
kimia di udara yang ikut terbawa saat hujan sehingga akan menyebabkan masalah
serius bagi tanaman.

12
Solusi: Cara yang dapat dilakukan untuk meminimalisir masalah diatas adalah
dengan memasang keran penutup arus balik ke tandon. Disaat hujan
turun, tutuplah keran tersebut sehingga air hujan tidak akan masuk kedalam
tandon, kemudian buanglah air hujan tersebut sesaat setelah hujan berhenti.
Disaat hujan telah berhenti, tandon yang berisi larutan nutrisi tersebut dapat
dikembalikan pada rak budidaya hidroponik. 

4. Pengaturan Debit air Yang Pas

Masalah: Kekurangan debit air nutrisi akan menyebabkan tanaman budidaya


hidroponik akan menjadi layu.

Solusi: Jangan menggunakan pompa yang debit yang tinggi karena itu adalah
pemborosan daya, solusinya dalah dengan menggunakan pompa dengan tenaga
3/4 PK (500 watt) degan debit air 1 liter/detiknya.

5. Pasokan benih dan nutrisi

Masalah: Disaat bulan-bulan tertentu seperti hari raya dan sebagainya, tentunya


kebutuhan sayuran hidroponik akan meningkat pesat. Seiring kebutuhannya yang
sangat banyak tentunya kita akan mengalami masalah di kemudian hari salah
satunya kekurangan pasokan bahan-bahan seperti benih, rockwool, nutrisi, pH
Up-Down dsb. Hal ini terjadi akibat banyaknya pula permintaan bahan tersebut di
tingkat pembudidaya hidroponik sehinnga terkadang toko pertanian pun
kehabusan stok bahan-bahn tersebut.
Jika kita tidak mengantisipasinya sejak dini, maka yang akan terjadi ialah kita
akan kehabisan bahan dan kita akan berhenti ber produksi sayuran hidroponik
selama beberapa bulan kedapan. 

Solusi: Kami sarankan untuk menyiapkan stok bahan-bahan tersebut sejak dini


menjelang hari-hari kritis tersebut hingga kira-kira cukup untuk 2-4 bulan
mendatang.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

14
Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh dari pembahasan di atas adalah
hidroponik merupakan istilah yang digunakan untuk menjelaskan beberapa
cara bercocok tanam tanpa menggunakan tanah sebagai tempat menanam
tanaman, lebih terjamin kebebasan tanaman dari hama dan penyakit, tanaman
tumbuh lebih cepat dan pemakaian pupuk lebih hemat, bila ada tanaman yang
mati, bisa diganti dengan tanaman baru dengan mudah tanaman akan
memberikan hasil yang kontiniu, dan lain sebagainya.

B. Saran

Adapun saran yang dapat kami berikan kepada pembaca,yaitu:

1. pembaca diharapkan untuk dapat mengembangkan teknik bertanam


hidroponik secara maksimal.Hal tersebut diharapkan mampu
meningkatkan hasil produksi pangan terutama jenis-jenis tanaman
holtikultur yang mempunyai nilai ekonomi yang tinggi walaupun
dengan keadaan lahan yang minim.
2. Penerapan sistem hidroponik substrat bahan organik dalam budidaya
selada hijau (Lactuca sativa L.) sangat disarankan menggunakan
irigasi tetes untuk mengaliri larutan nutrisi ke media tanam sehingga
mengefisienkan biaya tenaga kerja.

15

Anda mungkin juga menyukai