Anda di halaman 1dari 14

KONSEP DASAR DAN ASUHAN KEPERAWATAN

KATARAK PADA LANSIA

Disusun Oleh :

Rena Kaprina Simamora

1763030006

FAKULTAS VOKASI

PRODI D3 KEPERAWATAN

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA

JAKARTA

2019
1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya
sehingga  kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Pada kesempatan kali ini
kami membahas  “KONSEP KATARAK DAN ASUHAN KEPERAWATAN”. Dalam menulis
makalah  ini, kami mengalami beberapa kesulitan. Namun dengan usaha dan kesungguhan kami
dalam mengerjakan penyususnan makalah ini akhirnya kami dapat menyajikan makalah ini.
Kami  berharap makalah yang kami susun ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya yang
membaca, sehingga apa bila kita bila menjumpai klien dengan resiko dekubitus kita bisa
mencegah dan menangganinya sejak awal.
     Para pembaca yang telah mau meluangkan waktunya untuk membaca makalah ini
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna maka,
kami sangat mengharapkan kritik ataupun saran yang dapat membangun demi kesempurnaan
makalah yang kami susun.
Akhir kata saya mengucapkan terima kasih.

                                                                                                        

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul..........................................................................................................................     
Daftar Isi .................................................................................................................................      
BAB I Pendahuluan
A.    Latar Belakang.............................................................................................................      5
B.     Rumusan Masalah........................................................................................................      5

BAB II Pembahasan
A.    Pengertian Katarak.......................................................................................................     6 
B.      Penyebab terjadinya Katarak.....................................................................................   6
C.     Klasifikasi ..................................................................................................................      7
D.    Patofisiologi  ................................................................................................................     7
E.     Tanda dan Gejala ..........................................................................................................      9
G.    Cara Mencegah terjadinya Katarak..............................................................................      9
I.       Diagnosa, Intervensi dan Kriteria Hasil Keperawatan.................................................      12
BAB III PENUTUP
Kesimpulan...............................................................................................................................    14
Daftar
Pustaka..........................................................................................................................      15

3
BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Katarak merupakan penyebab kebutaan nomor satu di dunia. Indonesia memiliki angka penderita
katarak tertinggi di Asia Tenggara. Dari sekitar 234 juta penduduk, 1,5 persen atau lebih dari tiga
juta orang menderita katarak. Sebagian besar penderita katarak adalah lansia berusia 60 tahun ke
atas. Lansia yang mengalami kebutaan karena katarak tidak bisa mandiri dan bergantung pada
orang yang lebih muda untuk mengurus dirinya.

Berdasarkan survei kesehatan indera penglihatan dan pendengaran tahun 1993-1996,


menunjukkan angka kebutaan di Indonesia sebesar 1,5%, dengan penyebab utama adalah katarak
(0,78%); glaukoma (0,20%); kelainan refraksi (0,14%); dan penyakit-penyakit lain yang
berhubungan dengan lanjut usia (0,38%).

Dibandingkan dengan negara-negara di regional Asia Tenggara, angka kebutaan di Indonesia


adalah yang tertinggi (Bangladesh 1%, India 0,7%, Thailand 0,3%). Sedangkan insiden katarak
0,1% (210.000 orang/tahun), sedangkan operasi mata yang dapat dilakukan lebih kurang 80.000
orang/ tahun. Akibatnya timbul backlog (penumpukan penderita) katarak yang cukup tinggi.
Penumpukan ini antara lain disebabkan oleh daya jangkau pelayanan operasi yang masih rendah,
kurangnya pengetahuan masyarakat, tingginya biaya operasi, serta ketersediaan tenaga dan
fasilitas pelayan kesehatan mata yang masih terbatas.

Maka dari itu kami terdorong untuk menyusun makalah ini, sehingga dapat menambah
pengetahuan kita tentang insiden katarak itu sendiri.

B.     Rumusan Masalah

Apa Definisi, Etiologi dan Patofisiologi Katarak ?

Bagaimana pengkajian pada klien Katarak

Diagnosa Keperawatan apa yang muncul pada Klien Katarak dan Intervensinya ?

4
BAB II

PEMBAHASAN

A.    Pengertian

Katarak merupakan keadaan di mana terjadi kekeruhan pada serabut atau bahan lensa di dalam
kapsul lensa (Sidarta Ilyas, 1998)

Katarak adalah proses terjadinya opasitas secara progresif pada lensa atau kapsul lensa,
umumnya akibat dari proses penuaan yang terjadi pada semua orang lebih dari 65 tahun
(Marilynn Doengoes, dkk. 2000).

Katarak adalah opasitas lensa kristalina yang normalnya jernih. Biasanya terjadi akibat proses
penuaan dapat timbul pada saat kelahiran (katarak congenital). Dapat juga berhubungan dengan
trauma mata tajam maupun tumpul, penggunaan kortikosteroid jangka panjang, penyakit sistemis
seperti diabetes mellitus atau hipoparatiroidisme, pemejanan radiasi, pemajanan yang lama sinar
mata hari (sinar ultra violet), atau kelainan mata lain seperti uveitis anterior. (Brunner & suddart,
2001)

B.     Etiologi

Beberapa pandangan teoritis oleh beberapa ahli tentang penjabaran penyebab terjadinya penyakit
(etiologi) katarak :

Penyebab dari katarak adalah usia lanjut (senile) tapi dapat terjadi secara kongenital akibat
infeksi virus dimasa pertumbuhan janin, genetik, dan gangguan perkembangan, kelainan
sistemik, atau metabolik, seperti diabetes melitus, galaktosemi, atau distrofi mekanik, traumatik:
terapi kortikosteroid, sistemik, rokok, dan konsumsi alkohol meningkatkan resiko katarak
(Mansjoer,2000).

Penyebab utama katarak adalah penuaan. Anak dapat menerima katarak yang biasanya
merupakan penyakit yang sedang diturunkan, peradangan dalam kehamilan. Faktor lain yaitu
diabetes mellitus dan obat tertentu, sinar UV B dari cahaya matahari, efek racun, rokok, dan
alkohol, gizi kurang vitamin E dan radang menahun didalam bola mata, serta adanya cidera mata
(Ilyas,1997).

5
Katarak terjadi akibat proses penuaan tapi dapat timbul pada saat kelahiran (katarak kongenital)
dapat juga berhubungan dengan trauma mata tajam/tumpul, penggunaan kortikosteroid jangka
panjang, penyakit sistemis, seperti dibetes melitus atau hiperparatiroidisme, pemajanan radiasi,
pemajanan sinar matahari (sinar ultraviolet) atau kelainan mata lain seperti uveitis anterior
(Smeltzer,2002).

Sebagian besar katarak terjadi karena proses degeneratif atau bertambahnya usia seseorang. Usia
rata-rata terjadinya katarak adalah pada umur 60 tahun keatas. Akan tetapi, katarak dapat pula
terjadi pada bayi karena sang ibu terinfeksi virus pada saat hamil muda.  Penyebab katarak
lainnya meliputi :

a.       Faktor keturunan

b.      Cacat bawaan sejak lahir. (congenital)

c.       Masalah kesehatan, misalnya diabetes

d.      Operasi mata sebelumnya

e.       Trauma (kecelakaan) pada mata.

Faktor-faktor lainya yang belum diketahui

C.     Klasifikasi

Berdasarkan usia pasien, katarak dapat di bagi dalam :

Katarak kongenital, katarak yang terlihat pada usia di bawah 1 tahun

Katarak juvenil, katarak yang terlihat pada usia di atas 1 tahun dan di bawah 40 tahun

Katarak presenil, yaltu katarak sesudah usia 30 - 40  tahun

Katarak senil, yaitu katarak yang mulai terjadi pada usia lebih dari 40 tahun.

D.    Patofisiologi

Lensa yang normal adalah struktur posterior iris yang jernih, transparan, berbentuk seperti
kancing baju, mempunyai kekuatan refraksi yang besar. Lensa mengandung tiga komponen
anatomis. Pada zona sentral terdapat nucleus, diperifer ada korteks, dan yang mengelilingi
keduanya adalah kapsul anterior dan posterior. Dengan bertambahnya usia, nekleus mengalami
perubahan warna menjadi cokelat kekuningan. Disekitar opasitas terdapat densitas seperti duri
dianterior dan posterior nucleus. Opasitas pada kapsul posterior merupakan bentuk katarak yang
paling bermakna nampak seperti cristal salju pada jendela. Perubahan fisik dan kimia dalam
lensa menyebabkan hilangnya transparansi. Perubahan pada serabut halus múltiple (zunula) yang
memanjang dari badan silier kesekitar daerah diluar lensa, misalnya, dapat menyebabkan

6
penglihatan mengalami distorsi. Perubahan kimia dalam protein lensa dapat menyebabkan
koagulasi, sehingga mengabutkan pandangan dengan menghambat jalannya cahaya ke retina.
Salah satu teori menyebutkan terputusnya protein lensa normal terjadi disertai influís air ke
dalam lensa. Proses ini mematahkan serabut lensa yang tegang dan mengganggu transmisi sinar.
Teori lain menyebutkan bahwa suatu enzim mempunyai peran dalam melindungi lensa dari
degenerasi. Jumlah enzim akan menurun dengan bertambahnya usia dan tidak ada pada
kebanyakan pasien yang tenderita katarak.

Katarak biasanya terjadi di lateral, namun mempunyai kecepatan yang berbeda. Dapat
disebabkan oleh kejadian trauma maupun sistemas, seperti diabetes, Namun sebenarnya
merupakan konsekuensi dari proses penuaan yang normal. Kebanyakan katarak berkembang
secara kronik dan “matang” ketika orang memasuki dekade ke tujuh. Katarak dapat bersifat
kongenitaldan harus diidentifikasi awal, karena bila tidak terdiagnosa dapat menyebabkan
ambliopia dan kehilangan penglihatan permanen. Factor yang paling sering berperan dalam
terjadinya katrak meliputi radiasi sinar ultra violet B, obat-obatan, alcohol, merokok, diabetes,
dan asupan vitamin anti oxidan yang kurang dalam jangka waktu lama.

Lensa berisi 65% air, 35% protein, dan mineral penting. Katarak merupakan kondisi penurunan
ambulan oksigen, penurunan air, peningkatan kandungan kalsium dan berubahnya protein yang
dapat larut menjadi tidak dapat larut. Pada proses penuaan ,lensa secara bertahap kehilangan air
dan mengalami peningkatan dalam usuran dan densitasnya.Peningkatan densitas diakibatkan
oleh kompresi central serat lensa yang lebih tua. Saat serat lensa yang baru diproduksi dikortek,
serat lensa ditekan menjadi central. Serat-serat lensa yang padat lama-lam menyebabkan
hilangnya tranparansi lensa yang tidak terasa nyeri dan sering bilateral. Selain itu, berbagai
penyebab katarak diatas menyebabkan ganguan metabolisme pada lensa mata. Gangguan
metabolisme ini, menyebabkan perubahan kandungan bahan-bahan yang ada didalam lensa yang
pada akhirnya menyebabkan kekeruhan lensa. Kekeruhan dapat berkembang diberbagai bagian
lensa atau kapsulnya. Pada gangguan ini sinar yang masuk melalui kornea dihalangi oleh lensa
yang keruh atau buram. Kondisi ini mengaburkan bayangan semu yang sampai pada retina.
Akibatnya otak menginterprestasikan sebagai bayangan yang berkabut. Pada katarak yang tidak
diterapi, lensa mata menjadi putih susu, kemudian berubah kuning, bahkan menjadi coklat atau
hitam dan klien mengalami kesulitan dalam membedakan warna.

7
E.     Tanda dan Gejala

Gejala umum gangguan katarak meliputi :

Penglihatan tidak jelas, seperti terdapat kabut menghalangi objek

Peka terhadap sinar atau cahaya

Dapat melihat dobel pada satu mata

Memerlukan pencahayaan yang terang untuk dapat membaca

Lensa mata berubah menjadi buram seperti kaca susu

Pemeriksaan Diagnostik

 Cara Mencegah Terjadinya Katarak

                 Katarak dapat dicegah, di antaranya dengan:


1.      Menjaga kadar gula darah selalu normal
Pada penderita diabetes mellitus, senantiasa menjaga kesehatan mata, mengonsumsi makanan
yang dapat melindungi kelainan degeneratif pada mata dan antioksidan seperti buah-buahan
banyak yang mengandung vitamin C, minyak sayuran, sayuran hijau, kacang-kacangan,
kecambah, buncis, telur, hati dan susu yang merupakan makanan dengan kandungan vitamin E,
selenium, dan tembaga tinggi. Vitamin C dan E dapat memperjelas penglihatan. Vitamin C dan E
merupakan antioksidan yang dapat meminimalisasi kerusakan oksidatif pada mata, sebagai salah
satu penyebab katarak. (Masyarakat 2012).

2.      Katarak yang disebabkan oleh faktor resiko lain dapat diusahakan


pencegahannya, misalnya dengan memberikan perlindungan khusus pada mata seperti topi atau
kacamata untuk menghindari radiasi sinar ultra violet.

3.      Menghindari cedera pada mata atau prilaku merokok dan minum alkohol. Upaya pencegahan
ini dibutuhkan untuk menghindari datangnya katarak pada usia dini.

8
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

A.    Pengkajian

Identitas Klien, meliputi :

Nama, Umur, Jenis Kelamin, Agama, Status Perkawinan, Suku Bangsa, Pendidikan, Pekerjaan,
Tgl. Masuk RS, No. Register Serta Penanggung Jawab.

Keluhan utama           

Riwayat Kesehatan

a.       Riwayat kesehatan Sekarang

b.      Riwayat Penyakit Dahulu

c.       Riwayat Penyakit Keluarga

Pemeriksaan Fisik

a.       Pola fungsi kesehatan

-          Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan

-          Pola nutrisi dan metabolisme

-          Pola eliminasi

-          Pola aktivitas dan latihan

-          Pola istirahat dan tidur

-          Pola kognitif dan persepsi

-          Persepsi diri dan konsep diri

-          Pola peran hubungan

-          Pola koping dan toleransi aktivitas

-          Keyakinan dan kepercayaan

9
b.      Pemeriksaan fisik

-          Keadaan umum

-          Tanda-tanda vital

-          Kulit

-          Kepala

-          Mata

-          Telinga

-          Hidung dan sinus

-          Mulut dan tenggokan

-          Leher

-          Thorak/paru

-          Jantung

-          Abdomen

-          Ekstremitas

-          Neurologis

B.     Diagnosa Keperawatan

Gangguan sensori persepsi (penglihatan) b/d gangguan penerimaan sensori/status organ indra


penglihatan

Resiko Cedera   b/d Disfungsi Sensori Penglihatan

Harga Diri Rendah Situasional b/d Hambatan Fungsi Penglihatan.

C.     Intervensi NIC dan Hasil NOC

10
No Tujuan dan
Diagnosa Keperawatan Intervensi NIC
. Kriteria Hasil NOC

1 Gangguan sensori - Setelah - Membantu memberikan


persepsi (penglihatan) b/d dilakukan tindakan  selama pelajaran dan penerimaan
gangguan penerimaan 3X24 jam diharapkan metode alternative untuk
sensori / status organ indra gangguan sensori persepsi menjalani hidupdengan
penglihatan dapat diatasi. menjalani hidup dengan
penurunan fungsi
- Klien mampu mengambil penglihatan.
tindakan pribadi untuk
mengompensasi gangguan - Meningkatkan
penglihatan. kenyamanan, keamanan
dan orientasi realitas
- Klien mengetahui metode pasien yang mengalami
alternative untuk menjalani keyakinan yang kuat dan
hidup dengan penuunan salah yang tidak sesuai
fungsi penglihatan. gengan kenyataan.

- Memanipulasi
lingkungan sekitar pasien
untuk manfaat terapeutik.

- Mengumpulkan dan
menganalisis data pasien
untuk mencegah atau
meminimalkan komplikasi
neurologis.

2 Ketakutan b/d Kehilangan - Setelah - Memberikan informasi


pandangan komplek. dilakukan tindakan  selama factual tentang diagnosis,
3X24 jam diharapkan Klien pengobatan dan prognosa.
tampak tenang.
- Gunakan pendekatan
- Mencari informasi untuk yang tenang dan
menurunkan ketakutan. meyakinkan.

- Menghindari sumber - Anjurkan pasien tentang


ketakutan bila mungkin. penggunaan tehnik
relaksasi.

- Menilai tanda – tanda


verbal dan kecemasan

11
nonverbal

3 Resiko Cedera   b/d Disfungs - Klien terbebas dari Manajemen Lingkungan :


i Sensori  penglihatan Cedera.
- Sediakan lingkungan
- Klien mampu mengatasi yang aman untuk pasien.
factor resiko dari
lingkungan / perilaku - Identifikasi kebutuhan
personal. keamanan pasien, sesuai
dengan kondisi fisik dan
- Mampu memodifikasi fungsi kognitif pasien.
gaya hidup untuk mencegah
Injury. - Menghindarkan
lingkungan yang
- Menggunakan fasilitas berbahaya / memindahkan
kesehatan yang ada perabotan yg berbahaya

- Mampu mengenali - Menyediakan tempat


perubahan status kesehatan tidut yang nyaman dan
bersih.

12
BAB IV

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Katarak adalah nama yang diberikan untuk kekeruhan lensa yang mengakibatkan pengurangan
visus oleh suatu tabir/layar yang diturunkan di dalam mata, seperti melihat air terjun menjadi
kabur atau redup, mata silau yang menjengkelkan dengan distorsi bayangan dan susah melihat
Katarak didiagnosis terutama dengan gejala subjektif.  Biasanya klien melaporkan penurunan
ketajaman penglihatan dan silau serta gangguan fungsional sampai derajat tertentu yang
diakibatkan oleh kehilangan penglihatan tadi.  Temuan objektif biasanya meliputi
pengembunann seperti mutiara keabuan pada pupil sehingga retina tak akan tampak dengan
oftalmoskop.

Ketika lensa sudah menjadi opak, cahaya akan dipendarkan dan bukannya ditransmisikan dengan
tajam menjadi bayangan terfokus pada retina.  Hasilnya adalah pendangan di malam hari. Pupil
yang normalnya hitam akan tampak abu-abu atau putih.

B.     Saran

Dengan makalah ini diharapkan pembaca khususnya mahasiswa keperawatan dapat mengerti dan
memahami serta menambah wawasan tentang Asuhan keperawatan pada klien dengan Katarak.

13
DAFTAR PUSTAKA

Buku Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan diagnosis medis & NANDA (North American
Nursing Diagnosis Association) NIC-NOC Edisi revisi jilid 2 tahun 2013.

Buku saku Diagnosis keperawatan edisi 9 Diagnosis Nanda Intervensi NIC dan Kriteria hasil
NOC Judith M.Wilkinson dan Nanchy R.Ahern

Buku Nanda international diagnosis keperawatan definisi dan klasifikasi 2012-2014

Buku Kapita selekta kedokteran edisi ketiga jilid 1 editor Arif Mansjoer, Kuspuji Triyanti,
Rakhmi Savitri, Wahyu Ika Wardani dan Wiwiek Setiowulan.

14

Anda mungkin juga menyukai