Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR

Nama : Aries Richi

NPM : 0906489776

Group : A-4

Fakultas / Departemen : Teknik / Teknik Elektro

No. Percobaan : KR01

Nama Percobaan : Disipasi Hot Wire

Tanggal Percobaan : Jumat, 5 Maret 2010

Kawan Kerja :-

Asissten :-
Tujuan
Menggunakan hotwire sebagai sensor kecepatan aliran udara.

Alat
1. Kawat pijar (Hot Wire)
2. Fan
3. Voltmeter
4. Adjustable Power Suply
5. Amperemeter
6. Camcorder
7. Unit PC beserta DAQ dan perangkat pengendali otomatis

Teori
Single normal probe adalah suatu tipe hotwire yang paling banyak digunakan sebagai sensor untuk
memberikan informasi kecepatan aliran dalam arah axial saja. Probe seperti ini terdiri dari sebuah kawat
logam pendek yang halus yang disatukan pada dua kawat baja. Masing masing ujung probe dihubungkan
ke sebuah sumber tegangan. Energi listrik yang mengalir pada probe tersebut akan didisipasi oleh kawat
menjadi energi kalor. Besarnya energi listrik yang terdisipasi sebanding dengan tegangan , arus listrik
yang mengalir di probe tersebut dan lamanya waktu arus listrik mengalir.

P = v i Δ t .........( 1 )

Bila probe dihembuskan udara maka akan merubah nilai resistansi kawat sehingga merubah besarnya
arus listrik yang mengalir. Semakin cepat udara yang mengalir maka perubahan nilai resistansi juga
semakin besar dan arus listrik yang mengalir juga berubah.

Jumlah perpindahan panas yang diterima probe dinyatakan oleh overheat ratio yang dirumuskan
sebagai :
Overheat ratio =

Rw = resistansi kawat pada temperatur pengoperasian (dihembuskan udara).

Ra = resistansi kawat pada temperatur ambient (ruangan).

Hot wire probe harus dikalibrasi untuk menentukan persamaan yang menyatakan hubungan antara
tegangan kawat (wire voltage , E) dengan kecepatan referensi (reference velocity , U) setelah persamaan
diperoleh, kemudian informasi kecepatan dalam setiap percobaan dapat dievaluasi menggunakan
persamaan tersebut.

Persamaan yang didapat berbentuk persamaan linear atau persamaan polinomial.

Pada percobaan yang akan dilakukan yaitu mengukur tegangan kawat pada temperatur ambient dan
mengukur tegangan kawat bila dialiri arus udara dengan kecepatan yang hasilkan oleh fan. Kecepatan
aliran udara oleh fan akan divariasikan melalui daya yang diberikan ke fan yaitu 70 , 110 , 150 dan 190
dari daya maksimal 230 m/s.
Prosedur Percobaan
Eksperimen rLab ini dilakukan dengan meng-klik tombol rLab di bagian bawah halaman rlab.

1. Webcam diaktifkan dengan mengklik icon video pada halaman rlab.


2. Aliran udara diberikan dengan kecepatan 0 m/s , dengan meng”klik” pilihan drop down pada
icon “atur kecepatan aliran”.
3. Motor pengerak kipas dihidupkan dengan meng”klik” radio button pada icon “menghidupkan
power supply kipas.
4. Tegangan dan Arus listrik di kawat hot wire diukur dengan cara mengklik icon “ukur”.
5. Langkah 2 hingga 4 diulangi untuk kecepatan 70 , 110 , 150 , 190 dan 230 m/s !

Gambar percobaan adalah sebagai berikut.


Data Percobaan
Pengukuran pada kecepatan angin 0 m/s

Waktu Kec Angin V-HW I-HW


1 0 2.112 56.0
2 0 2.112 54.4
3 0 2.112 53.9
4 0 2.112 53.9
5 0 2.112 53.9
6 0 2.112 53.9
7 0 2.112 54.3
8 0 2.112 55.3
9 0 2.112 56.0
10 0 2.112 56.3

Pengukuran pada kecepatan angin 70 m/s

Waktu Kec Angin V-HW I-HW


1 70 2.058 54.8
2 70 2.062 55.9
3 70 2.058 57.6
4 70 2.058 58.2
5 70 2.060 57.2
6 70 2.060 55.6
7 70 2.061 54.4
8 70 2.061 54.1
9 70 2.059 54.1
10 70 2.060 54.8
Pengukuran pada kecepatan angin 110 m/s

Waktu Kec Angin V-HW I-HW


1 110 2.040 59.7
2 110 2.041 57.2
3 110 2.042 55.5
4 110 2.042 54.4
5 110 2.041 54.3
6 110 2.042 54.4
7 110 2.041 55.4
8 110 2.042 57.2
9 110 2.041 58.6
10 110 2.040 58.7

Pengukuran pada kecepatan angin 150 m/s

Waktu Kec Angin V-HW I-HW


1 150 2.033 58.8
2 150 2.034 59.1
3 150 2.034 55.9
4 150 2.032 54.4
5 150 2.033 55.0
6 150 2.033 58.1
7 150 2.033 58.9
8 150 2.033 55.9
9 150 2.033 54.4
10 150 2.033 54.8
Pengukuran pada kecepatan angin 190 m/s

Waktu Kec Angin V-HW I-HW


1 190 2.029 59.9
2 190 2.029 58.4
3 190 2.029 55.7
4 190 2.029 54.5
5 190 2.029 54.5
6 190 2.029 56.3
7 190 2.029 58.8
8 190 2.029 58.9
9 190 2.029 56.3
10 190 2.028 54.5

Pengukuran pada kecepatan angin 230 m/s

Waktu Kec Angin V-HW I-HW


1 230 2.026 59.9
2 230 2.026 59.5
3 230 2.026 57.2
4 230 2.026 55.0
5 230 2.026 54.5
6 230 2.026 54.7
7 230 2.026 56.3
8 230 2.026 58.7
9 230 2.026 59.6
10 230 2.026 58.4
Analisa dan Pengolahan Data
Grafik yang menghubungkan tegangan hot wire dengan waktu pada saat kecepatan angin 0 m/s

Tegangan - Waktu (v = 0 m/s)


2.5

2
V-HW (V)

1.5

1
V-HW
0.5

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
t (s)

Grafik yang menghubungkan tegangan hot wire dengan waktu pada saat kecepatan angin 70 m/s

Tegangan - Waktu (v = 70 m/s)


2.063
2.062
2.061
V-HW (V)

2.06
2.059
2.058 V-HW

2.057
2.056
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
t (s)
Grafik yang menghubungkan tegangan hot wire dengan waktu pada saat kecepatan angin 110 m/s

Tegangan - Waktu (v = 110 m/s)


2.0425
2.042
2.0415
V-HW (V)

2.041
2.0405
2.04 V-HW

2.0395
2.039
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
t (s)

Grafik yang menghubungkan tegangan hot wire dengan waktu pada saat kecepatan angin 150 m/s

Tegangan - Waktu (v = 150 m/s)


2.0345
2.034
2.0335
V-HW (V)

2.033
2.0325
2.032 V-HW

2.0315
2.031
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
t (s)
Grafik yang menghubungkan tegangan hot wire dengan waktu pada saat kecepatan angin 190 m/s

Tegangan - Waktu (v = 190 m/s)


2.0292
2.029
2.0288
2.0286
V-HW (V)

2.0284
2.0282
2.028 V-HW
2.0278
2.0276
2.0274
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
t (s)

Grafik yang menghubungkan tegangan hot wire dengan waktu pada saat kecepatan angin 230 m/s

Tegangan - Waktu (v = 230 m/s)


2.5

2
V-HW (V)

1.5

1
V-HW
0.5

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
t (s)
Dan grafik yang memuat perbandingan antara tegangan dan waktu dengan semua kecepatan angin
adalah sebagai berikut.

Tegangan - Waktu
2.12
2.1
2.08 v=0
V-HW (V)

2.06 v = 70
2.04 v = 110
2.02 v = 150
2
v = 190
1.98
v = 230
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
t (s)

Pada setiap grafik di atas dapat kita lihat bahwa terdapat perbandingan tegangan tiap satuan waktu
dengan kecepatan angin tertentu. Pada grafik pertama, yang menunjukkan perbandingan antara
tegangan dan waktu, dengan kecepatan angin 0 m/s, memperlihatkan tidak adanya perubahan
tegangan.

2.5
2
1.5
1 V-HW
0.5
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Sesuai pada dasar teori, bahwa hambatan yang digunakan pada kawat akan berubah seiring dengan
adanya hembusan angin. Dan perubahan dari resistansi kawat tersebut akan ber banding lurus dengan
perubahan kecepatan. Oleh sebab itu, akan menyebabkan perubahan arus yang akan menimbulkan
perubahan tegangan juga pada probe.

Pada percobaan dengan kecepatan angin 0 m/s sama saja dengan tidak memberikan apa-apa pada
kawat. Sehingga suhu kawat tetap pada suhu ruangan. Oleh karena itu, seiring berjalannya waktu pun
tegangan tidak mengalami perubahan. Sehingga, nilai tegangan pada kawat tersebut tetap, yaitu
sebesar 2.112 V.

Namun, jika kita melihat pada grafik yang kedua, yang memuat perbandingan antara tegangan dan
waktu dengan kecepatan angin 70 m/s akan mendapatkan variasi data yang berbeda.

2.064

2.062

2.06
V-HW
2.058

2.056
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Oleh karena itu, kita akan mencari rata-rata dari tegangan hot wire pada kecepatan angin 70 m/s ini
dengan menggunakan rumus :

𝑛
1
V= Vi
n
𝑖=1

Sehingga ditemukan V rata-ratanya adalah sebesar 2.060 V. Dengan ini, kita melihat bahwa V pada saat
kecepatan angin 70 m/s lebih kecil dibandingkan dengan V pada saat kecepatan angin 0 m/s.

Jika kita melihat pada grafik yang ketiga, yang memuat perbandingan antara tegangan dan waktu
dengan kecepatan angin 110 m/s, maka akan mendapat grafik seperti ini.

2.0425
2.042
2.0415
2.041
2.0405 V-HW
2.04
2.0395
2.039
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Oleh karena data ini nilainya tidak konstan, maka kita akan mencari rata-rata dari tegangan hot wire
pada kecepatan angin 110 m/s ini dengan menggunakan rumus rata-rata seperti yang ada di atas.
Sehingga ditemukan V rata-ratanya adalah sebesar 2.041 V. Dengan ini, kita melihat bahwa V pada saat
kecepatan angin 110 m/s lebih kecil dibandingkan dengan V pada saat kecepatan angin 70 m/s.

Jika kita melihat pada grafik yang keempat, yang memuat perbandingan antara tegangan dan waktu
dengan kecepatan angin 150 m/s, maka akan mendapat grafik seperti ini.

2.0345
2.034
2.0335
2.033
2.0325 V-HW
2.032
2.0315
2.031
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Oleh karena data ini nilainya tidak konstan, maka kita akan mencari rata-rata dari tegangan hot wire
pada kecepatan angin 150 m/s ini dengan menggunakan rumus rata-rata seperti yang ada di atas.

Sehingga ditemukan V rata-ratanya adalah sebesar 2.033 V. Dengan ini, kita melihat bahwa V pada saat
kecepatan angin 150 m/s lebih kecil dibandingkan dengan V pada saat kecepatan angin 110 m/s.

Jika kita melihat pada grafik yang kelima, yang memuat perbandingan antara tegangan dan waktu
dengan kecepatan angin 190 m/s, maka akan mendapat grafik seperti ini.

2.0295

2.029

2.0285
V-HW
2.028

2.0275
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Oleh karena data ini nilainya tidak konstan, maka kita akan mencari rata-rata dari tegangan hot wire
pada kecepatan angin 190 m/s ini dengan menggunakan rumus rata-rata seperti yang ada di atas.

Sehingga ditemukan V rata-ratanya adalah sebesar 2.029 V. Dengan ini, kita melihat bahwa V pada saat
kecepatan angin 190 m/s lebih kecil dibandingkan dengan V pada saat kecepatan angin 150 m/s.
Jika kita melihat pada grafik yang terakhir, yang memuat perbandingan antara tegangan dan waktu
dengan kecepatan angin 230 m/s, maka akan mendapat grafik seperti ini.

2.5
2
1.5
1 V-HW
0.5
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Sehingga ditemukan V yang ada adalah konstan, yaitu sebesar 2.026 V. Dengan ini, kita melihat bahwa V
pada saat kecepatan angin 230 m/s lebih kecil dibandingkan dengan V pada saat kecepatan angin 190
m/s.

Kesimpulannya adalah, semakin besar kecepatan angin yang diberikan akan memberikan nilai tegangan
yang semakin kecil. Dapat dilihat dari nilai V rata-rata yang ada di atas mulai dari V pada saat kecepatan
angin 0 m/s sampai kepada V pada saat kecepatan angin 230 m/s, nilai tegangan yang diberikan
menurun. Dapat pula dilihat pada grafik perbandingan tegangan dan waktu pada semua kecepatan
angin yang dijadikan satu di bawah ini.

2.15
v=0
2.1 v = 70
2.05 v = 110
2 v = 150

1.95 v = 190
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 v = 230

Dengan perubahan V yang semakin kecil dan mengaggap bahwa kecepatan angin berbanding lurus
dengan perubahan resistansi kawat, maka sesuai dengan rumus tegangan :

𝑉 = �𝐼. 𝑅

Dapat disimpulkan bahwa nilai hambatan akan semakin kecil seiring dengan meningkatnya kecepatan
angin yang diberikan pada kawat pijar.
Dengan menggunakan tegangan rata-rata yang telah dihitung di atas, maka dapat dibuat grafik yang
menghubungkan nilai tegangan tersebut dengan kecepatan angin. Grafik tersebut adalah sebagai
berikut.

Tegangan - Kecepatan Angin


2.12
2.11
2.1
2.09
V-HW (V)

2.08
2.07
2.06
2.05 V-HW
2.04
2.03
2.02
0 50 100 150 200 250
v (m/s)

Dengan grafik diatas dapat dilihat bahwa semakin tinggi kecepatannya, maka nilai tegangan akan
semakin kecil.

Dengan demikian bisa dibuat persamaan dari fungsi tegangan dari variable kecepatan. Pertama, akan
dibuat fungsi tersebut dengan menggunakan system regresi linier.

Dengan menggunakan system regresi linier, maka dibuat table sebagai berikut.

i Xi Yi Xi² Yi² XiYi


1. 0 2.112 0 4.461 0
2. 70 2.060 4900 4.244 144.2
3. 110 2.041 12100 4.166 224.51
4. 150 2.033 22500 4.133 304.95
5. 190 2.029 36100 4.117 385.51
6. 230 2.026 52900 4.105 465.98
∑ 750 12.301 128500 25.224 1525.15

Dan, dengan rumus-rumus regresi linear, maka akan didapatkan.


𝑛 𝑛 𝑛
𝑛 𝑖=1 𝑋𝑖𝑌𝑖 − 𝑖=1 𝑋𝑖 . 𝑖=1 𝑌𝑖
𝑏=
𝑛 𝑛𝑖=1(𝑋𝑖 ²) − ( 𝑛𝑖=1 𝑋𝑖)²

b = -0.00036

𝑛 𝑛 𝑛 𝑛
𝑖=1(𝑋𝑖 ²) . 𝑖=1 𝑌𝑖 − 𝑖=1 𝑋𝑖 . 𝑖=1(𝑋𝑖 𝑌𝑖)
𝑎= 𝑛 𝑛
𝑛 𝑖=1(𝑋𝑖 ²) − ( 𝑖=1 𝑋𝑖 )²

a = 2.09504

∂y = 0.01459

∂b = 0.000078

∂𝑏
𝑇𝐾 =
𝑏

TK = 121.81%

Atau, dengan gambar, maka akan diperoleh grafik sebagai berikut.

Tegangan - Kecepatan Angin


2.12

2.1

2.08
V-HW (V)

2.06
V-HW
2.04
Linear (V-HW)
2.02
y = -0.0004x + 2.095
2
0 50 100 150 200 250
v (m/s)
Dengan persamaan tegangannya sebagai berikut.

𝑉 𝑣 = −0.0004 𝑣 + 2.095

Namun, jika kita lihat kesalahan yang terjadi akan cukup besar apabila menggunakan system regresi
linear. Mengapa?

Jika kita melihat pada grafik tegangan dengan kecepatan angin, maka kita akan melihat bahwa bentuk
dari persamaan tersebut lebih menyerupai persamaan polynomial dibandingkan dengan persamaan
linier. Oleh karena itu, kita cari persamaan liniernya untuk grafik tegangan dengan kecepatan angin.

Tegangan - Kecepatan Angin


2.12
2.11
2.1
2.09
V-HW (V)

2.08
2.07
2.06 V-HW
2.05
y = 2E-06x2 - 0.0009x + 2.1109 Poly. (V-HW)
2.04
2.03
2.02
0 50 100 150 200 250
v (m/s)

Grafik di atas adalah grafik persamaan polynomial untuk orde 2. Dengan menggunakan orde 2 maka
didapatkan persamaan dari tegangannya adalah seperti di bawah ini.

𝑉 𝑣 = (2𝐸 − 6) 𝑣² − 0.0009 𝑣 + 2.1109

Dan, dengan menggunakan persamaan polynomial dengan orde 3. Akan didapatkan grafik sebagai
berikut.
Tegangan - Kecepatan Angin
2.12
2.11
2.1
2.09
V-HW (V)

2.08
2.07
2.06 V-HW
2.05
Poly. (V-HW)
2.04
2.03
2.02 y = -6E-09x3 + 4E-06x2 - 0.001x + 2.1121
0 50 100 150 200 250
v (m/s)

Dengan persamaan tegangan sebagai berikut.

𝑉 𝑣 = − 6𝐸 − 9 𝑣³ + 4𝐸 − 6 𝑣² − 0.001 𝑣 + 2.1121

Jika kita melihat ketiga persamaan tegangan yang telah kita dapat di atas, maka kita akan melihat bahwa
semakin tinggi orde yang digunakan, maka akan semakin mirip lah persamaan tersebut dengan hasil
percobaan. Namun, di sini hanya digunakan sampai orde ketiga saja. Hal ini dikarenakan, pada
percobaan tidak akan menemukan nilai yang persis sama dengan perhitungan. Oleh karena itu,
kesalahan pasti akan terjadi. Dengan demikian, untuk memperkirakan kesalahan-kesalahan yang bisa
terjadi tersebut digunakan sampai orde ketiga saja.

Di atas adalah persamaan-persamaan yang menghitung nilai tegangan dengan masukan kecepatan
angin. Namun, apabila kita menginginkan mencari persamaan kecepatan angin dari nilai tegangan yang
didapat juga bisa.

Secara matematis hal tersebut bisa dilakukan dengan mencari invers dari funsi yang bersangkutan.
Namun, hal tersebut terbatas pada kemampuan kita menghitung invers tersebut. Dengan persamaan
linier dan persamaan polynomial orde 2, pencarian invers fungsi masih tidak terlalu sulit. Namun,
dengan persamaan polynomial orde 3 akan memakan waktu yang lama untuk mencari persamaan invers
dari fungsi tersebut. Oleh karena itu, dituliskan persamaan kecepatan angin berdasarkan persamaan
linier tegangan yang diinvers menjadi demikian.

𝑉 𝑣 = −0.0004 𝑣 + 2.095
menjadi

𝒗 𝑽 = 𝟓𝟐𝟑𝟕. 𝟓 − 𝟐𝟓𝟎𝟎 𝑽

Namun, selain cara di atas, dapat juga digunakan cara lain. Dengan mencari grafik kecepatan angin
terhadap tegangan yang dihasilkan pada hotwire dan dengan teori yang sama antara regresi linear dan
polynomial, maka persamaan tersebut dapat ditemukan juga.

Dalam persamaan liniernya, persamaan kecepatan angin adalah.

Tegangan - Kecepatan Angin


250

200

150
v (m/s)

100 v
y = -2342.2x + 4926.8 Linear (v)
50

0
2.02 2.04 2.06 2.08 2.1 2.12
-50
V-HW (V)

𝑣 𝑉 = 4926.8 − 2342.2 𝑉

Dapat kita lihat bahwa kedua persamaan tersebut bernilai tidak jauh berbeda. Sehingga, penggunaan
keduanya bisa digunakan untuk mencari persamaan dari kecepatan angin pada percobaan ini.

Dengan menggunakan metode polynomial yang sama seperti di atas, akan ditemukan persamaan untuk
kecepatan angin sebagai fungsi dari tegangan sebagai berikut.
Tegangan - Kecepatan Angin
250

200

150
v (m/s)

100 y = 41736x2 - 175103x + 183656 v


Poly. (v)
50

0
2.02 2.04 2.06 2.08 2.1 2.12
-50
V-HW (V)

Dengan melihat persamaan yang dihasilkan pada metode polynomial di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa perbedaan dan kesalahan yang terjadi akan semakin besar, lebih besar dari kesalahan yang
ditimbulkan dari persamaan yang dihasilkan degnan regresi linier.Oleh karena itu, system ini tidak
disarankan. Sistem penukaran sumbu X dan sumbu Y hanya berlaku pada regresi linier. Jika persamaan
sudah berupa polynomial, maka penggunaan cara ini menjadi tidak efisien. Yang seharusnya digunakan
adalah cara dengan menggunakan invers fungsi dari persamaan tegangan dengan fungsi kecepatan
angin.

Dengan menggunakan metode invers fungsi, maka didapatkan persamaan kecepatan angin dengan
tegangan sebagai fungsi adalah sebagai berikut :

𝑽 − 𝟐. 𝟎𝟎𝟗 − 𝟎. 𝟑𝟏𝟖
𝒗 𝑽 = . 𝟏𝟎𝟎𝟎
𝟏. 𝟒𝟏

Dengan demikian kita dapat menyimpulkan bahwa kawat hotwire dapat digunakan untuk mengukur
kecepatan angin.
Kesimpulan
Pada percobaan kali ini, kita bisa menyimpulkan bahwa semakin besar kecepatan yang diberikan
oleh fan, maka tegangan yang berada pada kawat pijar menjadi lebih kecil (menurun). Hal itu bisa di
tunjukkan pada persamaan yang sudah di dapatkan di atas. Dan apabila persamaan ini digambarkan
dalam bentuk grafik, sangat terlihat bahwa semakin besar kecepatan, semakin kecil pula
tegangannya. Selain itu, hasil percobaan menunjukkan bahwa hembusan udara pada kawat pijar,
bisa mengubah resistansi pada kawat pijar tersebut dengan berbanding lurus. Semakin besar
kecepatan yang di berikan, maka semakin besar pula perubahan resistansi pada kawat pijar
tersebut. Hal ini pula yang mengakibatkan tegangannya menjadi lebih kecil, karena tegangan
berbanding lurus dengan resistansi v = I.R. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa semakin
cepat hembusan udara yang diberikan kipas pada kawat, akan membuat hambatan kawat tersebut
semakin kecil.

Selain itu, pada praktikum ini memberikan kesimpulan bahwa hotwire ini bisa digunakan untuk
mengukur kecepatan angin yang melalui suatu kawat.

Anda mungkin juga menyukai