Anda di halaman 1dari 4

016343364

ADI SUTIANTO DS
UPBJJ SAMARINDA
BAHASA INDONESIA

TUGAS 2

TUMAN! Cara Jenaka Membalas Perilaku Menyebalkan Orang Terdekat

Replikasi Meme Tuman oleh penulis

Sambil terus menatap layar gawainya, Dedi tertawa lepas. Ketika saya bertanya apa
yang dia baca sampai tertawa, dengan sedikit sisa tawa dia menjawab: "dia sudah
melihat status saya". Saya kemudian melihatnya, dia memasang status meme 'tuman'
dengan konten "minjem duit sampe ngemis2, giliran ditagih galak. TUMAN!!!"
Ketika menulis ini, penulusuran Google dengan kata kunci 'meme' menghasilkan
2.030.000.000 hasil dalam 0,34 detik. Ketika kata kunci saya tambah menjadi 'meme
tuman' dalam 0,31 detik Google menyodorkan sebanyak 153.000. Sebagian besar
jenis meme 'tuman' berbentuk gambar ikonik karakter bocah botak menampar
temannya yang juga botak.

Sedikit tentang meme


Adalah Richard Dawkins, seorang ahli biologi yang pertamakali mempopulerkan istilah
meme dalam bukunya yang berjudul The Selfish Gene tahun 1976. Istilah tersebut
digunakan Dawkins untuk menjelaskan mengapa beberapa perilaku (dari perspektif
evolusi) tampak tidak masuk akal, tetapi entah bagaimana ditemukan sangat umum
dalam masyarakat. Pengikut Darwin yang juga seorang ateis ini menukil istilah
tersebut dari bahasa Yunani 'mimeme' atau hal yang ditiru. Namun jika kita mau
menilik lebih jauh, awal 1900an, seorang zoologis dan ahli biologi evolusi asal Jerman
Richard Wolfgang Semon, juga telah menuis tentang mneme. Terinspirasi dari
muse anak dewa memori bangsa Yunani Mnemosine.
Kita hari ini kemudian menyebut meme sebagai produk budaya berupa ide (bisa
berupa teks, gambar, video pendek, GIF dll) yang menular melalui internet. Seperti
dalam evolusi biologi, beberapa meme terkena seleksi alam internet dan hilang dari
peredaran, beberapa diantaranya terus direplikasi dan berevolusi dalam waktu lama,
seperti meme 'tuman'.
Syarat meme menyebar dan viral
Kembali pada Dawkins, meme harus memiliki minimal tiga faktor untuk mewabah:
• Copy-filedity, atau ide memungkinkan untuk diadaptasi, ditiru, dan dicopy oleh
siapapun juga. Artinya, ide yang punya potensi jadi meme adalah yang bisa ditiru.
• Fecundity, Bukan hanya dicopy, fekunditas adalah masalah proses kecepatan
ide tersebut dicopy. Bukan hanya ditiru, namun juga cepat dan gak ribet.
• Longevity, merupakan daya tahan ide dalam waktu.
Ketiga kriteria di atas dibutuhkan agar elemen budaya dapat menjadi meme. Dawkins
juga memprediksikan meme yang paling potensial adalah meme yang menanggapi
kebutuhan budaya tertentu atau yang khususnya selaras dengan keadaan
kontemporer. Dengan kata lain, menarik perhatian, menginspirasi rasa memiliki dan
keterhubungan dengan orang yang berbagi dengan kita, dan mendorong kita untuk
berbagi dengan orang lain. Secara sosiologis, meme potensial adalah yang mampu
memantapkan dan memperkuat ikatan sosial dan solidaritas sosial.
Coba kita perhatikan meme 'tuman', apakah tiga kriteria di atas telah terpenuhi?
Secara visual, karakter dan perilaku karakter kontan bertolak belakang. Karakter dua
anak gundul yang menggemaskan namun melakukan agresi fisik menampar adalah
hal yang memenuhi semua syarat keganjilan (incongruity). Selera humor manusia
sangat menyukai hal yang ganjil. Booth-Butterfield dan Wanzer dalam bukunya
Humorous communication as goal-oriented communication tahun 2010 menyebut
keganjilan sebagai salah satu teori humor selain teori keunggulan (superiority), dan
teori gairah/pembangkit (arousal). Karena keganjilan visual inilah meme 'tuman'
memenuhi ketiga kriteria di atas. Secara visual lucu, sehingga layak untuk
dicopy, direplikasi dan juga bertahan lama karena replikasi berbagai seting lainnya.

Melawan mekanisme pertahanan diri


Psikoanalisis, sebuah aliran besar psikologi menyebut manusia sebagai makhluk yang
menginginkan kenyamanan dalam hidupnya. Bahkan, Sigmund Freud sebagai pendiri
aliran tersebut menyakini bahwa manusia memiliki mekanisme (yang seringkali tidak
disadari) untuk melawan kecemasan ketika berbuat hal-hal yang dianggap keliru
dalam masyarakat. Dia menyebutnya sebagai mekanisme pertahanan diri (defence
mechanism/DM) dan jenisnya sangat beragam. 
Meme 'tuman' yang menyebar dalam minggu ini memiliki banyak konten sindirian
pada perilaku-perilaku keseharian yang dianggap merugikan. Konteksnya bisa sangat
beragam, namun kebanyakan diarahkan pada teman dekat, rekan kerja sampai
saudara. Kebanyakan objek perilaku tersebut adalah mekanisme pertahanan diri jenis
denial dan rationalization. Perilaku menghindar dari janji hutang, janji ketemuan
ataupun yang lain adalah DM jenis denial. Sedangkan perilaku menyodorkan segudang
alasan untuk menutupi kesalahan adalah DM jenis rationalization.

Otoritas dan menjaga hubungan


Terkait konten, 'tuman' merupakan istilah bahasa Jawa yang biasa digunakan untuk
memberikan label pada perilaku (terutama keliru) yang terus berulang. Tuman dalam
konteksnya (dulu) digunakan sebagai peringatan terakhir, agar perilaku (buruk/keliru)
tidak diulangi terus menerus. Apakah peringatan tersebut dilakukan dengan agresif
seperti menampar? Hal tersebut sangat bergantung otoritas yang memberikan
peringatan. Orangtua dulu bisa saja memukul, menampar atau mencubit anaknya
yang mengulangi kesalahan terus menerus. Dalam dalam konteks pertemanan, saya
rasa hal tersebut sulit untuk dilakukan.
Banyak kegelisahan dalam keseharian yang kita tekan (represi), semisal hal-hal kecil
seperti alasan gagal ngopi bareng, nyerobot antrian, tidak membalas chating sampai
alasan tidak membayar hutang. Masih banyak lagi varian 'tuman' yang direplikasi
untuk hal-hal semacam itu. Secara psikologis hal tersebut menarik, karena hanya
dengan meme kita dapat mengekspresikan kecemasan. Hampir mustahil kita
melakukan hal-hal agresif hanya untuk peristiwa yang dianggap kecil, seperti nyerobot
antrian. 
Jelas kita tidak memiliki otoritas seperti otoritas orangtua atau guru pada masa lalu.
Meme 'tuman' mewakili ekspresi tersebut, penyebar merasa hal tersebut cukup
membalas tindakan yang tidak mengenakkan namun dengan cara jenaka. Kita tidak
mungkin melakukan agresi secara langsung, selain tidak memiliki otoritas,
kebanyakan dari kita juga menghindari konfrontasi. Jika tidak percaya coba saja.

Setelah membaca artikel kritis "Meme Tuman" jawablah pertanyaan di bawah ini.
1. Apa arti Tuman?
2. Apa arti Meme dan jelaskan secara singkat sejarah Meme?
3. Mengapa Meme Tuman ini sangat cepat menyebar? Berikan alasan!
Selamat Mengerjakan!

Jawaban
1. Tuman adalah salah satu kosakata bahasa Jawa yang berarti suatu kesalahan
yang dilakukan berulangkali.
Dalam Kamus Lengkap Jawa-Indonesia'. Arti tuman yaitu  terbiasa, selalu
senang akan, ingin mengulangi lagi (karena sudah pernah merasakan enaknya)
Dalam jilid kedua Baoesastra Djawa (1939) karya W.J.S. Poerwadarminta, kata
“tuman” artinya adalah “manuh (matuh, kumudu ngrasakake maneh) marga
wis tau ngarasakake enake (kepenake)”. Artinya kira-kira “terbiasa, selalu
senang akan, ingin mengulangi lagi (karena sudah merasakan enaknya)”.
Sementara arti kata “tuman” dalam bahasa Sunda, misalnya yang ditulis R.A.
Danadibrata dalam Kamus Bahasa Sunda (2015), adalah “dibiasakan yang
nantinya jadi jelek, keenakan [sesuatu yang jelek]”. Arti ini tidak jauh berbeda
dengan arti kata “tuman” dalam Sundanese English Dictionary (2003) karya R.
Hardjadibrata, yaitu “get used to, be familiar with, becoming a habit”.
Sedangkan Makna 'tuman' pun ada di 'Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)'.
Arti tuman: menjadi biasa (suka, gemar, dan sebagainya) sesudah merasai
senangnya, enaknya, dan sebagainya.
Dan kata “tuman” yang juga hadir dalam Tesaurus Bahasa Indonesia karya Eko
Endarmoko, baik terbitan tahun 2006 maupun 2016, sinonim katanya hanya
satu, yakni “kebiasaan”. Jika dilihat dari sejumlah arti di atas, tampaknya yang
terdapat dalam Tesaurus Bahasa Indonesia ini adalah perasan yang menjadi inti
dari semua arti kata “tuman” yang disediakan bahasa Jawa, bahasa Sunda, dan
bahasa Indonesia.
enurut Prapto Yuwono, pengajar pada Jurusan Sastra Jawa Universitas
Indonesia, dalam kata “tuman” terdapat konteks yang melekat, yakni ungkapan
itu diucapkan orang dewasa kepada anak-anak atau remaja, bukan kepada
orang dewasa lagi. Oleh karena itu, gambar dua bocah yang hadir dalam meme
“tuman” ia anggap hampir mendekati konteks tersebut.
2. Dari artikel tersebut, saya simpulkan :
a. Meme dipopulerkan oleh Richard Dawkins dalam bukunya The Selfish
Gene tahun 1976
b. Richard Dawkins menggunakan kata meme untuk menjelaskan mengapa
beberapa perilaku (dari perspektif evolusi) tampak tidak masuk akal, tetapi
entah bagaimana ditemukan sangat umum dalam masyarakat.
c. Bahasa itu diadaptasi dari bahasa Yunani 'mimeme' atau hal yang ditiru.
d. Awal 1900an, seorang zoologis dan ahli biologi evolusi asal Jerman Richard
Wolfgang Semon, juga telah menuis tentang mneme. Terinspirasi dari
muse anak dewa memori bangsa Yunani Mnemosine.
3. Meme mudah menyebar karena memenuhi 3 kriteria Dawkins :
a) Copy-filedity, atau ide memungkinkan untuk diadaptasi, ditiru, dan
dicopy oleh siapapun juga. Artinya, ide yang punya potensi jadi meme adalah
yang bisa ditiru.
b) Fecundity, Bukan hanya dicopy, fekunditas adalah masalah proses kecepatan
ide tersebut dicopy. Bukan hanya ditiru, namun juga cepat dan gak ribet.
c) Longevity, merupakan daya tahan ide dalam waktu.

Selain itu, menurut saya meme mudah viral karena digunakan untuk
menyampaikan pesan yang dikemas dengan jenaka sehingga mudah
dipahami oleh masyarakat. 
Sumber :
Artikel Tutor TUMAN! Cara Jenaka Membalas Perilaku Menyebalkan Orang
Terdekat
https://news.detik.com/berita/d-4466876/viral-meme-tuman-di-medsos-ini-
makna-tuman-di-kamus
https://tirto.id/kata-dan-meme-tuman-memperkaya-khazanah-ungkapan-kemarahan-djCv

Anda mungkin juga menyukai