Anda di halaman 1dari 9

GELOMBANG DAN OPTIK

( PEMBIASAN DAN INDEKS BIAS )

DISUSUN OLEH :

Dinda Amalia Lubis (4191151002)

Dosen Pengampu :

Dr. NURDIN SIREGAR, M.Si

PRODI PENDIDIKAN IPA TERPADU


FAKULTAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MARET 2020

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat
menyelesaikan tugas mata kuliah “ Gelombang dan Optik ” dengan baik dan tepat waktu.
Penulis sadar bahwa tugas ini memiliki banyak kekurangan, oleh karena itu penulis minta
maaf jika ada kesalahan dalam penulisan dan penulis juga mengharapkan kritik dan saran dan
tugas ini agar di lain waktu penulis dapat mengerjakan tugas dengan lebih baik lagi.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih semoga apa yang penulis kerjakan dapat
bermanfaat bagi orang lain.

Medan, April 2020

Dinda Amalia Lubis

DAFTAR ISI

KATA
PENGANTAR…………………………………………………………………………….1

DAFTAR
ISI………………………………………………………………………………………2

BAB 1 PENDAHULUAN

A. LATAR
BELAKANG………………………………………………………………...3
B. RUMUSAN
MASALAH……………………………………………………………...3
C. TUJUAN……………………………………………………………………………
…3

BAB II PEMBAHASAN

A. PEMBIASAN CAHAYA……………………..
………………………………………4
B. HUKUM
PEMBIASAN………………………………………………………………5
C. INDEKS
BIAS………………………………………………………………………...6
D. PEMANTULAN
TOTAL……………………………………………………………..7

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN………………………………………………………………………
..9

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ketika seberkas cahaya mengenai permukaan suatu benda, maka cahaya tersebut ada yang
dipantulkan dan ada yang diteruskan.Jika benda tersebut transparan seperti kaca atau air, maka
sebagian cahaya yang diteruskan terlihat dibelokkan, dikenal dengan pembiasan. Cahaya yang
melalui batas antar dua medium dengan kerapatan optik yang berbeda, kecepatannya akan
berubah. Perubahan kecepatan cahaya akan menyebabkan cahaya mengalami pembiasan.
Peristiwa pembiasan dapat kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari seperti sebuah fenomena
pelangi yang terjadi akibat pembiasan cahaya (Halliday,1997).

Pembiasan cahaya adalah pembelokan cahaya ketika berkas cahaya melewati bidang batas dua
medium yang berbeda indeks biasnya. Indeks bias mutlak suatu bahan ialah perbandingan
kecepatan cahaya di ruang hampa dengan kecepatan cahaya di bahan tersebut. Indeks bias
relatif merupakan perbandingan indeks bias dua medium berbeda. Indeks bias relatif medium
kedua terhadap medium pertama ialah perbandingan indeks bias antara medium kedua dengan
indeks bias medium pertama. Pembiasan cahaya menyebabkan kedalaman semu dan
pemantulan sempurna.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pembiasan cahaya?
2. Bagaimana Hukum Pembiasan?
3. Apa itu Indeks bias cahaya?
4. Apa itu pemantulan total?

C. Tujuan

Makalah ini dibuat agar para pembaca dapat lebih memahami apa tentang Pembiasan dan
Indeks Bias secara singkat.

BAB II
PEMBAHASAN

A. PEMBIASAN CAHAYA

Pembiasan cahaya adalah peristiwa penyimpangan atau pembelokan cahaya karena


melalui dua medium yang berbeda kerapatan optiknya. Arah pembiasan cahaya
dibedakan menjadi dua macam yaitu :

a. mendekati garis normal

Cahaya dibiaskan mendekati garis normal


jika cahaya merambat dari medium optik
kurang rapat ke medium optik lebih rapat,
contohnya cahaya merambat dari udara ke
dalam air.

b. menjauhi garis normal

Cahaya dibiaskan menjauhi garis normal jika


cahaya merambat dari medium optik lebih
rapat ke medium optik kurang rapat,
contohnya cahaya merambat dari dalam air ke
udara.

Syarat-syarat terjadinya pembiasan :

1) cahaya melalui dua medium yang berbeda


kerapatan optiknya;

2) cahaya datang tidak tegak lurus terhadap


bidang batas (sudut datang lebih kecil dari

90O)

B. Hukum Pembiasan Cahaya

Pada sekitar tahun 1621, ilmuwan Belanda bernama Willebrord Snell (1591
–1626) melakukan eksperimen untuk mencari hubungan antara sudut datang
dengan sudut bias. Hasil eksperimen ini dikenal dengan nama hukum Snell yang
berbunyi :

- sinar datang, garis normal, dan sinar bias terletak pada satu bidang datar.

- hasil bagi sinus sudut datang dengan sinus sudut bias merupakan bilangan

tetap dan disebut indeks bias.

Ketika cahaya melintas dari suatu medium ke medium lainnya, sebagian cahaya
datang dipantulkan pada perbatasan. Sisanya lewat ke medium yang baru. Jika seberkas
cahaya datang membentuk sudut terhadap permukaan (bukan hanya tegak lurus), berkas
tersebut dibelokkan pada waktu memasuki medium yang baru. Pembelokan ini disebut
pembiasan
Sudut bias bergantung pada laju cahaya kedua media dan pada sudut datang.
Hubungan analitis antara 1 dan 2 ditemukan secara eksperimental pada sekitar tahun
1621 oleh Willebrord Snell (1591-1626). Hubungan ini dikenal sebagai Hukum Snell dan
dituliskan:

n1 sin 1 = n2 sin 2

1 adalah sudut dating, dan 2 adalah sudut bias (keduanya diukur terhadap garis

yang tegak lurus permukaan antara kedua media). n1 dan n2 adalah indeks-indeks bias
materi tersebut. Berkas-berkas datang dan bias berada pada bidang yang sama, yang juga
termasuk garis tegak lurus terhadap permukaan. Hukum Snell merupakan dasar Hukum
pembiasan.

Jelas dari hukum Snell bahwa jika n2 > n1, maka 2 > 1, artinya jika cahaya
memasuki medium dimana n lebih besar (dan lajunya lebih kecil), maka berkas cahaya

dibelokkan menuju normal. Dan jika n2 > n1, maka 2 > 1, sehingga berkas dibelokkan
menjauhi normal

C. Indeks Bias

Pembiasan cahaya dapat terjadi dikarenakan perbedaan laju cahaya pada kedua medium. Laju
cahaya pada medium yang rapat lebih kecil dibandingkan dengan laju cahaya pada medium yang
kurang rapat. Menurut Christian Huygens (1629-1695) : “Perbandingan laju cahaya dalam ruang
hampa dengan laju cahaya dalam suatu zat dinamakan indeks bias.”

Secara matematis dapat dirumuskan :

c
n=
v

dimana :

n = indeks bias
c = laju cahaya dalam ruang hampa

( 3 x 108 m/s)

v = laju cahaya dalam zat

Indeks bias tidak pernah lebih kecil dari 1 (artinya, n ³1), dan nilainya untuk beberapa zat
ditampilkan pada tabel disamping.

Tabel Indeks Bias Cahaya

D. Pemantulan total

Pada saat cahaya merambat dari medium optik lebih rapat ke medium optik kurang rapat
dengan sudut datang tertentu, cahaya akan dibiaskan menjauhi garis normal. Artinya
sudut bias akan selalu lebih besar dibandingkan sudut datang. Apabila sudut datang
cukup besar, maka sudut bias akan lebih besar lagi, Apa yang terjadi, bila sudut datang
terus diperbesar?

Bila sudut datang terus diperbesar, maka suatu saat sinar bias akan sejajar dengan bidang
yang berarti besar sudut biasnya (r) 90°. Tidak ada lagi cahaya yang dibiaskan,
seluruhnya akan dipantulkan. Sudut datang pada saat sudut biasnya mencapai 90° ini
disebut sudut kritis atau sudut batas. Pemantulan yang terjadi disebut pemantulan total
atau pemantulan sempurna. Persamaan sudut kritis sebagai berikut.

sin i n 2
=
sin r n 1

sin i k n2
0
=
sin 90 n1

n2
sin ik = n1

Keterangan

ik = sudut kritis medium lebih rapat (asal sinar datang)


n1 = indeks bias medium kurang rapat (tempat sinar bias)
n2 = indeks bias bahan lebih rapat (asal sinar datang)
n1> n2

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pembiasan cahaya adalah pembelokan cahaya ketika berkas cahaya melewati bidang batas dua
medium yang berbeda indeks biasnya. Indeks bias mutlak suatu bahan ialah perbandingan
kecepatan cahaya di ruang hampa dengan kecepatan cahaya di bahan tersebut. Indeks bias relatif
merupakan perbandingan indeks bias dua medium berbeda. Indeks bias relatif medium kedua
terhadap medium pertama ialah perbandingan indeks bias antara medium kedua dengan indeks
bias medium pertama. Pembiasan cahaya menyebabkan kedalaman semu dan pemantulan
sempurna.

Pada sekitar tahun 1621, ilmuwan Belanda bernama Willebrord Snell melakukan eksperimen
untuk mencari hubungan antara sudut datang dengan sudut bias. Hasil eksperimen ini dikenal
dengan nama hukum Snell yang berbunyi :

o Sinar datang, garis normal, dan sinar bias terletak pada satu bidang datar.
o Hasil bagi sinus sudut datang dengan sinus sudut bias merupakan bilangan tetap (disebut
indeks bias).

Anda mungkin juga menyukai