Anda di halaman 1dari 10

PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI FINGERPRINT PRESENSI

( Studi Kualitatif di SMP Diponegoro 1 Jakarta )

Aulia Siti Rakhmah

Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Jakarta

yukiauliasr6@gmail.com

Abstrak

Kedisiplinan merupakan menjadi salah satu faktor utama atas kehadiran siswa di kelas
atau biasa disebut dengan presensi. Fungsi dari presensi itu sendiri adalah memberikan
informasi atas kehadiran siswa dari pihak sekolah kepada orangtua sebagai salah satu proses
belajar siswa. Salah satunya adalah sekolah di SMP Diponegoro 1 Jakarta yang faktanya
menggunakan presensi dalam bentuk Fingerprint selama 4 bulan terakhir siswa dan siswinya
lebih terarah dalam segi waktu, serta lebih terkontrol dengan orangtua yang sibuk bekerja
karena hal ini orangtua akan dapat mengetahui anaknya apakah anaknya berada di sekolah atau
tidaknya melalui SMS gateway dari ponsel. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
bagaimana Pembinaan Kedisiplinan Siswa melalui Fingerprint Presensi, serta perubahan
kedisiplinan siswa melalui Fingerprint Presensi dari bulan ke bulan. Metode penelitian ini
adalah menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan ini digunakan karena masalah yang
diteliti adalah penelitian yang memerlukan data yang mendalam yaitu deskriptif.

Kata kunci: Pembinaan Kedisiplinan Siswa, Fingerprint, Presensi

A. Pendahuluan

Di dalam ranah pendidikan, salah satu pusat atau bahkan lembaga

pendidikan menjadi salah satu tolok yang bukan hanya sekedar menbentuk

ukur dan faktor penting bagi generasi insan yang cerdas tapi juga terlibat guna

muda, guna membangun generasi muda membangun karakter disiplin serta

yang cerdas, berintelektual, bahkan tanggungjawab terhadap siswa, karena

disiplin sekalipun. Sekolah pun menjadi kedisiplinan itu sangat diperlukan di


dalam dunia kerja sekalipun. Dalam hal sekolah, namun siswa tersebut tidak

ini kedisiplinan merupakan menjadi hadir diruang kelas.. Selain itu dari

salah satu faktor utama atas kehadiran proses pencatatan presensi secara

siswa di kelas atau biasa disebut dengan konvensional, juga dapat menimbulkan

presensi. Fungsi dari presensi itu sendiri beberapa masalah. Salah satunya

adalah memberikan informasi atas seringkali siswa memanfaatkan celah

kehadiran siswa dari pihak sekolah dan bekerjasama dengan temannya

kepada orangtua sebagai salah satu untuk melakukan bolos sekolah. Serta

proses belajar siswa. masih banyak pula mata pelajaran yang

Kedisiplinan sendiri memiliki dua masih manual dalam melakukan

konsep dalam melakukan kegiatan presensi terhadap siswanya. Selanjutnya

presensi, yaitu. Secara Konvensional Presensi Fingerprint merupakan salah

dan Fingerprint. Maksud dari satu teknologi keamanan yang akurat

konvensional itu sendiri ialah sistem dan sulit untuk di manipulasi karena

absen yang masih menggunakan sistem menggunakan pengenalan sidik jari

manual berupa tanda tangan. manusia. Faktanya di sekolah SMP

Sebelumnya di sekolah ini Diponegoro 1 Jakarta setelah siswa dan

masih banyak menggunakan sistem siswi nya menggunakan presensi dalam

manual. Yang pada akhirnya bentuk Fingerprint selama 4 bulan

keikutsertaan orangtua dalam terakhir mereka lebih terarah dalam segi

mengkontrol kedisiplinan anaknya waktu, serta lebih terkontrol dengan

menjadi kurang efektif, seperti seorang orangtua yang sibuk bekerja karena

anak berangkat dari rumah kemudian ke orangtua akan mengetahui anaknya


apakah anaknya berada di sekolah atau Siti Ahsaniyah, 2019) Fingerprint

tidaknya melalui SMS gateway dari Presensi atau Absensi adalah salah satu

ponsel. mesin yang menggunakan metode

A. KAJIAN PUSTAKA pendeteksia melalui sidik jari pegawai,

1. Pengertian Fingerprint Presensi siswa, pendidik, dan tenaga

Menurut Eko Nugroho (2009) kependidikan untuk mendata daftar

merumuskan bahwa Fingerprint dalam kehadiran dan tidak akan dapat bias

bahasa Indonesia artinya sidik jari. dimanipulasi karena setiap bentuk

Sidik jari adalah guratan-guratan yang guratan sidik jari dari setiap orang tidak

terdapat dikulit ujung jari. Sidik jari ada yang sama. Sehingga proses yang

berfungsi untuk memberikan gaya gesek dilakukan dapat menghasilkan suatu

lebih besar agar jari dapat memegang laporan dengan tepat, akurat dan cepat.

benda-benda lebih erat.[ CITATION 2. Fungsi Fingerprint

Nug09 \l 1033 ], Sidik jari manusia Dari penjelasan diatas mengenai

digunakan untuk keperluan identifikasi pengertian Fingerprint dan Presensi

karena tidak ada dua manusia yang kemudian Siti Ahsaniyah (2019)

memiliki sidik jari persis sama. Hal ini menjelaskan fungsi dari

mulai dilakukan pada akhir abad ke-19. Fingerprint,yaitu digunakan untuk

Diatas merupakan beberapa penjelasan identifikasi data manusia. seperti halnya

mengenai Fingerprint, penjelasan pencatatan data diri penduduk dalam

selanjutnya ialah mengenai Presensi. pembuatan KTP Elektronik, sebagai alat

Jadi, berdasarkan pemaparan diatas keamanan yang biasa digunakan pada

menurut Widyahartono (2008) (dalam pintu, brankas layar smartphone, dan


sebagai alat absensi kehadiran. Agar individu. Selanjutnya kedisiplinan yang

seluruh anggota karyawan dalam diungkapkan menurut Hadari Nawawi

perusahaan atau seluruh pegawai, guru (1990) disiplin diartikan bukan hanya

beserta siswa dalam lembaga sekedar pemberian hukuman atau

pendidikan tidak dapat memanipulasi paksaan agar setiap orang melaksanakan

data kehadiran mereka. peraturan atau kehendak kelompok

orang-orang tertentu yang disebut


3. Pengertian Kedisiplinan
pimpinan.
Djamarah (2008) merumuskan

disiplin adalah suatu tata tertib yang

mengatur tatanan kehidupan pribadi dan


4. Faktor Kedisiplinan
kelompok. Kedisiplinan mempunyai
Selain adanya fungsi dalam
peran penting dalam menciptakan
kedisiplinan, kedisiplinan juga memiliki
tujuan pendidikan. Berkualitas atau
beberapa faktor yang mempengaruhi
tidak nya belajar peserta didik, sangat
kedisiplinan (dalam Kurniawan Dewi
dipengaruhi oleh faktor yang paling
Utami, 2019) merumuskan bahwa
pokok yaitu kedisiplinan disamping
faktor yang mempengaruhi kedisiplinan
faktor lingkungan baik keluarga,
dapat digolongkan menjadi 2 yaitu
sekolah, kedisiplinan serta bakat.
faktor internal dan faktor eksternal.
Kemudian Suradi (2004) disiplin adalah
Faktor internal ialah faktor yang berasal
kondisi yang menunjukkan ketaatan,
dari individu, sedangkan faktor
kepatuan, keteraturan, ketertiban, yang
eksternal ialah faktor yang berasal dari
tercipta melalui binaan keluarga,
luar individu seperti lingkungan
pendidikan disekolah dan pengalaman
keluarga, sekolah dan lingkungan, mempengaruhi, mengubah, membina

tempat bermain seorang anak dapat dan membentuk perilaku yang sesuai

mempengaruhi tingkat kedisiplinan dengan nilai-nilai yang ditentukan atau

anak tersebut. Kemudian Tulus Tu’u diajarkan. Keempat, Faktor Hukuman.

(2018) merumuskan adanya keempat Faktor ini menurut Tulus Tu’u (2018)

faktor dominan yang mempengaruhi merupakan sebagai upaya menyadarkan,

dalam pembentukan kedisiplinan siswa mengoreksi dan meluruskan yang salah

yaitu Kesadaran Diri, Pengikutan dan sehingga orang kembali pada perilaku

Ketaatan, Alat Pendidikan, dan yang sesuai dengan harapan.

Hukuman. Pertama, Faktor Kesadaran

Diri. Tulus Tu’u beranggapan bahwa


5. Ketaatan Moral
kesadaran diri sebagai pemahaman diri

bahwa displin dianggap penting bagi Slavin (2011) (dalam DN

kebaikan dan keberhasilan dirinya. Azizi, 2017), Lawrence L.

Selain itu, kesadaran diri menjadi motif Kohlberg mengemukakan bahwa

sangat kuat terwujudnya displin. Kedua, penalaran moral sebagai penilaian

Faktor Pengikutan dan Ketaatan Diri. nilai, penilaian sosial, dan juga

Faktor ini sebagai langkah penerapan penilaian terhadap kewajiban yang

dan praktik atas peraturan-peraturan mengikat individu dalam

yang mengatur perilaku individunya. melakukan suatu tindakan.

Ketiga, Faktor Alat Pendidikan. Faktor Penalaran moral dapat dijadikan

ketiga yang dikemukakan oleh Tulus sebuah prediktor terhadap

Tu’u (2018) untuk sebagai alat dilakukannya tindakan tertentu


pada situasi yang melibatkan Fingerprint Presensi. Dengan demikian,

moral. Lawrence L. Kohlberg tujuan yang ingin dicapai dalam

(dalam Slavin, 2011) penelitian ini, yaitu.

mengemukakan bahwa penalaran


1. Untuk mengetahui latar belakang
moral adalah suatu pemikiran
terjadi nya Pembinaan Kedisplinan
tentang masalah moral. Pemikiran
terhadap Siswa.
tersebut merupakan prinsip yang
2. Untuk mengetahui keikutsertaan
dipakai dalam menilai dan
orangtua dalam mengawasi
melakukan suatu tindakan dalam
kehadiran serta kedisiplinan anak
situasi moral .
melalui Fingerprint Presensi.

BAB III METODE PENELITIAN


B. Lokasi Penelitian
A. Tujuan Penelitian
Tempat atau wilayah yang
Tujuan utama dari melakukan dijadikan lokasi oleh peneliti dalam
penelitian ini adalah untuk mengetahui penelitian ini adalah SMP Diponegoro 1
bagaimana Pembinaan Kedisiplinan Jakarta,yang beralamat di Jalan Sunan
Siswa melalui Fingerprint Presensi Giri Nomor 5, RT 8, RW 15, Kelurahan
(Studi Kualitatif di SMP Diponegoro 1 Rawamangun, Kecamatan Pulo
Jakarta). Untuk itu perlu diadakannya Gadung, Jakarta Timur, DKI Jakarta.
penelitian yang mendalam dari
C. Jenis Penelitian
penelitian ini mengenai tentang

pembinaan kedisiplinan melalui Berdasarkan penelitian yang

akan diteliti, peneliti akan melakukan


jenis penelitiannya melalui pendekatan adalah penelitian yang menggunakan

penelitian kualitatif. Menurut Whitney latar alamiah, dengan maksud

(1960), metode deskriptif adalah menafsirkan fenomena yang terjadi dan

pencarian fakta dengan interpretasi yang dilakukan dengan jalan melibatkan

tepat. Penelitian deskriptif mempelajari berbagai metode yang ada (dalam

masalah-masalah dalam masyarakat Mohamad Arya Ghandi, 2017).

serta tata cara yang berlaku dalam


D. Teknik Kalibrasi Keabsahan Data
masyarakat dan situasi-situasi tertentu,

termasuk tentang hubungan, kegiatan- Dalam penelitian kualitatif maupun

kegiatan, sikap-sikap, pandangan- deskriptif, temuan yang didapat dalam

pandangan, serta proses-proses yang penelitian dapat dinyatakan valid

sedang berlangsung dan pengaruh- apabila yang dilaporkan peneliti sesuai

pengaruh dari suatu fenomena (dalam dengan kenyataan yang terjadi dan

Moh. Nazir, 2017). Selanjutnya dapat dipertanggungjawabkan

menurut Bog dan Taylor keabsahan datanya. Dalam penelitian

mendefinisikan bahwa metode kualitatif ini, ada beberapa teknik kalibrasi data

sebagai prosedur penelitian yang yang digunakan sebagai berikut.

menggunakan data deskriptif berupa Pertama, Member Check. Maksud dari

kata-kata tertulis atau lisan dari orang- Member Check disini yaitu proses

orang dan perilaku yang diamati (dalam pengecekan data yang diperoleh peneliti

Andi Prastowo, 2016). Kemudian kepada pemberi data yang tujuannya

menurut Denzin dan Lincoln untuk mengetahui seberapa jauh data

menyatakan bahwa penelitian kualitatif yang diperoleh sesuai dengan apa yang
diberikan oleh pemberi data. Data yang cara mengecek data yang merupakan

diperoleh dalam penelitian dilakukan hasil temuan penelitian yang diperoleh

sebuah pengecekan kepada pemberi dari wawancara, observasi, dokumen-

data agar data yang diberikan oleh dokumen catatan pribadi dan foto

pemberi data tidak ada yang keliru. ataupun gambar. Selanjutnya Keempat,

Kedua, Audit Trial. Maksud dari Audit Expert Opinion. Expert Opinion atau

Trial yaitu proses konfirmasi yang pendapat ahli dibutuhkan untuk

dilakukan kepada orang yang memiliki memperkuat data sehingga data yang

otoritas lebih tinggi atau dapat disebut diperoleh dalam penelitian dapat teruji

dengan key informan. Hal tersebut kredibilitasnya, karena telah

dilakukan dengan tujuan untuk dikonfirmasi kepada ahlinya dengan

mengetahui apakah data yang diperoleh melakukan proses wawancara

dan Informan dapat dipercaya atau mendalam. Setelah semua data dari

tidak. Kemudian Ketiga, Triangulasi. hasil observasi, wawancara,

Maksud dari triangulasi disini ialah dokumentasi telah didapat kemudian

penelitian kredibilitas, triangulasi telah melewati tahap member check,

dilakukan sebagai pengecekan data dari audit trial, dan triangulasi. Maka agar

berbagai sumber dengan berbagai cara, data dari proses penelitian lebih

dan berbagai waktu.Dengan demikian dipercaya atau teruji kredibilitasnya

terdapat trianglasi sumber, triangulasi data yang telah kita temukan kita

teknik, dan waktu. Pada penelitian ini, konfirmasi lagi kepada ahlinya.

digunakan jenis triangulasi sumber


DAFTAR PUSTAKA
untuk menguji kredibilitas data dengan
Ahsaniyah, S. (2019). Penerapan Absensi Fingerprint dengan Kedisiplinan Siswa di
MTs. Al-Ihsan Krian. Skripsi UIN Sunan Ampel. Retrieved from
http://digilib.uinsby.ac.id/33470
Apriyanto, A. (2019, April). Manajemen Pembinaan Kedisiplinan Siswa: Studi Kasus
pada Absensi Fingerprint berbasis SMS Gateway di SMK Nu Kaplongan
Indramayu. Jurnal Gema Wiralodra, 10(1).
Azhar, I. (2018, September). Pengaruh Penggunaan Absensi Sidik ( Fingerprint ) dan
Pemberian Hukuman ( Punishment ) terhadap Kedisiplinan Siswa. Jurnal PAI,
1(2). Retrieved from http://ejournal.iai-
tabah.ac.id/index.php/Darajat/article/view/325
Fakih, A., Raharjana, I. K., & Zaman, B. (2015, Oktober). Pemanfaatan Teknologi
Fingerprint Authentication untuk Otomatisasi Presensi Perkuliahan. Journal of
Information System Engineering and Business Intelligence, 1(2).
Ghandi, M. A. (2017). Penerapan Absensi Fingerprint dalam Mendisiplinkan Kerja
Pegawai di Sekolah Menengah Kejurusan (SMK) Sekolah Menengah Tekhnik
Industri (STMIK) Bandar Lampung. Skripsi Universitas Islam Negeri Raden
Intan. Retrieved from http://repository.radenintan.ac.id/755/
Hariono, T., & Ami, M. S. (2018, Januari). Sistem Absensi Berbasis Fingerprint dan
Pelaporan Realtime melalui SMS Gateway. Jurnal Sains dan Teknologi, 10(1).
doi:http://doi.org/10.32764/saintekbu.v10i1.162.
Hermawan, S., & Wirah, A. D. (2016). KAMUS PINTAR BAHASA INDONESIA
( Memuat Semua Kata Bahasa Indonesia Beserta Keterangan, dan Arti/Makna).
Jakarta: Hi-Fest.
Ismawati, D., & Mazia, L. (2016, Desember). Efektivitas Penerapan Sistem Kehadiran
Guru dengan Menggunakan Fingerprint terhadap Tingkat Kedisiplinan. Bina
Insani Ict Journal, 3(2). Retrieved from http://ejournal-
binainsani.ac.id/index.php/BIICTJ/article/view/217
Khoirur, R., & Kasih, P. (2014). Pengaruh Sistem Presensi dengan Deteksi Sidik Jari
dan SMS Gateway terhadap Tingkat Membolos Siswa. Jurnal Seminar
Teknologi Informasi & Komunikasi Terapan, 4(1). Retrieved from
http://publikasi.dinus.ac.id/index.php/semantik/article/view/827/614
Mahputra, R. B., & Rhomadhon, M. S. (2018, Mei). Penerapan SMS Gateway
Kombinasi Fingerprint dengan Absensi Siswa di SMA Yadika Bangil. Jurnal
SPIRIT, 10(1). Retrieved from http://jurnal.stmik-
yadika.ac.id/index.php/spirit/article/view/95
Moleong, L. J. (2017). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT REMAJA
ROSDAKARYA.
Nugroho, E. (2009). BIOMETRIKA Mengenal Sistem Identifikasi Masa Depan.
Yogyakarta: ANDI Yogyakarta.
Prastowo, A. (2016). Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan
Penelitian. Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA.
Rahmah, Z. (2016). Analisis Implementasi Sistem Presensi Fingerprint berbasis Short
Message Service Gateway dalam Membentuk Kedisiplinan Siswa di SMK
Nasional Malang. Skripsi UMM. Retrieved from http://eprints.umm.ac.id/33099/
Rifai, M. E., & Isnaini, F. (2018). Strategi Self-Management untuk Meningkatkan
Kedisiplinan Belajar. Jakarta: CV Sindunata.
Tu'u, T. (2018). Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta: Grasindo.

Anda mungkin juga menyukai