KIMIA ORGANIK
“Air Sungai”
Disusun Oleh :
MARLINA
(09220190140)
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi
Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Kimia Organik dengan
judul “Air Sungai”
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak
kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pencemaran oleh limbah domestik yaitu limbah cair yang berasal dari
rumah tangga lebih umum dan mengenai lebih banyak orang daripada pencemaran
oleh limbah industri. Pada umumnya, limbah domestik mengandung sampah padat
yang berupa tinja, dan cair yang berasal dari sampah rumah tangga. Pencemaran
limbah cair yang berasal dari hasil MCK masyarakat merupakan pencemaran yang
kurang nampak dan efeknya baru terasa setelah waktu yang lama, pencemaran ini
kurang mendapat perhatian.
Salah satu sumber air yang sering dimanfaatkan adalah air sungai. Menurut
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2011 tentang Sungai, sungai adalah alur
atau wadah air alami dan/atau buatan berupa jaringan pengaliran air beserta air di
dalamnya, mulai dari hulu sampai muara, dengan dibatasi kanan dan kiri oleh garis
sempadan. Masukan berupa limbah ke dalam sungai akan mengakibatkan terjadinya
perubahan faktor fisika, kimia dan biologi yang dapat mengganggu lingkungan
5
perairan. Masalah penurunan kualitas air sungai banyak terjadi pada beberapa
sungai di Indonesia.
B. TUJUAN
1. Mengetahui Sumber Zat Organik pada Air Sungai
2. Mengetahui Aspek Ekonomi pada Air Sungai
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Air Sungai
Air sungai termasuk ke dalam air permukaan yang banyak digunakan oleh
masyarakat. Umumnya, air sungai masih digunakan untuk mencuci, mandi, sumber
air minum dan juga pengairan sawah. Menurut Diana Hendrawan, “sungai banyak
digunakan untuk keperluan manusia seperti tempat penampungan air, sarana
transportasi, pengairan sawah, keperluan peternakan, keperluan industri,
perumahan, daerah tangkapan air, pengendali banjir, ketersedian air, irigasi, tempat
memelihara ikan dan juga sebagai tempat rekreasi” (Hendrawan2005).
Sungai sebagai sumber air merupakan salah satu sumber daya alam yang
mempunyai fungsi serbaguna bagi kehidupan dan penghidupan manusia. Fungsi
sungai yaitu sebagai sumber air minum, sarana transportasi, sumber irigasi,
peikanan dan lain sebagainya. Aktivitas manusia inilah yang menyebabkan sungai
menjadi rentan terhadap pencemaran air. Begitu pula pertumbuhan industri dapat
menyebabkan penurunan kualitas lingkungan (Soemarwoto, 2003).
Sungai memiliki tiga bagian kondisi lingkungan yaitu hulu, hilir dan muara
sungai. Ketiga kondisi tersebut memiliki perbedaan kualitas air, yaitu
1. Pada bagian hulu, kualitas airnya lebih baik, yaitu lebih jernih, mempunyai
variasi kandungan senyawa kimiawi lebih rendah/sedikit, kandungan biologis
lebih rendah.
2. Pada bagian hilir mempunyai potensial tercemar jauh lebih besar sehingga
kandungan kimiawi dan biologis lebih bervariasi dan cukup tinggi. Pada
umumnya diperlukan pengolahan secara lengkap.
7
mengandung bahan terlarut, lumpur dari hilir membentuk delta dan warna air
sangat keruh.
4. Sungai merupakan perairan yang digunakan sebagai sumber air bagi kebutuhan
akan air minum maupun air bersih yang biasanya digunakan oleh Perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM) maupun masyarakat sekitar perairan sungai.
Adapun kriteria-kriteria yang mengindikasikan kualitas fisik dan kimia air menurut
Endrah (2010) sebagai berikut:
1. Kekeruhan (turbidity), kekeruhan merupakan pengotor yang ada dalam air
yang akan diolah sebelum digunakan dalam industri yang bermacam–macam.
Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanya bahan-bahan anorganik dan
organik yang terkandung dalam air seperti lumpur dan bahan yang dihasilkan
oleh buangan industri.
2. Temperatur, kenaikan temperatur air menyebabkan penurunan kadar oksigen
terlarut. Kadar oksigen terlarut yang terlalu rendah akan menimbulkan bau yang
tidak sedap akibat degradasi anaerobik yang mungkin saja terjadi.
3. Warna, warna air dapat ditimbulkan oleh kehadiran organisme, bahan-bahan
tersuspensi yang berwarna dan oleh ekstrak senyawa-senyawa organik serta
tumbuh-tumbuhan.
4. Solid (Zat padat), yaitu kandungan zat padat menimbulkan bau busuk, juga
dapat meyebabkan turunnya kadar oksigen terlarut. Zat padat dapat
menghalangi penetrasi sinar matahari kedalam air.
5. Bau dan rasa, dapat dihasilkan oleh adanya organisme dalam air seperti alga
serta oleh adanya gas seperti H2S yang terbentuk dalam kondisi anaerobik, dan
oleh adanya senyawa-senyawa organik tertentu
6. Derajat keasaman atau pH merupakan parameter kimia yang menunjukkan
konsentrasi ion hidrogen pada perairan. Konsentrasi ion hidrogen tersebut dapat
mempengaruhi reaksi kimia yang terjadi di lingkungan perairan.
Selain itu, pencemaran lingkungan air juga dapat diukur dengan parameter kualitas
limbah. Beberapa parameter kimia kualitas air yang perlu diketahui antara lain
adalah BOD, COD, DO, dan pH.
8
Sedangakan menurut Abi Rizal (2010) untuk menilai kualitas air parameter
yang dapat digunakan meliputi temperatur, DO, pH, Alkalinitas, Besi,
Karbondioksida, Hidrogen Sulfida, Nitrogen, Kekerasan, Chorine, dan Kecerahan
air. Kadar Nitrogen dipakai juga sebagai indikator untuk menyatakan derajat
polusi. Kadar 0,5 mg/l merupakan batas maksimum yang lazim dianggap sebagai
batas untuk menyatakan bahan air itu “unpolluted.” Ikan masih dapat hidup pada
air yang mengandung N 2 mg/l. Nitrogen hadir di lingkungan dalam berbagai
bentuk kimia termasuk nitrogen organik, amonium, nitrit, nitrat, dan gas hydrogen.
Proses reaksi kimia nitrit menjadi nitrat sangat penting karena nitrit
merupakan racun bagi kehidupan tanaman. Setiap faktor kualitas air berinteraksi
dan berpengaruh dengan parameter lain. Pada situasi tertentu reaksi antar parameter
akan menyebabkan racun pada air dan dapat mematikan organisme yang hidup di
air. Sehingga sangat penting adanya monitoring kualitas air secara intensif selama
masa pemeliharaan terutama dari sistim produksi budidaya sungai.
Menurut Prof. Dr. S. Budhisantoso, dkk (1991:19) mengemukakan bahwa
keberadaan pusat pemukiman di lingkungan perairan Sungai Musi lebih didorong
oleh penggunaan sungai sebagai prasarana perhubungan daripada penggunaannya
sebagai sumber produksi. Faktor pendorong yang tidak kalah pentingnya adalah
pemanfaatan air sungai untuk keperluan hidup sehari-hari, yaitu mandi, cuci, dan
juga sebagai sumber air minum dan masak. Selain itu aliran Sungai ini juga
dimanfaatkan para pemilik modal. Mereka membangun berbagai jenis industri
terpencar-pencar sepanjang sungai terdapat lebih dari beberapa pabrik besar. Mulai
dari pabrik penggergajian kayu, kayu lapis, semen, remililing karet, pupuk,
galangan kapal, pabrik es sampai kilang minyak pertamina. Pada umumnya pabrik
besar itu membuang limbah ke sungai. parameter kandungan bahan organik
meliputi BOD5 (Biochemical Oxygen Demand), COD (Chemical Oxygen
Demand), TSS (Total Suspended Solid), TDS (Total Suspended Solid) dan TOM
(Total Organic Matter) dan menentukan tingkat pencemaran bahan organik
berdasarkan baku mutu.
9
1. Baku Mutu Air Sungai
Baku mutu air adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi
atau komponen yang ada atau harus ada dan atau unsur pencemar yang ditoleransi
keberadaannya di dalam air, sedangkan kelas air adalah peringkat kualitas air yang
dinilai masih layak untuk dimanfaatkan bagi peruntukan tertentu.
Klasifikasi dan kriteria mutu air mengacu pada Peraturan Pemerintah
Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaran Air yang menetapkan mutu air ke dalam empat kelas, yaitu:
1. Kelas satu, peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum, dan atau
peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan
tersebut.
4. Kelas empat, peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi tanaman, dan atau
peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan
tersebut.
10
2. Kualitas Air Baku Sebagai Air Bersih
Air yang akan dijadikan sebagai air baku tentu saja harus memliki mutu
yang baik dan sesuai dengan baku mutu air yang telah ditetapkan. Mutu air adalah
kondisi dan kualitas air yang diuji dengan parameter-parameter dan metode tertentu
berdasarkan peraturan yang berlaku. Sementara baku mutu air adalah ukuran batas
atau kadar makhluk hidup, zat, energi atau komponen yang ada atau harus ada atau
unsur pencemar yang ditoleransi keberadaannya di dalam air.
Kualitas dari air baku akan menentukan besar kecilnya investasi instalasi
penjernihan air dan biaya operasi serta pemeliharaannya, sehingga semakin jelek
kualitas air semakin berat beban masyarakat untuk membayar harga jual air bersih.
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari dan akan menjadi
air minum setelah dimasak terlebih dahulu. Sebagai batasannya, air bersih adalah
air yang memenuhi persyaratan bagi sistem penyediaan air minum. Adapun
persyaratan yang dimaksud adalah persyaratan dari segi kualitas air yang meliputi
kualitas fisik, kimia, biologi dan radiologis, sehingga apabila dikonsumsi tidak
menimbulkan efek samping (Permenkes No. 416/Menkes/PER/IX/1990).
1. Parameter fisik, secara fisik air bersih harus jernih, tidak berbau dan tidak
berasa. Selain itu juga, suhu air bersih sebaiknya sama dengan suhu udara atau
±25oC. Apabila terjadi perbedaan maka batas yang diperbolehkan adalah 25oC
± 3oC.
11
mangan (Mn), tembaga (Cu), seng (Zn), chlorida (Cl), nitrit (NO2) , nitrat
(NO3), flourida (F), serta logam berat yaitu kadmium (Cd), timbal (Pb), arsen
(As), khrom (Cr) dan air raksa (Hg).
3. Parameter mikrobiologi, air bersih tidak boleh mengandung kuman patogen dan
parasitik yang mengganggu kesehatan. Persyaratan bakteriologis ini ditandai
dengan tidak adanya bakteri E. coli atau fecal coli dalam air.
Bahan buangan padat merupakan bahan buangan yang berbentuk padat, baik
yang kasar (butiran besar) maupun yang halus (butiran kecil).
Pada umumnya merupakan limbah yang tidak dapat membusuk dan sulit
didegradasi oleh mikroorganisme. Apabila bahan buangan ini masuk ke air
lingkungan maka akan terjadi peningkatan jumlah ion logam dalam air. Bahan
buangan anorganik biasanya berasal dari industri yang melibatkan penggunaan
unsur-unsur logam seperti Timbal (Pb), Arsen (As), Kadmium (Cd), Air Raksa
12
(Hg), Krom (Cr), Nikel (Ni), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Kobalt (Co) dan
lainnya.
Pencemaran air dapat berdampak sangat luas, misalnya dapat meracuni air
minum, meracuni makanan hewan, menjadi penyebab ketidakseimbangan
ekosistem air sungai dan lainnya. Dampak yang ditimbulkan akibat pencemaran air
sungai yaitu mengganggu kesehatan dan merusak estetika lingkungan.
13
B. Metode Pengolahan Air
1. Metode Oksidasi
2. Metode Adsorpsi
koagulasi menjadi partikel yang lebih besar dan mempunyai kecepatan mengendap
yang lebih besar, dengan cara pengadukan lambat. Dalam hal ini proses koagulasi
harus diikuti flokulasi yaitu pengumpulan koloid terkoagulasi sehingga membentuk
flok yang mudah terendapkan atau transportasi partikel tidak stabil, sehingga
kontak antar partikel dapat terjadi.
4. Metode Elektrokoagulasi
15
C. Aspek Ekonomi
17
Adapun strategi dalam aspek ekonomi bertujuan membentuk lembaga
ekonomi sektor air bersih yang sehat dan meningkatkan peran dan dampak sektor
air bersih terhadap pertumbuhan perekonomian wilayah. Strategi yang dilakukan
adalah :
1) Meningkatkan kualitas dan kinerja keuangan serta operasional pada sektor air
bersih yang optimal.
2) Pengembangan distribusi pada jaringan air bersih dan dampak sektor air bersih
dalam ekonomi wilayah/Kota/Kabupaten. Strategi pertama dilatar belakangi
oleh keadaan bahwa pengelolaan kinerja dan keuangan SPAM di suatu
wilayah/Kota/Kabupaten harus dibenahi dan ditingkatkan ke PDAM baik
BLUD ataupun UPTD. Dalam posisi ini PDAM umumnya sulit untuk
berinvestasi dan mengembangkan kegiatannya. Dengan strategi ini diharapkan
PDAM sebagai lembaga ekonomi dapat menghasilkan surplus usaha, dan
menempatkannya sebagai sektor usaha yang dapat menarik investasi, sehingga
dapat mempercepat pencapaian tingkat pelayanan maksimal.
18
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Air sungai merupakan salah satu komponen lingkungan yang memiliki
fungsi penting bagi kehidupan manusia, termasuk untuk menunjang
pembangunan ekonomi yang hingga saat ini masih merupakan tulang
pungung pembangunan nasional
2. Kriteria-kriteria yang mengindikasikan kualitas fisik dan kimia air menurut
adalah Kekeruhan (turbidity), Temperatur, Warna, Solid (Zat padat ), Bau
dan rasa, serta Derajat keasaman atau pH
3. Penerapan teknologi alternatif pengolahan air yang dapat digunakan, yaitu
Metode Oksidasi, Metode Adsorpsi, Metode Koagulasi dan Metode
Elektrokoagulasi.
4. Strategi dalam aspek ekonomi bertujuan membentuk lembaga ekonomi
sektor air bersih yang sehat dan meningkatkan peran dan dampak sektor air
bersih terhadap pertumbuhan perekonomian wilayah.
19
DAFTAR PUSTAKA
https://sippa.cipta.karya.pu.go.id_analisis_sosial,_ekonomi_dan_li
ngkungan_RPIIJM_Aceh_Selatan.pdf (Diakses pada 22
april 2020)
20