Husnaeni ( )
Anggi ( )
Reynaldi ( )
Ramadani ( )
Sri andini ( )
UNIVERSTAS MEGAREZKY
TAHUN 2020/2021
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga akhirnyapenulis
dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.Makalah yang berjudul
Patofisiologi pada gangguan Nutrisi dan Asuhan Keperawatan Anak :
Obesitas dan kkp yang ditulis untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Keperawatan Anak I.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...................................................................................................i
Daftar Isi.............................................................................................................ii
Halaman judul...................................................................................................iii
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan penulisan
Bab II Pembahasan
A. Askep Anak Dengan Obesitas
B. Askep Anak Dengan KKP
Bab III Penutup
A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar pustaka
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
3
Pertumbuhan dan perkembangan pada masa sekolah akan
mengalami proses percepatan pada umur 10-12 tahun, dimana pertambahan
berat badan per tahunnya sampai 2,5kg. Aktivitas pada anak usia sekolah
semakin tinggi dan memperkuat kemampuan motoriknya (Taras, 2005).
Pertumbuhan jaringan limfatik pada usia ini akan semakin besar bahkan
melebihi orang dewasa. Kemampuan kemandirian anak akan semakin
dirasakan dimana lingkungan luar rumah, dalam hal ini sekolah cukup besar,
sehingga beberapa masalah sudah mampu diatasi dengan lingkungan yang
ada, rasa tanggungjawab, dan percaya diri dalam tugas sudah mulai terwujud,
sehingga dalam menghadapi kegagalan maka anak sering kali dijumpai reaksi
kemarahan atau kegelisahan, perkembangan kognitif, psikososial,
interpersonal, psikoseksual, moral, dan spiritual sudah mulai menunjukkan
kematangan pada usia ini .
4
umumnya penderita KEP berasal dari keluarga yang berpenghasilan rendah
(Supariasa, et al., 2002).
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Obesitas?
2. Apa yang dimaksud dengan kkp?
C. Tujuan Penulisan
Adapun yang menjadi tujuan penulisan makalah ini, yaitu Untuk mengetahui
fatofisiologi gangguan nutrisi dan asuhan keperawatan anak:obesitas dan kkp
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
Predisposisi genetic menjadi factor penting sejak ditemukannya
gen obesitas pada tahun 1994 (Oeser,1999). Gen obesitas diidentifikasi
sebagai leptin protein yang diproduksi oleh jaringan adipose.
b. Faktor Lingkungan
Pengaruh lingkungan adalah factor yang secara signifikan
meningkatkan resiko obesitas. Situasi lingkungan memberikan pengaruh
penting terhadap pola kebiasaan makan dan penurunan akrivitas fisik.
Pola hidup yang kurang gerak memfasilitasi peningkatana resiko
obesitas.
c. Faktor Sosioekonomi
d. Faktor psikokultural
c) Tanda dan gejala / manifestasi klinis
7
7) Perkembangan genitalia ekterna normal pada kebanyakan wanita, dan
menarche biasanya tidak tertunda dan mungkin maju.
8) Pada obesitas, ektremitas biasanya lebih besar di lengan atas dan paha
dan kadang-kadang terbatas padanya. Tangan mungkin relative kecil dan
jari sedikit demi sedikit mengecil. Sering ada lutut bengkok (genu
valgum).
d) Patofisiologi Obesitas
Penurunan kadar
Pola kebiasaan makan dan
leptin di sirkulasi
penurunan aktivitas fisik
Ketidakadekuatan
Akumulasi lemak pada program pengobatan
jaringan adiposa
Ketidakseimbangan
Obesitas
nutrisi lebih dari Salah persepsi, sumber
kebutuhan tubuh informasi, penurunan motivasi
Kematian mendadak
e) Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis OA biasanya dilakukan berdasarkan riwayat penyakit
dan pemeriksaan fisik, tetapi evaluasi radiografi juga
diperlukan.Radiografi adalah sensitif dan murah sehingga dapat dijadikan
sebagai pemeriksaan rutin untuk OA (Siddiqui & Laborde, 2009).
Secara umum, antropometri artinya ukuran tubuh manusia.
Ditinjau dari sudut pandang gizi, maka antropometri gizi adalah
berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh
dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan gizi.
Pada pemeriksaan antropometri tujuan yang hendak dicapai adalah:
1) Penapisan status gizi, yang diarahkan untuk orang dengan
keperluan khusus.
2) Survei status gizi, yang ditujukan untuk memperoleh gambaran
status gizi masyarakat pada saat tertentu serta faktor yang berkaitan.
3) Pemantauan status gizi, yang digunakan untuk memberikan
gambaran perubahan status gizi dari waktu ke waktu.Pemeriksaan
antropometri dilakukan dengan mengukur ukuran fisik, seperti
tinggi badan, berat badan serta lingkar beberapa bagian tubuh
tertentu.
f) Penatalaksanaan Medis
1) Merubah gaya hidup
Diawali dengan merubah kebiasaan makan.Mengendalikan
kebiasaan ngemil dan makan bukan karena lapar tetapi karena ingin
9
menikmati makanan dan meningkatkan aktifitas fisik pada kegiatan
sehari-hari. Meluangkan waktu berolahraga secara teratur sehingga
pengeluaran kalori akan meningkat dan jaringan lemak akan dioksidasi
(Sugondo,2008).
2) Terapi Diet
Mengatur asupan makanan agar tidak mengkonsumsi
makanan dengan jumlah kalori yang berlebih, dapat dilakukan dengan
diet yang terprogram secara benar. Diet rendah kalori dapat dilakukan
dengan mengurangi nasi dan makanan berlemak, serta
mengkonsumsi makanan yang cukup memberikan rasa kenyang tetapi
tidak menggemukkan karena jumlah kalori sedikit, misalnya dengan
menu yang mengandung serat tinggi seperti sayur dan buah yang
tidak terlalu manis (Sugondo, 2008).
3) Aktifitas Fisik
Peningkatan aktifitas fisik merupakan komponen
penting dari program penurunan berat badan, walaupun aktifitas
fisik tidak menyebabkan penurunan berat badan lebih banyak dalam
jangka waktu enam bulan. Untuk penderita obesitas, terapi harus dimulai
secara perlahan, dan intensitas sebaiknya ditingkatkan secara
bertahap. Penderita obesitas dapat memulai aktifitas fisik dengan berjalan
selama 30 menit dengan jangka waktu 3 kali seminggu dan dapat
ditingkatkan intensitasnya selama 45 menit dengan jangka waktu 3
kali seminggu dan dapat ditingkatkan intensitasnya selama 45 menit
dengan jangka waktu 5 kali seminggu (Sugondo, 2008).
4) Terapi perilaku
Untuk mencapai penurunan berat badan dan
mempertahankannya, diperlukan suatu strategi untuk mengatasi
hambatan yang muncul pada saat terapi diet dan aktifitas fisik. Strategi
yang spesifik meliputi pengawasan mandiri terhadap kebiasaan makan
dan aktifitas fisik, manajemen stress, stimulus control, pemecahan
10
masalah, contigency management, cognitive restructuring dan dukungan
sosial (Sugondo,2008).
5) Farmakoterapi
Farmakoterapi merupakan salah satu komponen penting dalam
program manajemen berat badan.Sirbutramine dan orlistat merupakan
obat-obatan penurun berat badan yang telah disetujui untuk penggunaan
jangka panjang.Sirbutramine ditambah diet rendah kalori dan aktifitas
fisik efektif menurunkan berat badan dan mempertahankannya.Orlistat
menghambat absorpsi lemak sebanyak 30 persen. Dengan pemberian
orlistat, dibutuhkan penggantian vitamin larut lemak karena terjadi
malabsorpsi parsial (Sugondo,2008).
6) Rencana Asuhan Keperawatan pada Remaja Obesitas
A. Pengkajian
1. Lakukan pengkajian fisik
2. Observasi adanya manifestasi kegemukan
a. Anak tampak kelebihan berat badan
b. Berat badan diatas standar
c. Ketebalan lipatan kulit lebih dari standar
d. Lemak tubuh diatas standar
3. Dapatkan riwayat obesitas pada keluarga dan kebiasaan diet serta
makanan kesukaan
4. Dapatkan riwayat kesehatan termasuk analisa grafik berat badan,
kebiasaan makan dengan aktivitas fisik
5. Wawancarai anak dan keluarga untuk mengetahui faktor psikologis
yang mungkin berperan pada obesitas- standar budaya, penggunaan
makanan untuk penenangan, hubungan sebaya dan interpersonal
sosial keluarga, penggunaan makanan sebagai penghargaan
B. Diagnosa keperawatan
1. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
disfungsi pola makan, faktor herediter
11
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan gaya hidup monoton,
fisik yang besar
3. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan tidak adanya
atau kurangnya olahraga, gizi bruk, kerentanan individu
4. Gangguan harga diri berhubungan dengan persepsi penampilan
fisik, internalisasi dengan umpan balik negatif
5. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan penatalaksanaan
remaja obesitas
C. Intervensi keperawatan/rasional
1. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
disfungsi pola makan, faktor herediter
Sasaran pasien/keluarga 1: Pasien (keluarga) mengidentifikasi
pola dan perilaku makan
Intervensi :
a. Bimbing remaja dan kadang-kadang keluarga untuk;
1) Membuat catatan tentang segala sesuatu yang dimakan,
temasuk:
a) Waktu makan
b) Jumlah yang dimakan
c) Dimana makanan tersebut dikonsumsi
d) Aktivitas yang dilakukan selama makan
e) Dengan siapa makanan itu dimakan atau di makan
sendiri
f) Perasaan pada saat makanan tersebut dimakan (mis
marah, depresi, kesepian , gembira)
2) Identifikasi stimulus makanan karena hal ini sering
berperan dalam obesitas
a) Rasa lapar
b) Iklan televisi
c) Mencium atau melihat makanan
12
3) Kaji lingkungan makan untuk menentukan kemungkinan
efek pada obesitas
a) Dimana makanan itu dimakan
b) Dengan siapa makanan itu di makan atau dimakan
sendiri
c) Perasaan pada saat makan
d) Aktivitas yang dilakukan sambil makan
4) Analisa data sebelumnya untuk pola makan dan hubungan
faktor lain sebagai dasar untuk membuat penlaian
Sasaran pasien 2: pasien mendemonstrasikan bagaimana
caranya untuk mengendalikan stimulus makanan
Intervensi keperawatan/rasional:
a. Dorong remaja melakukan hal-hal berikut untuk
menurunkan godaan untuk makan berlebihan
1) Pisahkan aktivitas makan dan aktivitas lain
2) Minimalkan isyarat adanya makanan
3) Jangan mengonsumsi junk food
4) Siapkan dan sajikan makanan hanya dengan jumlah
yang akan dimakan
5) Tempatkan kudapan diluar pandangan
b. Jangan membeli makanan yang bermasalah seperti “fast
food”
c. Hidangkan makanan dari pemanggang atau tempat lain
diluar jangkauan dai tempat makan yang ditetapkan
Intervensi keperawatan/rasional
13
1) Makan di tempat khusus yang dipesan hanya untuk
makan
2) Makan makanan yang dipesan dengan waktu yang
teratur
3) Gunakan piring yang lebih kecil untuk membuat
jumlah makanan tampak lebih besar
4) Makan dengan perlahan
5) Tinggalkan sedikit makanan diatas piring
6) Jangan makan ketika menonton televisi
7) Ganti kudapan “junk food” dengan kudapan sehat
seperti sayuran mentah
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan gaya hidup monoton,
fisik yang besar
Tujuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24jam,
klien dapat meningkatkan aktivitas fisik
Sasaran pasien 1: pasien meningkatkan aktivitas fisik
Intervensi keperawatan/ rasional
a. Kaji pola aktivitas dan minat remaja
b. Atur aktivitas terprogram seperti lari, renang, bersepeda,
aerobik, atau olahraga setelah sekolah
c. Dorong aktivitas rutin seperti berjalan, memanjat tangga
d. Dorong aktivitas yang menekan perbaikan diri bukan kompetisi
untuk menghindari perasaan ditolak
3. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan tidak adanya
atau kurangnya olahraga, gizi bruk, kerentanan individu
Sasaran pasien 1: pasien mendapatkan dukungan yang adekuat
Intervensi keperawatan/rasional
a. Implementasikan program penurunan berat badan di sekolah
untuk mendorong pencapaian sasaran
1) Terapkan sistem buddy
14
2) Gunakan teman sebaya sebagai sponsor dan pemberi
penguat positif
3) Lakukan tindakan penimbangan berat badan sebelum
melakukan latihan dengan melibatkan orang dewasa,
perawat, guru, instruktur pendidikan
4) Berikan penguatan untuk perubahan berat badan sosial---
pujian
b. Buat grafik perubahan berat badan yang psoitif dan tunjukan
grafik tersebut di mana orang-orang lain yang tergabung
program ini dapat melihatnya
c. Berikan pendidikan tentang nutrisi
d. Izinkan anggota keluarga untuk bertindak sebagai pemantau
dirumah untuk membantu kemajuan ke arah sasaran dan untuk
mendorong remaja dengan pernyataan yang positif setiap hari
4. Gangguan harga diri berhubungan dengan persepsi penampilan
fisik, internalisasi dengan umpan balik negatif
Sasaran pasien 1: pasien mempunyai kesempatan untuk
mendiskusikan perasaan dan kekhawatirannya
Intervensi keperawatan/rasional
a. Dorong remaja untuk mendiskusikan perasaan dan
kekhawatirannya karena hal ini dapat memfasilitasi koping
b. Kuatkan pencapaian sehingga anak tidak berkecil hati dalam
mencapai tujuan
Intervensi keperawatan/rasional
15
Sasaran pasien 3: pasien menunjukan tanda-tanda perbaikan harga
diri
Intervensi keperawatan/rasional:
16
6) Dorong remaja dengan pernyataan positif untuk
meningkatkan harga diri
B. Asuhan keperawatan anak pada kkp
1. Pengertian KKP
17
Penyakit ini paling banyak menyerang anak balita, terutama di negara-
negara berkembang. Gejala kurang gizi ringan relative tidak jelas, hanya
terlihatbahwa berat badananak tersebut lebih rendah disbanding anak
seusianya. Kira-kira berat badannya hanya sekitar 60% sampai 80% dari berat
badan ideal.
Kurang kalori protein yang dapat terjadi karena diet yang tidak
cukup serta kebiasaan makan yang tidak tepat seperti yang hubungan
dengan orangtua-anak terganggu, karena kelainan metabolik, atau
malformasi congenital. Pada bayi dapat terjadi karena tidak mendapat
cukup ASI dan tidak diberi makanan penggantinya atau sering diserang
diare.
1. Faktor sosial.
2. Kemiskinan.
18
Kemiskinan sering dituding sebagai biang keladi munculnya
penyakit ini di negara-negara berkembang. Rendahnya pendapatan
masyarakat menyababkan kebutuhan paling mendasar, yaitu pangan pun
sering kali tidak biasa terpenuhi apalagi tidak dapat mencukupi kebutuhan
proteinnya.
4. Infeksi.
5. Pola makan.
19
6. Tingkat pendidikan orang tua khususnya ibu mempengaruhi pola
pengasuhan balita. Para ibu kurang mengerti makanan apa saja yang
seharusnya menjadi asupan untuk anak-anak mereka.
1. Kwashiorkor
20
Marasmus umumnya merupakan penyakit pada bayi (12 bulan
pertama), karena terlambat diberi makanan tambahan.Hal ini dapat terjadi
karena penyapihan mendadak, formula pengganti ASI terlalu encer dan
tidak higienis atau sering terkena infeksi.Marasmus berpengaruh dalam
waku yang panjang terhadap mental dan fisik yang sukar diperbaiki.
Penyebab utama marasmus adalah kurang kalori protein yang dapat terjadi
karena : diet yang tidak cukup, kebiasaan makan yang tidak tepat atau
karena kelainan metabolik dan malformasi kongenital.
a. Adanya Kongesti
21
b. Obstruksi Limfatik
d. Hipoproteinemia
Retensi natrium terjadi bila eksresi natrium dalam kemih lebih kecil dari
pada yang masuk (intake). Karena konsentrasi natrium meninggi maka akan
terjadi hipertoni. Hipertoni menyebabkan air ditahan, sehingga jumlah
cairan ekstraseluler dan ekstravaskuler bertambah.Akibatnya terjadi edema.
22
C. Patofisiologi KKP(Kekurangan Kalori-Protein)
Diare
23
D. Pemeriksaan Penunjang
Data laboratorium;
- Feses,urine,darah lengkap
- Pemeriksaan albumin
- Hitung leukosit,trombosit
- Hitung glukosa darah.
E. PenatalaksanaanMedis
1. Keadaan ini memerlukan diet yang berisi jumlah cukup protein yang
kualitas biologiknya baik. Diit tinggi kalori, protein, mineral dan vitamin.
2. Pemberian terapi cairan dan elektrolit.
3. Penatalaksanaan segera setiap masalah akut seperti masalah diare berat.
4. Pengkajian riwayat status sosial ekonomi, kaji riwayat pola makan,
pengkajian antropometri, kaji manifestasi klinis, monitor hasil
laboratorium, timbang berat badan, kaji tanda-tanda vital.
F. Asuhan Keperawatan pada Anak denganMalnutrisi (KKP)
A. Pengkajian
Identitas klien
Nama, jenis kelamin, suku bangsa/latar belakang kebudayaan, agama
pendidikan dan alamat.
Riwayat pemenuhan Kebutuhan nutrisi anak
Faktor predisposisi malnutisi seperti:
Riwayat prenatal, natal dan postnatal
Dampak hospitalisasi
Perubahan peran keluarga
Riwayat pembedahan
Alergi
Pola kebiasaan
Tumbuh-kembang
24
Imunisasi
Psikososial dan psikoseksual
Kemampuan interaksi anak
Riwayat Keluarga seperti:
Mengidentifikasi komposisi keluarga
Fungsi dan hubungan anggota keluarga
Kultur dan kepercayaan
Perilaku yang dapat memengaruhi kesehatan
Persepsi keluarga tentang penyakit pasien.
B. Pengkajian Klinik
25
Penyembuhan Luka Terlambat
26
Keluarga pasien dapat menjelaskan penyebab gangguan nutrisi yang
dialami pasien, kebutuhan nutrisi pemulihan, dan pengolahan
makanan sehat seimbang.
Pernyataan motivasi kuat dari keluarga untuk memenuhi kebutuhan
nutrisinya.
Intervensi
Pantau intake dan output, anjurkan untuk timbang berat badan secara
periodik (seminggu sekali)
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menetapkan komposisi dan jenis
diet yang tepat.
27
Dengan kriteria hasil:
Pasien tidak mengeluh pusing, membran mukosa lembap, turgor
kulit normal
Ttv normal, CRT<3 detik, urine>600 ml/hari.
Hasil pemeriksaan Lab: Nilai elektrolit normal, nilai hematokrit dan
protein serum meningkat. BUN/kreatinin menurun.
Intervensi
Intervensi
28
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam
diharapkan keadaan kinstipasi dapat ditoleransi.
Dengan kriteria hasil:
BAB normal sekali sehari, feses lembek berbentuk.
Intervensi
Intervensi
29
Lakukan perubahan posisi baring.
6) Gangguan pertumbuhan dan perkembangan b.d. intake kalori dan
protein yang tidak adekuat.
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam
diharapkan pasien akan mencapai pertumbuhan dan perkembangan
sesuai standar usia.
Dengan kriteria hasil:
Keluarga mengetahui pertumbuhan fisik sesuai standar usia
Mampu mengidentifikasi perkembangan motorik, bahasa/kognitif
dan personal/sosial sesuai standar usia.
Intervensi
Intervensi
30
Dorong konsumsi makanan tinggi serat dan intake cairan adekuat.
Berikan informasi tertulis untuk orang tua pasien.
III. Evaluasi
Evaluasi keperawatan yang diharapkan ada pada pasien dengan
malnutrisi setelah dilakukan asuhan keperawatan adalah:
1) Pasien dapat mempertahankan status nutrisi yang adekuat.
2) Risiko ketidakseimbangan cairan tidak terjadi
3) Terjadi peningkatan aktivitas perawatan diri.
4) Konstipasi tidak terjadi dan frekuensi BAB dalam batas normal.
5) Pasien akan mencapai pertumbuhan dan perkembangan sesuai standar
usia.
6) Peningkatan perilaku dan pengetahuan keluarga dan pasien bertambah
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kegemukan (obesitas) didefinisikan sebagai kelebihan akumulasi
lemak rubuh sedikitnya 25% dari berat rata-rata untuk usia., jenis kelamin,
31
dan tinggi badan. Prognosis umum untuk peningkatan dan mempertahankan
penurunan berat badan buruk. Namun, keinginan pola hidup lebih sehat Dn
penurunan factor risiko sehubungan dengan ancaman penyakit terhadap
hidup memotivasi beberapa orang untuk mengikuti diet dan program
penurunan berat badan.Obesitas juga merupakan suatu keadaan patologis
dengan terdapatnya penimbuan lemak yang berlebihan daripada yang
diperlukan untuk fungsi tubuh. Masalah gizi karena kelebihan kalori biasanya
disertai kelebihan lemak dan protein hewani, kelebihan serat dan mikro
nutrien.
Kurang kalori dan protein(KKP) ini terjadi karena
ketidakseimbangan antara konsumsi kalori atau karbohidrat dan protein
dengan kebutuhan energi atau terjadinya defisiensi atau defisit energi dan
protein. Pada umumnya penyakit ini terjadi pada anak balita karena pada
umur tersebut anak mengalami pertumbuhan yang pesat. Apabila konsumsi
makanan tidak seimbang dengan kebutuhan kalori maka akan terjadi
defisiensi tersebut (kurang kalori dan protein). Beberapa ahli hanya
membedakan antara 2 macam KKP saja, yakni KKP ringan atau gizi kurang
dan KKP berat (gizi buruk) atau lebih sering disebut marasmus
(kwashiorkor). Anak atau penderita marasmus ini tampak sangat kurus, berat
badan kurang dari 60% dari berat badan ideal menurut umur, muka berkerut
seperti orang tua, apatis terhadap sekitarnya, rambut kepala halus dan jarang
berwarna kemerahan.
B. Saran
1. Di dalam menentukan intervensi keperawatan telebih mengenai program
diet, harus lebih banyak berdiskusi dengan klien.
2. Untuk klien dengan Kkp, harus lebih mengutamakan pengaturan pola
makan yang baik untuk menghindari kemungkinan buruk yang bisa terjadi.
3. Dalam perawatan klien, sebaiknya banyak melibatkan orang terdekat
klien, mulai dari keluarga,, mulai dari keluarga,abat samapi teman akrab
klien.
32
DAFTAR PUSAKA
BUKU :
33
Ilmu Kesehatan Anak Nelson vol 1 edisi 15. Jakarta EGC
JURNAL :
34