DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3 :
1. ALYA ROSSA NABILA (1930504092)
2. OKSEVAN DAMA REZA (1930504060)
3. ANDILIA (1930504058)
DOSEN PEMBIMBING:
JAWASI, M.Pd
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan
karunia-Nya makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Makalah ini
disusun agar pembaca dapat lebih memahami tentang Proses terbentuknya Alam Semesta.
Makalah ini disusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari kami selaku
penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama
pertolongan dari Allah SWT akhirnya makalah ini dapatterselesaikan.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang terlibat
dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang
lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..............................................................................................................4
B. Rumusan Masalah .........................................................................................................4
2. PEMBAHASAN
A. Alam Semesta ...............................................................................................................5
B. Terjadinya Galaksi ........................................................................................................5
C. Terjadinya Bumi dan Sistem Tata Surya ......................................................................6
D. Teori Barat Tentang Terbentuknya Alam Semesta ......................................................8
E. Matahari .................................................................................................................…11
F. Bumi ....................................................................................................................…...11
G. Bulan ...................................................................................................................…...12
3. PENUTUP
A. Kesimpulan ...........................................................................................................13
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pernahkah kamu bayangkan betapa luas alam semesta tempat kita tinggal?
Mungkin kamu memang belum banyak tahu tentang hal itu. Kalaupun pernah, kamu tentu
masih sangat sulit membayangkan betapa besar ukuran alam semesta ini. Akan kami
terangkan seberapa besar alam semesta ini dengan menggunakan suatu contoh. Seberapa
jauhkah jarak yang dapat kamu bayangkan? Jarak antara batas kota tempat kamu tinggal
mungkin tampak begitu besar bagimu. Anggap saja kamu sedang melintasi seluruh jalan-
jalan di kotamu, dari timur ke barat, dan kamu akan terkagum-kagum oleh keluasannya.
Mungkin diantara kalian ada yang pernah bepergian ke kota lain yang jauh jaraknya.
Tapi, camkan satu hal! Meskipun kamu pergi mengelilingi dunia, tetap saja masih sulit
untuk membantumu membayangkan betapa luas alam semesta ini. Karena ukuran bumi
hanyalah sebesar debu jika dibandingkan dengan ukuran alam semesta yang teramat
sangat luas ini.
Mungkin kamu terkejut, tapi memang itu kenyataannya; planet bumi hanyalah
sebutir debu jika dibandingkan dengan luas seluruh alam semesta.
B. Rumusan Masalah
Untuk memfokuskan makalah ini penulis dapat merumuskan masalah sebagai
berikut :
1. Apa pengertian alam semesta?
2. Bagaimana proses terbentuknya alam semesta dan penghuninya?
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. ALAM SEMESTA
Alam semesta, menurut orang Babylonia merupakan suatu ruangan atau selungkup
dengan bumi yang datar sebagai lantainya dan langit beserta bintang sebagai atapnya.
Jadi,alam semesta atau jagat raya adalah suatu ruangan yang maha besar yang di dalam
nya terdapat kehidupan yang biotik dan abiotic, serta didalamnya terjadi segala peristiwa
alam baik yang dapat di ungkapkan manusia maupun yang tidak.
B. TERJADINYA GALAKSI
5
Galaksi adalah calon bintang atau kelompok bintang yang jumlahnya ribuan juta dan
terdapat di alam semesta.
Menurut Fowler, kira-kira 12.000 juta tahun yang lalu, galaksi dialam semesta
jumlahnya ribuan tidaklah seperti galaksi pada yang ada pada saat ini. Pada saat itu
galaksi masih merupakan kabut gas hydrogen yang sangat besar. Kabut gas hydrogen
tersebut bergerak perlahan-lahandan berputar pada porosnya, sehingga seola-olah
berbentuk bulat karena gaya beratnya. Gumpalan kabuut hydrogen yang sudah menjadi
bintang juga melakukan kontraksi secara perlahan . panas yang dipancarkan dari bintang-
bintang yang terbentuk tadi suhunya semakin menurun. Kemudian setelah berjuta-juta
tahun bintang tersebut mempunyai bentuk seperti benda langit sekaranng ini.
Mula-mula ptolomeus ilmwan Yunani abad ke-2 M berpendapat bahwa semua benda
di angkasa bergerak mengelilingi bumi. Teori ini disebut geosentris. Kemudian teori itu
dibetulkan oleh Nicolai Copernicus astronom polandia (1473-1453) pada tahun 1530
dengan teorinya heliosentris, bahwa semua benda angkasa bergerak mengelilngi matahari
dengan orbit yang berbentuk lingkaran. Johanes kleper, astronom dan matematikawan
jerman (1571-1630) berpendapat bahwa orbit bumi dalalm mengelilingi matahari
berbentuk elips. Pada tahun 1610, Gallileo dengan bantuan teleskop membenarkan teori
yang telah diralat oleh kleper.
Pada tahun 1686, Issac Newton (1643-1727), dengan teori gravitasinya, menjelaskan
bahwa bumi dan planet-planet mengorbit karena prinsip gravitasi.
6
(planet-planet serta bintang )memang terjadi,maka proses-proses terjadinya selalu
menurut hhukum alam.
2. Piere Simon Marquis the Laplace, 1749-1827 pada tahun 1776, seorang filsuf
dan matematikawan prancis mengutarakakn teori terjadinya bumi sebagai
berikut :
Diangkasa terdapat kabut asal yang telah berputar, berpijar dan panas. Putaran
kabut yang berpijar itu perlahan-lahan menjadi dingin. Semakin cepat berputar,
gas tersebut semakin mendingin. Semakin cepat putarannya, semakin mendekati
ekuator. Karena gaya gravitasi, bentuk gumpalan gas di bagian tengah tidak
begitu besar sehingga terjadi pemisahan fragmen. Fragmen tersebut berbentuk
seperti cincin atau gelang yang bergerak atau mengelilingi kabut induknya.
Setelah gelangan fragmen pertama terlepas dari induknya, terlepas pula cincin
fragmen yang kedua, ketiga, dan seterusnya sampai yang kesembilan, cincin itu
semakin mendingin,menyusut, lalu membentuk planet. Semuanya mengorbit
induknya.
3. Hipotesis Planetesimal
Lebih kurang serratus tahun setelah teori kabut Kant-Laplace, pada tahun 1905,
Thomas C. Chamberlin ( Geologiwan) dan Forest R. Moulton (astronom) dari
Chichago, USA mengemukakan teori baru yang disebut Teori Planetesimal. Yaitu
pada awalnya ada matahari kemudian matahari itu di dekati bintang sehingga
terjadilah peledakan hebat yang menyebabkan banyak gas mencuat keluar dari
atmosfir matahari. Gas yang mencuat tersebut berbentuk seperti kabut pilin
(spiral), lalu mengembun dan membeku menjadi planetesimal.
8
Sebagai tambahan bagi klaim mereka, bahwa alam semesta ada dalam waktu yang tidak
terbatas, penganut materialisme juga mengemukakan bahwa tidak ada tujuan atau
sasaran di dalam alam semesta. Mereka menyatakan bahwa semua keseimbangan,
keselarasan, dan keteraturan yang tampak di sekitar kita hanyalah peristiwa kebetulan.
Teori Osilasi hampir sama dengan Teori Keadaan Tetap (Steady State Theory) yang
menyatakan bahwa alam semesta tidak ada awal dan tidak ada akhir. Namun, model
osilasi ini mengakui adanya dentuman besar yang mengakibatkan terjadinya
pengembangan, lalu gravitasi akan menyedot kembali sehingga kempis (collapse) yang
kemudian akan padat kembali. Setelah kembali, selanjutnya terjadi dentuman besar lagi
dan mengempis lagi. Dengan kata lain alam semesta ini berkelakuan melar-menciut-
melar-menciut. Begitu seterusnya.
Pendapat bahwa alam semesta sudah ada sejak waktu yang tak terbatas terkubur
ketika abad 20 ditemukan penemuan baru. Sejak tahun 1920-an, telah muncul bukti
tegas bahwa pendapat ini tidak mungkin benar. Para ilmuwan sekarang merasa pasti
bahwa jagat raya tercipta dari ketiadaan, sebagai hasil suatu ledakan besar yang tak
terbayangkan, yang dikenal sebagai Teori Dentuman Besar (Big Bang)”. Dengan kata
lain, alam semesta terbentuk, atau tepatnya, diciptakan oleh Allah. 2
Abad ke-20 juga menyaksikan kehancuran klaim materialis bahwa segala sesuatu di
jagat raya adalah hasil dari kebetulan dan bukan rancangan. Riset yang diadakan sejak
tahun 1960-an dengan konsisten menunjukkan bahwa semua keseimbangan fisik alam
semesta umumnya dan bumi kita khususnya dirancang dengan rumit untuk
memungkinkan kehidupan.
Teori yang akhirnya diposisikan dan diterima sebagai pandangan yang ilmiah
adalah Teori Dentuman Besar (Big Bang). Teori ini berpandangan bahwa alam semesta
ini pada mulanya terjadi dengan peledakan. Menurut George Ganow dalam Musthafa
(1980), pada saat-saat permulaan dari timbulnya alam semesta ini, ialah bahwa semua
massa (benda-benda) yang akan membentuk alam semesta seperti galaxi-galaxi, semua
nebula, gas-gas, matahari, bintang-bintang, seluruh
9
planet dan satelit serta zat-zat kosmos lainnya, berkumpul menjadi satu di bawah
tekanan yang maha tinggi dan sangat kuat, sehingga menyebabkan pecah dan runtuh
berantakan (collapse). Alam semesta tercipta dari sebuah ledakan kosmis sekitar 10-
20 milyar tahun yang lalu mengakibatkan adanya ekspansi (pengembangan) alam
semesta. Sebelum terjadinya ledakan kosmis tersebut, seluruh ruang materi dan energi
terkumpul dalam sebuah titik.
Selain adanya teori terciptanya alam semesta, ada banyak teori mengenai terciptanya
tata surya, bagian kecil dari alam semesta. Adapun beberapa teori tersebut:
1. Teori Bintang Kembar
Menurut teori ini, dahulu matahari merupakan bintang kembar. Kemudian bintang
kembarannya meledak menjadi kepingan-kepingan. Karena pengaruh gaya gravitasi
bintang yang tidak meledak (matahari), maka kepingan-kepingan itu bergerak
mengitari bintang tersebut dan menjadi planet-planet.
2. Teori Nebular
Immanuel Kant (1749-1827), seorang ahli filsafat berkebangsaan Jerman membuat
suatu hipotesis tentang terbentuknya tata surya pada tahun 1755. Menurut teori ini,
jagad raya berasal dari gumpalan kabut yang berputar perlahan- lahan dan memadat
karena adanya gaya tarik-menarik dan tolak-menolak, dari bagian-bagiannya
terbentuklah pada pusatnya sebuah inti. Bagian inti atau tengah kabut itu menjadi
gumpalan gas yang kemudian membentuk matahari, dan bagian kabut di sekelilingnya
menjadi planet, satelit dan benda-benda langit lainnya.
3. Teori Tidal Atau Teori Pasang Surut
Teori ini menjelaskan mengapa planet-planet di bagian tengah seperti Yupiter,
Saturnus, Uranus dan Neptunus merupakan planet raksasa sedangkan di bagian
ujungnya merupakan planet-planet kecil. Kelahiran kesembilan planet itu karena
pecahan gas dari matahari yang berbentuk cerutu itu maka besarnya planet-planet iti
berbeda-beda yang terdekat dan terjauh besar tetapi yang di tengah lebih besar lagi.
10
E. MATAHARI
Matahari bukanlah benda biasa, tetapi merupakan lapisan dari beberapa macam gas
dengan tekanan dan temperature yang sangat tinggi. Matahri dengan bahan bakar hydrogen
akan mengalami masa kehabisan bahan bakar.akibatnya, intinya akan menyusutdan
menghasilkan lebiih banyak energy (bukan cahaya). Energy tersebut membuat matahari
membesar (disebut bintang raksasa merah)yang pada akhirnya akan menelan bumi. Matahari
melepaskan lapisan luar,menghasilkan awan besar (nebulan planet), dan sisanya mendingiin,
menyusut dan menjadi black holo bila bahan bakar habis terkkuras,bintang(matahari) menjadi
labil,meledak dan menjadi supernova. Diperkirakan,umur matahari sampai sekarang ±5.10
tahun atau sekitar 10 milyar tahun dan akkan berakhir kira-kira 5 milyayr tahun lagi.
F. B U M I
Dibandingkan dengan planet lain,bumi merupakan planet yang istimewa. Keistimewaan
tersebuut adalah :
Jaraknya dengan matahari tidak tetrlalu dekat dan tidak terlalu jauh sehingga udara
bumi tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin .
Terdapat cairan air dibumi (samudera dan lautan).
Bumi mempunyat atmosfir sehingga terdapat awan dan hujan.
Atmosfir bumi membuat perbedaan suhu antara siang dan malam(seperti bulan) tidak
tetrlalu ekstrim.
Atmosfir bumi mengandung oksigen bumi yang terdapat kehhidupan seperti yang kita
kenal sekarang.
Atmosfir bumi melindungi kehidupan dari kerusakan akibat sinar dan dzarah darii
matahari yang dapat merusak bumi.
Medan magnet bumi dapat mennangkap dzarah yang merusak(electron) yang berasal dari
matahri dan angkasa luar sehingga dzarah tersebut terkumpul dalam zona yang disebut sabuk
van allen, (james van allen, visi kawan amerika), yang terletak ± 3.000 – 18.000 km dari
permukaan tanah. Meskipun demikian, ada juga dzarah yang lolos dan tidak terperangkap
oleh Sabuk Van Allen, yaitu di daerah kutub bumi (diarahkan ke kutub magnet oleh medan
magnet ).
11
G. BULAN
Bulan beredar mengelilingi bumi sekalian dan juga berotasi sekali. Akibatnya, muka dan
punggung bulan yang menghadap (dan membelakangi bumi) selalu tetap.
Gravitasi bumi memperlambat perputaran bulan revolusi dan rotasi terjadi pada waktu
yang sama. Gravitasi bulan menyebabkan pasang naik dibawah bulan sementara pasang naik
terjadi pula pada sisi bumi yang berlawanan. Hal ini disebabkan gaya sentrisfugal gerakan
bumi mengitari pusat gravitasi bumi-bulan.
Gravitasi bulan kurang lebih sama dengan 1/6 gravitasi bumi sehingga dibulan, kita
mudah bergerak. Selain itu, semua benda terasa lebih ringan daripada bumi. Di bulan, langit
tampak hitam kelam karena bulan tidak mempunyai atmosfir. Adapun tanahnya tidak
berwarna, penuh dengan kawah dan batu serta tertutup debu yang halus. Hal ini disebabkan
dibombardemen meteorit yang berlangsung terus-menerus selama jutaan tahun.
Sebagian besar kawah di bulan terbentuk karena benturan meteorit, meskipun ada juga
yang berasal dari gunung api. Dataran besar yang dikira lautan oleh Galileo terdiri atas lava.
Dataran itu sudah lama terbentuk, yaitu ketika meteorit besar membentur bulan, kemudian
tanah di bulan menganga mengeluarkan lava dan menutupi daerah yang luas. Kegitan
tersebut kini tidak terjadi lagi karena bulan merupakan benda yang hamper mati.
Bulan terbentuk sekitar 4.600 juta tahun yang lalu bersamaan dengan terjadinya bumi.
Perbedaan batuan (yang terdapat di bulan dan dibumi) menunjukkan bahwa keduanya tidak
pernah bersatu .
Berat bulan adalah 1/81 berat bumi. Dalam 27,3 hari bulan mengorbit bumi dengan jarak
24.000 mil. Sekali mengorbit bumi hanya berotasi sekali. Akibatnya, permukaan bulan yang
membelakangi bumi selalu dalam keadaan tetap.
Bulan tidak mempunyai atmosfir dan juga air sehingga merupakan daerah yang kering
dan mati. Adapun yang berpendapat bahwa bulan terjadi akibat pemisahannya dengan bumi
ketika bumi dalam stadia bintang. Jadi, belum mempunyai kerak (atau kulit) yang padat. Ini
berarti bahwa bulan merupakan saudara dari bumi. Dengan kata lain salena adalah saudara
gea.
12
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
2. Terjadinya Galaksi
Galaksi adalah calon bintang atau kelompok bintang yang jumlahnya ribuan juta
dan terdapat di alam semesta.
Menurut fowler kira-kira 12.000 juta tahun yang lalu, galaksi di alam semesta
yang jumlahnya rubuan tidaklah seperti galaksi yang ada pada saat ini. Pada waktu
galaksi masih merupakan kabut gas hydrogen yang sangat besar, kabut gas hedrogen
tersebut bergerak berlahan-lahan dan berpitar pada porosnya,sehingga seolah-olah
berbentuk bulat karena gaya beratnya, kabut gas hydrogen mengadakan kontraksi
sehingga bagian luar dari kabut gas hydrogen tersebut banyak yang tertinggal,
13
DAFTAR PUSTAKA
Mawardi, Nur Hidayati, / Ilmu Alamiah Dasar ,Ilmu Sosial Dasar, Ilmu Budaya Dasar,
(Bandung: CV . Pustaka Setia, 2000). Hal 27
14