Sementara itu Kemp dan Dayton (1985) mengemukakan beberapa manfaat media yaitu:
1. Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar
2. Pembelajaran dapat lebih menarik
3. Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar
4. Waktu pelakasanaan pembelajaran dapat diperpendek
5. Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan
6. Proses pembelajaran dapat berlangsung kapan pun dan dimana pun diperlukan
7. Sikap positif siswa terhadap materi pelajaran serta proses pembelajaran dapatditingkatkan
8. Peranan guru ke arah yang positif
2. Media Audio
Media audio adalah media yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (hanya
dapat didengar) yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan anak
untuk mempelajari isi tema. Contoh media audio yaitu program kaset suara dan program
radio. Penggunaan media audio dalam kegiatan pendidikan untuk anak usia dini pada
umumnya untuk melatih keterampilan yang berhubungan dengan aspek-aspek keterampilan
mendengarkan. Dari sifatnya yang auditif, media ini mengandung kelemahan yang harus
diatasi dengan cara memanfaatkan media lainnya.
Terdapat beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan apabila Anda akan
menggunakan media audio untuk anak usia dini yaitu:
a. Media ini hanya akan mampu melayani secara baik mereka yang sudah memiliki
kemampuan dalam berpikir abstrak. Sedangkan kita mengetahui bahwa anak usia dini masih
berpikir konkrit, oleh karena itu penggunaan media audio bagi anak usia dini perlu dilakukan
berbagai modifikasi disesuaikan dengan kemampuan anak.
b. Media ini memerlukan pemusatan perhatian yang lebih tinggi dibanding media lainnya,
oleh karena itu jika akan menggunakan media audio untuk anak usia dini dibutuhkan teknik-
teknik tertentu yang sesuai dengan kemampuan anak.
c. Karena sifatnya yang auditif, jika Anda ingin memperoleh hasil belajar yang yang dicapai
anak lebih optimal, diperlukan juga pengalaman-pengalaman secara visual. Kontrol belajar
bisa dilakukan melalui penguasaan perbendaharaan kata-kata, bahasa, dan susunan kalimat.
3. Media Audio-Visual
Sesuai dengan namanya, media ini merupakan kombinasi dari media audio dan media
visual atau biasa disebut media pandang-dengar. Dengan menggunakan media audio-visual
ini maka penyajian isi tema kepada anak akan semakin lengkap dan optimal. Selain itu media
inidalam batas-batas tertentu dapat juga menggantikan peran dan tugas guru. Dalam hal ini
guru tidak selalu berperan sebagai penyampai materi, karena penyajian materi bisa diganti
oleh media. Peran guru bisa beralih menjadi fasilitator belajar yaitu memberikan kemudahan
bagi anak untuk belajar. Contoh dari media audio visual ini di antaranya program
televisi/video pendidikan/instruksional, program slide suara, dsb.
1. Media cetak
Buku mutlak digunakan oleh guru sebagai sumber belajar. Beberapa kriteria yang sebaiknya
menjadi dasar pertimbangan dalam menggunakan buku adalah kriteria isi yang mencakup
apakah isi buku ini relevan dengan kurikulum/program yang berlaku, urutan isi buku, isi dan
topik yang disajikan pembahasannya mudah dipahami anak, kemampuan pengarang dan
penerbit, kebaruannya (currentness), dan lain-lain.
2. Benda sebenarnya
Sejalan dengan pembelajaran anak usia dini, guru dapat menggunakan benda-benda
sebenarnya sebagai media pembelajaran. Penggunaan benda sebenarnya seperti pada saat
guru menjelaskan tanaman misalnya bunga guru harus dapat menggunakan secara tepat dan
memanfaatkan benda-benda tersebut agar sebuah indera anak terstimulasi dengan baik
misalnya saja anak dapat mengamati bunga yang sebenarnya, mencium harum wangi bunga,
menyentuh mahkotanya, daun dan tangkai bunga. Dengan demikian anak lebih memahami
melalui pengalaman nyata dan lebih menyenangkan.
3. Barang Bekas
Kreativitas guru dalam menggunakan barang bekas menjadi media pembelajaran dapat
membantu proses pembelajaran. Contohnya botol bekas minuman kaleng dapat dikemas
menjadi kaleng suara dengan bantuan kerikil untuk berlatih seni musik, melatih daya
pendengaran, dan mengenalkan berbagai bunyi-bunyian kepada anak.
4. Model
Guru dapat menggunakan model tiruan seperti motor-motoran, mobil-mobilan, becak dan
lain-lain untuk membantu memberikan gambaran alat angkutan kepada anak. Model ini
cukup efektif digunakan untuk memberikan pengetahuan dan informasi pada anak mengenai
objek-objek tertentu yang ditampilkan dalam bentuk model ataun tiruan dari benda
sebenarnya.
Dafrtar Pustaka
Hartati, sri.2010.Bahan Ajar Perencanaan Pembelajaran TK. UNP
Sanjaya,wina.2008.perencanaan dandesain sistem pembeljaran:jakarta
Majid, Abdul. 2008. Perencanaan Pembelajaran (Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Uno, Hamzah B. 2008. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.
http://deri.web.id/
Tim Penyusun.2008.Bahan Ajar Belajar dan Pembelajaran.FIP UNP
Media Pembelajaran anak Usia Dini
Media dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai “alat; alat (sarana) komunikasi seperti koran,
majalah, radio, televisi, film, poster, dan spanduk; perantara penghubung”.[1] Keberhasilan
suatu proses belajar mengajar salah satu penyebabnya adalah karena adanya penggunaan
media atau perantara dalam proses belajar mengajar tersebut. Karena “dalam proses belajar
mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting”.[2]
Dalam proses pembelajaran di dunia pendidikan ketidakjelasan bahan atau materi yang
disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara, kerumitan bahan
atau materi yang akan disampaikan kepada peserta didik pun dapat disederhanakan dengan
bantuan media. Media juga dapat mewakili apa yang kurang terutama dalam menyampaikan
bahan pelajaran yang diucapkan dengan kata-kata tertentu.
“Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara
harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar. Medoe adalah perantara atau pengantar
pesan dari pengirim ke penerima pesan”.[3] Media juga disebut sebagai alat peraga, audio
visual, instruksional material atau sekarang ini media lebih dikenal dengan media
pembelajaran atau media instruksional.
Berdasarkan batasan yang disampaikan di atas mengenai media, maka dapat disimpulkan
bahwa pengertian media pembelajaran adalah secara bentuk komunikasi yang dapat
digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi dari sumber kepada anak didik yang
bertujuan agar dapat merangsang pikiran, perasaan, minat dan perhatian anak didik untuk
mengikuti kegiatan pembelajaran.
Budianto
---------------------------------------------------------------
[1] Depdiknas (2007) Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, hal. 726
[2]Syaiful Bahri Djamarah dan Azwan Zain (2002), Strategi Belajar Mengajar, Jakarta:
Rineka Cipta, hal. 136
[3] Arif S Sadiman, dkk (2010) Media Pendidikan: Pengertian Pengembangan dan
Pemanfaatannya, , Cet. 10. Jakarta: Rajawali Pers, hal. 6
A. Pengertian Media Pembelajaran
Istilah media yang merupakan bentuk jamak dari medium secara harfiah
berarti perantara atau pengantar. Association for Education Communications and
Technology atau AECT yang dikutip oleh Sadiman mengartikan media sebagai
segala bentuk dan saluran untuk proses transmisi informasi. Pesan yang ingin
disampaikan dari pendapat tersebut adalah mengindikasikan bahwa segala sesuatu
yang ada di lingkungan manusia dan yang digunakannya sehingga dapat
menyampaikan informasi yang diinginkan, dapat dikatakan sebagai media (2008:6).
Pendapat AECT di atas adalah suatu pengertian yang sangat umum. Kata
segala memberi makna yang sangat luas atau tidak terbatas pada jenis media
tertentu. Oleh sebab itu Sadiman mencoba melihat keterkaitan antara media dengan
pendidikan. Ia berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat
menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Istilah pembelajaran itu
sendiri dapat dimaknai sebagai usaha sadar yang dilakukan dengan suatu
perencanaan, terorganisir ataupun terkendali dan dilakukan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan sebelumnya. Ada kondisi belajar internal yang timbul dari
memori anak sebagai hasil dari belajar sebelumnya dan ada sejumlah kondisi
eksternal ditinjau dari diri anak. Kondisi eksternal ini dapat berupa petunjuk verbal,
skema pengorganisasian pikiran, praktik, pengulangan unjuk perbuatan dan
pemberian contoh baik berupa objek, peristiwa maupun orang/tauladan (2008: 7-8).
Dalam usaha mengatur kondisi eksternal ini diperlukan berbagai rangsangan yang
dapat diterima oleh indera. Dengan kata lain, peranan media yang mampu
menyajikan berbagai macam rangsangan sangat diperlukan untuk terjadinya tindak
belajar.
Pendapat di atas sejalan dengan apa yang diutarakan oleh Miarso bahwa
media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang pikiran,
perasaan, perhatian, dan kemauan anak sehingga dapat mendorong terjadinya
proses belajar pada diri siswa (2007:458). Artinya bahwa dengan adanya
pengkondisian lingkungan yang dalam hal ini adalah penyediaan media yang
mendukung dan bertujuan, dapat mengembangkan keterampilan eksploratif,
imajinatif, dan kreativitas anak.
B. Tujuan Penggunaan Media Pembelajaran
Oleh sebab itu tujuan pembelajaran harus dirumuskan secara jelas, terarah,
sistematis, dan terperinci. Dengan demikian dapat diharapkan manfaat yang
maksimal dari tujuan itu terhadap tujuan media pembelajaran yang hendak dicapai,
atau dengan kata lain ada keterkaitan yang erat antara keduanya.
1. Media manipulatif
adalah segala benda yang dapat dilihat, disentuh, didengar, dirasakan, dan
dimanipulasikan. Hal ini menunjukkan bahwa segala sesuatu yang bisa dan biasa
ditemukan anak dalam kesehariannya dapat dijadikan media pembelajaran yang
lebih kontekstual. Seperti contoh penggunaan kancing, gelas plastik, bola kecil,
kaleng, kardus, karet gelang, tutup botol, dan masih banyak lagi.
Dapat diartikan bahwa media-media ini adalah ilustrasi dari media yang sebenarnya,
biasanya diimplementasikan dalam bentuk gambar-gambar. Alasan yang mendasari
penyediaan media-media ini adalah perkembangan pemahaman anak yang mulai
memasuki masa transisi dari praoperasional menuju operasional kongkrit.
3. Media Symbolic
Tahapan penggunaan media yang terakhir adalah dengan media symbolic. Ini
diberikan pada anak yang sudah memiliki tingkat pemahaman yang cukup matang.
Media-media ini sudah tidak lagi menggunakan benda-benda ataupun gambar,
melainkan dengan rumus-rumus, grafik, ataupun lambang operasional.
Ketiga kategori ini didasarkan pada pemahaman akan keunikan tiap-tiap
anak, kebutuhan dan kecepatan anak yang sangat bervariasi dalam menerima
pembelajaran. Namun yang terpenting adalah kejelian guru dalam mengikuti
prosedur kelayakan sebuah media untuk diberikan kepada anak, yaitu dengan
memperhatikan beberapa syarat berikut: (a) Media didisain sesuai dengan
perkembangan anak, (b) mudah terjangkau dan ekonomis, atau yang biasa ditemui
anak sehari-hari, (c) dapat memberi kesenangan dan aman bagi anak, (d) praktis
dan multiguna, satu media dapat digunakan dalam beberapa pengembangan
kemampuan, (e) sederhana namun dapat memberikan makna pada anak
(Charlesworth:26).
Media ini memberikan pengalaman yang mendalam, dan pemahaman yang klebih kengkap
benda benda nyata. Media tiga demensi yang bnyak digunakan dalam belajar adalah model.,
Mock- upps, diorama , sajian atau pameran, sample, realita, DLL
2. Komputer
Dalam perkembangan masa kini merupakan suatu perangkat peralatan yang canggih dan
dapat di manfaatkan, dalam masalah masalah pendidikan dan pembelajaran. Ia merupakan
suatu medium yang cocok dalam proses pembelajaran masa kini disamping media yang lain.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jadi dengan adanya media pembelajaran guru hendaknya dapat mengajarkan ke peserta didik
agar semua aspek perkembangannya berkembang dengan baik.
Media pembelajaran juga memudahkan dalam proses belajar di TK / PAUD.
Dalam pokok makalah ini bahwa kita di tuntut untuk dapat menguasai ilmu tersebut. Agar
dapat mengembangkan potensi peserta didik dengan baik.
Pendidikan adalah lapangan perjuangan, bukan tempat mencari penghidupa
n
| 4
perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan”. Pengertian implementasi sebagai aktivitas
yang saling
menyesuaikan juga dikemukakan oleh Mclaughin (dalam Nurdin dan Usman, 2004). Adapun
Schubert (dalam Nurdin dan Usman, 2002:70) mengemukakan bahwa ”implementasi adalah
sistem rekayasa.”
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengembangan adalah proses, cara, perbuatan
mengembangkan (1989: 414). Dan lebih dijelaskan lagi dalam Kamus Umum Bahasa
Indonesia karya WJS Poerwadarminta, bahwa pengembangan adalah perbuatan menjadikan
bertambah, berubah sempurna (pikiran, pengetahuan dan sebagainya) (2002: 473). Kegiatan
pengembangan meliputi tahapan: perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi yang diikuti dengan
kegiatan penyempurnaan sehingga diperoleh bentuk yang dianggap memadahi. Untuk
melakukan kegiatan pengembangan media pembelajaran diperlukan prosedur pengembangan.
Prosedur pengembangan adalah langkah-langkah prosedural yang harus ditempuh oleh
pengembang agar sampai ke produk yang dispesifikasikan. Prosedur pengembangan media
meliputi beberapa tahap, yaitu perencanaan atau penyusunan rancangan media, produksi
media, dan evaluasi media. Kriteria pemilihan media pembelajaran yaitu: 1) Sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapai. Media dipilih berdasarkan tujuan instruksional yang telah
ditetapkan baik dari segi kognitif, afektif, dan psikomotor. 2) Media harus tepat untuk
mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip atau generalisasi. 3) Media
harus praktis, luwes dan bertahan. Jika tidak tersedia waktu, dana, atau sumber daya lainnya
untuk memproduksi, tidak perlu dipaksakan. Media yang mahal dan memakan waktu yang
lama bukanlah jaminan. Sebagai media yang terbaik. Sehingga guru dapat memilih media
yang ada, mudah diperolh dan mudah dibuat sendirioleh guru. Media yang dipilih sebaiknya
dapat digunakan dimanapun dan kapanpun dengan peralatan yang ada di lingkungan
sekitarnya, dan mudah dibawa dan dipindahkan ke mana-mana. 4) Media harus dapat
digunakan guru dengan baik dan terampil. Apapun medianya, guru harus mampu
menggunakan dalam proses pembelajaran. Komputer, proyektor transparansi (OHP),
proyektor slide, dan film, dan peralatan canggih lainnya tidak akan berarti apa-apa jika guru
belum dapat menggunakannya dalam proses belajar mengajar di kelas. 5) Mutu teknis.
Pengembangan visual baik gambar maupun fotograf harus memenuhi persyaratan teknis
tertentu. Misalnya visual pada slide harus jelas dan informasi atau pesan yang ditonjolkan dan
ingin disampaikan tidak boleh terganggu oleh elemen lain yang berupa latar belakang. 6)
Media yang digunakan harus sesuai dengan taraf berfikir siswa. 7) Media yang digunakan
harus dapat menunjang dan membantu pemahaman siswa terhadap pelajaran tersebut
sehingga proses pembelajan dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Arif S Sadiman ada 3 hal yang dapat dijadikan prosedur dalam
pemilihan media yang akan digunakan.
1. Model Flowchart (menggunakan eliminasi dalam pengambilan keputusan
pemilihan)
2. Model matrix (berupa penangguhan model pengambilan keputusan,
pemilihan sampai seluruh kriteria pemilihannya diidentifikasi)
3. Model check list (yang menggunakan keputusan pemilihan sampai semua
kriterianya dipertimbangkan.
F. Manfaat Media dalam Pembelajaran
Secara umum manfaat media dalam proses pembelajaran adalah
memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga pembelajaran
akan lebih efektif dan efisien. Tetapi secara lebih khusus ada beberapa
manfaat media yang lebih rinci Kemp dan Dayton (1985) misalnya
mengidentifikasi beberapa manfaat media dalam pembelajaran yaitu :
1. Penymapaian materi pelajaran dapat diseragamkan
2. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik
3. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif.
4. Efisiensi dalam waktu dan tenaga
5. Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa
6. Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan di mana saja dan
kapan saja
7. Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan
proses belajar
8. Merubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif.
Selain sebagai manfaat media seperti yang dikemukakan oleh
Kemp dan Dayton tersebut, tentu saja kita masih dapat menemukan
banyak manfaat praktis yang lain. Manfaat praktis media pembelajaran di
dalam proses belajar mengajar sebagai berikut:
1. Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan
informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan
hasil belajar.
2. Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian
anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih
langsung antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk
belajar sendiri-sendiri dengan kemampuan dan minatnya.
3. Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman
kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan meraka, serta
memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat
dan lingkungannya misalnya melalui karya wisata. Kunjungan ke museum
atau kebun binatang.
4. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan
waktu.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jadi dengan adanya media pembelajaran guru hendaknya dapat
mengajarkan ke peserta didik agar semua aspek perkembangannya
berkembang dengan baik.
Media pembelajaran juga memudahkan dalam proses belajar di
pendidikan Anak Usia Dini (TK, KB, TPA dan SPS).
Dalam pokok makalah ini bahwa kita dituntut untuk dapat menguasai ilmu
tersebut. Agar dapat mengembangkan potensi peserta didik dengan baik.
B. Saran
Saya mengakui apabila ada kesalahan pada makalah ini saya mohon
maaf, dan kepada pembaca saya berharap agar dapat memberikan
kritikan agar saya dapat memperbaiki makalah dengan baik di masa yang
akan datang. Dan semoga makalah berikutnya dapat saya selesaikan
dengan hasil yang lebih baik lagi.
Atas saran yang membangun saya haturkan terima kasih banyak.
DAFTAR PUSTAKA
Syaiful Bahri Djamaroh, Guru dan Anak didik dalam interaksi edukatif
(Jakarta: Reneka Cipta. 2010) hlm. 215-217
Syaiful Bahri Djamaroh, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : Rineka Cipta,
2010), hlm. 214-215
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT. Raja Grafindo persada Cet.5,
2003), hlm. 15-16
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo persada, 2007,
hal. 74
Asnawir dan M Basyirudin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat pers,
2002), hal. 15-16
Mukhtar, Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: CV. Misaka
Galiza, 2003), hlm. 119
Ahmad Rohani, Media Instruksional Edukatif, (Jakarta: PT Raja Grafinfo
Persada, 2007), hal : 84
http: //multazam-eistein.blogspot.co.id/2013/07/makalah-pemilihan-media
pembelajaran. html
Kedua pengertian tersebut menggarisbawahi bahwa perbedaan antara alat permainan yang
biasa dengan alat permainan edukatif adalah bahwa pada alat permainan edukatif terdapat
unsur perencanaan pembuatan secara mendalam dengan mempertimbangkan karakterisitk
anak dan mengaitkannya pada pengembangan berbagai aspek perkembangan anak.
Sedangkan alat permainan biasa dibuat dengan tujuan yang berbeda, mungkin saja hanya
dalam rangka memenuhi kepentingan bisnis semata tanpa adanya kajian secara mendalam
tentang aspek-aspek perkembangan anak apa saja yang dapat dikembangkan melalui alat
permainan tersebut.
Untuk dapat melihat dan memahami secara lebih mendalam mengenai apakah suatu alat
permainan dapat dikategorikan sebagai alat permainan edukatif untuk anak TK atau tidak,
terdapat beberapa ciri yang harus dipenuhinya yaitu: