Anda di halaman 1dari 30

MEDIA DAN SUMBER BELAJAR ANAK USIA DINI

MEDIA DALAM PEMBELAJARAN

Pembelajaran merupakan suatu kegiatan melaksanakan kurikulum suatu lembaga


pendidikan agar dapat mempengaruhi para siswa mencapai tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan. Tujuan pendidikan pada dasarnya mengantarkan para siswa menuju pada
perubahan-perubahan tingkah laku baik intelektual, moral, maupun sosial anak agar dapat
hidup mandiri sebagai individu dan mahluk sosial. Dalam mencapai tujuan tersebut siswa
berinteraksi dengan lingkungan belajar yang diatur guru melalui proses pembelajaran.
Lingkungan belajar yang diatur oleh guru mencakup tujuan pembelajaran, bahan
pembelajaran, metodologi pembelajaran, dan penilaian pembelajaran. Secara khusus terkait
metodologi pembelajaran, aspek ini terkait dengan dua hal yang saling menonjol yaitu
metode dan media pembelajaran. Media memiliki kedudukan yang sangat penting dalam
mencapai tujuan pembelajaran secara efektif.
Media dalam proses pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam
pembelajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang
dicapainya.Oleh karena itu penggunaan media pembelajaran sangat dianjurkan untuk
mempertinggi kualitas pembelajaran. Jika ditinjau dari perpektif komunikasi, pembelajaran
pada hakikatnya adalah proses komunikasi yaitu proses penyampaian pesan dari sumber
pesan melalui saluran/media tertentu ke penerima pesan. Pesan, sumber pesan, saluran/media
dan penerima pesan adalah komponen-komponen proses komunikasi. Pesan yang akan
dikomunikasikan adalah isi ajaran ataupun didikan yang ada dalam kurikulum, sumber
pesannya bisa guru, siswa, orang lain ataupun penulis buku dan produser media; salurannya
adalah media pendidikan dan penerima pesannya adalah siswa atau juga guru.

A. Pengertian Media Pembelajaran


Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata
"medium" yang secara harfiah berarti "perantara" yaitu perantara sumber pesan (asource)
dengan penerima pesan (a receiver. Banyak batasan yang diberikan orang tentang
media.Media pembelajaran merupakan salah satu sarana untuk mempermudah penyampaian
materi.Pada anak usia dini media pembelajaran sangat penting karena dalam penyampaian
materi pada anak usia dini akan lebih cepat di tangkap dengan adanya media pembelajaran
tersebut. Materi yang perlu di masukan dalam media pembelajaran anak usia dini adalah
memberikan praktek pembuatan permainan edukatif anak usia dini,karena anak usia dini erat
hubungannya dengan bermain maka media yang paling tepat untuk anak adalah melalui
permainan. Sampai sekarang sudah sering di berikan pembelajaran mengenai permainan
edukatif tapi hanya sebatas teori dan belum dapat di kembangkan sehingga kita memerlukan
materi - materi praktek dan lebih lanjut mengenai permainan - permainan edukatif yang
menjadi salah satu media pembelajaran yang efektif bagi anak usia dini

B. Manfaat Media Pembelajaran


Banyak manfaat yang dapat diperoleh dengan memanfaatkan media dalam
1.      pembelajaran yaitu:Pesan/informasi pembelajaran dapat disampaikan dengan lebih jelas,
menarik,kongkrit dan tidak hanya dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka
(verbalistis).
2.      Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera. Misalnya objek yang terlalu besar
dapat digantikan dengan realita, gambar, film bingkai, film atau model. Kejadian atau
peristiwa yang terjadi di masa lalu dapat ditampilkan lagi lewat rekaman film, video, dan
lain-lain. Objek yang terlalu kompleks dapat disajikan dengan model, diagram dan lain-lain.
3.      Meningkatkan sikap aktif siswa dalam belajar.
4.      Menimbulkan kegairahan dan motivasi dalam belajar.
5.      Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara siswa dengan lingkungan dan
kenyataan.
6.      Memungkinkan siswa belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya.
7.      Memberikan perangsang, pengalaman dan persepsi yang sama bagi siswa.

Sementara itu Kemp dan Dayton (1985) mengemukakan beberapa manfaat media yaitu:
1. Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar
2. Pembelajaran dapat lebih menarik
3. Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar
4. Waktu pelakasanaan pembelajaran dapat diperpendek
5. Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan
6. Proses pembelajaran dapat berlangsung kapan pun dan dimana pun diperlukan
7. Sikap positif siswa terhadap materi pelajaran serta proses pembelajaran dapatditingkatkan
8. Peranan guru ke arah yang positif

C. Jenis Media Pendidikan


Keragaman dan jenis media yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran sangat
banyak dan variatif oleh karena itu dalam perkembangannya timbul usaha-usaha untuk
mengelompokkan dan mengklasifikasi media-media tersebut menurut kesamaan ciri atau
karakteristiknya. Para ahli yang tercatat dalam proses pengkalifikasian tersebut antara lain:
Rudy Bretz, Duncan, Briggs, Gagne, Edling, Schramm, Allen, dan lain-lain. Namun
demikian dari beberapa pengelompokkan media yang mereka lakukan belum terdapat suatu
kesepakatan tentang klasifikasi atau taksonomi media yang berlaku umum dan mencakup
segala aspeknya, khususnya untuk suatu sistem pembelajaran. Bahkan tampaknya memang
tidak pernah akan ada sistem pengelompokkan yang sahih dan berlaku umum. Berkaitan
dengan hal tersebut, dalam bahan ajar ini jenis media tersebut akan dibagi menjadi tiga
kelompok besar yaitu media visual, media audio, dan media audio-visual. Di bawah ini secara
singkat diuraikan keterangan dari masing-masing jenis dan karakteristik media pendidikan
tersebut.
1. Media Visual
Media visual adalah media yang hanya dapat dilihat. Jenis media visual ini
nampaknya yang paling sering digunakan oleh guru pada lembaga pendidikan anak usia dini
untuk membantu menyampaikan isi dari tema pendidikan yang sedang dipelajari. Media
visual terdiri atas media yang dapat diproyeksikan (projected visual) dan media yang tidak
dapat diproyeksikan (non-projected visual). Media visual yang diproyeksikan pada dasarnya
merupakan media yang menggunakan alat proyeksi (disebut proyektor) di mana gambar atau
tulisan akan nampak pada layar (screen). Media proyeksi ini bisa berbentuk media proyeksi
diam misalnya gambar diam (still pictures) dan proyeksi gerak misalnya gambar bergerak
(motionpictures). Alat proyeksi tersebut membutuhkan aliran listrik dan membutuhkan
ruangan tertentu yang cukup memadai. Jenis-jenis alat proyeksi yang biasa digunakan untuk
menyampaikan pesan pendidikan untuk anak usia dini antaranya: OHP (overhead projection)
dan slaid suara(soundslide).
Pada lembaga PAUD yang ada di daerah perkotaan yang memiliki kemampuan untuk
mengadakan alat proyeksi ini tentu sangat menguntungkan sebab pembelajaran bisa ditata
lebih menarik perhatian dibandingkan dengan media yang tidak diproyeksikan. Namun pada
umumnya lembaga PAUD di daerah-daerah tertentu, terutama di pedesaan, belum
memungkinkan untuk mengadakan media proyeksi ini masih dianggap sangat mahal
harganya. Di samping itudiperlukan juga kemampuankemampuan khusus yang memadai dari
para guru untuk menggunakan dan memelihara alat proyeksi tersebut.
Media visual yang tidak diproyeksikan terdiri atas media gambar diam/mati, media
grafis, media model, dan media realia
a. Gambar diam atau gambar mati adalah gambar-gambar yang disajikan secara fotografik
atau seperti fotografik, misalnya gambar tentang manusia, binatang, tempat, atau objek
lainnya yang ada kaitannya dengan bahan/isi tema yang diajarkan. Gambar diam ini ada yang
sifatnya tunggal ada juga yang berseri yaitu berupa sekumpulan
b. Media grafis adalah media pandang dua dimensi (bukan fotografik) yang dirancang secara
khusus untuk mengkomunikasikan pesan-pesan pendidikan. Unsur-unsur yang terdapat dalam
media grafis ini adalah gambar dan tulisan. Media ini dapat digunakan untuk mengungkapkan
fakta atau gagasan melalui penggunaan kata-kata, angka serta bentuk simbol (lambang). Bila
Anda akan menggunakan media grafis ini Anda harus memahami dan mengerti arti simbol
simbolnya, sehingga media ini akan lebih efektif untuk menyajikan isi tema kepada anak.
Karakteristik media ini yaitu sederhana, dapat menarik perhatian, murah dan mudah disimpan
dan dibawa. Jenis-jenis media grafis ini diantaranya: grafik, bagan, diagram, poster, kartun,
dan komik.
c. Media model adalah media tiga dimensi yang sering digunakan dalam kegiatan pendidikan
untuk anak usia dini, media ini merupakan tiruan dari beberapa objek nyata, seperti objek
yang terlalu besar, objek yang terlalu jauh, objek yang terlalu kecil, objek yang terlalu mahal,
objek yang jarang ditemukan, atau objek yang terlalu rumit untuk dibawa ke dalam kelas dan
sulit dipelajari wujud aslinya. Jenis-jenismedia model diantaranya: model padat (solid
model), model penampang (cutaway model), model susun (build-up model), model kerja
(working model), mock-up dan diorama. Masing-masing jenis model tersebut ukurannya
mungkin persis sama, mungkin juga lebih kecil atau lebih besar dengan objek sesungguhnya.
d. Media realia merupakan alat bantu visual dalam pendidikan yang berfungsi memberikan
pengalaman langsung (direct experience) kepada anak. Realia ini merupakan model dan
objek nyata dari suatu benda, seperti mata uang, tumbuhan, binatang, dsb.

2. Media Audio
Media audio adalah media yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (hanya
dapat didengar) yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan anak
untuk mempelajari isi tema. Contoh media audio yaitu program kaset suara dan program
radio. Penggunaan media audio dalam kegiatan pendidikan untuk anak usia dini pada
umumnya untuk melatih keterampilan yang berhubungan dengan aspek-aspek keterampilan
mendengarkan. Dari sifatnya yang auditif, media ini mengandung kelemahan yang harus
diatasi dengan cara memanfaatkan media lainnya.
Terdapat beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan apabila Anda akan
menggunakan media audio untuk anak usia dini yaitu:
a. Media ini hanya akan mampu melayani secara baik mereka yang sudah memiliki
kemampuan dalam berpikir abstrak. Sedangkan kita mengetahui bahwa anak usia dini masih
berpikir konkrit, oleh karena itu penggunaan media audio bagi anak usia dini perlu dilakukan
berbagai modifikasi disesuaikan dengan kemampuan anak.
b. Media ini memerlukan pemusatan perhatian yang lebih tinggi dibanding media lainnya,
oleh karena itu jika akan menggunakan media audio untuk anak usia dini dibutuhkan teknik-
teknik tertentu yang sesuai dengan kemampuan anak.
c. Karena sifatnya yang auditif, jika Anda ingin memperoleh hasil belajar yang yang dicapai
anak lebih optimal, diperlukan juga pengalaman-pengalaman secara visual. Kontrol belajar
bisa dilakukan melalui penguasaan perbendaharaan kata-kata, bahasa, dan susunan kalimat.

3. Media Audio-Visual
Sesuai dengan namanya, media ini merupakan kombinasi dari media audio dan media
visual atau biasa disebut media pandang-dengar. Dengan menggunakan media audio-visual
ini maka penyajian isi tema kepada anak akan semakin lengkap dan optimal. Selain itu media
inidalam batas-batas tertentu dapat juga menggantikan peran dan tugas guru. Dalam hal ini
guru tidak selalu berperan sebagai penyampai materi, karena penyajian materi bisa diganti
oleh media. Peran guru bisa beralih menjadi fasilitator belajar yaitu memberikan kemudahan
bagi anak untuk belajar. Contoh dari media audio visual ini di antaranya program
televisi/video pendidikan/instruksional, program slide suara, dsb.

D. Pengadaan Media Pembelajaran


Pengadaan sumber belajar merupakan kelanjutan dari langkah perencanaan. Langkah
ini merupakan langkah guru atau pihak sekolah mewujudkan perencanaan media
pembelajaran yang telah dibuat. Sebaik apa pun perencanaan media pembelajaran yang
dibuat jika guru tidak diwujudkan dan realisasikan dalam bentuk kegiatan selanjutnya yaitu
pengadaan, maka perencanaan tersebut hanya merupakan daftar keinginan atau dokumen
tertulis saja. Oleh sebab itu proses pengadaan menjadi sangat penting dilakukan sebagai
proses selanjutnya sehingga kegiatan pembelajaran akan ditunjang dengan ketersediaan
berbagai media pebelajaran.
1. Pembelian
Pembelian merupakan suatu kegiatan pengadaan media pembelajaran melalui transaksi
pembelian. Pengadaan media pembelajaran melalui cara ini tentu berimplikasi pada dana atau
biaya yang dibutuhkan. Biasanya pihak sekolah atau lembaga penyelenggara PAUD telah
memiliki rencana anggaran untuk pembelian beberapa jenis media misalnya alat permainan
untuk di dalam ruangan kelas. Untuk melakukan pembelian guru harus berkoordinasi dan
menyampaikan rencana pembelian dan kebutuhannya itu kepada pimpinan lembaga
pendidikan.Pada saat menyampaikan permohonan pembelian kepada pimpinan lembaga
pendidikan, guru perlu menjelaskan jenis-jenis sumber belajar yang akan dibeli dan
mengemukakan alasan mengapa media pembelajaran tersebut perlu dibeli tentunya saja
dengan menyertakan hasil identifikasi kebutuhan media pembelajaran yang telah disusun
sebelumnya. Oleh karena sekolah biasanya menghadapi keterbatasan dana, maka guru
dituntut
mampu memilih dan menentukan media pembelajaran apa saja yang harus lebih utama
dibeliuntuk kepentingan pembelajaran anak. Pemahaman guru terhadap media pembelajaran
ini sangat penting mengingat guru harus memperhatikan kesesuaian media dengan kebutuhan
perkembangan anak, ketepatan ukuran, warna dan kerapihannya karena apabila tidak akurat
maka tujuan yang hendak dicapai akan meleset.
2. Hadiah / Sumbangan
Penambahan koleksi sumber belajar dapat diperoleh dari hadiah, pemberian,
hibahataupun sumbangan dari berbagai pihak seperti instansi pemerintah, swasta ataupun
perorangan. Sumbangan atau bantuan yang diterima ada kalanya tanpa diminta terlebih
dahulu, namun ada juga yang dilakukan melalui permohonan dari pihak lembaga pendidikan.
Sumbangan biasanya diberikan oleh lembaga-lembaga tertentu yang memiliki kepedulian
terhadap penyelenggaraan pendidikan anak anak usia dini. Lembaga-lembaga seperti itu pada
saat ini sangat banyak baik dari dalam maupun dari luar negeri.
Pengadaan sumber belajar melalui hadiah/sumbangan menuntut guru untuk secara
aktif mencari berbagai informasi termasuk alamat lembaga atau institusi yang membuka
peluang untuk memberikan bantuan. Pada umumnya, tindak lanjut dari bentuk pengadaan
seperti ini adalah dalam bentuk jalinan kerjasama antara lembaga pemberi sumbangan dengan
lembaga pendidikan penerima sumbangan.
3. Bekerjasama
Bekerja sendiri jauh lebih berat daripada bekerja sama. Bekerjasama antar lembaga
tertentu menumbuhkan satu hasil yang lebih baik apabila kerjasama itu dilakukan secara
terbuka, profesional, dan saling menguntungkan (mutual benefits).Kerjasama ini bisa dalam
bentuk pinjam meminjam media pembelajaran yang dimilikio leh lembaga yang berbeda. Jika
di tingkat kecamatan memiliki media pembelajaran tertentu, maka lembaga pendidikan dapat
meminjamnya. Selain itu, jika media pembelajaran di suatu lembaga PAUD lebih lengkap
dapat dipinjamkan ke lembaga PAUD yang lain.Kerjasama juga dapat terjadi antar lembaga
misalnya antar lembaga PAUD dengandinas-dinas terkait seperti dinas pertanian, dinas
kesehatan, dan lain-lain. Kerjasama dengan orang tua siswa juga sangat penting mengingat
banyak orang tua yang mempunyai potensi untuk membantu lembaga pendidikan dalam
berbagai bentuk. Apakah dalam bentuk materi atau dalam bentuk keahlian-keahlian atau
pengetahuan lebih yang dapat dimanfaatkan oleh lembaga pendidikan.
4. Membuat
Pengadaan media pembelajaran dapat juga dilakukan melalui pembuatan yang
dilakukan oleh guru. Pembuatan sendiri oleh guru memiliki kelebihan dalam hal guru dapat
menyesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Jika guru akan membuat
media pembelajaran secara mandiri maka terlebih dahulu guru harus menganalisis program
pembelajaran/kurikulum yang digunakan sehingga media yang dibuat sesuai dengan tuntutan
dan kebutuhan program. Berdasarkan hasil analisis tersebut guru mengembangkan
rancangan/desain media tersebut. Selanjutnya guru membuat media pembelajaran tersebut
sesuai rancangan yang telah dibuat. Jika memungkinkan sebelum digunakan secara luas di
lembaga pendidikan, terlebih dahulu dilakukan ujicoba terbatas sehingga keandalan media
tersebut teruji.

E. Kreteria Pemilihan dan Penggunaan Media Pembelajaran


Ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan media,pertama adalah
kesesuaian dengan materi dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.oleh karena media
merupakan salah satu komponen sistem pembelajaran, faktor – faktor lain karakteristik siswa,
strategi pembelajaran dan alokasi waktujuga perlu dipertimbangkan.Kedua,media yang
memerlukan fasilitas pendukungg perlu dipertimbangkan apakah tersedia atau tidak.dan bagi
media yang harga atau pembuatannya mahal perlu dipertimbangkan efisiensi biaya dalam
jangka waktu lama.

F. Penyimpanan dan Pemeliharaan Media Pembelajaran


Menyimpan dan memelihara media pembelajaran di lembaga PAUD baik yang ada di
dalam ruangan maupun yang ada di luar merupakan hal yang penting dilakukan oleh guru.
Hal tersebut dikarenakan penggunaan media pembelajaran tersebut tentu tidak hanya untuk
satu kali kegiatan belajar saja melainkan akan digunakan secara terus-menerus. Selain itu
intensitas penggunaan media pembelajaran oleh anak juga akan sangat tinggi. Apalagi untuk
media-media pembelajaran tertentu yang sangat disukai oleh anak. Sehubungan dengan
pentingnya fungsi penyimpanan dan pemeliharaan ini, guru harus mengetahui jenis media
pembelajaran yang perlu disimpan dan dipelihara dengan baik. Cara anak meletakkan media
pembelajaran di kelas tidak terlepas dari pengawasan guru.Guru juga harus memantau
bagaimana cara anak memainkan media tersebut dan mengembalikan media tersebut pada
tempatnya, karena anak harus dibiasakan bertanggung jawab terhadap media pembelajaran
yang dimainkannya. Agar pemakaian dapat bertahan, maka cara penyimpanan dan cara
memeliharanya harus baik. Guru harus memperhatikan tingkat kelembaban ruang
penyimpanan media atau ruangan kelas karena tempat yang lembab dapat menumbuhkan
jamur dan merusak media pembelajaran. Dengan demikian perlu dipersiapkan tempat khusus,
seperti rak-rak untuk meletakkan barang, lemari tertutup untuk menyimpan barang atau buku
yang tidak digunakan sehari-hari.
Dalam pelaksanaan penyimpanan/pemeliharaan sumber belajar yang menunjang
proses pembelajaran di lembaga PAUD hendaknya diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Untuk media pembelajaran yang terdapat diruang kelas, guru dapat melakukan bentuk-
bentukperawatan dan penyimpanan sebagai berikut :
         Alat-alat seharusnya disimpan di tempat yang memenuhi syarat, tidak lembab, cukup
ventilasi, dan diatur rapi dalam lemari alat atau rak alat.
         Dalam penyimpanan ini harus diperhatikan juga jenis-jenis alat tersebut seperti buku dan
kertas-kertas dalam lemari atau rak, alat peraga lainnya disimpan di tingkat yang sesuai dan
aman.
         Pemeliharaan bahan dari kayu dilakukan secara berkala dengan menyemprotkan obat anti
serangga atau rayap, dimeni, dicat, diplitur atau dipernis.
         Pemeliharaan bahan yang terbuat dari plastik dilakukan dengan melindunginya dari benda
panas, membersihkannya dengan alat pembersih yang lembut.
         Khusus untuk boneka/pakaian dapat dicuci atau diganti apabila sudah kusam atau lusuh.
         Alat yang terbuat dari kain ditempatkan dalam lemari tertutup, diberi kapur barus atau
kamper.
2. Adapun untuk alat yang terdapat di luar ruangan kelas dapat dilakukan hal-hal sebagai
berikut :
         Alat-alat ditempatkan pada tempat yang bebas banjir dan apabila ada kerusakan segera
diperbaiki umpamanya ada bagian besi yang patah secepatnya dilas, bila catnya terkelupas
segera dimeni/dicat dan pemberian pelumas secara rutin.
         Bak pasir hendaknya selalu bersih dari kotoran-kotoran dan ditutup, pasirnya selalu
ditambah apabila diperlukan.
         Bak air hendaknya diperhatikan kebersihannya.
         Kereta dorong, otoped, mobil-mobilan harus ditempatkan pada tempat yang bebas banjir
dan selalu diberi pelumas.
G. Penggunaan dan Evaluasi Media Pembelajaran
Alasan perlunya penggunaan media pembelajaran secara optimal dalam pembelajaran
adalah dikaitkan dengan tugas yang diemban guru dalam kesehariannya yaitu menyajikan
pesan, membimbing dan membina anak untuk mencapai tujuan pembelajaran
yaitumengembangkan semua aspek perkembangan anak dalam waktu yang telah ditetapkan
dan relatif terbatas. Sementara itu banyaknya media pembelajaran yang dapat dimanfaatkan
secara maksimal oleh guru terkadang luput dari perhatianya. Hal tersebut salah satu
penyebabnya adalah karena guru tidak mempunyai pengetahuan dan keterampilan teknis
untuk menggunakan media pembelajaran tersebut. Guru hendaknya memiliki pengetahuan
dan wawasan dalam menggunakan berbagai media pembelajaran. Dengan pengetahuannya
itu, guru akan memanfaatkan secara optimalmedia pembelajaran yang tersedia. Ia akan
menggunakannya sendiri secara kreatif sehingga kegiatan belajar anak dapat berjalan dengan
efektif. Menggunakan berbagi mediapembelajaran memang membutuhkan keterampilan
tertentu dan khusus. Berikut ini ada beberapa contoh penggunaan beberapa media
pembelajaran dan hal-hal yang harusdiperhatikan dalam penggunaannya.

1. Media cetak
Buku mutlak digunakan oleh guru sebagai sumber belajar. Beberapa kriteria yang sebaiknya
menjadi dasar pertimbangan dalam menggunakan buku adalah kriteria isi yang mencakup
apakah isi buku ini relevan dengan kurikulum/program yang berlaku, urutan isi buku, isi dan
topik yang disajikan pembahasannya mudah dipahami anak, kemampuan pengarang dan
penerbit, kebaruannya (currentness), dan lain-lain.
2. Benda sebenarnya
Sejalan dengan pembelajaran anak usia dini, guru dapat menggunakan benda-benda
sebenarnya sebagai media pembelajaran. Penggunaan benda sebenarnya seperti pada saat
guru menjelaskan tanaman misalnya bunga guru harus dapat menggunakan secara tepat dan
memanfaatkan benda-benda tersebut agar sebuah indera anak terstimulasi dengan baik
misalnya saja anak dapat mengamati bunga yang sebenarnya, mencium harum wangi bunga,
menyentuh mahkotanya, daun dan tangkai bunga. Dengan demikian anak lebih memahami
melalui pengalaman nyata dan lebih menyenangkan.
3. Barang Bekas
Kreativitas guru dalam menggunakan barang bekas menjadi media pembelajaran dapat
membantu proses pembelajaran. Contohnya botol bekas minuman kaleng dapat dikemas
menjadi kaleng suara dengan bantuan kerikil untuk berlatih seni musik, melatih daya
pendengaran, dan mengenalkan berbagai bunyi-bunyian kepada anak.
4. Model
Guru dapat menggunakan model tiruan seperti motor-motoran, mobil-mobilan, becak dan
lain-lain untuk membantu memberikan gambaran alat angkutan kepada anak. Model ini
cukup efektif digunakan untuk memberikan pengetahuan dan informasi pada anak mengenai
objek-objek tertentu yang ditampilkan dalam bentuk model ataun tiruan dari benda
sebenarnya.

Dafrtar Pustaka
Hartati, sri.2010.Bahan Ajar Perencanaan Pembelajaran TK. UNP
Sanjaya,wina.2008.perencanaan dandesain sistem pembeljaran:jakarta
Majid, Abdul. 2008. Perencanaan Pembelajaran (Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Uno, Hamzah B. 2008. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.
http://deri.web.id/
Tim Penyusun.2008.Bahan Ajar Belajar dan Pembelajaran.FIP UNP
Media Pembelajaran anak Usia Dini

Pengertian Media Pembelajaran

Media dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai “alat; alat (sarana) komunikasi seperti koran,
majalah, radio, televisi, film, poster, dan spanduk; perantara penghubung”.[1] Keberhasilan
suatu proses belajar mengajar salah satu penyebabnya adalah karena adanya penggunaan
media atau perantara dalam proses belajar mengajar tersebut. Karena “dalam proses belajar
mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting”.[2]

Dalam proses pembelajaran di dunia pendidikan ketidakjelasan bahan atau materi yang
disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara, kerumitan bahan
atau materi yang akan disampaikan kepada peserta didik pun dapat disederhanakan dengan
bantuan media. Media juga dapat mewakili apa yang kurang terutama dalam menyampaikan
bahan pelajaran yang diucapkan dengan kata-kata tertentu.
“Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara
harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar. Medoe adalah perantara atau pengantar
pesan dari pengirim ke penerima pesan”.[3] Media juga disebut sebagai alat peraga, audio
visual, instruksional material atau sekarang ini media lebih dikenal dengan media
pembelajaran atau media instruksional.

Berdasarkan batasan yang disampaikan di atas mengenai media, maka dapat disimpulkan
bahwa pengertian media pembelajaran adalah secara bentuk komunikasi yang dapat
digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi dari sumber kepada anak didik yang
bertujuan agar dapat merangsang pikiran, perasaan, minat dan perhatian anak didik untuk
mengikuti kegiatan pembelajaran.

Budianto
---------------------------------------------------------------

[1] Depdiknas (2007) Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, hal. 726

[2]Syaiful Bahri Djamarah dan Azwan Zain (2002), Strategi Belajar Mengajar, Jakarta:
Rineka Cipta, hal. 136

[3] Arif S Sadiman, dkk (2010) Media Pendidikan: Pengertian Pengembangan dan
Pemanfaatannya, , Cet. 10. Jakarta: Rajawali Pers, hal. 6
A. Pengertian Media Pembelajaran

Istilah media yang merupakan bentuk jamak dari medium secara harfiah
berarti perantara atau pengantar. Association for Education Communications and
Technology atau AECT yang dikutip oleh Sadiman mengartikan media sebagai
segala bentuk dan saluran untuk proses transmisi informasi. Pesan yang ingin
disampaikan dari pendapat tersebut adalah mengindikasikan bahwa segala sesuatu
yang ada di lingkungan manusia dan yang digunakannya sehingga dapat
menyampaikan informasi yang diinginkan, dapat dikatakan sebagai media (2008:6).

Pendapat AECT di atas adalah suatu pengertian yang sangat umum. Kata
segala memberi makna yang sangat luas atau tidak terbatas pada jenis media
tertentu. Oleh sebab itu Sadiman mencoba melihat keterkaitan antara media dengan
pendidikan. Ia berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat
menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Istilah pembelajaran itu
sendiri dapat dimaknai sebagai usaha sadar yang dilakukan dengan suatu
perencanaan, terorganisir ataupun terkendali dan dilakukan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan sebelumnya. Ada kondisi belajar internal yang timbul dari
memori anak sebagai hasil dari belajar sebelumnya dan ada sejumlah kondisi
eksternal ditinjau dari diri anak. Kondisi eksternal ini dapat berupa petunjuk verbal,
skema pengorganisasian pikiran, praktik, pengulangan unjuk perbuatan dan
pemberian contoh baik berupa objek, peristiwa maupun orang/tauladan (2008: 7-8).
Dalam usaha mengatur kondisi eksternal ini diperlukan berbagai rangsangan yang
dapat diterima oleh indera. Dengan kata lain, peranan media yang mampu
menyajikan berbagai macam rangsangan sangat diperlukan untuk terjadinya tindak
belajar.

Pendapat di atas sejalan dengan apa yang diutarakan oleh Miarso bahwa
media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang pikiran,
perasaan, perhatian, dan kemauan anak sehingga dapat mendorong terjadinya
proses belajar pada diri siswa (2007:458). Artinya bahwa dengan adanya
pengkondisian lingkungan yang dalam hal ini adalah penyediaan media yang
mendukung dan bertujuan, dapat mengembangkan keterampilan eksploratif,
imajinatif, dan kreativitas anak.
B. Tujuan Penggunaan Media Pembelajaran

Pendidikan merupakan suatu proses kegiatan yang dapat diarahkan kepada


pembentukan manusia yang diharapkan oleh masyarakat. Secara praktis proses
pencapaian tujuan itu melalui suatu proses pembelajaran yang direncanakan oleh
guru. Dengan kata lain, guru hendaknya menyediakan suatu lingkungan
pembelajaran yang serasi dengan usaha pencapaian tujuan pendidikan. Dari
lingkungan inilah, guru dapat mengoptimalkannya dalam menyediakan berbagai
media sehingga membantu dalam proses pembelajaran.

Media pembelajaran sebagai suatu media yang menjembatani antara guru


dengan siswa dalam pembelajaran. Maka dapat dipahami bahwa tujuan
pembelajaran sangat penting bagi media pembelajaran dalam hal: (1) tujuan
pembelajaran menentukan arah yang hendak dicapai oleh media pembelajaran, (2)
tujuan pembelajaran menentukan alat/media pembelajaran yang akan digunakan,
(3) tujuan pembelajaran menentukan teknik penilaian terhadap penggunaan media
pembelajaran (Hamalik, 1994:25).

Oleh sebab itu tujuan pembelajaran harus dirumuskan secara jelas, terarah,
sistematis, dan terperinci. Dengan demikian dapat diharapkan manfaat yang
maksimal dari tujuan itu terhadap tujuan media pembelajaran yang hendak dicapai,
atau dengan kata lain ada keterkaitan yang erat antara keduanya.

Miarso memberikan pemahaman tentang tujuan pengembangan media


sebagai suatu usaha dalam memberikan motivasi ataupun dorongan belajar pada
diri peserta didik secara sadar atau tak sadar sehingga dapat mempengaruhi proses
belajar (Miarso:459). Media banyak memberikan dampak positif bagi anak, baik
yang berkaitan dengan proses pembelajaran ataupun yang berkenaan dengan
proses berkembangnya otoaktivitas anak. Hal ini juga tentunya akan memberikan
kemudahan bagi guru untuk membawa anak lebih menikmati pengembangan materi
yang diberikan atau kegiatan belajar yang sedang dilakukan.

C. Jenis-jenis Media Pembelajaran untuk Anak Usia Dini


Media yang bervariasi sangat mempengaruhi kreativitas dan kecepatan
pemahaman anak terhadap konsep pembelajaran. Guru dapat menyeleksi media-
media yang mudah didapatkan, aman, dan dapat digunakan dengan berbagai cara
yang berbeda. Penyediaan media tidak selamanya harus dengan harga yang mahal,
cukup dengan model yang sederhana dan biasa ditemukan oleh anak dalam
kesehariannya.

Ada beberapa kategori dalam mengklasifikasikan jenis-jenis media


pembelajaran untuk anak usia dini yang bisa dikembangkan sesuai dengan tahapan
pemahaman anak. Seperti diungkapkan oleh Lorton dalam SetioWargo, kategori
media pembelajaran yang dapat digunakan pada anak usia dini terdiri dari tiga
tahapan, pertama media manipulatif (media kongkrit), berikutnya media pictorial
(semi kongkrit), dan terakhir adalah media symbolic (simbol-simbol).

1. Media manipulatif

adalah segala benda yang dapat dilihat, disentuh, didengar, dirasakan, dan
dimanipulasikan. Hal ini menunjukkan bahwa segala sesuatu yang bisa dan biasa
ditemukan anak dalam kesehariannya dapat dijadikan media pembelajaran yang
lebih kontekstual. Seperti contoh penggunaan kancing, gelas plastik, bola kecil,
kaleng, kardus, karet gelang, tutup botol, dan masih banyak lagi.

2. Berikutnya adalah media pictorial.

Dapat diartikan bahwa media-media ini adalah ilustrasi dari media yang sebenarnya,
biasanya diimplementasikan dalam bentuk gambar-gambar. Alasan yang mendasari
penyediaan media-media ini adalah perkembangan pemahaman anak yang mulai
memasuki masa transisi dari praoperasional menuju operasional kongkrit.

3. Media Symbolic

Tahapan penggunaan media yang terakhir adalah dengan media symbolic. Ini
diberikan pada anak yang sudah memiliki tingkat pemahaman yang cukup matang.
Media-media ini sudah tidak lagi menggunakan benda-benda ataupun gambar,
melainkan dengan rumus-rumus, grafik, ataupun lambang operasional.
Ketiga kategori ini didasarkan pada pemahaman akan keunikan tiap-tiap
anak, kebutuhan dan kecepatan anak yang sangat bervariasi dalam menerima
pembelajaran. Namun yang terpenting adalah kejelian guru dalam mengikuti
prosedur kelayakan sebuah media untuk diberikan kepada anak, yaitu dengan
memperhatikan beberapa syarat berikut: (a) Media didisain sesuai dengan
perkembangan anak, (b) mudah terjangkau dan ekonomis, atau yang biasa ditemui
anak sehari-hari, (c) dapat memberi kesenangan dan aman bagi anak, (d) praktis
dan multiguna, satu media dapat digunakan dalam beberapa pengembangan
kemampuan, (e) sederhana namun dapat memberikan makna pada anak
(Charlesworth:26).

Dari teori tersebut di atas, jelas terlihat bahwa dalam melaksanakan


pembelajaran di TK, guru perlu menyediakan media-media yang manipulatif. Media
tersebut sepatutnya disesuaikan dengan tingkat kesiapan atau kematangan anak
pada rentang usianya, dapat dimanipulasikan dan bervariasi sehingga
menyenangkan dan memberi kepuasan bagi anak. Menyediakan media juga tidak
harus dengan biaya yang mahal, guru-guru maupun orangtua dapat memperolehnya
dari benda-benda di sekitar lingkungan anak. Meskipun demikian, media harus tetap
diperhatikan hiegenitasnya, sehingga tidak membawa penyakit pada anak serta
tidak berbahaya bagi mereka. Bukan benda yang tajam, tidak mengandung unsur
api, serta tidak beracun. Hal penting lainnya yang perlu diperhatikan dalam
meyediakan media-media tersebut adalah bukan hanya tampilan yang menarik yang
diutamakan, melainkan kebermaknaan yang dapat diperoleh anak terutama dalam
hal peningkatan kemampuan mereka.
KLASIFIKASI MEDIA PEMBELAJARAN ANTARA LAIN :
A.    MEDIA AUDIO
Media audio adalah media yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (hanya dapat
didengar) yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan anak untuk
mempelajari isi tema. Contoh media audio adalah program kaset suara dan program radio.
  Beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan dalam menggunakan media audio di TK
antara lain :
1.      Media ini hanya mampu melayani secara baik mereka yang sudah memiliki kemampuan
dalam berpikir abstrak, sedangkan kita mengetahui bahwa anak TK masih dalam proses dari
berpikiran kongkrit kepada berpikir abstrak.
2.      Media ini memerlukan pemusatan perhatian yang lebih tinggi di banding media lainnya. Oleh
karena itu, apabila akan menggunakan media ini di TK, di butuhkan teknik-teknik tertentu
yang sesuai dengan kemampuan anak.
3.      Oleh karena sifatnya yang auditif jika anda ingin hasil belajar yang dicapai anak lebih
optimal, doperlukan juga pengalaman-pengalaman secar visual.

  Fungsi media audio


1.      Media audio berfungsi untuk menyalurkan pesan audio dari sumber pesan ke penerima
pesan.
2.      Untuk  melatih segala kegiatan pengembangan keterampilan terutama yang berhubungan
dengan aspek – aspek keterampilan pendengaran, yang dapat dicapai dengan media audio
ialah berupa :
Pemusatan perhatian dan mempertahankan  perhatian, Mengikuti pengarahan, Melatih daya
analisis, Menentukan arti dan konteks, Memilah informasi dan gagasan, Merangkum ,
mengingat kembali dan menggali informasi.
3.      Sebagai alat Bantu bagi para pendidik, karena sifatnya hanya sekedar membantu, maka
dalam pemamfaatannya memerlukan bantuan metode atau media lain, sehingga pengalaman
dan pengetahuan siap dimiliki oleh pendengar yang akan membantu keberhasilan.
  Karakteristik media audio
Secara umum media audio memiliki karakteristik atau ciri sebagai berikut:
1.      Mampu mengatasi keterbatasan ruang dan waktu (mudah dipindahkan dan jangkauannya
luas)
2.      Pesan /program dapat direkam dan diputar kembali sesukanya, dapat mengembangkan daya
imajinasi dan merangsang partisipasi aktif pendengarnya
3.      Dapat mengatasi masalah kekurangan guru
4.       Sifat komunikasinya hanya satu arah
5.       Sangat sesuai untuk pengajaran musik dan bahasa, dan pesan/informasi atau program terikat
dengan jadwal siaran (pada jenis media radio).
B.     MEDIA VISUAL
Media visual adalah media yang menyampaikan oesan melalui penglihatan pemirsa atau
media yang hanya dapat dilihat. Media visual terdiri atas media yang dapat diproyeksikan
projek visual (projected visual) dan media yang tidak dapat diproyaksikan (non-projected
visual).
  Karakteristik media visual antara lain :
1.      Gambar diam atau gambar mati adalah gambar-gambar yang disajikan secara fotografik
misalnya gambar tentang manusia, binatang, tempat, atau objek lainnya yang ada kaitannya
dengan bahan/isi tema yang diajarkan.
3
2.      Media grafis adalah media pandang dua dimensi (bukan fotografik) yang dirancang sevara
khusus untuk mengkomunikasikan pesan pesan pembelajran,
3.      Media model adalah media tiga demensi yang sering digunakan dalam pembelajaran diteka,
media ini merupakan tiruan dari berberapa objek nyata, seperti objek yang terlalu besar,
objek yang terlalu jauh, objek yang terlalu kecil, mahal, objek yang jarang ditemukan atau
objek yang terlalu rumit, untuk di bawa kedalam kelas, dan sulit diplajari wujud aslinya,
4.      Media realia, adalah sebagai alat bantu dalam pembelajaran yang berfungsi memberikan
pengalaman langsung kepada anak.
C.     MEDIA AUDIO VISUAL
Media ini merupakan kombinasi dari media audio dan media visual atau biasa disebut
dengan media pandang- dengar. Dengan menggunakan media ini maka penyajian isi tema
pada anak akan semakin lengkap dan optimal. Contoh dari media ini antaranya , program
televise atau video pendidikan.
  Berberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan dan memilih media pembelajaran
di TK diantaranya :
1.      Kesesuaiaan dengan perencananan di TK
2.      Kesesuaiaan dengan sasaran pembelajaran
3.      Kesesuaiaan dengan tingkat keterbacaan media
4.      Kesesuaiaan dengan situasi dan kondisi
5.      Kesesuaiaan objektivitas
Contoh audio visual :
1)      Film adalah media yang sangat besar kemampuannya dalam membentuk proses belajar
mengajar.
2)      Televisi
3)      Video
D.    MEDIA SERBANEKA
Media serbaneka adalah media yang m,engandung pesan , dan menyampaikan pesan
dalam bentuk auditip atau yang dapat merangsang pikiran , perasaan, perhatian, dan kemauan
anak untuk memperlajari isi tema dan media ini beraneka ragam.

1.      Media tiga demensi


Media tiga demensi dapat memberikan suatu perasaan akan realita, karena media ini
melibatkan lebihg banyak pengertian, dan perasaan dibandingkan dengan media lainnya.

Media ini memberikan pengalaman yang mendalam, dan pemahaman yang klebih kengkap
benda benda nyata. Media tiga demensi yang bnyak digunakan dalam belajar adalah model.,
Mock- upps, diorama , sajian atau pameran, sample, realita, DLL
2.      Komputer
Dalam perkembangan masa kini merupakan suatu perangkat peralatan yang canggih dan
dapat di manfaatkan, dalam masalah masalah pendidikan dan pembelajaran. Ia merupakan
suatu medium yang cocok dalam proses pembelajaran masa kini disamping media yang lain.
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Jadi dengan adanya media pembelajaran guru hendaknya dapat mengajarkan ke peserta didik
agar semua aspek perkembangannya berkembang dengan baik.
Media pembelajaran juga memudahkan dalam proses belajar di TK / PAUD.
Dalam pokok makalah ini bahwa kita di tuntut untuk dapat menguasai ilmu tersebut. Agar
dapat mengembangkan potensi peserta didik dengan baik.

B.     Kritik dan saran


kami mengakui apabila ada kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf, dan
kepada pembacakamia berharap agar dapat memberikan kritikan agar kami dapat
memperbaiki makalah dengan baik di masa yang akan datang.
DAFTAR RUJUKAN

Arief S.S.Sadiman, dkk.1986.Media Pendidikan. Jakarta : CV Rajawali


Jhon D.Latuheru.1988. Media Pengajaran. Depdikbud dirjern dikti
Zaman Badru, dkk.2008. Media dan Sumber Belajar. JAKARTA: UNIVERSITAS
TERBUKA
Sadiman Arief S.2012. Midia Pendidikan.:pengertian,pengembangan dan pemanfaatan.
Jakarta: PT RajaGrafindo Persaja
http://biduriwuland.wordpress.com/2012/12/08/klasifikasi-dan-karakteristik-media-
pembelajaran/
BAB II
 
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Kata media merupakan bentuk jamak dari kata medium. Medium dapat didefinisikan sebagai
perantara atau pengantar terjadinya komunikasi dari pengirim menuju penerima. Media
merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator
menuju komunikan. Berdasarkan definisitersebut, dapat dikatakan bahwa proses
pembelajaran merupakan  proses komunikasi.Proses pembelajaran mengandung lima
komponen komunikasi, guru (komunikator),bahan pembelajaran, media pembelajaran, siswa
(komunikan), dan tujuan  pembelajaran. Jadi, Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang
dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang
perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan
belajar.Posisi media pembelajaran. Oleh karena proses  pembelajaran merupakan proses
komunikasi dan berlangsung dalam suatu sistem, maka media  pembelajaran menempati
posisi yang cukup penting sebagai salah satu komponen sistem  pembelajaran. Tanpa media,
komunikasi tidak akan terjadi dan proses pembelajaran sebagai proses komunikasi juga tidak
akan bisa berlangsung secara optimal. Media pembelajaran adalah komponen integral dari
sistem pembelajaran Media pembelajaran juga dapat dikatakan sebagai bahan, alat/media,
maupun metode/teknik yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar
proses interaksi komunikasi edukatif antara guru dan anak didik dapat berlangsung secara
efektif dan efesien sesuai dengan tujuan pengajaran yang telah dicita-citakan. Dalam kegiatan
interaksi antara siswa dengan lingkungan, fungsi media dapatdiketahui  berdasarkan adanya
kelebihan media dan hambatan yang mungkin timbul dalam proses pembelajaran. Tiga
kelebihan kemampuan media adalah sebagai berikut. Pertama, kemapuan fiksatif, artinya
dapat menangkap, menyimpan, dan menampilkan kembali suatu obyek atau kejadian. Dengan
kemampuan ini, obyek atau kejadian dapat digambar, dipotret, direkam, difilmkan, kemudian
dapat disimpan dan  pada saat diperlukan dapat ditunjukkan dan diamati kembali seperti
kejadian aslinya. Kedua, kemampuan manipulatif, artinya media dapat menampilkan kembali
obyek atau kejadian dengan  berbagai macam perubahan (manipulasi) sesuai keperluan,
misalnya diubah ukurannya, kecepatannya, warnanya, serta dapat pula diulang-ulang
penyajiannya. Ketiga, kemampuan distributif, artinya media mampu menjangkau audien yang
besar jumlahnya dalam satu kali penyajian secara serempak, misalnya siaran TV atau Radio.
Secara sederhana implementasi bisa diartikan pelaksanaan atau penerapan. Majone dan
Wildavsky (dalam Nurdin dan Usman, 2002), mengemukakan implementasi sebagai evaluasi.
Browne
dan Wildavsky (dalam Nurdin dan Usman, 2004:70) mengemukakan bahwa ”implementasi
adalah

 
Pendidikan adalah lapangan perjuangan, bukan tempat mencari penghidupa
n
 | 4
 perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan”. Pengertian implementasi sebagai aktivitas
yang saling
menyesuaikan juga dikemukakan oleh Mclaughin (dalam Nurdin dan Usman, 2004). Adapun
Schubert (dalam Nurdin dan Usman, 2002:70) mengemukakan bahwa ”implementasi adalah
sistem rekayasa.”
 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengembangan adalah proses, cara, perbuatan
mengembangkan (1989: 414). Dan lebih dijelaskan lagi dalam Kamus Umum Bahasa
Indonesia karya WJS Poerwadarminta, bahwa pengembangan adalah perbuatan menjadikan
bertambah, berubah sempurna (pikiran, pengetahuan dan sebagainya) (2002: 473). Kegiatan
pengembangan meliputi tahapan: perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi yang diikuti dengan
kegiatan penyempurnaan sehingga diperoleh bentuk yang dianggap memadahi. Untuk
melakukan kegiatan pengembangan media pembelajaran diperlukan prosedur pengembangan.
Prosedur pengembangan adalah langkah-langkah prosedural yang harus ditempuh oleh
pengembang agar sampai ke produk yang dispesifikasikan. Prosedur pengembangan media
meliputi beberapa tahap, yaitu perencanaan atau  penyusunan rancangan media, produksi
media, dan evaluasi media. Kriteria pemilihan media  pembelajaran yaitu: 1) Sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapai. Media dipilih berdasarkan tujuan instruksional yang telah
ditetapkan baik dari segi kognitif, afektif, dan psikomotor. 2) Media harus tepat untuk
mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip atau generalisasi. 3) Media
harus praktis, luwes dan bertahan. Jika tidak tersedia waktu, dana, atau sumber daya lainnya
untuk memproduksi, tidak perlu dipaksakan. Media yang mahal dan memakan waktu yang
lama  bukanlah jaminan. Sebagai media yang terbaik. Sehingga guru dapat memilih media
yang ada, mudah diperolh dan mudah dibuat sendirioleh guru. Media yang dipilih sebaiknya
dapat digunakan dimanapun dan kapanpun dengan peralatan yang ada di lingkungan
sekitarnya, dan mudah dibawa dan dipindahkan ke mana-mana. 4) Media harus dapat
digunakan guru dengan baik dan terampil. Apapun medianya, guru harus mampu
menggunakan dalam proses pembelajaran. Komputer, proyektor transparansi (OHP),
proyektor slide, dan film, dan peralatan canggih lainnya tidak akan berarti apa-apa jika guru
belum dapat menggunakannya dalam proses belajar mengajar di kelas. 5) Mutu teknis.
Pengembangan visual baik gambar maupun fotograf harus memenuhi persyaratan teknis
tertentu. Misalnya visual pada slide harus jelas dan informasi atau pesan yang ditonjolkan dan
ingin disampaikan tidak boleh terganggu oleh elemen lain yang berupa latar belakang. 6)
Media yang digunakan harus sesuai dengan taraf berfikir siswa. 7) Media yang digunakan
harus dapat menunjang dan membantu pemahaman siswa terhadap pelajaran tersebut
sehingga proses pembelajan dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Media pembelajaran AUD


Media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari
kata medium yang secara harfiah memiliki arti antara perantara atau
pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim
pesan kepada penerima pesan. Terkait dengan pembelajaran, media
adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan
dari pengirim pesan kepada penerima pesan sehingga dapat merangsang
pikiran, perasaan dan perhatian anak didik untuk tercapainya tujuan
pendidikan.
Pengertian media pembelajaran menurut para ahli, diantaranya:
1. Briggs (1970)
Media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan materi
pelajaran.
2. Schramn (1997)
Media pembelajaran merupakan teknologi pembawa informasi yang
dapat dimanfaastkan untuk proses belajar mengajar.
3. Hamidjojo dalam Latuheru (1993)
Media adalah semua bentuk perantara yang digunakan oleh manusia
untuk menyampaikan atau menyebarkan ide gagasan atau pendapat
sehingga ide atau pendapat yang dikemukakan itu sampai kepada
penerima yang dituju.
Dari berbagai pendapat tentang pengertian, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa pengertian media dalam pembelajaran adalah segala
bentuk alat komunikatif yang dapat digunakan untuk menyampaikan
pesan/ informasi dari sumber kepada anak didik yang bertujuan agar
dapat merangsang pikiran, perasaan, minat dan perhatian, anak didik
untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.
B. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan
media pembelajaran.
Pada tingkat yang menyeluruh dan umum, pemilihan media dapat
dilakukan dengan mempertimbangkan faktor-faktor berikut ini:
1. Objektivitas
Unsur subjektifitas guru di dalam memilih media pengajaran harus
dihadiri. Artinya guru tidak boleh memilih suatu media pengajaran
atas kesenangan pribadi. Untuk menghindari hal ini alangkah baiknya
guru meminta pandangan atau saran dari teman sejawat atau
melibatkan siswa di dalam memilih media pengajaran.
2. Program Pengajaran
Program pengajaran yang akan disampaikan kepada anak didik harus
sesuai dengan kurikulum yang berlaku, baik isinya, strukturnya
maupun kedalamannya. Terkecuali jika program itu hanya dimaksudkan
untuk mengisi waktu senggang saja dari pada anak didik bermain tidak
karuan.
3. Sasaran program
Sasaran program yang dimaksud adalah anak didik yang menerima
informasi pengajaran melalui media pembelajaran. Pada tingkat usia
tertentu dan dalam kondisi tertentu anak didik mempunyai kemampuan
tertentu pula, baik cara berfikirnya, kebutuhannya, maupun daya tahan
dalam belajarnya. Untuk itu maka media yang akan digunakan harus
dilihat kesesuaiannya dengan tingkat perkembangan anak didik.
4. Situasi dan kondisi
Situasi dan kondisi yang dimaksud meliputi situasi dan kondisi sekolah
serta situasi dan kondisi peserta didik yang akan mengikuti pelajaran.
5. Kualitas teknik
Dari segi teknik media pengajaran yang akan digunakan perlu
diperhatikan, apakah sudah memenuhi syarat.
6. Efektifitas dan efisiensi penggunaan
Keefektifan berkenan dengan hasil yang ingin dicapai, sedangkan
efisiensi berkenaan dengan proses pencapaian hasil tersebut. Keefektifan
dalam penggunaan media meliputi apakah dengan menggunakan media
tersebut informasi pengajaran dapat diserap optimal oleh anak didik.
Sedangkan efisiensi meliputi apakah dengan menggunakan media
tersebut waktu, tenaga, dan biaya yang dikeluarkan untuk mencapai
tujuan tersebut sedikit mungkin.
C. Prinsip-prinsip pemilihan media pembelajaran
Drs. Sudirman N (1991) membagi prinsip-prinsip pemilihan media
pengajaran yang dibaginya ke dalam tiga kategori sebagai berikut:
1. Tujuan Pemilihan.
Memilih media yang akan diguanakan harus berdasarkan maksud dan
tujuan pemilihan yang jelas.
2. Karakteristik Media Pembelajaran.
Setiap media pengajaran mempunyai karakteristik tertentu, baik
dilihat dari segi keampuhannya, cara pembuatannya, maupun cara
penggunaannya. Seorang guru harus bisa memahami karakteristik
dari berbagai jenis media pembelajaran yang bervariasi. Sedang
apabila kurang memahami karakteristik media tersebut maka guru
akan dihadapkan pada kesulitan yang akan menghambat proses
pembelajaran.
3. Alternatif pilihan.
Memilih merupakan proses pembuatan keputusan dari berbagai
alternatif pilihan. Seorang guru harus bisa menentukan pilihan mengenai
media mana yang akan digunakan apabila terdapat beberapa media yang
dapat diperbandingkan.
Dari segi teori belajar, berbagai kondisi dan prinsip-prinsip psikologi
yang perlu mendapat pertimbangan dalam pemilihan dan penggunaan
media adalah sebagi berikut:
1. Motivasi
2. Perbedaan individual
3. Tujuan pembelajaran
4. Organisasi isi
5. Persiapan sebelum belajar
6. Emosi
7. Partisipasi
8. Umpan balik
9. Penguatan (reinforcoment)
10. Latihan dan pengulangan
11. Penerapan
D. Kriteria dalam pemilihan Media pembelajaran
Di dalam pemilihan media pembelajaran ada beberapa kriteria
yang perlu diperhatikan, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Media yang dipilih hendaknya selaras dan menunjang tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan.
2. Aspek materi menjadi pertimbangan yang dianggap penting dalam
memilih media karena kesesuaian materi dengan media yang
digunakan akan berdampak pada hasil pembelajaran siswa.
3. Kondisi audien (siswa)
Dari segi subjek belajar menjadi perhatian yang serius bagi guru
dalam memilih media yang sesuai dengan kondisi anak. Faktor umur,
intelegensi, latar belakang pendidikan, budaya dan lingkungan anak
menjadi titik perhatian dan pertimbangan dalam memilih media
pengajaran.
4. Ketersediaan media di sekolah atau memungkinkan bagi guru
mendesain sendiri media yang akan digunakan, merupakan hal yang
perlu menjadi peritmbangan seorang guru.
5. Media yang akan dipilih seharusnya dapat menjelaskan apa yang akan
disampaikan kepada siswa secara tepat dan berhasil guna, sehingga
tujuan yang akan ditetapkan dapat dicapai secara optimal.
6. Biaya yang akan dikeluarkan dalam pemanfaatan harus seimbang
dengan hasil yang akan dicapai. Pemanfaaatan media yang sederhana
mungkin lebih menguntungkan dari pada menggunakan media yang
canggih bilamana hasil yang dicapai tidak sebanding dengan dana yang
dikeluarkan.
7. Guru terampil menggunakannya
Apapun media itu, guru harus mampu menggunakannya dalam proses
pembelajaran. Misalnya OHP, proyektor slide dan film, komputer dan
peralatan canggih lainnya tidak akan mempunyai arti apa-apa jika guru
belum dapat menggunakannya dalam proses pembelajaran sebagai
upaya mempertinggi mutu dan hasil belajar.
8. Pengelompokan Sasaran
Media yang efektif untuk kelompok besar belum tentu efektif jika
digunakan untuk kelompok kecil atau perorangan.
9. Mutu Teknis
Pengembangan visual baik gambar maupun potograf harus memenuhi
persyaratan teknis tertentu. Misalnya visual pada slide harus jelas dan
informasi atau pesan yang ditonjolkan dan ingin disampaikan tidak boleh
terganggu oleh elemen-elemen lain yang berupa latar belakang.
E. Prosedur Pemilihan Media Pembelajaran yang tepat
           Secara umum prosedur pemilihan media pembelajaran ada enam langkah
yaitu:
1. Menentukan apakah pesan yang akan disampaikan itu merupakan tujuan
pembelajaran atau hanya sekedar merupakan informasi atau hiburan.
2. Menentukan apakah media itu dirancang untuk keperluan pembelajaran
atau instruksional alat bantu mengajar (peraga)
3. Menetapkan apakah dalam usaha mendorong kegiatan belajar tersebut
akan digunakan strategi afektif, kognitif atau psikomotorik.
4. Menentukan media yang sesuai dari kelompok media yang cocok untuk
strategi yang dipilih dengan mempertimbangkan ketentuan/ kriteria,
kebijakan atau fasilitas kemampuan produksi dan biaya.
5. Merevisi kembali kelemahan dan kelebihan media yang dipilih bila perlu
mengkaji kembali alternatif-alternatif yang ada.
6. Perencanaan pengembangan dan produksi media tersebut.

           Menurut Arif S Sadiman ada 3 hal yang dapat dijadikan prosedur dalam
pemilihan media yang akan digunakan.
1. Model Flowchart (menggunakan eliminasi dalam pengambilan keputusan
pemilihan)
2. Model matrix (berupa penangguhan model pengambilan keputusan,
pemilihan sampai seluruh kriteria pemilihannya diidentifikasi)
3. Model check list (yang menggunakan keputusan pemilihan sampai semua
kriterianya dipertimbangkan.
F. Manfaat Media dalam Pembelajaran
Secara umum manfaat media dalam proses pembelajaran adalah
memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga pembelajaran
akan lebih efektif dan efisien. Tetapi secara lebih khusus ada beberapa
manfaat media yang lebih rinci Kemp dan Dayton (1985) misalnya
mengidentifikasi beberapa manfaat media dalam pembelajaran yaitu :
1. Penymapaian materi pelajaran dapat diseragamkan
2. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik
3. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif.
4. Efisiensi dalam waktu dan tenaga
5. Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa
6. Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan di mana saja dan
kapan saja
7. Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan
proses belajar
8. Merubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif.
Selain sebagai manfaat media seperti yang dikemukakan oleh
Kemp dan Dayton tersebut, tentu saja kita masih dapat menemukan
banyak manfaat praktis yang lain. Manfaat praktis media pembelajaran di
dalam proses belajar mengajar sebagai berikut:
1. Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan
informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan
hasil belajar.
2. Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian
anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih
langsung antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk
belajar sendiri-sendiri dengan kemampuan dan minatnya.
3. Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman
kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan meraka, serta
memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat
dan lingkungannya misalnya melalui karya wisata. Kunjungan ke museum
atau kebun binatang.
4. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan
waktu.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Jadi dengan adanya media pembelajaran guru hendaknya dapat
mengajarkan ke peserta didik agar semua aspek perkembangannya
berkembang dengan baik.
Media pembelajaran juga memudahkan dalam proses belajar di
pendidikan Anak Usia Dini (TK, KB, TPA dan SPS).
Dalam pokok makalah ini bahwa kita dituntut untuk dapat menguasai ilmu
tersebut. Agar dapat mengembangkan potensi peserta didik dengan baik.
B. Saran
Saya mengakui apabila ada kesalahan pada makalah ini saya mohon
maaf, dan kepada pembaca saya berharap agar dapat memberikan
kritikan agar saya dapat memperbaiki makalah dengan baik di masa yang
akan datang. Dan semoga makalah berikutnya dapat saya selesaikan
dengan hasil yang lebih baik lagi.
Atas saran yang membangun saya haturkan terima kasih banyak.

DAFTAR PUSTAKA

Syaiful Bahri Djamaroh, Guru dan Anak didik dalam interaksi edukatif
(Jakarta: Reneka Cipta. 2010) hlm. 215-217
Syaiful Bahri Djamaroh, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : Rineka Cipta,
2010), hlm. 214-215
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT. Raja Grafindo persada Cet.5,
2003), hlm. 15-16
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo persada, 2007,
hal. 74
Asnawir dan M Basyirudin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat pers,
2002), hal. 15-16
Mukhtar, Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: CV. Misaka
Galiza, 2003), hlm. 119
Ahmad Rohani, Media Instruksional Edukatif, (Jakarta: PT Raja Grafinfo
Persada, 2007), hal : 84
http: //multazam-eistein.blogspot.co.id/2013/07/makalah-pemilihan-media
pembelajaran. html

Kedua pengertian tersebut menggarisbawahi bahwa perbedaan antara alat permainan yang
biasa dengan alat permainan edukatif adalah bahwa pada alat permainan edukatif terdapat
unsur perencanaan pembuatan secara mendalam dengan mempertimbangkan karakterisitk
anak dan mengaitkannya pada pengembangan berbagai aspek perkembangan anak.

Sedangkan alat permainan biasa dibuat dengan tujuan yang berbeda,  mungkin saja  hanya
dalam rangka memenuhi kepentingan bisnis  semata tanpa adanya kajian secara mendalam
tentang aspek-aspek perkembangan anak apa saja yang dapat dikembangkan melalui alat
permainan tersebut.

Untuk dapat melihat dan memahami secara lebih mendalam mengenai apakah suatu alat
permainan dapat dikategorikan sebagai alat permainan edukatif untuk anak TK atau tidak,
terdapat beberapa ciri yang harus dipenuhinya yaitu:

1. alat permainan tersebut ditujukan untuk anak PAUD


2. difungsikan untuk mengembangkan berbagai perkembangan anak PAUD
3. dapat  digunakan  dengan  berbagai  cara,  bentuk,  dan  untuk  bermacam  tujuan
aspek pengembangan atau bermanfaat multiguna
4. aman atau tidak berbahaya bagi anak
5. dirancang untuk mendorong aktifitas dan kreatifitas anak
6. bersifat konstruktif atau ada sesuatu yang dihasilkan
7. mengandung nilai pendidikan

Anda mungkin juga menyukai