Anda di halaman 1dari 8

Gaya pada bidang miring telusuri

20th November 2015 Laporan Praktikum FISIKA Gaya Pada Bidang Miring .

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan yang maha esa, yang mana telah memberikan
saya kekuatan serta kelancaran dalam menyelesaikan tugas Praktek fisika yang berjudul “Gaya
pada bidang miring” dapat selesai seperti waktu yang telah saya rencanakan. Tersusunnya praktek
ini tentunya tidak lepas dari peran serta berbagai pihak yang telah memberikan bantuan secara
materil dan spiritual, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dosen Pengampu mata kuliah Praktek fisika Sekolah Tinggi Teknologi Immanuel  Medan
2. Orang tua yang telah memberikan dukungan dan bantuan kepada penulis sehingga            
laporan ini dapat terselesaikan.
3. Teman-teman yang telah membantu dan memberikan dorongan semangat agar makalah ini
dapat saya selesaikan.
Semoga Tuhan Yang Maha yang Pengasih dan maha Penyayang membalas budi baik yang tulus
dan ihklas kepada semua pihak yang penulis sebutkan di atas. Tak ada gading yang tak retak, untuk
itu saya pun menyadari bahwa makalah yang telah saya susun dan saya kemas masih memiliki
banyak kelemahan serta kekurangan-kekurangan baik dari segi teknis maupun non-teknis. Untuk itu
penulis membuka pintu yang selebar-lebarnya kepada semua pihak agar dapat memberikan saran
dan kritik yang membangun demi penyempurnaan penulisan-penulisan mendatang. Dan apabila di
dalam laporan ini terdapat hal-hal yang dianggap tidak berkenan di hati pembaca mohon
dimaafkan

Medan, 29 October 2015


           Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................          i
DAFTAR ISI.......................................................................................................          ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................          1
1.1.Latar Belakang...................................................................................          1
1.2.Perumusan Masalah..........................................................................          1
1.3.Tujuan Dan Manfaat .........................................................................          1
a.Tujuan...................................................................................................          1
           b.Manfaat.................................................................................................          1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................          2
II.1     PengertianGerakBidang Miring....................................................   2                             
 II.2     Dasar Teori....................................................................................          3
BAB III METODOLOGI PERCOBAAN................................................................          5
III.I     Alat yang di gunakan......................................................................         5
III.2    Prosedur percobaan......................................................................          6
BAB IV DATA & ANALISA PERCOBAAN........................................................... 8
BAB  V PENUTUP...............................................................................................          9

5.1.Kesimpulan.........................................................................................          9
5.2.Saran..................................................................................................          9
DAFTAR PUSTAKA……………………................................................................          10

BAB I
PENDAHULUAN
1.1      Latar Belakang

sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era modren ini, teknologi
memegang peranan penting. Salah satunya Praktek Fisika ini sangat penting karena hal tersebut
sangat mendukung dalam pembelajaran ke depannya.

1.2      Perumusan Masalah

Bagaimanakah pengaruh sudut kemiringan suatu bidang miring terhadap koefisien gesek kinetik
bidang miring ?
                                       
1.3      Tujuan Dan Manfaat

a. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep bidang miring
2. Mempelajari konsep bidang miring
          3. Untuk menentukan pengaruh sudut terhadap kecepatan

b. Manfaat
           1    Menambah wawasan/ilmu dalam pembelajaran Praktek Fisika.
2       Dapat mengerjakan soal dalam Praktek Fisika.
3       Dapat menentukan rumus – rumus yang tepat dalam Praktek Fisika yang berjudul gerak 
bidang miring.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1     Pengertian Gerak Bidang Miring

                  gaya adalah  besaran vektor yang memiliki besar dan arah. Dalam pelukisan gaya harus
diperhatikan arannya.
  
         Sebuah bidang miring menurunkan gaya yang di butuhkan untuk menaikkan benda ketempat
timggi dengan menambah jarak pemberian gaya harus diberikan ke posisi tujuan. Bidang miring
biasanya digunakan pada alat pemotong dan sering menggunakan bidang miring dalam bentuk
baji. Dalam baji, gerak maju diubah menjadi gerakan pemisahan yang tegak lurus terhadap wajah. 

Sekrup pada dasarnya adalah bidang miring yang dibungkus di sekitar tabung. Dalam
sebuah bidang miring, gaya lurus dibidang horizontal di ubah menjadi gaya vertikal. Ketika sekrup
kayu diputar, ulir sekrup mendorong kayu. Sebuah gaya reaksi dar kayu mengdorong kembali ulir
sekrup dengan cara ini sekrup bergerak turun meskipun kekuatan memutar sekrup da pada bidang
horizontal.

Berdasarkan dari hasil praktikum hubungan antara sudut dengan kecepatan laju gerak
benda terletak pada sudut yang ditentukan. Semakin besar sudut,  kecepatan gerak benda akan
semakin cepat. Karena sudut yang besar, maka bidang miring akan semakin tinggi.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi koefisien gesek antara lain:


1. kecepatan relatif.
2. Gaya gesek maksimum tergantung pada luas permukaan bidang gesek.
3. Gaya normal, karena fgesek = μ Fnormal.

Dari hasil tabel diatas pada sudut 10 kecepatan yang terjadi berbeda, tetapi seharusnya
kecepatan yang terjadi memiliki kesamaan, ini dikarenakan adanya kesalahan pada saat
melakukan praktikum seperti terlambat menekan stoptwatch,  terlambat meluncurkan mobil-
mobilan, dan tidak tepat dalam mengukur besar sudut.

Pada saat sudut 20percepatan yang terjadi semakin cepat, hal ini di karenakan sudut yang di
berikan lebih besar dari pada sudut sebelumnya, dan hasil kecepatan pun tidak sama karena
adanya kesalahan pada saat melakukan praktikum seperti pada sudut 10.

Pada saat sudut 30 percepatan yang terjadi semakin cepat, tetapi waktu yang dihasilkan berbeda-
beda, hal ini di karenakan adanya kesalahan pada praktikan, dan bentuk kesalahan pun rata-rata
sama seperti pada sudut sebelumnya.

Demikian dengan besar sudut yang seterusnya, besar sudut mempengaruhi cepat suatu benda
akan tetapi waktu yang dihasilkan tidak sama walaupun besar sudut sama, karena banyak faktor
yang mempengaruhinya, dan rata-rata kesalaahan yang terjadi sama, yaitu terlambat menekan
stoptwatch, meluncurkan mobil-mobilan, dan lain-lain.

II.2     Dasar Teori

Gaya gesek adalah gaya yang berarah melawan gerak benda atau arah kecenderungan
benda akan bergerak. Gaya gesek muncul apabila dua buah benda bersentuhan. Benda-benda yang
dimaksud di sini tidak harus berbentuk padat, melainkan dapat pula berbentuk cair, ataupun gas.
Gaya gesek antara dua buah benda padat misalnya adalah gaya gesek statis dan kinetis,
sedangkan gaya antara benda padat dan cairan serta gas adalah gaya Stokes. Gaya gesek sifatnya
selalu melawan gaya yang cenderung menggerakkan  benda. Karena itu arah gaya gesek selalu
berlawanan dengan arah kecenderungan gerak benda.

Terdapat dua jenis gaya gesek antara dua buah benda yang padat saling bergerak lurus,
yang dibedakan antara titik-titik sentuh antara kedua permukaan yang tetap atau saling berganti /
menggeser :
Gaya Gesek Statis, adalah gesekan antara dua benda padat yang tidak bergerak relatif satu sama
lainnya. Seperti contoh, gesekan statis dapat mencegah benda meluncur ke bawah pada bidang
miring. Koefisien gesek statis umumnya dinotasikan dengan μs, dan pada umumnya lebih besar
dari koefisien gesek kinetis.  Gaya gesek statis dihasilkan dari sebuah gaya yang diaplikasikan
tepat sebelum benda tersebut bergerak. Gaya gesekan maksimum antara dua permukaan sebelum
gerakan terjadi adalah hasil dari koefisien gesek statis dikalikan dengan gaya normal f = μs Fn.
Ketika tidak ada gerakan yang terjadi, gaya gesek dapat memiliki nilai dari nol hingga gaya gesek
maksimum. Setiap gaya yang lebih kecil dari gaya gesek maksimum yang berusaha untuk
menggerakkan salah satu benda akan dilawan oleh gaya gesekan yang setara dengan besar gaya
tersebut namun berlawanan  arah. Setiap gaya yang lebih besar dari gaya gesek maksimum akan
menyebabkan gerakan terjadi. Setelah gerakan terjadi, gaya gesekan statis tidak lagi dapat
digunakan untuk menggambarkan kinetika benda, sehingga digunakan gaya gesek kinetis.
Gaya Gesek Kinetis / Dinamis, adalah gaya gesek yang terjadi ketika dua benda bergerak
relatif satu sama lainnya dan saling bergesekan. Koefisien gesek kinetis umumnya  dinotasikan 
dengan μk dan pada umumnya selalu lebih kecil dari gaya gesek  statis  untuk  material  yang 
sama.

Sekali lagi ditekankan bahwa besar gaya gesek kinetis ini selalu lebih kecil dari besar gaya
gesek statis maksimum. Karena itu, ketika kita  mendorong benda di atas permukaan yangkasar,
pada saat benda belum  bergerak kita harus memberikan gaya dorong yang cukup besar
untuk membuatnya bergerak. Tetapi ketika benda sudah bergerak, gaya dorong kita bisa dikurangi
tanpa membuatnya berhenti bergerak. 

Tabel perbedaan gaya gesek statis dengan kinetis

No. Gaya Gesek Statis Gaya Gesek Kinetis

1. Ketika benda cenderung akan bergerak Ketika benda sudah dalam keadaan
tetapi belum bergerak. bergerak.

2. Selama benda belum bergerak, besarnya Besarnya tergantung pada kekasaran


mengikuti besar gaya dorong / gaya tarik permukaan benda dan lantai dan besar
yang cenderung menggerakkan benda. gaya kontak antara lantai dan benda.
Besar gaya kinetis konstan dan selalu
lebih kecil dari besar gaya gesek statis
maksimum.

3. Semakin kasar permukaan benda / Semakin kasar permukaan benda /


permukaan lantainya, semakin besar pula permukaan lantainya, semakin besar pula
gaya gesek statis maksimumnya. gaya gesek kinetis.

Koefisien gesekan ( μ ) adalah tingkat kekasaran permukaan yang bergesekan. Makin kasar kontak
bidang permukaan yang bergesekan makinbesargesekanyangditimbulkan.
–Jika bidang kasar sekali  makaμ=1.
– Jika bidang halus sekali , maka μ = 0.
Gaya normal (N) adalah gaya reaksi dari bidang akibat gaya aksi dari benda. Makin besar gaya
normalnya makin besar gesekannya.
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

III.I     ALAT YANG DI GUNAKAN

·       peralatan yang di gunakan          


·       Dasar statif
·       Kaki statif     
·       Batang statif pendek
·       Batang satatip panjang

·       Balok penahan


·       Pengait beban
·       Balok bertingkat
·       Jepit penahan
·       Katrol ( diameter 50 mm )
·       Steker prangkai
·       Beban 50 gram
·       Bidang miring
·       Dinamometer 1,5N/Neraca   pegas

III.2    PROSEDUR PERCOBAAN

·       Rakit statif


·       Rakit bidang miring pada balok penahan menggunakan jepit penahan.
·       Tentukan berat kedua katrol + seteker perangkai ( w = mg).catat hasil pengamatan pada
tabel.
·       Kaitkan katrol pada dinamometer dan taruh diatas bidang miring.
·       Atur ketinggian bidang miring (mulai dari h=30 cm).
·       Amati gaya yang terjadi (FR) pada dinamometer dan catat hasilnya pada tabel.
·       Lepaskan dinamometer dari katrol dan taruh katrol diatas bidang miring yang paling atas
(ketinggian diatas bidang horizontal h = 30 cm). Lepaskan katrol agar menggelincir pada
bidang miring  hingga sampai pada bidang horizontal ( di titik B pada gambar 2). Usaha
yang dilakukan gaya FR= FR .l (l = panjang bidang miring = 100 cm ).
·       Isikan nilai usaha = FR .l pada tabel pengamatan dan lengkapi pula harga w.h.
·       Ulangi langkah 4 sampai 8 dengan mengubah ketinggian (h) bidang miring sesuai table di
bawah.
·       Ulangi langkah 3 sampai 9 setelah menambah dua beban pada katrol.

                                                 BAB IV
DATA & ANALISA PERCOBAAN

Tanpa tambahan beban Dengan tambahan beban

Gaya berat W- Gaya berat W-


Tinggi ( h )
Gaya (  ) Gaya ( )

20 cm 0.1 N 0.5 N 0.3 N 1.5 N


8
30 cm 0.15 N 0.5 N 0.4 N 1.5 N
14
40 cm 0.2 N 0.5 N 0.5 N 1.5 N
18
50 cm 0.25 N 0.5 N 0.7 N 1.5 N
25

Bagaimana hubungan dengan  ?


Mis : h = tinggi bidang miring
         r = panjang bidang miring
Untuk tinggi 20 cm                                unuk tinggi 50 cm

sin                                  sin 25  = = 0.5

sin 8  = = 0.2
Untuk tinggi 30 cm

sin 14  = = 0.3
Untuk tinggi 40 cm

sin 18  = = 0.4
Hubungan antara   / W dapat  dikatakan    bahwa semakin besar sudut /kemiringan yang
digunakan,maka semakin besar pula gaya yg dihasilkan oleh benda ( katrol ) tersebut.

BAB V
PENUTUP

5.1.    Kesimpulan
Dari praktikum yang dilakukan mengenai bidang miring dapat disimpulkan semakin besar
sudut yang digunakan, maka semakin besar pula gaya yang dihasilkan katrol tersebut .

Berdasarkan hasil pengamatan di atas dapat disimpulkan bahwa :


1.       Gaya gesek adalah gaya yang berarah melawan gerak benda atau arah kecenderunga benda
akan bergerak. Gaya gesek muncul apabila dua buah benda bersentuhan.
2.       Gaya Gesek Statis, adalah gesekan antara dua benda padat yang tidak bergerak relatif satu
sama lainnya / ketika benda cenderung akan bergerak tetapi belum bergerak.
3.       Gaya Gesek Kinetis/Dinamis, adalah gaya gesek yang terjadi ketika dua benda bergerak relatif
satu sama lainnya dan saling bergesekan , ketika benda sudah dalam keadaan bergerak.
4.       Besar gaya gesek kinetis selalu lebih kecil dari besar gaya gesek statis maksimum.

5.       Hubungan antara  / W dapat  dikatakan   bahwa semakin besar sudut /kemiringan yang
digunakan,maka semakin besar pula gaya yg dihasilkan oleh benda ( katrol ) tersebut.

5.2.    Saran
Adapun saran – saran yang penulis buat adalah agar penyusunan laporan Praktek Fisika
lebih sempurna lagi
.
Bertitik tolak pada uraian di atas, Saya sampaikan saran kepada segenap pembaca laporan tugas
praktikum fisika ini, yaitu sebagai berikut:

Dengan selesainya tugas praktikum ini,kiranya pihak-pihak terkait dapat memahami serta
memaklumi bentuk kesederhanaannya. Bila perlu tugas ini dapat di evaluasi guna menjadi “acuan
Saya untuk mengembangkan tugas ini agar lebih sempurna”

                                  .DAFTAR PUSTAKA

Jakarta Buku Penuntun Praktikum Fisika Dasar.


jakarta :erlangga.Halliday dan resnick.1991.fisika jilid 1 (terjemahan) Erlangga. JakartaAstuti, Tri
Widya. 2011. Fisika Dasar. Raja Grafindo Persada. 
Diposting 20th November 2015 oleh Anonymous

4 Lihat komentar

Anonymous 2 Desember 2016 08.24


makasih... membantu bnget gan
Balas

Anonymous 6 Mei 2018 09.58


Eh mau tanya kak itu yang gaya beratnya darimana?
Balas
Balasan

Reza Faisal 22 Februari 2019 23.50


dari dinamometer

Balas

Anonymous 19 Februari 2019 04.55


Makasihh
Balas

Masukkan komentar Anda...

Beri komentar sebagai: Dian (Goog Logout

Publikasikan Pratinjau Beri tahu saya

Anda mungkin juga menyukai