Anda di halaman 1dari 9

Gangguan Afektif Bipolar Episode Kini Manik

Windyanissa Recita D
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jln Arjuna Utara No 6, Kota Jakarta Barat, DKI Jakarta
Windyanissa.2017fk107@civitas.ukrida.ac.id

ABSTRAK

Gangguan bipolar adalah suatu kondisi di mana mood seseorang mengayun bolak-balik antara
dua keadaan yang ekstrim: manik dan depresi. Penyakit dengan hanya satu jenis disebut
unipolar. Gangguan afektif bipolar adalah gangguan mood yang sering terjadi. Bipolar dibagi
menjadi dua; gangguan bipolar tipe 1 dan tipe 2. Gangguan ini adalah salah satu penyebab utama
kecacatan di kalangan anak muda, yang mengarah pada gangguan kognitif dan fungsional dan
peningkatan mortalitas, khususnya kematian akibat bunuh diri.

Kata kunci: bipolar, manik, depresi, mood

ABSTRACT

Bipolar disorder is a condition in which a person's mood swings back and forth between two
extreme circumstances: mania and depression. A disease with only one type is called unipolar.
Bipolar affective disorder is a mood disorder that often occurs. Bipolar is divided into two;
bipolar disorder type 1 and bipolar disorder type 2. This disorder is one of the main causes of
disability among young people, which leads to cognitive and functional disorders and increased
mortality, especially deaths due to suicide.

Keywords: bipolar, mania, depression, mood


PENDAHULUAN

Perasaan seseorang dapat berubah-ubah sesuai situasi dan kondisi tertentu yang dialaminya.
Perasaan atau mood seseorang mungkin normal, meninggi atau bahkan terdepresi. Orang normal
dapat mengalami berbagai macam suasana perasaan dan memiliki ekspresi afektif yang sama
luasnya, mereka mampu mengendalikan suasana perasaan dan afeknya. Lain halnya dengan
seseorang yang mengalami gangguan pada perasaannya.

Gangguan mood atau suasana perasaan adalah suatu kelompok kondisi klinis yang ditandai oleh
hilangnya perasaan kendali dan pengalaman subjektif adanya penderitaan berat. Pasien dengan
mood meninggi (elevated) yaitu mania, menunjukkan sikap meluap-luap, gagasan yang
melonacat-loncat (flight of ideas), penurunan kebutuhan tidur, peninggian harga diri, dan
gagasan kebesaran. Pasien dengan mood depresi, merasakan hilangnya energi dan minat,
perasaan bersalah, kesulitan berkonsentrasi, hilangnya nafsu makan, dan pikiran tentang
kematian atau bunuh diri. 1

Makalah ini berisi mengenai

SKENARIO 12

Seorang perempuan 25 tahun, dibawa ke puskesmas oleh ibunya karena malam tidak tidur,
banyak kegiatan, gembira terus, banyak bicara, makeup secara mencolok sekali, ganti pakaian
baru setiap hari.

RUMUSAN MASALAH

Perempuan dengan keluhan malam tidak tidur, banyak kegiatan, gembira terus, banyak bicara,
makeup secara mencolok sekali, ganti pakaian baru setiap hari.

ANAMNESIS

Keluhan utama adalah alasan pasien datang memeriksakan dirinya atau mencari pengobatan,
yang dicatat sesuai dengan kata-kata pasien sendiri. Ada baiknya jika pada permulaan, pasien
diberi kebebasan untuk menceritakan kisahnya. Hal ini akan menimbulkan kesan yang baik
bahwa dokter bersedia mendengarkan, juga akan membuat pasien menunjukkan proses berpikir
dan pola bicara yang sebenarnya.2

Perlu juga ditanyakan mengenai gejala yang dialami, onset, dan lama penyakit, perjalanan
gejala-gejala itu konstan, hilang timbul, atau makin memburuk, faktor yang mencetuskan,
peristiwa yang baru terjadi, serta penggunaan obat-obatan terlarang dan juga konsumsi alkohol.

Pada skenario, pasien diantar oleh ibunya. Menurut keterangan dari sang ibu, pasien tidak bisa
dilarang untuk tidak membeli baju setiap hari, uang tabungannya selama 2 tahun dihabiskan
dalam 2 minggu dengan membeli pakaian baru setiap hari.

PEMERIKSAAN STATUS MENTAL3

Hal-hal yang diamati pada pemeriksaan ini, antara lain:

Penampilan pasien: pengamatan secara keseluruhan cara jalan, cara duduk, cara berpakaian,
dandanan, kebersihan diri, cacat fisik/tidak, sesuai usia/tidak. Manik yaitu pakaian berwarna
semarak, menarik perhatian, dandanan berlebih.

Sikap pasien: mengamati ekspresi wajah pada saat pemeriksaan, kontak mata, apakah pasien
kooperatif sama selama wawancara.

Mood dan afek pasien: pasien yang sedang dalam episode manic biasanya euphoria dan cepat
marah. Secara emosional mereka sangatlah labil, mereka bisa sangat gampang berubah dari
tertawa menjadi marah dan bisa menjadi depresi dalam waktu yang singkat.

Pembicaraan: pola bicara dapat dilihat dari volume suara dan intonasi pasien selama wawancara,
kualitas dan kuantitas pembicaraan, kecepatan berbicara, serta bagaimana pasien merespons
pertanyaan wawancara.

Proses pikir: mengamati apakah pasien sering mengganti topik pembicaraan, atau apakah pasien
berbicara dengan kata-lata yang tidak lazim dan tidak bisa dimengerti. Persepsi dan daya tanggap
pasien terhadap kenyataan atau apakah pasien memiliki waham juga akan diperiksa.
Isi pikiran: mengamati orientasi pasien, kesadaran, apakah pasien ada fobia, atau keinginan
bunuh diri.

Persepsi: mengevaluasi apakah pasien ada halusinasi atau tidak.

Tilikan: tilikan 1: pasien tidak merasa sakit, tilikan 2: pasien dalam waktu bersamaan menolak
dan menerima dirinya sakit, tilikan 3: pasien sadar sakit namun manyalahkan orang lain, tilikan
4: pasien sadar bahwa ia sakit namun tidak mengetahui penyebabnya, tilikan 5: pasien sadar
bahwa ia sakit dan tahu penyebabnya namun tidak mengetahui cara mengobatinya, tilikan 6:
menyadari sepenuhnya tentang situasi dirinya disertai motivasi untuk mencapai perbaikan.

WORKING DIAGNOSIS

Gangguan afektif bipolar episode kini manik

Menurut PPDGJ III, gangguan afektif bipolar adalah suatu gangguan suasana perasaan yang
ditandai oleh adanya episode berulang (sekurang-kurangnya dua episode) dimana afek pasien
dan tingkat aktivitas jelas terganggu, pada waktu tertentu terdiri dari peningkatan afek disertai
penambahan energi dan aktivitas (mania atau hipomania), dan pada waktu lain berupa penurunan
afek disertai pengurangan energi dan aktivitas (depresi).4

Gangguan bipolar dibagi menjadi 4 tipe, yaitu, gangguan bipolar tipe 1, gangguan bipolar tipe 2,
kelainan cyclothymia, serta bipolar yang tidak terdefinisi.5

Gangguan bipolar tipe 1 ditandai dengan episode manik yang berlangsung setidaknya tujuh hari,
biasanya episode depresi terpisah terjadi juga, biasanya berlangsung setidaknya dua minggu.
Gangguan bipolar tipe 2 ditandai oleh pola episode depresi dan episode hipomanik, tetapi bukan
episode manik penuh seperti pada tipe 1.

Kelainan cyclothymia merupakan hipomanik persisten dan gejala depresi yang tidak cukup kuat
atau tidak berlangsung cukup lama untuk memenuhi syarat sebagai episode hipomanik atau
depresi. Dan bipolar yang tidak terdefinisi adalah kategori yang mengacu pada gejala gangguan
bipolar yang tidak cocok dengan kategori yang ada.
DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
Skizoafektif tipe manik
Gangguan skizoafektif adalah kelainan mental yang rancu yang ditandai dengan adanya gejala
kombinasi antara gejala skizofrenia dan gejala gangguan afektif. Gangguan skizoafektif terbagi
dua yaitu, tipe manik dan tipe depresif.6
Terdapat 3 kirteria diagnosis dalam menentukan diagnosis skizoafektif, yaitu pasien memiliki
satu dari ketiga kriteria gangguan mood manik, depresi, atau campuran keduanya, pasien juga
memiliki kriteria diagnosis skizofren saat pasien tidak mengalami serangan gangguan mood, dan
episode gangguan mood harus ada dalam waktu gangguan psikiatri pasien.

ETIOLOGI7
Faktor biologis
Bipolar dapat dipicu dengan faktor genetik. Orang dengan gen tertentu lebih mungkin
mendapatkan gangguan bipolar daripada yang lain. Banyak gen terlibat, dan tidak ada gen yang
dapat menyebabkan gangguan. Atau juga dapat dipicu oleh adanya kelainan fungsi dan struktur
otak ataupun neurotransmitter.
Faktor psikososial
Peristiwa hidup yang penuh stress atau trauma mental yang lain bisa menyebabkan perubahan
biologis pada otak dan signal terhadap saraf. Informasi yang dialami akan disimpan didalam otak
yang akan terpanggil kembali pada suatu kejadian yang membangkitkan memori. Proses memori
juga bisa terjadi walaupun tidak ada sesuatu rangsangan pemicu dari luar.

EPIDEMIOLOGI
Insiden gangguan bipolar berkisar antara 0,3-1,5%. Kematian terus membayangi penderita
bipolar. Biasanya kematian itu dikarenakan mereka mengambil jalan pintas yaitu bunuh diri.
Risiko bunuh diri meningkat pada penderita bipolar yang tidak diterapi yaitu 5,5 per 1000 pasien.
Sementara yang diterapi ‘hanya’ 1,3 per 1000 pasien.
Gangguan pada lelaki dan perempuan sama, umumnya timbul di usia remaja atau dewasa. Hal ini
paling sering dimulai sewaktu seseorang baru menginjak dewasa, tetapi kasus-kasus gangguan
bipolar telah didiagnosis pada remaja dan bahkan anak- anak.
ISI7
Episode Manik
Terdapat 3 macam episode manik: hipomanik, manik tanpa diserta gejala psikotik, dan manik
disertai gejala psikotik.
Hipomanik merupakan kondisi dimana derajat gangguan yang lebih ringan dari manik afek yang
meninggi atau berubah disertai peningkatan aktivitas, menetap selama sekurang-kurangnya
beberapa hari berturut-turut. Tidak disertai adanya waham atau halusinasi.
Manik tanpa disertai gejala psikotik harus berlangsung sekurang-kurangnya 1 minggu, dan cukup
berat sampai mengacaukan seluruh atau hampir seluruh pekerjaan. Tidak disertai adanya waham
atau halusinasi.
Manik disertai gejala psikotik dimana harga diri yang membumbung dan gagasan kebesaran
dapat berkembang menjadi waham. Kondisi ini disertai waham ataupun halusinasi.
Episode depresi
Terdapat 4 macam episode depresi: depresi ringan, depresi sedang, depresi berat tanpa gejala
psikotik, dan depresi berat disertai gejala psikotik. Gejala utama pada episode ini: afek depresif,
kehilangan minat dan kegembiraan, berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan
mudah lelah. Serta gejala lainnya: konsentrasi dan perhatian berkurang, kepercayaan diri
menurun, gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna, nafsu makan berkurang, gangguan
tidur, pandangan masa depan yang suram dan pesimistis, dan pikiran untuk bunuh diri.
Depresi ringan memiliki setidaknya 2 dari 3 gejala utama, 2 dari gejala lainnya, lamanya seluruh
episode berlangsung sekurang-kurangnya sekitar 2 minggu.
Depresi sedang memiliki sekurang-kurangnya 2 dari 3 gejala utama, ditambah sekurang-
kurangnya 3, episode berlangsung sekurang-kurangnya sekitar 2 minggu.
Depresi berat tanpa gejala psikotik memiliki ketiga gejala utama serta sekurang-kurangnya 4 dari
gejala lainnya, berlangsung sekurangnya 2 minggu, tidak disertai waham atau halusinasi.
Depresi berat dengan gejala psikotik memiliki ketiga gejala utama serta sekurang-kurangnya 4
dari gejala lainnya, berlangsung sekurangnya 2 minggu, namun disertai waham atau halusinasi.

MANIFESTASI KLINIS
Episode manik: periode yang berbeda dari suasana normal yang tidak normal dan terus-menerus
meningkat, ekspansif, atau mudah tersinggung, berlangsung minimal 1 minggu. Pada episode
manik tiga (atau lebih) dari gejala berikut terus berlanjut dan telah hadir pada tingkat signifikan;
harga diri meningkat atau kemegahan, menurunnya kebutuhan tidur, lebih banyak bicara dari
biasanya, perhatian terlalu mudah ditarik ke rangsangan eksternal yang tidak penting,
meningkatkan aktivitas yang diarahkan pada tujuan, keterlibatan berlebihan dalam aktivitas
menyenangkan yang memiliki potensi konsekuensi menyakitkan yang tinggi, tidak memenuhi
kriteria untuk Mixed Episode.
Episode hipomanik: periode yang berbeda dari suasana hati yang terus meningkat, ekspansif,
atau mudah tersinggung, berlangsung selama minimal 4 hari. Tiga (atau lebih) gejala pada
episode manik telah berlanjut dan telah hadir pada tingkat signifikan.
Episode depresi berat: lima (atau lebih) dari gejala berikut telah hadir selama periode 2 minggu
yang sama dan merupakan perubahan dari fungsi sebelumnya; Setidaknya salah satu gejalanya
adalah (1) mood tertekan atau (2) kehilangan minat atau kesenangan. Suasana hati yang tertekan
sebagian besar hari (hampir setiap hari), mengurangi minat atau kesenangan dalam semua
aktivitas, penurunan atau kenaikan berat badan yang signifikan, insomnia atau hypersomnia
hampir setiap hari, agitasi atau retardasi psikomotor, kelelahan atau kehilangan energi, perasaan
tidak berharga atau rasa bersalah yang berlebihan, pikiran berulang kematian, kemampuan yang
berkurang untuk berpikir atau berkonsentrasi.

TATALAKSANA
Medikamentosa9
Mood stabilizer: kebanyakan pasien dengan gangguan bipolar dirawat dengan mood stabilizer.
Contoh obatnya adalah litium, asam valporat, karbamezepin. Obat-obat tersebut memberikan
kelegaan dari episode akut dan mencegah kekambuhan. Asam valporat dan karbamazepin adalah
anti-konvulsan yang digunakan untuk merawat epilepsy. Kombinasi obat direkomendasikan
untuk pasien dengan episode manik sedang hingga berat.
Antipsikotik: diberikan kepada pasien dengan gejala psikotik berupa waham atau halusinasi.
Obat-obat tersebut diantaranya haloperidol, olanzapine, risperidone, clozapine, aripiprazol,
ziprasidone.
Non-medikamentosa
Psychotherapy: adalah sebutan untuk berbagai teknik perawatan yang bertujuan untuk membantu
seseorang mengidentifikasi dan mengubah emosi, pikiran, dan perilaku yang meresahkan.
Psikoterapi dapat memberikan dukungan, edukasi, keterampilan, dan strategi kepada orang-orang
dengan gangguan bipolar dan keluarga mereka. Psikoterapi sering digunakan dalam kombinasi
dengan obat-obatan.

KOMPLIKASI
Jika gangguan bipolar tidak dirawat, ia bisa menyebabkan masalah yang lebih berat yang bisa
memberi kesan pada kehidupan penderita. Komplikasinya diantarannya adalah keinginan bunuh
diri. Perubahan mood tersebut dapat terjadi beberapa kali dalam setahun, atau bahkan seminggu
dalam kasus yang lebih parah. Kondisi jiwa ini dapat menyebabkan rusaknya hubungan pribadi,
rendahnya motivasi dan produktivitas di tempat kerja, dan yang lebih buruk lagi dapat
menyebabkan perasaan ingin melakukan bunuh diri.
Komplikasi lain yang mungkin terjadi adalah menimbulkan penyakit fisik. Orang dengan
penyakit mental memiliki insiden yang lebih tinggi dari kondisi medis, termasuk penyakit
jantung, asma dan masalah paru-paru lainnya, gangguan pencernaan, infeksi kulit, diabetes,
hipertensi, sakit kepala migrain, hipotiroidisme, dan kanker.

KESIMPULAN
Gangguan bipolar adalah gangguan mood yang terdiri dari depresi dan manik yang terjadi secara
siklus dan sering kambuh. Berdasarkan dari hasil anamnesis, pasien perempuan 25 tahun
didiagnosa menderita gangguan afektif bipolar dengan episode kini manik dengan atau tanpa
gejala psikotik yang ditandai dengan perasaan yang gembira, banyak bicara dan make up
mencolok.

DAFTAR ISI
1. Kaplan HI, Sadock BJ, Grebb JA. Gangguan mood. Dalam: Widjaja K. Sinopsos
Psikiatri. Edisi 7. Jilid 1. Jakarta: Binarupa Aksara; 2010.h. .777-833.
2. Maramis WF. Catatan ilmu kedokteran jiwa. Edisi ke-2. Surabaya: Airlangga University
Press; 2009.h.195-277.
3. Amir N. Gangguan Suasana Perasaan. Dalam: Elvyra SD, Hadisukanto G. Buku Ajar
Psikiatri. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2010.h. 197-
208.
4. Rusdi Maslim. Diagnosis gangguan jiwa. Rujukan ringkas dari PPDGJ-III. ;2003.
5. National Institute of Mental Health. Bipolar disorder. 2018. h. 1-8. Diunduh dari
https://www.nimh.nih.gov/health/publications/bipolar-disorder pada 9 Januari 2020
6. Mayo clinic. Diunduh dari https://www.mayoclinic.org/diseases-
conditions/schizoaffective-disorder/symptoms-causes/syc-20354504. Pada 8 Januari 2020
7. Maslim R. Gangguan afektif bipolar. Diagnosis gangguan jiwa rujukan ringkasan
PPDGJ-III. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya; 2001.h.58-69
8. Smart Patient. Bipolar affective disorder. 2018. h. 1-10. Diunduh dari
https://www21.ha.org.hk/smartpatient/EM/MediaLibraries Pada 9 Januari 2020
9. Birmaher B. Pediatric bipolar disorder: Epidemiology, pathogenesis, clinical
manifestations, and course. Diunduh dari http://www.uptodate.com/home. Pada 7 Januari
2020.

Anda mungkin juga menyukai