Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kepemimpinan atau leadership adalah kemampuan seseorang mempengaruhi
orang lain agar kerja sama sesuai dengan rencana demi tercapainya tujuan yang
telah ditetapkan sebelumnya. Dengan demikian kepemimpinan memegang
peranan penting dalam manajemen, bahkan dapat dikatakan, kepemimpinan
adalah inti dari manajemen.
Di dalam kenyataannya, tidak semua orang yang menduduki jabatan
pemimpin memiliki kemampuan untuk memimpin. Sehingga pengertian “kepala”
menunjukkan segi formal dari jabatan pemimpin saja, maksudnya secara yuridis
formal semua orang dapat diangkat mengepalai suatu usaha atau bagian,
walaupun orang tersebut belum tentu mampu menggerakkan, mempengaruhi dan
membimbing bawahannya serta melakukan tugas-tugasnya untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan.
Dalam sekolah, kepala sekolah adalah pemimpin. Selain itu kepala sekolah
juga merupakan manajer yang dituntut memiliki kemampuan manajerial di
berbagai aspek guna menciptakan sekolah yang berkualitas. Dalam organisasi
sekolah, kepala sekolah memimpin warga sekolah lainnya, baik guru, karyawan,
maupun siswa. Sebagai pemimpin maka perilaku kepala sekolah akan
mempengaruhi perilaku warga sekolah lainnya. Sehingga manajemen kepala
sekolah sangat berpengaruh terhadap perkembangan sekolah serta warga sekolah
didalamnya. Maka dari itu makalah ini akan membahas tentang manajemen
kepala sekolah.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana peran kepala sekolah dalam memanajemen siswa?

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kepala Sekolah


Dua kata kepala dan sekolah. Kata kepala dapat di artikan ketua atau
pemimpin dalam suatu organisasi atau sebuah lembaga. Sedangkan sekolah
adalah sebuah lembaga dimana menjadi tempat menerima dan memberi pelajaran.
Dengan demikian, secara sederhana kepala sekolah adalah orang yang memiliki
kekuasaan serta pengaruh dalam menentukan kegitn beljar mengajar di sekolah
itu,kehidupan di sekolah di atur sedemikian rupa melalui kepemimpinan seorang
kepala sekolah.

B. Kualifikasi Kepala Sekolah


Kualifikasi kepala sekolah terdiri atas kualifikasi uum dan kualifikasi khusus.
Kualifikasi umum kepala sekolah sebagai berikut :
a) Memiliki kualifikasi akademik sarjana ( S1 ) atau diploma empat ( IV )
kependidikan atau nonkependidikan pada pergurun tinggi yang
terakreditasi
b) Pada waktu di angkat sebagai kepala sekolah berusia setinggi – tingginya
56 tahun
c) Memiliki pengalaman mengajar sekurang – kurangnya 5tahun menurut
jenjang sekolah masing – masing, kecuali di Taman Kanak – Kanak
memiliki pengalaman mengajar sekurang – kurangnya 3 tahun di TK
d) Memiliki pangkat serendah – rendahnya III/c bagi pegawai negeri sipil
dan bagi non PNS di setarakan dengan kepangkatan yang di keluarkan
oleh yayasan atau lembaga yang berwenang

Kualifikasi khusus kepala sekolah meliputi :

a) Kepala Taman Kanak – Kanak adalah sebagai berikut :

2
1. Berstatus sebagai guru TK
2. Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru TK
3. Memiliki sertifikat Kepala TK yang diterbitkan oleh lembaga yang
di tetapkan pemerintah
b) Kepala Sekolah Dasar adalah sebagai berikut :
1. Berstatus sebagai guru SD
2. Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru SD
3. Memiliki sertifikat kepala SD yang diterbitkan oleh lembaga yang
di tetapkan pemerintah
c) Kepala Sekolah Menengah Pertama adalah sebagai berikut
1. Berstatus sebagai guru SMP
2. Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru SMP
3. Memiliki serifikat kepala SMP yang di terbitkan oleh lembaga
yang di tetapkan pemerintah
d) Kepala Sekolah Menengah Atas adalah sebagai berikut :
1. Berstatus sebagai guru SMA
2. Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru SMA
3. Memiliki sertifikat kepala SMA yang diterbitkan oleh lembaga
yang di tetapkan pemerintah
e) Kepala Sekolah Menengah Kejuruan adalah sebagai berikut :
1. Berstatus sebagai guru SMK
2. Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru SMK
3. Memiliki sertifikat kepala SMK yang di terbitkan oleh lembaga
yang di tetapkan pemerintah
f) Kepala Sekolah Dasar Luar Biasa / Sekolah Menengah Pertama Luar
Biasa / Sekolah Menengah Atas Luar Biasa adalah sebagai berikut :
1. Berstatus sebagai guru pada satuan pendidikan
SDLB/SMPLB/SMALB
2. Memilki sertifikat pendidik sebagai guru SDLB/SMPLB/SMALB

3
3. Memilki sertifikat kepala SDLB/SMPLB/SMALB yang
diterbitkan oleh lembaga yang di tetapkan pemerintah
g) Kepala Sekolah Indonesia Luar Biasa sebagai berikut :
1. Memiliki pengalaman sekurang – kurangnya 3 tahun sebagai
kepala sekolah
2. Memilki sertifikat pendidik sebagai guru pada salah satu satuan
penddikan
3. Memilki sertifikat kepala sekolah yang di terbitkan oleh lembaga
yang di tetapkan pemerintah

C. Kompetensi Kepala Sekolah


Slamet P.H (dalam Sutrisna,2011) menyebutkan kompetensi yang wajib
dimilki seorang kepala sekolah untuk dapat menjalankan tugas dan fungsinya
secara optimal sebagai berikut :
 Kepala sekolah harus memiliki wawasan ke depan ( visi ) dan tahu
tindakan apa yang harus dilakukan (misi) serta paham benar cara yang
akan ditempuh
 Memilki kemampuan mengkoordinasikan dan menyerasikan seluruh
sumber daya terbtas yang ada untuk memenuhi kebutuhan sekolah
yang umumnya tidak terbatas
 Memilki kemampuan pengambilan keputusan dengan trampil
 Memilki kemampuan memobilisasi sumber daya yang ada untuk
mencapai tujuan
 Mampu menggugah bawahannya untuk melakukan hal – hal yang
penting bagi tujuan sekolah
Sementara Permen Diknas No. 13 tahun 2007 tentang Standard Kepala
Sekolah mensyaratkan untuk menjadi kepala sekolah profesional harus kompeten
yaitu :

4
1. Kompeten dalam menyusun perencanaan pengembangan sekolah secara
sistemik
2. Kompeten dalam mengkoordinasikan semua komponen system sehingga
secara terpadu dapat membentuk sekolah sebagai organisasi pembelajar
yang efektif
3. Kompeten dalam mengerahkan seluruh personil sekolah sehingga mereka
secara tulus bekerja keras demi pencapain tujuan institusional sekolah
4. Kompeten dalam pembinaan kemampuan professional uru sehingga
mereka semakin terampil dalam mengelola proses pembelajaran
5. Kompeten dalam melakukan monitoring dan evaluasi sehingga tidak satu
komponen system sekolah pun tidak berfungsi secara optimal, sebab
begitu ada satu saja di antara seluruh komponen system sekolah yang tidak
berfungsi secara optimal akan mengganggu pelaksanaa fungsi komponen
– komponen lainnya.
Kompleksitas sekolah sebagai system pendidikan menuntut adanya seorang
kepala sekolah yang memiliki kompetensi kepribadian, manajerial,
kewirausahaan,supervise dan social
1) Kompetensi kepribadian
a. Memiliki integritas kepribadian yang kuat sebagai pemimpin :
1. Selalu konsisten dalam berpikir, bersikap, berucap dan berbuat dalam
setiap melaksanakn suatu tugas pokok dan fungsi
2. Memilki komitmen/loyalitas/dedikasi/etos kerja yang tinggi dalam
setiap melakukan suatu tugas pokok dan fungsi
3. Tegas dalam mengambil sikap dan tindakan sehubungan dengan
pelasanaa suatu tugas pokok dan fungsi
4. Disiplin dalam melaksanakan suatu tugas pokok dan fungsi
b. Memilki keinginan yang kuat dalam pengembangan diri sebagai kepala
sekolah :

5
1. Memiliki rasa keingintahuan yang tinggi terhadap kebijakan, teori,
praktik bru sehubungan dengan pelaksanaan suatu tugas pokok dan
fungsi
2. Mampu secara mandiri mengembangkan diri sebagai upaya
pemenuhan rasa keingintahuannya terhadap kebijakn, teori, praktik
baru sehubungan dengan pelkasanaan suatu tugas pokok dan fungsi
c. Bersikap terbuka dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi :
1. Kecenderungan utuk selalu menginformasikan secara transparan dan
proporsional kepada orang lain atas segala rencana, proses,
pelaksanaan dan keefektifan, kelebihan dan kekurangan pelaksanaan
suatu tugas pokok dan fungsi
2. Terbuka atas saran dan kririk yang disampaikan oleh atasan, teman
sejawat, bawahan, dan pihak lain atas pelaksanaan suatu tugas pokok
dan fungsi
d. Mampu mengendalikan diri dalam menghadapi masalah dalam pekerjaan
sebagai kepala sekolah :
1. Memilki stabilitas emosi dalam setiap menghadapi masalah
sehubungan dengan satuan tugas pokok dan fungsi
2. Teliti, cermat, hati – hati, dan tidak tergesa – gesa dalam
melaksanakan suatu tugas pokok dan fungsi
3. Tidak mudah putus asa dalam menghadapi segala bentuk kegagalan
sehubungan dengan pelaksanaan suatu tugas pokok dan fungsi
e. Memilki bakat dan minat jabatan sebagai pemimpin pendidikan :
1. Memilki minat jabatan untuk menjadi kepala sekolah yang efektif
2. Memilki jiwa kepemimpinan yang sesuai dengan kebutuhan sekolah
2) Komptensi Manajerial
a. Mampu menyusun perencanaan sekolah untuk berbagai tingkatan
perencanaan :

6
1. Menguasai teori perencanaan dan seluruh kebijakan pendidikan
nasional sebagai landasan dalam peencanaan sekolah, baik
perencanaan strategis, perecanaan opersional, perecanaan tahunan,
maupun rencana anggaran pendapatan belanja sekolah
2. Mampu menyusun rencana setrategis pengembangan sekolah
berlandaskan kepada keseluruhan kebijakan pendidikan nasional
melalui pendekatan,strategi, dan proses penyusunan perencanaan
strategis yang memegang teguh prinsip – prinsip penyusunan
rencana strategis yang baik
3. Mampu menyusun rencana operasioanal (renop) pengembangan
sekolah berlandaskan kepada keseluruhan rencana strategis yang
telah disusun , melalui pendekatan, strategi, dan proses penyusunan
perencanaan renop yang memegang teguh prinsip – prinsip
penyusunan rencana opersional yang baik
4. Mampu menyusun rencana tahunan pengembangan sekolah
berlandaskan kepada keseluruhan rencana operasional yang telah
disusun, melalui pendekatan, strategi, dan proses penyusunan
perencanaan tahunan yang memegang teguh prinsip- prinsip
penyusunan rencana tahunan yang baik
5. Mampu menyusus rencana anggaran belanja sekolah (RAPBS)
berlandaskan kepada keseluruhan rencana tahunan yang telah
disusun, melalui pendekatan, strategi, dan proses penyusunan
RAPBS yang memegang teguh prinsip – prinsip penyusunan
RAPBS yang baik
6. Mampu menyusun perencanaan program kegiatan berlandaskan
kepada keseluruhan rencana tahunan dan RAPBS yang telah
disusun, melalui pendekatn,strategi dan proses penyusunan
perencanaan program kegiatan yang memegang teguh prinsip –
prinsip penyusunan suatu perencanaan program yang baik

7
7. Mampu menyusun proposal kegiatan melalui pendekatan, strategi
dan proses penyusunan perencanaan program kegiatan yang
memegang teguh prinsip – prinsip penyusunan proposal yang baik
b. Mampu mengembangkan organisasi sekolah sesuai dengan kebutuhan :
1. Menguasai teori dan seluruh kebijakan pendidikan nasional dalam
pengorganisasian kelembagaan sekolah sebagai landasan dalam
mengorganisasikan kelembagaan maupun program incidental
sekolah
2. Mampu mengembangkan struktur organisasi formal kelembagaan
sekolah yang efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan melalui
pendekatan,strategi dan proses pengorganisasian yang baik
3. Mampu mengembangkan deskripsi tugas pokok dan fugsi unit kerja
melalui pendekatan, strategi dan proses pengorganisasian yang baik
4. Menempatkan personalia yang sesuai dengan kebutuhan
5. Mampu mengembangkan standard operasional prosedur pelaksanan
tugas pokok dan fungsi setiap unit kerja melalui pendekatan,
strategi dan proses pengorganisasian yang baik
6. Mampu melakukan penematan pendidik dan tenaga kependidikan
sesuai dengan prinsip – prinsip tepat kualifikasi, tepat jumlah, dan
tepat persebaran
7. Mampu mengembangkan aneka ragam organisasi informal sekolah
yang efektif dalam mendukung implementasi pengorganisasian
formal sekolah dan sekaligus pemenuhan kebutuhan, minat dan
bakat perseorangan pendidikan dan tenaga kependidikan
c. Mampu memimpin guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber
daya manusia secara optimal :
1. Mampu mengkomunikasikan visi, misi, tujuan, sasaran dan
program strategis sekolah kepada keseluruhan guru dan staf

8
2. Mampu mengkoordinasikan guru dan staf dalam merealisasikan
keseluruhan rencana untuk menggapai visi, mengemban misi,
menggapai tujuan dan sasaran sekolah.
3. Mampu berkomunikasi, memberikan pengarahan, dan memotivasi
guru dan staf agar melaksanakan tugas pokok dan fungsinya,
4. Mampu membangun kerja sama tim antar guru, antar staf, dan guru
dengan staf.
5. Mampu melengkapi guru dan staf dengan keterampilan-
keterampilan profesional.
6. Mampu memimpin rapat dengan guru, staf, orang tua siswa dan
komite sekolah.
7. Mampu mengambil keputusan dengan strategi yang tepat.
d. Mampu mengelola sarana dan prasarana sekolah dalam rangka
pendayagunaan secara optimal :
1. Mampu merencanakan kebutuhan fasilitas sekolah sesuai dengan
rencana pengembangan sekolah.
2. Mampu mengelola pengadaan fasilitas sesuai dengan peraturan
yang berlaku.
3. Mampu mengelola pemeliharaan fasilitas baik perawatan preventif
maupun perawatan terhadap kerusakan fasilitas sekolah.
4. Mampu mengelola kegiatan inventaris sarana dan prasarana sekolah
sesuai sitem pembukuan yang berlaku.
5. Mampu mengelola kegiatan penghapusan barang inventaris sekolah.
e. Mampu mengelola hubungan sekolah masyarakat dalam rangka
pencarian dukungan ide, sumber belajar, dan pembiayaan sekolah :
1. Mampu merencanakan kerja sama dengan lembaga pemerintah,
swasta dan masyarakat.

9
2. Mampu melakukan pendekatan-pendekatan dalam rangka
mendapatkan dukungan dari lembaga pemerintah, swasta dan
masyarakat.
3. Mampu memelihara hubungan kerjasama dengan lembaga
pemerintah, swasta dan masyarakat.
f. Mampu mengelola kesiswaan, terutama dalam rangka penerimaan siswa
bar, penempatan siswa, dan pengembangan kapasitas siswa :
1. Mampu mengelola penerimaan siswa baru terutama dalam hal
perencanaan dan pelaksanaan penerimaan siswa baru sesuai dalam
kebutuhan sekolah.
2. Mampu mengelola penempatan dan pengelompokan siswa dalam
kelas sesuai dengan maksud dan tujuan pengelompokan tersebut.
3. Mampu mengelola layanan bimbingan dan konseling dalam
membantu penguatan kapasitas belajar siswa.
4. Mampu menyiapkan layanan yang dapat mengembangkan potensi
siswa sesuai dengan kebutuhan, minat, bakat, kreativitas dan
kemampuan.
5. Mampu menerapkan dan melaksanakan tata tertib sekolah dalam
memelihara kedisiplinan siswa.
6. Mampu mengembangkan sistem monitoring terhadap kemajuan
belajar siswa.
7. Mampu mengembangkan sistem penghargaan dan pelaksanaannya
kepada siswa yang berprestasi.
g. Mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan belajar mengajar
sesuai dengan arah dan tujuan pendidikan nasional :
1. Menguasai seluk-beluk tujuan nasional, tujuan pembangunan
nasional, dan tujuan pendidikan nasional, regional, dan lokal secara
tepat dan kompherensif sehingga memiliki sikap positif akan
pentingnya tujuan-tujuan tersebut sebagai arah penyelenggaraan

10
pendidikan dan terampil menjabarkannya menjadi kompetensi
lulusan dan kompetensi dasar.
2. Memiliki pemahaman yang komprehensif dan tepat, dan sikap yang
benar tentang esensi dan tugas profesional guru sebagai pendidik.
3. Mampu mengembangkan rencana dan program pembelajaran sesuai
dengan kompetensi lulusan yang diharapkan.
4. Menguasai teknik-teknik penilaian hasil belajar dan menerapkannya
dalam pembelajaran.
5. Mampu menyusun program pendidikan pertahun dan persemester.
6. Mampu mengelola penyusunan jadwal pelajaran persemester.
7. Mampu melaksanakan monitoring dan evaluasi program
pembelajaran dan melaporkan hasil-hasilnya kepada stakeholders
sekolah.
h. Mampu mengelola keuangan sekolah sesuai degan prinsip pengelolaan
yang akuntabel, tranparan, dan efisien:
1. Mampu merencanakan kebutuhan keuangan sekolah sesuai dengan
rencana pengembangan sekolah, baik untuk jangka pendek maupun
jangka panjang.
2. Mampu mengupayakan sumber-sumber keuangan terutama yang
bersumber dari luar sekolah dan dari unit usaha sekolah.
3. Mampu mengoordinasikan pembelanjaan keuangan sesuai dengan
peraturan dan perundang-undangan berdasarkan asas proritas dan
efisiensi.
4. Mampu mengoordinasikan kegiatan pelaporan keuangan sesuai
peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
i. Mampu mengelola ketatausahaan sekolah dalam mendukung kegiatan-
kegiatan sekolah :
1. Mampu mengelola administrasi surat masuk dan surat keluar sesuai
dengan pedoman persuratan yang berlaku.

11
2. Mampu mengelola administrasi sekolah yang meliputi administrasi
akademik, kesiswaan, sarana/prasarana, keuangan, dan hubungan
sekolah-masyarakat.
3. Mampu mengelola administrasi akreditasi sekolah sesuai dengan
prinsip-prinsip tersediannya dokumen dan bukti fisik.
j. Mengelola unit layanan khusus sekolah dalam mendukung kegiatan
pembelajaran dan kegiatan kesiswaan disekolah :
1. Mampu mengelola laboratorium sekolah agar dapat dimanfaatkan
secara optimal bagi kepentingan pembelajaran siswa.
2. Mampu mengelola bengkel kerja agar dapat dimanfaatkan secara
optimal bagi kepentingan pembelajaran ketrampilan siswa.
3. Mampu mengelola kantin sekolah berdasarkan prinsip kesehatan,
gizi, dan keterjangkauan.
4. Mampu mengelola koperasi sekolah baik sebagai unit usaha maupun
sebagai sumber belajar siswa.
5. Mampu mengelola perpustakaan sekolah dalam menyiapkan sumber
belajar yang diperlukan oleh siswa.
k. Mampu menerapkan prinsip-prinsip kewirausahaan dalam menciptakan
inovasi yang berguna bagi pengembangan sekolah :
1. Mampu bertindak kreatif dan inovatif dalam melaksanakan
pekerjaan melalui cara berfikir dan cara bertindak.
2. Mampu memberdayakan potensi sekolah secara optimal kedalam
berbagai kegiatan produktif yang menguntungkan sekolah.
3. Mampu menumbuhkan jiwa kewirausahaan (kreatif, inofatif, dan
produktif) dikalangan warga sekolah.
l. Mampu menciptakan budaya dan iklim kerja yang kondusif bagi
pembelajaran siswa:
1. Mampu menata lingkungan fisik sekolah sehingga menciptakan
suasana nyaman, bersih, dan indah.

12
2. Mampu membentuk suasana dan iklim kerja yang sehat melalui
penciptaan hubungan kerja yang harmonis dikalangan warga
sekolah.
3. Mampu menumbuhkan budaya kerja yang efisien, kreatif, inofatif,
dan berorientasi pelayanan prima.
m. Mampu megelola sistem informasi sekolah dalam mendukung
penyusunan program dan pengambilan keputusan:
1. Mampu mengembangkan prosedur dan mekanisme layanan sistem
informasi.
2. Mampu menyusun format data base sekolah sesuai kebutuhan.
3. Mampu mengoordinasikan penyusunan data base sekolah baik
sesuai kebutuhan pendataan sekolah.
4. Mampu mnerjemahkan data base untuk merencanakan program
pengembangan sekolah.
n. Terampil dalam memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi
peningkatan pembelajaran dan manajemen sekolah:
1. Mampu memanfaatkan teknologi informasi dan kominikasi dalam
menejemen sekolah.
2. Mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam
pembelajaran, baik sebagai sumber belajar maupun sebagai alat
pembelajaran.
o. Terampil mengelola kegiatan produksi/jasa dalam mendukung sumber
pembiayaan sekolah dan sebagai sumber belajar siswa:
1. Mampu merencanakan kegiatan produksi/jasa sesuai dengan
prinsip-prinsip pengelolaan yang profesional dan akuntabel.
2. Mampu membina kegiatan produksi/jasa sesuai dengan potensi
sekolah.
3. Mampu melaksanakan pengawasan kegiatan produksi/jasa dan
menyusun laporan.

13
4. Mampu mengembangkan kegiatan produksi/jasa dan pemasarannya.
p. Mampu melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan
sekolah sesuai standar pengawasan yang berlaku :
1. Memahami peraturan-peraturan pemerintah yang berkaitan dengan
standar pengawasan sekolah
2. Melaksanakan pengawasan preventif dan korektif terhadap
pelaksanaan kegiatan sekolah.
3) Kompetensi Supervisi
a. Mampu melakukan supervisi sesuai prosedur dan teknik-teknik yang
tepat :
1. Mampu merencanakan supervisi sesuai kebutuhan guru.
2. Mampu melakukan supervisi bagi guru dengan menggunakan teknik-
teknik supervisi yang tepat.
3. Mampu menindaklanjuti hasil supervisi kepada guru melalui antara
lain pengembangan profesional guru, penelitian tindakan kelas.
b. Mampu melakukan Monitoring, evaluasi dan pelaporan program
pendidikan sesuai dengan prosedur yang tepat :
1. Mampu menyusun standar kineja program pendidikan yang dapat
diukur dan dinilai.
2. Mampu melakukan monitoring dan evaluasi kinerja program
pendidikan dengan menggunakan teknik yang sesuai.
3. Mampu menyusun laporan sesuai dengan standar pelaporan
monitoring dan evaluasi.
4) Kompetensi Sosial
a. Terampil bekerja sama dengan orang lain berdasarkan prinsip yang
saling menguntungkan dan memberi manfaat bagi sekolah :
1. Mampu bekerja sama dengan atasan bagi pengembangan dan
kemajuan sekolah.

14
2. Mampu bekerja sama dengan guru, staf/karyawan, komite sekolah,
dan orangtua siswa bagi pengembangan dan kemajuan sekolah.
3. Mampu bekerja sama dengan sekolah lain dan instansi pemerintah
terkait dalam rangka pengembangan sekolah.
4. Mampu bekerja sama dengan dewan pendidikan kota/kabupaten dan
stakeholdiers sekolah lainnya bagi pengembangan sekolah.
b. Mampu berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan :
1. Mampu berperan aktif dalam kegiatan informasi diluar sekolah.
2. Mampu berperan aktif dalam organisasi sosial kemasyarakatan.
3. Mampu berperan aktif dalam kegiatan keagamaan, kesenian,
olahraga atau kegiatan masyarakat lainnya.
4. Mampu melibatkan diri dalam pelaksanaan program pemerintahan.
c. Memiliki kepekaan sosial terhadap orang atau kelompok lain:
1. Mampu menggali persoalan dari lingkungan sekolah (berperan
sebagai problem finder)
2. Mampu dan kreatif menawarkan solusi (sebagai problem solver)
3. Mampu melibatkan tokoh agama, masyarakat, dan pemerintah dalam
memecahkan masalah kelembagaan.
4. Mampu bersikap objektif/tidak memihak dalam mengatasi konflik
internal sekolah.
5. Mampu bersikap simpatik/tenggang rasa terhadap orang lain.
6. Mampu bersikap empatik/sambung rasa terhadap orang lain.

D. Kualitas Kerja Kepala Sekolah


Kepala sekolah di daerah pedesaan biasannya hanya duduk sambil menunggu
jam pulang berdendang. Kadang kala bisa berangkat telat dan pulang gasik
lantaran jauh dari pengawasan. Berbeda bila kepala sekolah berada di perkotaan,
pada mulanya aktif dalam mengintegrasikan berbagai komponen demi kemajuan
sekolah yang dipimpinannya. Namun, lambat laun lantaran banyak celah yang

15
bernuansa uang maka terjadi pergeseran pemikiran. Mengemban tugas berpikir
bagaimana mendapat peluang bisnis dengan para penerbit Lembar Kegiatan
Siswa (LKS) atau perusahaan lain yang dapat memberi keuntungan material.
Itulah sebetulnya potret kepala sekolah di dunia pendidikan kita.
Dalam rekrutmen kepala sekolah, pihak terkait berpedoman pada jejak
perjalanan karier guru yang akan diangkat menjadi kepala sekolah. Peta
perjalanan (Roadmap) kepala sekolah profesional harus menjadi titik tumpu
kepala daerah untuk peningkatan karier kepala sekolah tersebut. Badan
pertimbangan jabatan dan kepangkatan (Baperjakat) yang dibentuk di
kabupaten/kota dalam hal rekrutmen kepala sekolah harus mendominasi
peraturan menteri pendidikan No. 13 tahun 2007 tentang standar kepala sekolah,
implementasinya lebih lanjut dapat diatur di daerah seperti teknik seleksi calon
kepala sekolah, pengangkatan, penempatan, dan pembinaan serta perpanjangan
dan pemberhentian. Untuk menjadi kepala sekolah minimal harus memiliki
kompetensi kepribadian, sosial, manajerial, supervisi dan kewirausahaan.
Lisensi merupakan standar kualifikasi untuk menjadi pemimpin di sekolah.
Lisensi diperoleh melalui seleksi guru dan kepala sekolah berprestasi yang
menjadi event nasional, atau melalui Lembaga Pengembangan dan Pemberdaya
Kepala Sekolah (LPPKS) Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik dan
Tenaga Kependidikan (PMPTK). Lisensi tersebut akan dicatat di database
nasional dan diberi nomor unik oleh Dirjen PMPTK. Masa berlaku lisensi selama
4 tahun terhitung sejak diangkat menjadi kepala sekolah. Pembaruan lisensi
pertama apabila kepala sekolah mendapat nilai Baik (B) dalam penilaian kinerja
selama bersangkutan bertugas. Sedangkan pembaruan lisensi kedua bila yang
bersangkutan memperoleh nilai kerja Sangat Memuaskan.
Keputuan Menteri Pendidikan Nasional nomor: 162/U/2003, tentang Pedoman
Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah, pasal 5 menyebutkan tahap-tahap
seleksi kepala sekolah yang meliputi:
1. Seleksi administrative

16
2. Tes Tulis
3. Paparan makalah.

Dalam Peraturan Mendiknas tentang Pedoman dan Panduan Pengadaan


Kepala Sekolah seleksi terdiri dari seleksi administratif, seleksi akademik, uji
kompetensi dan uji akseptabilitas. Selain proses rekrutmen maupun seleksi yang
sangat penting, dibutuhkan juga pembinaan yang baik, yang berorientasi pada
kinerja dan prestasi dengan reward & punishment yang tegas dan konsisten.

E. Peran Kepala Sekolah


Peran kepala sekolah dalam menggerakkan kehidupan sekolah untuk
mencapai tujuannya adalah peran yang sangat penting. Ada dua hal yang perlu
diperhatikan dalam rumusan tersebut.

1. Kepala sekolah berperan sebagai kekuatan sentral yang menjadi kekuatan


penggerak kehidupan sekolah.

2. Kepala sekolah harus memahami tugas dan fungsi mereka demi keberhasilan
sekolah serta memiliki kepedulian pada staf dan siswa.

Sesuai dengan ciri-ciri sekolah sebagai organisasi yang bersifat kompleks dan
unik, tugas dan fungsi kepala sekolah dapat dipandang sebagai pejabat formal,
sedangkan dari sisi lain kepala sekolah dapat berperan sebagai manajer, sebagai
pemimpin (leader), sebagai pendidik (educator), sebagai supervisor dan kepala
sekolah juga berperan sebagai staf.

1. Kepala Sekolah Sebagai Pejabat Formal

a. Kepemimpinan formal (formal leadership) yang biasanya dipilih melalui


seleksi dengan persyaratan tertentu dan kriteria tertentu yang manjadi
bahan pertimbangan yang harus diperhatikan betul seperti latar belakang,

17
pengalaman, usia, kepangkatan, pembinaan karier, masa jabatan atau
golongan, integritas, kepribadian atau harga diri.

b. Kepemimpinan informal yang biasanya diakui karena seseorang memiliki


kemampuan tertentu untuk membantu memecahkan berbagai persoalan
yang muncul di tengah masyarakat.

Don Hellriegel sebagaimana dikutip oleh Wahjosumidjo (2007: 90-92)


menjelaskan bahwa, ada tiga macam peran pemimpin dilihat dari otoritas dan
status formal seorang pemimpin. Tiga macam peran seorang pemimpin tersebut
yaitu: Interpersonal, Informasional dan Decisional Rules. Ketiga peran tersebut
apabila dikaitkan atau diintegrasikan ke dalam status formal kepala sekolah
secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Peran hubungan antar perseorangan (interpersonal roles) peran ini timbul


akibat otoritas dari seorang manajer meliputi:

1) Figurehead, berarti lambang. Dalam pengertian sebagai lembaga kepala


sekolah mempunyai kedudukan yang selalu melekat dengan sekolah.
Kepala sekolah dianggap lambang sekolah.

2) Kepemimpinan (leadership) peran sebagai pemimpin mencerminkan


tanggung jawab sekolah untuk menggerakkan seluruh sumber daya yang
ada di sekolah, sehingga lahir kerja dan produktivitas yang tinggi.

3) Penghubung (leasion) dalam fungsi ini kepala sekolah berperan menjadi


penghubung antara kepentingan sekolah dengan lingkungan luar
sekolah.

b. Peran Informasional (Informasional roles). Kepala sekolah berperan


menerima dan menyebarluaskan atau meneruskan informasi kepada guru,

18
staf, siswa dan orangtua siswa. Dalam fungsi informasional inilah kepala
sekolah berperan sebagai “pusat urat saraf” (nerve senter) sekolah.

c. Sebagai pengambil keputusan (Desicional Roles). Ada empat macam peran


kepala sekolah sebagai pengambil keputusan yaitu:

1) Entrepreneur. Dalam peran ini kepala sekolah selalu berusaha untuk


memperbaiki penampilan sekolah melalui berbagai macam pemikiran
program-program yang baru.

2) Orang yang memperhatikan gangguan (Disturbance Handler), gangguan


yang timbul pada suatu sekolah tidak hanya diakibatkan kepala sekolah
yang tidak memperhatikan situasi, tetapi bisa juga akibat kepala sekolah
yang tidak mampu mengantisipasi semua akibat pengambilan keputusan
yang telah diambil.

3) Orang yang menyediakan segala sumber (A Resource Allokater). Kepala


sekolah bertanggung jawab untuk menentukan siapa yang memperoleh
atau menerima sumber-sumber yang telah disediakan.

4) A Negotiator Rules. Dalam fungsi ini kepala sekolah harus mampu


untuk mengadakan pembicaraan dan musyawarah dengan pihak luar.

2. Kepala Sekolah Sebagai Pendidik (Educator)

Salah satu fungsi selaku kepala sekolah adalah sebagai pendidik.


Wahjosumidjo (2007:24) menjelaskan, sebagai seorang pendidik seorang
kepala sekolah harus mampu menanamkan, memajukan dan meningkatkan
paling tidak empat macam nilai:

a. Mental, hal-hal yang berkaitan dengan sikap batin dan watak manusia.

19
b. Moral, hal-hal yang berkaitan dengan ajaran baik buruk mengenai
perbuatan, sikap dan kewajiban atau moral yang diartikan sebagai akhlak,
budi pekertidan kesusilaan.

c. Fisik, hal-hal yang berkaitan dengan kondisi jasmani atau badan,


kesehatan dan penampilan manusia secara lahiriah.

d. Artistik, hal-hal yang berkaitan dengan kepekaan manusia terhadap seni


dan keindahan.

Ada 3 tugas utama yang dilakukan oleh seorang pendidik yaitu enlight,
educate, empower. Ketiga hal utama itu akan melahirkan iman, ilmu dan amal.
Dia mampu memimpin dirinya sendiri sebelum memimpin orang lain. Dia
mampu berbuat jujur, tidak pernah berdusta, mampu berkomunikasi dengan baik,
bertanggung jawab, dan cerdas. Dia memiliki tingkat kedewasaan yang tinggi
dan pantang mengeluh. Dia merupakan simbol dari perjuangan seorang guru
tangguh berhati cahaya.

Dalam dirinya juga mempunyai dua dimensi visi, yaitu: dimensi ibadah dan
dimensi sosial. Dia sanggup memberikan contoh teladan yang baik dalam
hubungannya kepada Sang Maha Pencipta, dan rekan-rekan sejawatnya.
Hablumminallah (hubungan kepada Allah), dan hamblumminanas (hubungan
kepada manusia) terlihat jelas dalam kesehariannya yang menginpirasi. Kepala
sekolah ideal harus paham psikolog anak, kurikulum, manajemen, dan
pengembangan mutu sumber daya manusia untuk membuat sekolahnya menjadi
unggul di mata masyarakat.

3. Kepala Sekolah Sebagai Manajer


Manajemen dengan proses dalam menggunakan sumber – sumber
organisasi untuk mencapai tujuan organisasi melalui fungsi perencanaan dan
pembuatan keputusan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengawasan.

20
Dalam proses manajemen terlibat fungsi – fungsi pokok yang ditampilkan
oleh seorang manajer/pemimpin yaitu perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), oemimpin (leading), dan pengawasan
(controling). Oleh karena itu manajemen diartikan sebagai proses merencana,
mengorganisasi, memimpin dan mengendalikan upaya organisasi dengan
segala aspeknya, agar tujuan organisasi tercapai secara efektif dan efesien.
Seorang manajer atau kepala sekolah pada hakikatnya adalah seorang
perencana, organisator, pemimpin dan seorang pengendali. Menurut A. F.
Stoner dalam bukunya Management edisi kedua yang dikutip oleh
Wahjosumidjo (2007) ada delapan fungsi seorang Manajer yang perlu
dilaksanakan dalam suatu organisasi yaitu bahwa manager:
a. Bekerja dengan dan melalui orang lain
b. Bertanggungj awab dan mempertanggung jawabkan
c. Dengan waktu dan sumber yang terbatas mampu menghadapi berbagai
persoalan
d. Berfikir secara realistik dan konseptual
e. Adalah juru penengah
f. Adalah seorang politisi
g. Adalah seorang diplomat
h. Pengambil keputusan yang sulit

Kedelapan fungsi tersebut berlaku bagi setiap manajer dari organisasi


apapun, termasuk kepala sekolah. Sehingga kepala sekolah yang berperan
mengelola kegiatan sekolah harus mampu mewujudkan kedelapan fungsi
dalam perilaku sehari – hari. Kepala sekolah bekerja dengan dan melalui
orang lain, yaitu para guru, staf, siswa dan orangtua para siswa. Lebih dari itu
yang dimaksud orang lain, termasuk juga atasan kepala sekolah. Para kepala
sekolah lain, serta pihak – pihak yang perlu berhubungan dan bekerja sama.

21
Dalam fungsi ini kepala sekolah berperolaku sebagai saluran komunikasi di
lingkungan sekolah.

Keberhasilan atau kegagalan bawahan adalah suatu cerminan langsung


keberhasilan atau kegagalan seorang pemimpin. Dengan demikian kepala
sekolah bertanggung jawab atas segala tindakan yang dilakukan oleh
bawahan. Dengan segala keterbatasan seorang kepala sekolah harus dapat
mengatur pemberian tugas secara tepat. Kepala sekolah harus berfikir secara
analisi dan konsepsional. Fungsi ini berarti menuntut setiap kepala sekolah
harus dapat memecahkan persoalan melalui suatu analisis. Memandang
persoalan yang timbul sebagai bagian yang tak terpisahkan dari suatu
keseluruhan.

Kepala sekolah sebagai politis. Sebagai seorang politis, berarti kepala


sekolah harus selalu berusaha untuk meningkatkan tujuan organisaai serta
mengembangkan program jauh ke depan. Kepala sekolah adalah seoang
diplomat. Dalam peranan ini, berbagai macam pertemuan kepala sekolah
adalah wakil resmi dari sekolah yang di pimpinnya. Selanjutnya kepala
sekolah berfungsi sebagai pengambil keputusan yang sulit, tidak ada suatu
organisasi pun yang berjalan mulus tanpa problem. Demikian pula sekolah
sebagai suatu organisasi tidak luput dari persoalan, kesulitan dana, persoalan
pegawai perbedan pendapat terhadap kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh
kepala sekolah dan lain – lain.

4. Kepala Sekolah Sebagai Administrator


Kepala sekolah sebagai administrator pendidikn bertanggungjawab
terhadap kelancaran pelaksanaan pendidikan dan pengajaran di sekolahnya.
Kepala sekolah sebagai administrator hendaknya mampu mengaplikasikan
fungsi – fungsi tersebut ke dalam pengelolaan sekolah yang di pimpinnya.

22
Menurut Ngalim Purwanto (1992), fungsi yang harus dilaksanakan kepala
sekolah selaku administrator yaitu :
a. Membuat perencanaan, salah satu fungsi utama dan pertama yang menjadi
tanggungjawab kepala sekolah adalah membuat dan menyusun
perencanaan.
b. Menyusun organisasi sekolah, kepala sekolah sebagai administrator
pendidikan perlu menyusun organisasi yang di pimpinnya.
c. Bertindak sebagai koordinator dan pengarah, adanya koordinasi serta
pengarahan yang baik dan berkelanjutan dapat menghindarkan
kemungkinan terjadinya persaingan yang tidak sehat antar bagian atau
personal sekolah
d. Melaksanakan pengelolaan kepegawaian, yang mencakup didalamnya
penerimaan dan penempatan guru atau pegawai sekolah, pemberian tugas
pekerjaan guru dan pegawai sekolah, usaha kesejahteraan guru dan
pegawai sekolah, mutasi atau promosi guru atau pegawai sekolah.
5. Kepala Sekolah Sebagai Supervisor
Supervisi sebagai salah satu fungsi pokok dalam administrasi pendidikan,
bukan hanya merupakan tugas dan pekerjaan para pengawas pendidikan,
tetapi juga tugas kepala sekolah terhadap guru – guru dan pegawai – pegawai
sekolahnya. Oleh karena itu, salah satu fungsi kepemimpinan kepala sekolah
adalah fungsi supervisor terhadap guru – guru dan pegawai lainnya. Kegiatan
pengawasan kepala sekolah dalam keseluruhan proses pendidikan merupakan
bagian yang integral terhadap keseluruhn proses kegiatan pendidikan lainnya.
Tugas dan kewajiban kepala sekolah disamping mengatur jalannya
sekolah, juga harus dapat bekerja sama secara harmonis dengan guru – guru
dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam proses pembelajaran.
Tujuan pengawasan kepala sekolah ini adalah untuk membina dan
membimbing guru – guru dalam memperbaiki dan meningkatkan situasi
belajar mengajar yang optimal sehingga mendukung tercapaianya tujuan

23
pendidikan sebagaimana yang telah ditetapkan didalam kurikulum. Proses
pengawasan yang efektif memperlihatkan beberapa karakteristik :
a. Pelaksanaan pengawasan disesuaikan dengan sifat dan kebutuhan
organisasi
b. Pelaksanaan pengawasan diarahkan kepada menemukan fakta – fakta
tentang bagaimana tugas – tugas yang di jalankan.
c. Pelaksanaan pengawasan mengacu kepada tindakan perbaikan.
d. Pelaksanaan pengawasan harus bersifat fleksibel.
e. Pelaksanaan harus bersifat preventif.
f. Sistem pengawasan harus dapat dipahami.

Beberapa prinsip yang harus di perhatikan dalam melaksanakan


pengawasan kepala sekolah yakni pengawasan harus bersifat menyeluruh,
pengawasan dilakukan oleh semua orang yang terlibat dalam program,
pengawasan harus bersifat diagnostik (perbaikan).

6. Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin (Leader)


Kepala sekolah selaku seorang pemimpin harus mampu memengaruhi,
membujuk dan meyakinkan para bawahannya yaitu guru – guru dan karyawan
agar mereka dengan penuh kemauan serta sesuai dengan kemampuan secara
maksimal berusaha mencapai tujuan organisasi. Kepala sekolah merupakan
contoh teladan dalam setiap perilaku bagi semua bawahan dalam
lingkungannya. Keteladanannya yang di tunjukkan kepala sekolah merupakan
yang sederhana, tetapi sangat tinggi pengaruhnya terhadap bawahan. Kepala
sekolah merupakan kunci bagi pengembangan dan penigkatan bagi suatu
sekolah karena fungsinya sebagai pemimpin sangat berpengaruh bagi
kelangsungan proses belajar mengajar. Oleh karena itu, diperlukan sosok
kepala sekolah yang tangguh dan memiliki kompetensi kepemimpinan yang
mendukung tugasnya dalam proses pendidikan.
7. Kepala Sekolah Sebagai Staf

24
Kepala sekolah juga berperan sebagai staf. Keberadaan kepala sekolah
dalam organisasi yang lebih luas atau diluar sekolah berada dibawah
kepemimpinan pejabat lain, baik langsung maupun tidak langsung yang
berperan sebagai atasan kepala sekolah. Oleh sebab itu, sebagai sebagai
bawahan, kepala sekolah juga melakukan tugas sebagai staf, artinya seorang
yang bertugas membantu atasan dalam proses pengelolaan organisasi.
Agar tugas – tugas kepala sekolah sebagai staf dalam membantu atasan
dapat dilaksanakan dengan sebaik – baiknya, maka kepala sekolah selalu :
a. Melihat, memperhatikan dan mencari cara – cara baru untuk maju
b. Memberikan informasi yang diperlukan tentang sebab – sebab dan akibat
suatu tindakan
c. Memiliki perasaan prioritas, cara berpikir tepat waktu, strategi, perspektif
dan pertimbangan – pertimbangan lainnya.
d. Menyadari kedudukannya sebagai pemikir, dari pemimpin bukan sebagai
pengambil keputusan dan pemberi perintah.

F. Ciri-Ciri Kepala Sekolah yang Berhasil


Ciri pribadi kepala sekolah yang berhasil, yaitu:
1. Senang akan perubahan, ia senang membuat perubahan demi siswa dan demi
kemajuan gurunya. Ia jadi sosok yang sadar dan cepat mengambil keputusan
dalam perubahan karena ia sadar perubahan yang baik mesti diniatkan jika
tidak ingin kehilangan kesempatan.
2. Bersikap proaktif dan senang menciptakan kesempatan. Karena ada tidaknya
kesempatan tergantung cara pandang seseorang, selain itu kepala sekolah
yang baik tidak suka menunda-nunda dalam menyelesaikan masalah.
3. Punya kemampuan komunikasi yang baik dan berhati-hati dalam
mengeluarkan pernyataan, agar suasana yang kondusif tetap terjaga.

25
4. Sayang pada gurunya, karena kepala sekolah juga berawal dari seorang guru,
oleh karena itu pasti ia akan berusaha membuat guru betah dan menciptakan
iklim yang positif untuk mengajar.
5. Senang menggunakan media sosial, digunakan untu berkomunikasi, mencari
informasi untuk memajukan sekolah.
6. Memprioritaskan proses pembelajaran, namun bukan hanya dalam
pembelajaran akademis saja, kepala sekolah yang baik juga harus
memajukan kemampuan non akademis siswa.
7. Gemar berkeliling dan mengontrol, untuk mengetahui perkembangan terkini
sekolah secara langsung.
8. Menghargai latar belakang keluarga siswa, tidak mudah menghakimi
keluarga siswa yang memiliki masalah baik ekonomi, sosial, dll.
9. Hormat kepada pengawas dari Diknas sambil tetap melengkapi referensi
pengetahuan dari sumber lain. Ia akan menerima masukan dari pengawas
Diknas, tidak merendahkan tapi juga tidak serta merta mengiyakan secara
penuh tanpa mencari referensi lain sebagai pembanding dan pelengkap.

G. Peran Kepala Sekolah dalam Manajemen Siswa


Boleh dikatakan hampir semua kegiatan di sekolah pada akhirnya ditujukan
untuk membantu siswa mengembangkan potensi dirinya. Upaya itu akan optimal
jika siswa sendiri secara aktif berupaya mengembangkan diri, sesuai dengan
program-program yang dikembangkan sekolah. Sebagai top leader di sekolah,
kepala sekolah memegang peran penting dalam menciptakan kondisi tersebut.
Berkenaan dengan manajemen kesiswaan, ada beberapa prinsip dasar yang harus
diperhatikan:
1. Siswa diperlakukan sebagai subjek bukan objek, sehingga harus didorong
untuk berperan serta dalam setiap perencanaan dan pengambilan keputusan
yang berkaitan dengan kegiatan mereka.

26
2. Keadaan dan kondisi siswa sangat beragam, oleh karena itu diperlukan
wahana kegiatan yang beragam untuk mengoptimalkan potensi siswa.
3. Pada dasarnya siswa akan termotivasi belajar, jika mereka menyenangi apa
yang diajarkan.
4. Pembangunan potensi siswa tidak hanya menyangkut ranah kognitif, tetapi
juga ranah afektif dan psikomotorik.

Seorang kepala sekolah, guru, dan tenaga fungsional lainnya, menyadari


bahwa titik pusat tujuan sekolah adalah menyediakan program pendidikan yang
direncanakan untuk memenuhi kebutuhan hal-hal yang berkaitan dengan
pendidikan, pribadi dan kebutuhan kemasyarakatan serta kepentingan individu
para siswa. Para siswa merupakan klien utama yang harus dilayani. Oleh sebab
itu siswa harus dilibatkan secara aktif dan tepat, tidak hanya dalam proses
belajar mengajar, melainkan juga di dalam kegiatan sekolah.

27
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam manajemen siswa, kepala sekolah memegang peran penting dalam
menciptakan kondisi yang terbuka untuk siswa. Berkenaan dengan manajemen
kesiswaan, ada beberapa prinsip dasar yang harus diperhatikan:
1. Siswa diperlakukan sebagai subjek bukan objek, sehingga harus didorong
untuk berperan serta dalam setiap perencanaan dan pengambilan keputusan
yang berkaitan dengan kegiatan mereka.
2. Keadaan dan kondisi siswa sangat beragam, oleh karena itu diperlukan
wahana kegiatan yang beragam untuk mengoptimalkan potensi siswa.
3. Pada dasarnya siswa akan termotivasi belajar, jika mereka menyenangi apa
yang diajarkan.
4. Pembangunan potensi siswa tidak hanya menyangkut ranah kognitif, tetapi
juga ranah afektif dan psikomotorik.

Titik pusat tujuan sekolah adalah menyediakan program pendidikan yang


direncanakan untuk memenuhi kebutuhan hal-hal yang berkaitan dengan
pendidikan, pribadi dan kebutuhan kemasyarakatan serta kepentingan individu
para siswa. Para siswa merupakan klien utama yang harus dilayani. Oleh sebab
itu siswa harus dilibatkan secara aktif dan tepat, tidak hanya dalam proses
belajar mengajar, melainkan juga di dalam kegiatan sekolah.

28
DAFTAR PUSTAKA

Kompri, 2015, MANAJEMEN SEKOLAH Orientasi Kemandirian Kepala


Sekolah, Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

29

Anda mungkin juga menyukai