Oleh :
Yulia Kristi
2017.C.09a.0871
KATA PENGANTAR
Puji Syukur saya panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
rahmat dan karunia-Nya yang telah diberikan, sehingga saya mampu
menyelesaikan penyusunan Laporan Pendahuluan Diagnosa Medis POST
PARTUM di Ruang VK BLUD UPT Puskesmas pahandut Palangka Raya. Dan
harapan penulis semoga laporan ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman,juga manfaat bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat
memperbaiki bentuk maupun menambah isi laporan ini agar menjadi lebih baik
lagi.
Adapun maksud dan tujuan pembuatan Medis POST PARTUM Laporan ini
yaitu bertujuan untuk mengetahui tentang serta untuk memenuhi tugas kuliah.
Laporan ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak. Untuk
itu,kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat diharapkan.
Penulis
i
DAFTAR ISI
3
COVER
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB 1 TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Konsep penyakit........................................................................... 1
1.1.1 Definisi............................................................................ 1
1.1 2 Etiologi............................................................................ 2
1.1.3 Klasifikasi ....................................................................... 2
1.1.4 Paofisiologi (Patway) ...................................................... 4
1.1.5 Manifestasi Klinis (tanda dan gejala).............................. 7
1.1.6 Komplikasi ...................................................................... 7
1.1.7 Pemeriksaan Penunjang .................................................. 7
1.1.8 Penatalaksanaan .............................................................. 8
1.2 Manajemen Asuhan Keperawatan ..............................................
1.2.1 Pengkajian Keperawatan................................................. 9
1.2.2 Diagnosa Keperawatan ................................................... 14
1.2.3 Intervensi Keperawatan .................................................. 14
1.2.4 Implementasi Keperawatan............................................. 15
1.2.5 Evaluasi Keperawatan..................................................... 15
ii
4
BAB 1
TINJAUAN PUSTAKA
1
5
1. Vulva
Vulva adalah nama yang diberikan untuk struktur genetalia externa.
Kata ini berarti penutup atau pembungkus yang berbentuk lonjong, berukuran
panjang, mulai klitoris, kanan kiri dibatasi bibir kecil sampai ke belakang
dibatasi perineum.
2. Mons pubis
Mons pubis atau mons veneris adalah jaringan lemak subkutan
berbentuk bulat yang lunak dan padat serta merupakan jaringan ikat jarang di
atas simfisis pubis. Mons pubis mengandung banyak kelenjar sebasea dan
ditumbuhi rambut berwarna hitam, kasar, dan ikal pada masa pubertas, mons
berperan dalam sensualitas dan melindungi simfisis pubis selamakoitus.
3. Labia mayora
Labia mayora adalah dua lipatan kulit panjang melengkung yang
menutupi lemak dan jaringan kulit yang menyatu dengan mons pubis.
Keduanya memanjang dari mons pubis ke arah bawah mengililingi labia
minora, berakhir di perineum pada garis tengah. Labia mayora melindungi
labia minora, meatus urinarius, dan introitus vagina. Pada wanita yang belum
pernah melahirkan anak pervaginam, kedua labia mayora terletak berdekatan
di garis tengah, menutupi stuktur-struktur di bawahnya.
`Setelah melahirkan anak dan mengalami cedera pada vagina atau
pada perineum, labia sedikit terpisah dan bahkan introitus vagina terbuka.
Penurunan produksi hormon menyebapkan atrofi labia mayora. Pada
permukaan arah lateral kulit labia tebal, biasanya memiliki pigmen lebih
gelap daripada jaringam sekitarnya dan ditutupi rambut yang kasar dan
semakin menipis ke arah luar perineum. Permukaan medial labia mayora
licin, tebal, dan tidak tumbuhi rambut. Sensitivitas labia mayora terhadap
sentuhan, nyeri, dan suhu tinggi. Hal ini diakibatkan adanya jaringan saraf
yang menyebar luas, yang juga berfungsi selama rangsanganseksual.
4. Labia minora
Labia minora terletak di antara dua labia mayora, merupakan lipatan
kulit yang panjang, sempit, dan tidak berambut yang , memanjang ke arah
bawah dari bawah klitoris dan dan menyatu dengan fourchett. Sementara
6
8. Perineum
Perineum adalah daerah muskular yang ditutupi kulit antara introitus vagina
dan anus. Perineum membentuk dasar badan perineum.
2. Struktur interna
1) Ovarium
Sebuah ovarium terletak di setiap sisi uterus, di bawah dan di
belakang tuba falopi. Dua lagamen mengikat ovarium pada tempatnya,
yakni bagian mesovarium ligamen lebar uterus, yang memisahkan ovarium
dari sisi dinding pelvis lateral kira-kira setinggi krista iliaka
anterosuperior, dan ligamentum ovarii proprium, yang mengikat ovarium
ke uterus. Dua fungsi ovarium adalah menyelenggarakan ovulasi dan
memproduksi hormon. Saat lahir, ovarium wanita normal mengandung
banyak ovum primordial. Di antara interval selama masa usia subur
ovarium juga merupakan tempat utama produksi hormon seks steroid
dalam jumlah yang dibutuhkan untuk pertumbuhan,perkembangan, dan
fungsi wanita normal.
2) Tuba fallopi
Sepasang tuba fallopi melekat pada fundus uterus. Tuba ini
memanjang ke arah lateral, mencapai ujung bebas legamen lebar dan
berlekuk-lekuk mengelilingi setiap ovarium. Panjang tuba ini kira-kira 10
cm dengan berdiameter 0,6 cm. Tuba fallopi merupakan jalan bagi ovum.
Ovum didorong di sepanjang tuba, sebagian oleh silia, tetapi terutama oleh
gerakan peristaltis lapisan otot.Esterogen dan prostaglandin mempengaruhi
gerakan peristaltis. Aktevites peristaltis tuba fallopi dan fungsi sekresi
lapisan mukosa yang terbesar ialah pada saat ovulasi.
8
3) Uterus
Uterus adalah organ berdinding tebal, muskular, pipih, cekung
yang tampak mirip buah pir yang terbalik. Uterus normal memiliki bentuk
simetris, nyeri bila di tekan, licin dan teraba padat. Uterus terdiri dari tiga
bagian, fudus yang merupakan tonjolan bulat di bagian atas dan insersituba
fallopi, korpus yang merupakan bagian utama yang mengelilingi cavum
uteri, dan istmus, yakni bagian sedikit konstriksi yang menghubungkan
korpus dengan serviks dan dikenal sebagai sekmen uterus bagian bawah
pada masa hamil. Tiga fungsi uterus adalah siklus menstruasi dengan
peremajaan endometrium, kehamilan danpersalinan.
Dinding uterus terdiri dari tiga lapisan :
a. Endometrium yang mengandung banyak pembuluh darah ialah
suatu lapisan membran mukosa yang terdiri dari tiga lapisan : lapisan
permukaan padat, lapisan tengah jaringan ikat yang berongga,dan
lapisan dalam padat yang menghubungkan indometrium dengan
miometrium.
b. Miometrum yang tebal tersusun atas lapisan – lapisan serabut otot
polos yang membentang ke tiga arah. Serabut longitudinal membentuk
lapisan luar miometrium, paling benyak ditemukan di daerah fundus,
membuat lapisan ini sangat cocok untuk mendorong bayi pada
persalinan.
c. Peritonium perietalis
Suatu membran serosa, melapisi seluruh korpus uteri, kecuali
seperempat permukaan anterior bagian bawah, di mana terdapat
kandung kemih dan serviks. Tes diagnostik dan bedah pada uterus dapat
dilakukan tanpa perlu membuka rongga abdomen karena peritonium
perietalis tidak menutupi seluruh korpus uteri.
d. Vagina
Vagina adalah suatu tuba berdinding tipis yang dapat melipat dan
mampu meregang secara luas. Mukosa vagina berespon dengan cepat
terhadap stimulai esterogen dan progesteron. sel-sel mukosa tanggal
terutama selama siklus menstruasi dan selama masa hamil. Sel-sel yang
9
1.1.3 Etiologi
Partus normal adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang telah
cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau
jalan lain, dengan bantuan. Partus dibagi menjadi 4 kala :
1. Kala I, kala pembukaan yang berlangsung antara pembukaan nol
sampai pembukaan lengkap. Pada permulaan his, kala pembukaan
berlangsung tidak begitu kuat sehingga parturien masih dapat
berjalan-jalan. Lamanya kala I untuk primigravida berlangsung 12 jam
sedangkan multigravida sekitar 8 jam.
2. Kala II, gejala utama kala II adalah His semakin kuat dengan interval
2 sampai 3 menit, dengan durasi 50 sampai 100 detik. Menjelang
akhir kala I ketuban pecah yang ditandai dengan pengeluaran cairan
secara mendadak. Ketuban pecah pada pembukaan mendekati lengkap
diikuti keinginan mengejan. Kedua kekuatan, His dan mengejan lebih
mendorong kepala bayi sehingga kepala membuka pintu. Kepala lahir
seluruhnya dan diikuti oleh putar paksi luar. Setelah putar paksi luar
berlangsung kepala dipegang di bawah dagu di tarik ke bawah untuk
melahirkan bahu belakang. Setelah kedua bahu lahir ketiak di ikat
untuk melahirkan sisa badan bayi yang diikuti dengan sisa air ketuban.
3. Kala III, setelah kala II kontraksi uterus berhenti 5 sampai 10 menit.
Dengan lahirnya bayi, sudah dimulai pelepasan plasenta. Lepasnya
plasenta dapat ditandai dengan uterus menjadi bundar, uterus
terdorong ke atas, tali pusat bertambah panjang dan terjadi
perdarahan.
10
1.1.4 Klasifikasi
Sukarni, 2013 derajat ruptur perineum dapat dibagi menjadi empat derajat,
yaitu :
1.1.4.1.Ruptur perineum derajat satu, dengan jaringan yang mengalami robekan
adalah:
1) Vagina
2) Komisura posterior
3) Kulit perineum
1.1.4.2 Ruptur perineum derajat dua dengan jaringan yang mengalami robekan
1) Mukosa Vagina
2) Komisura posterior
3) Kulit perineum
4) Otot perineum
1.1.4.3 Ruptur perineum derajat tiga, dengan jaringan yang mengalami robekan :
1) Sebagaimana ruptur derajat dua
2) Otot sfingter ani
1.1.4.4 Ruptur perineum derajat empat, dengan jaringan yang mengalami robekan
adalah :
1) Sebagaimana ruptur derajat tiga
2) Dinding depan rectum
11
5) Serviks
Serviks menjadi lunak segera setelah ibu melahirkan. 18 jam pasca
partum, serviks memendek dan konsistensinya menjadi lebih padat dan
kembali ke bentuk semula. Serviks setinggi segmen bawah uterus tetap
edematosa, tipis, dan rapuh selama beberapa hari setelah ibu melahirkan.
6) Vagina dan perineum
Vagina yang semula sangat teregang akan kembali secara bertahap ke
ukuran sebelum hami, 6-8 minggu setelah bayi lahir. Rugae akan kembali
terlihat pada sekitar minggu keempat, walaupun tidak akan semenonjol
pada wanita nulipara.
4) Sistem urinarius
Fungsi ginjal kembali normal dalam waktu satu bulan setelah wanita
melahirkan. Diperlukan kira-kira dua smpai 8 minggu supaya hipotonia
pada kehamilan dan dilatasi ureter serta pelvis ginjal kembali ke keadaan
sebelum hamil.
5) Sistem cerna
5.1 Nafsu makan
Setelah benar-benar pulih dari efek analgesia, anestesia, dan keletihan, ibu
merasa sangat lapar.
5.2 Mortilitas
Secara khas, penurunan tonus dan motilitas otot traktus cerna menetap
selam waktu yang singkat setelah bayi lahir.
5.3 Defekasi
Buang air besar secara spontan bias tertunda selama dua sampai tiga hari
setelah ibu melahirkan.
6) Payu dara
Konsentrasi hormon yang menstimulasai perkembangan payu dara selama
wanita hamil (esterogen, progesteron, human chorionik gonadotropin,
prolaktin, krotison, dan insulin) menurun dengan cepat setelah bayi lahir.
6.1 Ibu tidak menyusui
Kadar prolaktin akan menurun dengan cepat pada wanita yang tidak
menyusui. Pada jaringan payudara beberapa wanita, saat palpasi
dailakukan pada hari kedua dan ketiga. Pada hari ketiga atau keempat
pasca partum bisa terjadi pembengkakan. Payudara teregang keras, nyeri
bila ditekan, dan hangat jika di raba.
6.2 Ibu yang menyusui
Sebelum laktasi dimulai, payudara teraba lunak dan suatu cairan
kekuningan, yakni kolostrum. Setelah laktasi dimula, payudara teraba
hangat dan keras ketika disentuh. Rasa nyeri akan menetap selama sekitar
48 jam. Susu putih kebiruan dapat dikeluarkan dari puting susu.
16
1.1.7 Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada ibu post partum/nifas antara lain
(Nugroho,2014) :
1. Mastitis
Mastitis adalah infeksi pada jaringan payudara yang menyebabkan nyeri
payudara, pembengkakan, kehangatan dan kemerahan
2. Abses payudara
Abses payudara adalah pembengkakan payudara yang berisih nanah,
pembengkakan ini terjadi karena adanya infeksi bakteri.
3. Tromboplebiti
Tromboplebitis adalah invasi ataw perluasan microorganisme pathogen yang
mengikuti aliran darah sepanjang vena dan cabang-cabangnya.
4. Obat anti nyeri, obat tidur, laktasi berikan suplemen vitamin atau zat
besi, hentikan pemberian intravena jika penuh
5. Pemeriksaan laboratorium untuk komplikasi jika ada indikasi
6. Rencana pemakaian kontrasepsi
Ibu dapat menerima peran barunya sebagai orang tua atau tidak dapat
menerima.
3.8 Pola peran hubungan
Ibu memepunyai hubungan yang harmonis dengan suami, keluarga yang
merawat ibu yang beada di RS dan percaya kepeda Tuhan-Nya dan
menyerahkan seluruh kesembuhan kepada Tuhan.
4. Pemeriksaan fisik
4.1 Tekanan darah
4.2 Suhu badan
4.3 Denyut nadi
4.4 Respirasi/pernapasan
5. Pemeriksan head to toe
5.1 Kepala : Biasanya Pasien Mengeluh Pusing, Sakit Kepela.
5.2 Wajah : Hiperpigmentasi, edema.
5.3 Mulut : Mukosa mulut (warna, kelembapan, lesi)
5.4 Mata : Konjungtiva, sklera (pupil, ukuran, kesamaan reaksi terhadap
cahaya penglihatan)
5.5 Leher : Pembesaran kelenjar getah bening, disertai vena jugularis.
5.6 Jantung dan paru : Suara napas normal
5.7 Payudara : Penampilan, pembesaran, simetris, pigmentasi, warna kulit,
keadaan aerola dan integritas putting, posisi bayi pada payudara, adanya
kolostrum, adanya ASI, adanya pembengkakan, benjolan, nyeri dan
adanya sumbatan duktus, dan tanda-tanda mastitis potensial.
5.8 Abdomen : Tinggi fundus uteri (dalam cm), lokasi kontraksi uterus
atau nyeri.
5.9 Genitalia : Pengakajian perineum terhadap memar, edema, hematoma,
penyembuhan setiap jahitan, inflamsi. Pemeriksaan tipe, kuantitas dan
bau lokhia. Pemeriksaan anus terhadap hemoroid.
5.10Eksteremitas bawah :Adanya tanda edema, nyeri tekan atau panas pada
betis, varises.
20
DAFTAR PUSTAKA