Anda di halaman 1dari 10

VOMCERAN..

JULY 19, 2013


http://www.kalbemed.com/Products/Drugs/Branded/tabid/245/ID/3254/Vo
mceran.aspx

Komposisi:
Ondansetron

Bentuk Sediaan:
Tablet salut selaput 4 mg dan 8 mg
Ampul 4 mg/2 mL dan 8 mg/4 mL

Farmakologi:
Ondansetron merupakan antagonis selektif reseptor 5-HT3 menghambat
mual dan muntah post operatif, karena agen sitotoksik, maupun radiasi.
Kadar maksimum: 20-40 mcg/L, waktu t.maks 1-2 jam, bioavailabilitas 60%.
Ikatan protein plasma 76 %, di ekskresi < 5% dalam bentuk aktif dengan
waktu paruh 2,5-5,4 jam.

Indikasi:
Penanganan mual dan/atau muntah yang disebabkan oleh kemoterapi dan
radioterapi yang emetogenik dan dapat juga digunakan untuk pencegahan
mual dan/atau muntah pasca-operasi.

Dosis:· Pencegahan mual dan muntah pasca operasi: Untuk dosis awal 8 mg
tablet diberikan 1 jam sebelum  anastesi, dan 8 mg berikutnya diberikan
setiap 8 jam untuk periode waktu 16 jam. · Penanganan mual dan muntah
pasca-operasi: Vomceran injeksi dapat diberikan secara intravena atau
intramuskular tanpa pengenceran.Dewasa: Vonceran injeksi diberikan
sebagai dosis tunggal 4 mg secara intramuskular atau melalui injeksi
intravena lambat tidak kurang dari 30 detik (sebaiknya antara 2-5 menit),
segera sebelum induksi anastesi atau diberikan segera pasca-operasi apabila
pasien mengalami mual dan/atau muntah.Anak: Untuk pasien pediatrik (usia
1 bulan hingga 12 tahun) dengan berat badan < 40 kg adalah dalam dosis
tunggal 0,1 mg/kgBB sedangkan untuk berat badan  > 40 kg diberikan dosis
tunggal 4 mg. Kecepatan pemberian Vomceran injeksi tidak boleh kurang dari
30 detik (sebaiknya antara 2-5 menit), diberikan segera sebelum induksi
anastesi atau  segera pasca-operasi apabila pasien mengalami mual
dan/atau muntah.

Kontraindikasi:
Hipersensitif

Peringatan dan Perhatian:·Kehamilan, ondansetron sebaiknya tidak


digunakan pada kehamilan, terutama pada trimester pertama, kecuali bila
manfaat yang didapat melebihi dari risiko yang mungkin terjadi.·Percobaan
pada hewan coba menunjukkan adanya ekskresi ondansetron pada air susu
tikus. Oleh sebab itu selama pemberian ondansetron dianjurkan untuk tidak
menyusui.

Efek Samping:
Efek samping yang mungkin terjadi adalah sakit kepala, demam, menggigil,
konstipasi, sensasi panas pada daerah kepala, nyeri epigastrium, nyeri
muskuloskeletal, nyeri dada, rasa lemas, ansietas, hipotensi, gatal,
parestesia, sedasi dan diare. Efek samping yang jarang dilaporkan dan
biasanya hanya bersifat sementara adalah peningkatan aminotransferase
yang bersifat asimptomatik.

ONDANSETRON (RINN).4 .. http://www.informasiobat.com/ondansetron


%20(rinn).4

NAMA GENERIKOndansetron (rINN).4


NAMA KIMIA(�)-1,2,3,9-Tetrahydro-9-methyl-3-(2-methylimidazol-l-
ylmethyl)-carbazol-4(9H)-one
STRUKTUR KIMIA. C18H19N3O.4
GB STRUKTUR KIMIA232
KETERANGAN4,99mg ondansetron HCl setara dengan 4mg
ondansetron base.4
SIFAT FISIKOKIMIAOndansetron Hydrochloride Dihydrate (Ph. Eur.
5.0). Serbuk putih atau hampir putih. Agak sukar larut dalam air dan
alkohol; sukar larut dalam diklorometana; larut dalam metil alkohol.
Lindungi dari cahaya.4;;Ondansetron Hydrochloride (USP 29). Serbuk
putih sampai hampir putih. Agak sukar larut dalam air dan alkohol;
sangat sukar larut dalam aseton, kloroform, dan etil asetat; sukar larut
dalam diklorometana dan isopropil alkohol; larut dalam metil alkohol.
Simpan dalam wadah kedap udara pada suhu 25�C, penyimpangan yang
diizinkan antara 15� dan 30�C. Lindungi dari cahaya.4
SUB KELAS TERAPIAntiemetik
KELAS TERAPISaluran cerna, obat untuk
DOSIS PEMBERIAN OBATAnak-anak: IV: 1)mencegah mual dan
muntah yang diinduksi kemoterapi: 6 bulan-18 tahun: dosis awal
0,15mg/kg/dosis diberikan 30 menit sebelum kemoterapi, diulangi 4 dan
8 jam setelah dosis pertama1,3; ATAU 0,45mg/kg/hari sebagai dosis
tunggal.3 2)kemoterapi emetogenik berat, kemoterapi atau radioterapi
emetogenik sedang: injeksi IV lambat atau infus IV, 5mg/m2 segera
sebelum kemoterapi, kemudian 4mg per oral tiap 12 jam sampai dengan 5
hari.2 3)mencegah mual dan muntah post operasi: 1 bulan-12 tahun:
a)≤40 kg: 0,1mg/kg sebagai dosis tunggal; b)>40kg: 4mg sebagai dosis
tunggal.1,3 Dosis harus diberikan segera sebelum atau setelah induksi
anestesi atau diberikan segera setelah operasi bila pasien mengalami mual
dan/atau muntah setelah operasi.1,6 Alternatif lain: anak>2 tahun: injeksi
IV lambat 100µg/kg (maksimum 4mg) sebelum, selama, atau setelah
induksi anestesi.2,4 ;4)mengobati mual dan muntah post operasi: anak >2
tahun: injeksi IV lambat 100µg/kg (maksimum 4mg).2 Oral: mencegah
mual dan muntah yang diinduksi kemoterapi emetogenik sedang: a)4-11
tahun: 4mg 30 menit sebelum kemoterapi, ulangi 4-8 jam setelah dosis
pertama, lalu 4mg setiap 8 jam selama 1-2 hari setelah kemoterapi
lengkap.1,3,4,6 b)≥12 tahun: 8mg 30 menit sebelum kemoterapi dan
diulangi dalam 8 jam, kemudian 8mg tiap 12 jam selama 1-2 hari setelah
kemoterapi.6 ;Dewasa:IV: 1)mencegah mual dan muntah yang diinduksi
kemoterapi: 0,15mg/kg 3 kali/hari sejak 30 menit sebelum kemoterapi;
ATAU 0,45mg/kg sekali sehari; ATAU 8-10mg 1-2 kali/hari; ATAU
24mg atau 32mg sekali sehari.3, 2)kemoterapi emetogenik berat atau
sedang: infus IV, 32mg diberikan 30 menit sebelum kemoterapi, ATAU
0,15mg/kg IV diberikan 30 menit sebelum kemoterapi, diulangi 4 dan 8
jam setelah dosis pertama.4,6 ;IM,IV: 1)kemoterapi emetogenik berat:
8mg segera sebelum terapi, bila perlu diikuti oleh 2 dosis lanjutan 8mg
dengan interval 2-4 jam (atau diikuti oleh infus IV kontinu 1mg/jam
sampai dengan 24 jam), kemudian per oral 8mg tiap 12 jam sampai
dengan 5 hari.2,4 2)kemoterapi atau radioterapi emetogenik sedang: 8mg
segera sebelum terapi, kemudian dilanjutkan per oral 8mg tiap 12 jam
sampai dengan 5 hari.2 3)mual dan muntah post operasi: 4mg sebagai
dosis tunggal diberikan kira-kira 30 menit sebelum anestesi berakhir atau
segera sebelum induksi anestesi, atau diberikan setelah operasi bila mual
dan/atau muntah terjadi segera setelah operasi. Dosis ulangan (yang
diberikan karena mual dan muntah tidak cukup terkontrol pada pemberian
dosis preoperasi) biasanya tidak efektif.1,3,6 ;Oral: mual dan muntah
yang diinduksi kemoterapi atau radiasi: 1)kemoterapi single-
day/emetogenik berat: 24mg 30 menit sebelum kemoterapi.1,3,4,6
2)kemoterapi emetogenik sedang: 8mg 30 menit sebelum kemoterapi dan
diulangi dalam 8 jam, kemudian 8mg tiap 12 jam selama 1-2 hari setelah
kemoterapi.6 4) iradiasi tubuh total: 8mg 1-2 jam sebelum setiap fraksi
radioterapi harian.1,3,6 5)fraksi radioterapi dosis tinggi tunggal pada
abdomen: 8mg 1-2 jam sebelum radiasi, kemudian 8 mg tiap 8 jam
setelah dosis pertama selama 1-2 hari setelah radioterapi selesai.3,6
6)fraksi-fraksi radioterapi harian pada abdomen: 8mg 1-2 jam sebelum
iradiasi, kemudian 8mg tiap 8 jam setelah dosis pertama. Regimen ini
diulangi setiap hari radioterapi diberikan.1 7)mencegah mual dan muntah
post operasi: dosis tunggal 16mg diberikan 1 jam sebelum induksi
anestesi1,2,3,4,6; ATAU 8 mg 1 jam sebelum anestesi, diikuti oleh 8mg
dengan interval 8 jam untuk 2 dosis berikutnya.2,4 ;Lansia: tidak perlu
penyesuaian dosis.1,3,6;Kerusakan hepar: penyakit hepar berat (Child-
Pugh C/≥10): dosis harian maksimum: 8mg.1,3,6;Kerusakan ginjal: tidak
perlu penyesuaian dosis.1,3,6
FARMAKOLOGIMula kerja obat: ~30 menit. Distribusi: Vd: anak-
anak: 1,7-3,7L/kg.3 Dewasa: 2,2-2,5L/kg. Ikatan protein, plasma: 70-
76%.3,6 Metabolisme: secara ekstensif di hati melalui hidroksilasi,
diikuti oleh konjugasi glukuronid atau sulfat; merupakan substrat
CYP1A2, CYP2D6, dan CYP3A4; terjadi beberapa demetilasi.3,6
Metabolit inaktif: konjugat glukuronid, konjugat sulfat.6 Bioavailabilitas:
oral: 56-71%3,6; rektal: 58-74%.3 ;Waktu untuk mencapai kadar puncak:
oral: ~2 jam.3 Waktu paruh eliminasi: anak <15 tahun:2-7 jam; dewasa:3-
6 jam; dewasa dengan kerusakan hepar ringan sampai sedang: 12 jam;
dewasa dengan kerusakan hati berat (Child-Pugh C):20 jam;3 bentuk
sediaan intravena dan intramuskuler: rata-rata sekitar 4 jam; bentuk
sediaan oral: 3 jam.6 Waktu paruh eliminasi meningkat sejalan dengan
menurunnya fungsi hati.6 ;Ekskresi: urin (44-60% sebagai metabolit, 5-
10% sebagai bentuk tak berubah); feses (~25%).3,6 Klirens renal: 0,262-
0,381L/jam/kg.6
STABILITAS PENYIMPANANSimpan sediaan tablet pada suhu antara
2o dan 30oC.3,6 Simpan blister dan botol di dalam karton.6 Simpan
sediaan ampul pada suhu <30oC.9 Lindungi semua sediaan dari cahaya.3
KONTRA INDIKASIHipersensitif terhadap ondansetron, antagonis 5-
HT3 lainnya, atau komponen lainnya dalam formulasi.3,6
EFEK SAMPINGPersentase adalah pada orang dewasa. Efek pada
sistem saraf pusat: sakit kepala (9-27%), lemah/lelah (9-13%), mengantuk
(8%), demam (2-8%), pusing (4-7%), cemas (6%), sensasi dingin (2%).3
Efek pada kardiovaskuler: nyeri dada tak spesifik (2%), hipotensi (5%).
Efek pada gastrointestinal: konstipasi (6-11%), diare (2-7%).Efek pada
kulit: gatal (2-5%), rash (1%). Efek pada genitouri: gangguan ginekologik
(7%), retensi urin (5%). Efek pada hepar: kenaikan ALT/AST (1-5%).
Efek lokal: reaksi di tempat injeksi (4%; rasa sakit, kemerahan, rasa
terbakar). Efek pada neuromuskuler dan skeletal: paresthesia (2%). Efek
pada respiratori: hipoksia (9%).3
INTERAKSI MAKANANMakanan sedikit meningkatkan jumlah
absorpsi (17%) dan bioavailabilitas ondansetron.3,5,6
INTERAKSI OBATOndansetron mengurangi efek analgesik tramadol
sehingga dosis tramadol perlu ditingkatkan menjadi minimum 2 kali dosis
awal. Hal ini menyebabkan efek emetik meningkat sehingga ondansetron
bukan antiemetik pilihan terbaik untuk digunakan bersamaan dengan
tramadol.5 Ondansetron dapat meningkatkan efek hipotensi apomorfin;
penggunaan bersamaan adalah kontraindikasi.3,6 Interaksi dengan herbal:
St. John's wort dapat mengurangi kadar ondansetron.3
PENGARUH ANAKEfikasi dan keamanan ondansetron untuk neonatus
berusia <1 bulan belum ditetapkan.3 Efikasi ondansetron oral dosis
tunggal 24mg untuk mencegah mual dan muntah yang diinduksi
kemoterapi kanker emetogenik berat pada pasien berusia <18 tahun
belum ditetapkan. Efikasi ondansetron oral untuk mencegah mual dan
muntah post operasi atau yang diinduksi radiasi pada pasien berusia <18
tahun juga belum ditetapkan. Hanya sedikit informasi mengenai:
1)pemberian ondansetron IV untuk mencegah mual dan muntah yang
diinduksi kemoterapi kanker pada bayi berusia <6 bulan; 2)pemberian
ondansetron IV untuk mencegah mual dan muntah post operasi pada
neonatus berusia <1bulan; 3)pemberian ondansetron oral pada pasien
anak berusia ≤4 tahun.1 ;Monitor ketat penggunaan ondansetron pada
bayi berusia <4 bulan karena klirensnya pada bayi berusia 1-4 bulan
berkurang dan waktu paruh eliminasinya memanjang (sekitar 2,5 kali
relatif terhadap klirens bayi berusia >4-24 bulan).1 Pemberian antiemetik
profilaksis pada anak-anak yang menjalani adenotonsilektomi rawat jalan
dapat menutupi perdarahan yang tak terlihat.6
PENGARUH HASIL LABTerjadi peningkatan konsentrasi ALT dan
AST >2 kali batas atas normal pada sekitar: 1)1-2% pasien yang
memperoleh ondansetron oral untuk mencegah mual muntah yang
diinduksi kemoterapi; 2)5% pasien yang memperoleh ondansetron IV
untuk mencegah mual dan muntah yang diinduksi kemoterapi; dan 3)1%
pasien yang memperoleh ondansetron IV untuk mencegah mual muntah
post operasi. Peningkatan ALT dan AST bersifat sementara dan
tampaknya tidak berkaitan dengan dosis atau durasi terapi ondansetron.1
PENGARUH KEHAMILANFaktor risiko B
PENGARUH MENYUSUIEkskresi dalam ASI tidak diketahui.
Gunakan dengan hati-hati.3 Risiko pada bayi masih ada.6
PARAMETER MONITORINGTes fungsi hati.6
BENTUK SEDIAANTablet 4mg, 8mg; Tablet salut selaput 4mg, 8mg;
Kaplet salut selaput 4mg, 8mg; Ampul 4mg/2mL, 8mg/4mL.7,8
PERINGATANOndansetron seharusnya digunakan berdasarkan jadwal
yang direncanakan (scheduled basis), bukan berdasarkan "bila perlu" (as
needed basis) karena data yang ada mendukung penggunaan obat ini
hanya untuk mencegah mual dan muntah akibat terapi antineoplastik,
tidak untuk menolong pasien yang mengalami mual dan muntah.
Ondansetron seharusnya hanya digunakan dalam 24-48 jam pertama dari
kemoterapi. Data yang ada tidak mendukung adanya peningkatan efikasi
ondansetron untuk mual dan muntah yang terjadi kemudian.3
;Ondansetron tidak menstimulasi peristalsis usus atau lambung; dapat
menutupi distensi lambung dan/atau ileus progresif.1,3,6 Gunakan
dengan hati-hati pada pasien yang alergi antagonis reseptor 5-HT3 selain
ondansetron karena reaktivitas silang pernah dilaporkan. Meskipun
jarang, perubahan EKG sementara (termasuk perpanjangan interval QT)
pernah dilaporkan pada pemberian intravena.3 Jangan diberikan
bersamaan dengan obat-obat yang memperpanjang interval QT.2
KASUS TEMUANPemberian ondansetron pada pasien setelah menjalani
operasi abdomen atau pada pasien dengan mual dan muntah yang
diinduksi kemoterapi dapat menutupi distensi lambung dan/atau ileus
progresif.3,6
INFORMASI PASIEN1)Indikasi obat. 2)Jangan menggunakan obat ini
bila mempunyai reaksi alergi terhadap ondansetron atau antagonis
reseptor 5-HT3 lainnya. 3)Jangan menggunakan obat dalam jumlah yang
lebih banyak atau dalam frekuensi yang lebih sering daripada yang
diminta dokter. 4)Obat dapat diminum bersama dengan atau tanpa disertai
makanan.6 5)Bila lupa minum obat, segera minum obat tersebut. Bila saat
lupa minum obat mendekati saat minum dosis berikutnya, tunggu sampai
saat itu tiba, kemudian minumlah obat itu. 6)Simpan obat pada suhu
ruangan, hindarkan dari panas, kelembaban, dan paparan langsung
cahaya. Hindarkan semua obat dari jangkauan anak-anak dan jangan
pernah memberikan obat Anda kepada orang lain.; 7)Bertanyalah kepada
dokter atau apoteker sebelum menggunakan obat-obat lainnya, baik obat
bebas, vitamin, maupun produk herbal. 8)Beritahukan kepada dokter bila
Anda sedang hamil, menyusui, mempunyai penyakit hati, atau
fenilketouria.6 9)Segera beritahukan kepada dokter bila Anda mengalami
reaksi alergi (gatal atau bintik-bintik merah pada kulit, bengkak pada
wajah atau tangan, bengkak atau sensasi geli pada mulut atau
kerongkongan, rasa tidak nyaman pada dada, kesulitan bernapas);
ketidakmampuan menggerakkan mata, kekakuan otot yang lain,
khususnya otot wajah, leher, atau punggung; efek samping lainnya yang
Anda pikir merupakan efek samping obat tersebut.6
MEKANISME AKSIAntagonis reseptor 5-HT3 secara selektif memblok
serotonin, baik perifer pada ujung nervus vagus maupun sentral di
chemoreceptor trigger zone.3
MONITORINGPerbaikan mual dan muntah, derajat hidrasi, tes fungsi
hati, efek pada sistem saraf pusat (sakit kepala), efek gastrointestinal
(diare atau konstipasi).6

NARFOZ.. http://www.obatinfo.com/2010/01/narfoz.html

NARFOZ®
Tablet Salut Selaput, Injeksi, Syrup

KOMPOSISI
NARFOZ® 4 Tablet salut selaput
Tiap tablet salut selaput mengandung Ondansetron 4 mg sebagai
Ondansetron HCl.
NARFOZ® 8 Tablet salut selaput
Tiap tablet salut selaput mengandung Ondansetron 8 mg sebagai
Ondansetron HCl.
NARFOZ® Injeksi
Tiap ml larutan mengandung Ondansetron 2 mg sebagai Ondansetron
HCl.
NARFOZ ® Syrup
Tiap 5 ml larutan mengandung Ondansetron 4 mg sebagai
Ondansetron HCl.

FARMAKOLOGI
Ondansetron adalah antagonis reseptor 5HT3 yang poten dan
selektif. Pemberian obat-obat kemoterapi dan radioterapi dapat
menyebabkan pelepasan 5HT3 ke dalam usus halus yang akan
merangsang refleks muntah dengan mengaktifkan serabut afferen vagal
lewat reseptor 5HT3. Ondansetron menghambat dimulainya refleks ini.
Aktifasi serabut afferen vagal juga dapat menyebabkan pelepasan
5HT3 dalam area postrema, yang berlokasi di dasar ventrikel
keempat.dan ini juga dapat merangsang emesis melalui mekanisme
sentral. Karenanya efek Ondansetron dalam penanganan mual dan
muntah yang diinduksi oleh kemoterapi dan radioterapi sitotoksik ini
mungkin disebabkan oleh antagonisme reseptor 5HT3 pada neuron
yang berlokasi dl sistem saraf pusat maupun di sistem saraf tepi. Pada
percobaan psikomotor, Ondansetron tidak mengganggu tampilan dan
juga tidak menyebabkan sedasi. Ondansetron tidak mengganggu
konsentrasi prolaktin dalam plasma.

FARMAKOKINETIK
Konsentrasi puncak dalam plasma dicapai setelah 1,5 jam pemberian
Ondansetron per oral. Bioavailabilitas absolut Ondansetron per oral
mencapai 60%. Disposisi Ondansetron setelah pemberian per oral
ataupun secara intravena sama dengan waktu paruh eliminasi terminal
yang mencapai 3 jam, meskipun dapat diperpanjang sampai 5 jam pada
penderita usia lanjut.
Kemudian obat ini secara ekstensif dimetabolisme dan metabolitnya
diekskresikan ke dalam feses dan urin. Ikatan protein plasma mencapai
70-76%.

INDIKASI
Ondansetron diindikasikan untuk penanggulangan mual dan muntah
karena kemoterapi dan radioterapi serta operasi. Tidak boleh digunakan
pada keadaan mual dan muntah karena sebab lain.

KONTRA INDIKASI
Hipersensitif terhadap Ondansetron.

PERINGATAN DAN PERHATIAN


Kehamilan
Pada hewan percobaan Ondansetron tidak bersifat teratogenik. Belum
ada percobaan yang dilakukan pada manusia. Sama seperti obat-obat
lainnya, sebaiknya Ondansetron tidak digunakan pada kehamilan,
terutama pada trimester pertama, kecuali bila keuntungan yang di dapat
melebihi dan resiko yang mungkin akan terjadi.

Wanita menyusui
Percobaan pada tikus membuktikan adanya ekskresi Ondansetron
pada ASI. Oleh karena itu, ibu-ibu yang mendapat Ondansetron
dianjurkan untuk tidak menyusui.

EFEK SAMPING
Efek samping yang biasanya terjadi adalah sakit kepala, sensasi
kemerahan atau hangat pada kepala dan epigastrium. Efek samping
yang jarang terjadi dan biasanya hanya bersifat sementara adalah
peningkatan aminotransferase yang asimtomatik. Ondansetron juga
dapat meningkatkan waktu transit usus besar dan dapat menyebabkan
konstipasi pada beberapa penderita. Ada beberapa laporan tentang
terjadinya reaksi hipersensitif yang cepat.

DOSIS DAN CARA PEMBERIAN


Dewasa
Pemberian kemoterapi yang sangat emetogenik, misalnya cisplatin:
Mula-mula diberikan injeksi 8 mg Ondansetron intravena secara lambat
atau diinfuskan selama 15 menit segera sebelum diberikan kemoterapi,
diikuti dengan infus 1 mg Ondansetron/jam secara kontinyu selama
kurang dari 24 jam atau 2 injeksi 8 mg intravena secara lambat atau
diinfuskan selama 15 menit dengan selang waktu 4 jam. Atau bisa juga
diikuti dengan pemberian 8 mg per oral tiap 12 jam selama 5 hari.

Pemberian kemoterapi yang kurang emetogenik, misalnya


cyclophosphamide, doxorubicin, carboplastin:
Diberikan injeksi intravena 8 mg Ondansetron secara lambat atau
diinfuskan selama15 menit segera sebelum diberikan kemoterapi, atau
diberikan 8 mg Ondansetron per oral 1-2 jam sebelum diberikan
kemoterapi, diikuti dengan 8 mg per oral tiap 12 jam selama 5 hari.

Mual dan muntah akibat induksi kemoterapi:


Diberikan 8 mg Ondansetron per oral 12 jam. Dosis pertama sebaiknya
diberikan 1-2 jam sebelum dilakukan radioterapi. Lama pengobatan
tergantung pada lamanya pemberian radioterapi.

Anak-anak
Pengalaman masih terbatas, akan tetapi Ondansetron efektif dan dapat
ditoleransi dengan baik oleh anak-anak usia di atas 4 tahun bila
diberikan secara intravena dengan dosis 5 mg/m 2 selama 15 menit,
segera sebelum diberikan kemoterapi, diikuti dengan pemberian 4 mg
per oral tiap 12 jam selama 5 hari.
Usia lanjut
Ondansetron dapat ditoleransi dengan baik pada penderita di atas 65
tahun tanpa mengubah dosis, frekuensi, ataupun cara pemberiannya.

Penderita dengan gangguan fungsi ginjal


Tidak memerlukan penyesuaian dosis harian, frekuensi ataupun cara
pemberian.

Penderita dengan gangguan fungsi hati


Waktu bersihan Ondansetron berkurang secara bermakna dan waktu
paruh serum bertambah secara bermakna pada penderita dengan
gangguan fungsi hati yang moderat ataupun yang berat. Pada
beberapa penderita dosis total harian tidak boleh lebih dari 8 mg.

INTERAKSI OBAT
Belum ada laporan data

OVERDOSIS
- Pada dosis 84 mg - 145 mg i.v. terjadi efek samping yang ringan.
- Antidotum yang khusus tidak ada

PENYIMPANAN
Simpan pada (15-25)°C
NARFOZ® Syrup tidak boleh digunakan lebih dari 6 hari setelah
kemasan dibuka
http://books.google.co.id/books?
id=875FnQAD_lMC&pg=PA269&lpg=PA269&dq=farmakologi+ondanset
ron&source=bl&ots=6GAS_wb_k9&sig=Ap6EzqVw6w_sQqvt3bs708OO
qdQ&hl=id&sa=X&ei=NtFtVM7nJsWTuAS6-
4LoDQ&sqi=2&redir_esc=y#v=onepage&q=farmakologi
%20ondansetron&f=false

Anda mungkin juga menyukai