Anda di halaman 1dari 162

PROFIL KESEHATAN

TAHUN 2010

PEMERINTAH KOTA CILEGON


DINAS KESEHATAN
TAHUN 2011
KATA PENGANTAR

Profil Kesehatan Kota Cilegon merupakan sarana penyaji data dan informasi kesehatan
yang terpilah menurut jenis kelamin. Dengan tersedianya data kesehatan yang
responsive gender , diharapkan dapat mengidentifikasi ada-tidaknya serta besaran
kesenjangan mengenai kondisi , kebutuhan,dan persoalan yang dihadapi laki-laki dan
perempuan terkait dengan akses, partisipasi, kontrol, dan manfaat dalam pembangunan
bidang kesehatan.Profil kesehatan ini juga dapat menggambarkan “potret” status
kesehatan masyarakat dan faktor -faktor yang mempengaruhi, dari suatu wilayah,
dalam satu kurun waktu tertentu dalam hal ini data profil kesehatan dibuat dengan
berbagai bentuk: tercetak dan digital. Profil kesehatan sebagai “potret”saat ini lebih
dinilai sebagai alat evaluasi daripada sebagai alat pemantauan. Jika digunakan sebagai
pemantau maka profil merupakan pemantauan rencana jangka panjang, misal:
Rencana lima tahun pembangunan kesehatan.Sebagai bentuk penyajian, data
diupayakan lengkap, baik jenis dan cakupannya. Jenis data adalah data “facility based”
dan data “community based”. Penyusunan Profil Kesehatan Kota Cilegon Tahun 2010
ini, seperti profil kesehatan pada tahun sebelumnya, sumber data berasal dari profil
puskesmas di Kota Cilegon, dan pemegang program di Dinas kesehatan Kota Cilegon,
Badan Pusat Statistik Kota Cilegon, Rumah Sakit yang ada di Kota Cilegon, dan
instansi terkait lainnya, juga data yang berasal dari program Sistem Informasi dan
Edukasi Kesehatan yang ada di seksi penelitian dan pengembangan
kesehatan.sebagai koordinator Penyusunan Profil Kesehatan Kota Cilegon bersama-
sama dengan seluruh program terkait di Dinas Kesehatan berupaya menyusun
bersama-sama, baik narasi maupun lampiran. Profil kesehatan Tahun 2010 ini
diupayakan disusun dengan tampilan yang lebih menarik, dan “eye-catching” dan
bertujuan memudahkan para pembaca dalam menggunakannya. Dalam Profil
Kesehatan Kota Cilegon ini menggambarkan secara umum tentang kondisi derajat
kesehatan, upaya kesehatan, sumber daya kesehatan, dan faktor-faktor terkait lainnya,
dimana analisis/narasi menggunakan model/kerangka teori yaitu teori blum/teori host-
environment-agent/teori lain. Analisis diupayakan semaksimal mungkin, tidak hanya
deskriptif, tetapi juga analisis komparatif, analisis kecenderungan, analisis hubungan

i
Profil kesehatan harus menarik, narasi dikombinasi dengan bentuk-bentuk penyajian
lain, seperti tabel, grafik – histogram/bar chart, frekuensi poligon, line diagram,
bardiagram, pie diagram, scater diagram, pictogram, dan peta.Data dan Informasi
dalam “Profil Kesehatan Kota Cilegon 2010” merupakan salah satu wujud akuntabilitas
dari kinerja Dinas Kesehatan yang mencerminkan Pembangunan Kesehatan secara
menyeluruh. Tahun yang terdapat dalam judul profil kesehatan, disamakan dengan
tahun dari data dan informasi yang disajikan.Profil Kesehatan Indonesia 2010” ini selain
memuat data dan informasi kesehatan dan faktor-faktor lain yang terkait, maka seperti
profil kesehatan sebelumnya, juga memuat kejadian-kejadian penting yang terjadi pada
tahun 2010. Penyajian dalam “Profil Kesehatan Kota Cilegon 2010” ini masih terdapat
keterbatasan karena ada beberapa indikator masih belum memuat data yang responsif
gender.

ii
SAMBUTAN

Puji Syukur kita Panjatkan kehadirat Allah SWT , atas limpahan rahmat dan karuniaNya
sehingga buku profil kesehatan Kota Cilegon Tahun 2010 Yang merupakan Profil
Kesehatan yang ke-tujuh ini dapat tersusun.

Buku Profil Kesehatan Kota Cilegon ini diharapkan akan menjadi acuan bagi pemegang
program kesehatan di sarana pelayanan kesehatan baik di Puskesmas dan jaringannya
maupun para pemegang program di Lingkungan Dinas Kesehatan Kota Cilegon.ada
beberapa Program yang sudah mencapai target, adapula yang belum tercapai, dimana
tahun Anggaran berikutnya akan menjadi target prioritas agar tujuan Pembangunan
kesehatan yaitu untuk meningkatkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dapat
terwujud.

Harapan kami data – data yang tersaji pada profil kesehatan ini sesuai dengan indikator
– Indikator pada SPM yang telah di tetapkan, dengan demikian kebutuhan Dokumentasi
data program dari berbagai Pengambil keputusan di semua tingkat Administrasi
Kesehatan dapat dipenuhi sehingga mutu profil kesehatan lebih meningkat lagi.

Kepala Dinas Kesehatan


Kota Cilegon

Hj Suminar.SE

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
SAMBUTAN iii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR LAMPIRAN v
LAMBANG KESEHATAN xii
PETA WILAYAH xiii
VISI MISI DINAS KESEHATAN KOTA CILEGON xiv

BAB I PENDAHULUAN

BAB II GAMBARAN UMUM DAN PERILAKU PENDUDUK 7

2.1 Keadaan Penduduk 7

2.2 Lingkungan Sosial Ekonomi 10

2.3 Keadaan Pendidikan 13

2.4 Keadaan Lingkungan 16

BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN

3.1 Mortalitas 26

3.2 Morbiditas 31

BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN

4.1 Pelayanan Kesehatan Dasar 46

4.2 Pelayanan Kesehatan Rujukan 63

4.3 Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit 66

iv
BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

5.1 Sarana Kesehatan 75

5.2 Tenaga Kesehatan 78

5.3 Pembiayaan Kesehatan 80

BAB VI PENUTUP 82

v
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran .1 Luas Wilayah,Jumlah Desa/Kelurahan, Jumlah Penduduk, Jumlah


Rumah Tangga dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan

Lampiran .2 Jumlah Penduduk menurut Jenis kelamin, Kelompok umur, Rasio


beban tanggungan, Rasio beban tanggungan , Rasio jenis kelamin
dan kecamatan

Lampiran .3 Jumlah Penduduk menurut jenis kelamin dan kelompok umur

Lampiran .4 Persentase penduduk berumur 10 tahun ke atas yang melek huruf


menurut jenis kelamin dan kecamatan

Lampiran .5 Persentase penduduk laki-laki dan perempuan berusia 10 tahun ke


atas yang melek huruf menurut jenis kelamin dan kecamatan

Lampiran.6 Jumlah kelahiran menurut jenis kelamin, kecamatan dan


puskesmas

Lampiran.7 Jumlah kematian bayi dan balita menurut jenis kelamin ,


kecamatan dan puskesmas

Lampiran.8 Jumlah kematian ibu menurut kelompok umur, kecamatan dan


puskesmas

Lampiran .9 Jumlah kasus AFP ( Non polio ) dan AFP Rate ( Non Polio )
menurut kecamatan dan Puskesmas

Lampiran.10 Jumlah kasus TB paru dan kematian akibat TB paru menurut jenis
kelamin, kecamatan dan puskesmas

Lampiran .11 Jumlah kasus dan angka penemuan kasus TB paru dan kematian
akibat TB paru BTA + menurut jenis kelamin, kecamatan, dan
puskesmas

Lampiran .12 Jumlah kasus dan kesembuhan TB Paru BTA + menurut jenis
kelamin, kecamatan dan puskesmas

vi
Lampiran.13 Penemuan kasus pneumonia balita menurut jenis kelamin,
kecamatan, dan puskesmas

Lampiran .14 Jumlah kasus baru HIV, AIDS, dan Infeksi Menular Seksual
Lainnya menurut jenis kelamin, kecamatan, dan puskesmas

Lampiran .15 Persentase donor darah diskrining terhadap HIV-AIDS menurut


jenis kelamin

Lampiran .16 Kasus diare yang ditangani menurut jenis kelamin, kecamatan, dan
puskesmas

Lampiran .17 Jumlah kasus baru kusta menurut jenis kelamin, kecamatan, dan
puskesmas

Lampiran.18 Kasus baru kusta 0-14 tahun dan cacat tingkat 2 menurut jenis
kelamin, kecamatan, dan puskesmas

Lampiran 19 Jumlah kasus dan angka prevalensi penyakit kusta menurut jenis
kelamin, kecamatan, dan puskesmas

Lampiran 20 Persentase penderita kusta selesai berobat menurut jenis kelamin,


kecamatan, dan puskesmas

Lampiran 21 Jumlah kasus penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi


(PD3I) menurut jenis kelamin, kecamatan, dan puskesmas

Lampiran 22 Jumlah kasus penyakit yang dapat dicegah dengan Imunisasi


menurut jenis kelamin, kecamatan, dan puskesmas

Lampiran 23 Jumlah kasus DBD menurut jenis kelamin, kecamatan, dan


puskesmas

Lampiran 24 Kesakitan dan kematian akibat malaria menurut jenis kelamin,


kecamatan, dan puskesmas

Lampiran 25 Penderita filariasis ditangani malaria menurut jenis kelamin,


kecamatan, dan puskesmas

vii
Lampiran 26 Bayi berat lahir rendah menurut jenis kelamin, kecamatan, dan
puskesmas

Lampiran 27 Status gizi balita rendah menurut jenis kelamin, kecamatan, dan
puskesmas

Lampiran 28 Cakupan kunjungan ibu hamil, persalinan ditolong tenaga


kesehatan, dan pelayanan kesehatan ibu nifas menurut
kecamatan, dan puskesmas

Lampiran 29 Persentase cakupan imunisasi TT pada ibu hamil menurut


kecamatan, dan puskesmas

Lampiran 30 Jumlah ibu hamil yang mendapatkan tablet fe1 dan fe3 hamil
menurut kecamatan, dan puskesmas

Lampiran 31 Jumlah dan persentase ibu hamil dan neonatal resiko tinggi /
komplikasi ditangani hamil menurut kecamatan, dan puskesmas

Lampiran 32 Cakupan pemberian vitamin A pada bayi, anak balita, dan ibu nifas
menurut jenis kelamin, kecamatan dan puskesmas

Lampiran 33 Proporsi peserta KB aktif menurut jenis kontrasepsi, kecamatan


dan puskesmas

Lampiran 34 Proporsi peserta KB baru menurut jenis kontrasepsi, kecamatan


dan puskesmas

Lampiran 35 Jumlah peserta KB baru dan KB aktif menurut jenis kontrasepsi,


kecamatan dan puskesmas

Lampiran 36 Cakupan kunjungan Neonatus menurut jenis kelamin, kecamatan


dan puskesmas

Lampiran 37 Cakupan kunjungan bayi menurut jenis kelamin, kecamatan dan


puskesmas

Lampiran 38 Cakupan Desa/Kelurahan UCI menurut kecamatan dan puskesmas

viii
Lampiran 39 Cakupan imunisasi DPT, HB dan campak pada bayi menurut jenis
kelamin, kecamatan dan puskesmas

Lampiran 40 Cakupan imunisasi BCG dan Polio pada bayi menurut jenis
kelamin, kecamatan dan puskesmas

Lampiran 41 Jumlah bayi yang diberi ASI eksklusif bayi menurut jenis kelamin,
kecamatan dan puskesmas

Lampiran 42 Pemberian makanan pendamping ASI anak usia 6-23 Bulan dari
keluarga miskin menurut jenis kelamin, kecamatan dan puskesmas

Lampiran 43 Cakupan pelayanan anak balita menurut jenis kelamin,


kecamatan dan puskesmas

Lampiran 44 Jumlah balita ditimbang menurut jenis kelamin, kecamatan dan


puskesmas

Lampiran 45 Cakupan balita gizi buruk yang mendapat perawatan menurut jenis
kelamin, kecamatan dan Puskesmas

Lampiran 46 Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat menurut


jenis kelamin, kecamatan dan puskesmas

Lampiran 47 Cakupan pelayanan kesehatan siswa SD dan setingkat menurut


jenis kelamin, kecamatan dan puskesmas

Lampiran 48 Cakupan pelayanan kesehatan usia lanjut menurut jenis kelamin,


kecamatan dan puskesmas

Lampiran 49 Persentase sarana kesehatan dengan kemampuan pelayanan


gawat darurat (GADAR) level I

Lampiran 50 Desa / Kelurahan terkena terkena KLB yang ditangani < 24 jam
menurut kecamatan dan puskesmas

Lampiran 51 Jumlah penderita dan kematian pada KLB menurut jenis KLB

ix
Lampiran 52 Pelayanan kesehatan gigi dan mulut menurut jenis kelamin,
kecamatan dan puskesmas

Lampiran 53 Pelayanan kesehatan gigi dan mulut menurut jenis kelamin,


kecamatan dan puskesmas(Lanjutan)

Lampiran 54 Jumlah kegiatan penyuluhan kesehatan

Lampiran 55 Cakupan jaminan pemeliharaan kesehatan

Lampiran 56 Cakupan pelayanan rawat jalan masyarakat miskin ( dan


hamper miskin ) menurut strata sarana kesehatan, jenis kelamin,
kecamatan, dan puskesmas

Lampiran 57 Cakupan pelayanan rawat inap masyarakat miskin ( dan


hamper miskin ) menurut strata sarana kesehatan, jenis kelamin,
kecamatan, dan puskesmas

Lampiran 58 Jumlah kunjungan rawat jalan, rawat inap, dan kunjungan


gangguan jiwa di sarana pelayanan kesehatan

Lampiran 59 Angka kematian di rumah sakit

Lampiran 60 Indikator kinerja pelayanan di rumah sakit

Lampiran 61 Persentase rumah tangga berperilaku hidup bersih sehat


menurut kecamatan dan puskesmas

Lampiran 62 Persentase rumah sehat menurut kecamatan dan puskesmas

Lampiran 63 Persentase rumah / bangunan bebas jentik nyamuk aedes


menurut kecamatan dan puskesmas

Lampiran 64 Persentase keluarga menurut jenis sarana air bersih yang


digunakan, kecamatan, dan puskesmas

Lampiran 65 Persentase keluarga menurut sarana air minum yang digunakan,

x
kecamatan dan puskesmas

Lampiran 66 Persentase keluarga kepemilikan sarana sanitasi dasar menurut ,


kecamatan dan puskesmas

Lampiran 67 Persentase tempat umum dan pengelolaan makanan ( TUPM)


sehat menurut kecmatan dan puskesmas

Lampiran 68 Persentase Institusi dibina kesehatan lingkungannya menurut


kecamatan dan puskesmas

Lampiran 69 Ketersediaan obat menurut jenis obat

Lampiran 70 Jumlah sarana pelayanan kesehatan menurut kepemilikan

Lampiran 71 Sarana pelayanan kesehatan dengan kemampuan labkes yang


memiliki 4 spesialisasi dasar

Lampiran 72 Jumlah posyandu menurut strata , kecamatan dan puskesmas

Lampiran 73 Upaya kesehatan bersumber daya masyarakat ( UKBM ) menurut


kecamatan

Lampiran 74 Jumlah tenaga medis di sarana kesehatan

Lampiran 75 Jumlah tenaga keperawatan di sarana kesehatan

Lampiran 76 Jumlah tenaga kefarmasian dan gizi di sarana kesehatan

Lampiran 77 Jumlah tenaga kesehatan masyarakat dan sanitasi di sarana


kesehatan

Lampiran 78 Jumlah tenaga teknisi medis dan fisiterapis di sarana kesehatan

Lampiran 79 Anggaran kesehatan kabupaten/kota

xi
LAMBANG KESEHATAN

Keterangan :

1. Lambang hijau terletak di dalam bunga wijaya kusuma dengan lima daun
mahkota makna pancakarsa husada yang melambangkan tujuan
pembangunan kesehatan sesuai dengan Sistem Kesehatan Nasional
2. Bunga Wijaya Kusuma ditopang oleh lima daun berwarna hijau
melambangkan pancakarsa husada pada hakikatnya adalah penjabaran
makna Pembangunan kesehatan
3. Bunga Wijaya kusuma dengan lima daun mahkota berwarna putih dan
kelopak daun berwarna hijau mempunyai makna melambangkan
pengabdian luhur
4. Palang Hijau melambangkan Pelayanan Kesehatan
5. Logo yang bertuliskan “ Bakti Husada” adalah pengabdian dalam
upaya kesehatan Paripurna
6. Bentuk garis bulat telur melambangkan kebulatan tekad, keterpaduan
dengan berbagai unsur dalam masyarakat

xii
PETA WILAYAH KOTA CILEGON

BATAS UTARA : Kec. Bojonegara Kab.Serang


BATAS SELATAN : Kec. Mancak dan Anyer Kab. Serang
BATAS BARAT : Selat Sunda
BATAS TIMUR : Kec.Kramat Watu Kab. Seran

xiii
VISI & MISI DINAS KESEHATAN KOTA CILEGON

VISI :
“Masyarakat Cilegon sehat, peduli, Mandiri dan
Berkeadilan”

MISI :
1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk
swasta dan madani.
2. Melindungi kesehatan masyarakat dengan
menjamin tersedianya upaya kesehatan paripurna,
merata, bermutu, berkeadilan.
3. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber
daya kesehatan.

xiv
BAB I
BAB IPENDAHULUAN
PENDAHULUAN

1
BAB I PENDAHULUAN

Kita sadari bahwa sistem informasi kesehatan yang ada saat ini
masih jauh dari kondisi ideal, yaitu belum mampu menyediakan data dan
informasi kesehatan yang evidence based sehingga belum mampu menjadi
alat manajemen kesehatan yang efektif. Berbagai masalah klasik masih
dihadapi dalam penyelenggaraan sistem informasi kesehatan. Di
antaranya adalah kegiatan pengelolaan data dan informasi belum
terintegrasi dan terkoordinasi dalam satu mekanisme kerjasama yang baik.
Adanya "overlapping" kegiatan dalam pengumpulan dan pengolahan data, di
mana masing-masing Puskesmas mengumpulkan datanya sendiri-sendiri
dengan berbagai instrumennya baik di puskesmas maupun di Rumah Sakit.
Penyelenggaraan sistem informasi kesehatan itu sendiri masih belum
dilakukan secara efisien, masih terjadi redundant data, duplikasi
kegiatan, dan tidak efisiennya penggunaan sumber daya. Hal ini sebagai
akibat dari adanya sistem informasi kesehatan yang ada saat ini masih
terfragmentasi.
Situasi demikian menimbulkan tersendatnya pendistribusian informasi
terutama dari sumber data di Puskesmas maupun di Rumah Sakit yang
mengakibatkan terjadinya krisis informasi . Di samping itu, adalah
terhambatnya aliran komunikasi data baik dari sumber data di daerah ke
pengguna di pusat atau sebaliknya, serta terhambatnya aliran komunikasi data
antar pengguna atau bahkan tertutupnya sumber informasi untuk diakses oleh
pengguna lain sehingga menyebabkan sulitnya memperoleh informasi yang
memadai (lack of informations). Situasi yang demikian pada akhirnya menyulitkan
dalam pengambilan keputusan berdasarkan evidence based.
Satu-satunya alat yang dimiliki Dinas Kesehatan adalah adanya
Profil Kesehatan Kota Cilegon, yang berisi data tahunan dari hasil pembangunan
kesehatan. Sedangkan pembangunan kesehatan adanya upaya yang
dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

2
Derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari berbagai indikator, yang
meliputi indikator angka harapan hidup, angka kematian, angka kesakitan, dan
status gizi masyarakat.
Penyajian Profil Kesehatan Kota Cilegon 2010, yang berasal dari profil
kesehatan puskesmas ini selain sebagai alat ukur sampai dimana
capaian indikator pembangunan kesehatan setiap Kecamatan dibanding
target nasional bahkan target MDG (Millenium Development Goal), juga
disajikan dalam bentuk peringkat dari tiap indikator, sehingga puskesmas
dapat mengetahui dimana posisinya dalam setiap indikator pembangunan
kesehatan dibandingkan puskesmas lainnya. Dalam penyajiannya, diusahakan
untuk ditampilkan berbagai data dan informasi yang menjawab Visi dan Misi
serta berbagai data dan informasi yang menjelaskan tentang reformasi
Birokrasi, dengan menggunakan indikator yang sesuai, dimana Dinas
Kesehatan Kota Cilegon memiliki Visi adalah Masyarakat Cilegon sehat,
peduli, Mandiri dan berkeadilan dengan Misinya adalah sebagai berikut.
1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan
masyarakat, termasuk swasta dan madani.
2. Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya
kesehatan paripurna, merata, bermutu, berkeadilan.
3. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan.
Reformasi Pembangunan Kesehatan tahun 2010-2014:
1. Revitalisasi pelayanan kesehatan.
2. Ketersediaan, distribusi, retensi dan mutu SDM.
3. Ketersediaan, distribusi, keamanan, mutu, efektivitas, keterjangkauan
obat, vaksin, dan alat kesehatan.
4. Jaminan kesehatan masyarakat.
5. Keberpihakan pada DTPK (Daerah Tertinggal Perbatasan dan
Kepulauan) serta DBK (Daerah Bermasalah Kesehatan).
6. Reformasi birokrasi.
7. World class health care.

3
Lima nilai Dinas Kesehatan adalah:
1. Pro Rakyat (pro poor).
2. Inklusif (inclusive).
3. Responsif (responsive).
4. Efektif, efisien (effective, efficient).
5. Bersih (clean).

Untuk kelancaran proses Penyusunan Profil Kesehatan Kota Cilegon


yang merupakan salah satu produk dari berhasilnya sistem informasi
kesehatan yang terintegrasi, di masa mendatang maka, strategi pertama yang
perlu dilakukan adalah penguatan kebijakan dan perencanaan di bidang
sistem informasi kesehatan. Penguatan kebijakan sistem informasi kesehatan
dilakukan dengan menyusun aturan-aturan yang menjamin sistem
informasi kesehatan dapat diselenggarakan dengan baik. Pada pasal 168
Undang-undang Nomor 36 Tahun 2010 tentang kesehatan telah diamanatkan
bahwa penyelenggaraan sistem informasi kesehatan diatur dalam peraturan
pemerintah. Untuk ini, Program Peningkatan Sistem Informasi dan Edukasi
Kesehatan bersama dengan instansi terkait sedang menyiapkan bahan
rancangan peraturan pemerintah (RPP) tentang sistem informasi kesehatan.
Demikian pula aturan-aturan di bawahnya, seperti pedoman dan petunjuk teknis,
sedang dalam proses penyusunan. Dalam penguatan perencanaan sistem
informasi kesehatan, juga Program Peningkatan Sistem Informasi dan Edukasi
Kesehatan bersama unit-unit pengelola program dan lintas sektor terkait sedang
menyusun Rencana Strategis Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan.
Profil Kesehatan Indonesia 2010 ini terdiri atas 5(Lima) bab, yaitu:
Bab I - Pendahuluan. Bab ini menyajikan tentang latar belakang
diterbitkannya Profil Kesehatan Indonesia 2010 ini serta sistimatika
penyajiannya.
Bab II - Situasi Umum dan Perilaku Penduduk. Dengan telah selesai dan
dipublikasikannya hasil sensus penduduk 2010 yang diselenggarakan oleh BPS,
maka juga kami masukkan data jumlah penduduk tahun 2010. Bab ini juga
menyajikan tentang gambaran umum, yang meliputi: kependudukan,
perekonomian, pendidikan, dan lingkungan fisik; serta perilaku penduduk yang

4
terkait dengan kesehatan.
Bab III - Situasi Derajat Kesehatan. Bab ini berisi uraian tentang hasil-hasil
pembangunan kesehatan sampai dengan tahun 2010 yang mencakup tentang
angka kematian, umur harapan hidup kesakitan, dan status gizi masyarakat.
Bab IV - Situasi Upaya Kesehatan. Bab ini berisi uraian tentang upaya-upaya
kesehatan yang telah dilaksanakan oleh bidang kesehatan sampai tahun
2010, untuk tercapainya dan berhasilnya program-program pembangunan di
bidang kesehatan. Gambaran tentang upaya kesehatan yang telah
dilakukan itu meliputi pencapaian pelayanan kesehatan dasar, pencapaian
pelayanan kesehatan rujukan, pencapaian upaya pencegahan dan
pemberantasan penyakit, dan upaya perbaikan gizi masyarakat.
Bab V - Situasi Sumber Daya Kesehatan. Bab ini menguraikan
tentangsumber daya pembangunan bidang kesehatan sampai tahun 2010.
Gambaran tentang keadaan sumber daya mencakup tentang keadaan tenaga,
sarana kesehatan, dan pembiayaan kesehatan.

5
BAB II GAMBARAN UMUM
DAN PERILAKU

PERILAKU

6
BAB II GAMBARAN UMUM DAN
PERILAKU
2.1.Keadaan Penduduk
2.1.1. Situasi Wilayah dan Batas – batas
Kota Cilegon berada disebelah barat Provinsi Banten, mempunyai luas wilayah
175.5 km2/ 17.550.00 Ha. Dengan batas-batas wilayah:
• Sebelah Utara berbatasan dengan Kec.Bojonegara Kab.Serang.
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kec. Mancak dan Kec. Anyar
Kabupaten Serang
• Sebelah Barat berbatasan dengan selat sunda
• Sebelah Timur berbatasan dengan Kec.Kramatwatu Kab.Serang
Secara umum keadaan morfologi Kota Cilegon terbagi atas tiga kelompok
besar yaitu:
1. Morfologi Mendatar
2. Morfologi Perbukitan
3. Morfologi Perbukitan Terjal
Morfologi dataran pada umumnya terdapat diwilayah timur Kota dan
wilayah pantai barat Kota. Morfologi perbukitan landai sedang terdapat di wilayah
tengah kota. Sedangkan morfologi perbukitan terjal terdapat di sebagian wilayah
utara dan sebagian kecil wilayah selatan Kota.
Wilayah dataran merupakan wilayah yang mempunyai ketinggian kurang
dari 500 meter di atas permukaan laut sampai wilayah pantai yang mempunyai
ketinggian 0 - 1,0 meter diatas permukaan laut. Wilayah perbukitan terletak pada
wilayah yang mempunyai ketinggian minimum 50 meter di atas permukaan laut.
Dibagian utara Kecamatan Pulomerak, wilayah puncak Gunung Gede memiliki
ketinggian maksimum 551 meter.

7
TABEL.1
Luas Wilayah Berdasarkan Klasifikasi
Ketinggian Kota Cilegon

INTERVAL LUAS WILAYAH


%
NO KETINGGIAN (Ha)
1 0 – 25 M 8.175 Ha 46.58
2 26 – 100 M 6.357 Ha 36.22
3 101 – 575 M 3.018 Ha 17.20
Sumber : Cilegon Dalam Angka 2010 (Bappeda)

2.1.2 Wilayah Administrasi


Secara administrasi Pemerintah Kota Cilegon terdiri dari 8 wilayah
Kecamatan, dan 43 wilayah Desa / Kelurahan. Meliputi :
 Kecamatan Cilegon memiliki 5 desa
 Kecamatan Jombang memiliki 5 desa
 Kecamatan Cibeber memiliki 6 desa
 Kecamatan Citangkil memiliki 7 desa
 Kecamatan Ciwandan memiliki 6 desa
 Kecamatan Pulomerak memiliki 4 desa
 Kecamatan Grogol memiliki 4 desa
 Kecamatan Purwakarta memiliki 6 desa

2.1.3 Kependudukan
A.Jumlah dan Distribusi Penduduk
Berdasarkan hasil Estimasi penduduk Dinas Kesehatan Kota Cilegon
tahun 2010, jumlah penduduk Kota Cilegon sebesar 347.251 orang, yang
terdiri dari 169.283 laki-laki dan 177.968 perempuan dengan rasio jemis kelamin
95.12. ( Lampiran 2 ) Secara nasional, rasio jenis kelamin penduduk Indonesia
tahun 2009 sebesar 101, yang artinya jumlah penduduk laki-laki satu
persen lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk perempuan, Sedangkan
Berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2010, jumlah penduduk Kota Cilegon
sebesar 373.440 orang, yang terdiri dari 191.229 laki-laki dan 182.211
perempuan . Rasio jenis kelamin penduduk kota cilegon berdasarkan data dari
Badan Pusat Statistik Kota Cilegon sebesar 105 yang artinya jumlah penduduk

8
perempuan lima persen lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk laki- laki
atau setiap 100 laki – laki terdapat 105 perempuan

TABEL. 2
Jumlah Menurut Jenis Kelamin & Kelompok Umur
Kota Cilegon Tahun 2010

JUMLAH PENDUDUK
KELOMPOK
NO LAKI-
UMUR (TAHUN) LAKI-LAKI PEREMPUAN
LAKI+PEREMPUAN
1 2 3 4 5

1 0-4 19,434 17,970 37,404


2 5-9 18,857 17,596 36,453
3 10 - 14 18,558 17,819 36,377
4 15 - 19 17,749 17,513 35,262
5 20 - 24 18,502 18,180 36,682
6 25 - 29 18,911 18,656 37,567
7 30 - 34 17,303 17,121 34,424
8 35 - 39 16,127 15,213 31,340
9 40 - 44 14,080 13,032 27,112
10 45 - 49 11,075 9,802 20,877
11 50 - 54 8,284 7,080 15,364
12 55 - 59 5,523 4,236 9,759
13 60 - 64 3,064 3,085 6,149
14 65 - 69 1,930 2,141 4,071
15 70 - 74 1,023 1,480 2,503
16 75+ 809 1,287 2,096

JUMLAH 191,229 182,211 373,440

Sumber : Data estimasi sasaran program DINKES Cilegon 2010

Dari table 2 di atas terlihat bahwa ciri penduduk Kota Cilegon bersifat
Cilegon
ekspansive karena sebagian besar penduduk berada dalam kelompok umur
muda. Jumlah penduduk laki-laki dan wanita di tiap golongan umur hampir
sama. Penduduk laki-laki Kota Cilegon paling banyak berada di kelompok
umur 15-19 tahun sedangkan wanita paling banyak berada pada golongan
umur 20-24 tahun sedangkan jumlah penduduk paling sedikit berada pada
golongan umur 75 + tahun baik penduduk laki-laki maupun wanita.

9
TABEL. 3
Luas Wilayah, Kepadatan Penduduk dan Sex Ratio Menurut
Kecamatan
Tahun 2010

LUAS WILAYAH KEPADATAN


NO KECAMATAN SEX RATIO
(KM2) (JIWA/KM2)
1 Pulomerak 19.86 1933 104
2 Grogol 23.38 1540 105
3 Purwakarta 15.29 2303 107
4 Jombang 11.55 4718 105
5 Cibeber 21.49 1803 102
6 Cilegon 9,15 4167 104
7 Citangkil 22.98 2736 105
8 Ciwandan 51.81 773 107
JUMLAH 175,51 1975 105
Sumber : BPS, 2010

Penduduk Kota Cilegon berdasarkan data dari BPS Kota Cilegon memiliki
jumlah penduduk sebesar 374.464 jiwa yang tersebar di 8 kecamatan dengan luas
wilayah 175,51 km2 dan kepadatan penduduk sebesar 1975 Jiwa per km2. Dari
tabel 3 nampak bahwa Kecamatan Citangkil menempati urutan pertama dalam
jumlah penduduk terbesar namun berada di posisi ketiga untuk luas wilayah,
sedangkan Ciwandan menempati urutan pertama yang memiliki luas wilayah
terbesar namun berada di urutan kelima untuk jumlah penduduk terbesar.
Kecamatan yang memiliki kepadatan penduduk yang paling besar berdasarkan
Data dari Badan Pusat Statistik Kota Cilegon adalah kecamatan Jombang yakni
sebesar 4718 Jiwa per km2 sedangkan yang paling rendah berada di kecamatan
Ciwandan yang hanya sebesar 773 Jiwa per km2.

2.2 LINGKUNGAN SOSIAL EKONOMI


Kemiskinan menjadi isu yang cukup menyita perhatian bebagai kalangan
termasuk kesehatan.Keterjangkauan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan
terkait dengan daya beli ekonomi. Kemiskinan juga menjadi hambatan besar
dalam pemenuhan kebutuhan tehadap makanan yang sehat sehingga dapat
melemahkan daya tahan tubuh yang dapat berdampak pada kerentanan untuk
terserang penyakit – penyakit tertentu
Untuk mengetahui tingkat pengangguran, dilakukan Survei Angkatan Kerja

10
Nasional (Sakernas). Sakernas merumuskan konsep pengangguran sebelum
tahun 2001 sebagai angkatan kerja yang tidak bekerja/tidak mempunyai
pekerjaan dan sedang mencari pekerjaan. Sejak tahun 2001 konsep
pengangguran menjadi angkatan kerja yang tidak bekerja/tidak mempunyai
pekerjaan, yang mencakup angkatan kerja yang sedang mencari pekerjaan,
mempersiapkan usaha, tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak
mungkin mendapatkan pekerjaan/putus asa (sebelumnya dikategorikan
sebagai Bukan Angkatan Kerja) dan yang punyapekerjaan tetapi belum mulai
bekerja (sebelumnya dikategorikan sebagai Bekerja).
Persentase pengangguran terbuka adalah perbandingan antara jumlah
pencari kerja dengan jumlah angkatan kerja. Pengangguran terbuka disini
didefinisikan sebagai orang yang sedang mencari pekerjaan atau yang
sedang mempersiapkan usaha atau juga yang tidak mencari pekerjaan
karena merasa tidak mungkin lagi mendapatkan pekerjaan, termasuk juga
mereka yang baru mendapat kerja tetapi belum mulai bekerja. Pengangguran
terbuka tidak termasuk orang yang masih sekolah atau mengurus rumah
tangga.
Menurut Sakernas, definisi operasional Angkatan Kerja adalah penduduk
usia kerja yang bekerja atau punya pekerjaan namun sementara tidak
bekerja, dan penganggur. Sementara Bekerja menurut definisi Sakernas adalah
kegiatan ekonomi yang dilakukan seseorang dengan maksud memperoleh atau
membantu memperoleh pendapatan atau keuntungan, paling sedikit satu jam
(tidak terputus) dalam seminggu yang lalu. Kegiatan itu termasuk juga kegiatan
pekerja tak dibayar yang membantu dalam suatu usaha atau kegiatan ekonomi.
Berdasarkan Data Sakernas BPS Tahun 2008 – 2010 ada penurunan angka
pengangguran. Hal ini disebabkan bertambahnya lapangan kerja pada sektor
kemasyarakatan seperti jasa pertukangan, Persentase target, realisasi dan
proyeksi ekonomi makro daerah kota cilegon tahun 2010 - 2012 dapat dilihat
pada table berikut ini :

11
Tabel 4.
Persentase target, realisasi,dan proyeksi ekonomi makro daerah kota
cilegon tahun 2010 – 2012

2010 2011 2012


No Indikator
Target Realisasi Proyeksi Proyeksi
1 Laju pertumbuhan
5.15 5.69 5.26 5.44
ekonomi ( % )
2 PDRB ADHK ( juta ) 12.20 12.23 12.8 13.5
3 Investasi (
4.9 5 5 6
Rp.Trilyun)
4 Laju inflasi tahunan (
5 7.13 3.1 3.1
%)
5 Jumlah Rumah
15.961 15.961 14.368 12.779
Tangga Sasaran
6 Indeks Pembangunan
74.99 75.05 75.6 75.9
Manusia
7 TingkatPembangunan
18.26 19.84 16.4 14.9
Terbuka ( TPT ) ( % )

Pada Tahun 2010, Jumlah penduduk miskin sebanyak 91.867, tidak terjadi
perubahan dari tahun sebelumnya Presentase Penduduk miskin tahun 2010 di
sajikan pada gambar 3 berikut ini .
Gambar 1.
Jumlah penduduk miskin Kota Cilegon Tahun 2010

100

50

0
kil

dan
n

Kota
l

karta

ng

er
erak

Grogo

Cilego
Cibeb

Citang
Jomba

Ciwan
Pulom

Purwa

12
Pembangunan ekonomi diupayakan mampu mendorong kemajuan baik
fisik, social, mental dan spiritual diseluruh wilayah kota cilegon. Kemiskinan
menjadi isu yang cukup menyita berbagai kalangan termasuk kesehatan.
Kemiskinan juga menjadi hambatan besar dalam pemenuhan kebutuhan terhadap
makanan yang sehat sehingga dapat melemahkan daya taha tubuh yang dapat
berdampak pada kerentanan untuk terserang penyakit tertentu.

Mengkaji kondisi perekonomian tentu saja tidak terlepas dari tingkat inflasi,
inflasi dan pertumbuhan perekonomian saling berkaitan , Apabila tingkat inflasi
tinggi sudah dipastikan akan mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi,
berdasarkan data BPS Kota Cilegon pada tahun 2010 mencapai 7.13 % dengan
target pertumbuhan perekonomian diperkirakan sebesar 5 % dengan
pertumbuhan ekonomi sebesar 7.13 % maka nilai Domestik Bruto ( PDB )
2010 naik.

Angka Beban Tanggungan (Dependency Ratio)


Angka Beban Tanggungan (Dependency Ratio) diartikan sebagai
perbandingan antara jumlah penduduk yang tidak produktif (kurang dari 15 tahun
dan ›65 tahun keatas) yaitu sekitar 125.145 orang, dengan jumlah penduduk usia
produktif (15 s/d 64 tahun) yaitu 231.757 orang.

2.3 .Keadaan Pendidikan

Kondisi Pendidikan merupakan salah satu indicator yang kerap ditelaah


Dalam mengukur tingkat Pembangunan Manusia Suatu Negara. Melalui
Pengetahuan , Pendidikan berkontribusi terhadap perubahan Perilaku Kesehatan.
Pengetahuan yang dipengaruhi oleh Tingkat Pendidikan merupakan salah satu
factor pencetus yang berperan dalam mempengaruhi keputusan seseorang untuk
berperilaku sehat

13
Tabel 5.
Jumlah Tingkat Pendidikan Penduduk
Kota Cilegon Tahun 2010

No Tingkat Pendidikan Jumlah


1 2 3
1 Tidak/belum sekolah 34.304
2 Belum tamat SD 50.369
3 SD/MI 47.765
4 SMP/MTS 54.569
5 SMA/SMK/MA 101.885
6 AK/Diploma 15748
7 D4/S1 9151

Total 313.791
Sumber : SUSENAS 2009, BPS Kota Cilegon

Dari tabel 5 terlihat mayoritas penduduk Kota Cilegon menyelesaikan


pendidikan sampai dengan Sekolah Menengah Atas, secara garis besar
perkembangan pendidikan di Kota Cilegon menunjukan adanya peningkatan. Hal
ini nampak dari semakin baiknya tingkat pendidikan masyarakat yang di tandai
dengan semakin meningkatnya pendapatan perkapita penduduk Kota Cilegon,
maupun penambahan sarana dan prasarana pendidikan yang menyebar di
seluruh kecamatan.

Tabel 6.
Jumlah Sekolah Negeri & Swasta
Di Kota Cilegon Tahun 2010

PAUD TK/RA SD/MI SMP/MTS SMA/MAN PT

29 70/41 171/11 38/42 30/17 6

Sumber Data : Bidang Bina Yankes Dinkes Kota Cilegon

Berdasarkan tabel 6 diatas, terlihat bahwa jumlah sekolah dasar adalah


yang terbanyak di Kota Cilegon. Hal ini berbanding lurus dengan jumlah siswa
usia sekolah dasar yang juga menjadi terbanyak jumlahnya. Untuk sekolah
lanjutan, baik tingkat pertama ataupun yang atas jumlahnya masih belum banyak,

14
karena sebagian warga Cilegon memilih melanjutkan pendidikannya diluar kota
seperti Serang dan Tangerang.

2.3.1 Indeks Pembangunan Manusia ( IPM )


Sebagai Indikator Pembangunan Manusia, UNDP telah mengembangkan
Human Development Indeks ( HDI ) yang mencakup 3 komponen dasar yang
secara Operasional dapat menghasilkan suatu ukuran untuk merefleksikan upaya
Pembangunan manusia disuatu wilayah , yaitu :
1. Peluang Hidup ( Longevity ) yang diukur berdasarkan rata – rata
harapan hidup
2. Akses terhadap pengetahuan ( knowledge ) yang diukur berdasarkan
prosentase kemampuan baca tulis orang dewasa dan tingkat sekolah
dasar hingga sekolah Lanjutan Atas.
3. Standard hidup yang layak ( decent Living ) yang diukur berdasarkan
Pendapatan perkapita dalam Paritas Daya beli dalam Dollar AS.

Tabel 7.
Indeks Pembangunan Manusia
Kota Cilegon Tahun 2006 -2009

Angka Harapan Rata - rata Angka Melek Pengeluaran


Tahun IPM Peringkat
Hidup Lama sekolah Huruf Riil Kapita ( % )

2006 68.4 9.64 98.7 631.6 74.1 59

2007 68.45 9.64 98.7 635.4 74.43 62

2008 68.49 9.64 98.7 641.75 74.49 64

2009 68.53 9.66 98.7 641.88 74.99 73


Sumber Data : PUSDATIN Depkes RI

Dari Tabel 7 diatas tampak bahwa Pendapatan perkapita KotaCilegon


setiap tahunnya semakin meningkat. Untuk meningkatkan Indikator Pendidikan
dan Indikator Kesehatan Pemerintah Kota Cilegon telah Memprioritaskan dan
melaksanakan program Pendidikan dan kesehatan yang murah ( bahkan gratis ).
Dalam Bidang kesehatan, Pemerintah Kota Cilegon telah berusaha meningkatkan
pelayanan kesehatan dengan Meningkatkan Program Jaminan Kesehatan

15
Masyarakat ( Jamkesmas )dan Jaminan Kesehatan Daerah ( Jamkesda ), selain
program kesehatan yang bersifat kuratif, Pengembangan yang bersifat Preventif
perlu diberdayakan, agar masyarakat semakin memahami pola hidup sehat yang
pada gilirannya akan meningkatkan kualitas kesehatan Masyarakat.

2.4. Keadaan Lingkungan


Lingkungan merupakan salah satu Variabel yang kerap mendapat
perhatian khusus dalam menilai kondisi kesehatan Masyarakat. Bersama dengan
factor perilaku , Pelayanan Kesehatan dan Genetik,Lingkungan menentukan baik
buruknya status Derajat Kesehatan Masyarakat. Sanitasi lingkungan adalah status
kesehatan suatu lingkungan yang mencakup perumahan, pembuangan kotoran,
Penyediaan air bersih dan sebagainya ( Notoadmojo,2003 )
Untuk menggambarkan keadaan Lingkungan akan disajikan Indikator –
Indikator Seperti Persentase Rumah Sehat,Persentase Rumah Tangga memiliki
Akses Air Bersih,Persentase Keluarga dengan Kepemilikan Sarana Sanitasi
Dasar.

1.Rumah Sehat
Rumah adalah tempat tinggal bagi suatu keluarga yang berfungsi sebagai
tempat perlindungan untuk member keamanan , tempat istirahat, tempat menjalin
hubungan antar anggota keluarga,tempat pengembangan anak, penyediaan
makanan keluarga termasuk mandi, mencuci dan sebagainya.
Rumah sehat merupakan rumah yang dapat memberikan rasa nyaman
bagi penghuninya, sehingga mereka dapat hidup dan beraktifitas secara optimal.
Ciri – ciri rumah sehat anatara lain ;
- Lantai tidak tembus air dan bersih
- Memiliki jendela dan lubang angin permanen
- Halaman bersih dan rapi
- Memiliki sarana air bersih, jamban, saluran limbah, tempat sampah
- Memiliki pohon pelindung atau peneduh.
Berdasarkan laporan dari seksi kesehatan lingkungan persentase rumah
sehat kota Cilegon disajikan pada Gambar Berikut :

16
Gambar 2
Persentase Rumah Sehat menurut Kecamatan Kota Cilegon Tahun 2010
84.5
90 74.5 78.2 74.1
90 80 65.5 64.8 66.2 84.5 71.3
74.5 78.2 60.6 74.1
80 70
60 65.5 64.8 66.2 71.3
70 50 60.6
60 40
50 30
40 20
30 10
20 0
10

er
rt a arta
0

an
ban ang

gon
k

kil

a
l
l go
k era

kot
eb

an g

nd
ogo ro

Jom Jomb

Cile
a ka ak
eralom

Cib

a
Gr G

ki l

an

a
Cit
g

on

Ciw
rw Pu rw

e r

kot
lom Pu

ang
eb

and
eg
Cib

Cil

Cit

Ciw
Pu

Pu

Gambar diatas dapat dilihat persentase rumah sehat Kota Cilegon sebesar
71.3% dari jumlah rumah yang diperiksa sebanyak 74.558, terjadi peningkatan
dari tahun sebelumnya sebesar 70.40 % dari jumlah Rumah Tangga 72.352 yang
diperiksa.
2.Pemakaian Air Bersih

Air bersih adalah air yang jernih, tidak berwarna, tidak berbau dan tidak ada
rasa, tetapi tidak boleh diminum sebelum disterilisasi agar kuman didalamnya
mati.
Jumlah Pemakaian Air Bersih Rumah tangga perkapita sangat terkait
dengan resiko Kesehatan Masyarakat yang terkait dengan Hygiene. Resiko
Kesehatan masyarakat pada Kelompok yang akses terhadap air bersih rendah
dikategorikan sebagai mempunyai resiko tinggi
Berdasarkan data dari Seksi Kesehatan Lingkungan Bidang P2PL Dinas
Kesehatan Kota Cilegon Tahun 2010, Persentase Keluarga yang mempunyai
Akses Air bersih disajikan pada Tabel 9 berikut ini.

17
Tabel 9
Persentase Keluarga Memiliki Akses Air bersih

% Akses Air Bersih


No Kecamatan
Ledeng SPT SGL Lainnya Jumlah
1 Pulomerak 28.2 2.5 22.4 12.7 65.9
2 Grogol 18.3 1.1 29.1 28.6 77.1
3 Purwakarta 7.2 1.4 38.1 16.2 62.8
4 Jombang 18.0 0.5 17.6 19.8 55.5
5 Cibeber 19.0 0.8 16.2 25.7 61.4
6 Cilegon 25.2 0.0 30.4 27.4 83.0
7 Citangkil 2.8 0.5 58.6 15.8 66.4
8 Ciwandan 2.4 0.8 38.8 21.4 63.4
Total 14.4 0.9 29.7 20.3 65.3
Sumber Data : Bidang P2PL Dinkes Kota Cilegon Tahun 2009

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 95.711 Keluarga yang diperiksa 65.3
% yang memiliki akses air bersih .

3.Persentase Sumber Air minum terlindung yang digunakan

Saat ini sudah banyak berita tentang keringnya sumber air diberbagai
daerah karena musim kemarau yang masih panjang. Kita tau bahwa air
merupakan unsur kehidupan yang sangat dibutuhkan tubuh manusia. Air yang
sehat dan aman yang masuk di dalam tubuh akan membuat tubuh juga sehat.

Indonesia dikarunia sumber daya alam yang melimpah termasuk air, tetapi
kita sering terlena dengan cara menggunakan air termasuk mengelolanya. Tetapi
jaman sudah berubah, polusi air tanah makin banyak terjadi, musim kemarau dan
penghujan yang tidak teratur dan pengelolaan air tanah yang makin buruk
menyebabkan sumbur air aman berkurang.

Kondisi ini kemungkinan akan lebih parah lagi karena hampir 58% rumahtangga di
Indonesia menggunakan air minum dari sumur, baik sumur bor/pompa, terlindung,
atau tak-terlindung (Susenas, 2007). Juga masih ada sekitar 6% rumahtangga
memanfaatkan air sungai atau danau untuk sumber airnya. Jika terjadi polusi air

18
atau polusi lainnya yang menyebabkan tidak sehatnya sumber air minum maka
bisa dibayangkan kondisi kesehatan masyarakat kedepan.

Pengelolaan air tanah oleh masyarakat juga merupakan salah satu


penyebab pencemaran air minum. Mungkin saja masyarakat tahu bahwa sumber
air minum harus jauh dari tempat pembuangan tinja, tetapi sebagian besar
rumahtangga hanya mempunyai luas tanah yang sempit sehingga persyaratan air
minum aman diabaikan. Berdasarkan statistik sumber air minum aman dari
Susenas BPS, sejak 2001 umumnya ada peningkatan penggunaan air aman
untuk kelompok rumahtangga berdasar kesejahteraannya. Air minum aman disini
antara lain: air kemasan, air leding/PDAM (meteran/eceran), sumur bor, sumur &
mata air terlindung yang jarak terhadap pembuangan tinja lebih dari 10 meter.
Baru separo rumahtangga di Indonesia menggunakan air minum aman ini.
Peningkatan yang cukup signifikan terjadi di 20% rumahtangga kelompok terkaya,
dimana pada 2007 sudah 74.4% rumahtangga menggunakan air minum aman.
Jadi akhirnya hampir setengah rumah tangga sangat rentan dengan penggunaan
air minum yang tidak sehat.

Akhirnya pengelolaan sumber air minum merupakan tanggung jawab


semua pihak, pemerintah dan swasta yang mempunyai sumber modal harus
membuat kebijakan yang lebih bersifat massal, sedangkan masyarakat harus
menjaga lingkungan minimal di sekitar rumah untuk menyelamatkan sumber air
yang aman.

19
Gambar 3
SUMBER AIR MINUM TERLINDUNG

90
8090
7080
6070
5060
4050

8 3 83
3040 7 7 7.1

.4 .4
6 5 5.9

.3 5.3
.4 .4
6 2 62.8

.4 4
7

6 6 66
5 5 55.5

6 1 61.

6 3 63
.1
6

65 6
2030
.9

.8

.5
1020
010
0
era rak

il l
og ol

a n ng

on n
er r

taota
n n
art ta

gk ki
e b e be

e g go

d a da
Gr rog

a k ar

anang
ol

m b ba
g
k
l om e

KoK
a

a n an
CilCile
r w ak
Pu ulom

CibCib
Jo Jom
G

CitCit

Ciw
Pu Purw

Ciw
P

Berdasarkan Gambar 3 diatas dapat dilihat persentase keluarga yang


sudah menggunakan sumber air minum terlindung sebanyak 65.3 % dari jumlah
95.711 yang diperiksa sumber air minumnya.

4.Persentase Rumah Tangga dengan Kepemilikan Sanitasi Dasar.

a. Jamban Keluarga

Hingga saat ini belum dijumpai adanya definisi jamban di tingkat peraturan
pemerintah dalam sistem perundangan di Indonesia. Dengan demikian tidak ada
pula istilah itu dalam tatanan undang-undang. Bisa jadi dengan akan
dirampungkannya rencana undang-undang (RUU) tentang Air Limbah
Permukiman maka definisi jamban, kakus, WC, toilet, atau apapun nama lainnya
akan terwadahi secara formal dalam sistem regulasi di Indonesia.

Di dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor 16/2008 tentang


Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah
Permukiman tidak disebutkan adanya istilah jamban. Namun di dalam Keputusan
Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah nomor 534/2001 tentang Pedoman
Standar Pelayanan Minimal disebutkan adanya sarana sanitasi individual dan
komunal berupa jamban beserta MCK-nya. Lebih jauh lagi di dalam Buku Di
dalam Keputusan Menteri Kesehatan nomor 852/2008 tentang Strategi Nasional

20
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat disebutkan bahwa jamban sehat adalah
fasilitas pembuangan tinja yang efektif untuk memutuskan mata rantai penularan
penyakit. Cukup menarik karena disebutkan di dalam Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional nomor 24/2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana
untuk Sekolah disebutkan adanya fasilitas jamban yang harus disediakan sekolah
sebagai tempat untuk buang air besar dan/atau air kecil. Jamban harus
mempunyai dinding, atap, dst yang disediakan untuk peserta didik pria, wanita,
dan guru. Lebih menarik lagi adalah Standar Toilet Umum Indonesia dari
Kementerian Negara Kebudayaan dan Pariwisata tahun 2004 yang justru tidak
menyebutkan sama sekali istilah jamban dan menggantinya dengan ruang buang
air besar (WC) dan ruang buang air kecil (urinal). Toilet dalam hal ini mencakup
pembuangan dan pengolahan limbahnya, baik secara setempat (on-site) ataupun
terpusat (off-site). Tidak kalah menariknya adalah istilah tempat buang air besar
(bukan jamban) yang digunakan oleh Badan Pusat Statistik di dalam Survei Sosial
Ekonomi Nasional (SUSENAS) guna mendapatkan informasi tentang kepemilikan
dan kualitas fasilitas BAB tersebut.

Adanya ketidaksamaan istilah tentang jamban ini tentu saja tidak akan
mengganggu proses masyarakat untuk membuang hajatnya. Namun
ketidakseragaman istilah ini sangat menggambarkan ketidakseriusan penanganan
sanitasi di lapangan. Buruknya pelayanan publik tentang sanitasi ini dapat dilihat
dari hasil SUSENAS itu sendiri. Kepemilikan tempat buang air besar secara
nasional menurut SUSENAS 2007 baru 59,86%. Dari 59,86% itupun yang
mempunya kloset tipe leher angsa-pun baru 71,5%. Di dalam laporan tersebut
tidak disebutkan bagaimana sebenarnya kualitas dari tempat buang air besar
yang ada di lapangan. Dari 59,86% itupun baru 49,13% yang memiliki tangki
septik. Lagi-lagi tidak disebutkan bagaimana pula sebenarnya kualitas dari tangki
septik yang ada di lapangan.

Berdasarkan data dari Sie Kesling Bidang P2PL Dinkes Cilegon


Persentase Rumah Tangga yang memiliki jamban sendiri di Kota Cilegon sebesar
59.7 % dan dinyatakan 100% sehat untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
gambar 4 dibawah ini :

21
Gambar 4
Persentase Rumah Tangga dengan Kepemilikan Jamban Sehat
di Kota Cilegon Tahun 2010

PULOMERAK

0
10

10
GROGOL
100

0
Purwakarta

10
Jombang
Cibeber
Cilegon
0

0
10

10
Citangkil
0

0
10

10
Ciwandan

b. Tempat Sampah

Sampah telah menjadi masalah yang serius, apalagi dengan demam


Global Warming yang sangat hyper, setiap orang mulai berlomba lomba
mengurangi sampah--terutama sampah plastik yang sulit untuk diuraikan.
Kebiasaan untuk membuang sampah pada tempatnya perlahan lahan menjadi
budaya baru, sekitar beberapa tahun yang lalu kita masih sering melihat orang
membuang sampah seenaknya ke jalan dari dalam mobil, ataupun dengan
bebasnya membuang sampah ke got tanpa ada perasaan bersalah. Tapi kini,
orang orang sudah sadar betul akan arti sampah, dan banyak dari orang orang
tersebut yang rela menyimpan sampah di dalam tas ataupun memegang
sampahnya sampai mereka menemukan tempat sampah.

Kesadaran untuk tidak membuang sampah sembarangan memang bagus


dan layak diikuti demi menjaga kelestarian kota . Tetapi tanpa disadari, sampah
yang kita simpan sementara perlahan menjadi "permanen", coba dichek tasnya,
apakah ada bungkus permen atau bungkus rokok, atau "sampah kecil" lainnya
yang lupa dibuang ke tempat sampah? Belum lagi tempat sampah kecil yang
eksis di dalam mobil ataupun di kamar, apakah rutin dibuang?atau malah sudah
menumpuk sampai menyulitkan kita untuk membuang sampah baru kesitu dan
akhirnya berceceran disekitarnya. Kebiasaan menumpuk sampah bisa berbahaya
bagi kesehatan karena akan mengundang kuman, virus penyakit beserta

22
koleganya. Jangan sampai tujuan baik anda untuk menjaga kebersihan malah
merugikan kesehatan anda, mari kita membuang sampah pada tempatnya dan
secara rutin membersihkan tempat sampahnya.

Persentase Rumah Tangga yang memiliki Tempat sampah di Kota Cilegon


sebesar 91.5 % untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 5 dibawah ini :

Gambar 5
Persentase Rumah Tangga dengan Kepemilikan Tempat sampah
di Kota Cilegon Tahun 2010

100

50 100 100 88.5 100 100 100 88.8


40.7
0
ol

kil

an
ng

r
ak

ta

be

o
og

ng
ar

leg

nd
er

ba

be
Gr

ak
m

ta

wa
m

Ci
Ci
lo

Ci
rw

Jo

Ci
Pu

Pu

c. Pengelolaan air limbah


Air limbah adalah air bekas dari kamar mandi, tempat cuci dan dapur, tidak
termasuk air dari jamban / WC. Air limbah juga mengandung kuman yang
diantaranya kuman – kuman tersebut dapat menyebabkan penyakit sehingga air
limbah menjadi sumber penularan penyakit.
Sarana pembuangan air limbah yang sehat yaitu yang dapat mengalirkan
air dari sumbernya ( dapur, kamar mandi ) ketempat penampungan air limbah
dengan lancar tanpa mencemari lingkungan dan tidak dapat dijangkau serangga
dan tikus. Rumah yang membuang air limbahnya diatas tanah terbuka tanpa
adanya saluran pembuangan air limbah akan membuat kondisi lingkungan
disekitar rumah menjadi tidak sehat. Akibatnya menjadi kotor, becek,
menyebarkan bau tidak sedap dan dapat menjadi tempat berkembang biak
serangga terutama nyamuk.

23
Persentase Rumah Tangga yang memiliki Pengelolaan air limbah di Kota
Cilegon sebesar 94.7 %, terjadi peningkatan dari tahun sebelumnya sebesar
71.58 % untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 6 dibawah ini :

Gambar 6
Persentase Rumah Tangga dengan Pengelolaan air limbah
di Kota Cilegon Tahun 2010

100 100 100 100 100 96.2


86.7
0 20 40 60 80 100

76.1

g
k

an
gol

ta

gon

il
ebe
ban
era

ngk
kar

and
Gro

Cile
om

Cib

Cita
Jom
wa

Ciw
Pul

Pur

24
BAB III SITUASI DERAJAT
KESEHATAN

BAB. III
SITUASI DERAJAT KESEHATAN

25
BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN

3.1.Derajat Kesehatan
Derajat Kesehatan Masyarakat dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor –
faktor tersebut tidak hanya berasal dari sector kesehatan seperti pelayanan
kesehatan dan ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan, melainkan juga
dipengaruhi oleh faktor ekonomi, pendidikan , lingkungan social, keturunan dan
faktor lainnya.
Situasi derajat kesehatan masyarakat dapat tercermin melalui angka
morbiditas, mortalitas, dan status gizi. Pada bab ini situasi derajat kesehatan di
Kota Cilegon digambarkan melalui Angka Kematian Bayi ( AKB ), Angka Kematian
Balita ( AKABA ), Angka Kematian Ibu ( AKI ), dan angka morbiditas beberapa
penyakit.

A. MORTALITAS
Mortalitas adalah Angka kematian yang terjadi pada kurun waktu dan
tempat tertentu yang diakibatkan oleh keadaan tertentu. Berikut ini adalah angka
kematian pada Bayi, Balita,ibu,angka kematian kasar, dan Umur Harapan Hidup.

1. Angka Kematian Bayi ( AKB )


Infant Mortality Rate atau Angka Kematian Bayi ( AKB ) Adalah banyaknya
bayi yang meninggal sebelum mencapai usia 1 tahun yang dinyatakan dalam
1000 Kelahiran hidup pada tahun yang sama. Angka Kematian Bayi merupakan
salah satu indikator yang paling sensitif untuk menentukan derajat kesehatan
suatu daerah. Dari laporan jumlah kematian bayi yang disampaikan dari masing-
masing Puskesmas, dapat diperkirakan bersumber dari fasilitas pelayanan
kesehatan (facility based) dan dari laporan masyarakat atau kader (community
based).
Pada tahun 2010 AKB Kota Cilegon Menempati 0.012 % dari jumlah
penduduk dengan jumlah kematian sebanyak 43 bayi atau 6.16 per 1000

26
KLH.terjadi peningkatan dari tahun sebelumnya sebanyak 2.31 per 1000 KLH atau
17 kasus kematian bayi

Tabel 10.
Angka Kematian Bayi
Kota Cilegon
KOTA 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
CILEGON 34,33 33,1 25,0 18,00 7,52 2.31 6.16

Sumber : Bidang Bina YanKes Dinkes Kota Cilegon


2009

Tabel 11.
Perbandingan Estimasi Angka Kematian Bayi (IMR)
Tahun 2002 s/d 2017
WILAYAH 2002 2007 2012 2017
BANT EN 59,5 56,59 54,96 54,05
INDONESIA 43,52 41,01 39,47 38,52

Sumber : BPS Propinsi Banten

Dari jumlah kematian seluruh bayi tersebut dengan penyebab kematian


paling banyak di Kecamatan Cilegon dengan jumlah 12 Bayi terdiri dari 7 bayi
Laki – laki dan 5 Bayi permpuan dan penyabeb penyakit yang menyebabkan
kematian bayi adalah Bronkopneumoni, DSS , Sepsis dan Diare.
Dari Hasil Pelaporan dari 8 Puskesmas se Kota Cilegon dan hasil
Pelacakan di 4 Rumah Sakit ternyata semua kematian Neonatus, Bayi dan Balita
di Kota Cilegon Meninggal di Rumah sakit.
Berdasarkan Data dari Seksi Kesehatan Khusus dan Rujukan Bidang
Pelayanan Kesehatan, Persentase Kematian bayi disajikan Pada Gambar 7
berikut ini.
Gambar 7.
Persentase Kematian Bayi di Kota Cilegon Tahun 2010

Pulomerak
7 Grogol
11
1 Purwakarta
Jombang
Cibeber
1
12 3 Cilegon
3 Citangkil
5
Ciwandan

27
2.Angka Kematian Balita (AKABA)
Angka Kematian Anak Balita (0-4 th) adalah jumlah anak yang meninggal
sebelum mencapai umur 5 tahun yang dinyatakan sebagai angka per 1000
kelahiran hidup. Angka kematian anak balita merepresentasikan peluang
terjadinya kematian pada fase antara kelahiran dan sebelum umur 5 tahun
Millenium Development Goals ( MDGs ) menetapkan nilai normative
AKABA yaitu sangat tinggi dengan nilai > 140, tinggi dengan nilai 71-140, sedang
dengan nilai 20-70 dan rendah dengan nilai < 20.
AKABA di Kota Cilegon tahun 2010 sebesar 5.58 per 1000 KLH atau 39
kasus kematian, terjadi peningkatan dari tahun sebelumnya sebesar 0,28 per
1000 KLH dengan kasus kematian berjumlah 2 kasus, angka ini didapat
berdasarkan data kematian balita yang dilaporkan.
Gambaran Persentase Kematian Neontal, Bayi dan Balita di sajikan pada
gambar 8 berikut ini.

Gambar 8.
Jumlah Kematian Bayi, Anak Balita dan Balita di Kota Cilegon Tahun 2010

39 43 BAYI
ANAK BALITA
BALITA

3.Kematian Ibu Bersalin (AKI)


Angka Kematian Ibu ( AKI ) juga menjadi salah satu indicator penting dalam
menentukan derajat kesehatan masyarakat . AKI menggambarkan jumlah wanita
yang meninggal dari suatu sebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan
atau penanganannya ( tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentil ) selama

28
kehamilan , melahirkan dan dalam masa nifas ( 42 hari setelah melahirkan ) tanpa
memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup.
AKI juga dapat digunakan dalam pemantauan kematian terkait dengan
kehamilan. Indikator ini dipengaruhi status kesehatan secara umum, pendidikan
dan pelayanan selama kehamilan dan melahirkan. Sensitifitas AKI terhadap
perbaikan pelayanan kesehatan menjadikan indicator keberhasilan pembangunan
sector kesehatan.
Pertolongan persalinan salah satu indikator dari pemanfaatan pelayanan
kesehatan adalah pertolongan persalinan jadi indikator ini sangat penting dalam
menilai persalinan yang aman di daerah pedesaan pada umumnya pertolongan
persalinan ditolong oleh dukun terlatih.
Kematian ibu hamil bias disebabkaban oleh kekurangan gizi, melahirkan,
keguguran bias juga disebabkan oleh Suspect Ruptura Uteri, Perdarahan, Partus
lama, Resiko Tinggi akibat umur, eklamasi, serta Post Sectio.
Rasio kematian ibu melahirkan di Kota Cilegon tidak dapat dilakukan
perhitungannya karena angka kelahiran di Kota Cilegon kurang dari 100.000
kelahiran hidup, namun demikian bila diasumsikan maka angka AKI Kota Cilegon
tahun 2010 adalah 129 atau 9 kasus kematian dari 6982 KLH , terjadi
peningkatan dari tahun 2009 adalah 114 per 100.000 kelahiran hidup atau 8
kasus kematian dari 7016 KLH. Bila dilihat dari AKI yang ditargetkan untuk 2010
yaitu 150 per 100.000 KLH , Maka AKI Tahun 2010 mengalami Penurunan
dibandingkan dengan AKI Tahun 2008 sebesar 206.5 per 100.000 KLH atau 14
kasus kematian dari 6780 KLH.
Gambaran AKI per 100.000 KLH di Kota Cilegon Tahun 2008 - 2010
disajikan pada Gambar 9 berikut ini

Gambar 9
AKI / 100.000 KLH Kota Cilegon

250
200 206.5
150
114 129
100
50
0
2008 2009 2010

29
4. Umur harapan hidup waktu lahir
Angka Harapan Hidup Waktu lahir adalah salah satu indikator derajat
kesehatan yang digunakan secara luas. Di kota Cilegon, angka ini diperoleh
secara tidak langsung melalui estimasi yang dilakukan oleh BPS. Angka Harapan
Hidup waktu lahir mencerminkan umur seorang bayi baru lahir yang diharapkan
hidup. Tinggi rendahnya umur harapan hidup menggambarkan taraf hidup suatu
Negara. Dengan melihat angka UHH dan angka kematian bayi, maka derajat
ditentukan indeks mutu hidup atau indeks pembangunan manusia suatu daerah
secara lengkap.

Tabel 12.
Estimasi Angka Harapan Hidup menurut Provinsi, 2000-2025

Periode
2000- 2005- 2010- 2015- 2020-2025
Propinsi
2005 2010 2015 2020 (2022)
(2002) (2007) (2012) (2017)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

BANTEN 64.6 67.3 69.4 70.9 71.9


Sumber : www.datastatistik-indonesia.com\

Upaya untuk meningkatkan UHH menjadi 70 tahun merupakan hal penting


yang perlu dicermati melalui upaya-upaya peningkatan kegiatan program yang
berdampak pada tingkat kesejahteraan masyarakat seperti penurunan resiko
kesakitan, pada keluarga rentan, trend penyakit degeneratif dan tidak menular,
serta peningkatan kesehatan pra usila yang dapat hidup produktif dan mandiri.

Umur Harapan Hidup (UHH) dipengaruhi oleh masih tingginya Angka


Kematian Ibu (AKI) serta Angka Kematian Bayi (AKB). Semakin tinggi jumlah
kematian bayi maka makin rendah Umur Harapan Hidup.

Berdasarkan data dari BPS Kota Cilegon UHH Kota Cilegon dapat dilihat
pada table 13 berkut ini.

30
Tabel 13

UHH Kota Cilegon

Periode
Kota
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

Cilegon 68.53 68.58 68.62 68.67 68.71 68.76 68.80 68.84

Sumber Data: BPS Kota Cilegon

3.2.MORBIDITAS

1. Pola 10 Penyakit terbanyak


Angka kesakitan penduduk diperoleh dari data yang berasal dari
masyarakat (community based data) yang diperoleh melalui studi morbiditas, dan
hasil pengumpulan data dari Dinas Kesehatan Kota Cilegon serta dari sarana
pelayanan kesehatan (facility based data) yang diperoleh melalui sistem
pencatatan dan pelaporan.
Pola 10 Penyakit Terbanyak pada pasien Rawat Jalan di Puskesmas
Tahun 2010 menunjukkan pasien yang paling banyak berkunjung adalah Pasien
dengan penyebab gangguan system pernafasan.
Tabel 12
10 Besar Penyakit di Puskesmas 2010
NO KODE PENYAKIT JENIS PENYAKIT JUMLAH
1 2 3 4
1 J06 Infeksi Saluran Nafas Akut 83,099
2 L30 Dermatitis Lainnya 29,153
3 J02 Faringitis Akut 21,323
4 K29 Gastritis & Duodenitis 20,351
5 J00 Nasofaringitis Akut 20,109
6 R05 Batuk 19,300
7 R51 Sakit Kepala 16,522
8 A091 Diare & Gastroenteritis 13,306
9 M13 Artritis Lainnya 11,577
10 M791 Myalgia 11,469
JUMLAHTOTAL 246,209

31
Gambar 10
Pola 10 Penyakit Terbanyak di Puskesmas Kota Cilegon

J06
11577 1169 L30
13306
16522 J02
83099
19300 K29
J00
R05

20109 R51
A091
20351 29153
21323 M13
M791
`

2. Penyakit menular
a. Malaria
Malaria adalah penyakit Infeksi yang disebabkan oleh parasit
( Plasmodium ) yang ditularkan oleh gigitan nyamuk yang terinfeksi ( vector-born-
disease ) . Pada tubuh manusia parasit membelah diri dan bertambah banyak di
dalam hati dan kemudian menginfeksi sel darah merah.
Malaria merupakan salah satu penyakit yang Upaya pengendalian dan
penurunan kasusnya merupakan komitmen Internasional dalam Millenium
Development Goals ( MDGs ).

Penyakit Malaria menyebar cukup merata diseluruh kawasan Indonesia,


namun paling banyak dijumpai di luar wilayah Jawa-Bali, bahkan di beberapa
tempat dapat dikatakan sebagai daerah endemis malaria. Menurut hasil
pemantauan program diperkirakan sebesar 35% penduduk Indonesia tinggal di
daerah endemis Malaria.

Jumlah penderita klinis malaria di Kota Cilegon tahun 2010 tidak


ditemukan. Adapun bentuk peran serta masyarakat yang diharapkan dalam upaya
pencegahan malaria antara lain melalui : (1) kepatuhan minum obat anti malaria
agar setiap penderita dapat minum obat secara tuntas, (2) pencegahan gigitan
nyamuk melalui pemakaian kelambu, pemasangan kasat kasa di rumah,
pemakaian obat gosok penolak nyamuk (repellent), pemakaian baju tebal dan (3)
pencegahan terjadinya sarang nyamuk malaria melalui pembersihan lumut di
tempat-tempat/bagian rumah yang lembab, pencegahan terbentuknya genangan

32
air, memelihara ikan pemakan jentik di genangan air serta pencegahan
terbentuknya sarang nyamuk.

b. TB Paru

WHO memperkirakan pada saat ini, Indonesia merupakan negara


penyumbang kasus TB terbesar ke-3 di dunia, yang setiap tahunnya diperkirakan
terdapat penderita baru TB menular sebanyak 262.000 orang (44,9% dari 583.000
penderita baru TB) dan 140.000 orang diperkirakan meninggal karena penyakit
TBC. Angka tersebut diyakini, apalagi bila dikaitkan dengan kondisi lingkungan
perumahan, sosial ekonomi masyarakat, serta kecenderungan peningkatan
penderita HIV/AIDS di Indonesia saat ini.

Di Kota Cilegon sendiri, menurut laporan Puskesmas, jumlah penderita


klinis sebanyak 169 orang. Menurut laporan tersebut penderita yang dinyatakan
positif menderita TB Paru tercatat sebanyak 365 orang dan keseluruhan penderita
tersebut sudah diobati dan mencapai Angka kesembuhan sebanyak 95.42% dari
semua kasus BTA Positif yang diobati.Wilayah kerja Puskesmas yang terbanyak
penderitanya adalah Puskesmas Cibeber yakni sebesar 36 penderita klinis dan 19
penderita yang sudah dinyatakan positif.

Berdasarkan Laporan dari Seksi Pemberantas dan Pengendalian Penyakit


Tahun 2010, jumlah Kasus TB Paru dengan BTA (+ ) disajikan pada Gambar 11,
berikut ini :

Gambar 11
Jumlah Kasus TB Paru BTA (+) di Kota Cilegon Tahun 2010

400
300

200
100
0
Pulo Gro Pur Jom Cibe Cile Cita Ciw
kota
mer gol wak ban ber gon ngki and

KLINIS 35 5 15 5 36 19 19 35 169
BTA + 70 27 29 35 19 58 62 65 365
KESEMBUHAN 64 21 14 44 19 48 38 32 280

33
c. HIV & AIDS

HIV ( Human Immune Deficiency Syndrome ) adalah virus ( retrovirus )


yang menginfeksi sel-sel system immunologi sehingga merusak system kekebalan
manusia. HIV dapat ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui kontak
dengan cairan tubuh orang yang terinfeksi HIV, misalnya melalui hubungan
seksual, tranfusi darah, penggunaan jarum suntik yang terkontaminasi, dan
penularan dariibu ke anak yang dilahirkan atau disusui.
Peningkatan kasus HIV terjadi setiap tahunnya. Sampai dengan Desember
2010. Pengidap HIV 16 kasus dan AIDS sebanyak 3 kasus, kasus terbanyak
terjadi di kecamatan Pulomerak dan dari keseluruhan jumlah kasus AIDS tersebut
1 orang tertangani dan 2 dinyatakan meninggal.

Pada gambar 12
Jumlah kasus HV/AIDS Kota Cilegon Tahun 2010

16

3
HIV
AIDS
IMS

56

d. Infeksi Saluran Pernafasan Akut ( ISPA )

Penyakit ISPA merupakan penyakit infeksi akut yang menyerang salah


satu bagian dan atau lebih dari saluran nafas mulai dari hidung ( saluran
atas ) hingga Alveoli ( saluran bawah ) termasuk jaringan Adneksanya, seperti
sinus,rongga telinga tengah dan pleura ( selaput paru ). Penyakit ISPA yang
menjadi focus program kesehatan adalah Pneumonia,karena penyakit ini

34
merupakan salah satu penyebab kematian anak. Pneumonia adalah proses
Infeksi Akut yang mengenai jaringan paru ( alveoli ). Infeksi dapat disebabkan
oleh bakteri, Virus maupun jamur. Populasi yang rentan terserang pneumonia
adalah anak- anak usia kurang dari 2 tahun.Usia lanjut lebih dari 65 tahun, atau
yang memiliki masalah kesehatan ( malnutrisi, Gangguan Immunologi ).

Jumlah kasus pneumonia pada balita di Kota Cilegon Tahun 2010 sebanyak 283
kasus. Terjadi peningkatan dari tahun sebelumnya sebanyak 196 kasus. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar 13
Jumlah Kasus Pneumonia Balita Kota Cilegon Tahun 2010

120 120
100 120
120
100
80
80
69
60 69
60
40
40 24 24 27
20 27
24 24
20 3 5 2
0 5
0
3 2
a g
ta
lom rak

e g on

da an
Pu Gro gol

eb er

gk il
mb n

an ngk
Jo karta
rw ar

n
Cib eb
Cib ng
Grrak

Pu wakgol

CiCwiw il
Cit on
Cil er
Jo mba

anand
Cil eg
o
Pu me

Ci t a
e
lo

a
r
Pu

e. Kusta
Kusta atau Lepra adalah Penyakit Infeksi yang disebabkan oleh bakteri
Mycobacterium Leprae.Bila tidak ditangani dengan baik ,Kusta menjadi progresif,
menyebabkan kerusakan permanen pada kulit, syaraf, Anggota gerak dan mata.
Jika ditinjau dari situasi global, Indonesia merupakan negara penyumbang
jumlah penderita kusta ketiga terbanyak setelah India dan Brazil. Masalah ini
diperberat dengan masih tingginya stigma di kalangan masyarakat dan sebagian
petugas. Akibat dari kondisi ini, sebagian besar penderita dan mantan penderita

35
kusta dikucilkan sehingga tidak mendapatkan akses pelayanan kesehatan serta
pekerjaan yang berakibat pada meningkatnya angka kemiskinan.

Tahun 2010 jumlah penderita kusta sebanyak 43 orang dengan penderita


PB sebanyak 5 orang dan penderita MB sebanyak 38 orang, terjadi penurunan
dari Tahun 2009 yaitu jumlah penderita Kusta sebanyak 62 orang, dengan
persentasi RFT PB sebesar 100% dan RFT MB sebesar 46.57%. Penderita Kusta
yang paling banyak tercatat berada di wilayah Puskesmas Pulomerak sebanyak
11 penderita. Jumlah kasus kusta di Kota Cilegon pada tahun 2010 dapat dilihat
pada gambar 14 berikut ini.

Gambar 14
Jumlah kasus kusta tahun 2008 – 2010.
70
60
70
50
60
40
50
30
40
20
30 10
20 0
10 2008 2009 2010
0
2008 2009 2010

f. Penyakit Menular yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I)


Difteri, Pertusis, Tetanus, campak, polio dan hepatitis B merupakan
penyakit menular yang dapat dicegah dengan Imunisasi (PD3I). Penyakit-panyakit
ini timbul karena kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya
imunisasi. Di Kota Cilegon pada tahun 2010 data yang diterima dari laporan
bulanan puskesmas tentang penyakit menular yang dapat dicegah dengan
imunisasi (PD3I) hanya terdapat penyakit tetanus dan campak Tetanus adalah
penyakit akut yang disebabkan bacillus Clostridium tetani,yang masuk ke tubuh
melalui luka. Tetanus Neonatorum ( Tetanus pada bayi baru lahir ) merupakan
penyakit tetanus yang masih terjadi di Negara berkembang yang disebabkan oleh
pemotongan tali pusat dengan alat yang tidak steril. Menurut laporan dari sie
Surveilans bidang P2PL angka kejadian Tetanus Neonatorum tidak ada kasus.

36
Campak merupakan penyakit menular yang sering menyebabkan kejadian
luar biasa (KLB). Sepanjang tahun 2010 di Cilegon, jumlah kasus campak
sebanyak 59 kasus. Angka ini mengalami sedikit kenaikan bila dibandingkan
dengan tahun 2009 sebanyak 56 kasus, kasus yang paling banyak terjadi di
wilayah kerja Puskesmas Cilegon dengan jumlah kasus sebanyak 16 kasus.

g. Penyakit Potensi KLB / Wabah


Ada beberapa penyakit yang berpotensi KLB/Wabah yang sering terjadi di
Indonesia. Diantaranya adalah Demam Berdarah ( DBD ), Diare dan
Chikungunya. DBD dapat mengakibatkan kematian, demikian juga diare.

1) Demam Berdarah Dengue


Demam Berdarah Dengue disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan
oleh nyamuk Aedes Aegepty. . umumnya menyerang anak dibawah 15 Tahun
.akan tetapi dapat juga menyerang orang dewasa
Tingginya mobilitas penduduk, kurang efektifnya Fogging Fokus dengan
Fogging sebelum penularan, belum memasyarakatnya Pemberantasan Sarang
Nyamuk (PSN) serta masih rendahnya angka bebas jentik (ABJ) merupakan
kondisi yang menyebabkan DBD masih merupakan masalah di Kota Cilegon.

Pada tahun 2010 Angka kesakitan penyakit Demam Berdarah Dengue


(DBD) sebesar 281 per 100.000 penduduk. Angka ini mengalami kenaikan yang
signifikan dari tahun lalu yang sebesar 146.63 per 100.000 penduduk. Kasus DBD
pada tahun 2010 ini paling banyak terjadi di wilayah kerja Puskesmas Jombang
sebanyak 182 Penderita.

37
Gambar 15
Jumlah Kasus DBD Kota Cilegon Tahun 2010

1000 974

800

600

400

200 154 182 162


114 101 106 109
46
0

a
ta

g
gol

an
k

kil
gon
r
ebe
ban
era

Kot
kar

ang

and
Gro

C ile
om

C ib
Jom
wa

C it

C iw
Pul

Pur

Gambar 16
Jumlah kasus DBD /100.000 Penduduk dari Tahun 2008 – 2010

300

250

200

150

100

50

0
2008 2009 2010

38
2). Diare

Diare dapat didefinisikan sebagai perubahan konsistensi faeces selain dari


frekuensi buang air besar. Dikatakan diare apabila faeces lebih berair dari
biasanya. Diare dapat juga didefinisikan sebagai bila buang air besar tiga kali atau
lebih, atau buang air besar yang berair tapi tidak berdarah dalam waktu 24
jam.sementara diare yang berdarah dinamakan disentri.

Gambar 17
Jumlah Kasus Diare Kota Cilegon

18000
17500 17353
17000
16500 16332
16000 16196
15500
15000 15166
14500 14667
14000
13500
13000
2006 2007 2008 2009 2010

Sumber : Data Bidang P2PL Dinkes Kota Cilegon

Berdasarkan gambar di atas terlihat bahwa perkembangan penderita penyakit


Diare di Kota Cilegon mengalami siklus turun naik periode tahun 2006 - 2010.
Pada tahun 2010 jumlah kasus diare di Kota Cilegon berdasarkan Data yang ada
di Bidang P2PL Dinkes Kota Cilegon sebanyak 14667 penderita dan 75 %
tertangani .

3.Penyakit Tidak menular

Penyakit Tidak Menular adalah penyakit kronik atau bersifat kronik


menahun atau berlangsung lama, tapi ada juga yg kelangsungannya mendadak
(misalnya saja keracunan), sementara yang berlangsung lama misalnya penyakit
kanker, tubuh yang terpapar unsur kimia dan lain-lain Penyakit tidak menular
adalah Penyakit non-Infeksi karena penyebabnya bukan mikroorganisme, namun
tidak berarti tidak ada peranan mikroorganime dalam terjadinya penyakit tidak
menular misalnya luka karena tidak diperhatikan bisa terjadi infeksi.. Penyakit

39
tidak menular adalah Penyakit degeneratif karena berhubungan dengan proses
degenerasi (ketuaan). Dan Penyakit Tidak Menular adalah New comminicable
disease karena dianggap dapat menular melalui gaya hidup, gaya hidup dapat
menyangkut pola makan, kehidupan seksual dan komunikasi global. Pengertian-
pengertian dasar ini harus difahami dengan baik. Intinya atau subtansinya dalam
epidemiologi penyakit tidak menular adalah ditemukannya penyebab dalam hal ini
atau yang dipakai adalah istilah ditemukannya FAKTOR RESIKO sebagai faktor
penyebab.

Berdasarkan Data dari Bidang P2PL Dinas Kesehatan Kota Cilegon Tahun
2010, Jumlah Kasus Penyakit Tidak Menular dapat dilihat pada Tabel 13, Berikut
ini :

Tabel 13
Jumlah Penyakit Tidak Menular Di Kota Cilegon Tahun 2010
Total
No Nama Penyakit
Laki-laki Perempuan Total
1 Hipertensi 1465 2321 3786
2 Penyakit jantung koroner 27 31 58
3 Stroke 34 23 57
4 Diabetes Melitus 538 763 1301
5 Kanker leher rahim 1 14 15
6 Kanker Payudara 0 31 31
7 PPOK 45 33 78
8 Ashma 250 321 571
9 Osteoporosis 26 34 60
10 Gagal ginjal kronik 34 25 59
11 Kecelakaan lalu lintas darat 6 0 6
Sumber Data : Bidang P2PL Dinas Kesehatan Kota Cilegon Tahun 2010.

40
3.3. STATUS GIZI
Masalah gizi di Indonesia sampai saat ini masih memperhatinkan.karena
tingginya angka kematian ibu, bayi dan balita serta rendahnya tingkat kecerdasan
yang berakibat pada rendahnya produktifitas, pengangguran, kemiskinan dan
akan menghambat pertumbuhan ekonomi.hal ini mendasari masalah gizi menjadi
salah satu factor penting penentu Mellinium Development Goals .
Banyak factor yang menyebabkan masalah gizi kurang antara lain factor
ketersediaan pangan dalam rumah tangga, asupan gizi keluarga dan akses
keluarga terhadap pelayanan kesehatan. Perbaikan gizi masyarakat merupakan
salah satu upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang
ditandai dengan menurunnya prevalensi gizi kurang menjadi setinggi – tingginya
20 %,tidak ada kasus kretin baru dan tidak ada kasus xeroftalmia pada
balita.Upaya perbaikan gizi diarahkan pada pencapaian sasaran yaitu seluruh
keluarga Sadar Gizi ( Kadarzi ).
Status gizi seseorang sangat erat kaitannya dengan permasalahan
kesehatan secara umum, karena disamping merupakan faktor predisposisi yang
dapat memperparah penyakit infeksi secara langsung juga dapat menyebabkan
terjadinya gangguan kesehatan individual. Bahkan status gizi janin yang masih
berada dalam kandungan dan bayi yang sedang menyusui sangat dipengaruhi
oleh status gizi ibu hamil atau ibu menyusui.
Berikut ini akan disajikan gambaran mengenai status gizi masyarakat
antara lain bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), status gizi balita, ASI
Ekslusif, Kecamatan Bebas Rawan Gizi dan Garam Beryodium sebagaimana
diuraikan berikut ini :

1. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)

Berat Badan Lahir Rendah (kurang dari 2.500 gram) merupakan salah satu
faktor utama yang berpengaruh terhadap kematian perinatal dan neonatal. BBLR
dibedakan dalam 2 kategori yaitu BBLR karena prematur (usia kandungan kurang
dari 37 minggu) atau BBLR karena Intra Uterine Growth Retardation (IUGR), yaitu
bayi yang lahir cukup bulan tetapi berat badannya kurang. Di negara berkembang,
banyak BBLR dengan IUGR karena ibu berstatus gizi buruk, anemia, malaria dan

41
menderita penyakit menular seksual (PMS) sebelum konsepsi atau pada saat
hamil.

Di Kota Cilegon, tercatat bahwa jumlah bayi dengan berat badan lahir
rendah sebanyak 62 orang ( 1,09 % dari total bayi lahir hidup ) terjadi penurunan
dari tahun 2009 sebanyak 96 orang (1,37% dari total bayi lahir hidup) .

Gambar 18
Persentase BBLR Kota Cilegon Tahun 2010

70 62
60
50
40
30
20 14 14
8 6 10
10 5 5
0
0
n
er
ng

il

ta
l
ak

n
ta
go

go

da
eb

Ko
er

ba
ar

ng
o

le

an
ak
m

Gr

ta
m

Ci
Ci
lo

w
rw

Jo

Ci
Pu

Ci
Pu

2. Status Gizi Balita


Status gizi balita merupakan salah satu indikator yang menggambarkan
tingkat kesejahteraan masyarakat. Salah satu cara penilaian status gizi pada
Balita adalah dengan anthropometri yang diukur melalui indeks Berat Badan
menurut umur (BB/U) atau berat badan terhadap tinggi badan (BB/TB). Kategori
yang digunakan adalah : gizi lebih (zscore>+2 SD); gizi baik (z-score-2 SD sampai
+2 SD); gizi kurang (z-score<-2 SD sampai -3 SD) dan gizi buruk (z-score<-3 SD).

Di Kota Cilegon, untuk menanggulangi masalah gizi atau untuk


memperoleh gambaran perubahan tingkat konsumsi gizi di tingkat rumah tangga
dan status gizi masyarakat dilaksanakan beberapa kegiatan seperti Pemantauan

42
Konsumsi Gizi (PKG) dan Pemantauan Status Gizi (PSG) di seluruh kecamatan.
Hasil laporan Sie. Gizi pada tahun 2010 dari 28517 Balita yang ditimbang
didapatkan 1.46 % anak dinyatakan gizi lebih, 88.26 % gizi baik, 8.67 % gizi
kurang dan 1 % Gizi buruk.

Gambar 19
Persentase status gizi BALITA di kota cilegon tahun 2010

1
8.67 1.46

Gizi lebih
Gizi baik
Gizi kurang
Gizi buruk

88.26

3.ASI Ekslusif

Pedoman internasional yang menganjurkan pemberian ASI eksklusif selama 6


bulan pertama didasarkan pada bukti ilmiah tentang manfaat ASI bagi daya tahan
hidup bayi, pertumbuhan, dan perkembangannya. ASI memberi semua energi
dan gizi (nutrisi) yang dibutuhkan bayi selama 6 bulan pertama hidupnya.
Pemberian ASI eksklusif mengurangi tingkat kematian bayi yang disebabkan
berbagai penyakit yang umum menimpa anak-anak seperti diare dan radang paru,
serta mempercepat pemulihan bila sakit dan membantu menjarangkan kelahiran.
Capaian ASI Ekslusif di Kota Cilegon pada Tahun 2010 sebesar 17.8 %
terjadi peningkatan dari tahun sebelumnya sebesar 4.82% berdasarkan laporan
dari Sie Pelayanan Kesehatan Dasar Bidang Bina Pelayanan Kesehatan Dinkes
Kota Cilegon. Data ini memiliki catatan kemungkinan bias, hal ini disebabkan
karena data yang didapat adalah potret keadaan pada saat pengumpulan data
saat itu dan yang lalu saja. Ada kemungkinan bayi-bayi tersebut diberi makanan
pendamping setelah pengumpulan data.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 20 berikut ini :

43
Gambar 20
Jumlah capaian ASI eksklusif dikota cilegon tahun 2010

1400
1200 1247
1000
800
600
400 434
200 252 133 125 65 173
0 8 57

gkil
on

ndan
a

Kota
er
ang
ol
erak

akart
G r og

Cibeb
Cileg
Citan
Jomb
Pulom

Ciwa
Purw

4. Kecamatan Bebas Rawan Gizi


Kota Cilegon berdasarkan laporan Sie. Perbaikan Gizi bidang Bina
Pelayanan Kesehatan untuk tahun 2010 dari 43 kecamatan yang ada
seluruhnya sudah termasuk kecamatan bebas rawan gizi.

44
BAB IV SITUASI UPAYA
KESEHATAN

BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN

Untuk dapat mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi –


tingginya perlu diselenggarakan berbagai upaya kesehatan.jika upaya kesehatan
tersebut tidak di selenggarakan dengan baik dan pelayanan kesehatan belum
terjangkau secara merata oleh masyarakat ,maka sulit diharapkan derjat
kesehatan masyarakat dapat meningkat.
Secara umum Upaya kesehatan terdiri atas dua unsur utama yaitu upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan. Upaya kesehatan
masyarakat adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau
masyarakat serta swasta,untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta
mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan di masyarakat.
Upaya kesehatan masyarakat mencakup upaya-upaya promosi kesehatan,
Pemeliharaan kesehatan, Pemberantasan penyakit menular, Pengendalian

45
BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN

Secara umum upaya kesehatan terdiri atas dua unsur utama, yaitu upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan. Upaya kesehatan
masyarakat adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau
masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta
mancegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan di masyarakat.
Upaya kesehatan masyarakat mencakup upaya – upaya promosi kesehatan,
pemeliharaan kesehatan, pemberantasan penyakit menular, pengendalian
penyakit tidak menular, Penyehatan lingkungan dan penyediaan sanitasi dasar,
perbaikan gizi masyarakat, kesehatan jiwa, pengamanan sediaan farmasi dan alat
kesehatan, pengamanan penggunaan zat aditif dalam makanan dan minuman,
pengamanan narkotika, psikotropika, zat adiktif dan bahan berbahaya, serta
penanggulangan bencana dan bantuan kemanusiaan.
Upaya kesehatan perorangan adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh
pemerintah dan masyarakat serta swasta,untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan serta mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan
kesehatan perorangan. Upaya kesehatan perorangan mencakup upaya – upaya
promosi kesehatan,pencegahan penyakit, pengobatan rawat jalan, pengobatan
rawat inap,pembatasan dan pemulihan kecacatan yang ditujukan kepada
perorangan.

4.1. Pelayanan Kesehatan Dasar


Upaya kesehatan dasar merupakan langkah penting dalam penyelenggaraan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dengan pelayanan kesehatan dasar
secara tepat dan cepat, diharapakan sebagian besar masalah kesehatan
masyarakat dapat diatasi. Berbagai pelayanan kesehatan dasar yang
dilaksanakan adalah sebagai berikut :

46
A.Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak

Seorang ibu mempunyai peranan yang sangat besar didalam pertumbuhan


bayi dan perkembangan anak. Gangguan kesehatan yang di alami seorang ibu
yang sedang hamil mempengaruhi kesehatan janin dalam kandungannya hingga
kelahiran dan masa pertumbuhan bayi dan anaknya.

Kebijakan tentang kesehatan ibu dan bayi baru lahir secara khusus
berhubungan dengan pelayanan antenatal, persalinan dan perawatan bayi baru
lahir yang diberikan disemua jenis fasilitas pelayanan kesehatan , dari posyandu
sampai rumah sakit pemerintah maupun fasilitas pelayanan kesehatan swasta.
Dalam rangka pelayanan kesehatan ibu dan anak dilakukan (1) pelayanan
ANC/pemeriksaan ibu hamil, (2) imunisasi, (3) pertolongan persalinan, (4)
penanggulangan penyakit-penyakit penyebab kematian, (5) deteksi dini dan
stimulasi tumbuh kembang anak, dan (6) usaha kesehatan sekolah.

a). Pelayanan kesehatan ibu hamil ( K1 & K4 )

Pelayanan antenatal merupakan kesehatan oleh tenaga kesehatan untuk


ibu selama masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan
antenatal yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan Kebidanan ( SPK ).
Sedangkan tenaga kesehatan yang berkompeten memberikan pelayanan
antenatal yang berkompeten memberikan pelayanan antenatal kepada ibu hamil
antara lain dokter spesialis, kebidanan, bidan dan perawat.
Pelayanan antenatal yang sesuai standar meliputi timbang berat badan,
pengukuran tinggi badan, tekanan darah, nilai status gizi ( ukur lingkar lengan atas
), tinggi fundus uteri, menentukan presentasi janin dengan denyut jantung janin
( DJJ ), skrining status imunisasi tetanus dan memberikan imunisasi tetanus
toksoid ( TT ) bila diperlukan, pemberian tablet zat besi, test laboratorium ( rutin
dan khusus ), tatalakksana kasus, serta temu wicara ( konseling ) , termasuk
perencanaan persalinan pencegahan komplikasi ( P4K ) , serta KB pasca
persalinan.
Cakupan pelayanan Antenatal Care (ANC) disebut lengkap apabila
dilakukan oleh tenaga kesehatan serta memenuhi standar tersebut. dapat

47
dipantau melalui pelayanan kunjungan baru ibu hamil (K1) untuk melihat akses
dan pelayanan kesehatan ibu hamil sesuai standar paling sedikit empat kali (K4)
dengan distribusi sekali pada triwulan pertama, sekali pada triwulan dua, dan dua
kali pada triwulan ketiga.

. Cakupan pelayanan kunjungan baru ibu hamil (K1) di Kota Cilegon pada
tahun 2010 berdasarkan rekapan PWS-KIA Dinas Kesehatan Kota Cilegon
sebesar 105.6%. Angka capaian ini belum merupakan K1 murni melainkan jumlah
kunjungan pertama ibu hamil (kontak pertama). Untuk meningkatkan cakupan K1,
perlu adanya sosialisasi terutama bagi ibu hamil untuk memeriksakan diri ke
Puskesmas.

Cakupan K4 berdasarkan rekapan PWS-KIA Dinas Kesehatan Kota


Cilegon pada tahun 2010 adalah 83.5 %. Berdasarkan data dari Seksi Pelayanan
Kesehatan Dasar Bidang Pelayanan Kesehatan K1 Murni, Akses K1 dan K4 dapat
dilihat pada gambar 25 berikut ini :

Gambar 21

Persentase K1 & K4 Murni Kota Cilegon Tahun 2010

120 118.9
106.3 105.7 101.6 104.5 103.9 105.7
100 95 98.1 99.8
87.5 83.7
80 80.7
76.3
68.9 71.1
60
K1
40
K4
20

0
a

a ng

ndan
ol
e rak

gkil
on
er
ak art
Gr o g

Cibe b

Cile g
J o mb

Cita n
Pulom

Ciwa
P urw

Selain mengupayakan Peningkatan cakupan K4,harus diupayakan pula


peningkatan kualitas K4 yang sesuai sesuai standar. Salah satu yang di gunakan
antenatal yang menjadi standar kualitas adalah pemberian zat besi (Fe) 90 Tablet
dan Imunisasi TT (Tetanus Toksoid ). Pemberian Tablet Besi pada ibu hamil di
Kota Cilegon pada tahun 2010 sebesar 101.8% untuk Fe1 dan 84.05% untuk Fe3.

48
Bila membandingkan antara cakupan Fe3 dengan K4 terdapat selisih sebesar
0.55%.

Gambar 22

Bumil mendapat 30 & 90 Tablet Fe

150

100

50

0
Pulo Grogo Purw Jomb Cibeb Cilego Citang Ciwan

Fe 1 106.4 106.3 102.5 97.45 104 103.2 94.54 104


Fe 2 70.49 85.28 85.06 72.89 93.49 95.1 90.87 80.93

Perkiraan jumlah ibu hamil yang risiko tinggi di suatu wilayah adalah
sebesar 20%, semakin besar cakupan berarti semua ibu hamil yang berisiko
dapat diketahui sehingga dapat diambil langkah-langkah antisipasi kemungkinan
terjadinya kematian. Tetapi apabila cakupan kurang dari 20% berarti ada ibu hamil
yang berisiko tinggi dalam kehamilannya tidak terdeteksi dan kemungkinan
menjadi penyebab kematian ibu maternal.

Dalam pelayanan ANC ibu hamil akan diberikan imunisasi TT sebagai


upaya perlindungan ibu dan bayinya dari kemungkinan terjadinya Tetanus pada
waktu persalinan. Oleh karena itu pemberian imunisasi TT merupakan suatu
keharusan pada setiap ibu hamil.

Pemberian Imunisasi TT pada Ibu Hamil di Kota Cilegon pada tahun 2010
sebesar 29.2% untuk TT1 dan 29.3% untuk TT2. cakupan TT1 sama dengan
cakupan TT2, hanya ada 0.1. untuk lebih jelasnya untuk cakupan persentase TT
dapat dilihat pada gambar 23 berikut ini :

49
Gambar 23
Cakupan pemberian imunisasi TT Tahun 2010

TT 1
15%

TT2+ TT 2
42% 15%

TT3
TT4 10%
TT5
11% 7%

Sumber : Sie. Pelayanan Kesehatan Dasar Bidang Bina Pelayanan Kesehatan

b). Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan dengan Kompetensi


Kebidanan

Periode persalinan merupakan salah satu periode yang berkontribusi besar


terhadap kematian ibu di Indonesia. Kematian saat bersalin dari 1 minggu
pertama diperkirakan 60 % dari seluruh kematian ibu . Sedangkan dalam target
MDG’S, salah satu upaya yang harus dilakukan untuk meningkatkan kesehatan
ibu adalah menurunkan angka kematian ibu menjadi 102 per 100.000 kelahiran
hidup pada tahun 2015 dari 425 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 1992
( SKRT ) , serta meningkatkan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
menjadi 90 % pada tahun 2015 dari 40.7 % pada tahun 1992 ( BPS ). Pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan adalah pelayanan persalinan yang aman yang
dilakukan oleh tenaga kesehatan dengan kompetensi kebidanan.
Tenaga yang dapat memberikan pertolongan persalinan dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu tenaga profesional (dokter spesialis kebidanan, dokter umum,
dan bidan) dan dukun bayi (dukun bayi terlatih dan tidak terlatih). Dari data Seksi
Pelayanan Kesehatan Dasar Bidang Bina Pelayanan Kesehatan didapat dari total
7785 ibu melahirkan pada tahun 2010 ini hanya ada 87.8% atau 6833 orang yang
dicatat ditolong oleh tenaga kesehatan.

50
Gambar 24 di bawah ini memperlihatkan cakupan persalinan yang ditolong
oleh tenaga kesehatan dengan kompetensi kebidanan.

Gambar 24

Linakes Kota Cilegon Tahun 2008 – 2010

100

50

0
Pul Gro Pur Jom Cib Cile Cita Ciw Kot
om gol wak ban ebe gon ngki and a

2008 63.6 85.6 71.5 86.2 75.9 92.7 80.5 56.8 76.4
2009 65.1 90.9 98 84 92.2 87.8 94.4 65.6 84.4
2010 82.6 90.4 82.9 94.5 78 96.3 86.9 89.2 87.8
`

c). Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas

Pelayanan Nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar pada ibu


mulai 6 jam sampai 42 hari pasca persalinan oleh tenaga kesehatan. Untuk
deteksi dini komplikasi pada ibu nifas diperlukan pemantauan pemeriksaan
terhadap ibu nifas dengan melakukan kunjungan nifas minimal sebanyak 3 kali
dengan distribusi waktu 1)kunjungan nifas pertama ( KF1 ) pada 6 jam setelah
persalinan sampai 3 hari; 2)kunjungan nifas ke-2 ( KF2 ) dilakukan minggu ke-2
setelah persalinan; dan 3)Kunjungan nifas ke-3 ( KF3 ) dilakukan setelah minggu
ke-6 setelah persalinan. Diupayakan kunjungan nifas ini dilakukan pada saat
dilaksanakannya kegiatan di posyandu dan dilakukan bersamaan pada kunjungan
bayi.

Pelayanan kesehatan pada ibu nifas yang diberikan meliputi : 1)


pemeriksaan tekanan darah, nadi, respirasi dan suhu; 2) pemeriksaan lokhia dan
pengeluaran pervaginam lainnya ;3) pemeriksaan payudara dan anjuran ASI
eksklusif 6 bulan ; 4) pemberian kapsul vitamin A 200.000 IU sebanyak dua kali
( 2x24 jam ) ; dan 5) pelayanan KB pasca persalinan.

51
Gambar berikut ini menyajikan persentase ibu nifas yang mendapat
pelayanan kesehatan pada tahun 2010 sebesar 83.1%.

Gambar 25

Pelayanan Kesehatan pada Ibu Nifas Tahun 2010

100
93.2
90
82.5 79.4 81.4 87.3 91.1 83.1
80 76.3
70 73.5
60
50
40
30
20
10
0

gki l
a

nda n
ol

on

Kot a
ang
erak

er
a kart
Grog

Cibe b

Cile g
Cit an
Jom b
Pulom

Ciwa
P ur w

d). Penanganan komplikasi obstetric dan neonatal

Dalam memberikan pelayanan khususnya oleh tenaga bidan di desa dan


puskesmas , ibu hamil yang memiliki resiko tinggi ( resti ) dan memerlukan
pelayanan kesehatan , karena terbatasnya kemampuan dalam memberikan
pelayanan , maka kasus tersebut perlu dilakukan upaya rujukan ke unit pelayanan
kesehatan yang memadai

Resti / komplikasi adalah keadaan penyimpamgan dari normal, yang


secara langsung menyebabkan kesakitan dan kematian ibu maupun bayi.
Resti/komplikasi kebidanan meliputi Hb < 8gr%, tekanan darah tinggi
( Sistole > 140 mmHg, diastole > 90 mmHg), oedema nyata, eklampsia,
perdarahan pervaginam, ketuban pecah dini, letak lintang pada usia kehamilan >
32 minggu, letak sungsang pada primigravida, infeksi berat/sepsis , dan
persalinan premature.

52
Gambar 26 memperlihatkan cakupan komplikasi kebidanan menurut
kecamatan pada tahun 2010. Kota Cilegon sudah mencapai cakupan kebidanan
80 % kecuali kecamatan purwakarta, kecamatan citangkil dan kecamatan Cilegon.

Gambar 26

Cakupan komplikasi kebidanan menurut kecamatan


140. 6
160

130

110. 5
140
120

92. 4
87. 7

80. 2
100

65. 7
80
60
25. 3

18. 8
40
20
0

ta
ta

n
ng
k

ol

n
i
be
a

gk
go

da
og

Ko
ar
er

ba

be

n
le

an
ak
Gr
om

ta
m

Ci
Ci

w
rw

Ci
Jo
l

Ci
Pu

Pu

e). Kunjungan Neonatal

Bayi sampai umur kurang satu bulan ( 28 hari ) merupakan golongan umur
yang memiliki resiko gangguan kesehatan yang paling tinggi. Upaya kesehatan
yang dilakukan untuk mengurangi resiko tersebut antara lain dengan melakukan
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan pada
Neonatus ( 0-28 hari ) minimal tiga kali, yaitu pada 6 jam – 48 jam setelah lahir;
pada hari ke 3-7 hari, dan hari ke 8- 28 hari.

Dalam melaksanakan pelayanan neonatal , petugas kesehatan disamping


melakukan pemeriksaan kesehatan bayi juga melakukan konseling perawatan
bayi dan ibu . Pelayanan tersebut meliputi kesehatan neonatal dasar ( tindakan
resusitasi, pencegahan hipotermia, pemberian ASI dini dan eksklusif, pencegahan
infeksi berupa perawatan mata,tali pusat, kulit dan pemberian imunisasi );
pemberian vitamin K ; Manajemen Terpadu Balita Muda ( MTBM ) ; dan
penyuluhan perawatan neonatus dirumah menggunakan buku KIA.

53
Pencapaian target pelayanan kesehatan bayi berdasarkan laporan rutin
tahun 2010 yaitu cakupan kunjungan neonatal pertama ( KN 1) sudah
mencapai target yang diharapkan sebesar 98 % dan kunjungan neonatal 3 kali (
KN lengkap ) sebesar 95.5 %. Gambar 27 memperlihatkan cakupan kunjungan
neonatal pertama ( KN1 ) dan kunjungan neonatal lengkap ( KN 4 )
menurut kecamatan di kota cilegon tahun 2010

Gambar 27

Cakupan KN1 DAN KN Lengkap Tahun 2010

KOT
Pulo Pur Jom Ciw A
Gro Cibe Cile Cita
mer wak ban and CILE
gol ber gon ngkil
ak arta g an GO
N
KN1 91.3 98.4 100. 97.9 100 100. 96.2 100. 98
KN lengkap 93.1 95 100. 93.8 98.3 87.8 96.2 100. 95.5
TARGET 90 90 90 90 90 90 90 90 90

f). Pelayanan kesehatan pada bayi

Cakupan kunjungan bayi adalah cakupan kunjungan bayi umur 29 hari – 11


bulan disarana pelayanan kesehatan (polindes, pustu, puskesmas, rumah bersalin
dan rumah sakit) maupun di rumah, posyandu, tempat penitipan anak, panti
asuhan dan sebagainya melalui kunjungan petugas kesehatan. Setiap bayi
memperoleh pelayanan kesehatan minimal 4 kali dalam setahun, yaitu satu kali
pada umur 29 hari-3 bulan, 1 kali pada umur 3-6 bulan, 1 kali pada umur 6-9
bulan, dan 1 kali pada umur 9-11 bulan. Pelayanan kesehatan yang diberikan
meliputi pemberian imunisasi dasar (BCG, DPT/HB1-3, Polio 1-4, dan Campak),
stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang (SDIDTK)

54
bayi, dan penyuluhan perawatan kesehatan bayi. Indikator ini mengukur
kemampuan manajemen program KIA dalam melindungi bayi sehingga
kesehatannya terjamin melalui penyediaan pelayanan kesehatan.
Pada tahun 2010 cakupan pelayanan kesehatan bayi sebesar 95%, sementara
target SPM Kesehatan yang harus dicapai pada tahun 2010 sebesar 90%. Jadi
pelayanan kesehatan bayi dikota cilegon sudah mencapai target . Cakupan
pelayanan kesehatan pada bayi pada tahun 2010 dapat dilihat pada gambar 28
berikut ini :
Gambar 28

Cakupan pelayanan kesehatan bayi tahun 2010

200
150
100 194.3
50 91.8 99.6 100 83.7 90 86.5 95
72.6
0
er

n
l

k il

Kota
ang

dan
a
erak

Grogo

Cilego
akart

Cibeb

g
Citan
Jomb

Ciwan
Pulom

Purw

g). Pelayanan kesehatan pada Balita

Pada tahun 2010 cakupan pelayanan kesehatan anak balita (1 - 4 tahun)


sebesar 43.8%, sementara target yang harus dicapai 70%. Cakupan pelayanan
kesehatan anak balita dapat dilihat pada gambar 29 berikut ini :

55
Gambar 29

Pelayanan Kesehatan Balita tahun 2010

120
100
80
60
100 96
40 70.8 73.7
20 35.5 41.5 43.8
13.2 17.9
0

gkil
ol

Kota
on
ang
erak

er
karta

ndan
Grog

Cibeb

Cileg

Citan
Jomb
Pulm

Ciwa
a
Purw

h). Pelayanan Kesehatan Pada Siswa SD dan setingkat

Berbagai data menunjukkan bahwa masalah kesehatan anak usia sekolah


semakin kompleks. Pada anak usia sekolah dasar biasanya berkaitan dengan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) seperti menggosok gigi dengan baik dan
benar, mencuci tangan menggunakan sabun. Beberapa masalah kesehatan yang
sering dialami anak usia sekolah adalah karies gigi, kecacingan, kelainan
refraksi/ketajaman penglihatan dan masalah gizi. Gambar 30 memperlihatkan
persentase murid SD kelas satu yang mendapat pelyanan kesehatan di kota
cilegon sebesar 37.6 %.

Gambar 30
Persentase murid SD Kelas 1 SD Setingkat mendapat yankes

60.5 Pulomerak
100
Grogol
100
Purwakarta
Jombang
Cibeber
100 Cilegon
14.2 75.9 Citangkil
94.6 Ciwandan
8.2

56
B.Pelayanan Keluarga Berencana ( KB )

Menurut hasil penelitian, usia subur seorang wanita biasanya antara 15 -


49 tahun. Oleh karena itu untuk mengatur jumlah kelahiran atau menjarangkan
kelahiran,wanita/pasangan ini lebih diprioritaskan untuk menggunakan alat/cara
KB. Tingkat pencapaian pelayanan keluarga berencana dapat dilihat dari cakupan
peserta KB yang menggunakan alat kontrasepsi, tempat pelayanan KB, dan
jeniskontrasepsi yang digunakan akseptor. Proporsi wanita umur 15-49 tahun
berstatus menikah (pasangan usia subur/PUS) yang aktif menggunakan/memakai
alat KB dapat dilihat pada gambar 30 berikut ini :

Gambar 30
Proporsi peserta KB Aktif menurut jenis kontrasepsi

120
100
80
60
40
20
0
Pulo Grog Purw Jomb Cibe Cileg Citan Ciwa
mera ol akart ang ber on gkil ndan
Non MKJP 81.9 96.3 81.7 89.1 90.7 77.9 89.6 83.7
MKJP 18 3.7 18.4 10.8 9.3 17.2 10.4 16.3

Berdasarkan metode kontrasepsi yang paling banyak digunakan menurut


kecamatan adalah alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR/IUD) sebesar 5.9 % ,
paling banyak digunakan di kecamatan cilegon dengan persentase 11 % .
sementara untuk persentase terendah pemakaian IUD adalah 2.3% di kecamatan
grogol.
Sedangkan Proporsi peserta KB baru tahun 2010 dapat dilihat pada
gambar 31 berikut ini :

57
Gambar 31
Proporsi peserta KB baru ( MKJP ) tahun 2010

10
8.3
9 8
7 8.3
8
76
7
4
6
5 2 1.1
0.4
4 0
IUD MOP MOW Implan
3
2
1.1
1 0.4
0
IUD MOP MOW Implan
Gambar 34

Gambar 32
Proporsi peserta KB baru ( Non MKJP ) tahun 2010

13.8

Suntik
Pil

46.7 Kondom
22.8

Dari keseluruhan peserta KB baru selama tahun 2010, penggunaan


kontrasepsi yang tertinggi adalah suntik. Kontrasepsi ini memang cukup menjadi
primadona masyarakat karena selain praktis juga cepat dalam mendapatkan
pelayanan, sedangkan kontrasepsi untuk pria yaitu MOP dan Kondom adalah
kontrasepsi yang paling sedikit digunakan. Hal ini disebabkan kebanyakan pria
(bapak) masih beranggapan bahwa urusan KB adalah urusan ibu-ibu. Untuk jenis
kontrasepsi obat vaginal pencapaiannya memang tidak signifikan, karena
kontrasepsi ini tidak masuk dalam kontrasepsi program Keluarga Berencana.

58
C.Pelayanan Imunisasi

Bayi dan anak-anak memiliki risiko yang lebih tinggi terserang penyakit
menular yang dapat mematikan, seperti: Difteri, Tetanus, Hepatitis B, Typhus,
radang selaput otak, radang paru-paru, dan masih banyak penyakit lainnya. Untuk
itu salah satu pencegahan yang terbaik dan sangat vital agar kelompok berisiko ini
terlindungi adalah melalui imunisasi.Pada saat pertama kali kuman (antigen)
masuk ke dalam tubuh, maka sebagai reaksinya tubuh akan membuat zat anti
yang disebut dengan antibodi. Pada umumnya, reaksi pertama tubuh untuk
membentuk antibodi tidak terlalu kuat, karena tubuh belum mempunyai
"pengalaman." Tetapi pada reaksi yang ke-2, ke-3 dan seterusnya, tubuh sudah
mempunyai memori untuk mengenali antigen tersebut sehingga pembentukan
antibodi terjadi dalam waktu yang lebih cepat dan dalam jumlah yang lebih
banyak. Itulah sebabnya, pada beberapa jenis penyakit yang dianggap
berbahaya, dilakukan tindakan imunisasi atau vaksinasi. Hal ini dimaksudkan
sebagai tindakan pencegahan agar tubuh tidak terjangkit penyakit tersebut, atau
seandainya terkena pun, tidak akan menimbulkan akibat yang fatal. Imunisasi ada
dua macam, yaitu imunisasi aktif dan pasif. Imunisasi aktif adalah pemberian
kuman atau kuman yang sudah dilemahkan atau dimatikan dengan tujuan untuk
merangsang tubuh memproduksi antibodi sendiri. Contohnya adalah imunisasi
Polio atau Campak. Sedangkan imunisasi pasif adalah penyuntikan sejumlah
antibodi, sehingga kadar antibodi dalam tubuh meningkat. Contohnya adalah
penyuntikan ATS (Anti Tetanus Serum) pada orang yang mengalami luka
kecelakaan. Contoh lain adalah yang terdapat pada bayi yang baru lahir dimana
bayi tersebut menerima berbagai jenis antibodi dari ibunya melalui darah plasenta
selama masa kandungan, misalnya antibodi terhadap Tetanus dan Campak.

1. Imunisasi Dasar pada Bayi


Program imunisasi dasar lengkap (LIL/Lima Imunisasi dasar Lengkap)
pada bayi meliputi: 1 dosis BCG, 3 dosis DPT, 4 dosis Polio, 4 dosis Hepatitis B,
dan 1 dosis Campak. Di antara penyakit pada balita yang dapat dicegah dengan
imunisasi, campak adalah penyebab utama kematian pada balita. Oleh karena itu

59
pencegahan campak merupakan factor penting dalam mengurangi angka
kematian balita. Dari beberapa tujuan yang disepakati dalam pertemuan dunia
mengenai anak, salah satunya adalah mempertahankan cakupan imunisasi
campak sebesar 90%. Target tersebut sejalan dengan target Renstra Kemenkes
RI yang menetapkan target cakupan imunisasi campak 90% pada tahun 2014. Di
seluruh negaraASEAN dan SEARO, imunisasi Campak diberikan pada bayi umur
9-11 bulan dan merupakan imunisasi terakhir yang diberikan kepada bayi di
antara imunisasi wajib lainnya. Pada tahun 2010, di kota cilegon telah mencapai
cakupan imunisasi campak sebesar 102.04 %. Dengan demikian Kota cilegon
telah mampu mencapai target imunisasi campak yang telah ditetapkan oleh WHO
dan target Renstra Kementerian Kesehatan RI tahun 2014. Cakupan imunisasi
campak dapat dilihat pada gambar 33 berikut ini :

Gambar 33
Cakupan imunisasi campak tahun 2010

120 112
104.8 102.4
100.8 98.4 103.1 101.4 101.2
100 91.5

80
60
40
20
0
ol

on
a ng

er

gkil

kota
erak

ndan
a
akart
Grog

Cibeb
Cileg
Citan
Jomb
Pulom

Ciwa
Purw

Pencapaian Universal Child Immunization (UCI) pada dasarnya merupakan


proksi terhadap cakupan atas imunisasi dasar secara lengkap pada bayi (0 -11
bulan). Desa UCI merupakan gambaran desa/kelurahan dengan ≥ 80% jumlah
bayi yang ada di desa tersebut sudah mendapatkan imunisasi dasar lengkap

60
dalam waktu satu tahun. Target UCI tahun 2010 adalah 98%. Sedangkan standar
pelayanan minimal menetapkan target 100% desa/kelurahan UCI pada tahun
2010 untuk setiap kabupaten/kota. persentase desa/kelurahan UCI di kota
cilegon tahun 2010 sudah mencapai 100 %.
Idealnya, seorang anak mendapatkan seluruh imunisasi dasar sesuai
umurnya, sehingga kekebalan tubuh terhadap penyakit-penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi dapat optimal. Namun kenyataannya, sebagian anak
tidak mendapatkan imunisasi dasar secara lengkap. Anak-anak inilah yang
disebut dengan drop out imunisasi. Imunisasi DPT1- Hb adalah jenis imunisasi
yang pertama kali diberikan pada bayi. Sebaliknya, imunisasi campak adalah
imunisasi dasar yang terakhir diberikan pada bayi. Diasumsikan bayi yang
mendapat imunisasi campak telah mendapatkan imunisasi dasar lengkap. Untuk
itu maka angka drop out imunisasi bayi dapat diketahui dengan perhitungan yang
didasarkan atas persentase penurunan cakupan imunisasi campak terhadap
cakupan imunisasi DPT1-Hb. Selama enam tahun terakhir, angka drop out
nasional paling rendah terjadi pada tahun 2005 yaitu 1,4%. Angka drop out di
Kota cilegon tahun 2010 sebesar 6,3 %, kecamatan dengan angka drop out
terendah adalah kecamatan purwakarta dan yang tertinggi adalah kecamatan
cibeber. Hal tersebut dapat dilihat pada Gambar 34. Rincian tentang angka drop
out menurut kecamatan.
Gambar 34
DO rate pada bayi tahun 2010

20 19.9

15
10.9
10
6.7 6.3
5
2.5 2.2
0.8 0.5 1.3
0
a
a ng

nda n

Kota
erak

gk il
ol

er
on
aka rt
Grog

Cibeb

Cileg
Citan
Jomb
Pulom

Ciwa
Purw

61
2.Imunisasi pada ibu hamil

Tetanus disebabkan oleh toksin yang diproduksi oleh bakteri yang disebut
Clostridium tetani. Tetanus juga bisa menyerang pada bayi baru lahir (Tetanus
Neonatorum) pada saat persalinan dan perawatan tali pusat. Tetanus merupakan
salah satu penyebab kematian bayi di Indonesia.
Akan tetapi masih banyak calon ibu di masyarakat terutama yang tinggal di
daerah terpencil berada dalam kondisi yang bisa disebut masih "jauh" dari kondisi
steril saat persalinan. Hal inilah yang bisa menimbulkan risiko ibu maupun bayinya
terkena tetanus. Maternal and Neonatal Tetanus Elimination (MNTE) merupakan
program eliminasi tetanus pada neonatal dan wanita usia subur termasuk ibu
hamil. Strategi yang dilakukan untuk mengeliminasi tetanus neonatorum dan
maternal adalah 1) pertolongan persalinan yang aman dan bersih; 2) cakupan
imunisasi rutin TT yang tinggi dan merata; dan 3) penyelenggaraan surveilans.
Beberapa permasalahan imunisasi Tetanus Toksoid (TT) pada wanita usia subur
yaitu pelaksanaan skrining yang belum optimal, pencatatan yang dimulai dari
kohort WUS (baik
kohort ibu maupun WUS tidak hamil) belum seragam, dan cakupan imunisasi TT2
hampir sama dengan cakupan K4. Dari Gambar 35 terlihat keadaan cakupan
imunisasi TT pada ibu hamil tahun 2010
.
GAMBAR 35
CAKUPAN TT pada ibu hamil tahun 2010

29.2
TT1
83.9 29.3 TT2
TT3
TT4
TT5
19.5 TT2+
21.3 13.8

62
C.Pelayanan kesehatan rujukan

Beberapa kegiatan pokok upaya kesehatan perorangan adalah


peningkatan pelayanan kesehatan rujukan, pelayanan kesehatan bagi penduduk
miskin di kelas III di rumah sakit , cakupan pelayanan gawat darurat, dan lain –
lain.

1.Indikator pelayana kesehatan di rumah sakit

Penilaian tingkat keberhasilan pelayanan di rumah sakit biasanya dilihat


dari berbagai segi yaitu tingkat pemanfaatan sarana , mutu dan tingkat efisiensi
pelayanan . Beberapa indicator standar terkait dengan pelayanan kesehatan di
rumah sakit yang dipantau antara lain pemanfaatan tempat tidur ( Bed Occupancy
Rate / BOR ), rata – rata lama hari perawatan ( Length of Stay / LOS ), rata – rata
tempat tidur dipakai ( Bed Turn Over / BTO ) , rata – rata selang waktu pemakain
tempat tidur ( Turn of Interval / TOI ), persentase pasien keluar yang meninggal
( Gross Death Rate / GDR ) dan persentase pasien keluar pasien keluar yang
meninggal ≥ 48 jam perawatan ( Net Death Rate/ NDR ).

Berdasarkan pelaporan dari rumah sakit , tingkat pemanfaatan tempat tidur


( BOR ) di rumah sakit umum daerah kota cilegon cenderung meningkat setiap
tahunnya, BOR RSUD kota cilegon tahun 2010 sebeasar 78 %, dan angka
tersebut sudah mencapai angka ideal yang diharapkan ( 60 % - 85 % ).

BTO adalah pemakaian tempat tidur pada satu periode ( biasanya satu
tahun ) berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu tertentu.
Idealnya dalam satu tempat tidur dipakai rata – rata 40 – 50 kali. Sedangkan LOS
adalah rata – rata lama rawat ( hari ) seorang pasien. Indikator ini disamping
memberikan tingkat efisiensi, juga dapat menggambarkan mutu pelayanan,
apabila diterapkan pada diagnosis tertentu dapat dapat dijadikan hal yang perlu
pengamatan lebih lanjut. Secara umum nilai LOS yang ideal adalah 6-9 hari. Nilai
LOS di RSUD Kota Cilegon tahu 2010 adalah 5.1 hari dan angka ini belum
mencapai angka ideal.

63
Indikator pelayanan rumah sakit yang lain adalah TOI. TOI adalah rata –
rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati dari telah digunakan sampai saat
digunakan sampai saat digunakan kembali ( rata – rata lama tempat tidur kosong
antar pasien satu dengan pasien berikutnya ). Idealnya tempat tidur kosong tidak
terisi pada kisaran 1-3 hari. TOI RSUD Kota Cilegon Tahun 2010 mencapai 1.4
hari , angka tersebut sudah mencapai ideal.

GDR adalah angka kematian umum untuk setiap 1000 penderita keluar dari
rumah sakit . Pada GDR, tidak melihat berapa lama pasien berada dirumah sakit
dari masuk sampai meninggal. Nilai ideal GDR adalah < 45 per 1000 pasien
keluar. P ada tahun 2010 angka GDR mencapai 3.2 kematian per 1000 pasien
keluar.

NDR adalah angka kematian pasien setelah dirawat ≥ 48 jam per 1000
pasien keluar . Indikator ini memeberikan gambaran mutu pelayanan di rumah
sakit. Asumsinya jika pasien meninggal setelah mendapatkan perawatan 48 jam
berarti ada faktor pelayanan rumah sakit yang terlibat dengan kondisi
meninggalnya pasien. Namun jika pasien meninggal kurang dari 48 jam masa
perawatan , di anggap faktor keterlambatan pasien datang ke rumah sakit yang
menjadi penyebab utama pasien meninggal. Nilai NDR yang ideal adalah < 25 per
1000 pasien keluar. NDR RSUD Kota Cilegon tahun 2010 mencapai 1.8 per 1000
pasien keluar.

Tabel 14 berikut ini menggambarkan capaian indicator RSUD & RSKM


Kota Cilegon tahun 2010.

INDIKATOR
Rumah Sakit
BOR LOS TOI GDR NDR
RSUD 78 5.1 1.4 3.2 1.8
RSKM 59 4.4 2.4 9.9 4.5
Sumber:RSUD&RSKM Kota Cilegon

64
2.Pelayanan Jaminan Kesehatan Masyarakat

Tujuan penyelenggaraan jaminan kesehatan masyarakat ( Jamkesmas )


yaitu untuk meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan terhadap seluruh
masyarakat miskin dan hamper miskin agar tercapai derajat kesehatan yang
optimal secara efektif dan efisien. Melalui Jaminan Pemeliharaan kesehatan
Masyarakat diharapkan dapat menurunkan angka kematian ibu, menurunkan
angka kematian bayi dan balita serta menurunkan angka kelahiran disamping
dapat terlayaninya kasus – kasus kesehatan bagi masyarakat miskin umumnya.
Program ini telah berjalan lima tahun , dan telah memberikan banyak manfaat
bagi peningkatan akses pelayanan kesehatan masyarakat miskin dan hamper
miskin dipuskesmas dan jaringannya serta pelayanan di rumah sakit.

Sejak tahun 2008 sampai dengan tahun ini jumlah sasaran Jamkesmas
dikota cilegon sebanyak 91.867 jiwa. Gambar berikut ini menyajikan cakupan
pelayanan rawat jalan masyarakat miskin tahun 2010.

Gambar 36

Cakupan kunjungan rawat jalan masyarakat miskin tahun 2010

100000

80000
60000

40000

20000
0 Pulo Purw
Grog Jomb Cibeb Cileg Citan Ciwa
mera akart Kota
ol ang er on gkil ndan
k a
MASKIN 11938 8985 6669 14761 8102 9103 16412 15897 91867
RAWAT JALAN 15521 9987 11446 10852 3435 17545 19991 9570 98347

65
Pemberi Pelayanan Kesehatan ( PPK ) jamkesmas terdiri dari pelayanan
kesehatan dasar dan pelayanan kesehatan tingkat lanjut. Pemberi Pelayanan
Kesehatan dasar jamkesmas adalah seluruh puskesmas dan jaringannya ( Pustu,
Polindes/Poskesdes, Pusling ) yang berjumlah 8 Puskesmas terdiri dari 5
puskesmas non perawatan dan 3 puskesmas perawatan. Sedangkan pemberi
pelayanan kesehatan jamkesmas tingkat lanjut hanya ada 1 unit yaitu di Rumah
Sakit Umum Daeah Kota Cilegon dengan jumlah kunjungan rawat jalan sebesar
8443 orang dan kunjungan rawat inap sebanyak 4763 orang.

3.Pencegahan dan pemberantasan penyakit

A.Pencegahan penyakit polio

Pada tahun 1988, siding ke-41 WHA ( Word Health Assembly ) telah
menetapkan program eradikasi polio secara global ( global polio eradication
intiative ) yang ditujukan untuk mengeradikasi penyakit polio pada tahun 2000 .
Kesepakatan ini diperkuat oleh siding Word Summit For Children pada tahun
1989, di mana Indonesia turut menandatangani kesepakatan tersebut. Eradikasi
dalam hal ini bukan sekedar mencegah terjadinya penyakit polio , melainkan
mempunyai arti yang lebih luas lagi , yaitu menghentikan terjadinya transmisi
virus polio liar di seluruh dunia.

Pengertian Eradikasi polio adalah apabila tidak ditemukan virus polio liar
indigenous selama 3 tahun berturut – turut disuatu region yang dibuktikan dengan
surveilans AFP yang sesuai standar sertifikasi . Dasar pemikiran eradikasi polio
adalah :

1. Manusia satu – satunya reservoir dan tidak ada longterm carrier pada
manusia
2. Sifat virus polio yang tidak tahan lama hidup di lingkungan
3. Tersedianya vaksin yang mempunyai efektifitas > 90 % dan mudah dalam
pemberian
4. Layak dilaksanakan secara operasional.

66
Di kota cilegon pada tahun 2010 tidak ditemukan kasus AFP yang
disebabkan virus polio liar. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit
polio telah dilakukan melalui gerakan imunisasi polio . Upaya ini juga ditindak
lanjuti dengan kegiatan surveilans epidemiologi secara aktif terhadap kasus –
kasus Acute Flaccid Paralysis ( AFP ) Kelompok umur < 15 tahun dalam kurun
waktu tertentu , untuk mencari kemungkinan adanya virus polio liar yang
berkembang dimasyarakat dengan pemeriksaan specimen tinja dari kasus
AFP yang dijumpai. Berdasarkan kegiatan surveilans di kota cilegon, kasus
AFP pada penduduk < 15 tahun tahun 2010 diperoleh gambaran seper
gambar 36 berikut ini

Gambar 36

Kasus AFP di Kota Cilegon tahun 2010

3.5 3
3
2.5
2
1.5 1 1 1
1
0.5 0 0 0 0 0
0
a

an

ta
ol

l
k

on
er

gki
art

n
e ra

og

Ko
eb

d
ba

eg

an

an
ak
Gr
lom

Ci b
J om

Ci l

Ci t
rw

Ci w
Pu

Pu

B.Pengendalian TB Paru

Tujuan utama pengendalian TB paru adalah : 1) menurunkan insidens TB


paru pada tahun 2015 ; 2) menurunkan prevalensi TB Paru dan angka kematian
akibat TB paru menjadi setengahnya pada tahun 2015 di bandingkan tahun 1990 ;
3) sedikitnya 70 % kasus TB paru BTA + terdeteksi dan di obati melalui program
DOTS ( Directly Observed Treatment Shortcource Chemotherapy ) atau
pengobatan TB – Paru dengan pengawasan langsung oleh Pengawas Menelan
Obat ( PMO ) ; dan 4 ) sedikitnya 85 % tercapai SUCCES RATE

67
DOTS adalah strategi penyembuhan TB paru jangka pendek dengan
pengawasan secara langsung . Dengan menggunakan stratego DOTS , maka
proses penyembuhan TB Paru dapat berlangsung secara cepat. DOTS
menekankan pentingnya pengawasan terhadap penderita TB Paru agar menelan
obatnya secara teratur sesuai ketentuan sampai dinyatakan sembuh. Strategi
DOTS memberikan angka kesembuhan yang tinggi , dapat mencapai angka 95 %
. Strategi DOTS direkomendasikan oleh WHO secara global untuk menanggulangi
TB Paru.

Upaya pemerintah dalam menanggulangi TB Paru dalam menanggulangi


TB Paru setiap tahunnya semakin menunjukkan kemajuan . Hal ini dapat terlihat
dari meningkatnya jumlah penderita yang ditemukan dan disembuhkan setiap
tahun.

Gambar 37 memperlihatkan persentase TB Paru BTA + dan angka success


rate pada tahun 2010

400

200

0
Pulo Purw
Grog Jomb Cibeb Cileg Citan Ciwa
mera akart Kota
ol ang er on gkil ndan
k a
BTA + diobati 61 24 20 51 28 48 41 33 306
Kesembuhan 64 21 14 44 19 48 38 32 280
Pegobatan lengkap(%) 0 0 30 1.96 17.86 0 0 0 3.9
Succes Rate 104.9 87.5 100 88.24 85.71 100 92.68 96.97 95.42

C.Pengendalian penyakit ISPA

Program Pemberantasan Penyakit ISPA membagi penyakit ISPA dalam 2


golongan yaitu pneumonia dan yang bukan pneumonia . Pneumonia dibagi atas

68
dasar derajat beratnya penyakit yaitu Pneumonia berat dan Pneumonia tidak
berat. Penyakit batuk pilek seperti rhinitis, faringitis, tonsillitis dan penyakit jalan
nafas bagian atas lainnya digolongkan sebagai bukan pneumonia. Etiologi dari
sebagian besar penyakit jalan nafas bagian atas ini ialah virus dan tidak
dibutuhkan terapi antibiotik. Faringitis oleh kuman Streptococcus jarang ditemukan
pada balita. Bila ditemukan harus diobati dengan demikian angka penemuan
kasus pneumonia juga menggambarkan penatalaksanaan kasus ISPA.

Angka penemuan penderita pneumonia pada balita yang ditangani di kota


cilegon hingga saat ini belum mencapai target, seperti pada gambar 38 berikut ini:

Gambar 38

Persentase Pneumonia balita dikota cilegon yang ditangani

30 27.3
25
20
15.2
15
10 5.4 5.6 6.2
4.2
5 0.4 0.3
0
0
ang
erak

Kota
a
ol

gkil
er

ndan
akart

o
Grog

Cibeb

Cileg

Citan
Jomb
Pulom

Ciwa
Purw

Cakupan penemuan dan penanganan penderita pneumonia masih rendah,


hambatan yang ditemui dalam meningkatkan cakupan pneumnonia balita di
puskesmas yaitu :

1. Tenaga terlatih tidak melaksanakan MTBS /Tatalaksana Standar ISPA


dipuskesmas
2. Pembiayaan ( Logistik dan operasional ) terbatas
3. Pembinaan ( bimbingan tekhnis, monitoring dan evaluasi ) secara
berjenjang masih sangat kurang.
69
4. ISPA merupakan pandemic yang dilupakan / tidak prioritas sedangkan
masalah ISPA marupakan maslah yang multisektoral.
5. Gejala Pneumonia sukar dikenali oleh orang awam maupun tenaga
kesehatan yang tidak telatih.

D.Penanggulangan Penyakit HIV / AIDS dan PMS

Upaya pelayanan kesehatan dalam rangka penanggulangan penyakit HIV/


AIDS disamping ditujukan pada penanganan penderita yang ditemukan juga
diarahkan pada upayapencegahan melalui penemuan penderita secara dini yang
dilanjutkan dengan kegiatan konseling.

Upaya penemuan penderita dilakukan melalui skrining HIV/AIDS terhadap


donor darah , pemantauan pada kelompok beresiko penderita Penyakit Menular
Seksual ( PMS ) seperti Wanita Penjaja Seks ( WPS ) , penyalah guna obat
dengan suntikan ( IDUs) , penghuni Lapas ( Lembaga Pemasyarakatan ) atau
sekali dilakukan penelitian pada kelompok beresiko rendah seperti ibu rumah
tangga dan sebagainya. Hasil pelaksanaan surveilans HIV/AIDS menurut
kecamatan terlihat pada tabel 15 berikut ini :

Tabel 15

Cakupan penemuan penderita HIV/AIDS dikota Cilegon

JUMLAH KASUS BARU


JUMLAH
INFEKSI
KEMATIAN
MENULAR
NO KECAMATAN HIV AIDS AKIBAT
SEKSUAL
AIDS
LAINNYA
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 PULOMERAK 3 6 9 0 0 0 29 1 30 0 1 1

2 GROGOL 1 1 2 2 0 2 6 4 10 0 0 0

3 PURWAKARTA 2 1 3 0 0 0 3 0 3 0 0 0

4 JOMBANG 2 0 2 1 0 1 8 1 9 1 0 1

5 CIBEBER 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

6 CILEGON 0 0 0 0 0 0 2 2 4 0 0 0

70
7 CITANGKIL 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

8 CIWANDAN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 8 8 16 3 0 3 48 8 56 1 1 2

E.Pengendalian Penyakit Demam Berdarah Dengue ( DBD )

Penyakit Demam Berdarah Dengue ( DBD ) merupakan salah satu penyakit


yang perjalanan penyakitnya cepat dan dapat menyebabkan kematian dalam
waktu singkat . Penyakit ini merupakan penyakit menular yang sering
menimbulkan kejadian luar biasa ( KLB ) di Indonesia.

Upaya pemberantasan demam berdarah terdiri dari 3 hal yaitu : 1)


Peningkatan kegiatan surveilans penyakit dan surveilans vector; 2) diagnosis dini
dan pengobatan dini ; dan 3) peningkatan upaya peningkatan pemberantasan
vector penular penyakit DBD . Upaya pemberantasan vector ini yaitu dengan
pemberantasan sarang nyamuk ( PSN ) dan pemberantasan jentik berkala .
Keberhasilan kegiatan PSN antara lain dapat di ukur dengan Angka Bebas Jentik
( ABJ ) . Apabila ABJ lebih atau sama dengan 95 % diharapkan penularan DBD
dapat dicegah atau dikurangi.

Metode yang tepat guna untuk mencegah DBD adalah Pemberantasan


Sarang Nyamuk ( PSN ) melalui 3M plus ( Menguras, Menutup dan Mengubur )
plus menabur larvasida , penyebaran ikan pada tempat penampungan air serta
kegiatan – kegiatan lainnya yang dapat mencegah / memberantas nyamuk Aedes
berkembang biak.

Angka Bebas Jentik sebagai tolak ukur upaya pemberantasan vektor


melalui PSN-3M menunjukkan tingkat partisipasi masyarakat dalam mencegah
DBD . Oleh karena itu pendekatan pemberantasan DBD yang berwawasan
kepedulian masyarakat merupakan salah satu alternative pendekatan baru.

Surveilans vektor dilakukan melalui kegiatan pemantauan jentik oleh


petugas kesehatan maupun juru / kader pemantau jentik ( Jumantik / Kamantik ) .

71
Pengembangan system surveilans vector secara berkala perlu terus dilakukan
terutama dalam kaitannya perubahan iklim dan pola penyebaran kasus. Gambar
39 berikut ini

Gambar 39

Persentase rumah / bangunan bebas jentik nyamuk aedes menurut kecamatan


dikota cilegon tahun 2010

1000

800

600

400

200

0 Pulom Purwa Jomba Cibebe Cilego Citang Ciwan


Grogol Kota
erak karta ng r n kil dan
% 88.38 92.04 94.61 88.17 65.86 92.78 90.52 92.22 87.69
Jumlah 48.338 69.582 71.525 777.57 62.13 78.254 118.59 118.59 67.055

F.Pengendalian penyakit malaria

Di Indonesia meningkatnya jumlah penderita malaria dan terjadinya


kejadian luar biasa malaria sangat berkaitan erat dengan beberapa hal sebagai
berikut : 1) Adanya perubahan lingkungan yang berakibat meluasnya tempat
perindukan nyamuk penular malaria; 2) Mobilitas penduduk yang cukup tinggi ; 3)
Perubahan iklim yang menyebabkan musim hujan lebih panjang dari musim
kemarau; 4) Krisis ekonomi yang berkepanjangan memberikan dampak pada
daerah – daerah tertentu dengan adanya masyarakat yang mengalami gizi buruk
sehingga lebih rentan untuk terserang malaria; 5) Tidak efektifnya pengobatan
karena terjadinya Plasmodium falciparum resisten klorokuin dan meluasnya derah

72
resisten, serta 6) Menurunnya perhatian dan kepedulian masyarakat terhadap
upaya penanggulangan malaria secara terpadu.

Pengendalian malaria digalakkan melalui gerakan masyarakat yang dikenal


dengan Gerakan Berantas Kembali Malaria atau “ Gebrak Malaria “ telah
dicetuskan pada tahun 2000 . Gerakan ini merupakan embrio pengendalian
malaria yang berbasis kemitraan dengan berbagai sektor dengan slogan “ Ayo
Berantas Malaria “

g.Pengendalian Penyakit Kusta

Untuk menilai kinerja petugas dalam penemuan kasus penyakit kusta ,


digunakan angka proporsi cacat tingkat II ( cacat akibat kerusakan syaraf dan
cacat terlihat ) . Tingginya proporsi cacat tingkat II menunjukkan keterlambatan
dalam penemuan kasus atau dengan kata lain kinerja petugas yang rendah dalam
menemukan kasus serta pengetahuan masyarakat yang rendah.

Penderita cacat tingkat II pada tahun 2010 sebanyak 18.52 % seperti yang
terlihat pada gambar 40 berikut ini :

Gambar 40

Persentase kusta cacat tingkat 2 di kota cilegon tahun 2010

100 100

50 50
30
18.52 East
00 0 0 0 0
Pulomerak Grogol Purwakarta Jombang Cibeber Cilegon Citangkil Ciwandan Kota

h.Pengendalian Penyakit Filariasis

Kegiatan tatalaksana kasus klinis filariasis harus dilakukan pada semua


penderita . Tatalaksana ini bertujuan untuk mencegah atau mengurangi kecacatan

73
dan agar penderita mandiri merawat diri . Setiap penderita mempunyai status
rekam medis di puskesmas dan mempunyai kunjungan dari petugas kesehatan
minimal 6 kali setahun. BAB V SITUASI SUMBER DAYA
KESEHATAN

74
BAB V SUMBER DAYA KESEHATAN

Sumber daya kesehatan merupakan salah satu faktor pendukung dalam


penyediaan pelayanan kesehatan yang berkualitas, yang diharapkan dapat
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Pada bab ini, Sumber daya
kesehatan dibahas dengan menyajikan gambaran keadaan sarana kesehatan,
tenaga kesehatan dan pembiayaan kesehatan.

5.1.SARANA KESEHATAN

Sarana kesehatan yang disajikan dalam bab ini meliputi : puskesmas,


rumah sakit, sarana Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat ( UKBM ),
serta instansi pendidikan tenaga kesehatan.

1.Puskesmas

Pusat Kesehatan Masyarakat atau yang biasa disebut Puskesmas


merupakan salah satu unit pelaksana tekhnis Dinas Kabupaten / Kota.
Puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan tingkat pertama dan terdepan
dalam sistem pelayanan kesehatan, harus melakukan upaya kesehatan wajib
( basic six ) dan beberapa upaya kesehatan pilihan yang disesuaikan dengan
kondisi , kebutuhan, tuntutan, kemampuan dan inovasi serta kebijakan pemerintah
daerah setempat. Puskesmas memiliki fungsi sebagai : 1) pusat pembangunan
berwawasan kesehatan; 2) pusat pemberdayaan masyarakat; 3 ) pusat pelayanan
kesehatan masyarakat primer; dan 4) pusat pelayanan kesehatan perorangan
primer.

Jumlah puskesmas di Kota Cilegon sebanyak 8 unit, dengan rincian jumlah


puskesmas perawatan sebanyak 3 unit dan puskesmas non perawatan 5 unit.
Salah satu indikator yang digunakan untuk mengetahui keterjangkauan penduduk
terhadap puskesmas adalah rasio puskesmas

per 100.000 penduduk. Untuk meningkatkan jangkauan pelayanan puskesmas


terhadap masyarakat di wilayah kerjanya , puskesmas didukung oleh sarana

75
pelayanan kesehatan berupa puskesmas pembantu ( pustu ) . Jumlah pustu tahun
2010 sebanyak 9 unit.

2.Rumah Sakit

Ruang lingkup pembangunan kesehatan selain upaya promotif dan


preventif, di dalamnya juga terdapat pembangunan kesehatan bersifat kuratif dan
rehabilitative. Rumah Sakit juga berfungsi sebagai pelayanan kesehatan rujukan.

Pada tahun 2010 jumlah rumah sakit di Kota Cilegon sebanyak 5 unit,
yang terdiri atas rumah sakit umum berjumlah 1 unit dan rumah sakit khusus
( RSK ) sebanyak 3 unit, dan rumah sakit yang dikelola oleh swasta sebanyak 1
unit.

3.Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat

Upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang dilakukan dengan


menerapkan berbagai pendekatan , termasuk di dalamnya dengan melibatkan
potensi masyarakat. Langkah tersebut tercermin dalam pengembangan sarana
Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat ( UKBM ) . UKBM di antaranya
terdiri dari Pos Pelayanan Terpadu ( Posyandu ), Pos Kesehatan Desa
( Poskedes ) di Desa Siaga, Tanaman Obat Keluarga ( Toga ), dan Pos Obat
Desa

Salah satu jenis UKBM yang telah sejak lama dikembangkan dan
mengakar dimasyarakat adalah posyandu. Dalam menjalankan fungsinya,
posyandu diharapkan dapat melaksanakan 5 program prioritas yaitu kesehatan
ibu dan anak, Keluarga Berencana, perbaiakan gizi, imunisasi dan
penanggulangan diare. Dalam rangka menilai kinerja dan perkembangannya ,
posyandu diklasifikasikan menjadi 4 strata, yaitu posyandu pratama, Posyandu
Madya, Posyandu Purnama dan Posyandu mandiri. Pada tahun 2010 terdapat
345 posyandu , dengan demikian maka rasio posyandu terhadap jumlah balita
0.97 per 100 balita. Informasi jumlah posyandu menurut kecamatan di Kota
Cilegon tahun 2010 dapat dilihat pada gambar 41 berikut ini :

76
Gambar 41

Jumlah Posyandu menurut kecamatan di Kota Cilegon tahun 2010

200

100

0
Pulo Gro Pur Jom Cibe Cile Cita Ciw
Kota
mer gol wak ban ber gon ngki and

Pratama 0 0 0 1 0 7 0 2 10
Madya 25 35 0 27 42 19 40 7 195
Purnama 26 0 36 10 2 5 14 28 121
Mandiri 5 0 1 5 0 6 2 0 19

Poskesdes merupakan upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat yang


dibentuk di desa dalam rangka mendekatkan penyediaan pelayanan kesehatan
dasar bagi masyarakat desa, dengan kata lain salah satu wujud upaya untuk
mempermudah akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan . Kegiatan
utama poskesdes yaitu pengamatan dan kewaspadaan dini ( Surveilans perilaku
beresiko, lingkungan dan maslah kesehatan lainnya), penanganan
kegawatdaruratan kesehatan dan kesiapsiagaan terhadap bencana serta
pelayanan kesehatan . Pelayanan yang diberikan poskesdes juga mencakup
tempat pertolongan persalinan dan pelayanan KIA . Poskesdes merupakan salah
satu indikator sebuah desa disebut desa siaga. Rasio poskesdes/desa siaga
terhadap desa di kota cilegon pada tahun 2010 sebesar 0.41. Berikut ini
menyajikan jumlah poskesdes menurut kecamatan di Kota Cilegon tahun 2010.

77
Gambar 42

Jumlah Poskesdes menurut kecamatan di kota cilegon tahun 2010

18 18
16
14
12
10
8
6
4 3 3 3 3
2 1 1 2 2
0

Kota
karta
ol

ang

on

gkil
erak

er

ndan
Grog

Cibeb

Ci l e g
Citan
Jomb
Pulom

Ciwa
a
Purw

5.2.TENAGA KESEHATAN

Data Sumber Daya Masyarakat Kesehatan ( SDM Kesehatan ) yang


terkumpul dari 8 Puskesmas belum sepenuhnya menggambarkan SDM
Kesehatan secara lengkap, di karenakan :

1. Belum semua puskesmas mendapatkan data SDM Kesehatan dari semua


desa / kelurahan yang ada diwilayahnya
2. Dinas Kesehatan Kota Cilegon belum memiliki data SDM Kesehatan
secara lengkap, terutama data dari rumah sakit khusus dan klinik
kesehatan swasta yang ada di Kota Cilegon
3. Belum ada sitem yang handal yang mengatur manajemen pengumpulan
data SDM di Dinas Kesehatan Kota Cilegon.

A.Tenaga kesehatan di Puskesmas

Puskesmas yang merupakan ujung tombak dalam pelayanan kesehatan


masyarakat, kinerjanya sangat dipengaruhi ketersediaan sumber daya manusia
yang dimiliki , terutama ketersediaan tenaga kesehatan. Pada Tahun 2010 jumlah
tenaga kesehatan sebanyak 363 orang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel 16 berikut ini :

78
Tabel 16

Keadaan pegawai dinkes kota cilegon tahun 2010

No Profesi Jumlah
1 Dokter umum 29
2 Dokter Gigi 22
3 SKM 22
4 Apoteker 5
5 Bidan 102
6 Perawat 123
7 Perawat gigi 13
8 Sanitarian 11
9 Nutrisionist 16
10 Assisten Apoteker 9
11 Analis 9
12 Rekam medis 2
Total 363

B.Tenaga Kesehatan di Rumah Sakit Pemerintah Kota Cilegon

Rumah Sakit yang merupakan merupakan unit pelayanan kesehatan


rujukan yang dikelola oleh pemerintah Kota Cilegon hanya ada 1 unit yaitu Rumah
Sakit Umum Daerah Kota Cilegon. Kinerjanya juga sangat dipengaruhi oleh
ketersediaan sumber daya manusia yang dimiliki. Jumlah tenaga kesehatan pada
tahun 2010 dapat dilihat pada tabel 17 berikut ini:

Tabel 17

Jumlah Tenaga Kesehatan RSUD Kota Cilegon Tahun 2010

No Profesi Jumlah
1 Dokter Spesialis 17
2 Dokter Umum 32
3 Dokter Gigi 3
4 Bidan 26
5 Perawat 190
6 Apoteker 8
7 Ass. Apoteker 15
8 Sanitarian 11
9 Nutrisionist 4
10 SKM 4
11 Analis 17
12 Penata Rontgen 8
13 Anasthesi 2
79
14 Fisiotherapis 4
Total 341

5.2.PEMBIAYAAN KESEHATAN

Salah satu komponen sumber daya yang diperlukan dalam menjalankan


pembangunan kesehatan adalah pembiayaan kesehatan . Pembiayaan kesehatan
bersumber dari pemerintah dan pembiayaan kesehatan bersumber dari
masyarakat. Berikut ini uraian anggaran kesehatan yang dialokasikan untuk Dinas
Kesehatan Kota Cilegon pada tahun 2010.

TABEL 18

Anggaran Kesehatan Kota Cilegon Tahun 2010

ALOKASI
ANGGARAN
NO SUMBER BIAYA KESEHATAN
Rupiah %
1 2 3 4
ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER:
1 APBD KAB/KOTA 80.325.112.360
2 APBD PROVINSI
3 APBN :
- Dana Dekonsentrasi 872,539,767
- Dana Alokasi Khusus (DAK) -
- JAMKESMAS 1,102,404,000
- BOK 144,000,000
PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI
4 -
(PHLN)
TOTAL ANGGARAN KESEHATAN 80,325,112,360 100.0
TOTAL APBD KAB/KOTA 716,545,288,238
% APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA 11,21
ANGGARAN KESEHATAN PERKAPITA 23.16

80
BAB VI
PENUTUP

81
BAB VI PENUTUP

6.1.KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan
Data dan informasi merupakan sumber daya yang strategis bagi pimpinan dan
organisasi dalam pelaksanaan manajemen, sehingga penyediaan data dan
informasi yang berkualitas sangat diperlukan sebagai masukan dalam
pengambilan keputusan.

Kami sadari, sistem informasi kesehatan yang ada pada saat ini masih belum
dapat memenuhi kebutuhan data dan informasi kesehatan secara optimal,
sehingga kualitas data dan informasi yang disajikan dalam Profil Kesehatan
Indonesia Tahun 2010 belum sesuai dengan harapan.

Untuk perbaikan ke depan terhadap substansi penyajian dari Profil Kesehatan


Kota Cilegon Tahun 2010 ini dibutuhkan adanya komitmen bersama, keseriusan
dan dukungan dari segala pihak khususnya unit-unit di lingkungan yang ada di
wilayah Kota Cilegon penyajian Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Cilegon
ini baik substansi penyajian menjadi lebih baik dan lebih cepat dari tahun-tahun
sebelumnya, sehingga tujuan agar Profil Kesehatan dapat menjadi salah satu
sumber data dan informasi dapat tercapai.

Betapapun, Profil Kesehatan Kota Cilegon ini belum mendapat apresiasi yang
memadai karena belum dapat menyajikan data dan informasi yang sesuai dengan
harapan, namun paket sajian ini merupakan satu-satunya publikasi data dan
informasi di jajaran kesehatan yang relatif paling lengkap sehingga kehadirannya
selalu ditunggu.

82
B.SARAN
1. Dari hasil-hasil tersebut di atas, dapat dilihat bahwa masih ada
pelaksanaan program yang belum mencapai hasil yang optimal. Hal
tersebut menunjukkan masih perlunya perhatian dan penanganan yang
lebih serius karena pembangunan kesehatan tetap merupakan kebutuhan
masyarakat yang perlu ditingkatkan secara terus menerus sesuai dengan
perkembangan pembangunan nasional.
2. Penyusunan buku Profil kesehatan Kota Cilegon tahun 2010 telah
diupayakan untuk lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya, baik dari segi
kualitas data maupum analisisnya. Namun disadari pula dalam
penyusunan buku Profil kesehatan ini masih ditemui banyak hambatan
terutama dikarenakan pada tahun 2010 Profil kesehatan disusun dengan
menggunakan format data yang responsive gender, berbeda dengan
tahun-tahun sebelumnya sehingga banyak tabel-tabel yang belum terisi
dengan pemilahan gender. Oleh karena itu untuk penyusunan Profil
Kesehatan di tahun-tahun mendatang diharapkan format tidak selalu
berubah tetapi tetap mengakomodir kebutuhan data dan informasi guna
evaluasi dan perencanaan tahunan kegiatan pembangunan kesehatan.
3. Perlu peningkatan kemampuan/ketrampilan pengelola data dan
pemegang program dalam mencermati data guna peningkatan validitas
data dan tidak selalu terulang adanya data-data yang tidak akurat atau
“aneh”.
4. Perlu dilaksanakan kegiatan rapid survey untuk mendukung validitas
serta keakuratan data Profil kesehatan.
5. Perlu dibuat suatu software data base untuk keperluan penyusunan profil
kesehatan

Semoga Buku Profil Kesehatan Tahun 2010 ini dapat bermanfaat. Kritik
dan saran sangat kami harapkan demi perbaikan Buku Profil Kesehatan
pada tahun-tahun mendatang.

83
LAMPIRAN

84
TABEL 1

LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA,


DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN
KABUPATEN/KOTA CILEGON
TAHUN 2010

LUAS JUMLAH JUMLAH JUMLAH RATA-RATA KEPADATAN


NO KECAMATAN WILAYAH PENDUDUK RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK
2 DESA KELURAHAN DESA+KEL. 2
(km ) TANGGA TANGGA /km
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 PULOMERAK 19,86 0 4 4 42.899 10.629 4,04 2160

2 GROGOL 23,38 0 4 4 38.538 9.605 4,01 1648

3 PURWAKARTA 15,29 0 6 6 38.238 9.746 3,92 2501

4 JOMBANG 11,55 0 5 5 60.347 14.792 4,08 5225

5 CIBEBER 21,49 0 6 6 46.608 10.918 5,00 2169

6 CILEGON 9,15 0 5 5 39.465 9.609 4,11 4313

7 CITANGKIL 22,98 0 7 7 64.948 15.354 4,23 2826

8 CIWANDAN 51,81 0 6 6 42.397 9.087 4,67 818

JUMLAH (KAB/KOTA) 175,51 0 43 43 373.440 89.740 4,16 2.128

Sumber : BPS Kota Cilegon


TABEL 2

JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN, KELOMPOK UMUR,


RASIO BEBAN TANGGUNGAN, RASIO JENIS KELAMIN, DAN KECAMATAN
KABUPATEN/KOTA CILEGON
TAHUN 2010

RASIO
RASIO
JUMLAH BEBAN
NO KECAMATAN JENIS
PENDUDUK LAKI-LAKI PEREMPUAN TANG
KELAMIN
0-4 5-14 15-44 45-64 >=65 JML 0-4 5-14 15-44 45-64 >=65 JML GUNGAN
1 2 3 5 6 7 8 9 10 12 13 14 15 16 17 18 19
1 PULOMERAK 42.899 1.549 4.638 6.597 4.090 484 17.358 2.324 5.459 8.397 4.135 727 21.042 65,38 104

2 GROGOL 38.538 1.807 3.227 8.511 3.525 443 17.513 1.678 3.631 8.861 3.857 488 18.515 45,54 105

3 PURWAKARTA 38.238 2.216 3.805 5.990 1.802 995 14.808 2.219 3.810 10.200 2.697 1.499 20.425 70,30 107

4 JOMBANG 60.347 3.023 6.212 13.811 4.375 558 27.979 2.881 6.295 15.239 4.361 569 29.345 51,71 105

5 CIBEBER 46.608 2.830 4.694 11.266 1.747 386 20.923 2.380 2.703 10.796 1.984 377 18.240 51,84 102

6 CILEGON 39.465 2.593 4.690 8.882 2.307 412 18.884 3.013 4.641 8.916 2.265 415 19.250 70,47 104

7 CITANGKIL 64.948 3.006 5.659 15.243 6.175 1.060 31.143 3.270 5.332 15.400 6.475 1.273 31.750 45,27 105

8 CIWANDAN 42.397 447 3.470 6.530 6.870 3.358 20.675 442 2.218 6.437 6.670 3.634 19.401 51,19 107

JUMLAH (KOTA) 373.440 17.471 36.395 76.830 30.891 7.696 169.283 18.207 34.089 84.246 32.444 8.982 177.968 54,74 105

Sumber: Dinas Kependudukan

;[

1 CIWANDAN 39668 0,10865 0,1684 0,50016 0,18472 0,0163 1 0,0923 0,143 0,57723 0,15518 0,0139 1
2 CITANGKIL 57111 0,08969 0,1391 0,63221 0,10764 0,0135 1 0,1132 0,1753 0,53614 0,13579 0,017 1
3 PULOMERAK 42766 0,09996 0,1551 0,56493 0,14704 0,013 1 0,1 0,1054 0,6047 0,11994 0,05 1
4 PURWAKARTA 37190 0,11075 0,1717 0,54581 0,13293 0,0166 1 0,0911 0,1412 0,56719 0,15489 0,0274 1
5 GROGOL 33501 0,11267 0,1748 0,48141 0,19171 0,0169 1 0,0898 0,1391 0,58717 0,15254 0,0135 1
6 CILEGON 37680 0,11097 0,1719 0,48949 0,18853 0,0169 1 0,0909 0,1409 0,58206 0,15459 0,0134 1
7 JOMBANG 55093 0,0938 0,1454 0,56848 0,15946 0,0141 1 0,1071 0,1661 0,50719 0,18218 0,016 1
8 CIBEBER 40590 0,09282 0,144 0,57269 0,15789 0,014 1 0,1085 0,1679 0,50153 0,18428 0,0162 1
TABEL 3

JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR


KABUPATEN/KOTA CILEGON
TAHUN 2009

JUMLAH PENDUDUK
NO KELOMPOK UMUR (TAHUN)
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+PEREMPUAN
1 2 3 4 5

1 0-4 19.434 17.970 37.404


2 5-9 18.857 17.596 36.453
3 10 - 14 18.558 17.819 36.377
4 15 - 19 17.749 17.513 35.262
5 20 - 24 18.502 18.180 36.682
6 25 - 29 18.911 18.656 37.567
7 30 - 34 17.303 17.121 34.424
8 35 - 39 16.127 15.213 31.340
9 40 - 44 14.080 13.032 27.112
10 45 - 49 11.075 9.802 20.877
11 50 - 54 8.284 7.080 15.364
12 55 - 59 5.523 4.236 9.759
13 60 - 64 3.064 3.085 6.149
14 65 - 69 1.930 2.141 4.071
15 70 - 74 1.023 1.480 2.503
16 75+ 809 1.287 2.096

JUMLAH (KAB/KOTA)
191.229 182.211 373.440

Sumber: Badan Pusat Statistik


TABEL 4

PERSENTASE PENDUDUK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN BERUSIA 10 TAHUN KE ATAS DIRINCI MENURUT
TINGKAT PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN DAN KECAMATAN
KABUPATEN/KOTA CILEGON
TAHUN 2010

LAKI-LAKI PEREMPUAN

TIDAK/ TIDAK/ TIDAK/ TIDAK/


NO KECAMATAN AK/ AK/
BELUM BELUM SLTP/ UNIVERS BELUM BELUM SLTP/ UNIVERS
PERNAH
SD/MI SLTA/ MA DIPLO JUMLAH PERNAH SD/MI SLTA/ MA DIPLO JUMLAH
TAMAT MTs ITAS TAMAT MTs ITAS
SEKOLAH MA SEKOLAH MA
SD SD
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 PULOMERAK 238 706 3.634 3.023 4.021 1.344 1.366 14.332 540 2.647 4.135 4.265 4.849 1.766 964 19.166

2 GROGOL 872 800 864 1.445 2.040 312 243 6.576 950 525 712 1.135 1.812 586 189 5.909

3 PURWAKARTA 1.070 1.120 1.880 1.940 2.040 250 280 8.580 1.070 1.070 1.900 1.920 2.060 280 270 8.570

4 JOMBANG 4.379 3.789 4.980 4.792 8.071 934 1.034 27.979 4.492 3.887 5.125 5.117 8.626 999 1.099 29.345

5 CIBEBER 180 100 3.133 4.378 5.756 1.366 768 15.681 141 140 3.400 4.123 5.200 1.938 443 15.385

6 CILEGON 4.379 3.789 4.980 4.792 8.071 934 1.034 27.979 4.492 3.887 5.125 5.117 8.626 999 1.099 29.345

7 CITANGKIL 5.924 4.677 3.929 6.762 10.656 1.952 70 33.970 5.577 4.842 3.567 5.359 10.119 1.937 57 31.458

8 CIWANDAN 0 9.001 221 200 10.900 82 111 20.515 0 9.389 180 201 9.038 69 124 19.001

JUMLAH (KOTA) 17.042 23.982 23.621 27.332 51.555 7.174 4.906 155.612 17.262 26.387 24.144 27.237 50.330 8.574 4.245 158.179

Sumber: Badan Pusat Statistik Kota


TABEL 5
PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF
KABUPATEN/KOTA CILEGON
TAHUN 2010

JUMLAH PENDUDUK USIA 10 KE ATAS


NO KECAMATAN LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN
MELEK MELEK
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH MELEK HURUF %
HURUF HURUF
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 PULOMERAK 13.399 3.636 27,14 20.099 5.454 27,14 33.498 9.090 27,14

2 GROGOL 14.598 13.422 91,94 17.066 12.598 73,82 31.664 26.020 82,18

3 PURWAKARTA 11.573 10.617 91,74 16.302 14.156 86,84 27.875 24.773 88,87

4 JOMBANG 27.979 24.671 88,18 29.345 23.488 80,04 57.324 48.159 84,01

5 CIBEBER 15.681 15.401 98,21 15.385 15.109 98,21 31.066 30.510 98,21

6 CILEGON 219 219 100,00 556 556 100,00 775 775 100,00

7 CITANGKIL 31.754 28.187 88,77 30.376 24.089 79,30 62.130 52.276 84,14

8 CIWANDAN 18.867 18.867 100,00 17.618 17.618 100,00 36.485 36.485 100,00

JUMLAH (KAB/KOTA) 120.671 111.384 92,30 126.648 107.614 84,97 247.319 218.998 88,55

Sumber: Dinas Pendidikan Kota Cilegon


TABEL 6

JUMLAH KELAHIRAN DAN KEMATIAN BAYI DAN BALITA MENURUT KECAMATAN


KABUPATEN/KOTA CILEGON
TAHUN 2010

JUMLAH
LAHIR JUMLAH BAYI JUMLAH JUMLAH
NO KECAMATAN PUSKESMAS % LAHIR MATI
LAHIR HIDUP LAHIR MATI HIDUP+ MATI BALITA BALITA MATI
LAHIR MATI
1 2 3 4 5 6 7 8 10
1 PULOMERAK PULOMERAK 887 11 898 12,40 11 4459 13

2 GROGOL GROGOL 753 6 759 7,97 1 4536 2

3 PURWAKARTA PURWAKARTA 736 2 738 2,72 3 7342 3

4 JOMBANG JOMBANG 1.139 7 1.146 6,15 3 5723 1

5 CIBEBER CIBEBER 867 7 874 8,07 5 5210 5

6 CILEGON CILEGON 797 2 799 2,51 12 4801 5

7 CITANGKIL CITANGKIL 1314 1 1.315 0,76 1 7537 3

8 CIWANDAN CIWANDAN 920 9 929 9,78 7 4400 7

JUMLAH (KAB/KOTA) 7413 45 7.458 6,96 43 44.008 39


ANGKA KEMATIAN (DILAPORKAN)

Sumber: Sie Keskhus & Rujukan


Bidang Bina Yankes
Keterangan : Angka Kematian (dilaporkan) tersebut di atas belum bisa menggambarkan AKB/AKABA yang sebenarnya di populasi
TABEL 7
JUMLAH KEMATIAN IBU MATERNAL MENURUT KECAMATAN
KABUPATEN/KOTA CILEGON
TAHUN 2010

JUMLAH KEMATIAN IBU MATERNAL


JUMLAH LAHIR
NO KECAMATAN PUSKESMAS KEMATIAN KEMATIAN KEMATIAN JUMLAH
HIDUP
IBU HAMIL IBU BERSALIN IBU NIFAS
1 2 3 4 5 6 7 8
1 PULOMERAK PULOMERAK 887 1 - - 1

2 GROGOL GROGOL 753 - - 1 1

3 PURWAKARTA PURWAKARTA 736 1 - - 1

4 JOMBANG JOMBANG 1.139 1 - 2 3

5 CIBEBER CIBEBER 867 - - - -

6 CILEGON CILEGON 797 - - 1 1

7 CITANGKIL CITANGKIL 1314 - - - -

8 CIWANDAN CIWANDAN 920 - 1 1 2

JUMLAH (KAB/KOTA) 7413 3 1 5 9


ANGKA KEMATIAN IBU MATERNAL (DILAPORKAN) 121

Sumber: Sie YanKesDas Bidang Bina Yankes


Keterangan:
- Jumlah kematian ibu maternal = jumlah kematian ibu hamil + jumlah kematian ibu bersalin + jumlah kematian ibu nifas
- Angka Kematian Ibu Maternal (dilaporkan) tersebut di atas belum bisa menggambarkan AKI yang sebenarnya di populasi
TABEL 8
JUMLAH KEJADIAN KECELAKAAN LALU LINTAS
DAN RASIO KORBAN LUKA DAN MENINGGAL TERHADAP JUMLAH PENDUDUK
DIRINCI MENURUT KECAMATAN
TAHUN 2010

JUMLAH JUMLAH KORBAN % KORBAN RASIO KORBAN


NO KECAMATAN KEJADIAN % THD TOTAL PER KEJADIAN
KECELAKAAN MATI LUKA BERAT LUKA RINGAN JML MATI LUKA BERAT LUKA RINGAN JML KECELAKAAN
KORBAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 CILEGON

2 CIBEBER

3 JOMBANG

4 PURWAKARTA

5 GEROGOL

6 PULOMERAK

7 CITANGKIL

8 CIWANDAN

JUMLAH (KAB/KOTA) - - -
RASIO PER 100.000 PENDUDUK

Sumber: Sie Pemberantasan dan Pengendalian Penyakit


TABEL 9

AFP RATE, % TB PARU SEMBUH, DAN PNEUMONIA BALITA DITANGANI


KABUPATEN/KOTA CILEGON
TAHUN 2010

TB PARU
PNEUMONIA
AFP < CAKUPAN TAHUN INI CAKUPAN TAHUN LALU
NO KECAMATAN PUSKESMAS
15 TH BTA (+) % JML JML PEND BALITA % BALITA
KLINIS BTA (+) SEMBUH
DIOBATI SEMBUH PENDERITA BALITA DITANGANI DITANGANI
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 PULOMERAK PULOMERAK 0 35 70 41 36 87,80 446 446 24 5,38

2 GROGOL GROGOL 0 5 27 32 30 93,80 454 454 69 15,20

3 PURWAKARTA PURWAKARTA 1 15 29 23 16 69,60 734 734 3 0,41

4 JOMBANG JOMBANG 0 5 35 34 34 100,00 572 572 24 4,20

5 CIBEBER CIBEBER 1 36 19 50 43 86,00 566 566 5 0,88

6 CILEGON CILEGON 0 19 58 21 13 61,90 480 480 27 5,63

7 CITANGKIL CITANGKIL 0 19 62 26 25 96,20 754 754 2 0,27

8 CIWANDAN CIWANDAN 1 35 65 52 48 92,30 440 440 120 27,27

JUMLAH (KAB/KOTA) 3 169 365 279 245 85,95 4.446 4.446 274 6,2
ANGKA KESAKITAN

Sumber: Sie Pemberantasan dan Pengendalian Penyakit Bidang P2PL


Keterangan:
Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien RS
TABEL 10

HIV/AIDS, INFEKSI MENULAR SEKSUAL, DBD DAN DIARE PADA BALITA DITANGANI
KABUPATEN/KOTA CILEGON
TAHUN 2010

HIV/AIDS IMS DBD DIARE


JML DIARE
NO KECAMATAN PUSKESMAS JML
DITANGANI
% JML
DITANGANI
% JML
DITANGANI
% JML DIARE PADA %
KASUS DITANGANI KASUS DITANGANI KASUS DITANGANI KASUS PADA BALITA DITANGANI
BALITA DITANGANI

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 15 16
1 PULOMERAK PULOMERAK 9/0 9/0 100 30 30 100 114 114 100 1624 1624 3043 187,38

2 GROGOL GROGOL 2/2 2/2 100 10 10 100 101 101 100 1524 1524 1381 90,62

3 PURWAKARTA PURWAKARTA 3/0 3/0 100 3 3 100 154 154 100 1490 1490 1540 103,36

4 JOMBANG JOMBANG 2/1 2/1 100 9 9 100 182 182 100 2305 2305 1063 46,12

5 CIBEBER CIBEBER 0/0 0/0 100 0 0 100 106 106 100 1754 1754 585 33,35

6 CILEGON CILEGON 0/0 0/0 100 4 4 100 162 162 100 1613 1613 938 58,15

7 CITANGKIL CITANGKIL 0/0 0/0 100 0 0 100 109 109 100 2660 2660 1565 58,83

8 CIWANDAN CIWANDAN 0/0 0/0 100 0 0 100 46 46 100 1696 1696 372 21,93

JUMLAH (KAB/KOTA) 16/3 16/3 100 56 56 100 974 974 100 14667 14667 10487 71,5
ANGKA KESAKITAN

Sumber: Sie Pemberantasan dan Pengendalian Penyakit Bidang P2PL


Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien RS
TABEL 11

PERSENTASE PENDERITA MALARIA DIOBATI


KABUPATEN/KOTA CILEGON
TAHUN 2010

MALARIA
NO KECAMATAN PUSKESMAS
KLINIS POSITIF % POSTIF DIOBATI % DIOBATI
1 2 3 4 5 6 7 8

NI HI L

JUMLAH (KAB/KOTA) - - -
ANGKA KESAKITAN (API/AMI) PER 1000 PDDK

Sumber: Sie Pemberantas dan Pengendalian Penyakit Bidang P2PL

Ket : API untuk wilayah Jawa dan Bali (Malaria positif per 1000 penduduk)
AMI untuk wilayah luar Jawa dan Bali (Malaria klinis per 1000 penduduk)
TABEL 12

PERSENTASE PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT


KABUPATEN/KOTA CILEGON
TAHUN 2010

KUSTA
NO KECAMATAN PUSKESMAS
PEND PB RFT PB % RFT PB PEND MB RFT MB % RFT MB
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 PULOMERAK PULOMERAK 6 3 50 4 1 25,00

2 GROGOL GROGOL - - 4 2 50,00

3 PURWAKARTA PURWAKARTA - - 11 5 45,45

4 JOMBANG JOMBANG 1 1 100 6 2 33,33

5 CIBEBER CIBEBER - - - 6 5 83,33

6 CILEGON CILEGON - - - 1 1 100,00

7 CITANGKIL CITANGKIL 2 2 100 2 1 50,00

8 CIWANDAN CIWANDAN - - - 15 11 73,33

JUMLAH (KAB/KOTA) 9 6 83 49 28 57,14

Sumber: Sie Pemberantas dan Pengendalian Penyakit Bidang P2PL


TABEL 13

KASUS PENYAKIT FILARIASIS DITANGANI


KABUPATEN/KOTA CILEGON
TAHUN 2010

PENDERITA PENY. FILARIASIS


NO KECAMATAN PUSKESMAS
JUMLAH DITANGANI % DITANGANI
1 2 3 4 5 6

NI HI L

JUMLAH (KAB/KOTA) - -

Sumber: Sie Pemantauan Dan Pencegahan Penyakit Bidang P2PL


TABEL 14

JUMLAH KASUS DAN ANGKA KESAKITAN PENYAKIT MENULAR YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I)
KABUPATEN/KOTA CILEGON
TAHUN 2010

JUMLAH KASUS PD3I


NO KECAMATAN PUSKESMAS TETANUS
DIFTERI PERTUSIS TETANUS NEONATORUM CAMPAK POLIO HEPATITIS B

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 PULOMERAK PULOMERAK - - - - - - -

2 GROGOL GROGOL - - - - 4 - -

3 PURWAKARTA PURWAKARTA - - - - 7 - -

4 JOMBANG JOMBANG - - - - 10 - -

5 CIBEBER CIBEBER - - - - 11 - -

6 CILEGON CILEGON - - - - 17 - -

7 CITANGKIL CITANGKIL - - - - 5 - -

8 CIWANDAN CIWANDAN - - - - 5 - -

JUMLAH (KAB/KOTA) - - - - 59 - -

Sumber: Sie Pemantauan dan Pengendalian Penyakit Bidang P2PL


TABEL 15

CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATUS, BAYI DAN BAYI BBLR YANG DITANGANI


KABUPATEN/KOTA CILEGON
TAHUN 2010

NEONATUS BAYI BAYI LAHIR


NO KECAMATAN PUSKESMAS
JML LAHIR % BBLR % BBLR
JUMLAH KN2 % JML BAYI KUNJ % DITIMBANG BBLR % BBLR DITANGANI DITANGANI
HIDUP DITIMBANG
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 PULOMERAK PULOMERAK 887 749 84,44 887 644 72,60 707 718 101,6 8 1,13 8 100

2 GROGOL GROGOL 753 698 92,70 753 691 91,77 730 1043 142,9 14 1,92 14 100

3 PURWAKARTA PURWAKARTA 736 632 85,87 366 711 194,26 645 645 100,0 5 0,78 5 100

4 JOMBANG JOMBANG 1.139 1.087 95,43 1.139 1.134 99,56 1.125 1.125 100,0 14 1,24 14 100

5 CIBEBER CIBEBER 867 735 84,78 866 866 100,00 748 748 100,0 - - - -

6 CILEGON CILEGON 797 817 102,51 821 687 83,68 821 445 54,2 5 0,61 5 100

7 CITANGKIL CITANGKIL 1314 1231 93,68 1314 1182 89,95 1182 1182 100,0 6 0,51 6 100

8 CIWANDAN CIWANDAN 920 890 96,74 920 796 86,52 892 892 100,0 10 1,12 10 100

JUMLAH (KAB/KOTA) 7413 6839 92,26 7066 6711 94,98 6.850 6.798 99,2 62 0,91 62 100

Sumber: Sie Kesehatan Khusus dan Rujukan Bidang Bina Yankes


TABEL 16

STATUS GIZI BALITA DAN JUMLAH KECAMATAN RAWAN GIZI


KABUPATEN/KOTA CILEGON
TAHUN 2010

JUMLAH BALITA % BALITA KEC


BALITA BEBAS
NO KECAMATAN PUSKESMAS Gizi Gizi
YANG DITIMBANG BB NAIK BGM DITIMBANG BB NAIK BGM RAWAN
Buruk Buruk GIZI
ADA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 PULOMERAK PULOMERAK 4048 3850 1372 65 20 95,11 35,64 1,69 0,52

2 GROGOL GROGOL 4536 2104 1110 269 37 46,38 52,76 12,79 1,76

3 PURWAKARTA PURWAKARTA 7342 1707 1232 46 30 23,25 72,17 2,69 1,76

4 JOMBANG JOMBANG 5723 4050 1742 100 30 70,77 43,01 2,47 0,74

5 CIBEBER CIBEBER 4602 3390 3287 45 45 73,66 96,96 1,33 1,33

6 CILEGON CILEGON 4801 2506 1397 52 32 52,20 55,75 2,08 1,28

7 CITANGKIL CITANGKIL 7537 4989 2756 572 49 66,19 55,24 11,47 0,98

8 CIWANDAN CIWANDAN 46814 27616 15051 493 42 58,99 54,50 1,79 0,15

JUMLAH (KAB/KOTA) 85.403 50.212 27.947 1.642 285 58,79 55,66 3,27 0,57

Sumber: Sie Perbaikan Gizi Bidang Bina yankes


TABEL 17

CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K1, K4), PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN DAN IBU NIFAS
KABUPATEN/KOTA CILEGON
TAHUN 2010

IBU HAMIL IBU BERSALIN IBU NIFAS


NO KECAMATAN PUSKESMAS
DITOLONG MENDAPAT
JUMLAH K1 % K4 % JUMLAH % JUMLAH %
NAKES YAN.NIFAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 PULOMERAK PULOMERAK 976 1160 119 723 74 933 771 83 933 686 73,53

2 GROGOL GROGOL 829 881 106 725 87 791 715 90 791 686 86,73

3 PURWAKARTA PURWAKARTA 810 856 106 678 84 773 641 83 773 638 82,54

4 JOMBANG JOMBANG 1254 1274 102 891 71 1.196 1.130 94 1.196 950 79,43

5 CIBEBER CIBEBER 953 996 105 727 76 909 709 78 909 740 81,41

6 CILEGON CILEGON 877 911 104 833 95 837 806 96 837 639 76,34

7 CITANGKIL CITANGKIL 1446 1528 106 1.419 98 1.380 1.199 87 1.380 1205 87,32

8 CIWANDAN CIWANDAN 1012 1010 100 817 81 966 862 89 966 880 91,10

JUMLAH (KAB/KOTA) 8157 8616 106 6813 84 7785 6.833 88 7785 6.424 82,52

Sumber: Sie Pelayanan Kesehatan Dasar Bidang Bina Yankes


TABEL 18

CAKUPAN DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK BALITA, PEMERIKSAAN KESEHATAN SISWA SD/SMP/SMU
KABUPATEN/KOTA CILEGON
TAHUN 2010

ANAK BALITA (PRA SEKOLAH) SISWA SD/MI SISWA SMP/SMU


NO KECAMATAN PUSKESMAS
JUMLAH DIDETEKSI % JUMLAH DIPERIKSA % JUMLAH DIPERIKSA %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 PULOMERAK PULOMERAK 3066 964 583 60,48

2 GROGOL GROGOL 4536 603 603 100,00

3 PURWAKARTA PURWAKARTA 2191 976 741 75,92

4 JOMBANG JOMBANG 5723 1.272 1.203 94,58

5 CIBEBER CIBEBER 4352 6.931 567 8,18

6 CILEGON CILEGON 2370 4.292 608 14,17

7 CITANGKIL CITANGKIL 7537 1.227 1.227 100,00

8 CIWANDAN CIWANDAN 2853 948 948 100,00

JUMLAH (KAB/KOTA) 32.628 17.213 6.480 37,65 - #DIV/0!


JUMLAH PUS, PESERTA KB, PESERTA KB BARU, DAN KB AKTIF MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA CILEGON
TAHUN 2010

PESERTA KB BARU PESERTA KB AKTIF


NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH PUS
JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8
1 PULOMERAK PULOMERAK 8244 1808 21,93 6411 77,77

2 GROGOL GROGOL 7663 114 1,49 5072 66,19

3 PURWAKARTA PURWAKARTA 6541 1446 22,11 4965 75,91

4 JOMBANG JOMBANG 10037 1424 14,19 8096 80,66

5 CIBEBER CIBEBER 8052 1673 20,78 6811 84,59

6 CILEGON CILEGON 7082 1379 19,47 5463 77,14

7 CITANGKIL CITANGKIL 11596 1725 14,88 9077 78,28

8 CIWANDAN CIWANDAN 8821 1642 18,61 5887 66,74

JUMLAH (KAB/KOTA) 68.036 11.211 16,48 51.782 76,11


TABEL 20

JUMLAH PESERTA KB AKTIF MENURUT JENIS KONTRASEPSI


KABUPATEN/KOTA CILEGON
TAHUN 2010

JUMLAH PESERTA KB AKTIF % PESERTA KB AKTIF


MKJP NON MKJP MKJP + MKJP NON MKJP MKJP +
NO KECAMATAN
IMP JUMLAH SUNTI OBAT LAIN JUMLAH NON IMP JUMLAH OBAT LAIN JUMLAH NON
IUD MOP MOW PIL KONDOM
MKJP IUD MOP MOW SUNTIK PIL KONDOM
MKJP
LANT K VAGINA NYA LANT VAGINA NYA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 PULOMERAK 140 1 11 174 326 669 557 255 - - 1.481 1807 7,75 0,10 0,60 9,60 18,05 37,00 30,80 14,10 - 81,90 100

2 GROGOL 125 - 70 11 206 3718 985 244 - - 4.947 5153 2,43 - 1,30 0,20 3,93 67,40 17,90 4,40 - 89,70 94

3 PURWAKARTA 460 10 159 283 912 3459 497 97 - - 4.053 4965 9,26 0,20 3,20 5,70 18,36 69,70 10,00 2,00 - 81,70 100

4 JOMBANG 415 - 149 316 880 6141 739 336 - - 7.216 8096 5,13 - 1,80 3,90 10,83 75,90 9,10 4,20 - 89,20 100

5 CIBEBER 377 7 73 179 636 3935 1985 255 - - 6.175 6811 5,54 0,10 1,10 2,60 9,34 57,80 29,10 3,70 - 90,60 100

6 CILEGON 603 17 281 39 940 3588 558 107 - - 4.253 5193 11,61 0,30 5,10 0,75 17,76 65,70 10,20 2,00 - 77,90 96

7 CITANGKIL 311 42 131 461 945 6865 1105 153 - - 8.123 9068 3,43 0,50 1,40 5,10 10,43 75,70 12,20 1,70 - 89,60 100

8 CIWANDAN 360 50 71 431 912 3527 1163 10 - - 4.700 5612 6,41 0,90 1,30 7,70 16,31 62,80 20,70 0,20 - 83,70 100

JUMLAH (KAB/KOTA) 2791 127 945 1894 5.757 31902 7589 1.457 40.948 46705 5,98 0,30 2,00 4,00 12,28 67,80 16,10 1,40 - 85,30 100

Sumber: Sie Yankesdas Bidang Bina Yankes

Cat : Jumlah Peserta KB Aktif = Jumlah Peserta KB Aktif Tabel 19


PELAYANAN KB BARU MENURUT KECAMATAN
KABUPATEN/KOTA CILEGON
TAHUN 2010

JUMLAH PESERTA KB BARU % PESERTA KB BARU


NO KECAMATAN MKJP NON MKJP MKJP MKJP NON MKJP MKJP +
IMP SUN KOND OBAT LAIN + NON OBAT LAIN NON
IUD MOP MOW PIL IUD MOP MOW IMP LANT SUN TIK PIL KONDOM
LANT TIK OM VAGINA NYA MKJP VAGINA NYA MKJP
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 PULO MERAK 140 2 11 174 669 557 255 - - - 7,70 0,10 0,60 9,60 37,00 30,80 14,10 - - 100

2 GROGOL 21 - 3 24 27 12 27 - - - 18,40 0,00 2,60 21,10 23,30 10,50 23,70 - - 100

3 PURWAKARTA 203 1 17 92 463 212 174 - - - 17,50 0,10 1,50 7,90 39,80 18,20 15,00 - - 100

4 JOMBANG 73 - 43 122 719 165 302 - - - 5,10 0,00 3,00 8,60 50,50 11,60 21,20 - - 100

5 CIBEBER 59 1 16 110 880 451 156 - - - 3,50 0,10 1,00 6,60 52,60 27,00 9,30 - - 100

6 CILEGON 87 21 - 62 677 341 191 - - - 6,30 1,50 0,00 4,50 49,10 24,70 13,90 - - 100

7 CITANGKIL 78 5 16 149 914 387 176 - - - 4,50 0,30 0,90 8,60 53,00 22,40 10,20 - - 100

8 CIWANDAN 100 10 14 174 755 361 228 - - - 6,10 0,60 0,90 10,60 46,00 22,00 13,90 - - 100

JUMLAH (KAB/KOTA) 761 40 120 907 5104 2486 1509 - - - 7,00 0,40 1,10 8,30 46,70 22,80 13,80 0 0 100
TABEL 22

PERSENTASE CAKUPAN DESA/KELURAHAN UCI MENURUT KECAMATAN


KABUPATEN/KOTA CILEGON
TAHUN 2010

NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH DESA/KEL DESA/KEL UCI % DESA/KEL UCI

1 2 3 4 5 6
1 PULO MERAK PULO MERAK 4 4 100

2 GROGOL GROGOL 4 4 100

3 PURWAKARTA PURWAKARTA 6 6 1 00

4 JOMBANG JOMBANG 5 5 100

5 CIBEBER CIBEBER 6 6 100

6 CILEGON CILEGON 5 5 100

7 CITANGKIL CITANGKIL 7 7 100

8 CIWANDAN CIWANDAN 6 6 100

JUMLAH (KAB/KOTA) 43 43 100

Sumber: Sie Pemantauan dan Pencegahan Penyakit Bidang P2PL


TABEL 23

PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI BAYI MENURUT KECAMATAN


KABUPATEN/KOTA CILEGON
TAHUN 2010

JUMLAH IMUNISASI DO
NO KECAMATAN PUSKESMAS BAYI BCG DPT1+HB1 DPT3+HB3 POLIO3 CAMPAK (%)
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 PULO MERAK PULO MERAK 887 935 105,41 948 106,88 921 103,83 941 106,09 894 100,79 2,5

2 GROGOL GROGOL 753 725 96,28 747 99,20 716 95,09 742 98,54 741 98,41 0,8

3 PURWAKARTA PURWAKARTA 736 731 99,32 763 103,67 718 97,55 753 102,31 759 103,13 0,5

4 JOMBANG JOMBANG 1.139 1175 103,16 1170 102,72 1.103 96,84 1.112 97,63 1.155 101,40 1,3

5 CIBEBER CIBEBER 867 873 100,69 1095 126,30 849 97,92 914 105,42 877 101,15 19,90

6 CILEGON CILEGON 797 786 98,62 818 102,63 789 99,00 728 91,34 729 91,47 10,9

7 CITANGKIL CITANGKIL 1314 1522 115,83 1578 120,09 1571 119,56 1622 123,44 1472 112,02 6,7

8 CIWANDAN CIWANDAN 920 989 107,50 986 107,17 996 108,26 969 105,33 964 104,78 2,2

JUMLAH (KAB/KOTA) 7413 7736 104,36 8105 109,33 7663 103,37 7781 104,96 7591 101,60 6,3
% BAYI DIIMUNISASI LENGKAP

Sumber: Sie Pemantauan dan Pencegahan Penyakit Bidang P2PL


TABEL 24

CAKUPAN BAYI, BALITA YANG MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA CiLEGON
TAHUN 2010

ANAK BGM 6-24 BLN ANAK BALITA (1-4TAHUN) BALITA GIZI BURUK

NO KECAMATAN PUSKESMAS MENDAPAT MENDAPAT


JUMLAH MP ASI % JUMLAH VIT A 2X % JUMLAH PERAWATAN %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 PULO MERAK PULO MERAK 18 37 205,56 3066 3012 98,24 20 20 100,00

2 GROGOL GROGOL 83 14 16,87 4536 3235 71,32 37 37 100,00

3 PURWAKARTA PURWAKARTA 22 22 100,00 2191 2427 110,77 26 22 84,62

4 JOMBANG JOMBANG 12 12 100,00 5723 3905 68,23 30 30 100,00

5 CIBEBER CIBEBER 45 45 100,00 4352 1867 42,90 45 45 100,00

6 CILEGON CILEGON 32 32 100,00 2370 2363 99,70 32 32 100,00

7 CITANGKIL CITANGKIL 25 25 100,00 7537 4883 64,79 49 49 100,00

8 CIWANDAN CIWANDAN 8 8 100,00 2853 2613 91,59 42 42 100,00

JUMLAH (KAB/KOTA) 245 195 102,80 32.628 24.305 74,49 281 277 98,58
TABEL 25

JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET Fe1, Fe3


MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA CILEGON
TAHUN 2010

JUMLAH Fe1 Fe3


NO KECAMATAN PUSKESMAS
IBU HAMIL JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8
1 PULO MERAK PULO MERAK 976 1038 106,35 688 70,49

2 GROGOL GROGOL 829 881 106,27 707 85,28

3 PURWAKARTA PURWAKARTA 810 830 102,47 689 85,06

4 JOMBANG JOMBANG 1254 1222 97,45 914 72,89

5 CIBEBER CIBEBER 953 991 103,99 891 93,49

6 CILEGON CILEGON 877 905 103,19 834 95,10

7 CITANGKIL CITANGKIL 1446 1367 94,54 1314 90,87

8 CIWANDAN CIWANDAN 1012 1052 103,95 819 80,93

JUMLAH (KAB/KOTA) 8.157 8.286 101,58 6.856 84,05

Sumber: Sie Perbaikan Gizi Bidang Bina Yankes


TABEL 26

JUMLAH IBU HAMIL DENGAN STATUS IMUNISASI TT


MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA CILEGON
TAHUN 2010

TT 1 TT 2 TT 3 TT 4 TT 5
NO KECAMATAN PUSKESMAS BUMIL
JML % JML % JML % JML % JML %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 PULO MERAK PULO MERAK 976 458 46,93 403 41,291 298 30,53 212 21,70 145 14,90

2 GROGOL GROGOL 828 41 4,95 188 22,705 141 17,03 75 9,10 303 36,60

3 PURWAKARTA PURWAKARTA 810 332 40,99 356 43,951 163 20,12 112 13,80 69 8,50

4 JOMBANG JOMBANG 1253 263 20,99 215 17,159 149 11,89 127 10,10 571 45,60

5 CIBEBER CIBEBER 953 367 38,51 336 35,257 191 20,04 117 12,30 220 23,10

6 CILEGON CILEGON 877 31 3,53 67 7,6397 224 25,54 184 21,00 95 10,80

7 CITANGKIL CITANGKIL 1446 325 22,48 265 18,326 239 16,53 176 12,20 259 17,90

8 CIWANDAN CIWANDAN 1012 562 55,53 559 55,237 186 18,38 119 11,80 76 7,50

JUMLAH (KAB/KOTA) 8155 2.379 29,17 2389 29,295 1591 20,00 1.122 13,80 1.738 20,60

Sumber: Sie Pemantauan & Pencegahan Penyakit


TABEL 27

PERSENTASE AKSES KETERSEDIAAN DARAH UNTUK BUMIL DAN NEONATUS YG DIRUJUK


KABUPATEN/KOTA CILEGON
TAHUN 2010

JUMLAH IBU HAMIL YANG DIRUJUK JUMLAH NEONATUS YANG DIRUJUK


NO SARANA PELAYANAN KESEHATAN
MEMERLUKAN MENDAPAT MEMERLUKAN MENDAPAT
% %
DARAH DARAH DARAH DARAH
1 2 3 4 5 6 7 8

1 RUMAH SAKIT

2 PUSKESMAS

JUMLAH (KAB/KOTA) - - - -

SUMBER DATA DARI = AUDIT MATERNAL PERINATAL ( AMP )


TABEL 28

JUMLAH DAN PERSENTASE IBU HAMIL DAN NEONATAL RISIKO TINGGI/KOMPLIKASI DITANGANI
MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA CILEGON
TAHUN 2010

NEONATAL
BUMIL RISTI/ BUMIL RISTI/KOMPLIKASI NEONATAL
JUMLAH JUMLAH RISTI/KOMPLIKASI
NO KECAMATAN PUSKESMAS KOMPLIKASI DITANGANI RISTI/KOMPLIKASI
IBU HAMIL NEONATAL DITANGANI
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 PULO MERAK PULO MERAK 976 195 20 171 87,69 887 108 12,18 42 38,89

2 GROGOL GROGOL 829 106 13 149 140,57 753 110 14,61 18 16,36

3 PURWAKARTA PURWAKARTA 810 162 20 41 25,31 736 58 7,88 17 29,31

4 JOMBANG JOMBANG 1.254 251 20 326 129,88 1.139 169 14,84 8 4,73

5 CIBEBER CIBEBER 953 191 20 211 110,47 867 112 12,92 24 21,43

6 CILEGON CILEGON 877 175 20 33 18,86 797 123 15,43 35 28,46

7 CITANGKIL CITANGKIL 1.446 289 20 190 65,74 1314 177 13,47 5 2,82

8 CIWANDAN CIWANDAN 1.012 202 20 187 92,57 920 134 14,57 8 5,97

JUMLAH (KAB/KOTA) 8.157 1.571 19 1.308 83,26 7.413 991 13,23 157 15,84

Sumber: Sie Yankesdas Bidang Bina Yankes


TABEL 29

PERSENTASE SARANA KESEHATAN DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR)


KABUPATEN/KOTA CILEGON
TAHUN 2010

MEMPUNYAI KEMAMPUAN YAN. GADAR


NO SARANA KESEHATAN JUMLAH SARANA
JUMLAH %
1 2 3 4 5

1 RUMAH SAKIT UMUM 1 1 100,00

2 RUMAH SAKIT JIWA - - -

3 RUMAH SAKIT KHUSUS 3 3 100,00

4 PUSKESMAS 8 8 100,00

5 SARANA YANKES.LAINNYA - - -

JUMLAH (KAB/KOTA) 12 12 100,00

Sumber: Sie KesKhus Bidang Bina Yankes


TABEL 30

JUMLAH DAN PERSENTASE DESA/KELURAHAN TERKENA KLB YANG DITANGANI < 24 JAM
MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA CILEGON
TAHUN 2010

DESA/KEL TERKENA KLB


NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH DESA/KEL DITANGANI
JUMLAH %
<24 JAM
1 2 3 4 5 6 7
1 PULO MERAK PULO MERAK 4 - - -

2 GROGOL GROGOL 4 - - -

3 PURWAKARTA PURWAKARTA 6 - - -

4 JOMBANG JOMBANG 5 - - -

5 CIBEBER CIBEBER 6 - - -

6 CILEGON CILEGON 5 - - -

7 CITANGKIL CITANGKIL 7 - - -

8 CIWANDAN CIWANDAN 6 - - -

JUMLAH (KAB/KOTA) 43 - - -

Sumber: Sie Pemantauan dan Pencegahan Penyakit Bidang P2PL


TABEL 31

JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN


SERTA JUMLAH KECAMATAN DAN DESA YANG TERSERANG KLB
KABUPATEN/KOTA CILEGON
TAHUN 2010

YANG TERSERANG JUMLAH


JENIS KEJADIAN LUAR JUMLAH JUMLAH ATTACK
NO PENDUDUK CFR (%)
BIASA JUMLAH KEC JUMLAH DESA PENDERITA KEMATIAN RATE (%)
TERANCAM
1 2 3 4 5 6 7 8 9

Sumber: Sie Pemantauan dan Pencegahan Penyakit


Bidang P2PL
TABEL 32

JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF


KABUPATEN/KOTA CILEGON
TAHUN 2010

JUMLAH BAYI YANG DIBERI


NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH BAYI ASI EKSKLUSIF
JUMLAH %
1 2 3 4 5 6
1 PULO MERAK PULO MERAK 887 252 28,41

2 GROGOL GROGOL 349 133 38,11

3 PURWAKARTA PURWAKARTA 736 8 1,09

4 JOMBANG JOMBANG 1.139 57 5,00

5 CIBEBER CIBEBER 866 434 50,12

6 CILEGON CILEGON 797 125 15,68

7 CITANGKIL CITANGKIL 1.314 65 4,95

8 CIWANDAN CIWANDAN 919 173 18,82

JUMLAH (KAB/KOTA) 7.007 1.247 17,80

Sumber: Sie Perbaikan Gizi Bidang Bina Yankes


TABEL 33

PERSENTASE DESA/KELURAHAN DENGAN GARAM BERYODIUM YANG BAIK MENURUT KECAMATAN


KABUPATEN/KOTA CILEGON
TAHUN 2010

JUMLAH DESA/KEL
JUMLAH
DG GARAM % DESA/KEL DG GARAM
NO KECAMATAN PUSKESMAS DESA/KEL
BERYODIUM YG BERYODIUM YG BAIK
DISURVEI BAIK
1 2 3 4 5 6
1 PULO MERAK PULO MERAK 4 2 50,00

2 GROGOL GROGOL 4 2 50,00

3 PURWAKARTA PURWAKARTA 6 1 16,67

4 JOMBANG JOMBANG 4 2 50,00

5 CIBEBER CIBEBER 6 3 50,00

6 CILEGON CILEGON 5 3 60,00

7 CITANGKIL CITANGKIL 7 2 28,57

8 CIWANDAN CIWANDAN 6 0 -

JUMLAH (KAB/KOTA) 42 15 35,71

Sumber: Sie Perbaikan Gizi Bidang Bina Yankes


TABEL 34

PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DI PUSKESMAS


KABUPATEN/KOTA CILEGON
TAHUN 2010

PELAYANAN DASAR GIGI UKGS (PROMOTIF DAN PREVENTIF)


MURID SD/MI DIPERIKSA MURID SD/MI
RASIO
NO KECAMATAN PUSKESMAS TUMPATAN PENCABUTAN JUMLAH JUMLAH %
JUMLAH TAMBAL/ PERLU
GIGI TETAP GIGI TETAP MURID SD JUMLAH % MENDAPAT MENDAPAT
CABUT PERAWATAN
PERAWATAN PERAWATAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 PULOMERAK PULOMERAK 370 6981 7.351 0,10 7.251 3.572 49,26 3.477 696 20,02

2 GROGOL GROGOL 6 86 92 0,10 3.624 3.323 91,69 1.488 254 17,07

3 PURWAKARTA PURWAKARTA 4 276 280 - 976 741 75,92 741 - -

4 JOMBANG JOMBANG 81 490 571 0,20 10.875 8.861 81,48 7.975 - -

5 CIBEBER CIBEBER 563 340 903 1,70 6.931 2.636 38,03 567 62 10,93

6 CILEGON CILEGON 478 343 821 1,40 4.476 1.265 28,26 672 240 35,71

7 CITANGKIL CITANGKIL 125 252 377 0,50 2.544 2.326 91,43 2.061 1.375 66,72

8 CIWANDAN CIWANDAN 69 479 548 0,10 5.698 1.760 30,89 1.204 196 16,28

JUMLAH (KAB/ KOTA) 1.696 9247 12074 0,2 42.375 24.484 57,78 18.185 2.823 15,52

Sumber: Sie Keskhus & Rujukan Bidang Yankes


TABEL 35

JUMLAH KEGIATAN PENYULUHAN KESEHATAN


KABUPATEN/KOTA CILEGON
TAHUN 2010

PENYULUHAN KESEHATAN
JUMLAH SELURUH JUMLAH
NO KECAMATAN PUSKESMAS KEGIATAN KEGIATAN
JUMLAH
PENYULUHAN PENYULUHAN
KELOMPOK MASSA
1 2 3 4 5 6
1 PULOMERAK PULOMERAK 772 - 772

2 GROGOL GROGOL 140 48 188

3 PURWAKARTA PURWAKARTA 258 28 286

4 JOMBANG JOMBANG 144 86 230

5 CIBEBER CIBEBER 260 11 271

6 CILEGON CILEGON 757 325 1.082

7 CITANGKIL CITANGKIL 981 90 1.071

8 CIWANDAN CIWANDAN 60 22 82

SUB JUMLAH I 3.372 610 3982


1 Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
2 Rumah Sakit
JUMLAH (KAB/KOTA) 3.372 610 3982

Sumber: Sie Promkes Bidang BMK


TABEL 36

CAKUPAN JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN PRA BAYAR


KABUPATEN/KOTA CILEGON
TAHUN 2010

JUMLAH PESERTA JAMINAN KESEHATAN PRA BAYAR


JUMLAH
NO KECAMATAN PUSKESMAS
PENDUDUK* ASKES JAMSOSTEK JAMKESMAS LAINNYA JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 PULOMERAK PULOMERAK 42.899 1.703 - 11.938 13.641 31,80

2 GROGOL GROGOL 38.538 - - 8.985 8.985 23,31

3 PURWAKARTA PURWAKARTA 38.238 3.259 480 6.669 10.408 27,22

4 JOMBANG JOMBANG 60.347 2.423 - 14.761 3.818 21.002 34,80


-
5 CIBEBER CIBEBER 46.608 - - 8.102 -

6 CILEGON CILEGON 39.465 - - 9.102 9.102 23,06

7 CITANGKIL CITANGKIL 64.948 3.384 - 16.412 19.796 30,48

8 CIWANDAN CIWANDAN 42.397 - - 15.897 15.897 37,50

JUMLAH (KAB/KOTA) 373.440 10.769 480 91.867 3.818 106.934 28,63


PERSENTASE 2,88 0,13 24,60 1,02 28,63

Sumber: Sie Promkes dan Pembiayaan Kesehatan Bidang BMK

Catatan : * = Jumlah penduduk menurut puskesmas harus sama dengan jumlah penduduk menurut kecamatan
TABEL 37

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT MISKIN


KABUPATEN/KOTA CILEGON
TAHUN 2010

MASYARAKAT MISKIN PELAYANAN BAYI MASY.MISKIN


DICAKUP BAYI MASY.MISKIN BGM
NO KECAMATAN PUSKESMAS MENDAPAT YANKES JUMLAH BAYI
MENDAPAT MP-ASI
JUMLAH JAMKESMAS MASY.MISKIN
YANG ADA Rawat Rawat BGM
JUMLAH % % % JUMLAH %
Jalan Inap
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 PULOMERAK PULOMERAK 11.938 15.521 130,01 15521 100 2.020 13,01 37 37 100,00

2 GROGOL GROGOL 8.985 9.987 111,15 9987 100 1.409 14,11 14 14 100,00

3 PURWAKARTA PURWAKARTA 6.669 11.446 171,63 10605 93 2.044 17,86 22 22 100,00

4 JOMBANG JOMBANG 14.761 10.852 73,52 10168 94 3.400 31,33 12 12 100,00

5 CIBEBER CIBEBER 8.102 3.435 42,40 9708 283 1.176 34,24 45 45 100,00

6 CILEGON CILEGON 9.103 17.545 192,74 19383 110 2.067 11,78 32 32 100,00

7 CITANGKIL CITANGKIL 16.412 19.991 121,81 10899 55 3.334 16,68 25 25 100,00

8 CIWANDAN CIWANDAN 15.897 9.570 60,20 13278 139 1.654 17,28 8 8 100,00

JUMLAH (KAB/KOTA) 91.867 98.347 107,05 99.549 101 17.104 17,39 195 195 100,00

Sumber: ………………..
Sie Promkes dan
(sebutkan)
Pembiayaan kesehatan Bidang BMK
dan Sie Perbaiakan Gizi Bidang Bina Yankes
TABEL 38
PERSENTASE PELAYANAN KESEHATAN KERJA PADA PEKERJA FORMAL
KABUPATEN/KOTA CILEGON
TAHUN 2010

PELAYANAN KESEHATAN KERJA


NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH PEKERJA JUMLAH YANG
%
FORMAL DILAYANI
1 2 3 4 5 6

JUMLAH (KAB/KOTA) 49.633 49.633 100,00

Sumber: ……………….. (sebutkan)


TABEL 39

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN PRA USILA DAN USILA


KABUPATEN/KOTA CILEGON
TAHUN 2010

PRA USILA (45-59 TH) USILA (60TH+) PRA USILA DAN USILA
NO KECAMATAN PUSKESMAS
DILAYANI DILAYANI DILAYANI
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
KES KES KES
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 PULOMERAK PULOMERAK 5423 3649 67,29 2225 1555 69,89 7.648 5.204 68,04

2 GROGOL GROGOL 4601 600 13,04 1888 804 42,58 6.489 1.404 21,64

3 PURWAKARTA PURWAKARTA 4499 335 7,45 1846 450 24,38 6.345 785 12,37

4 JOMBANG JOMBANG 6959 1526 21,93 2856 903 31,62 9.815 2.429 24,75

5 CIBEBER CIBEBER 5296 1332 25,15 2173 1057 48,64 7.469 2.389 31,99

6 CILEGON CILEGON 4870 832 17,08 1998 834 41,74 6.868 1.666 24,26

7 CITANGKIL CITANGKIL 8031 2928 36,46 3296 1522 46,18 11.327 4.450 39,29

8 CIWANDAN CIWANDAN 5619 1175 20,91 2306 788 34,17 7.925 1.963 24,77

JUMLAH (KAB/KOTA) 45298 12377 27,32 18588 7913 42,57 63.886 20.290 31,76

Sumber: Sie KesKhus Bidang Bina Yankes


TABEL 40

CAKUPAN WANITA USIA SUBUR MENDAPAT KAPSUL YODIUM


KABUPATEN/KOTA CILEGON
TAHUN 2010

JUMLAH WUS DI DESA/KEL. ENDEMIS SEDANG & BERAT


NO KECAMATAN PUSKESMAS DESA/KEL JUMLAH YANG
% YANG DIBERI
ENDEMIS JUMLAH WUS DIBERI KAPSUL
YODIUM
KAPSUL YODIUM
1 2 3 4 5 6 7
1 PULOMERAK PULOMERAK

2 GROGOL GROGOL

3 PURWAKARTA PURWAKARTA

4 JOMBANG JOMBANG NIHIL


5 CIBEBER CIBEBER

6 CILEGON CILEGON

7 CITANGKIL CITANGKIL

8 CIWANDAN CIWANDAN

JUMLAH (KAB/KOTA) - - -

Sumber: …………….. (sebutkan)


TABEL 41

PERSENTASE DONOR DARAH DISKRINING TERHADAP HIV-AIDS


KABUPATEN/KOTA CILEGON
TAHUN 2010

DONOR DARAH
NO UNIT TRANSFUSI DARAH JML SAMPEL
JUMLAH JML POSTIF % POSITIF HIV-
DARAH
PENDONOR HIV/AIDS AIDS
DIPERIKSA
1 2 3 4 5 6
1 UTDC PMI CILEGON 4.126 4.126 6 0,15

JUMLAH 4.126 4.126 6 0,15

Sumber: Sie Pemberantas dan Pengendalian Penyakit Bidang P2PL


TABEL 42

JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN , RAWAT INAP, PELAYANAN GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN
KABUPATEN/KOTA CILEGON
TAHUN 2010

JUMLAH KUNJUNGAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA


NO SARANA PELAYANAN KESEHATAN
RAWAT JALAN RAWAT INAP JUMLAH JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7
1 Puskesmas
Pulomerak 71.608 26 71.634 44 0,06
Grogol 44.149 - 44.149 50 0,11
Purwakarta 87.166 - 87.166 12 0,01
Jombang 53.226 - 53.226 22 0,04
Cibeber 77.471 5 77.476 9 0,01
Cilegon 70.163 - 70.163 69 0,10
Citangkil 72.941 - 72.941 146 0,20
Ciwandan 52.838 94 52.932 22 0,04
SUB JUMLAH I 529.562 125 529.687 374 0,07
1 RS …. -
RSUD Cilegon 54.089 12.146 66.235 -
RSKM Cilegon 183.671 1.603 185.274 2.581 1,41
RSIA Kurnia 37.650 4.820 42.470 -
RSIA Kasih Insani 1.290 706 1.996 -
RSIA Mutiara Bunda
SUB JUMLAH II 276.700 19.275 295.975 2.581 0,87

JUMLAH (KAB/KOTA) 806.262 19.400 825.662 2.955 1


JUMLAH PENDUDUK KAB/KOTA 373.440
JUMLAH PELAYANAN
CAKUPAN KUNJUNGAN (%) 215,9013496 5,194944302

Sumber: ……………… (sebutkan)


TABEL 43

JUMLAH SARANA PELAYANAN KESEHATAN MENURUT KEMAMPUAN LABKES DAN MEMILIKI 4 SPESIALIS DASAR
KABUPATEN/KOTA CILEGON
TAHUN 2010

JUMLAH YANG MEMILIKI % YANG MEMILIKI


NO SARANA KESEHATAN JUMLAH 4 (EMPAT) 4 (EMPAT)
LABKES LABKES
SPESIALIS DASAR SPESIALIS DASAR
1 2 3 4 5 6 7

1 RUMAH SAKIT UMUM 1 1 1 100,00 100,00

2 RUMAH SAKIT JIWA - -

3 RUMAH SAKIT KHUSUS 3 3 100,00

4 PUSKESMAS 8 8 - 100,00

JUMLAH (KAB/KOTA) 12 12 1 100,00


TABEL 44

KETERSEDIAAN OBAT SESUAI DENGAN KEBUTUHAN PELAYANAN KESEHATAN DASAR


KABUPATEN/KOTA CILEGON
TAHUN 2010

KETERSEDIAAN
NO JENIS OBAT* KEBUTUHAN
JUMLAH %
1 2 3 4 5

1 Analgesik, Antipiretik, Antiinflamasi 6 6 100,0


NonSteroid, Antipirai
2 Anastetik 5 2 40,0
3 Antialergi & Obat untuk Anafilaksis 4 4 100,0
4 AntiDot & Obat lain untuk Keracunan 4 3 75,0
5 Antiepilepsi - Antikonvulsi 2 1 50,0
6 Antiinfeksi 24 20 83,3
7 Antimigren 1 - 0,0
8 Antiparkinson 2 - 0,0
9 Darah, Obat Yang mempengaruhi 3 3 100,0
10 Diagnostik 2 1 50,0
11 Desinfektan dan Antiseptik 6 4 66,7
12 Gigi dan mulut , obat dan bahan 10 8 80,0
13 Diuretik 1 1 100,0
14 Hormon, Obat Endokrin lain 6 4 66,7
15 Kardiovaskuler 10 6 60,0
16 Kulit, Obat Topikal 7 5 71,4
17 Larutan Elektrolit, Nutrisi dan Lain-lain 6 6 100,0
18 Mata 5 2 40,0
19 Oksitosik dan Relaksan Uterus 2 2 100,0
20 Psikofarmaka 5 2 40,0
21 Saluran Cerna 8 5 62,5
22 Saluran Nafas 8 8 100,0
23 Sistem Imun 12 7 58,3
24 Vitamin dan Mineral 6 6 100,0

Sumber: Gudang Farmasi Dinkes Kota Cilegon


Ket :
* Jenis obat : jenis obat yang harus tersedia untuk pelayanan kesehatan dasar
TABEL 45
PERSENTASE RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT
KABUPATEN/KOTA CILEGON
TAHUN 2010

RUMAH TANGGA
NO KECAMATAN PUSKESMAS
JUMLAH
BER PHBS * %
DIPANTAU
1 2 3 4 5 6
1 PULOMERAK PULOMERAK 800 632 79,00

2 GROGOL GROGOL 800 664 83,00

3 PURWAKARTA PURWAKARTA 2.077 1.199 57,73

4 JOMBANG JOMBANG 975 518 53,13

5 CIBEBER CIBEBER 1.200 659 54,92

6 CILEGON CILEGON 8.012 7.814 97,53

7 CITANGKIL CITANGKIL 1.503 293 19,49

8 CIWANDAN CIWANDAN 11.470 9.728 84,81

JUMLAH (KAB/KOTA) 26.837 21.507 80,14


Sumber ……

*) DO lihat ……
TABEL 46

JUMLAH DAN PERSENTASE POSYANDU MENURUT STRATA DAN KECAMATAN


KABUPATEN/KOTA CILEGON
TAHUN 2010

JUMLAH POSYANDU PERSENTASE POSYANDU %


NO KECAMATAN PUSKESMAS POSYANDU
PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI JUMLAH PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI JUMLAH AKTIF
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 PULOMERAK PULOMERAK - 25 26 5 56 - 44,64 46,43 8,93 100 55,36

2 GROGOL GROGOL - 35 - - 35 - 100,00 - - 100 -

3 PURWAKARTA PURWAKARTA - - 36 1 37 - - 97,30 2,70 100 100,00

4 JOMBANG JOMBANG 1 27 10 5 43 2,33 62,79 23,26 11,63 100 34,88

5 CIBEBER CIBEBER - 42 2 - 44 - 95,45 4,55 - 100 4,55

6 CILEGON CILEGON 7 19 5 6 37 18,92 51,35 13,51 16,22 100 29,73

7 CITANGKIL CITANGKIL - 40 14 2 56 - 71,43 25,00 3,57 100 28,57

8 CIWANDAN CIWANDAN 2 7 28 - 37 5,41 18,92 75,68 - 100 75,68

JUMLAH (KAB/KOTA) 10 195 121 19 345 2,90 56,52 35,07 5,51 100 40,58

Sumber: Sie Promkes dan Pembiayaan Bidang BMK


TABEL 47

PERSENTASE RUMAH SEHAT MENURUT KECAMATAN


KABUPATEN/KOTA CILEGON
TAHUN 2010

RUMAH
NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH JUMLAH % JUMLAH %
SELURUHNYA DIPERIKSA DIPERIKSA SEHAT SEHAT
1 2 3 4 5 6 7 8
1 PULOMERAK PULOMERAK 9130 9130 100,00 5980 65,50

2 GROGOL GROGOL 7655 7655 100,00 5704 74,51

3 PURWAKARTA PURWAKARTA 6804 5622 82,63 4396 78,19

4 JOMBANG JOMBANG 10846 10846 100,00 7026 64,78

5 CIBEBER CIBEBER 7750 7750 100,00 4697 60,61

6 CILEGON CILEGON 8006 7814 97,60 5174 66,21

7 CITANGKIL CITANGKIL 13332 12535 94,02 9288 74,10

8 CIWANDAN CIWANDAN 11035 11035 100,00 9325 84,50

JUMLAH (KAB/KOTA) 74558 72387 97,09 51590 71,27

Sumber: Sie Kesehatan Lingkungan Bidang P2PL


TABEL 48

PERSENTASE KELUARGA MEMILIKI AKSES AIR BERSIH


KABUPATEN/KOTA CILEGON
TAHUN 2010

AKSES AIR BERSIH % AKSES AIR BERSIH


JUMLAH JUMLAH %

LAINNYA

LAINNYA
LEDENG

LEDENG
JUMLAH

JUMLAH
NO KECAMATAN PUSKESMAS KELUARGA KELUARGA KELUARGA

PMA

PMA
PAH

PAH
SGL

SGL
SPT

SPT
YANG ADA DIPERIKSA DIPERIKSA

PL

PL
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
1 PULOMERAK PULOMERAK 11354 11354 100,00 2544 289 0 0 0 3.198 1447 7.478 34,02 3,86 0,00 0 0 28,17 19,35 85,40
-
2 GROGOL GROGOL 8586 8586 100,00 2497 97 0 0 0 1.568 2457 6.619 37,725 1,47 0,00 0 0 18,26 37,12 94,57
-
3 PURWAKARTA PURWAKARTA 9726 9726 100,00 3706 135 0 0 0 697 1574 6.112 60,635 2,21 0,00 0 0 7,17 25,75 95,76
-
4 JOMBANG JOMBANG 19096 19096 100,00 3365 99 0 0 0 3.361 3776 10.601 31,742 0,93 0,00 0 0 17,60 35,62 85,90
-
5 CIBEBER CIBEBER 11064 11064 100,00 1794 92 0 0 0 2.060 2844 6.790 26,421 1,35 0,00 0 0 18,62 41,89 88,28
-
6 CILEGON CILEGON 8593 8593 100,00 2609 4 0 0 0 2.167 2353 7.133 36,576 0,06 0,00 0 0 25,22 32,99 94,84
-
7 CITANGKIL CITANGKIL 16008 16008 100,00 7568 84 0 0 0 449 2531 10.632 71,181 0,79 0,00 0 0 2,80 23,81 98,58
-
8 CIWANDAN CIWANDAN 11284 11284 100,00 4380 88 0 0 0 267 2420 7.155 61,216 1,23 0,00 0 0 2,37 33,82 98,63
-
-
JUMLAH (KAB/KOTA) 95711 95711 100,00 28463 888 - - 13.767 19402 62.520 45,526 1,42 0,00 0 0 14,38 31,03 92,36

Sumber: Sie Kesehatan Lingkungan Bidang P2PL


TABEL 49

KELUARGA DENGAN KEPEMILIKAN SARANA SANITASI DASAR MENURUT KECAMATAN


KABUPATEN/KOTA CILEGON
TAHUN 2010

JAMBAN TEMPAT SAMPAH PENGELOLAAN AIR LIMBAH

DIPERIKSA

DIPERIKSA

DIPERIKSA
% SEHAT

% SEHAT

% SEHAT
MEMILIKI

MEMILIKI

MEMILIKI

MEMILIKI

MEMILIKI

MEMILIKI
JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH
JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH
NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH KK

SEHAT

SEHAT

SEHAT
% KK

% KK

% KK
KK

KK

KK

KK

KK

KK
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1 PULOMERAK PULOMERAK 11354 11354 6.964 6.964 61,335 100 10.214 7.624 7.624 74,64 100,00 10.124 7.702 6.674 76,08 86,65

2 GROGOL GROGOL 8586 8586 6.234 6.234 72,607 100 7.655 6.275 6.275 81,97 100,00 7.655 5.723 5.723 74,76 100,00

3 PURWAKARTA PURWAKARTA 9726 9726 5.431 5.431 55,84 100 6.344 6.344 5.612 100,00 88,46 5.214 4.965 4.965 95,22 100,00

4 JOMBANG JOMBANG 19096 19096 9.344 9.344 48,932 100 19.069 7.218 7.218 37,85 100,00 19.096 7.686 7.686 40,25 100,00

5 CIBEBER CIBEBER 11064 11064 5.255 5.255 47,496 100 11.064 5.618 2.288 50,78 40,73 11.064 6.336 4.823 57,27 76,12

6 CILEGON CILEGON 8593 8593 6.807 6.807 79,216 100 8.593 5.330 5.330 62,03 100,00 8.593 6.084 6.084 70,80 100,00
-
7 CITANGKIL CITANGKIL 16008 16008 9.994 9.994 62,431 100 16.008 11.194 11.194 69,93 100,00 16.008 8.240 8.240 51,47 100,00
-
8 CIWANDAN CIWANDAN 11284 11284 7.102 7.102 62,939 100 5.172 4.860 4.317 93,97 88,83 6.782 5.235 5.038 77,19 96,24

JUMLAH (KAB/KOTA) 95.711 95.711 57.131 57.131 59,691 100 84.119 54.463 49.858 64,75 91,54 84.536 51.971 49.233 61,48 94,73

Sumber: Sie Kesehatan Lingkungan


Bidang P2PL
TABEL 50

PERSENTASE TEMPAT UMUM DAN PENGELOLAAN MAKANAN (TUPM) SEHAT MENURUT KECAMATAN
KABUPATEN/KOTA CILEGON
TAHUN 2010

HOTEL RESTORAN/R-MAKAN PASAR TUPM LAINNYA JUMLAH TUPM

JUMLAH YG

JUMLAH YG

JUMLAH YG

JUMLAH YG

JUMLAH YG
DIPERIKSA

DIPERIKSA

DIPERIKSA

DIPERIKSA

DIPERIKSA
% SEHAT

% SEHAT

% SEHAT

% SEHAT

% SEHAT
JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH
NO KECAMATAN PUSKESMAS

SEHAT

SEHAT

SEHAT

SEHAT

SEHAT
ADA

ADA

ADA

ADA

ADA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 20 21 22 23 24
1 PULOMERAK PULOMERAK 15 8 8 100,00 19 5 - - 1 1 1 100,00 14 14 14 100,00 16 1 1 100

2 GROGOL GROGOL 2 2 2 100,00 40 15 2 13,33 - - - - - - - - 2 - - -

3 PURWAKARTA PURWAKARTA 3 2 2 - 11 3 2 66,67 1 1 1 100,00 - - - - 3 1 1 100

4 JOMBANG JOMBANG 6 4 4 100,00 18 18 3 16,67 2 2 2 100,00 - - - - 9 2 2 100

5 CIBEBER CIBEBER 1 1 1 100,00 16 - - - - - - - - - - - - - - -

6 CILEGON CILEGON - - - #DIV/0! 2 - - - 1 1 1 100,00 - - - - 1 1 1 100

7 CITANGKIL CITANGKIL - - - #DIV/0! 22 5 5 100,00 - - - - 2 2 2 100,00 - - - -

8 CIWANDAN CIWANDAN 1 1 1 100,00 15 5 3 60,00 2 2 2 - - - - - 3 2 2 100

JUMLAH (KAB/KOTA) 28 18 18 100,00 143 51 15 29,41 7 7 7 100,00 16 16 16 100,00 34 7 7 100

Sumber: Sie Pengawasan obat , makanan dan minuman


TABEL 51
PERSENTASE INSTITUSI DIBINA KESEHATAN LINGKUNGANNYA
KABUPATEN/KOTA CILEGON
TAHUN 2010

SARANA KESEHATAN SARANA PENDIDIKAN SARANA IBADAH PERKANTORAN SARANA LAIN JUMLAH
NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLA JUMLA
JUMLAH DIBINA % JUMLAH DIBINA % DIBINA % JUMLAH DIBINA % DIBINA % JUMLAH DIBINA %
H H
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 PULOMERAK PULOMERAK 21 21 100 30 30 100 83 - 0 43 1 2,3 - - - 177 52 29,38

2 GROGOL GROGOL 20 20 100 44 44 100 89 17 19 26 7 26,9 - - - 179 88 49,16

3 PURWAKARTA PURWAKARTA 9 9 100 50 39 78 33 14 42 16 10 62,5 - - - 108 72 66,67

4 JOMBANG JOMBANG 95 95 100 82 74 90 99 32 32 36 11 30,6 - - - 312 212 67,95

5 CIBEBER CIBEBER 18 18 100 61 48 79 102 - 0 15 5 33,3 - - - 196 71 36,22

6 CILEGON CILEGON 5 4 80 44 44 100 57 57 100 12 3 25,0 - - - 118 108 91,53

7 CITANGKIL CITANGKIL 26 26 100 85 85 100 118 15 13 10 10 100,0 - - - 239 136 56,90

8 CIWANDAN CIWANDAN 9 2 22,2 46 32 70 84 10 12 36 11 30,6 - - - 175 55 31,43

JUMLAH (KAB/KOTA) 203 195 96,059 442 396 90 665 145 22 194 58 29,9 - - 0,00 1.504 794 52,79

Sumber: Sie Kesehatan Lingkungan Bidang


TABEL 52

PERSENTASE RUMAH/BANGUNAN YANG DIPERIKSA DAN BEBAS JENTIK NYAMUK AEDES


MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA CILEGON
TAHUN 2010

JUMLAH RUMAH/BANGUNAN RUMAH/BANGUNAN


NO KECAMATAN PUSKESMAS RUMAH/BANGUNAN DIPERIKSA BEBAS JENTIK
YANG ADA JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8
1 PULOMERAK PULOMERAK 9.130 54.694 100,00 48.338 88,38
- -
2 GROGOL GROGOL 7.068 75.600 100,00 69.582 92,04
- -
3 PURWAKARTA PURWAKARTA 6.969 75.600 100,00 71.525 94,61
- -
4 JOMBANG JOMBANG 10.846 88.190 100,00 77.757 88,17
- -
5 CIBEBER CIBEBER 9.187 94.336 100,00 62.130 65,86
- -
6 CILEGON CILEGON 8.458 84.344 100,00 78.254 92,78
- -
7 CITANGKIL CITANGKIL 13.312 131.004 100,00 118.585 90,52

8 CIWANDAN CIWANDAN 8.543 72.712 100,00 67.055 92,22

JUMLAH ( KAB/KOTA) 73.513 676.480 100,00 593.226 87,69

Sumber: Sie Pemberantas dan Pengendalian Penyakit Bidang BMK


TABEL 53

PERSEBARAN TENAGA KESEHATAN MENURUT UNIT KERJA


KABUPATEN/KOTA CILEGON
TAHUN 2010

TENAGA KESEHATAN
PERAWAT &
NO UNIT KERJA MEDIS FARMASI GIZI TEKNISI MEDIS SANITASI KESMAS
BIDAN JUMLAH %
JML % JML % JML % JML % JML % JML % JML %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

PUSKESMAS (termasuk PUSTU dan


1 POLINDES/POSKESDES) 50 22,94 210 25,15 7 9,73 16 45,71 - - 7 46,66 6 16,21 296 64,60

2 RUMAH SAKIT

- RSUD CILEGON 52 23,85 247 30,31 23 32,00 11 31,43 - - 4 26,60 4 10,81 341 79,07

- RSKM CILEGON 89 40,83 296 36,32 27 37,50 3 8,72 - - - - 9 24,32 364 94,06

- RSIA KURNIA 15 6,88 40 4,91 6 8,34 2 5,71 - - - - 1 2,72 60 15,50

- RS BEDAH KASIH INSANI 4 1,83 7 0,85 2 2,77 1 2,86 - - - - 1 2,72 14 3,62

- RSIA MUTIARA BUNDA - - - - - - - - - - - - - - -

3 INSTITUSI DIKLAT/DIKNAKES

4 SARANA KESEHATAN LAIN - - - - - - - - - - - - - - -

5 DINKES KAB/KOTA 8 3,67 20 2,45 7 9,73 2 5,71 - - 4 26,60 16 43,24 57 13,69

JUMLAH 218 16,67 820 16,66 72 16,67 35 16,69 53 13,70 15 33,29 37 16,67 1587 410

Sumber: Subbag Umum dan Kepegawaian Dinkes dan RSUD Kota Cilegon
Keterangan:
Medis : Dokter, Dokter Gigi, Dr/Drg Spesialis Teknisi Medis : Analis, TEM dan Penata Rontgen, Penata Anestesi, Fisioterapi
Perawat & bidan : termasuk lulusan DIII dan S1 Sanitasi : Lulusan SPPH, APK, dan DIII Kesehatan Lingkungan
Farmasi : Apoteker, Asisten Apoteker Kesmas : SKM, MPH, dll
Gizi : Lulusan DI, DIII Gizi (SPAG dan AKZI) dan DIV
TABEL 54
JUMLAH TENAGA KESEHATAN DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN
KABUPATEN/KOTA CILEGON
TAHUN 2010

TENAGA KESEHATAN
NO UNIT KERJA PERAWAT TEKNISI
MEDIS FARMASI GIZI SANITASI KESMAS JUMLAH
& BIDAN MEDIS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
I PUSKESMAS ……… 50 210 7 16 - 7 6 296
DINAS KESEHATAN 8 20 7 2 - 4 16 57
-
-
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 58 230 14 18 - 11 22 353
II RUMAH SAKIT …..
RSUD CILEGON 52 247 23 11 - 4 4 341
RSKM CILEGON 89 296 27 3 - - 9 350
RSIA KURNIA 15 40 6 2 - - 1 64
RS BEDAH KASIH INSANI 4 7 2 1 - - 1 15
RSIA MUTIARA BUNDA - - - - - - - -
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 160 590 58 17 - 4 15 844
KOTA CILEGON 218 820 72 35 15 37 1.197

Sumber: Subbag Umum dan Kepegawaian Dinkes & RSUD Kota Cilegon
Keterangan:
Medis : Dokter, Dokter Gigi, Dr/Drg Spesialis Teknisi Medis : Analis, TEM & Penata Rontgen, Penata Anestesi, dan Fisioterapi
Perawat : termasuk lulusan DIII dan S1 Sanitasi : Lulusan SPPH, APK dan DIII Kesehatan Lingkungan
Farmasi : Apoteker, Asisten Apoteker Kesmas : SKM, MPH, dll
Gizi : Lulusan D1 dan DIII Gizi (SPAG dan AKZI)
TABEL 55

JUMLAH TENAGA MEDIS DI SARANA KESEHATAN


KABUPATEN/KOTA CILEGON
TAHUN 2010

JUMLAH TENAGA MEDIS


NO UNIT KERJA DOKTER
DR SPESIALIS DOKTER UMUM DOKTER GIGI JUMLAH
KELUARGA
1 2 3 4 5 6 7
I. PUSKESMAS - 23 18 41
UPTD P2KP - 1 - 1
UPTD JPKM - 1 - 1
-
-
-
-
-
-
-
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) - 25 18 43
II. RS
- RSUD CILEGON 17 32 3 52
- RSKM CILEGON 49 33 7 89
- RSIA KURNIA 7 7 1 15
- RSIA MUTIARA BUNDA - - - -
- RS BEDAH KASIH INSANI 3 1 - 4
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 76 73 11 160
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT -
SARANA KESEHATAN LAIN
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - 4 4 8
JUMLAH (KAB/KOTA) 76 102 33 211
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 56,5

Sumber: Subbag Umum dan Kepegawaian Dinkes & RSUD Kota Cilegon
TABEL 56

JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN DAN GIZI DI SARANA KESEHATAN


KABUPATEN/KOTA CILEGON
TAHUN 2010

TENAGA KEFARMASIAN TENAGA GIZI


NO UNIT KERJA
APOTEKER S1 FARMASI D-III FARMASI ASS APOTEKER JUMLAH D-IV/S1 GIZI D-III GIZI D-I GIZI JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Puskesmas ……… - - 7 - 7 2 14 - 16

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) - - 7 - 7 2 14 - 16


II RS …………
- RSUD CILEGON 8 15 23 3 8 11
- RSKM CILEGON 6 27 33
- RSIA KURNIA 1 5 6 1 1 2
- RS BEDAH KASIH INSANI 1 1 2 1 1
- RSIA MUTIARA BUNDA
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 16 48 64 4 10 - 14
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
SARANA KESEHATAN LAIN
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 5 2 7 1 1 - 2
JUMLAH (KAB/KOTA) 21 30 78 7 25 32
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 20,88 1,87 6,69 8,56

Sumber: Subbag Umum dan Kepegawaian Dinkes & RSUD Kota Cilegon
TABEL 57

JUMLAH TENAGA KEPERAWATAN DI SARANA KESEHATAN


KABUPATEN/KOTA CILEGON
TAHUN 2010

TENAGA KEPERAWATAN
NO UNIT KERJA PERAWAT BIDAN
SARJANA KEPW DIII PERAWAT LULUSAN SPK JUMLAH DIII BIDAN BIDAN JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Puskesmas ……… 5 107 112 81 17 98

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 5 107 112 81 17 98


1 RS …………
- RSUD CILEGON 16 175 191 20 6 26
- RSKM CILEGON 6 339 345 16 16
- RSIA KURNIA 1 24 25 15 15
- RS BEDAH KASIH INSANI 5 5 7 7
- RSIA MUTIARA BUNDA

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 23 543 566 58 6 64


INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
SARANA KESEHATAN LAIN
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 3 13 16 4 - 4
JUMLAH (KAB/KOTA) 31 663 694 143 23 166
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 185,83 44,45

Sumber: Subbag Umum Dan Kepegawaian Dinkes & RSUD Kota Cilegon
TABEL 58

JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT DAN SANITASI DI SARANA KESEHATAN


KABUPATEN/KOTA CILEGON
TAHUN 2010

TENAGA KESMAS TENAGA SANITASI


NO UNIT KERJA [a]
SARJANA KESMAS D-III KESMAS JUMLAH DIII SANITASI DI SANITASI JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Puskesmas ……… 6 - 6 7 7
- - -

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 6 - 6 7 7


1 RS …………
- RSUD CILEGON 4 0 4 4 4
- RSKM CILEGON 2 7 9 - -
- RSIA KURNIA 1 1 - -
- RS BEDAH KASIH INSANI - - - -
- RSIA MUTIARA BUNDA - -
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 7 7 14 4 4
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
SARANA KESEHATAN LAIN
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 16 4
JUMLAH (KAB/KOTA) 29 20 15 11
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 7,76 1,87 5,35 4,01 2,95

Sumber : Subbag Umum dan Kepegawaian Dinkes dan RSUD Kota Cilegon
[a]
Keterangan: Termasuk S2 dan S3
TABEL 59

JUMLAH TENAGA TEKNISI MEDIS DI SARANA KESEHATAN


KABUPATEN/KOTA CILEGON
TAHUN 2010

TENAGA TEKNISI MEDIS


NO UNIT KERJA
ANALIS LAB. TEM & P.RONTG P.ANESTESI FISIOTERAPIS JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7
1 Puskesmas ……… 6 6

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 6 6


1 RS …………
- RSUD CILEGON 17 8 2 4 31
- RSKM CILEGON 19 8 - 7 34
- RSIA KURNIA 6 1 2 2 11
- RS BEDAH KASIH INSANI -
- RSIA MUTIARA BUNDA
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 42 17 4 13 76
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
SARANA KESEHATAN LAIN
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 2 - - 2
JUMLAH (KAB/KOTA) 84
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 22,49

Sumber : Subbag Umum dan Kepegawaian Dinkes & RSUD Kota Cilegon
TABEL 60

ANGGARAN KESEHATAN KABUPATEN/KOTA


KABUPATEN/KOTA CILEGON
TAHUN 2010

ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN


NO SUMBER BIAYA
Rupiah %
1 2 3 4

ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER:

1 APBD KAB/KOTA 0

2 APBD PROVINSI 0

3 APBN :

- Dana Alokasi Khusus (DAK) 0

- ASKESKIN 0

- Lain-lain (sebutkan) 0

4 PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI (PHLN) 0

5 SUMBER PEMERINTAH LAIN 0

TOTAL ANGGARAN KESEHATAN 80.325.112.360 100

TOTAL APBD KAB/KOTA 716.545.288.238

% APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA 11,21 -

ANGGARAN KESEHATAN PERKAPITA 23,16

Sumber: Sie Subbag Keuangan Dinkes Kota Cilegon


TABEL 61
JUMLAH SARANA PELAYANAN KESEHATAN
KABUPATEN/KOTA CILEGON
TAHUN 2010

PEMILIKAN/PENGELOLA
NO FASILITAS KESEHATAN
PEM.PUSAT PEM.PROV PEM.KAB/KOTA TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 RUMAH SAKIT UMUM 1 1


2 RUMAH SAKIT JIWA -
3 RUMAH SAKIT BERSALIN
4 RUMAH SAKIT KHUSUS LAINNYA 4 4
5 PUSKESMAS PERAWATAN 3 3
6 PUSKESMAS NON PERAWATAN 5 5
7 PUSKESMAS KELILING 8 8
8 PUSKESMAS PEMBANTU 9 9
9 RUMAH BERSALIN 46 46
10 BALAI PENGOBATAN/KLINIK 9 9
11 PRAKTIK DOKTER BERSAMA 11 11
12 PRAKTIK DOKTER PERORANGAN 40 40
13 PRAKTK PENGOBATAN TRADISIONAL 7 7
14 POLINDES -
15 POSKESDES 1 14 15
16 POSYANDU 342 342
17 APOTEK 1 49 50
18 TOKO OBAT 6 6
19 GFK -
20 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL -
21 INDUSTRI KECIL OBAT TRADISIONAL -
22 POS OBAT DESA 4

Sumber: Sie Pendayagunaan Tenaga & Sarana Kesehatan


TABEL 62

UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM)


KABUPATEN/KOTA CILEGON
TAHUN 2010

JUMLAH
NO KECAMATAN
PUSKESMAS DESA SIAGA POSKESDES POLINDES POSYANDU

1 2 3 4 5 6 7
1 PULOMERAK PULOMERAK 4 1 0 56

2 GROGOL GROGOL 4 2 1 35

3 PURWAKARTA PURWAKARTA 6 3 0 37

4 JOMBANG JOMBANG 5 3 0 43

5 CIBEBER CIBEBER 6 1 1 44

6 CILEGON CILEGON 5 1 2 37

7 CITANGKIL CITANGKIL 7 2 2 56

8 CIWANDAN CIWANDAN 6 2 1 37

JUMLAH (KAB/KOTA) - 43 15 7 345

Sumber: Sie Promkes dan Pembiayaan Kesehatan Bidang BMK


TABEL 63

INDIKATOR PELAYANAN RUMAH SAKIT


KABUPATEN/KOTA CILEGON
TAHUN 2010

JENIS PELAYANAN JUMLAH JUMLAH PASIEN


JUMLAH HARI
NO NAMA RUMAH SAKIT[a] TEMPAT KELUAR (HIDUP MATI MATI >= 48 JAM PERAWATAN BOR LOS TOI GDR NDR
UMUM/KHUSUS TIDUR + MATI) SELURUHNYA DIRAWAT
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 RSUD KOTA CILEGON 217 12.146 385 215 4664 78,0 5,1 1,4 3,2 1,8

2 RSKM KOTA CILEGON 232 14.445 142 59 50187 59,0 4,4 2,4 9,9 4,5

Sumber: Sie Pencataan & Pelaporan Medrec RSUD Kota Cilegon


Keterangan: [a] termasuk rumah sakit swasta

Anda mungkin juga menyukai