857422127
RANGKUMAN MODUL 1
Dalam bidang pendidikan terdapat dua pengertian penilaian hasil belajar, yaitu:
1. Pengertian penilaian dalam arti asesmen merupakan suatu proses pengumpulan informasi hasil
belajar siswa yang diperoleh melalui pengukuran untuk menjelaskan atau menganalisis unjuk kerja
siswa dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru
2. Pengertian penilaian dalam arti evaluasi merupakan kegiatan yang dirancang untuk mengukur
efektivitas pembelajaran yang melibatkan sejumlah komponen penentu keberhasilan pembelajaran
Kegiatan Belajar 1
A. Pengertian Penilaian
Pada saat membicarakan masalah penilaian, kita sering menggunakan beberapa istilah seperti tes,
pengukuran, asesmen, dan evaluasi yang digunakan secara tumpang tindih (over lap). Kita sering rancu
dalam menggunakan istilah-istilah tersebut karena keempat istilah itu terjadi dalam satu kegiatan yaitu pada
saat kita menilai hasil belajar siswa. Berikut ini disajikan beberapa pengertian dari istilah-istilah tersebut:
1. Tes
Tes merupakan alat ukur untuk memperoleh informasi hasil belajar siswa yang memerlukan jawaban
benar atau salah. Yang termasuk dalam kelompok tes antara lain tes objektif dan tes uraian. Sedangkan
yang termasuk kelompok bukan tes (non-tes) antara lain pedoman pengamatan, skala rating, skala sikap,
dan pedoman wawancara.
2. Pengukuran
Pengukuran pada dasarnya merupakan kegiatan penentuan angka dari suatu objek yang diukur.
Penentuan angka ini merupakan suatu upaya untuk menggambarkan karakteristik suatu objek.
3. Asessmen
Asesmen merupakan kegiatan untuk mengumpulkan informasi hasil belajar siswa yang diperoleh dari
berbagai jenis tagihan dan mengolah informasi tersebut untuk menilai hasil belajar dan perkembangan
belajar siswa. Berbagai jenis tagihan yang digunakan dalam asesmen antara lain: kuis, ulangan harian,
tugas individu, tugas kelompok, ulangan akhir semester, laporan kerja dan lain sebagainya.
4. Evaluasi
Evaluasi merupakan penilaian keseluruhan program pendidikan mulai perencanaan suatu program
substansi pendidikan termasuk kurikulum dan penilaian (asesmen) serta pelaksanaannya, pengadaan
dan peningkatan kemampuan guru, manajemen pendidikan, dan reformasi pendidikan secara
keseluruhan.
Kegiatan Belajar 2
Kegiatan Belajar 1
Tes yang paling banyak digunakan di sekolah adalah tes objektif dan tes uraian. Berikut adalah perbandingan
dari kedua tes tersebut.
Kegiatan Belajar 2
Mengembangkan Tes
Melengkapi
Benar-Salah pilihan (Ragam
A)
Hubungan
Tes Objektif Menjodohkan antarhal
(Ragam B)
Analisis kasus
Pilihan Ganda
(Ragam C)
Ganda kompleks
Uraian Terbatas
(Ragam D)
Tes Uraian
Membaca
Uraian Terbuka diagram, tabel,
grafik (Ragam E)
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengkonstruksi tes objektif dan uraian, yaitu sebagai berikut:
Tes Objektif
Inti permasalahan yang akan ditanyakan harus jelas
Hindari pengulangan kata yang sama pada pokok soal
Hindari penggunaan kalimat yang berlebihan
Alternatif jawaban harus logis, homogen, dan pengecoh menarik untuk dipilih
Hindari adanya petunjuk kea rah jawaban yang benar
Hindari penggunaan ungkapan negatif pada pokok soal
Hindari alternatif jawaban yang berbunyi semua jawaban benar atau semua jawaban salah
Jika alternative jawaban berbentuk angka, maka harus diurutkan
Hindari penggunaan istilah yang terlalu teknis
Upayakan agar jawaban soal yang satu tidak tergantung dengan jawaban soal yang lain
Tes Uraian
o Tulis soal berdasarkan kisi-kisi yang ada
o Gunakan untuk mengukur hasil belajar yang tidak dapat diukur oleh tes objektif
o Gunakan tes uraian terbatas untuk menambah sampel yang dapat ditanyakan dalam satu waktu
ujian
o Gunakan tes uraian untuk mengungkap pendapat, tidak hanya sekedar menyebutkan fakta. Untuk
itu gunakan kata tanya seperti: jelaskan, bandingkan, hubungkan, simpulkan, analisislah,
kelompokanlah, formulasikan, dan lain sebagainya. Hindarkan penggunaan kata tanya seperti
sebutkan karena kata tanya seperti itu biasanya hanya meminta siswa untuk menyebutkan fakta
saja
o Rumuskan butir soal dengan jelas sehingga tidak menimbulkan salah tafsir
o Usahakan agar jumlah butir soal dapat dikerjakan dalam waktu yang telah ditentukan
o Jangan menyediakan sejumlah pertanyaan yang dapat dipilih oleh siswa
o Tuliskan skor maksimal yang dapat diperoleh siswa pada setiap butir soal
Kegiatan Belajar 3
Agar tes objektif tidak melenceng dari materi yang telah diajarkan maka tes tersebut harus ditulis
berdasarkan kisi-kisi. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat kisi-kisi yaitu:
Kegiatan Belajar 1
A. Latar Belakang
Penggunaan asesmen alternative dalam penilaian hasil belajar siswa muncul pada tahun 1980-an dan
merupakan jawaban atas adanya kelemahan pada asesmen tradisional yang hanya menggunakan tes tertulis
(paper pencil test). Tes tertulis hanya dapat digunakan untuk mengukur ranah kognitif dan keterampilan
sederhana, tidak dapat mengukur hasil belajar yang kompleks.
Pada asesmen tradisional, tes hanya berorientasi pada pencapaian hasil belajar, tidak pada proses belajar.
Menyadari kelemahan tersebut, para ahli Pendidikan berupaya untuk mengintegrasikan kegiatan penilaian dalam
keseluruhan proses pembelajaran melalui proses penilaian yang dikenal dengan asesmen alternative.
Asesmen merupakan kegiatan untuk mengumpulkan informasihasil belajar siswa yang diperoleh dari berbagai
jenis tagihan dan mengolah informasi tersebut untuk menilai hasil belajar dan perkembangan belajar siswa. Ada
beberapa istilah yang berkaitan dengan asesmen, yaitu:
C. Landasan Psikologis
Beberapa teori belajar yang digunakan landasan dalam pelaksanaan asesmen alternative adalah:
Keunggulan Kelemahan
1. Dapat menilai hasil belajar yang kompleks dan 1. Membutuhkan banyak waktu
keterampilan yang tidak dapat dinilai dengan 2. Adanya unsur subjektivitas dalam penskoran
asesmen tradisional 3. Ketetapan penskoran rendah
2. Menyajikan hasil penilaian yang lebih hakiki, 4. Tidak tepat untuk kelas besar
langsung, dan lengkap
3. Meningkatkan motivasi siswa
4. Mendorong pembelajaran pada situasi yang nyata
5. Memberi kesempatan pada siswa untuk self
evaluation
6. Membantu guru untuk menilai efektifitas
pembelajaran yang telah dilakukan
7. Meningkatkan daya transferabilitas hasil belajar
Kegiatan Belajar 2
Bentuk Asesmen Kinerja
A. Tugas (task)
Computer
adaptive testing Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam menyusun
Tes pilihan ganda tugas:
yang diperluas 1. Mengidentifikasi pengetahuan dan keterampilan
Jenis tagihan / tugas
Proyek
Interview
Pengamatan
Kegiatan Belajar 3
Asesmen Portofolio
ada proses seleksi untuk dimasukkan ke dalam kumpulan hasil karya siswa
karakteristik asesmen
portofolio
hasil karya siswa dikumpulkan dari waktu ke waktu
B. Perencanaan Portofolio
Pedoman yang harus diperhatikan pada saat merencanakan portofolio:
1. Menentukan kriteria dan/atau standar yang akan digunakan sebagai dasar asesmen portofolio
2. Menerjemahkan kriteria tersebut ke dalam rumusan hasil belajar yang dapat diamati
3. Menggunakan kriteria, memeriksa ruang lingkup dan urutan materi dalam kurikulum untuk menentukan
perkiraan waktu yang diperlukan untuk pengumpulan bukti-bukti portofolio
4. Menentukan orang-orang yang berkepentingan secara langsung dengan portofolio siswa
5. Menentukan jenis-jenis bukti yang harus dikumpulkan
6. Menentukan cara yang akan digunakan untuk pengambilan keputusan berdasar bukti yang dikumpulkan
7. Menentukan system yang akan digunakan untuk membahas hasil portofolio, pelaporan informasi, dan
keputusan asesmen portofolio
8. Mengatur bukti-buktu portofolio berdasarkan umur, kelas, atau isi agar kita dapat membandingkan
C. Pelaksanaan Portofolio
Dalam pelaksanaan portofolio, tugas guru adalah:
1. Mendorong dan memotivasi siswa
2. Memonitor pelaksanaan tugas
3. Memberikan umpan balik
4. Memamerkan hasil portofolio siswa
E. Tahap Penilaian
1. Dimulai dengan menetapkan kriteria penilaian yang disepakati bersama antara guru dengan siswa pada awal
pembelajaran
2. Kriteria penilaian yang telah disepakati diterapkan secara konsisten
3. Hasil penilaian selanjutnya digunakan sebagai penentuan tujuan pembelajaran berikutnya
4. Dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan
Kegiatan Belajar 4
A. Konsep Dasar
Menurut Krathwohl, ranah afektif terdiri dari 5 level, yaitu:
1. Receiving
keinginan siswa untuk memperhatikan suatu gejala atau stimulus
2. Responding
partisipasi aktif siswa untuk merespon segala gejala yang dipelajari
3. Valuing
kemampuan siswa untuk memberikan nilai, keyakinan, atau sikap dan menunjukkan suatu derajat
internalisasi dan komitmen
4. Organization
kemampuan anak untuk mengorganisasi nilai yang satu dengan nilai yang lain dan konflik antarnilai mampu
diselesaikan dan siswa mulai membangun sistem nilai internal yang konsisten
5. Characterization
siswa sudah memiliki sistem nilai yang mampu mengendalikan perilaku sampai pada waktu tertentu sehingga
menjadi pola hidupnya
Karakteristik dalam ranah afektif:
1. Sikap predisposisi yang dipelajari untuk merespon secara positif atau negatif terhadap suatu objek,
situasi konsep, atau orang.
2. Minat disposisi yang terorganisir melalui pengalaman yang mendorong seseorang untuk memperoleh
objek khusus, aktivitas, pemahaman dan keterampilan untuk tujuan perhatian atau pencapaian.
3. Konsep diri penilaian yang dilakukan individu terhadap kemampuan dan kelemahan diri sendiri.
4. Nilai suatu keyakinan yang dalam tentang perbuatan, tindakan, atau perilaku yang dianggap baik dan
yang dianggap tidak baik.
1. Pengamatan langsung
dengan memperhatikan dan mencatat setiap tingkah laku siswa terhadap sesuatu
2. Wawancara
dengan mengajukan pertanyaan terbuka ataupun tertutup
3. Angket atau kuesioner
perangkat pertanyaan yang sudah dilengkapi dengan pilihan jawaban
4. Teknik Proyektil
tugas atau pekerjaan atau objek yang belum dikenal siswa
5. Pengukuran terselubung
pengamatan tanpa sepengetahuan yang diamati
C. Langkah-langkah Pengembangan Instrumen Afektif
1. Merumuskan tujuan pengukuran afektif
2. Mencari definisi konseptual dari afektif yang akan diukur
3. Menentukan definisi operasional dari setiap afektif yang akan diukur
4. Menjabarkan definisi operasional menjadi sejumlah indikator
5. Menggunakan indikator sebagai acuan menulis pertanyaan-pertanyaan dalam instrument
Kaidah dalam merumuskan pernyataan-pernyataan dalam instrument afektif adalah sebagai berikut:
a. Hindari pernyataan yang mengarah pada peristiwa lalu
b. Hindari pernyataan yang factual
c. Hindari pernyataan yang dapat ditafsirkan ganda
d. Hindari pernyataan yang tidak berkaitan dengan afektif yang akan diukur
e. Hindari pernyataan yang menyangkut keperluan semua orang atau pernyataan yang tidak terkait
dengan siapapun
f. Upayakan kalimat pernyataan itu pendek, sederhana, jelas, dan langsung pada permasalahannya
g. Setiap pernyataan hanya memuat satu pokok pikiran saja
h. Hindari penggunaan kata asing atau local
i. Hindari pernyataan negatif seperti kecuali, tidak, dan lain-lain.
6. Meneliti kembali setiap butir pernyataan
7. Melakukan uji coba
8. Menyempurnakan instrumen
9. Mengadministrasikan instrumen (melaksanakan pengambilan data di lapangan)
RANGKUMAN MODUL 4
Kegiatan Belajar 1
B. Pengumpulan dan Pengolahan Informasi Hasil Belajar dari Unjuk Kerja Siswa
Hasil belajar dari unjuk kerja diperoleh dari rubrik. Pengolahan skornya dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut:
1. Hitung jumlah skor maksimal dan minimal yang mungkin diperoleh siswa untuk semua indikator
2. Jumlahkan skor yang diperoleh siswa untuk semua indikator
3. Bandingkan skor total yang diperoleh siswa dengan standar yang telah ditetapkan, atau
4. Jika ingin menghitung presentase keberhasilan dapat juga dilakukan dengan membagi skor yang diperoleh
siswa dengan skor maksimal kali 100%
Kegiatan Belajar 2
Kegiatan Belajar 1
A. Validitas
Pengertian validitas mengacu pada ketepatan interpretasi yang dibuat dari hasil pengukuran atau
evaluasi. Secara umum validitas ada tida jenis, yaitu:
diperlukan untuk menjawab pertanyaan sejauh mana item yang ada dalam tes dapat mengukur
1. Validitas isi keseluruhan materi yang telah diajarkan
tinggi rendahnya validitas isi suatu tes dapat dilihat pada perencanaan atau kisi-kisi
mengacu pada sejauh mana alat ukur tersebut dapat mengungkap keseluruhan konstrak yang
2. Validitas konstrak digunakan sebagai dasar dalam penyusunan tes tersebut
konstrak adalah konsep hipotesis yang digunakan sebagai dasar dalam penyusunan alat ukur
banyak digunakan dalam pengukuran-pengukuran psikologi (sikap, minat, dll)
3. Validitas yang untuk memprediksikan keberhasilan seseorang di masa yang akan datang atau untuk mengetahui
dikaitkan dengan kesesuaian antara pengetahuan dengan keterampilan yang dimiliki
kriteria tertentu
B. Reliabilitas
Pengertian reliabilitas mengacu pada ketetapan hasil yang diperoleh dari suatu pengukuran. Salah satu
cara untuk mengetahui reliabilitas suatu hasil pengukuran adalah dengan melakukan pengukuran dua kali.
Reliabilitas tinggi jika hasil pengukuran pertama hamper sama dengan hasil pengukuran kedua. Hubungan
antara skor pada pengukuran pertama dengan kedua akan menghasilkan angka korelasi bergerak antara -1
sampai +1. Semakin tinggi koefisien reabilitas (mendekati 1) maka semakin tinggi reliabilitas tes tersebut. Suatu
tes dinyatakan cukup reliabel jika mempunyai koefisien reliabilitasnya lebih besar 0,5. Cara menghitung koefisien
korelasinya dengan menggunakan formula korelasi product-moment sebagai berikut:
rxy = koefisien korelasi dari xy
N = jumlah data
X = data pertama
Y = data kedua
Kegiatan Belajar 2
b. Daya beda (D) menunjukkan seberapa jauh butir soal tersebut dapat membedakan kemampuan peserta
tes. Dapat dihitung dengan rumus:
D = PA – PB
D = indeks daya beda
PA = proporsi kelompok atas yang menjawab benar
PB = proporsi kelompok bawah yang menjawab benar
Nilai indeks beda soal bergerak dari -1 sampai +1. Semakin tinggi indeks daya beda menunjukkan bahwa
butir soal tersebut semakin dapat membedakan antara siswa yang pandai dengan siswa yang kurang pandai.
Butir soal memiliki daya beda yang baik jika dianalisis kuncinya mempunyai daya beda positif dan
pengecohnya mempunyai daya beda negatif. Kategori indeks daya beda butir soal adalah sebagai berikut:
D ≥ 0,40 : sangat baik
0,30 ≤ D < 0,40 : baik
0,20 ≤ D < 0,30 : sedang
D < 0,20 : tidak baik
B. Cara Melakukan Analisis Secara Sederhana
1. Hitung jumlah jawaban yang benar untuk seluruh siswa
2. Susun skor siswa mulai dari skor tertinggi ke terendah
3. Tentukan siswa yang termasuk ke dalam kelompok atas dan kelompok bawah
a. Jika jumlah siswa ≤ 20 maka jumlah kelompok atas dan bawah masing-masing 50%
b. Jika jumlah siswa 21-40 maka jumlah kelompok atas dan bawah masing-masing 33,3%
c. Jika jumlah siswa ≥ 41 maka jumlah kelompok atas dan bawah masing-masing 27%
4. Hitung jumlah siswa dalam kelompok atas yang memilih tiap alternatif jawaban yang disediakan
5. Hitung jumlah siswa dalam kelompok bawah yang memilih tiap alternatif jawaban yang disediakan
6. Hitung jumlah semua peserta tes yang menjawab benar
7. Hitung tingkat kesukaran dan daya beda dengan menggunakan rumus yang sudah dijelaskan
2. Pada Non-Tes
dengan meminta pakar untuk mereviu atau menelaah instrumen tersebut, lalu uji cona instrumen,
lalu menganalisis hasil uji coba
RANGKUMAN MODUL 6
Kegiatan Belajar 1
Kegiatan Belajar 2
Penilaian di Berbagai Jenjang Pendidikan
Kegiatan Belajar 3