Anda di halaman 1dari 10

JURNAL SISTEM PAKAR METODE FORWARD CHAINING, UNIVERSITAS

3 JUNI 201
MUHAMMADIYAH SIDOARJO

PERANCANGAN APLIKASI SISTEM PAKAR PENDETEKSI


KERUSAKAN PADA SMARTPHONE MENGGUNAKAN METODE
FORWARD CHAINING
Andri Yanto, Teguh
Jurusan Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Jl. Raya ngelam, Candi
Email teguh.gemosa@gmail.com
ABSTRAK
Era Informasi dan Teknologi (ICT) saat ini mampu menggantikan peran maupun
tugas rumit yang dilakukan manusia, bahkan sanggup menirukan proses biologis
manusia dalam pengambilan keputusan yang disebut dengan kecerdasan buatan.
Sistem pakar merupakan salah satu cabang dari kecerdasan buatan yang
didasarkan pada knowledge atau pengetahuan dasar sebagai inti sistem dalam
menyelesaikan sebuah masalah yang ada. Penggunaan smartphone juga
merupakan salah satu alat canggih yang menunjang aktivitas manusia.
Kecenderungan pengoperasiannya lebih besar dibandingkan berinteraksi langsung
dengan sesama manusia. Pemakaian smartphone yang terlalu sering dan tanpa
perawatan yang baik menjadi salah satu faktor pemicu kerusakan yang di
timbulkan pada sistem operasi. Alat bantu berupa sistem pakar reparasi
smartphone diperlukan dalam memberikan deteksi kerusakan smartphone,
sehingga pengguna tidak harus langsung membawa smartphonenya ke tempat
reparasi handphone.
Metode yang digunakan oleh penulis adalah metode penelusuran kedepan (
forward chaining), dimana dimulai denga sebuah gejala kerusakan yang kemudian
di telusuri dengan fakta-faktanya, sehingga ditemukan masalah yang dicari. Di
dalam aplikasi ini memiliki kejelasan dan solusi terperinci, sehingga mampu
memberikan kemudahan bagi pengguna dalam menyelesaikan masalah yang
terjadi pada smartphone.
Kesimpulannya digunakannya metode forward chaining untuk memproses
dari gejala kerusakan hingga terdapatnya solusi perbaikan dan mempermudah
pengguna untuk memakainya.
Kata kunci : Sistem pakar, ict, aplikasi, masalah, smartphone, sistem operasi

1. Latar Belakang

Perkembangan zaman memungkinkan segala aktivitas manusia menjadi


lebih mudah dengan kehadiran alat-alat canggihnya. Seperti pada awalnya
penggunaan komputer hanya sebagai alat penghitung, namun kini mampu
menggantikan peran ataupun tugas rumit manusia. Komputer punmampu

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO 1


JURNAL SISTEM PAKAR METODE FORWARD CHAINING, UNIVERSITAS
3 JUNI 201
MUHAMMADIYAH SIDOARJO

menirukan proses biologis manusia dalam pengambilan keputusan yang di sebut


kecerdasan buatan. Kecerdasan buatan juga mengalami perkembangan yang
sangat pesat. Sistem ini dirancang untuk menirukan keahlian seorang pakar dalam
menjawab pertanyaan dan menyelesaikan suatu permasalahan baik di bidang
kesehatan, bisnis, ekonomi, keuangan dan seperti yang saya katakan ini
mendeteksi kerusakan smartphone. Sistem pakar merupakan program komputer
yang mampu menyimpan pengetahuan dan kaidah dari domain pakar yang
khusus. Sistem pakar menirukan perilaku seorang pakar dalam menangani suatu
persoalan (Juanda, 2006). Dengan bantuan sistem pakar seorang yang awam atau
tidak ahli dalam suatu bidang tertentu akan dapat menjawab pertanyaan,
menyelesaikan masalah dan menjadi sebuah media penunjang dalam mengambil
keputusan yang biasanya dilakukan oleh seorang pakar.

Seperti halnya kerusakan yang terjadi pada smartphone. Tak dapat di


pungkiri bahwa kini smartphone bukanlah barang mahal yang hanya dimiliki oleh
orang-orang kalangan atas saja, namun telah menjadi barang yang cukup
terjangkau bagi setiap kalangan masyarakat menengah maupun bawah.
Smartphone sudah menjadi kebutuhan penting bagi manusia. Sebagaimana sebuah
barang maka smartphone juga tidak terlepas dari kerusakan dikarenakan
pemakaian. Penggunaan smartphone yang terlalu sering menjadi salah satu faktor
pemicu kerusakan yang ditimbulkan seperti terkena air, terjatuh, modifikasi,
kesalahan perawatan dalam pemakaian sehari-hari. Untuk membantu para
pengguna smartphone, maka dirancang sebuah sistem pakar untuk mendeteksi
kerusakan yang terjadi pada smartphone berupa aplikasi. Aplikasi ini diharapkan
berguna bagi para pengguna smartphone untuk mendeteksi kerusakan yang
terjadi, sehingga dapat menjadi sebuah pwnunjang dalam mengambil keputusan.

Selama ini masyarakat cukup mengalami kesulitan ketika menghadapi


kendala maupun kerusakan yang terjadi pada smartphone mereka. Terkadang
kebingungan dan awam apabila terjadi sebuah kerusakan atau masalah dengan
smartphone yang mereka miliki dan justru langsung membawa kepada jasa
reparasi smartphone tanpa benar-benar mengetahui jenis kerusakan pada
perangkat, sehingga mengetahui penanganan awal yang dapat ditangani sendiri

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO 2


JURNAL SISTEM PAKAR METODE FORWARD CHAINING, UNIVERSITAS
3 JUNI 201
MUHAMMADIYAH SIDOARJO

terhadap kerusakan smartphone-nya. Aplikasi diagnosis kerusakan pada


smartphone ini diharapkan dapat membantu masyarakat agar dapat mengetahui
prediksi kerusakan yang terjadi pada smartphone. Tanpa membawanya langsung
ke tempat reparasi telepon genggam saat itu juga. Aplikasi ini juga memberikan
solusi sederhana dalam menyelesaiakan permasalahan yang ada pada smartphone,
sehingga diharapkan dengan adanya aplikasi ini dapat memberikan solusi tanpa
harus mengeluarkan biaya lebih untuk mereparasi kerusakan yang dapat di tangani
sendiri, serta memberikan efisiensi waktu bagi masyarakat dalam mengetahui
jenis kerusakan yang terjadi lebih cepat dibandingkan dengan mendatangi
langsung ketempat reparasi telepon genggam.

2. LANDASAN TEORI

Menurut Suyoto (2004) menyatakan “Sistem pakar adalah sistem yang di


desain dan diimplementasikan dengan bantuan bahasa pemrograman tertentu
untuk dapat menyelesaikan masalah seperti yang dilakukan oleh para ahli. Martin
dan Oxman dalam Kusrini (2006) menyatakan bahwa “Sistem pakar adalah sistem
berbasis komputer yang menggunakan pengetahuan, fakta dan teknik penalaran
dalam memecahkan masalah yang biasanya hanya dapat dipecahkan oleh seorang
pakar dalam bidang tersebut”.

Sistem pakar pada mulanya merupakan bagiandari pengembangan


software yang mengadopsi kemampuan seorang pakar pada sebuah komputer.
Sistem pakar merupakan sebuah cabang dari Artificial Intelligenci (AI) yang
didasarkan pada knowlegde atau pengetahuan dasar sebagai inti yang
ada.Knowledge adalah pemahaman teoritis atau praktis mengenai suatu subjek
atau domain. Knowledge juga merupakan jumlah dari apa yang saat ini di kenal,
dan pengetahuan adalah sebuah kekuatan (Negnevitsky, 2005). Seorang pakar
adalah orang yang mempunyai keahlihan dalam bidang tertentu, yaitu pakar yang
mempunyai knowledge atau kemampuan khusus yang orang laintidak mengetahui
atau mampu dalam bidang yang dimilikinya.

2.2 Kelebihan dan Kekurangan Sistem Pakar

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO 3


JURNAL SISTEM PAKAR METODE FORWARD CHAINING, UNIVERSITAS
3 JUNI 201
MUHAMMADIYAH SIDOARJO

Menurut suyoto (2004) terdapat berbagai kelebihandan kekurangan dari


sistem pakar.

Kelebihan dari sistem pakar adalah :

1. Membantu orang awm untuk menyelesaikan masalah tanpa bantuan para


pakar.
2. Meningkatkan kualitas dan produktivitas.
3. Mampu beroperasi dalam lingkungan yang berbahaya.

Kekurangan dari sistem pakar adalah :

1. Tidak ada jaminan bahwa sistem pakar memuat 100% kepakaran yang di
perluka.
2. Pengembangan sistem pakar tergantung ada tidaknya pakar di bidangnya
sehingga pengembangannya dapat terkendala.
3. Biaya untuk mendesain, mengimplementasikan dan memeliharanya dapat
sangat mahal tergantung seberapa lengkap kemampuannya.

2.3 Ciri – Ciri Sistem Pakar

Kusrini (2006) menjelaskan ciri – ciri sistem pakar, yaitu :

1. Terbatas pada bidang yang spesifik.


2. Dapat memberikan penalaran untuk data – data yang tidak lengkap atau
tidak pasti.
3. Dapat mengemukakan rangkaian alasan yang diberikan dengan cara yang
dapat dipahami.
4. Berdasarkan pada rule atau kaidah tertentu.
5. Dirancang untuk dapat dikembangkan secara bertahap.
6. Outputnya bersifat nasihat atau anjuran.
7. Outputnya tergantung dari dialog dari user.
8. Knowlegde base dan inference engine terpisah.

2.4 Struktur Sistem Pakar

Menurut Arhami (2005), sistem pakar disusun oleh dua bagian utama, yaitu :

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO 4


JURNAL SISTEM PAKAR METODE FORWARD CHAINING, UNIVERSITAS
3 JUNI 201
MUHAMMADIYAH SIDOARJO

a. Lingkungan pengembangan (development environment), di gunakan untuk


memasukkan pengetahuan pakar ke dalam lingkungna sistem pakar.
b. Lingkungan konsultasi (consultation environment), digunakan oleh
penggunayang bukan pakar guna memperoleh pengetahuan pakar.

Menurut Turban (1995), komponen utama pada struktur sistem pakar adalah :

2.4.1 Basis Pengetahuan (Knowledge Base)

Basis pengetahuan merupakan inti dari suatu sistem pakar, yaitu berupa
representasi pengetahuan dari pakar. Basis pengetahuan tersusun atas fakta dan
kaidah.

a. Fakta adalah informasi tentang objek, peristiwa, atau situasi.


b. Kaidah adalah cara untuk membangkitkan suatu fakta baru dari fakta
yang sudah di ketahui.

2.4.2 Mesin Inferensi (Inference Engine)

Mesin inferensi berperan sebagai otak dari sistem pakar. Mesin inferensi
berfungsi untuk memandu proses penalaran terhadap suatu kondisi, berdasarkan
pada basis pengetahuan yang tersedia. Didalammesin inferensi terjadi proses
untuk memanipulasi dan mengarahkan kaidah, model, dan fakta yang di simpan
dalam basis pengetahuan dalam rangkamencapai solusi atau kesimpulan. Dalam
prosesnya, mesin inferensi menggunakan strategi penalaran dan strategi
pengendalian. Strategi penalaran terdiri dari strategi pasti (Exact Reasoning) dan
strategi penalaran tak pasti (Inexact Reasoning). Exact Reasoning akan dilakukan
jika semua data yang dibutuhkan untuk menarik kesimpulan tersedia, sedangkan
Inexact Reasoning dilakukan pada keadaan sebaliknya. Strategi pengendalian
berfungsi sebagai panduan arah dalam melakukan proses penalaran.

Gambar 1 berikut adalah penggambaranstruktur sistem pakar.

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO 5


JURNAL SISTEM PAKAR METODE FORWARD CHAINING, UNIVERSITAS
3 JUNI 201
MUHAMMADIYAH SIDOARJO

LINGKUNGAN KONSULTASI LINGKUNGAN PENGEMBANGAN


Basis pengetahuan
User
Fakta : apa yang di ketahui tentang area domain

Aturan : Logical reference


Fasilitas
Antarmuka
Penjelasan

Knowlegde
Aksi yang
Interface Engine Enginer
direkomendasikan

Workplace PerbaikanPengetahuan
Pakar

Gambar 2.1 Struktur Sistem Pakar

Terdapat tiga metode yang sering di gunakan, yaitu forward chaining, backward
chaining, dan gabungan dari kedua tehnik pengendalian tersebut.

1. Forward Chaining

Forward Chaining adalah metode pelacakan yang diawali dengan


informasi atau fakta dan proses mencocokan kaidah berlanjut hingga
menemukan kesimpulan. “Dalam forward chaining, kaidah interpreter
mencocokan fakta atau statemen dalam pangkalan data, situasi yang
dinyatakan dalam sebelah kiri atau kaidah IF. Bila fakta yang ada dalam
pangkalan data itu sesuai dengan kaidah IF, maka kaidah itu distimulasi”
(Suparman, 1991). Gambar di bawah ini merupaka bentuk Forward
Chaining

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO 6


JURNAL SISTEM PAKAR METODE FORWARD CHAINING, UNIVERSITAS
3 JUNI 201
MUHAMMADIYAH SIDOARJO

Gambar 2.2 Forward Chaining


Keterangan :
1. A,B........F = Kondisi atau Gejala
2. G = Hasil Diagnosa
3. Rule = Aturan

Pengertian
Chain (rantai) : perkalian inferensi yang menghubung-kan suatu
permasalahan dengan solusinya.

Forward chaining :

Suatu rantai yang dicari atau dilewati / dilintasi dari suatu permasalahan
untuk memperoleh solusi. Penalaran dari fakta menuju konklusi yang terdapat
dari fakta.

Forward chaining merupakan grup dari multipel inferensi yang


melakukan pencarian dari suatu masalah kepada solusinya. Forward chaining
merupakan proses perunutan yang dimulai dengan menampilkan kumpulan
data atau fakta yang meyakinkan menuju konklusi akhir. Jadi metode forward
chaining dimulai dari informasi masukan (if) dahulu kemudian menuju
konklusi (then).

A. Sifat Forward Chaining :


1. Baik untuk pemantauan, perencanaan, dan kontrol
2. Terlihat dari hadir untuk masa depan.
3. Bekerja dari yg konsekuen.
4. Penalaran data-driven, bawah-atas.

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO 7


JURNAL SISTEM PAKAR METODE FORWARD CHAINING, UNIVERSITAS
3 JUNI 201
MUHAMMADIYAH SIDOARJO

5. Bekerja maju untuk menemukan apa yang mengikuti solusi dari fakta-
fakta.
6. Memfasilitasi pencarian luasnya-pertama.
7. Pendahulunya menentukan pencarian.
8. Memfasilitasi penjelasan.

B. Sistem Kerja Menggunakan Metode Forward Chaining :


1. Sistem dipresentasikan dengan satu ata lebih dari kondisi.
2. Untuk setiap kondisi sistem akan mencari rule pada knowledge base
untuk rule tersebut yang cocok dengan kondisi pada bagian IF.
3. Setiap rule dapat merubah suatu kondisi baru dari konklusi dari bagian
THEN. Kondisi baru ini selanjutnya akan ditambahkan. Ada beberapa
kondisi yang telah ditambahkan pada sistem akan diproses. Jika ada
suatu kondisi, maka sistem akan kembali pada langkah ke-2 dan akan
mencari rule pada knowledge base lagi. Jika tidak ada kondisi baru
lagi, maka sesi ini akan berakhir.
4. IF smartphone mati AND
Smartphone layar berwarna hitam AND

Smartphone hidup hanya di lampu led berwarna merah AND

Smartphone bisa kedetect oleh pc atau leptop AND


THEN smartphone mengalami kerusakan di sistem operasi

C. Karakteristik Forward Chaining :


1. Perencanaan, monitoring, control.
2. Disajikan untuk masa depan.
3. Antecedent ke konsekuen.
4. Data memandu, penalaran dari bawah ke atas.
5. Bekerja ke depan untuk mendapatkan solusi apa yang mengikuti
fakta.

2. Backward Chaining
Backward chaining adalah kebalikan dari fordward chaining. pada metode
ini berawal dari hipotesa dan kemudian di runut fakta-faktnya juga kaidah

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO 8


JURNAL SISTEM PAKAR METODE FORWARD CHAINING, UNIVERSITAS
3 JUNI 201
MUHAMMADIYAH SIDOARJO

yang mendukung pernyataan hipotesa. “Selama proses backward chaining,


interpreter kaidah akan melihat berbagai premis uang ada dalam
pangkalan data. Bila tidak menemukan, maka ia meneruskan pelacakannya
sampai pada apa yang harus ditemukannya” ( Suparman 1991). Gambar di
bawah ini merupakan bentuk dari Backwar Chaining.

FACT 1
RULE 1 HYPOTESIS 1 DECISION 1
FACT 2

FACT 3
RULE 2 HYPOTESIS 2 DECISION 2
FACT 4

Gambar 2.3. Backward Chaining

3. Gabungan Forward chaining dan Backward Chaining


Yaitu gabungan antara kedua metode forward chaining dan backward
chaining. Sistem pakar menggunakan gabungan metode ini bisa menerima
masukan dari user berupa fakta atau hipotesa dan di harapkan bisa
mengambil keputusan yang akurat.

2.4.3 Basis Data (Data Base)


Basis data terdiri dari atas semua fakta yang di perlukan, dimana fakta-fakta
tersebut di gunakan untuk memenuhi kondisi dari kaidah-kaidah dalam
sistem.Basis data menyimpan semua fakta, baik fakta awal pada sistem mulai
beroperasi, maupun fakta-fakta yang di peroleh pada saat proses penarikan
kesimpulan sedang dilaksanakan. Basis data di gunakan untuk menyimpan data
hasil observasi dan data lain yang di butuhkan selama pemrosesan.

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO 9


JURNAL SISTEM PAKAR METODE FORWARD CHAINING, UNIVERSITAS
3 JUNI 201
MUHAMMADIYAH SIDOARJO

2.4.4 Antarmuka Pemakai (User Interface)


Fasilitas ini dgunakan sebagai perantara komunikasi antara pemakai dengan
komputer. Antarmuka yang digunakan biasanya berupa GUI yang memudahkan
pengguna dalam menggunakan sistem pakar.

User Antarmuka Mesin Basis

pengguna Inferensi Pengetah


uan

Proses
Fasilitas
Akuisisi
Penjelas Pengetahuan

Pakar

Gambar. 2.4 Ilustrasi sistem pakar

1
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO
0

Anda mungkin juga menyukai