Anda di halaman 1dari 12

KONSEP DASAR AKUNTANSI DAN KERANGKA KONSEPTUAL

Mata Kuliah : Teori Akuntansi (EKA441 A2)

Oleh :

Ni Putu Ariani (1707531017)

Ni Putu Via Rista (1707531022)

Ni Putu Ayu Devi Yanti (1707531028)

Program Studi S1 Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Udayana

2019
A. KONSEP DASAR AKUNTANSI
Konsep dasar merupakan abstraksi atau konseptualisasi karakteristik lingkungan tempat
atau wilayah diterapkannya pelaporan keuangan. Paton dan Littleton (P&L)
mengemukakan konsep – konsep dasar akuntansi dalam buku mereka, yaitu :
1) Entitas Bisnis atau Kesatuan Usaha
2) Kontinuitas Kegiatan/ Usaha
3) Penghargaan Sepakatan
4) Kos Melekat
5) Upaya dan Capaian/ Hasil
6) Bukti terverfikasi dan Objektif
7) Asumsi

1. Kesatuan Usaha
Konsep ini menganggap perusahaan sebagai suatu kesatuan atau badan usaha
ekonomik yang berdiri sendiri, bertindak atas namanya sendiri, dan kedudukannya terpisah
dari pemilik atau pihak lain sehingga badan usaha diperlakukan sebagai orang (person).
Konsep ini mempersonifikasi badan usaha sehingga badan usaha dapat melakukan perbuatan
hukum dan ekonomik (misalnya membuat kontrak atau memiliki asset) atas nama badan
tersebut dan bukan atas nama pemilik.. Konsep ini menyebabkab hubungan antara kesatuan
usaha dan pemilik dipandan sebagai hubungan bisnis (hak dan kewajiban atau utang dan
piutang).
Batas Kesatuan. Akuntansi memperlakukan badan usaha sebagai suatu kesatuan ekonomik
daripada kesatuan yuridis. Batas kesatuan ekonomik adalah kendali oleh suatu manajemen.
Pengertan Ekuitas. Melalui sudut pandang kesatuan usaha, secara konseptual ekuitas atau
modal merupakam hutang atau kewajiban perusahaan kepada pemilik.
Pengertian Pendapatan. Berdasarkan konsep kesatuan usaha, pendapatan (untung/rugi) akan
menambah/mengurangi ekuitas dan bersifat sebaliknya terhadap kewajiban.
Pengertian Biaya. Biaya didefinisikan sebagai penurunan aset atau timbulnya (menambah)
kewajiban dan mengurangi ekuitas. Biaya dapat juga didefinisikan sebagai timbulnya
kewajiban dalam rangka menciptakan pendapatan yang akhirnya mengakibatkan turunnya
aset.
Sistem Berpasangan. Pengaruh transaksi terhadap hubungan bisnis dan posisi keuangan
(termasuk utang-piutang dengan pemilik serta pihak lainnya) harus selalu ditunjukkan. Untuk
melaksanakan hal ini dengan mudah dan nyaman, digunakanlah sistem berpasangan.
Persamaan Akuntansi. Persamaan akuntansi merupakan cara mereprentasi sistem
berpasangan. Persamaan akuntansi juga dapat dikatakan sebagai hubungan fungsional sistem
akuntansi (buku besar) yang merepresentasi statement/laporan keuangan. Hubungan
fungsional tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut : A=K+E+P–B+I-D
Keterangan:
A = Aset; K = Kewajiban; E = Ekuitas; P = Pendapatan; B = Biaya; I = Investasi oleh
pemilik; D = Distribusi ke pemilik

2. Kontinuitas Usaha
Konsep ini menyatakan bahwa jika tidak ada tanda-tanda, gejala-gejala, atau rencana
pasti di masa datang bahwa kesatuan usaha akan dibubarkan atau dilikuidasi maka akuntansi
menganggap bahwa kesatuan usaha tersebut akan berlangsung terus sampai waktu yang tidak
terbatas.
Arti Penting Laporan Periodik. Untuk setiap periode, kesatuan usaha dapat mengukur
tingkat imbalan investasi yang diperolehnya selama periode kinerja. Tingkat imbalan
investasi merupakan tingkat mendapatkan laba dengan tingkat sumber ekonomik tertentu.
Sedangkan daya melaba adalah rata-rata dalam jangka panjang tingkat imbalan periodik.
Kedudukan Statemen Laba-Rugi. Penggalan pendapatan dan biaya untuk satu periode
dituangkan dalam statemen laba-rugi periodik sehingga statemen laba-rugi dipandang sebagai
statement yang paling penting dalam pelaporan keuangan karena tingkat laba dalam rangka
menilai daya melaba.
Fungsi Neraca dan Penilaian Elemennya. Neraca berfungsi untuk menunjukkan potensi
jasa yang masih dimiliki/dikuasai kesatuan usaha untuk menghasilkan pendapatan dalam
periode-periode berikutnya.

3. Penghargaan Sepakatan.
Penghargaan sepakatan merupakan dasar kuantifikasi berbagai jenis objek menjadi
objek-objek homogenus yang paling objektif untuk menyajikan hubungan antarobjek yang
bermakna. Penghargaan sepakatan tersebut akan dicatat dan diolah lebih lanjut dalam sistem
akuntansi perusahaan untuk dijadikan data kuantitatif dasar dalam penyusunan berbagai
laporan manajerial dan statemen keuangan.
Jasa di Balik Kos Kos merupakan salah satu atribut untuk merepresentasi secara tepat
realitas kegiatan perusahaan. Di balik deretan angka-angka akuntansi terkandung potensi jasa
yang berwujud fisis maupun nonfisis. Potensi jasa tersebut adalah daya, kemampuan, atau
kapasitas lain yang kekuatannya (besarnya) paling tidak sama dengan yang sebelumnya
dimiliki perusahaan yang direpresentasi dalam bentuk kos.
Keterbatasan Informasi Akuntansi Meskipun segala pertimbangan dan kebijakan didasarkan
pada data akuntansi secara cukup mendalam, pada akhirnya keputusan yang dihasilkan akan
mencerminkan juga pengaruh data nonakuntansi dan akan diwarnai dengan hal-hal yang
sangat kualitatif dan subjetif seperti : tujuan secara keseluruhan, sasaran jangka pendek,
selera pribadi, kepentingan umum, peraturan pemerintah, alasan politik, dan sebagainya.

4. Kos Melekat
Konsep ini menyatakan bahwa kos bersifat mudah bergerak dan dapat dipecah-pecah
atau digabung-gabungkan kembali mengikuti objek yang dilekatinya karena kos melekat pada
objek yang dipresentasinya. Kos melekat dilandasi oleh konsep kos yang terkandung yaitu
kos yang benar-benar terkandung dalam suatu objek atau produk sebagai pasangan kos
penggantian. Kos terkandung adalah kos komponen yang melekat pada barang tersebut
sedangkan kos penggantian adalah price-aggregate yang tidak jadi diperoleh kalau barang
tersebut tidak ada (nilai keluaran/harga jual) atau price-aggregate yang harus dikorbankan
kalau perusahaan tidak memproduksi barang tersebut (nilai masukan).
Saat Pengakuan Nilai Tambah. Jika kos produk menunjukkan nilai, maka ke dalam kos
produk tersebut harus dimasukkan jumlah rupiah nilai yang merupakan tambahan manfaat
yang melekat pada produk sebagai akibat proses produksi. Nilai tambahan ini akan terealisasi
jika produk telah terjual dan aset (kos) baru masuk ke dalam kesatuan usaha.
Wadah Penggabungan Dalam mengikuti aliran fisis produksi, kos dipecah, dikelompokkan,
dan kemudian digabung kembali mengikuti unit fisis produk. Ini berarti bahwa kos
digabungkan dengan produk sebagai wadah atau penakar penggabungan. Setelah produk
diserahkan kepada pelanggan (telah terjadi penjualan) maka kos yang melekat pada unit
produk yang telah diserahkan akan mengukur biaya dan secara logis dapat disebut dengan
kos barang terjual (cost of goods sold).

5. Upaya dan Hasil


Konsep ini menyatakan bahwa biaya merupakan upaya dalam rangka memperoleh
hasil berupa pendapatan. Dengan kata lain, tidak ada hasil (pendapatan) tanpa upaya (biaya).
Secara konseptual, pendapatan imbul karena biaya bukan sebaliknya pendapatan
menanggung biaya. Artinya, begitu kesatuan usaha melakukan kegiatan produktif (yang
direpresentasi dengan terhimpunnya kos) maka pendapatan dapat dikatakan telah terbentuk
pula walaupun belum terealisasi. Konsep ini mempunyai beberapa implikasi.
Perlunya Basis Asosiasi Laba mencerminkan keefektifan manajemen dalam mengelola
sumber ekonomik dan merupakan informasi penting bagi pihak yang berkepentingan. Dengan
demikian, diperlukan dasar asosiasi (basis of association) yang tepat dan rasional agar laba
mempunyai makna atau nilai sebagai pengukur kinerja yang ternadalkan.
Penakar Asosiasi Ideal dan Praktis. Idealnya semua kos dilekatkan pada produk sehingga
asosiasi antara biaya dan pendapatan yang ditimbulkam oleh biaya tersebut sangat jelas.
Kalau hal ini dimungkinkan (secara teknis dan ekonomik), laba yang diperoleh perusahaan di
ukur atas dasar unit barang yng terjual bukan atas dasar perioda akuntansi.
Kos Aktual . Biaya sesungguhnya adalah biaya yang terjadi akibat suatu kegiatan yang nyata
(real) sehingga kos hipotesis atau asumsian (hypothetical atau imputed cost) tidak diakui.
Pengertian Depresiasi
Depresiasi adalah biaya nyata bukan hipotesis. Depresiasi untuk suatu perioda harus
diperhitungkan dan diakui sebagai biaya karena jasa yang diberikan oleh asset tetap tidak
terjadi sekaligus pada saat pemerolehan atau pemberhentian asset tersebut.
Pos-pos Luar Biasa . Untuk menentukan laba periodic, konsep menandingkan (matching)
yag berorientasi jangka panjang akan memasukkan juga:
a. Untung luar biasa (windfall gains) yaitu timbulnya atau bertambahnya menfaat
ekonomik atau aset yang terjadi tanpa upaya yang jelas dan direncanakan.
b. Rugi luar biasa (extraordinary losses) yaitu hilangnya atau berkurangnya manfaat
ekonomik atau aset yang terjadi akibat hal-hal yang tidak ada hubungannya atau tidak
mudah dihubungkan dengan upaya untuk memperoleh hasil.

6. Bukti terverifikasi dan Objektif


Objektivitas bukti harus dievaluasi atas dasar kondisi yang melingkupi penciptaan,
pengkuran, dan pengakapan atau pengakuan data akuntansi. Jadi, akuntansi tidak
mendasarkan diri pada objektivitas mutlak melainkan pada objektivitas realtif yaitu
objektivitas yang paling tinggi pada waktu transaksi terjadi dengan mempertimbangkan
keadaan dan tersedianya informasi pada waktu tersebut.
Arti Penting untuk Pengauditan. Konsep bukti yang dapat diuji kebenarannya dan objektif
itu menjadi penting dalam kaitannya dengan pengauditan untuk menetukan kewajaran
statemen keuangan. Salah satu criteria kewajaran adalah bahwa pos-pos statemen keuangan
didefinisi, diukur, dinilai, diakui, dan disajikan sesuai dengan PABU.
Objektivitas Bukti. Objektif berarti bahwa fakta yang diungkapkan oleh suatu bukti tidak
dipengaruhi oleh kepentingan pribadi.
Objektivitas Relatif. Konsep objektivitas dalam penciptaan data akuntansi adalah objektivitas
yang disesuaikan dengan keadaan yang ada pada saat penentuan fakta buka objektivitas
mutlak. Bukti yang mendukung perlakuan akuntansi tertentu dapat bersifat sepenuhnya
objektif, secara meyakinkan objektif, secara meragukan objektif, atau sama sekali tidak
objektif. Dengan konsep relativitas bukti, fakta yang paling objektif akan mendapat bobot
paling tinggi untuk tak dipilih.
Objektivitas dan Keterverifikasian Jangka Panjang Konsep dasar bukti keterverifikasian
dan objektif dalam akuntansi mengadung elemen variabilitas sehingga tiap bukti mempunyai
tigkat objektivitas. Tingkat objektivitas bukti yang paling tinggi pada saat dan keadaan
tertentu adalah yang terbaik asalkan tujuan untuk memperoleh tingkat objektivitas yang
tinggi tersebut tidak bertentangan dengan konsep kontinuitas usaha.

7. Asumsi
Berikut ini adalah beberapa contoh asumsi yang menjadi landasan penalaran dalam
memilih konsep yang relevan.
Kontinuitas Usaha. Konsep kontinuitas usaha hanya dapat dibenarkan atas dasar pengalaman
perusahaan pada umumnya. Oleh karena itu, penerapan dalam konsep ini dalam perusahaan
tertentu adalah semata-mata asumsi dan kenyataan ini harus tetap dipertimbangkan dalam
proses pelaporan.
Periode Satu Tahun. Pelaporan periodic dengan waktu sebagai wadah pengukuran adalah
salah satu kebiasaan penting dalam akuntansi. Interval waktu yang biasanya digunakan
adalah satu tahun, baik tahun kalender ataupun tahun buku fiscal.
Kos Sebagai Bahan Olah. Penghargaan sepakatan yang menjadi bahan oleh akuntansi
didasarkan atas asumsi bahwa kos factor produksi yang diperoleh perusahaan menunjukkan
nilai wajar pada saat terjadinya. Asumsi dibalik penalaran tersebut adalah bahwa para pelaku
ekonomi bertindak rasional, suatu asumsi yang tidak selalu benar dalam tiap keadaan.
Daya Beli Uang Stabil . Konsep bahwa sejumlah rupiah tercatat akan tetap menunjukkan
nilai dilandasi asumsi bahwa daya beli uang stabil sepnajang masa. Dalam perioda-perioda
yang mengalami inflasi cukup tinggi asumsi tersebut jelas tidak berlaku lagi untuk tujuan-
tujuan tertentu
Tujuan Mencari Laba Konsep pendapatan dan biaya sebagai aliran jumlah rupiah yang
ditandingkan sebenarnya mengandung asumsi bahwa pendapatan adalah objek yang dituju
oleh upaya yang diukur dengan kos. Dengan kata lain, perusahaan dipandang sebagai suatu
organisasi yang dibentuk untuk menghasilkan laba. Asumsi ini tidak diragukan kelayakannya.

B. KERANGKA KONSEPTUAL DALAM PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN


LAPORAN KEUANGAN

1. Ikthisar Kerangka Konseptual


2. Pengguna & Tujuan Laporan Keuangan
3. Asumsi-Asumsi DasarLaporan Keuangan
4. KarakteristikKualitatif
5. Unsur-UnsurLaporan Keuangan
6. Pengakuan Unsur-UnsurLaporan Keuangan

1. Ikhtisar Kerangka Konseptual


Kerangka Konseptual merupakan dasar untuk merumuskan konsep-konsep yang
mendasari penyusunan dan penyajian laporan keuangan untuk para pemakai ekstern.
Kerangka Konseptual bukan merupakan standar akuntansi keuangan, karenanya tidak
mendefinisikan standar untuk permasalahan pengukuran atau pengungkapan tertentu.
Sehingga apabila terjadi pertentangan antara Kerangka Konseptual dengan SAK, maka yang
harus diunggulkan adalah SAK.
Tujuan Kerangka Konseptual yaitu agar dapat digunakan sebagai acuan bagi :
1. Komite penyusunan laporan keuangan dalam melaksanakan tugasnya
2. Auditor dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan keuangan telah sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umuim
3. Para pemakai laporan keuangan dalam menafsirkan informasi yang disajikan dalam
laporan keuangan
Ruang Lingkup Kerangka dasar ini membahas; 1. Tujuan laporan keuangan 2.
Karakteristik kualitiatif yang menentukan manfaat informasi dalam laporan kauangan 3.
Definisi, pengakuan dan pengukuran unsur- unsur yang memberntuk laporan keuangan. 4.
Konsep modal dan pemeliharaan modal.
Kerangka ini membahas; (a) Laporan keuangan dibuat untuk tujuan umum (general
purpose financial statements) termasuk laporan keuangan konsolidasi, (b) Laporan keuangan
harus disusun dan disajikan sekurang-kurangnya setahun sekali, (c) Beberapa pemakai berhak
dan membutuhkan informasi tambahan. (d) Laporan keuangan terdiri dari, Neraca, Laporan
Laba Rugi, Laporan Arus Dana, serta catatan, laporan lain, dan materi penjelasan yang
merupakan bagian integral dari laporan keuangan, termasuk informasi tambahan seperti Info
keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan mengenai pengaruh peubahan
harga.

2. Pengguna Dan Tujuan Laporan Keuangan : (a) Investor, (b) Karyawan, (c) Pemberi
pinjaman, (d) Pemasok dan kreditor usaha yang lainnya, (e) Pelanggan, (f) pemerintah, (g)
masyarakat
Gambaran Laporan keuangan & Pengguna PROSES AKUNTANSI
Tujuan Laporan Keuangan : (1) Menyediakan
informasi mengenai posisi keuangan, kinerja, serta
peubahan posisi keuangan suatu perusahaan untuk
pengambilan keputusan ekonomi, (2) Disusun
untuk tujuan memenuhi kebutuhan bersama
sebagian besar pemakainya, walau tidak
menyediakan semua informasi yang dibutuhkan
pemakai tersebut. (3) Menyajikan info keuangan
dan tidak diwajibkan menyajikan info non
keuangan. (4) Menunjukkan apa yang sdh dilakukan manajemen (stewardship) dan
pertanggungjawaban atas pengelolaan sumber daya yang telah dipercayakan kepadanya.
Posisi Keuangan
1. Disajikan di Neraca (Kas, Likuiditas, Solvabilitas, Debts to Equities or Assets Ratio,
Komposisi Fixed Assets, A/R Turn Over, Inventory Turn Over)
Kinerja Perusahaan Bermanfaat untuk memprediksi kapasitas perusahaan dalam
menghasilkan Arus Kas dan Laba. Hal- hal yang disajikan dalam Lap. Arus Kas dan Laporan
Laba/Rugi diantaranya : Profit, Earning per share , Sales Revenues, Gross Margin,
Operating Expenses , Operating Income, Profit per Sales Revenues, Times interest Earns
Laporan Arus Kas terdiri dari : Cash Balance at the beginning period, Cash Flows from
Operation, Cash Flows from Investment, Cash Flows from Financing, Cash Balance at the
ending period
Perubahan Posisi Keuangan Biasanya disajikan dalam laporan tersendiri, misalnya saja
Fund Statement atau Statement of Changes in Financial Position. Menyajikan laporan
komparatif yang memungkinkan pengguna laporan keuangan melihat trend kondisi keuangan
perusahaan tahun-tahun sebelumnya dengan tahun berjalan
Catatan Pada dasarnya masing-masing laporan tersebut. (Balance Sheet, Income Statement,
Statement of Cash Flows, dan Statement of Equity) apabila digunakan sendiri-sendiri, tidak
dapat memberikan gambaran yang lengkap mengenai informasi terkait. Oleh karenanya
penggunaan laporan tersebut harus integrated (dikaitkan antara satu dengan yang lainnya)
melalui catatan atas laporan keuangan

3. Asumsi – Asumsi Dasar Laporan Keuangan


Terdiri atas : Kesatuan Usaha ( Economic Identity ) Perusahaan dipandang sebagai Unit
Usaha yang terpisah dari pemiliknya, Kelangsungan Usaha ( Going Concern ) Perusahaan
akan hidup terus dan tidak akan dibubarkan, Unit Moneter ( Unit Of Measure )
Pencatatannya menggunakan mata uang, Periode waktu ( Time Period ) Laporan Keuangan
disusun berdasarkan periode waktu tertentu agar informasinya berguna

4. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan


a) Understandability. Laporan Keuangan harus mudah dipahami oleh para penggunanya
Asumsi, para pemakai laporan keuangan juga mempunyai pengetahuan yang memadai
mengenai aktivitas ekonomida bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari
informasi dengan ketekunan yang wajar.
b) Materiality. Suatu informasi dikatakan material apabila kelalaian atau kesalahan
dalam mengungkapkan informasi tersebut akan dapat mempengaruhi keputusan
ekonomi yang akan diambil oleh pengguna.
c) Relevance. Informasi dikatakan relevan apabila, Mempengaruhi keputusan ekonomi
yang akan diambil oleh users, Mempunyai peran dalam membantu meramalkan
(predict) dan menegaskan (confirm) atas sesuatu yang ingin diketahui users Informasi
ini bisa menyangkut kejadian atau kondisi dimasa lalu dan masa sekarang yang dapat
dijadikan dasar untuk memprediksi kejadian dimana yang akan datang.
d) Reliability. Informasi dikatakan reliable apabila : Bebas dari kesalahan yang material,
Bebas dari pengertian yang menyesatkan, Disajikan sesuai dengan fakta (didukung
dengan bukti yang valid)
e) Faithful Presentation. Informasi keuangan harus menggambarkan secara jujur
transaksi serta peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar
dapat diharapkan untuk disajikan.
f) Substance over Form. Substansi atas suatu transaksi harus mengungguli bentuk
(hukum)nya. Misalnya terdapat transaksi penjualan aktiva tetap perusahaan dengan
didukung dokumen-dokumen legalnya. Namun demikian, pada kenyataannya
perusahaan masih dapat memanfaatkan aktiva tetap tersebut (tanpa kompensasi yang
wajar). Pelaporan penjualan yang demikian bertentangan dengan substansi yang
sesungguhnya, sehingga paling tidak perlu ada disclosure atas pengungkapan
transaksi tsb. Biasanya juga terjadi dalam hal penerapan transfer pricing antar anak
dengan induk perusahaan (related party transactions)
g) Neutral. Informasi keuangan diarahkan pada kebutuhan umum pemakai, dan tidak
bergantung kepada kebutuhan dan keinginan pihak tertentu. Tidak boleh ada upaya
untuk menyajikan informasi yang akan menguntungkan salah satu pihak dan
merugikan pihak lain yang berlawanan. Informasi harus disajikan secara objektif dan
bebas dari bias
h) Prudence. Pertimbangan sehat (hati-hati) Laporan keuangan juga berisi informasi
yang mengandung ketidakpastian, seperti, Kolektabilitas piutang, Masa manfaat
aktiva tetap
i) Comparability. Menyajikan informasi keuangan dalam lebih dari satu periode
pelaporan dengan catatan harus “apple to apple”

5. Unsur Laporan Keuangan


1. (Pengukuran) Posisi Keuangan
a) Aktiva = Mempunyai manfaat ekonomis dimasa yang akan datang
b) Kewajiban = Mempunyai potensi penggunaan (pengeluaran) resources dimasa
yang akan datang
c) Ekuitas
2. (Pengukuran) Kinerja
a) Penghasilan
b) Beban
c) Penyesuaian Pemeliharaan Modal
a) Aktiva merupakan Sesuatu yang mempunyai manfaat ekonomi dimasa yang akan
datang (dan dapat dinilai dengan nilai yang wajar). Aktiva diperoleh perusahaan
melalui; pembuatan sendiri, pembelian, penjualan, pertukaran, penerimaan (hibah).
b) Kewajiban. Karakteristik esensial kewajiban (liabilities) adalah bahwa perusahaan
mempunyai kewajiban (obligation) masa kini. Kewajiban adalah suatu tugas atau
tanggung jawab untuk bertindak atau melakukan sesuatu dengan cara tertentu.
Kewajiban dapat dipaksakan secara hukum. Kewajiban muncul sebagai akibat dari
adanya suatu transaksi pembelian barang atau jasa, ikatan (perjanjian), pembebanan
tertentu dari otoritas (misalnya pajak dan kewajiban lain dari pemerintah), serta
praktek bisnis yang lazim, kebiasaan dan keinginan untuk memelihara hubungan yang
baik atau bertindak dengan cara yang adil (mis. menarik kembali produk yg cacat,
pemberian garansi, after sales service).
c) Equity. Equity merupakan residual (selisih antara Aktiva dengan kewajiban kepada
pihak ekstern), equitas dapat subklasifikasikan dalam neraca. Misalnya pada
perseroan terbatas, setoran modal oleh pemegang saham, saldo laba (retained
earning), penyisihan saldo laba, dan penyisihan penyesuaian pemeliharaan modal,
yang dapat disajikan masing-masing secara terpisah atau tersendiri.

6. Pengukuran Atas Unsur-Unsur Laporan Keuangan


a) Historical Cost , yaitu aset dicatat sebesar pengeluaran kas atau setara kas yang
dibayar atau sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh aset
tersebut pada saat perolehan .
b) Current Cost , yaitu aset dinilai dalam jumlah kas atau setara kas yang seharusnya
dibayar bila aset yang sama atau setara aset yang diperoleh saat ini. COntohnya suatu
aset harus dicatat berdasarkan mana yang lebih jelas antara nilai pasar aset yang
diterima atau nilai pasar apa yang diberikan.
c) Realizable value , yaitu aset dinyatakan dalam jumlah kas atau setara kas yang dapat
diperoleh sekarang dengan menjual aset dalam pelepasan normal. Contohnya
biasanya persediaan dinyatakan sebesar nilai terendah dari biaya historis atau nilai
realisasi bersih.
Selain itu, Kinerja berupa Penghasilan bersih (laba) sering kali digunakan sebagai ukuran
kinerja atau sebagai dasar bagi ukuran yang lain seperti imbalan investasi (ROI) atau
penghasilan per saha (EPS). Pengukuran penghasilan bersih (laba) berkaitan langsung dengan
pengukuran pengukuran penghasilan (revenues) dan beban (expenses)
REFERENSI

Suwardjono. 2017. Teori Akuntansi : Perekayasaan Pelaporan Keuangan Edisi Ketiga.


BPFE-Yogyakarta.
Martani, Dwi;Veronica, Sylvia;Wardhani, Ratna. 2016. Akuntansi Keuangan Menengah
Berbasis PSAK (E2),Salemba Empat.
Ikatan Akuntansi Indonesia. 2012. Standard Akuntansi Keuangan (SAK)
Nurfachrizi, Fair. 2015. Dasar Akuntansi dan Kerangka Konseptual[Internet].[Diunduh 15
September 2019]. Tersedia pada
https://www.slideshare.net/mobile/FairNurfachrizi/dasar-akuntansi-kerangka-
konseptual

Anda mungkin juga menyukai