Oleh :
Universitas Udayana
2019
A. KONSEP DASAR AKUNTANSI
Konsep dasar merupakan abstraksi atau konseptualisasi karakteristik lingkungan tempat
atau wilayah diterapkannya pelaporan keuangan. Paton dan Littleton (P&L)
mengemukakan konsep – konsep dasar akuntansi dalam buku mereka, yaitu :
1) Entitas Bisnis atau Kesatuan Usaha
2) Kontinuitas Kegiatan/ Usaha
3) Penghargaan Sepakatan
4) Kos Melekat
5) Upaya dan Capaian/ Hasil
6) Bukti terverfikasi dan Objektif
7) Asumsi
1. Kesatuan Usaha
Konsep ini menganggap perusahaan sebagai suatu kesatuan atau badan usaha
ekonomik yang berdiri sendiri, bertindak atas namanya sendiri, dan kedudukannya terpisah
dari pemilik atau pihak lain sehingga badan usaha diperlakukan sebagai orang (person).
Konsep ini mempersonifikasi badan usaha sehingga badan usaha dapat melakukan perbuatan
hukum dan ekonomik (misalnya membuat kontrak atau memiliki asset) atas nama badan
tersebut dan bukan atas nama pemilik.. Konsep ini menyebabkab hubungan antara kesatuan
usaha dan pemilik dipandan sebagai hubungan bisnis (hak dan kewajiban atau utang dan
piutang).
Batas Kesatuan. Akuntansi memperlakukan badan usaha sebagai suatu kesatuan ekonomik
daripada kesatuan yuridis. Batas kesatuan ekonomik adalah kendali oleh suatu manajemen.
Pengertan Ekuitas. Melalui sudut pandang kesatuan usaha, secara konseptual ekuitas atau
modal merupakam hutang atau kewajiban perusahaan kepada pemilik.
Pengertian Pendapatan. Berdasarkan konsep kesatuan usaha, pendapatan (untung/rugi) akan
menambah/mengurangi ekuitas dan bersifat sebaliknya terhadap kewajiban.
Pengertian Biaya. Biaya didefinisikan sebagai penurunan aset atau timbulnya (menambah)
kewajiban dan mengurangi ekuitas. Biaya dapat juga didefinisikan sebagai timbulnya
kewajiban dalam rangka menciptakan pendapatan yang akhirnya mengakibatkan turunnya
aset.
Sistem Berpasangan. Pengaruh transaksi terhadap hubungan bisnis dan posisi keuangan
(termasuk utang-piutang dengan pemilik serta pihak lainnya) harus selalu ditunjukkan. Untuk
melaksanakan hal ini dengan mudah dan nyaman, digunakanlah sistem berpasangan.
Persamaan Akuntansi. Persamaan akuntansi merupakan cara mereprentasi sistem
berpasangan. Persamaan akuntansi juga dapat dikatakan sebagai hubungan fungsional sistem
akuntansi (buku besar) yang merepresentasi statement/laporan keuangan. Hubungan
fungsional tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut : A=K+E+P–B+I-D
Keterangan:
A = Aset; K = Kewajiban; E = Ekuitas; P = Pendapatan; B = Biaya; I = Investasi oleh
pemilik; D = Distribusi ke pemilik
2. Kontinuitas Usaha
Konsep ini menyatakan bahwa jika tidak ada tanda-tanda, gejala-gejala, atau rencana
pasti di masa datang bahwa kesatuan usaha akan dibubarkan atau dilikuidasi maka akuntansi
menganggap bahwa kesatuan usaha tersebut akan berlangsung terus sampai waktu yang tidak
terbatas.
Arti Penting Laporan Periodik. Untuk setiap periode, kesatuan usaha dapat mengukur
tingkat imbalan investasi yang diperolehnya selama periode kinerja. Tingkat imbalan
investasi merupakan tingkat mendapatkan laba dengan tingkat sumber ekonomik tertentu.
Sedangkan daya melaba adalah rata-rata dalam jangka panjang tingkat imbalan periodik.
Kedudukan Statemen Laba-Rugi. Penggalan pendapatan dan biaya untuk satu periode
dituangkan dalam statemen laba-rugi periodik sehingga statemen laba-rugi dipandang sebagai
statement yang paling penting dalam pelaporan keuangan karena tingkat laba dalam rangka
menilai daya melaba.
Fungsi Neraca dan Penilaian Elemennya. Neraca berfungsi untuk menunjukkan potensi
jasa yang masih dimiliki/dikuasai kesatuan usaha untuk menghasilkan pendapatan dalam
periode-periode berikutnya.
3. Penghargaan Sepakatan.
Penghargaan sepakatan merupakan dasar kuantifikasi berbagai jenis objek menjadi
objek-objek homogenus yang paling objektif untuk menyajikan hubungan antarobjek yang
bermakna. Penghargaan sepakatan tersebut akan dicatat dan diolah lebih lanjut dalam sistem
akuntansi perusahaan untuk dijadikan data kuantitatif dasar dalam penyusunan berbagai
laporan manajerial dan statemen keuangan.
Jasa di Balik Kos Kos merupakan salah satu atribut untuk merepresentasi secara tepat
realitas kegiatan perusahaan. Di balik deretan angka-angka akuntansi terkandung potensi jasa
yang berwujud fisis maupun nonfisis. Potensi jasa tersebut adalah daya, kemampuan, atau
kapasitas lain yang kekuatannya (besarnya) paling tidak sama dengan yang sebelumnya
dimiliki perusahaan yang direpresentasi dalam bentuk kos.
Keterbatasan Informasi Akuntansi Meskipun segala pertimbangan dan kebijakan didasarkan
pada data akuntansi secara cukup mendalam, pada akhirnya keputusan yang dihasilkan akan
mencerminkan juga pengaruh data nonakuntansi dan akan diwarnai dengan hal-hal yang
sangat kualitatif dan subjetif seperti : tujuan secara keseluruhan, sasaran jangka pendek,
selera pribadi, kepentingan umum, peraturan pemerintah, alasan politik, dan sebagainya.
4. Kos Melekat
Konsep ini menyatakan bahwa kos bersifat mudah bergerak dan dapat dipecah-pecah
atau digabung-gabungkan kembali mengikuti objek yang dilekatinya karena kos melekat pada
objek yang dipresentasinya. Kos melekat dilandasi oleh konsep kos yang terkandung yaitu
kos yang benar-benar terkandung dalam suatu objek atau produk sebagai pasangan kos
penggantian. Kos terkandung adalah kos komponen yang melekat pada barang tersebut
sedangkan kos penggantian adalah price-aggregate yang tidak jadi diperoleh kalau barang
tersebut tidak ada (nilai keluaran/harga jual) atau price-aggregate yang harus dikorbankan
kalau perusahaan tidak memproduksi barang tersebut (nilai masukan).
Saat Pengakuan Nilai Tambah. Jika kos produk menunjukkan nilai, maka ke dalam kos
produk tersebut harus dimasukkan jumlah rupiah nilai yang merupakan tambahan manfaat
yang melekat pada produk sebagai akibat proses produksi. Nilai tambahan ini akan terealisasi
jika produk telah terjual dan aset (kos) baru masuk ke dalam kesatuan usaha.
Wadah Penggabungan Dalam mengikuti aliran fisis produksi, kos dipecah, dikelompokkan,
dan kemudian digabung kembali mengikuti unit fisis produk. Ini berarti bahwa kos
digabungkan dengan produk sebagai wadah atau penakar penggabungan. Setelah produk
diserahkan kepada pelanggan (telah terjadi penjualan) maka kos yang melekat pada unit
produk yang telah diserahkan akan mengukur biaya dan secara logis dapat disebut dengan
kos barang terjual (cost of goods sold).
7. Asumsi
Berikut ini adalah beberapa contoh asumsi yang menjadi landasan penalaran dalam
memilih konsep yang relevan.
Kontinuitas Usaha. Konsep kontinuitas usaha hanya dapat dibenarkan atas dasar pengalaman
perusahaan pada umumnya. Oleh karena itu, penerapan dalam konsep ini dalam perusahaan
tertentu adalah semata-mata asumsi dan kenyataan ini harus tetap dipertimbangkan dalam
proses pelaporan.
Periode Satu Tahun. Pelaporan periodic dengan waktu sebagai wadah pengukuran adalah
salah satu kebiasaan penting dalam akuntansi. Interval waktu yang biasanya digunakan
adalah satu tahun, baik tahun kalender ataupun tahun buku fiscal.
Kos Sebagai Bahan Olah. Penghargaan sepakatan yang menjadi bahan oleh akuntansi
didasarkan atas asumsi bahwa kos factor produksi yang diperoleh perusahaan menunjukkan
nilai wajar pada saat terjadinya. Asumsi dibalik penalaran tersebut adalah bahwa para pelaku
ekonomi bertindak rasional, suatu asumsi yang tidak selalu benar dalam tiap keadaan.
Daya Beli Uang Stabil . Konsep bahwa sejumlah rupiah tercatat akan tetap menunjukkan
nilai dilandasi asumsi bahwa daya beli uang stabil sepnajang masa. Dalam perioda-perioda
yang mengalami inflasi cukup tinggi asumsi tersebut jelas tidak berlaku lagi untuk tujuan-
tujuan tertentu
Tujuan Mencari Laba Konsep pendapatan dan biaya sebagai aliran jumlah rupiah yang
ditandingkan sebenarnya mengandung asumsi bahwa pendapatan adalah objek yang dituju
oleh upaya yang diukur dengan kos. Dengan kata lain, perusahaan dipandang sebagai suatu
organisasi yang dibentuk untuk menghasilkan laba. Asumsi ini tidak diragukan kelayakannya.
2. Pengguna Dan Tujuan Laporan Keuangan : (a) Investor, (b) Karyawan, (c) Pemberi
pinjaman, (d) Pemasok dan kreditor usaha yang lainnya, (e) Pelanggan, (f) pemerintah, (g)
masyarakat
Gambaran Laporan keuangan & Pengguna PROSES AKUNTANSI
Tujuan Laporan Keuangan : (1) Menyediakan
informasi mengenai posisi keuangan, kinerja, serta
peubahan posisi keuangan suatu perusahaan untuk
pengambilan keputusan ekonomi, (2) Disusun
untuk tujuan memenuhi kebutuhan bersama
sebagian besar pemakainya, walau tidak
menyediakan semua informasi yang dibutuhkan
pemakai tersebut. (3) Menyajikan info keuangan
dan tidak diwajibkan menyajikan info non
keuangan. (4) Menunjukkan apa yang sdh dilakukan manajemen (stewardship) dan
pertanggungjawaban atas pengelolaan sumber daya yang telah dipercayakan kepadanya.
Posisi Keuangan
1. Disajikan di Neraca (Kas, Likuiditas, Solvabilitas, Debts to Equities or Assets Ratio,
Komposisi Fixed Assets, A/R Turn Over, Inventory Turn Over)
Kinerja Perusahaan Bermanfaat untuk memprediksi kapasitas perusahaan dalam
menghasilkan Arus Kas dan Laba. Hal- hal yang disajikan dalam Lap. Arus Kas dan Laporan
Laba/Rugi diantaranya : Profit, Earning per share , Sales Revenues, Gross Margin,
Operating Expenses , Operating Income, Profit per Sales Revenues, Times interest Earns
Laporan Arus Kas terdiri dari : Cash Balance at the beginning period, Cash Flows from
Operation, Cash Flows from Investment, Cash Flows from Financing, Cash Balance at the
ending period
Perubahan Posisi Keuangan Biasanya disajikan dalam laporan tersendiri, misalnya saja
Fund Statement atau Statement of Changes in Financial Position. Menyajikan laporan
komparatif yang memungkinkan pengguna laporan keuangan melihat trend kondisi keuangan
perusahaan tahun-tahun sebelumnya dengan tahun berjalan
Catatan Pada dasarnya masing-masing laporan tersebut. (Balance Sheet, Income Statement,
Statement of Cash Flows, dan Statement of Equity) apabila digunakan sendiri-sendiri, tidak
dapat memberikan gambaran yang lengkap mengenai informasi terkait. Oleh karenanya
penggunaan laporan tersebut harus integrated (dikaitkan antara satu dengan yang lainnya)
melalui catatan atas laporan keuangan