Disusun Oleh:
2.Ervika Gustina
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................. 1
1.3 Tujuan................................................................................................................ 2
1.4 Manfaat.............................................................................................................. 2
BAB II. PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Rule of Law dan Negara Hukum..................................................... 3
2.1.1 Prinsip-prinsip Rule of Law............................................................................ 3
2.2 Hak Asasi Manusia............................................................................................ 3
2.2.1 Penjabaran Hak-hak Asasi Manusia dalam UUD 1945.................................. 4
2.3 Hak dan Kewajiban Warga Negara menurut UUD 1945.................................. 5
2.3.1 Pengertian Warganegara dan Penduduk......................................................... 5
2.3.2 Asas-asas Kewarganegaraan........................................................................... 5
2.3.3 Hak dan Kewajiban Warganegara Menurut UUD 1945................................. 6
2.3.4 Hak dan Kewajiban Bela Negara.................................................................... 6
BAB III. PENUTUP
3.1 Simpulan............................................................................................................ 7
3.2 Saran.................................................................................................................. 7
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 8
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan kita tidak terlepas dari norma dan hukum yang berlaku di masyarakat baik
tertulis maupun tidak tertulis, Mulai dari nilai, tata karma, norma hingga hukum perundang-
undangan dalam pradilan dan hal itu semua termuat dalam Rule of law (suatu doktrin hukum).
Doktrin ini lahir sejalan dengan tumbuh suburnya demokrasi dan meningkatnya perran parlemen
dalam penyelenggaraan Negara, serta reaksi terhadap Negara absolute yang berkembang
sebelumnya. Rule of law dalam suatu Negara dapat dilihat dari ada atau tidaknya
“kenyataan”apakah rakyat benar-benar menikmati keadilan, dalam artian perlakuan yang adil baik
semua warga Negara maupun pemerintah.
Di Negara demokrasi pemerintah yang baik adalah pemerintah yang menjamin sepenuhnya
kepentingan rakyat serta hak dasar rakyat. Disamping itu, pemerintah dalam menjalankan
kekuasaannya perlu dibatasi agar kekuasaan itu tidak disalahgunakan, tidak sewenang-wenang serta
benar-benar untuk kepentingan rakyat. Upaya untuk mewujudkan pemerintahan yang menjamin hak
dasar rakyat serta kekuatan yang terbatas itu dituangkan dalam suatu aturan bernegara yang
umumnya disebut Konstitusi ( hukum dasar Negara).
Tapi kenyataannya hukum di Indonesia masih belum dilaksanakan sebaik-sebaiknya dan penegak
hukum di masyarakat sendiri juga masih kurang. Oleh karena itu kita sebagai generasi muda harus
bisa membenahi penegakan hukum di negara kita ini. Dalam bahasan ini dibahas supaya keadilan
dapat ditegakkan, maka akan terkait semua aspek yang ada didalamnya yang mempengaruhi dan
menjadi penentu apakah keadilan dapat ditegakkan.
Pasal 1 ayat (3) Perubahan Ketiga Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 menegaskan bahwa
Negara Indonesia berdasarkan atas negara hukum (the rule of law). Pakar ilmu sosial, Franz-Magnis
Suseno (1990), melihat bahwa perlindungan HAM adalah salah satu elemen dari the rule of law,
selain hukum yang adil. Kita bisa melacak akar prinsip the rule of law dari putusan-putusan
pengadilan internasional seperti Pengadilan Hak Azasi Manusia (HAM) Eropa dan Komite HAM
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), untuk mengetahui pembahasan antara the rule of law dan Hak
Asasi Manusia.
Pembukaan UUD 1945 menyatakan terbentuknya Negara adalah untuk “melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dengan berdasar atas persatuan
dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”. Dinyatakan bahwa untuk itu,
UUD 1945 harus mengandung ketentuan yang “mewajibkan Pemerintah dan penyelenggara Negara
untuk memelihara budi pekerti kemanusiaan yang luhur dan memegang teguh cita-cita
moral rakyat yang luhur.” UUD 1945 selanjutnya menegaskan bahwa “Negara Indones
ia berdasar atas hukum (rechsstaat), tidak berdasarkan atas kekuasaan belaka (Machtstaat).
Hak asasi manusia (HAM) merupakan hak-hak yang (seharusnya) diakui secara universal
sebagai hak-hak yang melekat pada manusia karena hakekat dan kodrat kelahiran manusia
itu sebagai manusia. Dikatakan ‘universal’ karena hak-hak ini dinyatakan sebagai bagian dari
kemanusiaan setiap sosok manusia, tak peduli apapun warna kulitnya, jenis kelaminnya, usianya,
latar belakang kultural dan pula agama atau kepercayaan spiritualitasnya.
Sementara itu dikatakan‘melekat’ atau ‘inheren’ karena hak-hak itu dimiliki sesiapapun
yang manusia berkat kodrat kelahirannya sebagai manusia dan bukan karena pemberian oleh suatu
organisasi kekuasaan manapun. Karena dikatakan ‘melekat’ itu pulalah maka pada dasarnya hak-
hak ini tidak sesaatpun boleh dirampas atau dicabut. Dari uraian pendahuluan di atas, penulis
melihat penting dan menariknya wawasan tentang HAM dan rule of law. Oleh sebab itu, penulis
berusaha menjabarkan pembahasannya dalam bentuk makalah ini untuk menambah wawasan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud Rule of Law?
2. Bagaimana prinsip-prinsip Rule of law di Indonesia ?
3. Definisi Rule Of Law?
4. Bagaimana terbentuknya Rule of law ?
5. Apa fungsi Rule of law ?
6. Bagaimana penerapan Rule of law di Indonesia ?
7. Apakah yang dimaksud Hak Asasi Manusia?
8. Bagaimanakah Hak dan Kewajiban Warga Negara?
1.3 Tujuan
2.2 Hak Asasi Manusia
2.2.1 Pengertian Hak Asasi Manusia
Awal perkembangan hak asasi manusia dimulai saat ditanda tanganinya Magna Charta
(1215), oleh raja John Lackland. Kemudian juga pendatanganan Petition of Right pada tahun 1628
oleh raja Charles I. Dalam hubungan inilah maka perkembangan hak asasi manusia itu sangat erat
hubungannya dengan perkembangan demokrasi.
Perkembangan selanjutnya hak asasi manusia dipengaruhi oleh pemikiran filsuf inggris John Locke
yang berpendapat bahwa manusia tidaklah secara absolut menyerahkan hak-hak individunya
kepada penguasa.
Puncak perkembangan perjuangan hak-hak asasi manusia tersebut yaitu ketika Human
Rights itu untuk pertama kalinya dirumuskan secara resmi dalam Declaration of Independence
amerika serikat pada tahun 1776. Dalam deklarasi amerika serikat tertanggal 4 juli 1776 tersebut
dinyatakan bahwa seuruh umat manusia dikarunia oleh tuhan yang maha esa beberapa hak yang
tetap dan melekat padanya. HAM adalah hak yang melekat pada diri setiap manusia sejak
awaldilahirkan yang berlaku seumur hidupdan tidak dapat diganggu gugat olehsiapapun. Sebagai
warga negara yang baik kita mesti menjunjung tinggi nilai hak asasi manusia tanpa membedakan
status, golongan, keturunan, jabatan, dansebagainya.Hak asasi manusia adalah hak dasar yang
dimilikisetiap manusia sajak lahir sebagai anugrah dari Tuhan YME; bukan dari pemberian
manusia atau lembaga kekuasaan. Hak dasar meliputi hak hidup, hak merdeka dan hak milik.Hak
yang dimiliki manusia menurut kodratnya yang tidak dapat dipisahkan darihakikatnya, singga
sifatnya suci.
MenurutTeaching Human Rights yang di terbitkan oleh PerserikatanBangsa-Bangsa (PBB),
Hak asasi manusia adalah hak-hak yang melekat padasetiap manusia, yang tanpanya manusia
mustahil dapat hidup sebagai manusia.Hak hidup, misalnya, adalah klaim untuk memperoleh dan
melakukan segalasesuatu yang dapat membuat seseorang tetap hidup. Tanpa hak tersebut ekstensi
sebagai manusia akan hilang Hak asasi manusia ini tertuang dalam undang-undang No. 39 tahun
1999 tentang HAM, hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan
keberdaan manusia sebagai makhluk Tuhan YME dan merupakananugarah-Nya yang wajib di
hormati dan di junjung tinggi dan lindungi olehNegara hukum, pemerintah, dan setiap orang demi
kehormatan danperlindunganharkat dan martabat manusiaMelanggar HAM seseorang bertentangan
dengan hukum yang berlaku diIndonesia.
HAM memiliki wadah organisasi yang mengurus permasalahan seputarhak asasi manusia yaitu Komnas
HAM. Kasus pelanggaran Ham di indonesiamasih banyak terjadi dan belum terselesaikan sehingga
diharapkan perkembangandunia Ham di Indonesia dapat terwujud ke arah yang lebih baik. Di dalam pasal 1
Deklarasi Universal Hak-hak Asasi Manusia dinyatakan bahwa, “semua manusia dilahirkan sama dan
bebas dalam martabatdan hak. Mereka di karuniai akal dan budi nurani dan harus bertindak terhadap
sesama manusia dalam semangat persaudaraan.”Konsep dasar hak asasi manusi menurut Franz
Magnis-Suseno mempunyai dua demensi yaitu:
Dimensi universalitas, yakni subsitansi hak-hak asasi manusia itu pada hakikatnya
bersifat umum. Hak asasi manusia akan selalu di butuhkanoleh siapa saja dan dalam aspek
kebudayaan di manapun itu berada, entahitu dalam kebudayaan Barat maupun Timur.
Dimensi hak asasi manusiaseperti ini, pada hakikatnya akan selalu dibutuhkan dan menjadi
saranabagi individu untuk mengekspresikan dirinya secara bebas dalam ikatankehidupan
kemasyarakatan. Dengan kata lain hak asasi manusia itu adakarena yang memiliki hak-hak
itu adalah manusia sebagai manusia, jadisajauh mana manusia itu spesieshomo sapiens,dan
bukan karena ciri-ciritertentu yang dimiliki.
Dimensi kontektualitas, yakni menyangkut penerapan hak asasi manusia bila
ditinjau dari tempat berlakunya hak asasi manusia tersebut.Maksudnya adalah ide-ide hak
asasi manusia dapat diterapkan secaraefektif. Sepanjang tempat ide-ide hak asasi manusia
itu memberikansuasana kondusif untuk itu. Dengan kata lain, ide-ide hak asasi manusiaakan
dapat dipergunakan secara efektif dan menjadi landasan etik dalampergaulan manusia,
jikalau struktur kehidupan masyarakat entah itu diBarat maupun di Timur sudah tentu tidak
memberikan tempat bagiterjaminnya hak-hak individu yang ada didalamnya.Berdasarkan
beberapa rumusan pengertian HAM diatas, diperoleh suatukesimpulan bahwa HAM merupakan
hakyang melekat pada diri manusia yangbersifat kodrati dan fundamental sebagai suatu anugrah
dari Allah SWT yangharus di hormati, dijaga, dan dilindungi oleh setiap individu,
masyarakat, dan negara.
Beberapa ciri pokok hakikat HAM berdasarkan beberapa rumusan HAM di atas, yaitu sebagai
berikut:
a) HAM tidak perlu diberikan, diminta, dibeli, ataupun diwarisi. HAM adalah bagian dari
manusia secara otomatis.
b) HAM berlaku untuk semua orang tanpa melihat jenis kelamin, ras, agama, etnis, politik,
atau asal-usul sosial dan bangsa.
c) HAM tidak boleh dilanggar. Tidak seorang pun mempunyai hak untuk membatasi atau
melanggar hak orang lain. Orang tetap mempunyai HAM walaupun sebuah negara
membuat hukum yang tidak melindungi atau melanggar HAM. Oleh karena itu,
apabila HAM dilanggar oleh seseorang atau lembaga negara atau sejenisnya maka akan
dikenai hukuman.
Beberapa kasus pelanggaran HAM yang pernah terjadi di Indonesia, di antaranya sebagai
berikut:
a. Kerusuhan Tanjung Priok, tanggal 12 September 1984. Dalam kasus ini sebanyak 24
Orang tewas, 36 orang luka berat dan 19 orang luka ringan.
b. Pelanggaran HAM di daerah konflik yang diberi status Daerah Operasi Militer (DOM), di
Aceh. Peristiwa ini telah menimbulkan bentuk-bentuk pelanggaran HAM terhadap penduduk
sipil yang berupa penyiksaan, penganiayaan, dan pemerkosaan yang berulang-ulang dan
dengan pola yang sama.
c. Sepanjang tahun 80-an, dalam rangka menanggulangi aksi-aksi kriminal yang semakin
meningkat, telah terjadi pembunuhan terhadap “para penjahat” secara misterius yang terkenal
dengan istilah “petrus” (penembakan misterius).
d. Penembakan mahasiswa Universitas Trisakti pada tanggal 12 Mei 1998. Dalam kasus ini
korban yang meninggal antara lain: Hery Hartanto, Elang Mulya Lesmana, Hendrawan Sie,
Hapidin Royan dan Alan Mulyadi.
e. Tragedi Semanggi I pada tanggal 13 November 1998. Dalam kasus ini lima orang korban
meninggal, yaitu Bernadus Irmawan, Teddy Mahdani Kusuma, Sigit Prsetyo, Muzamil Joko
Purwanto dan Abdullah. Kemudian terjadi lagi tragedi Semanggi II pada tanggal 24
September 1999 yang memakan lima orang korban meninggal yaitu Yap Yun Hap, Salim
Ternate, Fadli, Denny Yulian dan Zainal.
f. Pembunuhan Munir sebagai Aktivis HAM Indonesia, pada tanggal 7 September 2004. Munir
tewas dalam perjalanan udara dari Jakarta ke Amsterdam. Munir tewas akibat
racun arsenic yang kadarnya sangat mematikan.
g. Kasus Bulukumba merupakan kasus yang terjadi pada tahun 2003. Dilatar belakangi oleh PT.
London Sumatra (Lonsum) yang melakukan perluasan area perkebunan, namun upaya ini
ditolak oleh warga sekitar. Polisi Tembak Warga di Bulukumba. Anggota Brigade Mobil
Kepolisian Resor Bulukumba, Sulawesi Selatan, dilaporkan menembak seorang warga Desa
Bonto Biraeng, Kecamatan Kajang, Bulukumba, Senin (3 Oktober 2011) sekitar pukul 17.00
Wita. Ansu, warga yang tertembak tersebut, ditembak di bagian punggung. Warga Kajang
sejak lama menuntut PT London mengembalikan tanah mereka.
h. Pembantaian Massal Komunis (PKI) 1965 Pembantaian ini merupakan peristiwa pembunuhan
dan penyiksaan terhadap orang yang dituduh sebagai anggota komunis di Indonesia yang pada
saat itu Partai Komunis Indonesia (PKI) menjadi salah satu partai komunis terbesar di dunia
dengan anggotanya yang berjumlah jutaan. Pihak militer mulai melakukan operasi dengan
menangkap anggota komunis, menyiksa dan membunuh mereka. Sebagian banyak orang
berpendapat bahwa Soeharto diduga kuat menjadi dalang dibalik pembantaian 1965 ini.
Dikabarkan sekitar satu juta setengah anggota komunis meninggal dan sebagian menghilang.
Ini jelas murni terjadi pelanggaran Hak Asasi Manusia.
i. Pembantaian Santa Cruz Kasus ini masuk dalam catatan kasus pelanggaran HAM di Indonesia,
yaitu pembantaian yang dilakukan oleh militer (anggota TNI) dengan menembak warga sipil di
Pemakaman Santa Cruz, Dili, Timor Timur pada 12 November 1991. Kebanyakan warga sipil
yang sedang menghadiri pemakaman rekannya di Pemakaman Santa Cruz ditembak oleh
anggota militer Indonesia. Puluhan demonstran yang kebanyakkan mahasiswa dan warga sipil
mengalami luka-luka bahkan ada yang meninggal. Banyak orang menilai bahwa kasus ini
murni pembunuhan yang dilakukan oleh anggota TNI dengan melakukan agresi ke Dili, dan
merupakan aksi untuk menyatakan Timor-Timur ingin keluar dari Indonesia dan membentuk
negara sendiri.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan isi dari pembahasan diatas, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada diri manusia yang bersifat kodrati dan
fundamental sebagai anugrah dari Tuhan yang harus dihormati, dijaga dan dilindungi oleh setiap
individu
2. Rule of Law adalah gerakan masyarakat yang menghendaki bahwa kekuasaan raja maupun
penyelenggara negara harus dibatasi dan diatur melalui suatu peraturan perundang-undangan dan
pelaksanaan dalam hubungannya dengan segala peraturan perundang-undangan
3. Dalam peraturan perundang undangan RI paling tidak terdapat empat bentuk hokum tertulis
yang memuat aturan tentang HAM. Pertama, dalam konstitusi (Undang-undang Dasar Negara).
Kedua, dalam ketetapan MPR (TAP MPR). Ketiga, dalam Undang-undang. Keempat, dalam
peraturan pelaksanaan perundang-undangan seperti peraturan pemerintah, keputusan presiden
dan peraturan pelaksanaan lainnya.
4. Pelanggaran Hak Asasi Manusia adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang
termasuk aparat negara, baik disengaja maupun tidak disengaja atau kelalaian yang secara
hukum mengurangi, menghalangi, membatasi dan atau mencabut hak asasi manusia seseorang
atau kelompok orang yang dijamin oleh undang-undang dan tidak mendapatkan atau
dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyesalan hukum yang adil dan benar berdasarkan
mekanisme hukum yang berlaku.
B. SaranKepada para pembaca agar lebih banyak mencari informasi tentang pelanggaran
-pelanggaran ham yang terjadi saat ini.
Daftar Pustaka
Widodo,SRI, dkk.2011 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. (Jakarta:Balai Ilmu
1980).
Yogyakarta.1886).
Oxfor: NewYork.
Middx.
http://www.mediaberita.net/2012/05/pengertian-ruleoflaw-friedmandi.html
http://www.gudangmateri.com/2011/prinsi-prinsip-ruleoflaw-dan-html
http://www.scribd.com/doc/15964480/penegakan-ruleoflaw-diIndonesia.com
Arifin, Anwar. 2003. Komunikasi Politik (Paradigma – Teori – Aplikasi – Strategi dan
Komunikasi Politik Indonesia). Jakarta: Balai Pustaka, Bakry, Noor Ms. 2009. Pendidikan
Kewarganegaraan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Budiardjo, Miriam. 2010. Dasar-Dasar Ilmu
Politik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Budimansyah, Dasim. 2002. Model
Pembelajaran dan Penilaian Portofolio. Bandung: Ganesindo Busrizalti, H. M. 2013. Hukum
Pemda: Otonomi Daerah dan Implikasinya, Yogyakarta : Total Media. Busroh, Abu Daud.
2009. Ilmu Negara. Jakarta: Bumi Aksara. Darmodihardjo, Dardji. dkk. 1991. Santiaji
Pancasila, Surabaya: Usaha Nasional, Erwin, Muhammad. 2012. Pendidikan Kewarganegaraan
Republik Indonesia. Bandung : Refika Aditama. Gaffar, Affan. 2004. Politik Indonesia; Transisi
Menuju Demokrasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hamidi, Jazim dan Mustafa Lutfi. 2010.
Civic Education: Antara Realitas Politik dan Implementasi Hukumnya.Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama. Hatta. Mohammad.1980. Dasar Politik Luar Negeri Republik Indonesia,
Jakarta Jimnung, Martin 2005. Politik Lokal dan Pemerintah Daerah dalam Perspektif Otonomi
Daerah. Yogyakarta: Pustaka Nusatama.