KATA PENGANTAR.............................................................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................................................
BAB I PENDAHULIAN...........................................................................................................
A. Latar Belakang Masalah.........................................................................................................
B. Rumusan Permasalahan........................................................................................................
C. Tujuan Dan Kegunaan ...........................................................................................................
Daftar pustaka
KATA PENGANTAR
Pertama-tama saya ucapkan puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang karena
rahmat dan hidayanya saya dapat menyelesaikan Makalah yang Berjudul Hukum Acara Pidana.
Makalah ini disusun melalui berbagai sumber yang aktual dari beberapa media serta
perturan perundang undangan yang tentunya menjadi subjek dalam penyusunan makalah ini.
Tujuan penulisan makalah ini ialah untuk memberikan pengertian kepada kita tentang tinjauan
kondisi serta mengenal lebih dalam tentang aturan yang secara jelas mengatur tentang
mekanisme proses Hukum Acara Pidana. Karena dalam makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan, maka segala masukan, kritik dan saran yang bertujuan membangun makalah ini
sangat diharapkan dan diterima secara terbuka. Akhir kata, kami mengucapkan banyak terima
kasih kepada berbagai pihak yang membantu dalam penyusunan makalah ini. kepada dosen
pembimbing mata kuliah Hukum Acara Pidana, Ibu, ITA IZAKA., S.H.,M.H. atas masukan dan
nilai-nilai pelajaran yang diberikan.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Negara Republik Indonesia adalah Negara yang berdasarkan hukum yang demokratis,
berdasarkan pancasila dan UUD 1945, bukan berdasarkan atas kekuasaan semata-mata. Maka
dari itu, Indonesia membutuhkan yang namanya sebuah hukum yang hidup atau yang berjalan,
dengan hukum itu diharapkan akan terbentuk suasana yang tentram dan teratur bagi kehidupan
masyarakan Indonesia. Tak lepas dari itu, hukum tersebut juga butuh ditegakkan, demi membela
dan melindungi hak-hak setiap warga Negara.
Hukum Acara Pidana adalah keseluruhan aturan hukum yang mengatur bagaimana Negara
dengan menggunakan alat-alatnya dapat mewujudkan wewenangnya untuk memidana atau
membebaskan pidana.
Didalam KUHAP disamping mengatur ketentuan tentang cara proses pidana juga mengatur
tentang hak dan kewajiban seseorang yang terlibat proses pidana. Proses pidana yang dimaksud
adalah tahap pemeriksaan tersangka (interogasi) pada tingkat penyidikan.
Latar belakang yang melandasi munculnya KUHAP yaitu :
- HIR yang hanya mengatur tentang landraad dan raad van justitie
- UUD
- Pengakuan HAM
- Jaminan bantuan hukum dan ganti rugi
B. Rumusan Masalah
Dalam perumusan makalah ini, penulis merumuskan beberapa kriteria yang akan dibahas
dalam makalah ini. Kiranya dengan rumusan masalah ini, telah sedikit mewakili dari seluruh isi
makalah ini. Diantaranya yaitu :
1. Apa sebenarnya tujuan dari adanya Hukum Acara Pidana ?
2. Siapa-siapa sajakah Orang-orang yang terlibat dalam Hukum Acara Pidana ?
3. Bentuk atau proses beracara dalam perkara pidana ?
4. Seperti apa surat dakwaan ?
C. Tujuan dan Kegunaan
Adapun tujuan dan kegunaan dari makalah yang penulis buat ini yaitu :
1. Untuk mengetahui apa sebenarnya tujuan dari adanya Hukum Acara Pidana dan hal-hal
yang ada dalam pelaksanaan Hukum Acara Pidana.
2. Guna menambah wawasan dan pengetahuan bagi para mahasiswa mengenai proses
pembentukan suatu hukum pidana dengan mengetahui lebih dalam tentang Hukum Acara
Pidana, serta beberapa permasalahannya.
3. Dapat bermanfaat dan memberikan informasi dalam tentang Hukum Acara Pidana dan
permasalannya.
BAB II
PEMBAHASAN
H. Surat Dakwaan
Surat dakwaan adalah rumusan tindak pidana sebagai dasar dan batas pemeriksaan dan
penuntutan yang dikehendaki UU dalam sidang pengadilan.
1. Syarat-Syarat Dalam Surat Dakwaan
a. syarat formil
Identitas lengkap terdakwa, seperti nama lengkap, tempat tanggal lahir,
kebangsaan, tempat tinggal, agama dan pekerjaan.
b. syarat materiil
harus berisi uraian secar cermat jelas dan lengkap mengenai tindakan pidana
yang didakwakan dengan menyebutkan waktu dan tempat tp itu dilakukan.
2. Cara Merumuskan Surat Dakwaan
Cara merumuskan surat dakwaan: harus mengandung lukisan dari apa yang
senyatanya terjadi dan mengandung unsur yuridis dari dari tindak pidana yang
dilakukan.
3. Pembatalan Surat Dakwaan
a. pembatalan formil: karena tidak memenuhi syarat mutlak yang ditentukan UU
(batal demi hukum).
b. pembatalan hakiki: berdasarkan keputusan penilaian hakim karena kurangnya
syarat yang dianggap esensil (tergantung maksud dan tujuan surat dakwaan).Salah
satu cara pembelaan adalah membuat alibi, yaitu menyatakan tidak ada di tempat
pada waktu kejadian yang disebutkan dalam surat dakwaan.
4. Macam-macam Surat Dakwaan
a. dakwaan tunggal : terdakawa hanya didakwa dengan satu dakwaan saja.
b. dakwaan alternative : terdakwa didakwa dengan > ! dakwaan. Biasany karena
keraguan jaksa tentang jenis TP apa yang tepat untuk menjadi dasar dakwaan.
c. dakwaan subsidair :>1 dakwaan dengan mengurutkan dari yang terberat.
d. dakwaan komulatif :>1dakwaan sekaligus dan masing-masing berdiri sendiri.
e. dakwaan campuran: campuran dari dakwaan alternatif, subsidair, dan komulatif.
5. Syarat penggabungan perkara:
a. beberapa tindak pidana dilakukan oleh beberapa orang yang sama.
b. saling sangkut-paut antara satu tp dengan tp yang lain.
c. tidak sangkut paut namun masih saling berhubungan dan dianggap perlu dalam
proses pemeriksaan.
Ketentuan sangkut paut:
1. >1 orang yang bekerjasama dalam waktu dan tempat yang sama maupun
berbeda.
2. bermaksud mendapatkan alat untuk melakukan tindak pidana yang lain atau
menghilngkan diri dari pemidanaan asas penuntutan: Legalitas: setiap TP
harus dituntut.karena kepentingan umum. Oportunitas: pengecualian asas
legalitas karena kepentingan umum. Perbedaan penghentian dan
pengesampingan perkara.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hukum Acara Pidana adalah keseluruhan aturan hukum yang mengatur bagaimana
Negara dengan menggunakan alat-alatnya dapat mewujudkan wewenangnya untuk
memidana atau membebaskan pidana.
Proses beracara dalam acara pidana adalah sebuah pedoman untuk mengumpulkan
data, mengolahnya, menganalisa serta mengkonstruksikannya. Proses beracara dalam
hukum pidana mencakup tiga hal, yaitu sah tidaknya suatu penangkapan atau penahanan
(Pasal & KUHAP), pemeriksaaan sah tidaknya suatu penghentian penyidikan atau
penuntutan (Pasal 80 KUHAP), pemeriksaan tentang permintaan ganti kerugian atau
rehabilitasi akibat tidak sahnya penangkapan atau penahanan atau akibat sahnya
penghentian penyidikan (Pasal 81 KUHAP)
B. Saran
Saran dari penyusun yaitu sebaiknya dalam bercara pidana prosesnya lebih diperbaik
lagi karena masih ada yang merasa bahwa dalam beracara pidana masih sangat
merepotkan dan menghabiskan biaya yang banyak.
DAFTAR PUSTAKA