Anda di halaman 1dari 8

1

Kegiatan ke 5
Pengelompokan dan Penyimpanan Bahan

A. Tujuan Kegiatan
1. Mahasiswa dapat mengetahui cara pengelompokan bahan
2. Mahasiswa dapat mengetahui cara penyimpanan bahan.

B. Kajian Pustaka
Laboratorium boleh jadi merupakan suatu tempat yang berbahaya,
terutama bila kita ceroboh dan kurang pengetahuan. Kehati-hatian dan tidak
buru-buru adalah syarat penting yang perlu dimiliki seseorang yang bekerja di
laboratorium kimia. Gambaran ini disampaikan tidak dengan maksud untuk
menakut-nakuti seseorang yang akan bekerja di laboratorium, namun untuk
mengingatkan agar kita senantiasa waspada bila sedang bekerja di dalamnya.
Laboratorjum kimia merupakan sarana penting untuk pendidikan, penelitian,
pelayanan, serta uji mutu atau quality control. Berbagai jenis laboratorium
telah banyak dimiliki oleh sekolah lanjutan atas (SMA dan SMK), perguruan
tinggi, industri dan jasa serta lembaga penelitian dan pengembangan. Karena
perbedaan fungsi dan kegunaannya, dengan sendirinya berbeda pula dalam
desain, fasilitas, teknik, dan penggunaan bahan. Walaupun demikian, apabila
ditinjau dari aspek keselamatan kerja, laboratrium-laboratorium mempunyai
bahaya dasar yang sama sebagai akibat penggunaan bahan kimia dan teknik di
dalamnya. Laboratorium kimia harus merupakan tempat yang aman bagi para
penggunanya. Aman terhadap setiap kemungkinan kecelakaan fatal, dari sakit
maupun gangguan kesehatan. Hanya dalam laboratorium yang aman seseorang
dapat bekerja dengan aman, prodüktif, dan efisien, bebas dari rasa khawatir
akan kecelakaan dan keracunan. Keadaan aman dalam laboratorium dapat
diciptakan apabila ada kemauan dari setiap pengguna untuk menjaga dan
melindungi diri. Diperıukan kesadaran bahwa keceıakaan dapat berakibat pada
2

para pengguna, maupun orang lain serta lingkungan di sekitamya. ini adalah
tanggung jawab moral dalam keselamatan kerja yang memegang peranan
penting dalam pencegahan kecelakaan. Selain itu, disiplin setiap individu
terhadap peraturan juga memberikan andil besar dalam keselamatan kerja
(Budimarwanti, 2009: l).
Kecelakaan kerja akan memberikan dampak terhadap kesehatan pekerja
juga lingkungannya. Dampak tersebut dapat berupa keracunan, kerusakan atau
pencemaran lingkungan, korban materi dan juga mungkin bisa menimbulkan
korban jiwa. Bagi mereka yang bekerja dalam industri yang menggunakan atau
menghasilkan B3 tidak lepas dari bahaya bahan tersebut.Secara umum B3
terdiri dari bahan beracun, korosif, mudah terbakar, mudah meledak, reaktif
terhadap air atau asam, dan gas bertekanan. Faktor yang menyebabkan
terjadinya kecelakaan antara lain dari manusia atau pekerja, prosedur atau
metode, dan peralatan atau bahan. Faktor manusia merupakan faktor terbesar
penyebab terjadinya kecelakaan diantaranya adalah ketidak-tahuan akan
bahaya yang akan terjadi. Dengan menerapkan sistem manajemen B3 maka
pemakaian, penanganan, maupun penyimpanan B3 terkontrol, terkendali dan
tertelusur, sehingga keselamatan dan kesehatan kerja akan terjaga, serta
lingkungan akan terlindung. Penanganan B3 sangat tergantung dari jenis, sifat
dan bahaya dari bahan tersebut (Harjanto, 2011: 54).

Dalam bekerja di laboratorium sebaiknya diasumsikan bahwa semua


bahan kimia yang ada di laboratorium adalah berbahaya. Jenis bahaya yang
dapat diakibatkan oleh bahan kimia adaah: sifat racun, korosif, karsinogenik,
mudah terbakar, eksplosif (mudah meledak) dan bersifat radioaktif. Agar tidak
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan pada aktivitas laboratorium, pengetahuan
tentang bahan kimia yang akan digunakan serta penanganannya adalah sesuatu
yang mutlak disamping bekerja dengan penuh tanggung jawab, disiplin dan
mengikuti aturan yang ada (normatif). Bahan kimia dikemas dalam berbagai
wadah: berupa botol kaca, polimer, dan kemasan logam atau kaleng. Bahan
berupa cairan yang biasanya dikemas dalam botol kaca (gelap dan transparan),
kristal pada umumnya dalam botol polimer, dan powder biasanya dalam
3

kemasan polimer atau kemasan kaleng yang didalamnya dilengkapi dengan


kemasan plastik.Setiap kemasan bahan kimia dilengkapi dcngan etiket (label)
serta rambu-rambu tentang bahaya yang dapat terjadi (Sitorus, 2012: 9).
Menurut Sitorus (2012; 9-13) tipe bahaya yang dapat ditimbulkan oleh
berbagai bahan kimia sebagai berikut:
l. Bahan yang mudah meledak (eksplosif)

Ledakan dapat terjadi karena adanya gesekan, loncatan api, pemanasan


dan bantingan terhadap bahan kimia bcrsangkutan seperti ammonium
karbonat. Ledakan adalah salah satu kecelakaan yang sering terjadi
laboratorium yang banyak menimbulkan korban jiwa. Bahan yang mudah
meledak disimpan dalam ruangan kering dan bersih. Hal-hal yang dapat
memberikan pemanasan, loncatan api harus dihindari dan jangan disimpan
bersamaan dengan zat lain yang dapat bereaksi dengan zat yang mudah
meledak tersebut.
2. Bahan yang beracun (toxic)

Pada dasarnya semua bahan kimia berbahaya namun ada yang aksinya
lambat dan ada yang cepat. Bila bekerja dengan bahan kimia beracun maka
penanganannya dilakukan di lemari asam dengan menggunakan masker
yang spesifik (tidak universal). Untuk pelindung tangan digunakan sarung
tangan tipis dari karet. Keracunan dapat terjadi melalui mulut (tertelan),
lewat kulit dan pernapasan. Keracunan dapat terjadi secara akut dan kronis.
3. Bahan yang mudah terbakar
Laboratorium yang banyak menggunakan bahan kimia khususnya bahan
senyawa organik makin rentan terhadap bahaya kebakaran. Sumber-sumber
api dapat dari peralatan yang digunakan untuk pemanasan termasuk instalasi
listrik. Secara umum klasifıkasi kebakaran didasarkan pada jenis bahan
bakamya sebagai berikut:

Tabel 1. Klasifikasi kebakaran berdasarkan jenis bahan bakar


4

Kelas Kebakaran Bahan mudah terbakar (burning material)


A Kertas, kayu, tekstil, plastik, dna sejenisnya
B Pelarut yang mudah terbakar seperti benzene,
toluene, dan eter.
C Instalasi listrik seperti trafo dan peralatan listrik
D Logam alkali seperti logam Na dan Li
Sumber: Sitorus, 2012: 12
Selain menyediakan alat pemadam kebakaran (racun api) maka dí
laboratorium sudah harus tersedia selimut api, pasir dan manual cara
memadamkan kebakaran. Sebaiknya ada latihan berupa simulasi
memadamkan kebakaran.Pada waktu kebakaran harus tenang atau tidak
panik.
4. Bahan yang dapat menimbulkan bahaya kecil
Bahan yang dapat menimbulkan bahaya kecil (nocives) adalah bahan
yang bila masuk ke dalam organ tubuh akan menyebabkan gangguan
kesehatan seperti piridin bagi laki-laki dan piperidin untuk perempuan.
Untuk pencegahannya maka aktivitas dilakukan di lemari asam.
5. Bahan yang bersifat korosif (corrosive)
Bahan yang bila kontak dengan tubuh dapat merusak jaringan seperti
brom. Efek yang terjadi dapat bersifat lokal (primer) maupun sistemik
(sekunder). Contoh: asam sulfat akan mengakibatkan efek lokal (primer)
sedangkan asam sulfida akan menimbulkan efek sistemik (sekunder).
Urutan sifat korosif dalam bentuk gas > cair > padat.Untuk pencegahannya
digunakan sarung tangan dari plastik dan masker.Bila terjadi kontak
dengan bahan korosif tindakan pertama adalah menyiramnya dengan air
sebanyak-banyaknya sebelum dibawa ke dokter.
6. Bahan yang dapat menimbulkan iritasi
Bahan ini bila kontak dengan tubuh dapat menyebabkan lecetnya
kulit, mata dan menganggu pernapasan seperti fenol.Untuk
pencegahannya digunakan sarung tangan dari plastik.
7. Bahan yang menghasilkan radiasi
5

Bahan ini adalah yang bersifat radioaktif yang dapat memancarkan sinar
alfa, beta dan gamma yang dapat merusak jaringan tubuh (mutasi gen)
khususnya di laboratorium nuklir seperti Batan. Untuk pencegahannya
digunakan baju timbal.
Menurut Sitorus (2012; 13) untuk menyimpan bahan kimia di gudang
bahan (storage) maka perlu pengetahuan dasar tentang:
1. Sifat bahaya yang ditimbulkan
2. Kemungkinan interaksi antara bahan
3. Kondisi yang mempengaruhi (udara,suhu dan kelembaban udara).
4. Interaksi bahan dengan wadah penyimpanan (bahan hasil preparasi).
5. Penyimpanan bahan kimia diberikan label terhadap masing-masing
jenisnya sehingga sifat-sifat bahayanya dapat dikenal dengan cepat dan
mudah.
Menurut Sitorus (2012; 13-14) menyimpan bahan sesuai dengan jenis
bahaya yang ditimbulkannya sebagai berikut:
1. Bahan yang mudah meledak (Explosive)
Contoh amonium nitrat, nitrolsellulosa, nitrogliserin dan trinitrotoluene
(TNT).Disimpan di ruangan yang dingin dan berventilasi. Hindari benturan,
gesekan dan loncatan api dan panas.
2. Bahan yang mudah terbakar (Flammable)
Contoh alumunium alkil fosfor (zat terbakar langsung), butana dan
propana (gas mudah terbakar), aseton dan benzena (cairan mudah
terbakar).Disimpan di ruangan yang dingin dan berventilasi serta tersedia alat
pemadam kebakaran. Hindari kontak langsung dengan udara dan sumber api.
3. Bahan yang mudah teroksidasi (Oxidizer)
Contoh hidrogen peroksida, kalium perklorat dan kalium
permanganat.Disimpan di ruangan yang dingin dan berventilasi. Hindari
panas, bahan mudah terbakar dan reduktor.
4. Bahan korosif (Corrosive)
Contoh belerang dioksida, asam-asam, anhidrida asam dan
alkali.Disimpan di ruangan yang dingin dan berventilasi. Hindari
6

kontaminasi dengan udara, pernapasan serta kontak dengan kulit dan mata,
wadah tertutup rapat, berlabel dan dipisahkan dari bahan beracun (toxid).
5. Bahan beracun (Toxid)
Contoh arsentriklorida, merkuri klorida dan sianida.Hindari
kontaminasi dengan udara, pernapasan serta kontak dengan kulit dan mata,
terpisah dari bahan yang dapat berinteraksi, sediakan alat pelindung diri,
pakaian kerja, masker dan sarung tangan (gloves), segera ke dokter bila
terjadi keracunan.
6. Bahan yang iritan (Harmful of irritant)
contoh ammonia dan benzyl klorida. Disimpan di ruangan yang dingin
dan berventilasi.Hindari kontaminasi dengan udara, pernapasan, kulit dan
mata.
7. Bahan radioaktif (Radioactive)
Contoh uranium, radium dan torium. Ruangan penyimpanan perlu
didesain khusus.
8. Bahan reaktif terhadap air
Contoh natrium, hidrida, karbit dan nitrida. Disimpan di ruangan dingin,
kering dan berventilasi. Hindari air (ruangan kedap air), api, panas, dan
disediakan tabung kebakaran dengan bahan karbon dioksida.
9. Bahan reaktif terhadap asam
Contoh natrium, hidrida dan sianida. Disimpan di ruangan dingin, kering
dan berventilasi. Hindari asam, sumber api dan panas. Ruangan
penyimpanan perlu didesain khusus agar tidak terjadi kantong-kantong
hidrogen.
10. Gas bertekanan
Disimpan di ruangan dingin dan tidak terkena langsung dengan sinar
matahari. Hindari api, panas, bahan korosif yang dapat merusak keran dan
katup. Bila tidak digunakan disimpan dalam keadaan tidur. Bila digunakan
disimpan dalam keadaan berdiri dan terikat ke dinding khususnya untuk
tabung yang tinggi.
7

11. Bahan-bahan (incompatible)


Bahan-bahan yang bila berdekatan akan menimbulkan racun, reaksi
hebat, kebakaran atau ledakan. Contoh sianida dengan asam dan
hidrokarbon dengan klor.
Menurut Isnainy (2014, 21) dari hasil penelitian di laboratorium diketahui
percobaan dapat mengandung bahaya yang berbeda satu dengan yang lain, seperti:

l. Reaksi kimia
Kecelakaan disebabkan kurangnya pengertian atau apresiasi terhadap
faktor-faktor fisika-kimia yang mempengaruhi kecepatan reaksi kimia yakni
konsentrasi pereaksi dan kenaikan suhu reaksi. Pencegahan atau pengendalian
terhadap reaksi-reaksi yang mungkin bersifat eksplosif dapat dilakukan dengan
mengetahui pengaruh faktor di ataş.
2. Pemanasan
Pemanasan dilakukan dengan listrik, gas dan uap. Risiko sangat berbahaya
karena api tersebut dengan cepat dapat meloncat ke arah uap pelarut organik.
Untuk pemanasan pelarut-pelarut organik (titik didih dibawah 100o C)
seharusnya digunakan menggunakan penangas air. Untuk pemanasan pelarut-
pelarut titik didih lebih 100o C dapat dilakukan dengan aman apabila memakai
labu gelas borosilikat dan pemanas listrik.
3. Destruksi
Faktor bahaya dalam percobaan ini yakni bahan berbahaya (eksplosif)
dan kondisi suhu tinggi yang menambah tingkat bahaya, Pençegahannya
dengan mengikuti instruktur dan keamanan kerja.
4. Pengukuran Volume
Cairan Faktor bahaya pada pengukuran volume cairan yaitu luka bakar
pada tangan, keracuanan dan kontaminasi. Bahan kimia yang berbahaya
pencegahan dilakukan dengan. Untuk menuangkan cairan ke dalam gelas ukur
bermulut kecil, perlu dipakai corong gelas agar tidak tumpah.
5. Penanganan Alat Gelas
8

Banyak kecelakaan luka tangan akibat pekerjaan pada glasshandling ini.


Ujung-ujung pipa gelas perlu di polish dengan api agar tidak tajam dan tidak
mudah melukai tangan.

Anda mungkin juga menyukai